Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TUTORIAL 1

HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL


NIM : ANGGA PRAYUDA
Nama Mahasiswa : 042661771
Kode Mata Kuliah : HKUM 4302
Hari/Tanggal : Sabtu, 6 Mei 2023
Nama Tutor : Dianne Eka Rusmawati, S.H.,M.Hum

SOAL :

1.Apa saja manfaat dari karya intelektual? Jelaskan! (score 10)

2. Apakah aspek terpenting dari kekayaan intelektual? jelaskan juga ruang lingkup
kekayaan intelektual (score 15)

3. Meliputi apa saja prinsip perlindungan kekayaan intelektual sebagai upaya pengakuan
terhadap suatu hak? Jelaskan! (score 10)

4.Apa yang dapat dilakukan oleh pemegang hak kekayaan intelektual jika ia merasa
dirugikan akibat adanya pelanggaran kekayaan intelektual? Jelaskan! (score 15)

5.Jelaskan apa konsekuensi keikutsertaan Indonesia dalam perjanjian TRIPs? (score 10)
6.Jelaskan bagaimana alur permohonan pendaftaran hak cipta ! dalam hal apa saja tidak
dapat dimintakan pendaftran hak cipta? (score 20)
7.Tuliskan perbedaan antara hak cipta dan hak paten! (score 20)

JAWABAN
1. Sebagai perlindungan hukum kepada pencipta, juga terhadap hasil cipta karya serta
nilai ekonomis yang terkandung di dalamnya. Juga sebagai sebuah perlindungan akan
aset berharga yang dipunyai perorangan ataupun kelompok dalam bentuk hasil karya.
Mengantisipasi adanya pelanggaran Hak atas Kekayaan Intelektual orang lain.
Meningkatkan kompetisi dan juga memperluas pangsa pasar, khususnya dalam hal
komersialisasi kekayaan intelektual. Hal ini mungkin timbul, karena dengan adanya
HaKI, akan memberikan motivasi kepada para pencipta, industri dan masyarakat luas
untuk dapat berkarya dan berinovasi, serta mendapatkan apresiasi dari ciptaannya
tersebut.
Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan strategi penelitian, industri dan juga
usaha di Kawasan Indonesia.
2. Ruang lingkup hak kekayaan intelektual (HKI) di Indonesia meliputi merek, Paten,
desain industri, Hak Cipta, Indikasi Geografis, Rahasia Dagang, serta Desain Tata
Letak Sirkuit Terpadu.
A. Paten
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2001 Pasal 1 Ayat 1, Paten adalah hak
eksklusif yang diberikan oleh Negara kepada Inventor atas hasil invensinya di bidang
teknologi, yang untuk selama waktu tertentu melaksanakan sendiri invensinya tersebut
atau memberikan persetujuannya kepada pihak lain untuk melaksanakannya.
Paten hanya diberikan negara kepada penemu yang telah menemukan suatu
penemuan (baru) di bidang teknologi. Yang dimaksud dengan penemuan adalah
kegiatan pemecahan masalah tertentu di bidang teknologi yang berupa : Proses, hasil
produksi, penyempurnaan dan pengembangan proses, penyempurnaan dan
pengembangan hasil produksi.
B. Merek
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2001 Pasal 1 Ayat 1 Merek adalah
tanda yang berupa gambar, nama, kata, huruf-huruf, angka-angka, susunan warna,
atau kombinasi dari unsur-unsur tersebut yang memiliki daya pembeda dan digunakan
dalam kegiatan perdagangan barang atau jasa.
Jadi merek merupakan tanda yang digunakan untuk membedakan produk (barang dan
atau jasa) tertentu dengan yang lainnya dalam rangka memperlancar perdagangan,
menjaga kualitas, dan melindungi produsen dan konsumen.
Terdapat beberapa istilah merek yang biasa digunakan, yang pertama merek dagang
adalah merek yang digunakan pada barang yang diperdagangkan oleh seseorang atau
beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk membedakan dengan
barang-barang sejenis lainnya.
Merek jasa yaitu merek yang digunakan pada jasa yang diperdagangkan oleh
seseorang atau beberapa orang secara bersama-sama atau badan hukum untuk
membedakan dengan jasa-jasa sejenis lainnya.
Merek kolektif adalah merek yang digunakan pada barang atau jasa dengan
karakteristik yang sama yang diperdagangkan oleh beberapa orang atau badan hukum
secara bersama-sama untuk membedakan dengan barang atau jasa sejenis lainnya.
Hak atas merek adalah hak khusus yang diberikan negara kepada pemilik merek yang
terdaftar dalam Daftar Umum Merek untuk jangka waktu tertentu, menggunakan sendiri
merek tersebut atau memberi izin kepada seseorang atau beberapa orang secara
bersama-sama atau badan hukum untuk menggunakannya.
C. Desain Industri
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2000 Pasal 1 Ayat 1 Tentang Desain
Industri, bahwa desain industri adalah suatu kreasi tentang bentuk, konfigurasi, atau
komposisi garis atau warna, atau garis dan warna, atau gabungan daripadanya yang
berbentuk tiga dimensi atau dua dimensi yang memberikan kesan estetis dan dapat
diwujudkan dalam pola tiga dimensi atau dua dimensi serta dapat dipakai untuk
menghasilkan suatu produk, barang, komoditas industri, atau kerajinan tangan.
D. Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2000 Pasal 1 Ayat 1 Tentang Desain
Tata Letak Sirkuit Terpadu bahwa, Sirkuit Terpadu adalah suatu produk dalam bentuk
jadi atau setengah jadi, yang di dalamnya terdapat berbagai elemen dan sekurang-
kurangnya satu dari elemen tersebut adalah elemen aktif, yang sebagian atau
seluruhnya saling berkaitan serta dibentuk secara terpadu di dalam sebuah bahan
semikonduktor yang dimaksudkan untuk menghasilkan fungsi elektronik.
E. Rahasia Dagang
Menurut Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia Dagang bahwa,
Rahasia Dagang adalah informasi yang tidak diketahui oleh umum di bidang teknologi
dan/atau bisnis, mempunyai nilai ekonomi karena berguna dalam kegiatan usaha, dan
dijaga kerahasiaannya oleh pemilik Rahasia Dagang.
F. Indikasi Geografis
Berdasarkan Undang-Undang No. 15 Tahun 2001 Pasal 56 Ayat 1 Tentang Merek
bahwa, Indikasi-geografis dilindungi sebagai suatu tanda yang menunjukkan daerah
asal suatu barang yang karena faktor lingkungan geografis termasuk faktor alam, faktor
manusia, atau kombinasi dari kedua faktor tersebut, memberikan ciri dan kualitas
tertentu pada barang yang dihasilkan.

3. 1. Prinsip Ekonomi
Dalam prinsip ekonomi, hak intelektual berasal dari kegiatan kreatif dari daya pikir
manusia yang memiliki manfaat serta nilai ekonomi yang akan member keuntungan
kepada pemilik hak cipta.
2. Prinsip Keadilan
Prinsip keadilan merupakan suatu perlindungan hukum bagi pemilik suatu hasil dari
kemampuan intelektual, sehingga memiliki kekuasaan dalam penggunaan hak atas
kekayaan intelektual terhadap karyanya.
3. Prinsip Kebudayaan
Prinsip kebudayaan merupakan pengembangan dari ilmu pengetahuan, sastra dan seni
guna meningkatkan taraf kehidupan serta akan memberikan keuntungan bagi
masyarakat, bangsa dan Negara.
4. Prinsip Sosial
Prinsip sosial mengatur kepentingan manusia sebagai warga Negara, sehingga hak
yang telah diberikan oleh hukum atas suatu karya merupakan satu kesatuan yang
diberikan perlindungan berdasarkan keseimbangan antara kepentingan individu dan
masyarakat/lingkungan.
4. Sebelum suatu perkara HKI masuk ke Pengadilan dan didaftarkan, maka atas
permintaan pihak yang merasa dirugikan, Pengadilan Niaga dapat menerbitkan surat
penetapan sementara untuk upaya perlindungan terhadap pemilik HKI untuk mencegah
kerugian yang lebih besar dalam hal ada pelanggaran hukum yang dilakukan oleh pihak
lain terhadap HKI miliknya.
Lihat Pasal 49 UU Tentang Desain Industri.
Lihat Pasal 125 UU Tentang Paten.
Lihat Pasal 85 UU Tentang Merek.
Lihat Pasal 67 UU Tentang Hak Cipta.

5. Putaran Uruguay ke-8 (Uruguay Round) telah membawa negara-negara peserta pada
kesepakatan yang berpengaruh pada perdagangan internasional. Pada pertemuan itu
disepakati perjanjian multilateral yang dinamakan WTO Agreement.[1] Negara-negara
peserta menandatangani Final Act Embodying the Result of the Uruguay Round of
Multilateral Trade Negotiations[2] pada tahun 1994 di Marrakesh, Maroko. Dengan
menandatangani Final Act ini, negara-negara penandatangan sepakat untuk
menandatangani Perjanjian WTO (World Trade Organization Agreement) beserta
lampiran-lampirannya. Salah satu ketentuan yang ada pada lampiran Perjanjian WTO
tersebut adalah Annex 1C yang berjudul Agreement on Trade-Related Aspects of
Intellectual Property Rights (TRIPs Agreement) [3]. TRIPs Agreement mulai berlaku
sejak tahun 1995. Masa peralihan diberlakukan bagi negara-negara berkembang yang
wajib memberlakukan paling lambat empat tahun setelahnya atau pada tahun 2000,
sedangkan negara-negara terbelakang diberi waktu paling lambat awal tahun 2006.

