Pak Yaskun Fiks
Pak Yaskun Fiks
Disusun Oleh:
1. DIAN AYU MAULANA NIM. 041710174
2. ERICA DWI AGUSTINA NIM. 041910178
3. FIRDA FITRIANA NIM. 041910183
4. FITRIYATUL LAILIYAH A. NIM. 041910184
5. SALSABILLAH NUR A.N NIM. 041910203
i
3.6.1 Analisis Data ...................................................................................... 25
3.6.2 Uji Kualitas Data ................................................................................ 26
3.6.3 Uji Asumsi Klasik............................................................................... 27
3.6.4 Koefisien Determinasi (𝑹𝟐)................................................................. 28
3.6.5 Analisis Regresi Linier Berganda ........................................................ 28
3.6.6 Uji Hipotesis ....................................................................................... 29
3.7 Jadwal Penelitian ...................................................................................... 30
ii
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
Oleh sebab itu, BMT Mandiri Sejahtera hadir sebagai jawaban dari
permasalahan para pelaku UMKM untuk mengembangkan usahanya
melalui penyalurkan dana pembiayaan dengan syarat dan jaminan yang
lebih mudah dicapai. Adapun jenis pembiayaan yang paling sering
digunakan di BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik
adalah pembiayaan murabahah dan rahn.
Murabahah merupakan sebuah akad jual beli dimana lembaga
keuangan memberikan pinjaman dana untuk membeli barang kebutuhan
anggota. Pihak BMT harus memberitahukan kepada anggota harga barang
yang akan dibeli ditambahkan dengan banyaknya margin keuntungan yang
akan didapatkan. Pihak anggota boleh melakukan negosiasi dan margin
yang ditetapkan telah disetujui oleh kedua pihak.
Sedangkan Rahn memiliki nama lain gadai. Rahn merupakan akad
dimana pihak anggota memberikan barang jaminan yang kemudian dengan
barang jaminan tersebut anggota mendapatkan pinjaman uang dari BMT.
Adapaun biaya pemeliharaan barang jaminan yang telah ditetap oleh BMT
sesuai dengan kesepakatan antara dua pihak. Jika anggota telah
menyelesaikan angsuran pembayaraan Rahn. Maka barang jaminan tersebut
dapat diambil kembali. Kedua pembiayaan ini telah banyak digunakan oleh
pelaku UMKM di BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik.
BMT Mandiri Sejahtera sejak awal merupakan lembaga keuangan
publik yang dirancang untuk membantu masyarakat yang mengalami
masalah ekonomi.
BMT sebagai salah satu badan keuangan non perbankan yang berbasis
syariah bertugas membantu ekonomi rakyat kecil dan juga memiliki
kewajiban untuk menyalurkan dana ZIS (zakat, infaq serta sedekah). BMT
diciptakan dan dikembangkan oleh masyarakat. Pada kegiatanya, BMT
mengumpulkan serta mengelola harta kepunyaan rakyat, yang selanjutnya
disalurkan kembali pada rakyat dalm bentuk pembiayaan. Tujuan utama dari
BMT merupakan tempat perwujudan kehidupan rakayat yang damai serta
sejahtera.
3
Atas hal yang telah dibahas diatas kemudian penulis terdorong untuk
lebih memahami dampak pembiayaan tersebut terhadap perkembangan
UMKM. Dengan ini, peneliti mengambil judul penelitian: “Pengaruh
Pembiayaan Murabahah Dan Rahn Pada Perkembangan Usaha Mikro
Kecil Dan Menengah (Studi Kasus Anggota BMT Mandiri Sejahtera
Karangcangkring Dukun Gresik)”
TINJAUAN PUSTAKA
5
6
1. Pengertian BMT
2.2.2 Pembiayaan.
Menurut Ismail (2001 : 106) Pembiayaan merupakan aktivitas
bank syariah dalam menyalurkan dana kepada masyarakat.
Penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan didasarkan pada
kepercayaan yang diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna
dana. Pemilik dana percaya kepada penerima dana, bahwa dana
dalam bentuk pembiayaan yang diberikan akan kembali. Penerima
12
2.2.3 Murabahah
Murabahah adalah kegiatan jual beli pada harga pokok dengan
tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam hal ini penjual harus
terlebih dahulu memberitahukan harga pokok yang ia beli ditambah
keuntungan yang diinginkanya (Kasmir, 2002). Pada perjanjian
murabahah, bank syariah membiayai pembelian barang atau aset
yang dibutuhkan oleh nasabahnya dengan membeli barang itu dari
pemasok barang kemudian menjualnya kepada nasabah yang
bersangkutan dengan menambah suatu keuntungan. Dengan kata
lain, penjualan barang oleh bank syariah kepada nasabah dilakukan
atas dasar biaya ditambah keuntungan (cost-plus profit).
