Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA

DOSEN PENGAMPU
Apriyanti, S. Kep, Ns, M. Kes

Disusun oleh:
WULAN WHYDIA DARMAN
A1 KEPERAWATAN
P202201030

FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN & PROFESI NERS


PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MANDALA WALUYA
2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa, karena atas berkat limpahan
rahmat dan karunianyalah sehingga Penulis (saya) dapat menyelesaikan makalah
yang berjudul, "PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA”. Saya menyadari
bahwa didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu segala saran dan kritikan yang sifatnya positif sangat saya harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.

Ucapan terima kasih tak lupa saya sampaikan kepada pihak-pihak yang telah
membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya, semoga
mendapat imbalan dan keberkahan dari Allah SWT atas segala bantuannya.
Semoga makalah ini bisa memberikan manfaat kepada para pembaca dan
utamanya bagi saya sendiri.

Kendari, 5 Juni 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1

1.1.................................................................................. Latar belakang


........................................................................................................1
1.2............................................................................. Rumusan masalah
........................................................................................................1
1.3.............................................................................................. Tujuan
........................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN................................................................................2

2.1..... Pancasila sebagai sistem etika berperan dalam menanggulangi


korupsi...........................................................................................2
2.2...... Pancasila sebagai sistem etika dapat mencegah dan mengatasi
dekadensi masal............................................................................2
2.3....... Dampak korupsi terhadap nilai-nilai pancasila sebagai sistem
etika...............................................................................................3

BAB III PENUTUP........................................................................................4

3.1. Kesimpulan.....................................................................................4

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pancasila merupakan dasar filsafat negara Indonesia yang mengatur nilai-
nilai dan prinsip-prinsip moral yang menjadi landasan bagi kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Pancasila bukan hanya merangkum
aspek politik, hukum, dan sosial, tetapi juga merupakan sistem etika yang
memandu perilaku individu dan kolektif dalam masyarakat.
Pancasila sebagai sistem etika memiliki akar filosofis yang dalam
sejarahnya diwariskan oleh budaya dan tradisi masyarakat Indonesia. Nilai-
nilai moral yang terkandung dalam Pancasila mengajarkan prinsip-prinsip
kebaikan, keadilan, kemanusiaan, dan kebersamaan. Sistem etika ini
mendasarkan diri pada kepercayaan akan adanya Tuhan Yang Maha Esa, nilai-
nilai universal manusia, persatuan bangsa, demokrasi, dan keadilan sosial.
Pancasila sebagai sistem etika diadopsi dalam Pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 dan menjadi landasan moral bagi pembangunan negara
dan masyarakat Indonesia. Sebagai landasan moral, Pancasila mengarahkan
tindakan individu dan kebijakan publik agar selaras dengan nilai-nilai
kebajikan, menjunjung tinggi hak asasi manusia, mengedepankan keadilan
sosial, dan memperkuat kebersamaan dalam kehidupan berbangsa.

1.2. Rumusan Masalah


1. Bagaimana Pancasila sebagai sistem etika berperan dalam menanggulangi
korupsi?
2. Bagaimana Pancasila sebagai sistem etika dapat mencegah dan mengatasi
dekadensi masal?
3. Apa dampak korupsi terhadap nilai-nilai Pancasila sebagai sistem etika?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui bagaimana Pancasila sebagai sistem etika berperan dalam
menanggulangi korupsi?
2. Mengetahui bagaimana Pancasila sebagai sistem etika dapat mencegah dan
mengatasi dekadensi masal?
3. Mengetahui apa dampak korupsi terhadap nilai-nilai Pancasila sebagai
sistem etika?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pancasila sebagai sistem etika berperan dalam menanggulangi korupsi


