Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH ILMU KESEHATAN MASYARAKAT DAN PROMOSI

KESEHATAN
KONSEP PROMOSI KESEHATAN

Disusun Oleh:
Kelompok 1

Nama : 1. Wa Ode Windy Frinindia (PBC220058)


2. Dwi Novianti Darso (PBC220067)
3. Umi Kalsum (PBC220078)
Kelas : F22C
Mata Kuliah : Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Promosi Kesehatan

PROGRAM STUDI D3 FARMASI


JURUSAN KESEHATAN
POLITEKNIK BAUBAU
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang Konsep
Promosi Kesehatan.
Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan Makalah ini selain untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih
memperluas pengetahuan para mahasiswa khususnya bagi penulis.
Penulis telah berusaha untuk dapat menyusun Makalah ini dengan baik,
namun penulis pun menyadari bahwa kami memiliki akan adanya keterbatasan
kami sebagai manusia biasa. Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-
kesalahan baik dari segi teknik penulisan maupun dari isi, maka kami memohon
maaf dan kritik serta saran dari dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat
diharapkan oleh kami untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga
dalam pengetahuan kita bersama.

Baubau, 5 Mei 2023

Kelompok 1

ii
DAFTAR ISI

COVER.......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................. 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 1
C. Tujuan................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................. 3
A. Sejarah Promosi Kesehatan................................................................ 3
B. Definisi Promosi Kesehatan............................................................... 6
C. Tujuan Promosi Kesehatan................................................................. 6
D. Sasaran Promosi Kesehatan................................................................ 7
BAB III PENUTUP...................................................................................... 8
A. Kesimpulan......................................................................................... 8
B. Saran................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Konsep promosi kesehatan merupakan pengembangan dari konsep
pendidikan kesehatan, yang berlangsung sejalan dengan perubahan paradigma
kesehatan masyarakat (public health). Perubahan paradigma kesehatan
masyarakat terjadi antara lain akibat berubahnya pola penyakit, gaya hidup,
kondisi kehidupan, lingkungan kehidupan dan demografi. Pada awal
perkembangannya, kesehatan masyarakat difokuskan pada faktor-faktor yang
menimbulkan risiko kesehatan seperti udara, air, penyakit-penyakit
bersumber makanan seperti penyakit-penyakit lain yang berhubungan dengan
kemiskinan dan kondisi kehidupan yang buruk. Dalam perkembangan
selanjutnya, disadari bahwa kondisi kesehatan juga dipengaruhi oleh gaya
hidup masyarakat. Aktivitas promosi kesehatan menurut Piagam Ottawa
adalah advokasi (advocating), pemberdayaan (enabling) dan mediasi
(mediating). Selain itu, juga dirumuskan 5 komponen utama promosi
Kesehatan yaitu: 1) membangun kebijakan publik berwawasan kesehatan
(build healthy public policy), 2) menciptakan lingkungan yang mendukung
(create supportive environments), 3) memperkuat gerakan masyarakat
(strengthen community action), 4) membangun keterampilan individu
(develop personal skill) dan 5) reorientasi pelayanan kesehatan (reorient
health services). Berdasarkan Piagam Ottawa tersebut, dirumuskan strategi
dasar promosi kesehatan, yaitu empowerment (pemberdayaan masyarakat),
social support (bina suasana) dan advocacy (advokasi).
Sesuai dengan perkembangan promosi kesehatan tersebut di atas, pada
tahun 2009 WHO memberikan pengertian promosi kesehatan sebagai proses
mengupayakan individu-individu dan masyarakat untuk meningkatkan
kemampuan mereka mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi
kesehatan, sehingga dapat meningkatkan derajat kesehatannya. Bertolak
dari pengertian yang dirumuskan WHO tersebut, di Indonesia pengertian

