Anda di halaman 1dari 36

PROPOSAL PENELITIAN

PENGARUH PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN RAHN PADA


PERKEMBANGAN USAHA MIKRO KECIL DAN MENENGAH
(STUDI PADA ANGGOTA BMT MANDIRI SEJAHTERA
KARANGCANGKRING DUKUN GRESIK)

Disusun Oleh:
1. DIAN AYU MAULANA NIM. 041710174
2. ERICA DWI AGUSTINA NIM. 041910178
3. FIRDA FITRIANA NIM. 041910183
4. FITRIYATUL LAILIYAH A. NIM. 041910184
5. SALSABILLAH NUR A.N NIM. 041910203

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ........................................................................................................ i


DAFTAR TABEL .............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian ...................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................... 5
2.1 Hasil Penelitian Terdahulu .......................................................................... 5
2.2 Landasan Teori ......................................................................................... 10
2.2.1 BMT (Baitul Maal Wattamwil) ........................................................... 10
2.2.2 Pembiayaan. ....................................................................................... 11
2.2.3 Murabahah ......................................................................................... 12
2.2.4 Rahn ................................................................................................... 15
2.2.5 Perkembangan Usaha .......................................................................... 17
2.2.6 UMKM ............................................................................................... 17
2.3 Kerangka Berfikir ..................................................................................... 19
2.4 Hipotesis ................................................................................................... 20
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 21
3.1 Waktu Dan Lokasi Penelitian .................................................................... 21
3.2 Jenis Penelitian ......................................................................................... 21
3.3 Teknik Penarikan Sampel.......................................................................... 22
3.3.1 Teknik Sampling ................................................................................. 22
3.3.2 Populasi .............................................................................................. 22
3.3.3 Sampel................................................................................................ 22
3.4 Metode Pengumpulan Data ....................................................................... 23
3.5 Operasional Variabel ................................................................................ 23
3.5.1 Variabel Independen (Bebas) .............................................................. 24
3.5.2 Variabel Dependen (Terikat) ............................................................... 24
3.6 Metode Analisis Data ................................................................................ 25

i
3.6.1 Analisis Data ...................................................................................... 25
3.6.2 Uji Kualitas Data ................................................................................ 26
3.6.3 Uji Asumsi Klasik............................................................................... 27
3.6.4 Koefisien Determinasi (𝑹𝟐)................................................................. 28
3.6.5 Analisis Regresi Linier Berganda ........................................................ 28
3.6.6 Uji Hipotesis ....................................................................................... 29
3.7 Jadwal Penelitian ...................................................................................... 30

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 31

ii
DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................................ 7


Tabel 3.1 Skala Model Likert ............................................................................ 27
Tabel 3.2 Nilai Korelasi .................................................................................... 29
Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan Penelitian ................................................................ 31

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah adalah kegiatan ekonomi yang


berperan penting terhadap pemerataan ekonomi masyarakat. UMKM
merupakan unit usaha masyarakat yang tersebar hingga ke berbagai pelosok
daerah dan dapat berkembang di berbagai tempat. UMKM dapat
mengentaskan kemiskinan masyarakat dan menciptakan lapangan
pekerjaan. Dengan kondisi seperti itu UMKM telah berperan besar terhadap
perkembangan ekonomi negara.
Menurut Yuli Rahmini Suci (2017 : 56) UMKM memiliki proporsi
sebesar 99,9% dari total keseluruhan pelaku usaha di Indonesia atau
sebanyak 56,54 juta unit. Usaha mikro, kecil dan menengah telah mampu
membuktikan eksistensinya dalam perekonomian di Indonesia. Ketika badai
krisis moneter melanda Indonesia di tahun 1998 usaha berskala kecil dan
menengah yang relatif mampu bertahan dibandingkan perusahaan besar.
Karena mayoritas usaha berskala kecil tidak terlalu tergantung pada modal
besar atau pinjaman dari luar dalam mata uang asing. Sehingga, ketika ada
fluktuasi nilai tukar, perusahaan berskala besar yang secara umum selalu
berurusan dengan mata uang asing adalah yang paling berpotensi
mengalami imbas krisis.
Mengingat peranya sebagai penggerak perekonomian negara, UMKM
di Indonesia harus terus didukung dan dikembangkan. Semakin maju dan
berkembangnya UMKM maka perekonomian negara akan berkembang.
Namun dalam perkembanganya berbagai sektor usaha mikro kecil dan
menengah menghadapi berbagai kendala, salah satunya permodalan. Perlu
digarisbawahi bahwa modal merupakan faktor yang sagat penting dalam
proses perkembangan UMKM.

1
2

Oleh sebab itu, BMT Mandiri Sejahtera hadir sebagai jawaban dari
permasalahan para pelaku UMKM untuk mengembangkan usahanya
melalui penyalurkan dana pembiayaan dengan syarat dan jaminan yang
lebih mudah dicapai. Adapun jenis pembiayaan yang paling sering
digunakan di BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik
adalah pembiayaan murabahah dan rahn.
Murabahah merupakan sebuah akad jual beli dimana lembaga
keuangan memberikan pinjaman dana untuk membeli barang kebutuhan
anggota. Pihak BMT harus memberitahukan kepada anggota harga barang
yang akan dibeli ditambahkan dengan banyaknya margin keuntungan yang
akan didapatkan. Pihak anggota boleh melakukan negosiasi dan margin
yang ditetapkan telah disetujui oleh kedua pihak.
Sedangkan Rahn memiliki nama lain gadai. Rahn merupakan akad
dimana pihak anggota memberikan barang jaminan yang kemudian dengan
barang jaminan tersebut anggota mendapatkan pinjaman uang dari BMT.
Adapaun biaya pemeliharaan barang jaminan yang telah ditetap oleh BMT
sesuai dengan kesepakatan antara dua pihak. Jika anggota telah
menyelesaikan angsuran pembayaraan Rahn. Maka barang jaminan tersebut
dapat diambil kembali. Kedua pembiayaan ini telah banyak digunakan oleh
pelaku UMKM di BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik.
BMT Mandiri Sejahtera sejak awal merupakan lembaga keuangan
publik yang dirancang untuk membantu masyarakat yang mengalami
masalah ekonomi.
BMT sebagai salah satu badan keuangan non perbankan yang berbasis
syariah bertugas membantu ekonomi rakyat kecil dan juga memiliki
kewajiban untuk menyalurkan dana ZIS (zakat, infaq serta sedekah). BMT
diciptakan dan dikembangkan oleh masyarakat. Pada kegiatanya, BMT
mengumpulkan serta mengelola harta kepunyaan rakyat, yang selanjutnya
disalurkan kembali pada rakyat dalm bentuk pembiayaan. Tujuan utama dari
BMT merupakan tempat perwujudan kehidupan rakayat yang damai serta
sejahtera.
3

