Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN HASIL DISKUSI

MANAJEMEN RISIKO LIKUIDITAS

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Risiko

Dosen pengampu: Drs. Widiharso, M.Si.

Disusun oleh:

Asfina Safa Maulida 63040200108

Annisa Nurisma 63040200109

Tri Aditia Chabib F 63040200110

Bayu Risky Firmansyah 63040200111

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SALATIGA

2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Diskusi


Diskusi merupakan kegiatan yang wajar dilakukan seseorang dalam
memecahkan suatu masalah. Diskusi melibatakan keterampilan berbicara, dalam
ragam budaya masyarakat Indonesia bisa terwujud dalam berbagai bentuk, di antara
rutinitas kegiatan berbicara dalam kehidupan manusia sehari-hari.
Melalui diskusi, seseorang bisa membongkar dan mencoba memahami sebuah
masalah. Biasanya dalam diskusi, orang bertukar pikiran. Diskusi adalah aktivitas
yang bisa bersifat ringan sampai berat.
Tema mengenai “Manajemen Risiko Likuiditas” yang kami bahas saat ini
membahas mengenai pengertian risiko likuiditas, bagaimana risiko likuiditas dalam
perbankan, kebijakan prosedur penetapan limit, proses manajemen risiko likuiditas,
penyebab, tujuan serta jenis-jenisnya. Sehingga disini mahasiswa dapat mengetahui
atau ikut aktif dalam diskusi ini.
B. Tujuan Diskusi
1. Memberikan informasi mengenai risiko likuiditas.
2. Mengetahui apa saja jenis-jenis risiko manajemen likuiditas, serta tujuannya.
3. Memberikan informasi proses risiko manajemen likuiditas perlu diterapkan dalam
perbankan.
4. Melatih mahasiswa untuk berfikir kritis dalam menyampaikan tanggapannya
mengenai topik yang dibahas.
C. Topik/Masalah Diskusi
Manajemen Risiko Likuiditas
D. Waktu dan Tempat
Waktu : 15.00 – 17.40
Tempat : Ruang kelas C1 (kelas 5D), FEBI IAIN Salatiga
Hari/Tanggal : Rabu, 23 November 2022
E. Pelaksanaan dan Peserta Diskusi
Pelaksanaan diskusi ini diikuti oleh seluruh mahasiswa kelas 5D yang terbagi atas 14
kelompok, disetiap kelompok terdiri 3-4 anggota kelompok. Adapun anggota
kelompok ini adalah:
1. Asfina Safa Maulida 63040200108
2. Annisa Nurisma 63040200109
3. Tri Aditia Chabib F 63040200110
4. Bayu Risky Firmansyah 63040200111
BAB II