1
promosi kesehatan dirumuskan sebagai upaya untuk meningkatkan
kemampuan

1
masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat,
agar mereka dapat menolong dirinya sendiri serta mengembangkan kegiatan
yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan budaya setempat dan
didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
Upaya yang dapat dilakukan seorang apoteker di fasilitas kesehatan
primer dapat berupa pelayanan kesehatan promotive (promosi kesehatan),
preventive (pencegahan penyakit), curative (pengobatan penyakit) dan
rehabilitation. Untuk mewujudkan pelayanan Kesehatan yang optimal
dibutuhkan tenaga kesehatan yang dapat memberikan pelayanan dan sarana
prasarana yang berkualitas (pemulihan kesehatan). Apoteker sebagai salah
satu tenaga kesehatan yang diakui oleh pemerintah, memiliki peran dalam
pembangunan Kesehatan terutama kesehatan masyarakat. Apoteker sebagai
profesi kesehatan yang memiliki kompetensi dan keahlian di bidang
kefarmasian (sediaan farmasi dan alat kesehatan) bertanggung jawab dalam
penjaminan kualitas dan ketepatan obat pada seluruh proses terkait sediaan
farmasi.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah promosi kesehatan?
2. Apa definisi promosi kesehatan?
3. Bagaimana tujuan promosi kesehatan?
4. Bagaimana sasaran promosi kesehatan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui sejarah promosi kesehatan.
2. Untuk mengetahui definisi promosi kesehatan.
3. Untuk mengetahui tujuan promosi kesehatan.
4. Untuk mengetahui sasaran promosi kesehatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Promosi Kesehatan


Perkembangan Promosi Kesehatan tidak terlepas dari perkembangan
sejarah Kesehatan Masyarakat di Indonesia dan dipengaruhi juga oleh
perkembangan Promosi Kesehatan International yaitu dimulainya program
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) pada tahun 1975 dan
tingkat Internasional tahun 1978 Deklarasi Alma Ata tentang Primary Health
Care tersebut sebagai tonggak sejarah cikal bakal Promosi Kesehatan
(Departemen Kesehatan, 1994). Istilah Health Promotion (Promosi
Kesehatan) sebenarnya sudah mulai dicetuskan setidaknya pada tahun 1986,
ketika diselenggarakannya Konferensi Internasional pertama tentang Health
Promotion di Ottawa, Canada pada tahun 1986. Pada waktu itu dicanangkan
”the Ottawa Charter”, yang didalamnya memuat definisi serta prinsip-prinsip
dasar Promosi kesehatan. Namun istilah tersebut pada waktu itu di Indonesia
belum terlalu populer seperti sekarang. Pada masa itu, istilah yang cukup
terkenal hanyalah Penyuluhan Kesehatan, selain itu muncul pula istilahistilah
populer lain seperti KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi), Social
Marketing (Pemasaran Sosial) dan Mobilisasi Sosial.
Sebelum Tahun 1965
Pada saat itu istilahnya adalah Pendidikan Kesehatan. Dalam
program-program kesehatan, Pendidikan Kesehatan hanya sebagai pelengkap
pelayanan kesehatan, terutama pada saat terjadi keadaan kritis seperti wabah
penyakit, bencana dan sebagainya. Sasarannya perseorangan (individu),
supaya sasaran program lebih kepada perubahan pengetahuan seseorang.
Periode Tahun 1965-1975
Pada periode ini sasaran program mulai perhatian kepada masyarakat.
Saat itu juga dimulainya peningkatan tenaga professional melalui program
Health Educational Service (HES). Tetapi intervensi program masih banyak
yang bersifat individual walau sudah mulai aktif ke masyarakat. Sasaran
program adalah perubahan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan.

3
Periode Tahun 1975-1985
Istilahnya mulai berubah menjadi Penyuluhan Kesehatan. Di tingkat
Departemen Kesehatan ada Direktorat PKM. PKMD menjadi andalan
program sebagai pendekatan Community Development. Saat itu mulai
diperkenalkannya Dokter Kecil pada program UKS di SD. Departemen
Kesehatan sudah mulai aktif membina dan memberdayakan masyarakat. Saat
itulah Posyandu lahir sebagai pusat pemberdayaan dan mobilisasi masyarakat.
Sasaran program adalah perubahan perilaku masyarakat tentang kesehatan.
Pendidikan kesehatan pada era tahun 80-an menekankan pada pemberian
informasi kesehatan melalui media dan teknologi pendidikan kepada
masyarakat dengan
harapan masyarakat mau melakukan perilaku hidup sehat. Namun
kenyataannya, perubahan tersebut sangat lamban sehingga dampaknya
terhadap perbaikan kesehatan sangat kecil. Dengan kata lain, peningkatan
pengetahuan yang tinggi tidak diikuti dengan perubahan perilaku. Seperti
yang diungkap hasil penelitian, 80% masyarakat tahu cara mencegah demam
berdarah dengan melakukan 3M (menguras, menutup dan mengubur) tetapi
hanya 35% dari masyarakat yang benar-benar melakukan 3M tersebut. Oleh
sebab itu, agar pendidikan kesehatan tidak terkesan ‘tanpa arti’, maka para
ahli
pendidikan kesehatan global yang dimotori oleh WHO, pada tahun 1984
merevitalisasi pendidikan kesehatan tersebut dengan menggunakan istilah
promosi kesehatan. Promosi kesehatan tidak hanya mengupayakan perubahan
perilaku saja tetapi juga perubahan lingkungan yang menfasilitasi perubahan
perilaku tersebut. Disamping itu promosi kesehatan lebih menekankan pada
peningkatan kemampuan hidup sehat bukan sekedar berperilaku sehat.
Periode Tahun 1985-1995
Dibentuklah Direktoral Peran Serta Masyarakat (PSM), yang diberi
tugas memberdayakan masyarakat. Direktoral PKM berubah menjadi Pusat
PKM, yang tugasnya penyebaran informasi, komunikasi, kampanye dan
pemasaran sosial bidang kesehatan. Saat itu pula PKMD menjadi Posyandu.