Atas hal yang telah dibahas diatas kemudian penulis terdorong untuk
lebih memahami dampak pembiayaan tersebut terhadap perkembangan
UMKM. Dengan ini, peneliti mengambil judul penelitian: “Pengaruh
Pembiayaan Murabahah Dan Rahn Pada Perkembangan Usaha Mikro
Kecil Dan Menengah (Studi Kasus Anggota BMT Mandiri Sejahtera
Karangcangkring Dukun Gresik)”

1.2 Rumusan Masalah


Berlandaskan dengan uraian latar belakang yang sudah di bahas,
sehingga didapati berbagai rumusan masalah seperti berikut:
1. Apakah pembiayaan murabahah dan rahn berpengaruh secara parsial
pada perkembangan usaha mikro kecil dan menengah anggota BMT
Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik?
2. Apakah pembiayaan murabahah dan rahn berpengaruh secara simultan
pada perkembangan usaha mikro kecil dan menengah anggota BMT
Mandiri Sejahtera Karangcagkring Dukun Gresik?
3. Apakah pembiayaan murabahah merupakan variabel yang paling
dominan berpengaruh pada perkembangan usaha mikro kecil
menengah anggota BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun
Gresik?

1.3 Tujuan Penelitian


Berlandaskan pada uraian rumusan masalah yang sudah peneliti
berikan. Sehingga peneliti memperoleh tujuan dari studi pada ini anatara
lain:
1. Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan murabahah dan rahn
secara parsial pada perkembangan usaha mikro kecil dan menengah
anggota BMT Mandir Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik.
2. Untuk mengetahui pengaruh pembiayaan murabahah dan rahn
secara simultan pada perkembangan usaha mikro kecil dan
menengah anggota BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun
Gresik.
4

3. Untuk mengetahui pembiayaan murabahah merupakan variabel yang


paling dominan berpengaruh pada perkembangan usaha mikor kecil
dan menengah anggota BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring
Dukun Gresik.

1.4 Manfaat Penelitian


Berlandaskan dari tujuan penelitian yang sudah peneliti berikan,
sehingga peneliti berharap bisa meninggalkan manfaat secara praktis dan
teoritis di anataranya:
1. Kontribusi Teoritis
Secara teoritis pada studi pada ini diperoleh manfaat serta
sumbangan pemikiran ilmiah serta bukti yang mampu untuk dijadikan
sebagai pegangan ataupun pembanding pada penelitian yang akan
datang.
2. Kontribusi Praktis
Studi pada ini bisa menjadi pengetahuan baru bagi peneliti
mengenai pentingnya pengaruh pembiayaan murabahah dan rahn pada
perkembangan usaha mikro kecil menengah anggota BMT Mandiri
Sejahtera Krangcangkring Dukun Gresik.
Dapat mengetahui seberapa besar pengaruh pembiayaan
murabahah dan rahn pada perkembangan usaha mikro kecil menengah
anggota BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik,
sehingga penelitian ini bisa digunakan sebagai pengarahan bagi
perusahaan untuk kedapanya agar bisa menjadi lebih baik lagi.
Hasil dari studi pada ini diharapkan bisa menjadi pelengkap
khasanah perpustakaan sebagai bacaan dan sumber referensi yang
berguna terhadap penelitian berikutnya, serta juga dapat digunakan
sebagai pembanding pada penelitian yang akan terjadi berikutnya.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu


Studi pada yang dilakukan menggunakan acuan yang diperoleh
berdasarkan hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan erat dengan judul
penelitian yang tengah dalam proses penelitian. Studi pada ini sesuai dengan
sejumlah penelitian terdahulu antara lain:
Penelitian yang dilaksanakan oleh Huseni, Uus Ahmad, dkk (2019)
yang berjudul “Pengaruh Pembiayaan Mikro Syariah Terhadap Tingkat
Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Pada Anggota
BMT di Jawa Barat” dengan hasil penelitian yang diperoleh adalah
pembiayaan mikro syariah berpengaruh signifikan terhadap tingkat
perkembangan usaha UMKM.
Penelitian yang dijalankan oleh Asipah, Ainum, dkk (2019) yang
berjudul “Pengaruh Pembiayaan Murabahah Terhadap Perkembangan
UMKM di Kecamatan Ngoro” dengan hasil penelitian yang diperoleh
adalah pembiayaan murabahah berpengaruh secara signifikan terhadap
perkembangan UMKM di Kecamatan Ngoro
Penelitian yang diselenggarakan oleh Purnamasari, Dwi, dkk (2019)
yang berjudul “Analisis Pengaruh Pembiayaan Mikro Syariah Terhadap
Keberhasilan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) (Studi Pada Anggota
BMT Saka Madani Yogyakarta)” dengan hasil penelitian yang diperoleh
adalah pembiayaan mikro syariah mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap keberhasilan UMKM.
Penelitian yang dilakukan oleh Ramadhan, Ramon (2018) yang
berjudul “Pengaruh Pembiayaan Murabahah Terhadap Perkembangan
Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di BMT Baiturrahman Bojong
Gede” dengan hasil penelitian yang diperoleh adalah pembiayaan
murabahah di BMT Baiturrahman Bojong Gede berpengaruh terhadap
perkembangan UMKM.

5
6

Penelitian yang dilaksanakan oleh Camelia, Dina, dkk (2018) yang


berjudul “Peran Pembiayaan Murabahah Terhadap Perkembangan Usaha
dan Kesejahteraan Pelaku UMKM Pasar Tradisional” dengan hasil
penelitian yang diperoleh adalah pemberian pembiayaan murabahah
berperan dalam perkembangan usaha dan kesejahteraan anggota yang
menerimanya.
Penelitian yang diselenggarkan oleh Afrianty, Nonie (2018) yang
berjudul “Perkembangan Usaha Mikro Sebelum dan Sesudah Memperoleh
Pembiayaan Murabahah dari BMT Kota Mandiri Bengkulu” dengan hasil
penelitian yang diperoleh adalah terdapat perkembangan usaha mikro
sebelum dan sesudah memperoleh pembiayaan murabahah dari BMT Kota
Mandiri Bnegkulu.
Penelitian yang dilakukan oleh Parwati, Indah (2018) yang berjudul
“Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan Musyarakah Terhadap
Perkembangan Usaha Kecil Nasabah BMT Mu’amalah Syari’ah Tebuireng
Jombang” dengan hasil penelitian yang diperoleh adalah pembiayaan
murabahah dan mudharabah mempunyai pengaruh terhadap perkembangan
usaha kecil.
Penelitian yang diadakan oleh Prastiawati, Fitriani, dkk (2016) yang
berjudul “Peran Pembiayaan Baitul Maal Wa Tamwil Terhadap
Perkembangan Usaha dan Peningkatan Kesejahteraan Anggotanya Dari
Sektor Mikro Pedagang Pasar Tradisional” dengan hasil penelitian yang
diperoleh adalah pembiayaan BMT pada pedagang pasar tradisional yang
menjadi anggota BMT di Bantul tidak terpengaruh signifikan terhadap
presepsi pedagang tersebut.
Penelitian yang dibuat oleh Majid, Nazori, dkk (2017) yang berjudul
“Pengaruh Pembiayaan Arrum (Ar – Rahn Untuk Usaha Mikro) Terhadap
Pendapatan Nasabah (Studi Pada Pegadaian Syariah Cabang Jelutung
Jambi)” dengan hasil penelitian yang diperoleh adalah pembiayaan arrum
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan nasabah Pegadaian
Syariah Cabang Jelutung Jambi.
7