Pancasila sebagai sistem etika memiliki peran penting dalam
menanggulangi korupsi. Korupsi merupakan masalah serius yang merugikan
negara dan masyarakat secara luas, baik dari segi ekonomi, politik, maupun
sosial. Sebagai sistem etika, Pancasila memberikan pedoman moral yang kuat
dalam menghadapi korupsi dan memberantasnya.
Berikut adalah beberapa cara di mana Pancasila berperan dalam
menanggulangi korupsi:
1. Prinsip Keadilan Sosial
Pancasila menekankan pentingnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Prinsip ini menegaskan perlunya penyebaran kekayaan dan
kesempatan secara adil dan merata. Dalam konteks korupsi, Pancasila
mendorong penegakan hukum yang adil dan tegas terhadap pelaku
korupsi tanpa pandang bulu, sehingga menciptakan efek jera dan
menjamin keadilan bagi semua pihak.
2. Prinsip kerjasama dan gotong royong
Pancasila mendorong nilai-nilai kerjasama dan gotong royong dalam
kehidupan bermasyarakat. Dalam upaya menanggulangi korupsi,
kolaborasi antara institusi pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta
menjadi sangat penting. Pancasila mendorong kerjasama yang erat antara
berbagai pihak untuk memerangi korupsi dengan membangun sistem yang
transparan, akuntabel, dan berbasis pada nilai-nilai kejujuran dan
integritas.
3. Prinsip kesetaraan dan kemanusiaan
Pancasila menekankan pentingnya kesetaraan dan martabat manusia
dalam semua aspek kehidupan. Dalam konteks korupsi, Pancasila
mendorong penegakan hukum yang tidak memihak, di mana semua
pelaku korupsi, tanpa pandang status atau kekuasaan, harus bertanggung
jawab atas perbuatannya. Prinsip kesetaraan ini juga mendorong
pemberdayaan masyarakat untuk melawan korupsi melalui pendidikan,
kesadaran, dan partisipasi aktif.

Pancasila sebagai sistem etika memiliki peran yang luas dan mendalam
dalam menanggulangi korupsi. Berikut ini beberapa peran Pancasila sebagai
sistem etika dalam menanggulangi korupsi:
1. Memperkuat kesadaran moral
Pancasila sebagai sistem etika memperkuat kesadaran moral individu
dan masyarakat terhadap pentingnya kejujuran, integritas, dan
akuntabilitas dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. Pancasila
mengajarkan bahwa korupsi adalah pelanggaran terhadap moralitas dan
mengingatkan individu akan nilai-nilai yang seharusnya mereka anut
dalam kehidupan sehari-hari.
2. Membentuk kultur anti-korupsi
Pancasila mencerminkan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia dan
mengajarkan pentingnya budaya yang bersih dan berintegritas. Dengan
memperkuat nilai-nilai Pancasila dalam masyarakat, terbentuklah kultur
anti-korupsi yang melibatkan semua elemen masyarakat dalam
penanggulangan korupsi. Masyarakat akan memiliki kesadaran kolektif
untuk melawan korupsi dan mempromosikan integritas serta transparansi.
3. Mendorong penguatan lembaga hukum
Pancasila menempatkan hukum sebagai instrumen penting dalam
menciptakan keadilan sosial. Nilai-nilai Pancasila mendorong penguatan
lembaga hukum dan penegakan hukum yang adil dan berkeadilan. Dalam
konteks penanggulangan korupsi, Pancasila mengharuskan pemberantasan
korupsi menjadi prioritas utama pemerintah dan lembaga hukum,
sehingga koruptor dapat dihukum sesuai dengan ketentuan hukum yang
berlaku.
4. Membangun partisipasi aktif masyarakat
Pancasila mengajarkan nilai gotong royong dan kerjasama dalam
masyarakat. Dalam penanggulangan korupsi, Pancasila mendorong
partisipasi aktif masyarakat dalam pengawasan dan pelaporan korupsi.
Masyarakat diajak untuk berperan serta dalam memerangi korupsi dengan
melaporkan tindakan koruptif, mendukung upaya pemberantasan korupsi,
dan mendorong transparansi dalam penggunaan dana publik.
5. Mengedepankan keadilan sosial
Pancasila menempatkan keadilan sosial sebagai tujuan negara.
Korupsi menjadi penghalang utama dalam mencapai tujuan tersebut
karena menghasilkan ketidakadilan dan ketimpangan sosial. Dengan
menerapkan nilai-nilai Pancasila, seperti keadilan, kejujuran, dan
tanggung jawab, pemerintah dan masyarakat dapat bekerja sama untuk
mengurangi kesenjangan sosial dan memastikan pemerataan akses
terhadap sumber daya dan layanan publik.
6. Mendorong kepemimpinan yang berintegritas
Pancasila mengajarkan pentingnya kepemimpinan yang berintegritas
dan melayani kepentingan publik. Para pemimpin yang memegang nilai-
nilai Pancasila akan menjadi teladan dalam menanggulangi korupsi.
Dengan memiliki pemimpin yang jujur, adil, dan berkomitmen untuk
melawan korupsi, masyarakat akan memiliki keyakinan yang lebih besar
dalam upaya pemberantasan korupsi dan penegakan etika dalam
kepemimpinan.