HASIL DISKUSI

A. Hasil Diskusi Pertanyaan Dari Audiens Ke Pemateri


1. Salsabila Nur Aini (63040200107)
Pertanyaan: Apa yang menjadi tolak ukur dari suatu perusahaan yang dikatakan
likuid atau tidak likuid?
Jawaban: Secara sederhana rasio likuiditas diartikan sebagai rasio pada
kemampuan perusahaan untuk memenuhi tanggungan atau melunasi hutang
jangka pendek yang dimiliki. Nilai pada rasio likuiditas inilah yang menjadi tolak
ukur seberapa likuidnya sebuah perusahaan tersebut.
Feedback: Yang menjadi tolak ukur seberapa likuid sebuah perusahaan adalah
nilai pada rasio likuiditas. Sebuah perusahaan dikatakan likuid apabila mempunyai
alat pembayaran berupa harta lancar yang lebih besar dibandingkan dengan
seluruh kewajibannya (liquidity). Perusahaan dikatakan tidak likuid saat
perusahaan menjadi kesulitan untuk menjual atau mengubah aset yang mereka
miliki menjadi uang tunai. Perusahaan yang tidak likuid bisa berisiko mengalami
kebangkrutan.
2. Muhamad Saiful Anwar (63040200123)
Pertanyaan: Apa penyebab utama sebuah bank mengalami risiko likuiditas?
Jawaban: Risiko likuiditas disebabkan karena ketidakmampuan bank
menghasilkan arus kas dari aset produktif atau yang berasal dari hasil penjualan
aset termasuk aset likuid, atau dari penghimpunan dana masyarakat, transaksi
antar bank atau pengalaman yang diterima.
3. Putri Pebriyanti (63040200126)
Pertanyaan: Bagaimana cara untuk meningkatkan likuiditas suatu perusahaan?
Jawaban: Meningkatkan posisi likuiditas perusahaan menjadi lebih baik dengan
usaha menjaga agar hutang lancar yang ada dapat ditekan atau dikurangi dan
berusaha untuk meningkatkan aktiva lancar perusahaan dengan cara mengurangi
jumlah persediaan yang terlalu banyak dan mengurangi penggunaan uang kas.
Feedback:
a. Identifikasi tantangan likuiditas perusahaan
b. Ukur arus kas perusahaan
c. Prioritaskan masalah likuiditas
d. Terpakan solusi yang sesuai
e. Memantau progres rencana peningkatan likuiditas
f. Bertindak atas peluang baru
Untuk meningkatkan likuiditas suatu perusahaan, bisa dilakukan langkah-langkah
berikut :
a. Intruksi manual, membuat sistem manajemen sumber daya perusahaan yang
efektif untik mengoptimalkan produksi
b. Menganalisa aset perusahaan untuk menurunkan piutang
c. Memanfaatkan mekanisme stabilisasi keuangan yang merupakan sistem
tindakan yang bertujuan mengurangi kewajiban keuangan, serta meningkatkan
aset moneter yang menyediakan kewajiban
d. Meningkatkan jumlah aset moneter dengan refinancing piutang
e. Mendapatkan peningkatan volume penjualan, margin laba, dan profitabilitas
melalui penggunaan aset lancar perusahaan secara intensif.
4. Titin Rahayu (63040200128)
Pertanyaan: Menurut kelompok ini, apakah yang terjadi bila bank mengalami
kesulitan likuiditas, bagaimana dampaknya?
Jawaban: Menurut kelompok kami jika sebuah bank mengalami likuiditas maka
bank tersebut telah kesulitan membayar kewajiban, dalam arti bank sudah tidak
dapat menjamin dana bagi para deposan maupun dana untuk pemberian kredit.
Feedback: Krisis likuiditas yang parah dapat menyebabkan dampak besar berupa
kebangkrutan dan bank runs, yang mengarah pada krisis keuangan yang semakin
drastis.
5. Kartika Ayu C (63040200131)
Pertanyaan: Bagaimana perbankan syariah menyalurkan dananya apabila terjadi
kelebihan likuiditasnya?
Jawaban: Pada prakteknya bank yang kelebihan likuiditas akan menempatkan
dananya pada bank yang mengalami masalah likuiditas. Selain itu bank syariah
yang mengalami kelebihan likuiditas selain menyalurkan ke sektor rill juga dapat
membeli oigasi syariah atau membeli Serifikat bank Indonesia Syariah. Membeli
aset likuid agar likuiditasnya produktif.
Feedback: Pada prakteknya, bank yang kelebihan likuiditas akan menempatkan
dananya pada bank yang mengalami masalah likuiditas (placement). Akad yang
digunakan biasanya mudharabah, yaitu akad antara pemilik dana dengan
pengelola dana, dimana mereka bersetuju untuk berbagi hasil dengan nisbah atau
prosentase tertentu.
6. Siti Nurkholisoh (63040200140)
Pertanyaan: Bagaimana cara mengatasi kesulitan likuiditas bagi sebuah bank
agar tidak terjadi risiko likuiditas?
Jawaban:
a. Memperpanjang jatuh tempo semua kewajiban bank
b. Melakukan diversifikasi sumber dana bank
c. Menjaga keseimbangan jangka waktu aset dan kewajiban
d. Memperbaiki posisi likuiditas
B. Hasil Diskusi Dari Pertanyaan Pemateri Ke Audiens
Pertanyaan:
1. Jika suatu perusahaan risiko likiditasnya tinggi dan solvabilitasnya rendah,
maka apakahperusahaan tersebut sudah bermasalah secara keuangan?
Berikan penjelasan anda!
2. Mengapa risiko likuiditas disebut risiko yang paling fundamental dalam
industri perbankan?
3. Apakah kondisi likuiditas perusahaan dapat dijadikan sebagai ukuran
bahwa perusahaan tersebut dalam keadaan sehat atau tidak?
Jawaban:
1. Ervin Ubaidillah (63040200106)
1. Jika likuiditas terlalu tinggi akan mengakibatkan profit yang dicapai
rendah. Hal ini disebabkan banyak uang tunai yang menganggur sehingga
kurang produktif.
2. Hal ini karena pemicu utama kebangkrutan bank, sebuah kerugian, namun
karena ketidakmampuan bank untuk memenuhi kebutuhan likuiditasnya.
3. Iya, karena likuiditas dapat menggambarkan kemampuan perusahaan
tersebut dalam memenuhi kewajiban jangka pendek.