Penelitian yang dilakukan oleh Nisfi, Lailatul (2016) yang berjudul


“Pengaruh Pembiayaan Arrum Pegadaian Syariah Terhadap Pendapatan
UMKM Nasabah dan Pendapatan Pegadaian Syariah (Studi Pada Pt.
Pegadaian (Persero) Cabang Pegadaian Syariah Landungsari Kota Malang)”
dengan hasil penelitian yang diperoleh adalah pembiayaan arrum
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan UMKM nasabah dan
berpengaruh signifikan terhadap pendapatan pegadaian syariah.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No. Nama Judul Variabel Hasil
1. Huseni, Pengaruh - Pembiayaan Pembiayaan
Uus Pembiayaan Mikro Mikro Syariah
Ahmad., Mikro Syariah Syariah (X). Berpengaruh
dkk. (2019) Terhadap - Perkemban Signifikan
Tingkat gan Terhadap
Perkembangan UMKM Tingkat
Usaha Mikro (Y). Perkembangan
Kecil Usaha UMKM.
Menengah
(UMKM)
Pada Anggota
BMT di Jawa
Barat.
2. Asipah Pengaruh - Pembiayaan Pembiayaan
Aiunum Pembiayaan Murabahah Murabahah
., dkk. Murabahah (X) Berpengaruh
(2019) Terhadap - Perkemban Secara
Perkembangan gan Signifikan
UMKMdi UMKM Terhadap
Kecamatan (Y). Perkembangan
Ngoro. UMKM di
Kecamtan
Ngoro.
3. Purnamasa Analisis - Pembiayaan Pembiayaan
ri, Dwi., Pengaruh Mikro Mikro Syariah
dkk. Pembiayaan Syariah (X). Mempunyai
(2019) Mikro Syariah - Keberhas Pengaruh Positif
Tehadap ilan Dan Signifikan
Keberhasilan UMKM Terhadap
Usaha Mikro (Y). Keberhasilan
Kecil UMKM.
Menengah
(UMKM)
(Studi Pada
Anggota BMT
8

No. Nama Judul Variabel Hasil


Saka Madani
Yogyakarta)
4. Ramadha Pengaruh - Pembiayaan Pembiayaan
n, Pembiayaan Murabahah Murbahah Di
Ramon. Murabhaha (X). BMT
(2018) Terhadap - Perkemban Baiturrahman
Perkembangan gan Bojong Gede
Usaha Mikro UMKM Berpengaruh
Kecil (Y). Terhadap
Menengah Perkembanga
(UMKM)di n UMKM.
BMT
Baiturrahman
Bojong Gede.

5. Camelia Peran - Pembiayaan Pemberian


, Dina, Pembiayaan Murabahah Pembiayaan
dkk. Murabahah (X). Murabahah
(2018) Terhadap - Perkemban Berperan
Perkembangan gan Dalam
Usaha dan UMKM Perkembangan
Kesejahteraan (Y). Usaha dan
Pelaku UMKM Kesejahteraan
Pasar Anggota Yang
Tradisional. Menerimanya.
6. Afrianty Perkembangan - Kualitatif Terdapat
, Nonie. Usaha Mikro Komparatif Perkembangan
(2018) Sebelum dan (Pembandin Usaha Mikro
Sesudah gan) Sebelum dan
Memperoleh Sesudah
Pembiayaan Memperoleh
Murabahah Pembiayaan
Dari BMT Kota Murabahah
Mandiri dari BMT Kota
Bengkulu Mandiri
Bengkulu.
7. Parwa Pengaruh - Pembiayan Pembiayaan
ti, Pembiayaan Murabahah Murabahah
Indah. Murabahah dan (X1). dan
(2018 Mudharabah - Pembiya Mudharabah
) terhadap an Mempunyai
Perkembangan Mudhara Pengaruh
Usaha Kecil bah Terhadap
Nasabah BMT (X2). Perkembangan
Mu’amalah - Usaha Kecil.
9

No. Nama Judul Variabel Hasil


Syari’ah Perkemban
Tebuireng gan Usaha
Jombang. Kecil

8. Prastiawati, Peran - Struktural Pembiayaan


Fitriani., Pembiayaan Equation BMT Pada
dkk. (2016) Baitul Maal Wa Model Pedagang Pasar
Tamwil (SEM). Tradisional
Terhadap Yang Menjadi
Perkembangan Anggota BMT di
Usaha dan Bantul Tidak
Peningkatan Berpengaruh
Kesejahteraan Signifikan
Anggotanya Terhadap
Dari Sektor Persepsi
Mikro Pedagang
Pedagang Pasar Tersebut.
Tradisional.
9. Majid, Pengaruh - Pembiayaan Pembiayaan
Nazori., Pembiyaan Rahn (X) Arrum
dkk. Arrum (Ar – - Pendapatan Berpengaruh
(2017) Rahn Untuk Nasabah (Y) Positif dan
Usaha Mikro) Signifikan
Terhadap Terhadap
Pendapatan Pendapatan
Nasabah (Studi Nasabah
Pada Pegadaian Pegadaian
Syariah Cabang Syariah
Jelutung Cabang
Jambi. Jelutung Jambi.
10. Nisfi, Pengaruh - Pembiyaan Pembiayaan
Lailatu Pembiayaan Arrrum (X) Arrum
n. Arrum Berpengaruh
(2016) Pegadaian Signifikan
Syariah Terhadap
Terhadap Pendapatan
Pendapatan UMKM
UMKM Nasabah dan
Nasabah dan Berpengaruh
Pendapatan Signifikan
Pegadaian Terhadap
Syariah (Studi Pendapatan
Pt. Pegadaian Pegadaian
(Persero) Syariah.
Cabang
10

No. Nama Judul Variabel Hasil


Pegadaian
Syariah
Landungsari
Kota Malang).

