Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN INTERPRETASI ASAM BASA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Gawat dan Kritis

Dosen Pengampu :

Suhartini Ismail.,S.Kp.,MNS.,PhD

Disusun Oleh :
Arum Kartianingsih
22020120210062
Kelompok 4 Profesi Ners 36

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO

2020
LAPORAN INTERPRETASI ASAM BASA

Inisial/Usia : Ny. O/45

Diagnosa Medis :

Tanggal Masuk :

1. Hasil pemeriksaan AGD

Jenis Hasil
Pemeriksaan

pH 7,29

PaO2 6,8 kPa (51 mmHg)

PaCO2 8,4 kPa (63 mmHg)

HCO3 16 mmol/L

FiO2 0,8

2. P/F rasio
P/F rasio = PaO2/FiO2
= 51 mmHg/ 0,8
= 63,75
P/F rasio <100 ( ARDS Berat)

3. Analisa asam basa

Jenis Hasil Nilai Normal Interpretasi


Pemeriksaan

pH 7,29 7,35-7,45 Rendah

PaO2 6,8 kPa (51 mmHg) 80-100 mmHg Rendah

PaCO2 8,4 kPa (63 mmHg) 35-45 mmHg Tinggi

HCO3 16 mmol/L 22-26 mEq/l Rendah


Interpretasi :
pH : 51 mmHg ↓↓
pCO2 : 63 mmHg ↑↑
HCO3 : 16 mmol/L ↓↓
Hasil → Mixed Asidosis
4. Kesimpulan
Menurut hasil pemeriksaan gas darah arteri tersebut, pH pasien lebih rendah
dari pH normal sehingga diketahui bahwa pasien mengalami asidosis. Hasil
pemeriksaan HCO3 menunjukkan hasil lebih rendah dari rentang normal. HCO3 yang
rendah dapat menyebabkan pH turun sehingga pasien mengalami asidosi metabolik.
Nilai PaCO2 pasien meningkat dari rentang normal. Peningkatan PaCO 2 juga dapat
menurunkan pH atau mengalami asidosis respiratory. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa pasien mengalami mixed asidosis.
5. Pembahasan
Hasil pemeriksaan gas darah arteri tersebut berasal dari pasien yang
didiagnosa syok septik. Syok terjadi ketika tekanan darah menurun secara drastis dan
terjadi gangguan aliran darah. Hipotensi pada syok sepsis terjadi karena pelebaran
pembuluh darah. Keadaan tersebut mengakibatkan suplai darah ke beberapa organ
tidak berjalan dengan baik. Jika gangguan aliran darah tersebut terjadi pada paru,
maka fungsi utama paru sebagai tempat pertukaran gas akan terganggu pula. Selain
menurunkan perfusi atau aliran darah ke paru karena tekanan darah yang menurun,
syok juga dapat meningkatkan permeabilitas membran. Akibatnya terjadi perubahan
membran alveoli-kapiler dimana terjadi penebalan pada barier yang ada di alveoli
(Aristo et al., 2019). Penebalan barier dan menurunnya aliran darah ke paru dapat
mengakibatkan adanya gangguan pertukaran gas. CO2 dan O2 yang harusnya berdifusi
tetap tertahan pada tempatnya. Jika CO 2 yang merupakan hasil metabolisme tubuh
tidak dapat keluar dari tubuh, maka tekanannya akan meningkat. Ketika PaCO 2
meningkat maka pH akan menurun dan terjadilah asidosis respiratorik (Purwanto &
Astrawinata, 2018).
Konsentrasi HCO3 pada pasien mengalami penurunan. Konsentrasi bikarbonat
yang turun dapat pula mempengaruhi pH darah. Syok sepsis ini berdampak pada
seluruh tubuh. Selain mengganggu kerja paru, sepsis dapat mengakibatkan
ketidakseimbangan elektrolit. Ketidakseimbangan elektrolit tersebut menjadi
penyebab terjadinya asidosis metabolik. Hiperkloremia dan hiperlaktamia adalah
ketidakseimbangan elektrolit pada pasien sepsis yang dapat menyebabkan asidosis
metabolik. Hiperkloremia dikaitkan dengan pemberian normal saline. Ketika aliran
darah tidak lancar, maka sel dalam tubuh kesulitan mendapatkan oksigen dari darah.
Sehingga terjadi metabolisme anaerob yang dapat menghasilkan lebih banyak laktat.
Laktat yang banyak pada darah ini dapat menimbulkan hiperlaktamia (Weledji &
Ngowe, 2013).

6. Daftar Pustaka

Aristo, I., Putra, S., Septic, E., & Process, S. (2019). Update Tatalaksana Sepsis.
Cdk-280, 46(11), 681–685.
Purwanto, D. S., & Astrawinata, D. A. W. (2018). Mekanisme Kompleks Sepsis dan
Syok Septik. Jurnal Biomedik (Jbm), 10(3), 143.
https://doi.org/10.35790/jbm.10.3.2018.21979
Weledji, E. P., & Ngowe, M. N. (2013). The challenge of intra-abdominal sepsis.
International Journal of Surgery, 11(4), 290–295.
https://doi.org/10.1016/j.ijsu.2013.02.021

Anda mungkin juga menyukai