Nilai: B+
2. Salsabila Nur Aini (63040200107)
1. Jika kondisi perusahaan dalam kondisi tersebut maka perusahaan tersebut
berada pada kondisi kebangkrutan karena perusahaan sendiri tidak mampu
untuk melunasi hutang jangka pendek dan berbagai hutang yang telah
jatuh tempo. Pada kondisi ini perusahaan dapat saja diakuisisikan atau
melakukan merger dengan perusahaan lain.
2. Risiko likuiditas merupakan risiko yang paling fundamental dalam industri
perbankan. Disebut fundamental karena pemicu utama kebangkrutan yang
dialami oleh bank, oleh karena itu jika suatu bank tidak bisa mengatasi
masalah fundamental tersebut sudah dipastikan bank tersebut akan
kehilangan nasabahnya.
3. Likuiditas dapat menggambarkan apakah sebuah perusahaan berada dalam
kondisi sehat atau tidak karena likuiditas sendiri menggambarkan
kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya.

Nilai: A

3. Nadia Mahrozza (63040200112)


1. Jika kondisi perusahaan dalam kondisi tersebut maka perusahaan tersebut
berada pada kondisi kebangkrutan, karena perusahaan tidak mampu untuk
melunasi hutang jangka pendek dan berbagai hutang yang telah jatuh
tempo. Pada kondisi ini perusahaan bisa diakuisisi atau melakukan merger
dengan perusahaan lain.
2. Karena pemicu utama kebangkrutan yang dialami oleh perbankan,
bukanlah kerugian yang dialami melainkan karena ketidakmampuan bank
tersebut dalam memenuhi kebutuhan likuiditasnya.
3. Likuiditas dapat menggambarkan apakah sebuah perusahaan berada dalam
kondisi sehat atau tidak, karena likuiditas sendiri menggambarkan
kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya.

Nilai: A
4. Angga Zale Putra (63040200113)
1. Jika kondisi dalam kondisi tersebut maka perusahaan dinyatakan bangkrut,
karena tidak bisa melunasi hutang jangka pendek dan hutang yang telah
jatuh tempo. Pada kondisi ini perusahaan dapat diakuisisi atau merger.
2. Karena menyangkut dana pihak ketiga yang sebagian besar sifatnya jangka
pendek dan tidak terduga. Pengelolaan bank harus memperhatikan akurat
menjadi kebutuhan likuiditas untuk jangka waktu tertentu.
3. Likuiditas dapat menggambarkan sebuah perusahaan berada dalam kondisi
sehat atau tidak, karena likuiditas sendiri menggambarkan kemampuan
perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajiban jangka panjang.

Nilai: A-

5. Nur Mahmudi Ismail (63040200114)


1. Jika kondisi perusahaan dalam kondisi tersebut maka perusahaan berada
pada kondisi bangkrut karena perusahaan sendiri tak mampu melunasi
hutang jangka pendek ataupunyang telah jatuh tempo. Dan perusahaan
dapat diakuisisi atau merger dengan perusahaan lain.
2. Risiko lituiditas itu penting untuk perusahaan karena degan adanya risiko
likuiditas maka sebuah perusahaan memiliki permasalahan keuangan
jangka pendek dan jika hal ini dibiarkan maka permasalahan ini akan
terakumulasi hingga perusahaan tidak mampu tuk membayar kewajibanya
dg jumlah yang besar.
3. Likuiditas dapat menggambarkan apakah sebuah perusahaan berada dalam
kondisi sehat atau tidak, karena likuiditas sendiri menggambarkan
kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya. Jika sebuah perusahaan dikatakan tak mampu dalam
memenuhi kewajibannya.