2.2 Landasan Teori

2.2.1 BMT (Baitul Maal Wattamwil)

1. Pengertian BMT

BMT adalah lembaga keungan syariah yang beroprasi


menggunakan gabungan konsep Baitul Maal dan Baitul Tanwil
dengan terget operasinya fokus kepada sektor usaha kecil
menengah (UKM). Konsep Baitul Mall berarti BMT beperan
sebagai lembaga sosial keagamaan yang mempunyai fungsi
untuk menerima dana zakat, sedekah, infaq, waqaf dan
menyalurkan kepada yang berhak menerima dana tersebut.
Sedangkan pada konsep Baitul Tamwil, BMT mempunyai
peranan sebagai lembaga bisnis maupun lembaga keuangan yang
brtujuan untuk mencari keuntungan (profit oriented) seperti
membuka toserba (toko serba ada) atau menawarkan produk
simpan pinjam ke masyarakat. namun jika kita lihat prakteknya
di lapangan, BMT lebih cenderung berperan sebagai lembaga
keuangan syariah yang menawarkan produk simpan pinjam ke
masyarakat yang berlandaskan pada prinsip – prinsip syariah
(Rusby Zulkifli, 2016).
Pada hakikatnya konsep BMT tersebut sudah ada di
Indonesia sejak tahun 1992 yang dipelopori oleh Aries Mufti.
BMT secara resmi didirikan pada tahun 1995 setelah bank
muamalat Indonesia (BMI) sebagai bank Islam pertama di
Indonesia dibentuk (Rusby Zulkifli, 2016). Sampai pada saat ini
perkembangan BMT di Insonesia begitu pesat serta sudah
11

menyentuh peringkat lembaga yang menyebar luas di berbagai


sudut nusantara.
2. Fungsi BMT
Dalam pergerakanya BMT berada dalam binaan Pusat
Indikasi Bisnis Usaha Kecil (PINKBUNK) yang mempunyai
setatus kelegalan dalam bentu koperasi simpan pinjam. Baitul
Maal Watamwil (BMT) mempunyai fungsi kemasyarakatan
sebagai (Baitul Maal) serta fungsi lain sebagai (Baitul Tamwil)
yang wajib dilakukan degan baik.
Fungsi yang dimiliki oleh BMT yang membuatnya
berbeda pada lembaga keuangan lainya adalah dengan adanya
penyaluran dana zakat, infaq, sedekah (ZIS) dan waqaf yang
didapatkan dari anggota ataupun dari masyarakat yang
selanjutnya akan diteruskan oleh BMT kepada masyarakat lain
yang memerlukan. Fungsi kemasyarakatan yang dimiliki BMT
inilah yang menjadikanya tidak hanya memiliki fungsi lembaga
keuangan yang berada pada bisnis ekonomi namun juga memiki
fungsi kemasyarakatan.
3. Tujuan BMT
Tujuan dari Baitul Maat Watamwil tidak lepas dari
maqasid syariah. Menurut etimologi, memiliki arti tujuan –
tujuan syariah, atau sasaran diturunkan syariah. Maqasid syariah
merupakan suatu bentuk penggamabaran keuntungan,
kemakmuran, dan manfaat yang telah diterapkan dalam hukum
syariahnya (Hidayat, 2010:44)

2.2.2 Pembiayaan.
Menurut Ismail (2001 : 106) Pembiayaan merupakan aktivitas
bank syariah dalam menyalurkan dana kepada masyarakat.
Penyaluran dana dalam bentuk pembiayaan didasarkan pada
kepercayaan yang diberikan oleh pemilik dana kepada pengguna
dana. Pemilik dana percaya kepada penerima dana, bahwa dana
dalam bentuk pembiayaan yang diberikan akan kembali. Penerima
12

pembiayaan mendapat kepercayaan dari pemberi pembiayaan,


sehingga penerima pembiayaan berkewajiban untuk mengembalikan
pembiayaan yang telah diterimanya sesuai dengan jangka waktu
yang telah diperjanjikan dalam akad pembiayaan.
Dalam UU nomor 10 Tahun 1998 disebutkan bahwa pembiayan
berdasarkan prinsip syari’ah adalah penyediaan uang atau tagihan
yang dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut
setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
Secara umum tujuan pembiyaan dibedakan menjadi dua
kelompok yaitu tujan pembiyayaan untuk tingkat makro, dam tujuan
pembiayaan untuk tingkat mikro. Secara makro dijelaskan bahwa
pembiayaan bertujuan untuk meningkatkan ekonomi umat,
tersedianya dana bagi peningkatan usaha, meningkatkan
produktivitas, membuka lapangan kerja baru dan terjadinya distribusi
pendapatan. Adapun secara mikro pembiayaan bertujuan untuk upaya
memaksimalkan laba, upaya meminimalkan resiko, pendaya gunakan
sumber ekonomi dan penyaluran kelebihan dana. (Muhammad,
2005)

2.2.3 Murabahah
Murabahah adalah kegiatan jual beli pada harga pokok dengan
tambahan keuntungan yang disepakati. Dalam hal ini penjual harus
terlebih dahulu memberitahukan harga pokok yang ia beli ditambah
keuntungan yang diinginkanya (Kasmir, 2002). Pada perjanjian
murabahah, bank syariah membiayai pembelian barang atau aset
yang dibutuhkan oleh nasabahnya dengan membeli barang itu dari
pemasok barang kemudian menjualnya kepada nasabah yang
bersangkutan dengan menambah suatu keuntungan. Dengan kata
lain, penjualan barang oleh bank syariah kepada nasabah dilakukan
atas dasar biaya ditambah keuntungan (cost-plus profit).
13

1. Rukun Murabahah
Menurut Muhammad (2009:58) rukun murabahah antara lain:
1. Penjual (ba’i)
Penjual merupakan seseorang yang menyediakan alat
komoditas atau barang yang akan dijual belikan kepada
konsumen dan nasabah.
2. Pembeli (musyitari)
Pembeli merupakan seseorang yang membutuhkan
barang untuk digunakan dan bisa didapat ketika
melakukan transaksi dengan penjual.
3. Barang atau obyek (mabi’)
Adanya barang yang akan diperjual belikan merupakan
salah satu unsur terpenting demi suksesnya transaksi.
Contoh: kendaraan, mesin, alat, perabotan dan kebutuhan
lainya.
4. Harga (tsaman)
Merupakan unsur terpenting dalam jual beli karena
merupakan suatu nilai tukar dari barang yang akan atau
sudah dijual.
5. Ijab qabul (sighat)
Para ulama fiqih sepakat menyatakan bahwa unsur utama
dari jual beli adalah kerelaan kedua belah pihak, kedua
belah pihak dapat dilihat dari ijab qobul yang
dilangsungkan. Menurut mereka ijab dan qobul perlu
diungkapkan secara jelas dan transaksi yang bersifat
mengikat kedua belah pihak.