4
Tujuan dari PKM dan PSM saat itu adalah perubahan perilaku. Pandangan
(visi) mulai dipengaruhi oleh ’Ottawa Charter’ tentang Promosi Kesehatan.

4
Periode Tahun 1995-Sekarang
Istilah PKM menjadi Promosi Kesehatan. Bukan saja pemberdayaan
kearah mobilisasi massa yang menjadi tujuan, tetapi juga kemitraan dan
politik kesehatan (termasuk advokasi). Sehingga sasaran Promosi Kesehatan
tidak hanya perubahan perilaku tetapi perubahan kebijakan atau perubahan
menuju perubahan sistem atau faktor lingkungan kesehatan. Pada Tahun 1997
diadakan konvensi Internasional Promosi Kesehatan dengan tema ”Health
Promotion Towards The 21’st Century, Indonesian Policy for The Future”
dengan melahirkan ‘The Jakarta Declaration’. Berdasarkan Piagam Ottawa
(Ottawa Charter, 1986) sebagai hasil rumusan Konferensi Internasional
Promosi Kesehatan di OttawaCanada, menyatakan bahwa Promosi Kesehatan
adalah upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mereka mau dan
mampu
untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Batasan
promosi kesehatan ini mencakup 2 dimensi yaitu kemauan dan kemampuan.
Sehingga tujuan dari promosi kesehatan itu sendiri adalah memampukan
masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka dan
menciptakan suatu keadaan, yakni perilaku dan lingkungan yang kondusif
bagi kesehatan. Dengan demikian penggunaan istilah Promosi Kesehatan di
Indonesia tersebut dipicu oleh perkembangan dunia Internasional. Nama unit
Health Education di WHO baik di Hoodquarter, Geneva maupun di SEARO
India, juga sudah berubah menjadi unit Health Promotion. Nama organisasi
profesi Internasional juga mengalami perubahan menjadi International Union
For Health Promotion and Education (IUHPE). Istilah Promosi Kesehatan
tersebut juga ternyata sesuai dengan perkembangan pembangunan kesehatan
di Indonesia sendiri yang mengacu pada paradigma sehat. Salah satu tonggak
promosi kesehatan ialah Deklarasi Jakarta, yang lahir dari Konferensi
Internasional Promosi Kesehatan ke IV.
Deklarasi Jakarta merumuskan bahwa:

5
1. Promosi kesehatan adalah investasi utama yang memberikan dampak
pada determinan kesehatan, dan juga memberikan kesehatan terbesar pada
masyarakat.

5
2. Promosi kesehatan memberikan hasil positif yang berbeda dibandingkan
upaya lain dalam meningkatkan kesetaraan bagi masyarakat dalam
kesehatan.
3. Promosi kesehatan perlu disosialisasikan dan harus menjadi tanggung
jawab lintas sektor.
Deklarasi juga merumuskan prioritas-prioritas promosi kesehatan di
abad 21 yaitu meningkatkan tanggung jawab dalam kesehatan, meningkatkan
investasi untuk pembangunan kesehatan, meningkatkan kemampuan
masyarakat dan pemberdayaan individu serta menjamin infrastruktur
promosi kesehatan.
B. Definisi Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan secara umum adalah segala upaya yang
direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau
masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku
pendidikan atau promosi kesehatan. Dan batasan ini tersirat unsur-unsur input
(sasaran dan pendidik dari pendidikan), proses (upaya yang direncanakan
untuk mempengaruhi orang lain) dan output (melakukan apa yang
diharapkan). Hasil yang diharapkan dari suatu promosi kesehatan adalah
perilaku kesehatan, atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan yang kondusif oleh sasaran dari promosi kesehatan.
Promosi kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui pembelajaran diri oleh dan untuk masyarakat agar dapat
menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber
daya masyarakat sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh kebijakan
publik yang berwawasan kesehatan.
C. Tujuan Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan merupakan suatu proses yang bertujuan
memungkinkan individu meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan
meningkatkan kesehatannya berbasis filosofi yang jelas mengenai
pemberdayaan diri sendiri. Proses pemberdayaan tersebut dilakukan dari,

6
oleh, untuk dan bersama masyarakat serta sesuai dengan sosial budaya
setempat.