Nilai: A-

6. Della Ivana P.D (63040200115)


1. Likuiditas digunakan untuk menilai kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka pendek, sedangkan solvabilitas digunakan
untuk menilai kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka
panjang. Jadi, perusahaan tersebut bermasalah secara keuangan.
2. Dikarenakan pemicu utama kebangkrutan yang dialami oleh perbankan
bukanlah kerugian yang dialami, melainkan karena ketidakmampuan bank
tersebut dalam memenuhi kebutuhan likuiditasnya.
3. Likuiditas dapat menggambarkan apakah sebuah perusahaan sehat atau
tidak karena likuiditas sendiri menggambarkan kemampuan perusahaan
tersebut dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Nilai: A

7. Putri Arum Sari (63040200116)


1. Jika kondisi perusahaan dlm kondisi tsb maka perusahaan trb berada pada
kondisi kebangkrutan karena perusahaan sendiri tak mampu untuk
melunasi utang Jangka pendek & berbagai utang yg telah jatuh tempo.
Pada kondisi ini perusahaan dapat saja diakuisisi/melakukan merger
dengan perusahaan lain.
2. Risiko kredit dan Resiko likuiditas merupakan resiko yg Paling
Fundamental dlm Industri perbankan. Hal ini dikarenakan pemicu utama
kebangkrutan yg dialami oleh perbankan bukanlah kerugian yg dialami
melainkan karena ketidakmampuan bank tsb dlm memenuhi kebutuhan
likuiditasnya.
3. Likuiditas dpt menggambarkan apakah sebuah perusahaan berada dlm
kondsri sehat/tidak karena likuiditas sendiri menggambarkan kemampuan
perusahaan tsb dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Jika sebuah
perusahaan dikatatan tidak mampu dlm memenuhi kewajibannya, maka
terjadi sebuah kegagalan operasional maupun sistem dr perusahaan tsb.

Nilai: A

8. Shilfi Miladia C (63040200117)


1. Jika kondisi perusahaan dalamm kondisi tsb maka perusahaan berada pada
kondisi kebangkrutan karena perusahaan sendiri tidak mampu melunasi
hutang jangka pendek & berbagai hutang yg telah jatuh tempo.
2. Dikarenakan pemicu utama kebangkrutan yg dialami oleh perbankan
bukanlah kerugian yg dialam, melainkan karena ketidakmampuan bank tsb
dlm memenuhi kebutuhan likuiditasnya.
3. Likuiditas dpt menggambarkan apakah sebuah perusahaan berada dlm
kondisi sehat/tidak karena perusahaan sendiri menggambarkan
kemampuan perusahaan tsb dlm memenuhi kewajiban jangka pendek.

Nilai: A

9. Laily Istiyani (63040200118)


1. Jika kondisi perusahaan dalam kondisi tsb maka perusahaan tsb berada pd
kondisi kebangkrutan karena perusahaan sendiri tidak mampu melunasi
hutang jangka pendek dan hutang yg telah jatuh tempo. Pada kondisi ini
perusahaan dpt saja diakuisisi/merger dg perusahaan lain.
2. Karena pemicu utama kebangkrutan yang dialami oleh Perbankan bukan
kerugian yg dialami, melainkan karena ketidakmampuan bank dalam.
memenuhi kebutuhan likuiditasnya.
3. likuiditas dpt menggambarkan apakah sebuah perusahaan berada dlm
kondisi sehat/tidak krn likuiditas sendiri menggambarkan kemampuan
perusahaan tsb dlm memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Jika sebuah
perusahaan berkata tidak mampu memenuhi kewajibannya, maka terjadi
kegagalan operasional maupun sistem dari perusahaan tsb.