2. Syarat Murabahah
Adapun syarat pembiayaan murabahah menurut Warno
(2014:2) adalah:
1. Penjual memberitahu biaya modal kepada nasabah.
2. Kontrak pertama harus sesuai dengan rukun yang
ditetapkan.
14

3. Kontrak harus bebas riba.


4. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi
cacat atas barang sesudah pembelian, misalnya jika
pembelian dilakukan secara hutang.
5. Pihak akad sama – sama ikhlas, mempunyai
kekuasaan melakukan jual beli.
6. Barang atau obyek:
- Barangnya ada.
- Barangnya milik sah dari penjual.
- Tidak termasuk kategori yang diharamkan.
- Barang tersebut sesuai dengan pernyataan penjual.
7. Harga:
- Harga barang bank adalah harga beli ditambah margin.
- Harga jual tidak boleh berubah selama masa perjanjian.
- Sistem penjualan dan jangka waktu disepakati bersama
15

3. Jenis – jenis Murabahah


Menurut Kautsar Rizal Salman (2012:145) pembiayaan
murabahah dibagi kedalam dua jenis, antara lain:
a. Murabahah berdasarkan pesanan
Dalam murabahah jenis ini, penjual melakukan
pembelian barang setelah ada pesanan dari pembeli.
Murabahah dengan pesanan dapat bersifat mengikat atau
tidak mengikat pembeli untuk membeli barang yang
dipesanya. Murabahah yang bersifat mengikat berarti
pembeli harus membeli barang yang dipesanya dan tidak
dapat membatalkan pesananya. Adapun murabahah yang
bersifat tidak mengikat bahwa walaupun telah memesan
barang tetapi pembeli tersebut tidak terikat maka pembeli
dapat menerima atau membatalkan barang tersebut.
b. Murabahah tanpa pesanan.
Murabahah ini termasuk jenis murabhah yang
bersifat tidak mengikat. Murabahah ini dilakukan tidak
melihat ada yang pesan atau tidak sehingga penyediaan
barang dilakukan sendiri oleh penjual.

2.2.4 Rahn
Secara etimologis al-rahn berarti tetap dan lama, sedangkan al-
habs berarti menahan terhadap suatu barang dengan hak sehingga
dapat dijadikan sebagai pembayaran dari barang tersebut. Makna
gadai (rahn) dalam bahasa hukum perundang – undangan disebut
sebagai barang jaminan, dan rungguhan. (Rahmat Syafii, 2000:159)
Sedangkan untuk istilah syara’ , yang dimaksud dengan rahn
adalah menjadikan suatu barang yang mempunyai nilai harta dalam
pandangan syara’ sebagai jaminan utang, yang memungkinkan untuk
mengambil seluruh atau sebagian utang dari barang tersebut. (Abdul
Ghofur Anshori, 2005:88)
16

1. Rukun Rahn
Dimyauddin Djuwaini (2008:263) menyatakan dalam
melaksanakan suatu perikatan terhadap rukun dan syarat gadai
yang harus dipenuhi. Rukun akad terdiri atas rahin (orang yang
menyerahkan barang, murtahin (penerima barang), marhun/rahn
(barang yang digadaikan) dan marhun bin (hutang) serta ijab dan
qabul. Gadai atau pinjaman dengan jaminan benda memiliki
beberapa rukun, antara lain:
1. Orang yang melakukan akad meliputi dua aspek:
- Orang yang menggadaikan barang.
- Orang yang berpiutang yang menerima brang gadai
sebagai imbalan uang kepada yang dipinjamkan.
2. Yang diakadkan, yakni meliputi dua hal:
- Barang yang digadaikan
- Hutang yang karenanya diadakan gadai
3. Akad gadai, meliputi tiga hal yakni:
- Orang yang menggadaikan
- Akad gadai
- Barang yang digadaikan

2. Syarat Rahn
(Dada Muttaqien, 2009:109) Menurut ulama fiqih
mengemukakan syarat – syarat ar-rahn sesuai dengan rukun itu
sendiri. Dengan demikian, syarat – syarat ar-rahn meliputi:
a. Syarat yang berkait dengan orang yang berakad adalah
cakap bertindak hukum, kecakapan bertindak hukum
menurut jumhur ulama adalah orang yang baligh dan
berakal.
b. Syarat mahrun bih (Utang) syarat dalam hal ini adalah
wajib dikembalikan oleh debitor, utang dapat dilunasi
dengan agunan tersebut, dan utang itu harus jelas dan
tertentu.
17

c. Syarat marhun (agunan) syarat agunan menurut ahli fiqih


adalah harus dapat dijual dan nilainya seimbang dengan
besarnya utang. Agunan harus bernilai dan dapat
ditunjukan, agunan sah milik debitor, agunan tidak terkait
dengan pihak lain, agunan harus merupakan harta yang
utuh dan agunan dapat diserahterimakan kepada pihak
lain, bak materi maupun manfaatnya.
d. Ulama hanafiah mengatakan dalam akad itu ar-rahn tidak
boleh dikaitkan dengan syarat tertentu atau dikaitkan
dengan masa yang akan datang, karena akad ar-rahn
sama dengan akad jual beli. Apabila akad itu dibarengi
dengan syarat tertentu atau dikaitkan dengan masa yang
akan datang, maka syaratnya batal.
2.2.5 Perkembangan Usaha
Perkembangan usaha adalah suatu bentuk usaha kepada usaha itu
sendiri agar dapat berkembang menjadi lebih baik lagi dan agar
mencapai pada suatu titik atau puncak menuju kesuksesan.
Perkembangan usaha dilakukan oleh usaha yang sudah mulai
terproses dan terlihat ada kemungkinan untuk lebih maju lagi.
Perkembangan usaha merupakan suatu keadaan terjadinya proses
peningkatan omset penjualan (Purdi E dan Chandra, 2000 : 35).

2.2.6 UMKM
UMKM adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha di semua sektor
ekonomi. Pada perinsipnya , pembedaan antara usaha mikro (UMI),
usaha kecil (UK), usaha menengah (UM) dan usaha besar (UB)
umunya didasarkan pada nilai aset awal (tidak termasuk tanah dan
bangunan), omset rata rata pertahun, atau jumlah pekerja tetap.
Namun definisi UMKM berdasarkan tiga alat ukur ini berbeda
menurut negara. Karena itu, memang sulit membandingkan
pentingnya atau peran UMKM antar negara. (Tulus Tambunan,
2012:11).
18

