Review Program Non Drama TV - Dokumenter Jejak Rekaman Kampung Benda
Review Program Non Drama TV - Dokumenter Jejak Rekaman Kampung Benda
NIM : 019181421145
Kelas : Manaprodsi 5A
TUGAS MATA KULIAH PROGRAM NON DRAMA TV – DOKUMENTER
c. Review film
- Jalan cerita : Warga Kecamatan Benda, Kota Tangerang diusir paksa dari lokasi
pembangunan jalan tol Jakarta Outer Ring Road Kunciran - Bandara Soekarno Hatta. Salah
satu Proyek Strategis Nasional (PSN) yang dicanangkan Jokowi ini dibangun oleh
Kementerian Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Ada 27 bidang tanah dan rumah milik
warga yang proses ganti ruginya belum selesai, tetapi tetap digusur. Dengan
menggunakan HP, seorang anak muda Kecamatan Benda, Kota Tangerang merekam
perjuangan warga untuk mendapatkan hak-hak mereka.
- Profil subjek : tokoh yang menceritakan peristiwa pada film documenter ini
adalah Bayu Kurniawan yang berusia 24 tahun. Bayu tinggal di Kampung Baru, RT 02,
Kelurahan Jurungmudi, Kecamatan Benda. Ia merupakan salah stu dari korban
penggusuran paksa dari proyek pengerjaan pembangunan jalan tol Jakarta Outer Ring
Road Kunciran - Bandara Soekarno Hatta
- Lokasi : Kampung Baru, RT 02, Kelurahan Jurungmudi, Kecamatan
Benda, Kota Tanggerang
- Konflik : warga kecamatan Benda dipaksa untuk meninggalkan rumah
dan tanahnya untuk pembangunan jalan tol Jakarta Outer Ring Road Kunciran - Bandara
Soekarno Hatta. Pihak pembangun dan pemerintah menawarkan ganti rugi untuk pengusiran
tersebut. Namun ketidakadilan terjadi disini. Harga kompensasi tanah warga tidak sebading.
Tanah warna di hargai hanya 2,6 juta permeter sementara untuk tanah rawa mulai dari 3-7
juta permeter. permasalahan yang timbbul lainnya adalah penyelesaian sengekta dan
pembayaran kompensasi yang belum selesai sejak pembangunan dimulai hingga saat ini.
hal tersebut lah yang membuat warga Kecamatan Benda mennuntut dan berontak.
- Sinematografi : sinematografi alam film documenter ini mencampurkan antara
dokumentasi amatir (dokumentasi dari hp pada saat kejadian berlangsung) dan
dokumntasi yang diambil sendiri orang pembuat film. Untuk dokumentasi amatir yangn
diambil memang tidak mementingkan unsur sinematografi karena pengambilan
dilakukan memang hanya untuk kebutuhan dokumentasi bukan kebutuhan pembuatan
film. Dan rasanya tidak memungkinkan juga mengambil video dengan
mempertimbangan aspek sinematografi jika keadaan sedang genting. Namun untuk
pengambilan video yang diambil oleh tim pembuat film sudah cukup sinematik.
- Impresi/kesan : kesan yang ditimbulkan setelah menoton film documenter ini
cukup mengentuk hati. Karena banyak video yang diambil dari waktu pada saat
kejadian-kejadian genting itu berlangsung dan murni tanpa ada reka adegan, penonton
dapat melihat langsung dan membayangkan langsug kejadian tersebut tanpa
mengawang visualnya. Sehingga kita bisa melihat langsung bagaimana keadaan saat
pengusuran, saat mediasi, saat pemberontakan. Kita juga mudah merasa empati karena
melihatnya secara murni. Penjelasan yang dijelaskan oleh narasumber sudah
menerankan runtur kejadian semuanya sehingga kita dapat mengerti dengan mudah
pangkal permasalahannya.
d. Poster film
e. Link film
https://www.youtube.com/watch?v=4b-WZMHwaSA