Nilai: A

10. Salma Anggraeni (63040200119)


1. Jika kondisi perushaan dalam kondisi tsb maka perusahaan tsb berada pada
kondisi kebangkrutan karena perusahaan sendiri tidak mampu untuk
melunasi hutang jangka pendek dan berbagai utang yang Jatuh tempo.
Pada kondisi ini perusahaan dapat saja diakuisis/merger dgn perusahaan
lain.
2. Hal ini dikarenakan pernicu ustuma kebangkrutan yang dialami oleh
perbankan bukanlah kerugian yg dialami, melainkan karena
ketidakmampuan bank tsb dalan memenuhi kebutuhan likuiditasnya.
3. Likuiditas dapat dijadikan sbg ukuran bahwa perusahaan tsb dlm keadaan
schat atau tidak. Karena likuiditas sendiri menggambarkan kamanpuan
perusahaan tsb dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Nilai: A
11. Shadam Yunito (63040200120)
1. Jika kondisi perusahaan dalam kondisi tersebut maka perusahaan pada
kondisi kebangkrutan karena perusahaan sendiri tidak mampu melunasi
hutang.
2. Karena pemicu utama kebangkrutan yang dialami oleh perbankan
bukanlah kerugian yang dialami, melainkan.karena ketidakmampuan bank
dalam memenuhi kebutuhan likuiditasnya
3. Likuiditas dapat menggambarkan apakah perusahaan berada dalam kondisi
sehat atau tidak sehat karena likuiditas sendiri meggambarkan kemampuan
perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya

Nilai: B+

12. Muhamad Saiful Anwar (63040200123)


1. Pengaruh tingginya likuiditas dan solvabilites yg rendah, apakah
perusahaan tsb bermasalah scr keuangan. Jika kondisi perusahaan dalam
kondisi tsb maka perusahaan dlm kondisi kebangkrutan dikarenakan
perusahann tak mampu melunasi hutang Jangka pendek dan berbagai
utang yg telah jatuh tempo. Pada kondisi ini perusahaan dpt di Akuisis
atau melakukan merger dgn Perusahaan lainnya.
2. Resiko likuidites disebut resiko Fundamental dalam Perbankan karena
sebagai lembega intermediasi bank yg fungsi utamanya menghimpun dana
dan menyalurkan dana dari masyarakat maka unsur terpenting adalah
kepercayaan dan kepercayaan akan didapat dari bagaimana pengelolaan
bank itu sendiri karena Resiko Iikuiditas adalah sebuah pemicu utama
Kebangkrutan yg dialami bank.
3. Kondisi likuiditas Perusahaan dapat dijadikan sebagai ukuran perusahaan
tsb dalam keadaan sehat atau tidak karena likuiditas adalah sebuah
gambaran kemampuan perusahan dalam memenuhi kewajiban Jangka
Pandek.

Nilai: A-
13. Tiara Novita S (63040200125)
1. Jika kondisi perusahaan dlm kondisi tsb maka perusahaan tsb berada pd
kondisi kebangkrutan karena perusahaan tidak mampu melunasi hutang
jangka pendek & berbagai hutang yg telah jatuh tempo
2. Krn pemicu utama kebangkrutan yg dialami oleh perbankan bukanlah
kerugian yg dialami, melainkan krn ketidakmampuan bank tsb dlm
memenuhi kebutuhan likuiditasnya
3. likuiditas dpt menggambarkan apakah sebuah perusahaan berada dlm
kondisi sehat/ tdk karena likuiditas sendiri menggambarkan kemampuan
perusahaan tsb dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Nilai: A

14. Putri Pebriyanti (63040200126)


1. Jika kondisi perusahaan dalam kondisi tsb maka perusahaan tsb berada
pada kondisi kebangkrutan karona perusahaan sendiri tidak mampu untuk
melunasi utang jangka pendek dan berbagai utang yang telah jatuh tempo.
Pada kondisi ini perusahaan dapat saja diakiusisi atau melakukan marger
dg perusahaan lain.
2. Karena pemicu utama kebangkrutan yang dialami oleh perbankan
bukanlah kerugian yang dialami, melainkan karena ketidakmampuan bank
tsb dalam memenuhi kebutuhan likuiditasnya.
3. Likuiditas dapat menggambarkan apakah sebuah perusahaan berada dalam
kondisi sehat atau tidak karena likuditas itu sendiri menggambarkan
kemampuan perusahaan tsb dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya.