Pancasila sebagai sistem etika memberikan kerangka nilai-nilai yang kuat


dalam menanggulangi korupsi. Dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan sehari-hari, baik oleh individu maupun lembaga, diharapkan
terbentuk budaya yang kuat dalam melawan korupsi, membangun negara
yang bersih, berintegritas, dan berkeadilan.
Pancasila tidak hanya menjadi landasan politik, tetapi juga memiliki
dimensi etika yang kuat. Dalam konteks penanggulangan korupsi, Pancasila
memiliki peran penting dalam memberikan landasan nilai dan prinsip-prinsip
moral bagi setiap individu dalam masyarakat yang ada pada lima sila
Pancasila, yaitu:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa (Sila pertama)
Pancasila menekankan pentingnya hubungan yang baik dengan Tuhan.
Prinsip ini mendorong individu untuk memiliki kesadaran akan tanggung
jawab moralnya dan menghindari perilaku koruptif yang melanggar nilai-
nilai agama.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab (Sila kedua)
Sila kedua menegaskan pentingnya menghormati martabat dan hak
asasi manusia. Dalam konteks penanggulangan korupsi, hal ini berarti
setiap individu harus memperlakukan orang lain dengan adil dan
beradab, termasuk dalam hal pengelolaan keuangan negara dan sumber
daya publik.
3. Persatuan Indonesia (Sila ketiga)
Sila ketiga menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Untuk menanggulangi korupsi,
kolaborasi dan kerjasama antar lembaga pemerintah, masyarakat sipil,
dan sektor swasta sangat penting. Pancasila mendorong persatuan dalam
upaya pemberantasan korupsi.
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan (Sila keempat)
Sila keempat menegaskan pentingnya kepemimpinan yang bijaksana
dan menghargai aspirasi rakyat. Dalam konteks penanggulangan korupsi,
ini berarti adanya transparansi, akuntabilitas, dan partisipasi publik yang
luas dalam pengambilan kebijakan dan penggunaan sumber daya negara.
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (Sila kelima)
Sila kelima menekankan pentingnya keadilan sosial dalam
masyarakat. Dalam upaya penanggulangan korupsi, ini berarti adanya
penegakan hukum yang tegas dan adil terhadap pelaku korupsi tanpa
pandang bulu. Pancasila mendorong terciptanya sistem yang adil dan
memberikan perlindungan kepada rakyat.
Dengan menjadikan Pancasila sebagai sistem etika dan
mengimplementasikan nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang terkandung di
dalamnya, diharapkan masyarakat dapat membangun kesadaran kolektif
untuk melawan korupsi. Pendidikan nilai-nilai Pancasila dan penanaman
kesadaran moral sejak dini juga penting untuk menciptakan generasi yang
memiliki integritas dan menghormati nilai-nilai etika dalam kehidupan sehari-
hari.

