Rangkuman McCormac 5-7
Rangkuman McCormac 5-7
McCormac and Csernak, “Structural Steel Design”, 5th Ed, Pearson, 2012
1
15020037 – Muhamad Rizhan Fateha
SI-3212 Struktur Baja
titik, sementara badan dikekang di dua titik. Oleh karena itu, bagian penampang dapat
dikategorikan menjadi 2, yaitu stiffened dan unstiffened. Kedua elemen tersebut dapat dihitung
rasio lebar terhadap tebalnya, lalu tergantung besarnya diklasifikasikan lagi menjadi elemen
compact, non-compact, dan slender. Utamanya, diharapkan suatu profil termasuk kategori non-
slender (compact atau non-compact) karena perhitungannya dapat mengacu pada kuat tekuk,
sedangkan untuk elemen slender juga harus memperhitungkan torsi. Perhitungan batas rasio lebar
terhadap tebal elemen dapat mengikuti panduan pada Tabel 5.2 Pustaka Utama.
5.8. Long, Short, and Intermediate Columns
Mekanisme kegagalan kolom akan tergantung pada panjang efektif kolom tersebut. Berdasarkan
panjang efektifnya, kolom terbagi menjadi 3, yaitu kolom panjang, pendek, dan intermediate.
Kolom panjang biasanya akan mengalami kegagalan tekuk (mengikuti The Euler Formula), kolom
leleh mengalami kegagalan leleh, dan kolom intermediate bisa mengalami keduanya. Umumnya,
kolom yang digunakan termasuk kolom intermediate.
5.9. Column Formulas
Persamaan yang digunakan untuk menentukan kuat tekan yaitu sebagai berikut.
𝜙𝑃𝑛 = 𝐹𝑐𝑟 𝐴𝑔
𝜙 = 0.9 (𝐿𝑅𝐹𝐷)
Kuat kritis ditentukan berdasarkan jenis kolom, yaitu kuat leleh untuk kolom pendek dan kuat tekuk
untuk kolom panjang. Untuk kolom intermediate, kuat kritis dapat ditentukan menggunakan
persamaan berikut.
𝐹𝑦
𝐾𝐿 𝐸
([0.658 𝐹𝑒 ] 𝐹𝑦 ) , ≤ 4.71√
𝑟 𝐹𝑦
𝐹𝑐𝑟
𝐾𝐿 𝐸
(0.877𝐹𝑒 ), > 4.71√
𝑟 𝐹𝑦
{
5.10. Maximum Slenderness Ratios
AISC tidak lagi menyediakan syarat rasio kelangsingan maksimum. Akan tetapi, disarankan rasio
kelangsingan KL/r tidak melebihi 200.
2
15020037 – Muhamad Rizhan Fateha
SI-3212 Struktur Baja
dilakukan sambungan. Tidak seperti pada batang tarik, pelat sambungan pada batang tekan
biasanya tidak menerima gaya.
6.4. Built-Up Columns
Profil yang digunakan sebagai batang tekan dapat berupa built-up section, yaitu profil yang
dibentuk dengan menyambung dua atau lebih profil. Misal baja T dan baja kanal yang dapat
dibentuk dari 2 baja siku.
6.5. Built-Up Columns with Components in Contact with Each Other
Apabila terdapat dua buah profil identik yang tidak disambung diberi gaya, kedua profil tersebut
akan menerima gaya yang sama besar yaitu setengahnya sehingga deformasinya pun sama. Akan
tetapi, jika keduanya disambung sepanjang batangnya, deformasinya akan berbeda.
6.6. Connection Requirements for Built-Up Columns Whose Components are in Contact with Each
Other
Terdapat syarat sambungan untuk elemen batang tekan yang merupakan elemen built-up. Berikut
contoh syarat sambungan yang ditetapkan.
6.7. Built-Up Columns with Components Not in Contact with Each Other
Selain disambung kedua profilnya, dua profil juga dapat disambung dengan pelat yang telah
disesuaikan sehingga keduanya tidak saling kontak, misalnya baja profil MC. Hal tersebut bertujuan
agar tegangan terdistribusi ke berbagai komponen.
3
15020037 – Muhamad Rizhan Fateha
SI-3212 Struktur Baja
3𝐿 𝐿
(72 + ) , ≤ 80
𝐾𝐿 4𝑟𝑥 𝑟𝑥
𝑟 5𝐿 𝐿
(32 + ) , 80 < ≤ 200
{ 4𝑟𝑥 𝑟𝑥
6.9. Sections Containing Slender Elements
Apabila terdapat elemen slender pada penampang, kuat leleh harus dikalikan faktor Q dalam
perhitungan kuat tekan kolom. Faktor Q dapat ditentukan menggunakan persamaan berikut.
𝐴𝑒
𝑄=
𝐴𝑔
𝐴𝑒 = 𝐴𝑔 − 𝐴𝑢𝑛𝑢𝑠𝑒𝑑
Keterangan :
Ae = Luas efektif
Aunused = Luas akibat panjang yang tidak dapat digunakan
Panjang yang tidak dapat digunakan dapat ditentukan menggunakan persamaan berikut.