Pemasukan perlindungan Hak Kekayaan Intelektual ke dalam sistem perdagangan


dunia yang pada waktu itu disebut General Agreement on Tariffs and Trade
(GATT)[4] tak lepas dari peran Amerika Serikat yang mengusulkan Proposal for
Negotiations on Trade-Related Aspects of Intellectual Property Rights. Selain
itu, European Community juga mengusulkan Proposal of Guidelines and Objectives.
Terhadap usulan dari negara-negara tersebut, India adalah salah satu negara yang
paling keras menentang gagasan untuk memasukkan perlindungan Hak Kekayaan
Intelektual. Akan tetapi, setelah terjadi perdebatan antara negara-negara berkembang
dengan negara-negara maju, maka pemenangnya adalah yang paling berkepentingan
untuk melindungi karya-karya mereka yaitu negara-negara maju.

TRIPs Agreement adalah hasil yang dicapai dan juga telah mengadopsi dua konvensi
internasional utama di bidang industrial property dan copyright yaitu Paris
Convention dan Berne Convention. Konsekuensi dari kemenangan negara-negara maju
dalam perundingan GATT Uruguay Round yang terkait dengan Hak Kekayaan
Intelektual inilah yang membawa masuknya konsep negara-negara barat
mengenai property dan ownership ke dalam hukum di negara-negara berkembang
termasuk Indonesia.

Hak Kekayaan Intelektual sebagai sebuah hak tidak terlepas dari persoalan ekonomi.
Hak Kekayaan Intelektual identik dengan komersialisasi karya intelektual. Perlindungan
Hak Kekayaan Intelektual menjadi tidak relevan jika tidak dikaitkan dengan
komersialisasi Hak Kekayaan Intelektual. Frase Trade Related Aspect of Intellectual
Property Rights dalam kaitannya dengan masalah perdagangan internasional menjadi
sebuah icon penting dalam pembicaraan mengenai karya intelektual manusia.
Menurut Doris Estelle Long dalam jurnal yang ditulisnya, kesepakatan ini merupakan
kesepakatan internasional paling lengkap berkenaan dengan perlindungan Hak
Kekayaan Intelektual.[6] Beberapa pihak bahkan mengatakan bahwa TRIPs adalah
sebuah terobosan kerjasama di bidang perdagangan internasional.

6. 1. Hasil karya yang belum di wujudkan dalammbentuk nyata


2. Setiap ide, prosedur, sistem, konsep, prinsip, temuan atau data walaupun telah di
ungkapkan dalam sebuah ciptaan; dan
3. Alat, benda atau produk yang di ciptakan hanya untuk menyelesaikan masalah tenis
atau yang berbentuk hanya di jukan untuk kebutuhan fungsional.
(Yang dimaksud dengan kebutuan fungsional adalah kebutuhan manusia suatu alat,
benda atau produk tertentu yang berdasarkan bntuk nya memiliki kegunanan dalam
fungsi tertentu)
• Ciptaan di luar bidang ilmu pengetahuan, seni dan sastra;
• Ciptaan yang tidak orisinil;
• Ciptaan yang tidak diwujudkan dalam suatu bentuk yang nyata;
• Ciptaan yang sudah merupakan milik umum;

7. Tujuan Hak Cipta


Hak cipta bertujuan untuk melindungi hak-hak pemilik hak cipta dalam karya-karya
kreatif mereka, termasuk melarang orang lain untuk menyalin, mendistribusikan, dan
memperoleh keuntungan dari karya tersebut tanpa izin. Tujuan utama dari hak cipta
adalah mendorong dan mendorong kreativitas dan inovasi dengan memberikan insentif
bagi pencipta untuk menghasilkan karya-karya baru dengan memberikan hak eksklusif
atas penggunaan karya mereka. Dengan hak cipta, pencipta diharapkan dapat
menghasilkan karya-karya yang lebih banyak dan berkualitas tinggi yang dapat
memberikan manfaat bagi masyarakat.
Tujuan Hak Paten
Hak paten bertujuan untuk melindungi hak-hak pemilik paten atas penemuan dan
inovasi mereka, termasuk melarang orang lain untuk membuat, menggunakan, menjual,
dan mendistribusikan produk atau metode yang dilindungi tanpa izin. Tujuan utama dari
hak paten adalah untuk memberikan insentif bagi penemu untuk mengembangkan dan
memproduksi inovasi baru dengan memberikan hak eksklusif atas penggunaan
penemuan mereka. Dengan hak paten, penemu diharapkan dapat menghasilkan
inovasi yang dapat memberikan manfaat bagi masyarakat dan dapat meningkatkan
kemajuan teknologi dan ekonomi.

Anda mungkin juga menyukai