2.2. Pancasila sebagai sistem etika dapat mencegah dan mengatasi dekadensi
masal
Pancasila sebagai sistem etika memiliki peran penting dalam mencegah
dan mengatasi dekadensi masal. Dekadensi masal merujuk pada penurunan
moral, nilai-nilai kebangsaan, dan kualitas kehidupan masyarakat secara luas.
Dalam konteks ini, Pancasila memberikan landasan nilai yang kuat untuk
membangun masyarakat yang berkualitas, bermoral, dan berkeadaban.
Berikut adalah beberapa cara di mana Pancasila berperan dalam mencegah
dan mengatasi dekadensi masal:
1. Moralitas dan nilai-nilai Kebangsaan
Pancasila mendorong keberadaan moralitas yang tinggi dan nilai-nilai
kebangsaan yang kuat dalam kehidupan bermasyarakat. Prinsip-prinsip
Pancasila, seperti gotong royong, keadilan sosial, persatuan, dan kesatuan,
dapat membentuk fondasi moral yang kokoh dan memperkuat identitas
nasional. Dengan mempromosikan moralitas dan nilai-nilai kebangsaan,
Pancasila berperan dalam menguatkan kesadaran moral individu dan
menginspirasi perilaku yang positif dalam masyarakat.
2. Pendidikan dan pembentukan karakter
Pancasila menempatkan pendidikan dan pembentukan karakter
sebagai hal yang sangat penting. Pendidikan yang didasarkan pada nilai-
nilai Pancasila dapat membantu membentuk karakter yang kuat, memiliki
integritas, dan bertanggung jawab. Dengan pendidikan yang berfokus
pada pengembangan moral dan kebangsaan, Pancasila mencegah
dekadensi masal dengan mengajarkan prinsip-prinsip yang baik dan
memberikan pedoman dalam menghadapi situasi kompleks dalam
kehidupan sehari-hari.
Mengapa dikatakan demikian, karena Pancasila memiliki potensi untuk
mengatasi dekadensi masal yaitu dengan cara:
1. Menekankan persatuan dan kesatuan
Pancasila mengajarkan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam
masyarakat. Melalui sila-sila Pancasila, seperti sila ke-3 (persatuan
Indonesia), sila ke-4 (kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan
dalam permusyawaratan/perwakilan), dan sila ke-5 (keadilan sosial bagi
seluruh rakyat Indonesia), Pancasila mendorong solidaritas dan
kebersamaan dalam menghadapi dekadensi masal. Dengan saling
menghargai dan bekerja sama, masyarakat dapat membangun kekuatan
yang kuat untuk mengatasi dekadensi masal.
2. Memiliki nilai-nilai moral yang kuat
Pancasila mendasarkan diri pada nilai-nilai moral yang tinggi, seperti
kejujuran, integritas, tanggung jawab, dan gotong royong. Nilai-nilai ini
menjadi landasan untuk menghadapi dan mengatasi dekadensi masal.
Dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,
individu dan masyarakat akan memiliki kesadaran moral yang tinggi,
sehingga dapat menolak dan melawan perilaku destruktif yang
menyebabkan dekadensi masal.
3. Mengedepankan keadilan social
Pancasila menempatkan keadilan sosial sebagai tujuan negara. Melalui
sila ke-5 (keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia), Pancasila
mendorong penyebaran kekayaan dan kesempatan yang merata bagi
seluruh masyarakat. Keadilan sosial dapat mengurangi kesenjangan sosial
dan ketidakadilan yang menjadi pemicu dekadensi masal. Dengan
menciptakan kondisi sosial yang adil, Pancasila dapat mengatasi akar
permasalahan yang menyebabkan dekadensi masal.
4. Menghargai keberagaman
Pancasila mengakui dan menghargai keberagaman Indonesia dalam
segala aspek, baik suku, agama, budaya, maupun pandangan politik. Hal
ini menjadi penting dalam mengatasi dekadensi masal karena konflik dan
perpecahan sering kali menjadi pemicu degradasi sosial. Dengan
menerapkan prinsip Bhinneka Tunggal Ika (berbeda-beda tetapi tetap
satu), Pancasila mendorong toleransi, saling menghormati, dan kerjasama
antar kelompok masyarakat untuk mengatasi dekadensi masal.
5. Pendidikan berbasis Pancasila
Pancasila menjadi landasan dalam sistem pendidikan di Indonesia.
Melalui pendidikan, nilai-nilai Pancasila dapat diajarkan dan dipraktikkan
kepada generasi muda. Pendidikan berbasis Pancasila membangun
kesadaran moral, etika, dan kepemimpinan yang kuat. Dengan
menciptakan generasi yang memiliki pemahaman yang baik tentang
Pancasila, masyarakat dapat mengatasi dekadensi masal melalui tindakan
yang beretika dan bertanggung jawab.