𝑏 𝑜𝑟 ℎ𝑢𝑛𝑢𝑠𝑒𝑑 = 𝑏 ′ 𝑜𝑟 ℎ′ − 𝑏 𝑜𝑟 ℎ𝑒
𝑏 ′ 𝑜𝑟 ℎ′ = 𝑏 𝑜𝑟 ℎ − 3𝑡
𝐸 0.38 𝐸
𝑏 𝑜𝑟 ℎ𝑒 = 1.92𝑡√ [1 − √( )]
𝐹𝑦 𝑏 𝑜𝑟 ℎ
( ) 𝐹𝑦
𝑡
6.10. Flexural-Torsional Buckling of Compression Members
Torsi biasanya tidak akan terjadi pada profil yang simetris jika beban lateral tersalurkan melalui titik
tengah gesernya. Walaupun tidak akan terjadi, kuat torsi tetap dapat dihitung. Torsi biasanya
sangat dihindari karena sangat kompleks. Oleh karena itu, kolom biasa diberikan penahan gaya
lateral.
Chapter 7 – Design of Axially Loaded Compression Members (Continued) and Column Base
Plates
7.1. Introduction
Pada bab 6, dipelajari pendekatan nilai panjang efektif kolom menggunakan Direct Analysis
Method. Terdapat metode lain yaitu Effective Length Method yang akan dipelajari pada bab 7.
7.2. Further Discussion of Effective Lengths
Nilai K yang telah ditentukan sebelumnya disarankan untuk beberapa jenis perletakan. Nilai
tersebut juga biasanya digunakan dengan asumsi kolom tidak bergoyang karena tertahan. Selain
itu, nilai K tersebut juga diasumsikan hanya terdapat 1 kolom, sementara nilai K seharusnya
ditentukan dari keseluruhan struktur. Oleh karena itu, penentuan nilai K biasanya dilakukan
menggunakan alignment chart pada Gambar 7.2 Pustaka Utama dengan bantuan persamaan
berikut.
4𝐸𝐼
∑ 𝑓𝑜𝑟 𝑐𝑜𝑙𝑢𝑚𝑛𝑠
𝐺= 𝐿
4𝐸𝐼
∑ 𝑓𝑜𝑟 𝑔𝑖𝑟𝑑𝑒𝑟
𝐿
Catatan tambahan : nilai G untuk joint sendi = 10
7.3. Frames Meeting Alignment Chart Assumptions
Terdpat beberapa asumsi yang digunakan dalam alignment chart tersebut, misalnya elemen yang
elastis, dihubungkan sendi yang kaku, kolom tekuk bersamaan, dan lain-lain (selengkapnya pada
Section 7.2 Appendix 7 AISC). Biasanya, nilai Kx dan Ky dihitung masing-masing.
4
15020037 – Muhamad Rizhan Fateha
SI-3212 Struktur Baja
7.4. Frames not Meeting Alignment Chart Assumptions as to Joint Rotations
Dari asumsi-asumsi yang telah disebutkan sebelumnya, apabila terdapat kolom yang tidak
memenuhi asumsi tersebut, terutama jika kolom bergoyang dan mengalami rotasi, dibutuhkan
faktor koreksi yang harus dikalikan dengan I/L. Faktor koreksi tersebut dapat ditentukan
menggunakan panduan pada Tabel 7.1 Pustaka Utama.
7.5. Stiffness-Reduction Factors
Selain asumsi kolom bergoyang dan mengalami rotasi, terdapat juga asumsi kolom elastis. Apabila
terdapat kolom yang tidak elastis, alignment chart dapat digunakan dengan mengalikan nilai G
dengan faktor reduksi yang terdapat pada Tabel 7.2 Pustaka Utama.
Catatan tambahan : Joint sendi memiliki nilai G = 10 dan joint jepit memiliki nilai G = 1.
7.6. Columns Leaning on Each Other for In-Plane Design
Alignment chart menggunakan asumsi bahwa seluruh kolom pada satu lantai akan tekuk akibat
bergoyang pada saat yang bersamaan. Jika asumsi itu benar, diketahui bahwa kolom yang lain yang
dihubungkan dengan balok tidak dapat menjadi penahan bagi satu sama lainnya. Akan tetapi, dalam
beberapa situasi, misal terdapat banyak kolom berjajar dan kolom terluar belum mencapai kuat
tekuk sementara kolom yang di dalam sudah, kolom terluar dapat menjadi penahan bagi kolom
yang di dalam sehingga tidak terjadi tekuk.
7.7. Base Plates for Concentrically Loaded Columns
Misal suatu kolom ditumpu oleh pondasi, beban yang diterima kolom harus disebar merata agar
titik pertemuan kolom dan pondasi tidak menerima beban berlebih. Biasanya akan digunakan suatu
pelat yang menghubungkan kolom dengan pondasi. Pelat yang digunakan juga telah disesuaikan
dimensi serta kekuatannya. Selain pelat, pondasi yang digunakan juga harus disesuaikan
kekuatannya sehingga mampu menahan beban dari pelat.
5
15020037 – Muhamad Rizhan Fateha