Nilai: A

15. Ledi Hermawati (63040200127)


1. Jika kondisi perusahaan dalam kondisi tersebut maka perusahaan tersebut
berada pada kondisi kebangkrutan karena perusahaan sendiri tidak mampu
untuk melunasi ulang jangka pendek dan berbagai utang yang telah jatuh
tempo. Pada kondisi ini perusahaan dapat saja diakuisisi atau melakukan
merger dengan perusahaan lain.
2. Hal ini dikarenakan pemicu utama kebangkutan yang dialami oleh
perbankan bukanlah kerugian yang dialami, melainkan karena
ketidakmampu bank tersebut dalam memenuhi kebutuhan likuiditasnya..
3. Likulaitas dapat menggambarkan apakah sebuah perusahaan berada dalam
kondisi sehat atau tidak karena likuiditas sendiri menggambaran
kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya.

Nilai: A

16. Titin Rahayu (63040200128)


1. Jika kondisi perusahaan dalam kondisi tersebut maka perusahaan tersebut
berada pd kondisi kebangkrutan karena perusahaan sendiri tidak mampu
untuk melunasi utang jangka pendek dan berbagai utang yang telah jatuh
tempo. Pada kondisi ini perusahaan dapat saja diakuisisi/ melakukan
merger dengan perusahaan lain.
2. Hal ini dikarenakan pemicu utama kebangkrutan yg alami oleh perbankan
bukanlah kerugian yg dialami melainkan karena ketidakmampuan bank
tersebut dlm memenuhi kebutuhan likuiditasnya.
3. Bisa, likuiditas dapat digunakan/menggambarkan apakah Sebuah
perusahaan berada dalam kondisi sehat / tidak karena likuiditas sendiri
menggambarkan kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi
kewajiban jangka pendekenya.

Niali: A

17. Warsiti Dwi Listiani (63040200129)


1. Jika kondisi perusahaan dalam kondisi tersebut maka perusahaan berada
pada kondisi kebangkrutan karena perusahaan sendiri tidak mampu untuk
melunasi utang jangka pendek dan berbagai utang yang telah jatuh tempo.
Pada kondisi ini perusahaan dapat saja diakuisisi, atau melakukan merger
dengan perusahaan. lain.
2. Risiko kredit dan riako likuiditas merupakan risiko yang paling
fundamental dalam industri perbankan. Hal ini dikarenakan pemicu utama
kebongkrutan yang dialami oleh perbankan bukanlah kerugian yang
dialami, melainkan karena ketidakmampun bank tersebut dalam memenuhi
kebutuhan likuiditasnya.
3. Likuiditas dapat menggambarkan apakah sebuah perusahaan berada dalam
kondisi, sehat atau tidak karenoa likuditas sendiri menggambarkan
kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya.

Nilai: A

18. Fatimah Irawati (63040200130)


1. Jika kondisi pensahaan dalam kondisi tsb, maka perusahaan tsb berada pd
kondisi kabangkrutan karena perusaahaan sendiri tak mampu utk malunasi
utang jangka pendek & berbagai utang yg ttlh Jatuh tempo. Pada kondisi
ini maka perusahaan dpt saja diakuisisi atau melakukan merger dgn
perusahaan lain.
2. Risiko kredit dan risiko likuiditas merupakan risiko yang paling
fundamental dalam industri perbankan. Hal ini dikarenakan pemicu utama
kebangkrutan yang dialami oleh perbankan bukanlah kerugian yang
dialami, melainkan karena ketidakmampun bank tersebut dalam memenuhi
kebutuhan likuiditasnya.
3. Likuiditas dpt menggambarkan apakah sebuah persahaan berada dlm
kondisi sehat/tidak karena likiditas sendiri menggambarkan kemampuan
perusahaan tsb dlm memenuhi kewajibannya, maka terjadi sebuah
kegagalan operasional.