Setelah Pancasila berhasil mengatasi dekadensi masal, dapat terjadi


beberapa perubahan positif dalam masyarakat:
1. Masyarakat yang lebih harmonis
Penanganan dekadensi masal dengan pendekatan Pancasila dapat
membawa perubahan yang signifikan dalam kehidupan sosial. Masyarakat
akan lebih saling menghormati, toleran, dan menjunjung tinggi persatuan.
Terjadi peningkatan kerjasama antarindividu dan kelompok dalam
membangun keharmonisan sosial.
2. Kepemimpinan yang bertanggung jawab
Keberhasilan dalam mengatasi dekadensi masal akan memunculkan
pemimpin yang memiliki integritas, adil, dan bertanggung jawab.
Pemimpin yang berlandaskan Pancasila akan mampu memberikan
kepemimpinan yang baik, mengutamakan kepentingan masyarakat, dan
menghindari praktik-praktik korupsi serta penyalahgunaan kekuasaan.
3. Penguatan lembaga hukum dan penegakan hukum yang adil
Pancasila yang berhasil mengatasi dekadensi masal akan mendorong
penguatan lembaga hukum dan penegakan hukum yang lebih efektif.
Hukum akan ditegakkan secara adil dan setiap pelanggaran akan ditindak
secara tegas. Hal ini menciptakan keadilan sosial dan menjaga kepastian
hukum dalam masyarakat.
4. Peningkatan kualitas Pendidikan
Pancasila sebagai landasan pendidikan akan menghasilkan generasi
muda yang memiliki pemahaman mendalam tentang nilai-nilai Pancasila
dan komitmen terhadap integritas serta etika. Pendidikan akan menjadi
instrumen penting dalam mencegah kembali timbulnya dekadensi masal,
dengan mengajarkan nilai-nilai moral, keadilan, dan tanggung jawab.
5. Pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan
Dengan teratasiannya dekadensi masal, stabilitas sosial dan politik
akan meningkat. Hal ini menciptakan iklim yang kondusif bagi
pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Investasi dapat
berkembang, lapangan pekerjaan tersedia, dan kesempatan ekonomi
merata bagi seluruh lapisan masyarakat.
6. Citra positif bangsa
Keberhasilan dalam mengatasi dekadensi masal akan menciptakan
citra positif bagi bangsa di mata internasional. Negara yang memiliki
ketertiban sosial, keadilan, dan pemerintahan yang baik akan mendapatkan
apresiasi dan kepercayaan dari dunia internasional. Hal ini dapat membuka
peluang kerjasama, investasi, dan diplomasi yang menguntungkan bagi
negara.