Menurut Tulus T.H Tambunan (2009:16) di Indonesia, definisi


UMKM diatur dalam undang – undang Republik Indonesia no.20
Tahun 2008 tentang UMKM. Pasal 1 dari UU tersebut, dinyatakan
bahwa usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan
atau badan usaha perorangan yang memiliki kriteria usaha mikro
sebagaimana diataur dalam UU tersebut. usaha kecil adalah usaha
ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang
perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan anak cabang yang dimililiki, dikuasai atau
menjadi bagian, baik langsung maupun tidak langsung, dari usaha
menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil
sebagaimana dimaksud dalam UU tersebut. (Tulus T.H Tambunan,
2009:16)
Sedangkan usaha mikro adalah usaha ekonomi produktif yang
berdiri sendiri yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha
yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung, dari usaha mikro, usaha kecil atau
usaha besar yang memenuhi usaha kriteria usaha mikro sebagaimana
dimaksud dalam UU tersebut.
Di dalam Udang – Undang tersebut, kriteria yang digunkan untuk
mendefinisikan UMKM seperti yang tercantum dalam pasal 6 adalah
nilai kekayaan bersih atau nilai aset tidak termasuk tanah dan
bangunan tempat usaha, atau hasil penjualan tahunan. Dengan
kriteria sebagai berikut:
1. Usaha mikro adalah unit usaha yang memiliki aset paling
banyak Rp. 50 juta tidak termasuk tanah dan bangunan
tempat usaha dengan hasil penjualan tahunan paling banyak
Rp. 300 juta.
2. Usaha kecil dengan nilai aset lebih dari Rp. 50 juta sampai
dengan paling banyak Rp. 500 juta tidak termasuk tanah dna
bangunan tempat usaha memiliki hasil penjualan tahunan
19

lebih dari Rp 300 juta hingga paling banyak Rp 2,5 milyar.


3. Usaha menengah adalah perusahaan dengan nilai kekayaan
bersih lebih dari Rp. 500 juta hingga paling banyak Rp. 100
milyar dan hasil penjualan tahunan diatas Rp. 2,5 milyar
sampai paling banyak Rp. 50 milyar.

2.3 Kerangka Berfikir


Studi pada yang dilakukan menggunakan penelitian kuantitatif.
Penelitian ini dilakukan untuk menguji hasil hipotesis yang sudah
ditetapkan oleh penulis. Data yang diperoleh dari narasumber akan diteliti
menggunakan beberapa alat analisis pada kerangka di bawah ini:

Pembiayaan Murabahah
(X1)
Perkembangan
- Kesepakatan Jual – Beli.
- Margin Keuntungan. UMKM (Y)
- Cara Pembayaran.
- Peningkatan Omzet
- Penerimaan Barang.
Pendapatan.
- Pertumbuhan
Rahn (X2) Tenaga Kerja.
- Ijab dan Qabul. - Pertumbuhan
- Orang Yang Berakad.
Pelanggan.
- Barang Jaminan.
- Nilai Gadai.

Alat Analisis
1. Uji Validitas.
2. Uji Reliabilitas.
Keterangan:
3. Uji Asumsi Klasik:
Uji Normalitas.
Pengaruh Parsial Uji Multikolinieritas.
Uji Heteroskedastisitas.
4. Koefisien Determinasi (𝑅2).
Pegaruh Simultan 5. Analisis Regresi Linier
Berganda.
6. Uji t
7. Uji F
Gambar 2.1 Kerangka Berfikir
20

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan dugaan sementara dari hasil perumusan masalah.


Dan perlu dibuktikan kebenaranya melalui pengujian data. Hasil hipotesis
yang telah ditetapkan adalah sebagai berikut:
1. Diduga ada pengaruh pembiayaan murabahah dan rahn secara
parsial pada perkembangn usaha mikro kecil dan menengah
anggota BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun
Gresik.
2. Diduga ada pengaruh pembiayaan murabahah dan rahn secara
simultan pada perkembangan usaha mikro kecil dan menengah
anggota BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun
Gresik.
3. Diduga pembiayaan murabahah berpengaruh paling dominan
pada perkembangan usaha mikro kecil menegah anggota BMT
Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Waktu Dan Lokasi Penelitian


Waktu penelitian akan dilakukan pada bulan Januari 2022 hingga
pada bulan Maret 2022. Adapun tempat pelaksanaan penelitian
dilaksanakan di BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring Dukun Gresik
yang bertempat di Jl. Raya Pasar Kliwon Desa Karangcangkring Kecamatan
Dukun Kabupaten Gresik.

3.2 Jenis Penelitian


Sebelum dilakukanya penelitian perlu dimengerti terlebih dahulu
jenis penelitian yang akan dipakai, hingga bisa memudahkan peneliti untuk
menyelesaikan studi ini. Dalam studi ini bentuk penelitian menggunakan
kuantitatif deskriptif.
Menurut Sugiyono (2017 : 14), metode penelitian kuantitatif dapat
diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivme, digunakan untuk meneliti pada populasi ataupun sampel tertentu,
tekhnik pengambilan sampel pada umunya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen hipotesis yang sudah
ditetapkan.
Adapun pengertian deskriptif menurut Sugiyono (2017 : 35)
merupakan metode penelitian deskriptif ini dilakukan untuk mengetahui
keberadaan variable mandiri, baik hanya pada satu variabel atau lebih
(variabel yang berdiri sendiri atau variabel bebas) tanpa membuat
perbandingan variabel itu sendiri dan mencari hubungan dengan variabel
lain. Tujuan dari penekatan deskriptif untuk mendiskripsikan objek
penelitian ataupun hasil penelitian.

21
22

3.3 Teknik Penarikan Sampel

3.3.1 Teknik Sampling


Pada penelitian ini peneliti cara pengambilan sampel menggunakan
simple random sampling di mana sampel akan diambil secara acak tanpa
adanya standar tertentu atau yang biasanya disebut dengan Simple
Random Sampling.

3.3.2 Populasi
Populasi adalah kumpulan dari keseluruhan pengukuran objek yang
akan menjadi sasaran penelitian. Subyek penelitian merupakan tempat
atau lokasi data variabel yang akan digunakan.
Menurut Sugiyono (2017 : 80) populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulanya.
Populasi dalam studi pada ini merupakan para pelaku UMKM
anggota BMT Mandiri Sejahtera Karangcangkring yang telah
mempergunakan produk pembiayaan murabahah serta rahn selama 3
bulan terakhir yang terdiri dari 100 anggota.

3.3.3 Sampel
Agar memudahkan proses penelitian, maka dibutuhkan sampel
penelitan. Menurut Sugiyono (2017 : 81) sampel merupakan bagian dari
jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk
penentuan sampel pada studi pada ini, metode yang akan dipakai
merupakan metode slovin.
23

Berikut adalah rumus slovin :


𝑁
𝑛=
1 + 𝑁 (𝑒 )2
100
𝑛=
(1 + (100𝑥 (0,1)2 )
100
𝑛=
1+1
100
𝑛=
2
𝑛 = 50
Terdapat 50 sampel yang harus diteliti oleh peneliti.
Keterangan:
n : Jumlah sampel
N : Jumlah populasi
e : Persentase kebebasan ketepatan pada pemilihan sampel yang bisa
ditolelir sebesar 10%

3.4 Metode Pengumpulan Data


Pada studi pada ini data yang dipakai merupkan data primer. Data
primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data (Sugiyono 2017 : 137). Sumber data primer didapatkan
melewati kuisioner / angket yang disebar untuk responden anggota BMT
Mandiri Sejahtera Karangcangkring yang menggunakan pembiayaan
murabahah serta rahn. Kemudian keputusan tanggapan kuisioner nantinya
akan dihitung dengan sekala likert untuk memperoleh nilai atau skor.