Nilai: A

19. Kartika Ayu C (63040200131)


1. Apabila kondisi perusahaan dalam kondisi tersebut, maka Perusahaan
berada pada kondisi kebangkrutan, karena perushaan sendiri tidak mampu
melunasi, hutang jangka pendek dan berbagai hutang yang telah jatuh
tempo. Pada kondisi seperti itu, Perusahan dapat diakuisisi atau merger
dengan perusahaan lain.
2. Karena risiko kredit dan risiko likuiditas merupakan risiko yang paling
fundamental dalam industri perbankan. Hal itu karena pemicu utamanya
adalah kebangkrutan yang dialami oleh perbankan bukanlah kerugian yang
dialami, tetapi karena ketidakmampun bank dalam memenuhi kebutuhan
likuiditasnya.
3. Likuiditas dapat menggambarkan apakah sebuah persahaan berada dlm
kondisi sehat/tidak karena likiditas sendiri menggambarkan kemampuan
perusahaan tidak mampu memenuhi kewajibannya, maka terjadi sebuah
kegagalan operasional maupun sistem ini dari perusahaan tersebut, dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Nilai: A

20. Inas Qotrunada (63040200132)


1. Jika kondisi perusahaan dlm kondisi tsb maka perusahaan berada pd
kondisi kebangkrutan karena perusahaan sendiri tdk mampu untuk
melunasi utang jangka pendek dan berbagai utang yg telah Jatuh tempo.
Pada kondrisi ini perusahaan dpt sajs dsakuisisi/melakukan merger dg
perusahaan lain.
2. Risiko kredit & rikiko likuiditas merupakan risiko yg paling Fundamental
dlm industri perbankan, Hal ini karena pemicu utama kebangkrutan yg
dialami perbankan bukanlah kerugian yg dialami melainkan karena ketidak
mampuan bank tsb dlm memenuhi kebutuhan likuiditasnya.
3. Likuiditas dpt menggambarkan apakah sebuah perusahaan berada dlm
kondisi sehat / tdk karena liquditas sendiri menggambarkan kemampuan
perusahaan tsb dlm memenuhi kewajiban jangka pendek.

Nilai: A

21. Nazar Baihaqi (63040200133)


1. Jika kondisi perusahaan dlm kondisi tsb maka perusahaan dinyatakan
bangkrut dan karena tidak bisa melunasi utang Jangka pendek & utang yg
telah jatuh tempo. pads kondisi ini perusahaan dapat diakuisisi atau merger
dengan perusahaan lain
2. Karena menyangkut dana pihak ke tiga (DPK) sebagian besar sifatnya
jangka pendek dan tak terduga. Pengelola bank harus memperhatikan
seakurat mungkin kebutuhan likuiditas untuk jangka waktu tertentu.
3. Likuditar dpt menggambarkan sebuah perusahaan berada dlm kondisi
sehat / tidak karena likuiditas sendiri menggambarkan kemampuan
perusahaan tersebut dlm memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Niali: A-

22. Alfi Arifa (63040200134)


1. Jika kondisi perusahaan dlm kondisi tersebut maka perusahaan berada
pada kondisi kebangkrutan karena perusahaan sendiri tidka mampu untuk
melunasi utang jangka pendek dan berbagai utang yg telah jatuh tempo.
Pada kondisi ini perusahaan dapat saja dsakuisisi/melakukan merger
dengan perusahaan lain.
2. Hal ini dikarenakan pemicu utama kebangkrutan yg dialami oleh
perbankan bukanlah kerugian yg dialami, melainkan karena
ketidakmampuan bank tersebut dlm memenuhi kebutuhan likuiditasnya.
3. Likuiditas dapat menggambarkan apakah sebuah perusahaan berada dalam
kondisi sehat/tidak karena likuditas sendiri menggambarkan kemampuan
perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Nilai: A

23. Alfiatun (63040200135)


1. Jika kondisi perusahaan dlm kondisi tersebut maka perusahaan tersebut
berada pada kondisi kebangkrutan karena tidak mampu untuk melunasi
utang jangka pendek dan berbagai utang yg telah jatuh tempo. Pada
kondisi ini perusahaan dapat saja dsakuisisi/melakukan merger dengan
perusahaan lain.
2. Karena pemicu utama kebangkrutan yg dialami oleh perbankan bukanlah
kerugian yg dialami, melainkan karena ketidakmampuan bank tersebut
dlm memenuhi kebutuhan likuiditasnya.
3. Likuiditas dapat menggambarkan apakah sebuah perusahaan berada dalam
kondisi sehat/tidak karena likuditas sendiri menggambarkan kemampuan
perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.

Nilai: A
24. Tira Septia Devi(63040200136)
1. Jika kondisi perusahaan dlm kondisi tersebut maka perusahaan tersebut
berada pada kondisi kebangkrutan karena perusahaan sendiri tidak mampu
untuk melunasi utang jangka pendek dan berbagai utang yg telah jatuh
tempo. Pada kondisi ini perusahaan dapat saja dsakuisisi atau melakukan
merger dengan perusahaan lain.
2. Risiko likuiditas merupakan risiko yang paling fundamental dalam industri
perbankan. Hal ini dikarenakan pemicu utama kebangkrutan yang dialami
oleh perbankan bukanlah kerugian yang dialami, melainkan karena
ketidakmampuan bank tersebut dalam memenuhi kebutuhan likuiditasnya.
3. Likuiditas dapat menggambarkan apakah sebuah perusahaan berada dalam
kondisi sehat atau tidak karena likuditas sendiri menggambarkan
kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya.

Nilai: A

25. Arsendi Awang P (63040200139)


1. Jika kondisi perusahaan dlm kondisi tersebut maka perusahaan tersebut
berada pada kondisi kebangkrutan karena perusahaan sendiri tidak mampu
untuk melunasi utang jangka pendek dan berbagai utang yg telah jatuh
tempo. Pada kondisi ini perusahaan dapat saja dsakuisisi atau melakukan
merger dengan perusahaan lain.
2. Risiko kredit dan risiko likuiditas, Hal ini dikarenakan pemicu utama
kebangkrutan yang dialami oleh perbankan bukanlah kerugian yang
dialami, melainkan karena ketidakmampuan bank tersebut dalam
memenuhi kebutuhan likuiditasnya.
3. Likuiditas dapat menggambarkan apakah sebuah perusahaan berada dalam
kondisi sehat atau tidak, karena likuiditas sendiri menggambarkan
kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya.

Nilai: A-
26. Siti Nurkholisoh (63040200140)
1. Jika kondisi perusahaan dalam kondisi tersebut, maka perusahaan tersebut
berada pada kondisi kebangkrutan karena perusahaan sendiri tidak mampu
untuk melunasi hutang jangka pendek dan berbagai hutang yg telah jatuh
tempo. Pada kondisi ini perusahaan dapat saja dsakuisisi atau melakukan
merger dengan perusahaan lain.
2. Resiko ini dikarenakan pemicu utama kebangkrutan yang dialami oleh
perbankan bukanlah kerugian yang dialami, melainkan karena
ketidakmampuan bank tersebut dalam memenuhi kebutuhan likuiditasnya.
3. Likuiditas dapat menggambarkan apakah sebuah perusahaan berada dalam
kondisi sehat atau tidak, karena likuiditasnya sendiri menggambarkan
kemampuan perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya.

Nilai: A
C. Lampiran
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Risiko likuiditas adalah suatu risiko dimana sebuah perusahaan atau individu
tidak dapat memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya karena tidak mampu
untuk mengubah aset menjadi uang tunai. Tujuan utama dari manajemen risiko
likuiditas adalah memastikan kecukupan dana secara harian, baik pada kondisi normal
maupun pada kondisi krisis agar dapat memenuhi kewajiban secara tepat waktu dari
berbagai sumber dana yang tersedia.
Proses manajemen risiko likuiditas dimulai dengan proses identifikasi risiko
likuiditas untuk memahami proses aktivitas bank dan mengidentifikasi titik simpul
yang rawan terjadi masalah risiko likuiditas. Selanjutnya dilakukan pengukuran risiko
likuiditas untuk mengetahui besaran risiko likuiditas dan membandingkan dengan
limit sehingga dapat diputuskan apakah perlu strategi khusus untuk mengatasi
permasalahan terkait risiko likuiditas. Langkah berikutnya adalah melakukan
pengendalian risiko likuiditas, berupa tindak aksi yang diperlukan untuk mengatasi
persoalan terkait risiko likuiditas.
B. Saran
Setelah membaca tugas ini, diharapkan pembaca dapat memahami tentang
manajemen resiko likuiditas. Masukan dan kritikan yang membangun dari pembaca
sangat diperlukan agar tugas ini bisa menjadi lebih baik dan sempurna lagi. Serta
mahasiswa lebih berperan aktif dan juga kritis saat diskusi sedang berlansung.

Anda mungkin juga menyukai