Laporan Praktikum Kimia Stoikiometri
Laporan Praktikum Kimia Stoikiometri
STOKIOMETRI
Oleh :
SINAR INDAH
L13122105
KHT-C
KELOMPOK 5
JURUSAN KEHUTANAN
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIFVERSITAS TADULAKO
2022/2023
BAB I
PENDAHULUAN
Reaksi kimia biasanya antara dua campura zat, bukannya antar dua
zat murni. suatu yang paling lazim dan campuran adalah larutan reaksi kimia
dalam larutan air. sebagai contoh cairan tubuh kita, tumbuhan maupun hewan,
merupakan larutan dari berbagai jenis zat. dalam tanah pun reaksi pada umumnya
berlangsung
dalam lapisan tipis lerutan yang diabsorbsi pada padatan ( Dea Arsgita,2017 ).
kiamia, makanan yang dikosumsi setiap saat setelah dicerna diubah menjadi
digunakan sepagai pupuk. bahan bakar dan palastik dihasilkan oleh minyak
bumi, pati tanaman dalam daun disintesis oleh pengaruh sinar matahari.
hubungan kuantitatif antra hubungan kuantitatif antara zat yang berkaitan dalam
habis pada saat yang sama. namun demikian terdapat suatu reaksi dimana salah
satu reaktan h abis, sedangkan yang lain masi tersisa. reaktan yang habis
dan
produk dan rektan yang diperoduksi atau dibutuhkan dalam reaksi yang diberikan.
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
reaktan dalam reaksi kimia. reaksi kimia telah mempengaruhi kehidupan kita.
sebagai contoh : makanan yang kita konsumsi setiap saat setelah dicerna berubah
anomia yang membentuk ammonia yang digunakan sebagai pupuk, bahan bakar
dan palastik dari minyak bumi. pati dalam tanaman dalam daun disintetis dari
CO2 dan H2O oleh pengaruh energy matahari. jadi dapat dikatakan
stokiometri adalah ilmu yang mempelajari kuantitas produk dan reaktan dalam
reaksi kimia ( Chang, 2015 ). dengan kata lain stokiometri adalah perhitungan
berhubungan dengan keadaan udara yang ada pada contoh. pada tanah-tanah
mineral yang memiliki kadar bahan organic rendah (<5%), jumblah bahan
organic yang hilang pada suhu 105oC relative sedikit dibandingkan dengan
massa total, sehingga kesalangan pengukuran kadar udara menjadi kecil. jika
organik yang lebih tinggi, jumblah kerikil yang banyak, atau garam, maka
komponen khusus tersebut harus diperhatiakan dalam menentukan kondisi
kekeringan dan interpretasi hasil. cara gravimetric adalah metode yang paling
dikeringkan pada suhu 105 110oC dalam oven. hasilnya dinyatakan dalam
presentase air dalam tanah, yang dapat diekspresikan dalam presentase terhadap
kehilangan air dengan menimbang contoh tanah sebelum dan sesudah dikeringkan
pada suhu OOC dalam oven. Hasilnya dinyatakan dalam presentase air dalam
tanah, yang dapat diekspresikan dalam presentase terhadap berat kering, berat
basah atau terhadap volume. Masing-masing dari presentase berat ini dapat
kering x BD (bulk density) Air ditahan oleh komponen tanah pada kisaran energi
yang lebar dan tidak ada waktu yang pasti pada level energi yang mana, tanah
105OC untuk beberapa hari. Selain itu, beberapa contoh tanah mengandung bahan
organik yang sebagian tervolatilisasi pada suhu 105OC. Jadi penurunan massa,
mungkin
disebabkan oleh volatilisasi dari komponen bukan air. Dengan demikian, ada
masalah pengendalian suhu, meskipun oven pengering yang digunakan pada
Suhu dalam oven bervariasi tergantung pada lokasi dalam ruang oven. Hal ini
menyebabkan suhu aktual tanah tidak terukur, dan variasi ini menyebabkan
pemanasan yang berbeda antara contoh tanah yang ditempatkan pada oven yang
sama pada waktu yang sama. Selain ketidak sempurnaan ini, metode oven
pengering merupakan metode yang tepat atau yang paling baik untuk
menghasilkan data kadar air tanah. Metode ini bisa digunakan baik di
Silaban,2021).