6
Demi mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik dari fisik, mental
maupun sosial, masyarakat harus mampu mengenal dan mewujudkan aspirasi
dan kebutuhannya, serta mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya.
Tujuan dari penerapan promosi kesehatan pada dasarnya merupakan
visi promosi kesehatan itu sendiri yaitu menciptakan/membuat masyarakat
yang:
1. Mau (willingness) memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
2. Mampu (ability) memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
3. Memelihara kesehatan, berarti mau dan mampu mencegah penyakit,
melindungi diri dari gangguan-gangguan kesehatan.
4. Meningkatkan kesehatan, berarti mau dan mampu meningkatkan
kesehatannya. Kesehatan perlu ditingkatkan karena derajat kesehatan
baik individu, kelompok atau masyarakat itu bersifat dinamis tidak statis.
D. Sasaran Promosi Kesehatan
Pelaksanaan promosi kesehatan ditujukan kepada sasaran yang telah
disesuaikan. Sasaran dalam promosi kesehatan terbagi menjadi tiga jenis,
yaitu:
1. Sasaran primer upaya promosi kesehatan adalah pasien, individu sehat
dan keluarga atau rumah tangga yang diharapkan dapat mengubah
perilaku. misalnya mengubah perilaku hidup tidak bersih dan tidak sehat
menjadi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
2. Sasaran sekunder upaya promosi kesehatan yaitu para pemuka masyarakat
baik pemuka informal seperti pemuka adat dan pemuka agama, maupun
pemuka formal seperti petugas kesehatan dan pejabat pemerintahan, serta
organisasi kemasyarakatan dan media massa yang diharapkan dapat turut
serta dalam upaya peningkatan PHBS pasien, individu sehat dan keluarga.
3. Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik berupa peraturan
perundang-undangan di bidang kesehatan, bidang lainnya yang berkaitan
dan pihak yang memfasilitasi sumber daya.

7
7
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Promosi kesehatan secara umum adalah segala upaya yang
direncanakan untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau
masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang diharapkan oleh pelaku
pendidikan atau promosi kesehatan. Promosi kesehatan yang bertujuan
memungkinkan individu meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan
meningkatkan kesehatannya berbasis filosofi yang jelas mengenai
pemberdayaan diri sendiri.
Perkembangan Promosi Kesehatan tidak terlepas dari perkembangan
sejarah Kesehatan Masyarakat di Indonesia dan dipengaruhi juga oleh
perkembangan Promosi Kesehatan International yaitu dimulainya program
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) pada tahun 1975 dan
tingkat Internasional tahun 1978 Deklarasi Alma Ata tentang Primary Health
Care tersebut sebagai tonggak sejarah cikal bakal Promosi Kesehatan
(Departemen Kesehatan, 1994).
B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya kita
sebagai mahasiswa tenaga kesehatan dapat memahami tentang strategi
promosi kesehatan dalam rangka memajukan kesehatan masyarakat serta
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dan dengan promosi kesehatan
yaitu melalui penyuluhan kesehatan atau pendidikan kesehatan kita dapat
menjadi bagian dari pembangunan kesehatan.

8
DAFTAR PUSTAKA

Fitriani, S. 2011. Promosi Kesehatan Cetakan Pertama. Graha Ilmu: Yogyakarta.


Kementrian Kesehatan. 2011. Promosi Kesehatan di Daerah Bermasalah
Kesehatan. Depkes RI: Jakarta.
Machfoedz, I dan Suryani, E. 2007. Pendidikan Kesehatan Bagian Dari Promosi
Kesehatan. Fitramaya: Yogyakarta.
Notoadmodjo, S. 2012. Ilmu Kesehatan Masyarakat BAB V, Pendidikan dan
Perilaku. Rineka Cipta: Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2003. Ilmu-Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-Prinsip Dasar)
cetakan ke 2. Rineka Cipta: Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai