Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

Sejalan dengan makin meningkatnya tingkat pendidikan dan keadaan sosial


ekonomi masyarakat, maka kebutuhan dan tuntutan masyarakat akan kesehatan tampak
makin meningkat pula. Untuk dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan tersebut tidak
ada upaya lain yang dapat dilakukan kecuali menyelenggarakan pelayanan kesehatan
yang sebaik-baiknya.
Syarat pelayanan kesehatan yang baik banyak macamnya, salah satu diantaranya
yang dipandang mempunyai peranan yang amat penting adalah menyangkut mutu
pelayanan.
Pelayanan keperawatan yang terorganisir, memerlukan perawat menejer atau
administrator yang mempunyai pengetahuan, keterampilan dan kompetensi pada semua
aspek manajemen. Perawat menejer siap terhadap perubahan dan mampu menghadapi
tantangan dari lingkungan yang selalu berubah dan menggalang sistem pendukung untuk
yang lain.
Kondisi-kondisi tersebut diperlukan upaya perubahan dalam manajemen
pelayanan keperawatan di rumah sakit, sehingga rumah sakit mampu bersaing dalam
meningkatkan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan pelayanan yang
berkualitas.
Berdasarkan hal di atas program S1 Ners Fakultas Kedokteran UNHAS
melakukan suatu program praktek dengan lingkup manajemen keperawatan di BLU RS
Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar, khususnya di ruang Lontara I Interna Atas.
A. Sejarah Dan Perkembangan BLU RS Dr. Wahidin Sudirohusodo
Pada tahun 1947 terdapat banyak korban revolusi mempertahankan
kemerdekaan yang memerlukan perawatan. Oleh karena itu dipinjamlah 2 bangsal
Rumah Sakit Jiwa yang telah berdiri sejak tahun 1925, sebagai bangsal bedah dan
bangsal penyakit dalam.

1
Dengan cikal bakal ke 2 bangsal tersebut pada tahun 1957 Rumah Sakit Umum
Dadi berdiri sendiri pada lokasi dan gedung – gedung yang sama di jalan Benteng 34
sebagai Rumah Sakit Propinsi.
Sejak tahun tersebut baik Rumah Sakit Jiwa maupun Rumah Sakit Umum
masing – masing membangun gedung – gedung tambahan tanpa adanya suatu
masterplan, sampai pada akhirnya tercipta suatu kondisi yang memberikan bahwa
Rumah Sakit Umum Dadi adalah Rumah Sakit yang sumpek tanpa penerangan dan
ventilasi ruangan yang cukup, sulit mengevakuasi penderita apabila terjadi
kebakaran serta tidak terdapat koridor penghubung antar gedung, karena gedung –
gedung Rumah Sakit Jiwa dan Rumah Sakit Umum Dadi saling sisip.
Atas kondisi tersebut maka Gubernur Propinsi Sul-Sel Prof. DR. Ahmad
Amiruddin dan Menteri Kesehatan RI Dr. Suwarjono Soeryaningrat membicarakan
dan sepakat memindahkan Rumah Sakit Umum Dadi kelokasi yang lebih baik
sebagai Rumah Sakit Pusat Rujukan dan Rumah Sakit Pendidikan.
Tahun 1983 mulai dilaksanakan pembelian tanah di Tamalanrea di samping
Universitas Hasanuddin. Pembangunan gedung pertama dilaksanakan pada tahun
1988 yaitu gedung administrasi yang difungsikan sementara sebagai poliklinik
sampai tahun 1993. Atas bantuan Rector Universitas Hasanuddin yang
menghibahkan tanah UNHAS seluas 8 ha. maka tahun 1990 pembanguan gedung –
gedung baru RSUP mulai dilaksanakan dengan kapasitas 400 buah tempat tidur,
pembangunan tahun pertama selesai dan dioperasionalkan tahun 1993 dengan status
Rumah Sakit Umum Pusat kelas A dan sesuai dengan SK Menkes No
238/Menkes/SK/III/92 yang diperbaharui melalui SK Menkes No
540/Menkes/SK/IV/1994.
Sampai dengan maret 1995 BOR ruang perawatan bedah dan ruang perawatan
penyakit dalam, telah diatas 90 % dengan penambahan jumlah tempat tidur 120 buah
menjadi 498 buah. Disamping itu beberapa kegiatan baru telah mulai dilaksanakan
antara lain dilaksanakannya operasi jantung mengawali dibukanya pelayanan sub
spesialisasi bedah thoraks. Hal tersebut merangsang penambahan gedung – gedung