Perlu dicatat bahwa mengatasi dekadensi masal adalah upaya


berkelanjutan dan bukan proses yang instan. Setelah berhasil mengatasi
dekadensi masal, perlu upaya yang berkelanjutan dalam menjaga dan
memperkuat implementasi nilai-nilai Pancasila agar masyarakat tetap terjaga
dari potensi degradasi sosial di masa depan.
2.3. Dampak korupsi terhadap nilai-nilai Pancasila sebagai sistem etika.
1. Keadilan sosial
Korupsi melanggar prinsip keadilan sosial yang ditegaskan dalam
Pancasila. Praktik korupsi mengakibatkan ketimpangan distribusi sumber
daya dan kekayaan, sehingga merugikan masyarakat yang seharusnya
mendapatkan manfaat yang adil dan merata. Korupsi menciptakan
kesenjangan sosial yang meningkatkan ketidakadilan dalam masyarakat.
2. Kerjasama dan gotong royong
Korupsi merusak nilai-nilai kerjasama dan gotong royong yang
menjadi landasan Pancasila. Korupsi melibatkan perilaku egois dan tidak
bertanggung jawab, yang bertentangan dengan semangat kerjasama untuk
mencapai kesejahteraan bersama. Praktik korupsi merusak kepercayaan
antara individu dan lembaga, serta menghambat kolaborasi yang
diperlukan untuk membangun masyarakat yang adil dan sejahtera.
3. Kesetaraan dan kemanusiaan
Korupsi mengancam prinsip kesetaraan dan kemanusiaan yang
menjadi pilar Pancasila. Korupsi menciptakan kesenjangan antara mereka
yang memiliki kekuasaan dan akses terhadap sumber daya dengan mereka
yang kurang beruntung. Hal ini melanggar hak asasi manusia dan
menciptakan ketidakadilan dalam berbagai aspek kehidupan, seperti
pendidikan, kesehatan, dan akses terhadap pelayanan publik.
4. Moralitas dan integritas
Korupsi bertentangan dengan nilai-nilai moralitas dan integritas yang
ditegaskan dalam Pancasila. Korupsi melibatkan penyalahgunaan
kekuasaan, manipulasi, dan perbuatan yang tidak jujur. Praktik korupsi
merusak integritas individu dan lembaga, serta merusak kepercayaan
masyarakat terhadap sistem pemerintahan dan lembaga publik.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pancasila sebagai sistem etika memiliki peran penting dalam
mengatasi korupsi, kerusakan lingkungan, dan dekadensi masal. Melalui
nilai-nilai dan prinsip-prinsipnya, Pancasila memberikan landasan moral
yang kuat untuk membangun masyarakat yang adil, bertanggung jawab,
dan berkelanjutan.
Dalam konteks korupsi, Pancasila menekankan pentingnya keadilan
sosial, kerjasama, kesetaraan, dan kemanusiaan. Dengan menerapkan nilai-
nilai ini, Pancasila memberikan landasan moral yang melawan korupsi dan
mendorong integritas, transparansi, dan akuntabilitas dalam pengelolaan
keuangan dan pemerintahan. Pancasila juga mendorong kepemimpinan
yang baik, moralitas, dan nilai-nilai kebangsaan sebagai upaya untuk
mengatasi korupsi secara sistemik.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2017). Pancasila sebagai dasar etika politik Bangsa Indonesia.


Jurnal Dinamika Hukum, 17(1), 94-101.

Damanik, J. (2018). Pancasila Sebagai Landasan Etika dalam Pencegahan dan


Pemberantasan Korupsi. Jurnal Hukum Reformator, 14(2), 238-253.

Husein, A. F. (2019). Konsep Pembangunan Berkelanjutan dalam Perspektif


Pancasila: Solusi Terhadap Korupsi dan Kerusakan Lingkungan. Jurnal
Studi Pemerintahan, 10(2), 171-192.

Kusumo, H. D. (2018). Pendidikan Karakter Berbasis Pancasila dalam


Menanggulangi Dekadensi Moral di Era Digital. Jurnal Pendidikan
Karakter, 8(2), 197-206.

Mahfud, M. D. (2018). Pancasila dan Konstitusi: Landasan Etika Negara dalam


Menangkal Korupsi. Jurnal Konstitusi, 15(2), 293-310.

Rahardjo, S. T. (2019). Pancasila dan Lingkungan: Pengelolaan Sumber Daya


Alam dalam Kerangka Kearifan Lokal. Jurnal Dinamika Administrasi,
11(2), 175-192.

Ramadhan, M., & Pratiwi, T. (2017). Pancasila Sebagai Etika Politik dalam
Menangkal Korupsi di Indonesia. Jurnal Hukum & Pembangunan, 47(3),
327-348.

Anda mungkin juga menyukai