3.5 Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (2017:83) menyatakan bahwa variabel adalah segala


sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari
sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan.
Dalam penelitian ini ada dua variabel yang digunakan yaitu variabel independen.
24

3.5.1 Variabel Independen (Bebas)

Menurut Sugiyono (2020:39) mendefinisikan variabel independen


adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahanya
atau timbulnya variabel dependen. Dalam penelitian ini yang termasuk
variabel independen adalah:
1. Pembiayaan Murabahah (X1)
Murabahah adalah akad jual beli barang dengan menyatakan
perolehan dan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual
dan pembeli (Karim, 2020). Adapun indikator pada penelitian ini
yaitu:
1) Kesepakatan Jual – Beli.
2) Margin Keuntungan.
3) Cara Pembayaran.
4) Penerimaan Barang.
2. Rahn ( X2 )
Rahn adalah menahan salah satu harta milik si peminjam atas
pinjaman yang diterima. Barang yang di tahan tersebut memiliki nilai
ekonomis. Dengan demikian pihak yang menahan memperoleh jaminan
untuk dapat mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya. Secara
sederhana dapat dijelaskan bahwa rahn adalah semacam jaminan hutang
atau gadai (Muhammad Syafi’i Antoni, 2021:184).
Adapun indikator pada penelitian ini yaitu:
1) Ijab dan Qobul.
2) Orang Yang Berakad.
3) Barang Jaminan.
4) Nilai Gadai

3.5.2 Variabel Dependen (Terikat)


Menurut Sugiyono (2019:39) variabel dependen adalah variabel
yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel
bebas. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah:
25

1. Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (Y)


Menurut Muhammad Sholeh (2019) tolak ukur tingkat
keberhasilan dan perkembangan perusahaan kecil dapat dilihat dari
peningkatan omzet penjualan. Tolak ukur perkembangan usaha haruslah
merupakan parameter yang dapat diukur sehingga tidak bersifat nisbi
atau bahkan bersifat maya yang sulit untuk dapat dipertanggung
jawabkan. Adapun indikator pada penelitian ini yaitu:
1) Peningkatan Omzet Penjualan.
2) Pertumbuhan Tenaga Kerja.
3) Pertumbuhan Pelanggan

3.6 Metode Analisis Data

3.6.1 Analisis Data


Analisis data yakni bentuk peringkasan sebuah data dalam bentuk
yang lebih sederhana agar lebih mudah diinterpretasikan. Analisis data
memiliki maksud untuk menjawab sejumlah pertanyaan dari rumusan
masalah. Teknik analisis data merupakan suatu tindakan analsisis data
mulai dari proses pembagian data yang berdasar pada variabel serta jenis
responden, memberi jawaban pada rumusan masalah serta melakukan uji
pada dugaan sementara yang telah dibuat.
Untuk memperoleh sebuah data, maka di buat sebuah pernyataan
dalam bentuk kuisoner yang bertujuan untuk mempermudah peneliti dalam
menggali data responden. Selanjutnya data yang didapatkan dari hasil
penyebaran angket diberikan nilai / poin menggunakan skala likert pada
setiap jawaban.
Menurut Sugiyono (2019 : 93), skala likert digunakan untuk
megukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang
tentang fenomena sosial. Pada sebuah studi, fenomena sosial ini sudah
ditentukan secara sepesifik dengan peneliti, lalu kemudian disebut dengan
variabel penelitian. Skala likert mempunyai pilihan jawaban dari yang
paling positif hingga negatif.
26

Berikut ini merupakan ketentuan pada pengukuran nilai yang


menggunakan skala likert .
Tabel 3.1 Skala Model Likert

Pernyataan Pernyataan
Pilihan Jawaban
Positif Negatif
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Ragu – Ragu 3 3
Tidak Setuju 2 4
Sangat Tidak Setuju 1 5

3.6.2 Uji Kualitas Data

3.6.2.1 Uji Validitas


Validitas menurut Sugiyono (2017 : 125) menunjukkan
derajat ketepatan antara data yang sesungguhnya terjadi pada
objek dengan data yang dikumpulkan oleh peneliti. Uji Validitas
product moment correlation membandingkan nilai 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 (pada
tiap item bisa diketahui melalui kolom pearson correlation)
dengan 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 (untuk degree of freedom (df = n – 2) pada pada
ini n merupakan banyaknya sampel beserta alpha = 5% (0,05)
dengan tingkat signifikansi 2 arah (2 – tailed)).
Keputusan pengujian validitas item didasarkan seperti
berikut: Apabila 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka item pernyataan
dinyatakan valid. Kebaliknya apabila 𝑟ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 maka item
pernyataan dinyatakan tidak valid.

3.6.2.2 Uji Reliabilitas


Menurut Sugiyono (2017 : 130) menyatakan uji
reliabilitas merupakan sejauh mana hasil pengukuran dengan
memakai objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.
Pengkajian dilaksanakan dengan memakai program SPSS dari
item pernyataan yang telah diputuskan valid didalam Uji
27

Validitas. Nilai reliabilitas ditetapkan memakai koefisien alpha


cronbach dengan ketentuan batas paling rendah yakni 0,7. Jika
ketetapan uji telah dipenuhi maka angket dinyatakan reliabel.

3.6.3 Uji Asumsi Klasik


Digunakan sebagai pembuktian apakah pada sebuah data tidak
ditemukan gejala multikolonieritas, heteroskedastisitas maupun
autokorelasi. Sebab dalam analisis regresi yang sempurna ketika
tidak ditemukanya gejala multikolonieritas serta heteroskedastisitas.

3.6.3.1 Uji Normalitas


Menurut Ghozali (2016) Uji Normalitas memiliki tujuan
untuk menguji apakah pada model regresi variabel pengganggu
atau residual mempunyai distribusi normal. Uji kolmogorv
smirnov dilakukan pada penelitian kali ini untuk memastikan
data tersebar secara normal dengan mengacu pada nilai Asymp
Sig (2 tailed) yang harus di atas 0,5.

3.6.3.2 Uji Multikolinieritas


Menurut Ghozali (2016) Uji Multikolinieritas memiliki
tujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemui
adanya kolerasi antar ariabel bebas (variabel independen). Model
regresi yang sempurna apabila tidak terdapat kolerasi antar
variabel bebas. Model regresi yang sempurna apabila mempunyai
batas nilai tolerance value melebihi 0,10, sementara batas nilai
VIF yakni di bawah 10. Jika tolerance value dibawah 0,10
ataupun nilai VIF melebihi 10 maka terdapat multikolonieritas.