13
1. Rukun Murabahah
Menurut Muhammad (2009:58) rukun murabahah antara lain:
1. Penjual (ba’i)
Penjual merupakan seseorang yang menyediakan alat
komoditas atau barang yang akan dijual belikan kepada
konsumen dan nasabah.
2. Pembeli (musyitari)
Pembeli merupakan seseorang yang membutuhkan
barang untuk digunakan dan bisa didapat ketika
melakukan transaksi dengan penjual.
3. Barang atau obyek (mabi’)
Adanya barang yang akan diperjual belikan merupakan
salah satu unsur terpenting demi suksesnya transaksi.
Contoh: kendaraan, mesin, alat, perabotan dan kebutuhan
lainya.
4. Harga (tsaman)
Merupakan unsur terpenting dalam jual beli karena
merupakan suatu nilai tukar dari barang yang akan atau
sudah dijual.
5. Ijab qabul (sighat)
Para ulama fiqih sepakat menyatakan bahwa unsur utama
dari jual beli adalah kerelaan kedua belah pihak, kedua
belah pihak dapat dilihat dari ijab qobul yang
dilangsungkan. Menurut mereka ijab dan qobul perlu
diungkapkan secara jelas dan transaksi yang bersifat
mengikat kedua belah pihak.
2. Syarat Murabahah
Adapun syarat pembiayaan murabahah menurut Warno
(2014:2) adalah:
1. Penjual memberitahu biaya modal kepada nasabah.
2. Kontrak pertama harus sesuai dengan rukun yang
ditetapkan.
14
2.2.4 Rahn
Secara etimologis al-rahn berarti tetap dan lama, sedangkan al-
habs berarti menahan terhadap suatu barang dengan hak sehingga
dapat dijadikan sebagai pembayaran dari barang tersebut. Makna
gadai (rahn) dalam bahasa hukum perundang – undangan disebut
sebagai barang jaminan, dan rungguhan. (Rahmat Syafii, 2000:159)
Sedangkan untuk istilah syara’ , yang dimaksud dengan rahn
adalah menjadikan suatu barang yang mempunyai nilai harta dalam
pandangan syara’ sebagai jaminan utang, yang memungkinkan untuk
mengambil seluruh atau sebagian utang dari barang tersebut. (Abdul
Ghofur Anshori, 2005:88)
16
1. Rukun Rahn
Dimyauddin Djuwaini (2008:263) menyatakan dalam
melaksanakan suatu perikatan terhadap rukun dan syarat gadai
yang harus dipenuhi. Rukun akad terdiri atas rahin (orang yang
menyerahkan barang, murtahin (penerima barang), marhun/rahn
(barang yang digadaikan) dan marhun bin (hutang) serta ijab dan
qabul. Gadai atau pinjaman dengan jaminan benda memiliki
beberapa rukun, antara lain:
1. Orang yang melakukan akad meliputi dua aspek:
- Orang yang menggadaikan barang.
- Orang yang berpiutang yang menerima brang gadai
sebagai imbalan uang kepada yang dipinjamkan.
2. Yang diakadkan, yakni meliputi dua hal:
- Barang yang digadaikan
- Hutang yang karenanya diadakan gadai
3. Akad gadai, meliputi tiga hal yakni:
- Orang yang menggadaikan
- Akad gadai
- Barang yang digadaikan
2. Syarat Rahn
(Dada Muttaqien, 2009:109) Menurut ulama fiqih
mengemukakan syarat – syarat ar-rahn sesuai dengan rukun itu
sendiri. Dengan demikian, syarat – syarat ar-rahn meliputi:
a. Syarat yang berkait dengan orang yang berakad adalah
cakap bertindak hukum, kecakapan bertindak hukum
menurut jumhur ulama adalah orang yang baligh dan
berakal.
b. Syarat mahrun bih (Utang) syarat dalam hal ini adalah
wajib dikembalikan oleh debitor, utang dapat dilunasi
dengan agunan tersebut, dan utang itu harus jelas dan
tertentu.
17
2.2.6 UMKM
UMKM adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha di semua sektor
ekonomi. Pada perinsipnya , pembedaan antara usaha mikro (UMI),
usaha kecil (UK), usaha menengah (UM) dan usaha besar (UB)
umunya didasarkan pada nilai aset awal (tidak termasuk tanah dan
bangunan), omset rata rata pertahun, atau jumlah pekerja tetap.
Namun definisi UMKM berdasarkan tiga alat ukur ini berbeda
menurut negara. Karena itu, memang sulit membandingkan
pentingnya atau peran UMKM antar negara. (Tulus Tambunan,
2012:11).