dipakai untuk mengairi lahan seluas 1,0 ha dengan kedalaman 20 cm, maka air
pada hari yang bersangkutan tidak ada hujan, maka air yang harus ditambahkan
adalah m 3 untuk 1 ha. Tetapi jika terjadi hujan, maka air yang ditambahkan
pada saat kadar air dalam tanah mencapai 50% dari air tersedia atau 17,5%
kemampuan memegang air yang sama. Kemampuan memegang air setiap jenis
tanah ditentukan oleh agregasi tanah, yang sangat tergantung kepada tekstur dan
memegang air yang lebih rendah dibandingkan dengan tanah yang bertekstur halus
(liat). Demikian juga, untuk tanahtanah dengan kandungan bahan organik yang
yang mempunyai kandungan bahan organik tinggi. Agar tanah tetap mempunyai
kemampuan memegang air yang tinggi diperlukan suatu bahan yang dapat
yang disebut bahan pembenah tanah atau soil conditioner. Soil conditioner dapat
berupa bahan kimia (buatan) seperti PVA (poly vinyl acid) atau yang bersifat
kemampuan memegang air tanah dapat ditingkatkan, sehingga tanah tidak cepat
meloloskan air baik sebagai air drainase maupun air perkolasi, menyebabkan
air teralokasikan ke luar zona perakaran, sehingga tidak dapat diekstrak oleh
akar tanaman. Selain itu, air juga tidak mudah terevaporasi karena terlindungi
dan atau terikat oleh bahan soil conditioner. Dengan demikian kadar air
dalam tanah dapat dipertahankan pada kondisi yang optimal dalam jangka
waktu yang lebih lama. Untuk m engetahui apakah soil conditioner tersebut
dapat mempertahankan kadar air dalam tanah dalam jangka waktu yang lama
atau tidak, maka diperlukan data fluktuasi kadar air tanah yang berasal dari
Palu, Sulawesi
Tengah.
3.2.1 Alat
judul stokiometri ini adalah sebagai berikut: Oven, Neraca analitik, Kaca arloji,
Gegep,
3.2.2 Bahan
“Stoikiometri” ini adalah sebagai berikut : Sampel (tanah), Aquadest dan Kertas
lakmus.
2. Gelas arloji yang telah dipanaskan keluarkan dari oven dengan gegep
dan
masukkan kedalam desikator sekitar 10 menit (agak dingin)
3. Timbang gelas arloji yang telah dipanaskan tersebut dengan neraca
analitik
dan nyatakan beratnya sebagai berat gelas arloji kosong (W1), kemudian isi
5. Masukkan kembali kaca arloji yang berisi bahan kedalm oven yang
bersuhu
4.1 Hasil
Tabel 7. Pengamatan
No Pengamatan/perhitungan Pembahasan
1. w2 w 3 x 100%
w 2 w1
Dari hasil pengamatan diperoleh hasil
4.2 Pembahasan
kuantitatif zat yang terlibat dalam reaksi. Reaksi stokiometri adalah suatu reaksi
kimia dimana pereaksi dalam reaksi tersebut habis bereaksi, sehingga tidak ada
mol sisa dalam pereksi atau tidak ada pereaksi pembatas. Apabila suatu larutan
warna, suhu, bentuk, dan lain-lain dalam praktikum ini yang dibahas adalah
perubahan suhu. Suhu terendah dalam suatu campuran disebut titik minimum
satu rektan habis bereaksi diluan sehingga membatasi berlajutnya reaksi, preaksi
disebut preaksi pembatas. Dari adanya pereaksi pembatas maka terdapat reaksi
yang belum beraksi karena pereaksi yang lain sudah habis diluan. Pereaksi yang
tersisa disebut
pereaksi sisa.
dengan pengukuran termometer didapat suhu NaOH adalah 30, suhu HCL
adalah 30 dan suhu campura adalah 30,6 reaksi ini termasuk reaksi non
stokiometri karena NaOH telah habis bereaksi diluan dan HCL masih tersisa. Atau
5.1 Kesimpulan
reaksi non stokiometri adalah reaksi yang preksinya tidak habis bereaksi
membentuk
5.2 Saran
yang
Surakara.
Endang Susilaningsih,2016. Validitas chemisty handout sebagai inovasi bahan
ajar
STKIPkusuma Negara.
mahasiswa topic
menulis.
pendidikan kimia.