2
baru yang meliputi penambahan gedung radiologi dan laboratorium, penambahan
gedung rehabilitasi medik, pembangunan gedung Pendidikan, penambahan gedung
cardiac center, gedung perawatan, pengadaan gedung laboratorium penelitian, serta
gedung pelayanan sosial.
Disamping itu penambahan tenaga (dokter dan para medis) terus dilakukan
dengan upaya memenuhi kebutuhan pelayanan yang semakin meningkat. Selain
penambahan jumlah tenaga kesehatan yang sudah ada diusahakan pula untuk
meningkatkan profesionalimenya melalui pendidikan / pelatihan baik bagi dokter
maupun tenaga medis.
Dalam upaya mengantisipasi pelayanan kesehatan yang makin bermutu, cepat
dan tepat secara bertahap dilakukan komputerisasi pada system informasi RS serta
peningkatan manejemen lainnya

B. Gambaran Umum
BLU Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo merupakan suatu rumah sakit
yang terletak sangat strategis yaitu di bagian utara kota Makassar dan sangat mudah
dicapai oleh alat transportasi.
BLU Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo adalah Rumah Sakit Kelas A
pendidikan dengan status Badan Layanan Umum Rumah Sakit.

C. Visi BLU RS Dr. Wahidin Sudirohusodo


Badan Layanan Umum Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo mempunyai visi
yaitu menjadi Rumah Sakit bertaraf internasional pada tahun 2015

D. Misi BLU RS Dr. Wahidin Sudirohusodo


Misi BLU RS Dr. Wahidin Sudirohusodo yaitu :
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna, berkualitas dan terjangkau.
b. Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian yang berkualitas

3
c. Menyelenggarakan usaha lain yaitu menunjang kegiatan pelayanan dan
pendidikan.

E. Budaya
BLU Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo mempunyai budaya “SIPAKATAU”
yang berarti bahwa dalam memberikan pelayanan setiap karyawan harus saling
menghargai dan memperlakukan orang lain sebagaimana dirinya sendiri ingin
dihargai dan diperlakukan oleh orang lain.

F. Motto
Motto BLU RS Dr. Wahidin Sudirohusodo yaitu Dengan budaya “SIPAKATAU”
kami melayani dengan hati.
G. Gambaran umum Lontara I ( Interna Atas)
1. Ruang Perawatan Lontara 1 ( Interna Atas )
a. Ruang Lontara I Atas merupakan salah satu bagian Ruangan Perawatan
Lontara I, II, III, IV, Palem,Sawit dan Pinang.
b. Gambaran Umum Ruangan Lontara I Perawatan Interna Atas.
Ruang Perawatan Interna Lontara 1 Atas dibatasi oleh :
- Sebelah timur dengan Ruang Gizi
- Sebelah Barat dengan wisma
- Sebelah Selatan dengan gedung Pavilium Palem
- Sebelah Utara dengan gedung lontara 2 atas.
Ruang perawatan penyakit dalam di BLU RS. Dr. Wahidin Sudirohusodo
terletak di bagian selatan kompleks rumah sakit yang terbagi dari 2 lantai
yaitu lantai 1 yang terdiri dari perawatan interna dan perawatan
cardiovaskuler dan lantai 2 perawatan interna.
Lantai 2 interna terdiri dari 11 ruang perawatan, 1 ruang tindakan, 1 ruang
isolasi, 1 ruang perawat, 1 ruang Karu, 1 kamar dokter muda, 1 kamar dokter
jaga/ dokter residen interna gabung dengan interna bawah.

4
Perawatan interna dibagai atas 4 divisi yaitu Gastroenterologi,
Endokrinologi, Immunologi, Respiratorius. Yang dipimpin oleh satu kepala
ruangan.
Ruang perawatan interna atas dengan kapasitas tempat tidur 52 buah, dalam
12 kamar terdiri dari :
 Kelas III : 5 kamar terdapat 30 tempat tidur.
 Kelas II : 4 kamar terdapat 20 tempat tidur,
 Isolasi : 1 kamar terdapat 2 tempat tidur.
Jumlah tenaga perawat di ruang perawatan interna atas 21 orang; 16 orang
status PNS dan 5 orang status tenaga kontrak yang terdiri dari :
 D III keperawatan 10 orang
 SPK 11 orang.
2. Analisis Swot Ruang Perawatan interna
a. Strength / Kekuatan
- RS berada di lokasi yang strategis
- RS Rujukan Tertinggi Kawasan Timur Indonesia
- Sebagai Rumah Sakit Pendidikan
- Badan Layanan Umum
- Terdiri dari 4 divisi yaitu Gastroenterologi,
Endokrinologi,, Imunologi dan Respiratorius.
- Terdapat banyak tenaga medis profesional
dengan disiplin ilmu masing-masing
- Terdapat tenaga keperawatan yang
berpengalaman dengan masa kerja lebih dari 20 tahun yaitu 1 orang serta
tenaga keperawatan berpendidikan DIII keperawatan sebanyak 11 orang.
- Jumlah kapasitas tempat tidur 52 buah dengan
11 kamar.
- Fasilitas Medis cukup lengkap dan memadai.