3.6.3.4 Uji Heteroskadastisitas


Menurut Ghozali (2016) Uji Heteroskedastisitas bertujuan
untuk menguji apakah dalam regresi terjadi ketidaksamaan
varience dari residual pengamatan ke pengamatan yang lain tetap,
maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut
heteroskedastisitas. Model regresi yang sempurna ialah tidak
28

terjadi heterokedastisitas atau homokedaastisitas. Pada studi pada


ini Uji Heteroskedastisitas dideteksi melalui uji grafik dan
melalui uji Glejser. Apabila propabilitas signifikansi diatas 0,05
sehingga bisa diketahui bahwasanya data yang diperoleh tidak
memiliki gejala heteroskedastisitas.

3.6.4 Koefisien Determinasi (𝑹𝟐)


Koefisien Determinasi (R𝟐) memiliki fungsi untuk mengukur
seberapa tinggi model mampu untuk menjelaskan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah anatara nol dan satu.
Nilai R𝟐 yang rendah memiliki arti bahwa kemampuan variabel –
variabel independen dalam menjelaskan varaisi variabel dependen
sangat terbatas. Nilai yang mendekati satu beararti variabel –
variaebel independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variael dependen. (Ghozali,
2016).
Tabel 3.2 Nilai Korelasi

Ni1ai Tingkat Hubungan


0,000 – 0,0199 Sangat Rendah
0,200 – 0,399 Rendah
0,400 – 0,599 Sedang
0,600 – 0,799 Tinggi
0,800 – 1,00 Sangat Tinggi

3.6.5 Analisis Regresi Linier Berganda


Untuk analisis regresi yang dipakai pada observasi ini memakai
metode statistik parametik. Dalam tahap pengujian ini dipakai sebagai
prediksi keadaan naik ataupun turunya variabel independen ataupun
dependen.
29

3.6.6 Uji Hipotesis

3.6.6.1 Uji t
Menurut Ghazali (2016 : 95) uji t pada dasarnya
menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Proses uji dilaksanakan dengan memakai signifikansi 0,05 (∝ =
5%). Penerimaan ataupun penolakan pada hipotesis sesuai
dengan ketetapan berikut:
1. Apabilah nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑛𝑔 < 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan nilai signifikan lebih
besar dari 0,05 artinya hipotesis ditolak (koefisien regresi
tidak signifikan). Hal ini berarti bahwa variabel independen
tidak memiliki pengaruh secara signifikan pada variabel
dependen.
2. Apabilah nilai 𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > 𝑡𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 dan nilai signifikan lebih
kecil dari 0,05 artinya hipotesis diterima (koefisien regresi
signifikan). Hal ini berarti bahwa variabel independen
memiliki pengaruh secara signifikan pada variabel
dependen.

3.6.6.2 Uji F
Menurut Ghozali (2016 : 96) menyatakan bahwa Pada
dasarnya uji statistik F menunjukkan apakah semua variabel
independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara simultan pada variabel dependen. Uji F dilakukan
menggunakan cara perbandingan nilai F hitung dibanding F tabel
serta mengacu pada nilai signifikansi yang tidak melebihi 0,05
menggunakan ketentuan seperti berikut:
1. Apabila Fℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 > F𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ataupun probabilitas nilai
signifikansi (sig < 0,05), maka terdapat pengaruh secara
simultan dari variabel independent pada variabel
dependent.
30

2. Apabila Fℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < F𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 ataupun probabilitas nilai


signifikansi (sig > 0,05), maka tidak terdapat pengaruh
secara simultan dari variabel independent terhadap variabel
dependen.

3.7 Jadwal Penelitian


Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan Penelitian

No. Aktivitas Bulan Tempat


Januari Februari Maret
1. Pengamatan dan Lokasi
Observasi Penelitian
2. Penyusunan Kampus /
Proposal Universitas
3. Perijinan Intansi Terkait

4. Pegumpulan Data Lokasi


Penelitian
5. Analisis Data Kampus /
Universitas
6. Penyusunan Kampus
Laporan /Universitas
7. Ujian Kampus
/Universitas
31

DAFTAR PUSTAKA

A. Karim, Adiwarman. 2013 Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan. Jakarta,
Raja Grafindo.

Anshori, Abdul Ghofur. 2005. Gadai Syariah di Indonesia. Yogyakarta, Gadjah


Mada.

Antoni, Muhammad Syafi’i. 1999. Bank Syariah, Wacana Ulama dan Cendikia.
Jakarta, Bank Indonesia dan Tazkia Institute.

Dimyauddin, Djuwaini. 2008. Pengantar Fiqih Muamalah. Yogyakarta, Pustaka


Pelajar.

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multiariete Dengan Program IBM SPSS.
Semarang, Badan Penerbit Diponegoro.

Ismail. 2001. Perbankan Syariah. Jakarta, Kencana Prenada Media Group.


Kasmir. 2002. Bank dan Lembaga Keuangan Lainya. Jakarta, Pt. Raja
Grafindo Persada.

Muhammad. 2005. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta, UPP

Muhammad. 2009. Model Model Akad Pembiayaan di Bank Syariah (Panduan


Teknis Pembuatan Akad / Perjanjian Pembiayaan Pada Bank Syariah).
Yogyakarta, UII Pers.AMP YKPN.

Muttaqien, Dada. 2009. Aspek Legal Lmebaga Keungan Syariah. Yogyakarta,


Safira Insani Press.

Purdi E., dkk. 2000. Trik Sukses Menuju Sukses. Yogyakarta, Grafikah Indah.

Rusby, Zulkifli., dkk. 2016. Analisa Permasalahan Baitul Maal Wa Tamwl (BMT)
melalui Pendekatan Analytical Network Procces (ANP). Jurnal Al –
Hikmah Vol.13 No.1.
https://journal.uir.ac.id/index.php/alhikmah/articel/download/1162/723.

Salman, Kautsar Riza. 2012. Akuntansi Perbankan Syariah Berbasis PSAK


Syariah. Padang, Akademi Permata.

Sholeh, Muhammad. 2008. Upaya Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah,


Jakarta: Rajagrafindo Persada.

Suci, Yuli Rahmini. 2017. Perkembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan
Menengah) di Indonesia. Jurnal Ilmiah Cano Ekonoms Vol. 6, no. 1. 1.
https://scholar.google.co.id/scholar?q=jurnal+umkm&hl=id&as_sdt=0&a
s_vis.
32

Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung,


Alvabeta, CV.

Syafi’i, Rahmat. 2000. Fiqih Muamalah. Bandung, Pustaka Setia. Tambunan,


Tulus T.H. 2009. UMKM di Indonesia. Bogor, Ghalia Indonesia.

Tambunan, Tulus. 2012. Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Indonesia: Isu –
Isu Penting. Jakarta, LP3ES.

Warno. 2014. Akuntansi : Lembaga Keungan Syariah 1. Yogyakarta, Deppublish.

Anda mungkin juga menyukai