18
Pembiayaan Murabahah
(X1)
Perkembangan
- Kesepakatan Jual – Beli.
- Margin Keuntungan. UMKM (Y)
- Cara Pembayaran.
- Peningkatan Omzet
- Penerimaan Barang.
Pendapatan.
- Pertumbuhan
Rahn (X2) Tenaga Kerja.
- Ijab dan Qabul. - Pertumbuhan
- Orang Yang Berakad.
Pelanggan.
- Barang Jaminan.
- Nilai Gadai.
Alat Analisis
1. Uji Validitas.
2. Uji Reliabilitas.
Keterangan:
3. Uji Asumsi Klasik:
Uji Normalitas.
Pengaruh Parsial Uji Multikolinieritas.
Uji Heteroskedastisitas.
4. Koefisien Determinasi (𝑅2).
Pegaruh Simultan 5. Analisis Regresi Linier
Berganda.
6. Uji t
7. Uji F
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
20
2.4 Hipotesis
METODE PENELITIAN
21
22
3.3.2 Populasi
Populasi adalah kumpulan dari keseluruhan pengukuran objek yang
akan menjadi sasaran penelitian. Subyek penelitian merupakan tempat
atau lokasi data variabel yang akan digunakan.
Menurut Sugiyono (2017 : 80) populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulanya.
Populasi dalam studi pada ini merupakan para pelaku UMKM
anggota BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring yang telah
mempergunakan produk pembiayaan murabahah serta rahn selama 3
bulan terakhir yang terdiri dari 100 anggota.
3.3.3 Sampel
Agar memudahkan proses penelitian, maka dibutuhkan sampel
penelitan. Menurut Sugiyono (2017 : 81) sampel merupakan bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk
penentuan sampel pada studi pada ini, metode yang akan dipakai
merupakan metode slovin.
23
Pernyataan Pernyataan
Pilihan Jawaban
Positif Negatif
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Ragu – Ragu 3 3
Tidak Setuju 2 4
Sangat Tidak Setuju 1 5
3.6.6.1 Uji t
Menurut Ghazali (2016 : 95) uji t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Proses uji dilaksanakan dengan memakai signifikansi 0,05 (∝ =
5%). Penerimaan ataupun penolakan pada hipotesis sesuai
dengan ketetapan berikut:
1. Apabilah nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan nilai signifikan lebih
besar dari 0,05 artinya hipotesis ditolak (koefisien regresi
tidak signifikan). Hal ini berarti bahwa variabel independen
tidak memiliki pengaruh secara signifikan pada variabel
dependen.
2. Apabilah nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan nilai signifikan lebih
kecil dari 0,05 artinya hipotesis diterima (koefisien regresi
signifikan). Hal ini berarti bahwa variabel independen
memiliki pengaruh secara signifikan pada variabel
dependen.
3.6.6.2 Uji F
Menurut Ghozali (2016 : 96) menyatakan bahwa Pada
dasarnya uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara simultan pada variabel dependen. Uji F dilakukan
menggunakan cara perbandingan nilai F hitung dibanding F tabel
serta mengacu pada nilai signifikansi yang tidak melebihi 0,05
menggunakan ketentuan seperti berikut:
1. Apabila Fℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > F𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ataupun probabilitas nilai
signifikansi (sig < 0,05), maka terdapat pengaruh secara
simultan dari variabel independent pada variabel
dependent.
30
DAFTAR PUSTAKA
A. Karim, Adiwarman. 2013 Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta,
Raja Grafindo.
Antoni, Muhammad Syafi’i. 1999. Bank Syariah, Wacana Ulama dan Cendikia.
Jakarta, Bank Indonesia dan Tazkia Institute.
Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multiariete Dengan Program IBM SPSS.
Semarang, Badan Penerbit Diponegoro.
Purdi E., dkk. 2000. Trik Sukses Menuju Sukses. Yogyakarta, Grafikah Indah.
Rusby, Zulkifli., dkk. 2016. Analisa Permasalahan Baitul Maal Wa Tamwl (BMT)
melalui Pendekatan Analytical Network Procces (ANP). Jurnal Al –
Hikmah Vol.13 No.1.
https://journal.uir.ac.id/index.php/alhikmah/articel/download/1162/723.
Suci, Yuli Rahmini. 2017. Perkembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan
Menengah) di Indonesia. Jurnal Ilmiah Cano Ekonoms Vol. 6, no. 1. 1.
https://scholar.google.co.id/scholar?q=jurnal+umkm&hl=id&as_sdt=0&a
s_vis.
32
Tambunan, Tulus. 2012. Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia: Isu –
Isu Penting. Jakarta, LP3ES.