5
b. Weakness / kelemahan
- Standar Operasional Prosedur
terbaru belum disosialisasikan.
- Belum adanya Standar Asuhan
Keperawatan.
- Visi dan misi ruangan perawatan
interna belum disosialisasikan
- Sosialisasi hak-hak pasien masih
kurang
- Belum adanya pedoman tentang
sistem penugasan
- Belum adanya pedoman untuk
menentukan tingkat ketergantungan pasien.
- Belum memiliki tenaga
keperawatan professional ( S1 ) dan professional pemula yang mencukupi
hal ini dilihat dari 21 jumlah tenaga perawat pelaksana yang ada di ruang
perawatan interna atas pendidikan terakhir mereka sebagai berikut :
 D III Keperawatan
sebanyak 11 = 52,38 %
 SPK sebanyak 10 orang
= 47,62 %
- Tenaga perawat belum
mencukupi, berdasarkan hasil perhitungan BOR dalam I tahun terakhir
( Januari – Desember 2005 ) adalah 88,27% Rata-rata jumlah pasien/
pemakaian tempat tidur tiap harinya sebanyak 46 orang/ tempat tidur.
Sementara jumlah tempat tidur yang tersedia di ruang perawatan interna
atas = 52 buah. Jika dihitung menggunakan Formula A + B + C maka,
kebutuhan tenaga perawat diruang perawatan interna atas yaitu :
Kebutuhan Tenaga dengan Rumus : A+B+C :

6
Rata-rata pasien yang dirawat diruang Lontara I ( Interna Atas )
Jumlah tempat tidur : 52 buah
Jumlah Pasien : 51 orang
Dengan kriteria : Perawatan Minimal : 20 Orang
Perawatan Sedang : 26 orang
Perawatan agak berat : 5 orang
Kebutuhan tenaga dengan menggunakan rumus A + B + C = 46 orang.
Perawat : 35 orang
Non Nursing job 11 orang.

Perawat Ahli : 55 % ( 19,25= 19 orang )


Perawat Terampil : 45 % ( 15,75 = 16 Orang)
Shift Pagi : 47 %
Shift Sore : 30 %
Shif Malam : 17 %
- Sebagian perawat pelaksana
kurang merasa puas dengan insentif yang diberikan.
- Tidak ada format penilaian yang
diberikan kepada pasien untuk menilai pelayanan di ruangan.
- Pendokumentasian askep belum
sesuai dengan standar.

c. Oppurtunity / Peluang
- Ada Mahasiswa S 1 Ners yang melakukan praktik Manajemen dalam
keperawatan
- Ada hubungan kerja sama dengan lembaga/institusi/ perusahan dalam
dan luar negeri
- Sebagai sarana pendidikan, pelatihan dan penelitian

7
- Melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam bentuk
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.

d. Threat / Ancaman
- Masih adanya keterbatasan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang
tersedia di ruang perawatan memungkinkan keterbatasan pelaksanaan
prosedur yang tersedia menyebabkan berkurangnya bentuk pelayanan
yang diberikan.
- Adanya beberapa keluhan pasien dan keluarga tentang tarif ruangan
yang masih terasa tinggi dibanding tarif ruangan lainnya atau rumah sakit
lainnya yang statusnya sama dengan BLU RS Dr. Wahidin Sudirohusodo
yaitu RS. Pemerintah.
- Semakin tinggi tingkat pengetahuan masyarakat akan berdampak pada
tuntutan mutu pelayanan yang optimal khususnya pelayanan
keperawatan.
- Birokrasi ruangan yang masih terasa rumit baik dalam kepengurusan
administrasi, obat-obatan dan lain sebagainya.
- Banyaknya rumah sakit swasta, sehingga memungkinkan terjadinya
persaingan antar rumah sakit dalam hal pelayanan.

Anda mungkin juga menyukai