PPKN Kelompok 7
PPKN Kelompok 7
Kelompok 7 :
PENDAHULUAN
A. Pengertian Hukum
Hukum di dunia ini ada dua, yaitu hukum yang buat oleh lembaga hukum di suatu
negara atau hukum agama yang di buat oleh Tuhan. Dalam makalah ini, akan fokus
membahas hukum yang dibuat oleh lembaga hukum negara.
3) J.C.T. Simorangkir, S.H. dan Woerjono Sastropranoto, S.H.. Dalam buku yang
disusun bersama yang berjudul “Pelajaran Hukum Indonesia”, mendifinisikan
hukum sebagai berikut: “Hukum itu ialah peraturan-peraturan yang bersifat
memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat
yang dibuat oleh Badan-badan resmi yang berwajib, pelanggaran mana terhadap
peraturan-peraturan tadi berakibatkan diambilnya tindakan, yaitu dengan
hukuman tertentu.”
4) Plato, Hukum merupakan sebuah peraturan yang teratur dan tersusun dengan
baik serta juga mengikat terhadap masyarakat maupun pemerintah.
Secara umum, rumusan pengertian hukum setidaknya mengandung beberapa unsur
sebagai berikut:
b) Peraturan hukum ditetapkan oleh lembaga atau badan yang berwenang untuk itu.
Peraturan hukum tidak dibuat oleh setiap orang melainkan oleh lembaga atau
badan yang memang memiliki kewenangan untuk menetapkan suatu aturan yang
bersifat mengikat bagi masyarakat luas.
d) Hukum memliki sanksi dan setiap pelanggaran atau perbuatan melawan hukum
akan dikenakan sanksi yang tegas. Sanksi juga diatur dalam peraturan hukum.
B. Pengertian Keadilan
Keadilan merupakan suatu tindakan atau putusan yang diberikan terhadap suatu hal
(baik memenangkan/memberikan dan menjatuhkan/menolak) sesuai ketentuan dan
perundang-undangan yang berlaku. Adil berasal dari bahasa arab ‘adala, ahli bahasa
mengartikan adalah lurus.
a) Subjek keadilan
Subjek keadilan adalah struktur dasar masyarakat atau lebih tepatnya, cara
lembaga-lembaga sosial mendistribusikan hak dan kewajiban fundemental serta
menentukan pembagian keuntungan dari kerja sama sosial, struktur dasar adalah
subjek utama keadilan sebab efek-efeknya begitu besar dan tampak sejak awal.
b) Macam-macam keadilan
Keadilan yang menyangkut hubungan antara hubungan individu dengan negara. Inti
dari keadilan ini dicapai karena di selimuti oleh peraturan-peraturan yang dibuat oleh
negara untuk masyarakat taati agar tidak terjadi pelanggaran yang tidak diinginkan
negara.
Dasar moralnya kedudukan semua anggota negara tidak peduli siapapun memiliki
perlakuan terhadap peraturan yang berlaku di negaranya.
2) Keadilan distributuf
Keadilan yang berkaitan tentang perataan kehidupan ekonomi semua warga negara.
Menurut Aristoteles keadilan ini akan tercapai jika terjalinnya kerjasama yang kuat
antara masyarakat dan negara untuk mencapai tujuan negara.
Setiap orang memiliki hak yang sama, keadilan ini menuntut agar semua orang
diakui, dihargai dan dijamin haknya atas kebebasan secara bersama.
b) Prinsip perbedaan
Prinsip ini membuat hal-hal seperti ketidaksamaan sosial dan ekonomi diatur
sedemikian rupa agar terjadi pandangan, sebagai berikut :
3) Keadilan komutatif
c. Tujuan keadilan
Tujuan keadilan ini merupakan hasil dari tercapainya maksud dari hukum yang telah
di buat oleh lembaga pembuat hukum, dimana tujuan keadilan ini adalah pemerataan
terhadap semua anggota negara dengan para pejabat negara juga terlibat dalam
selimut hukum. Jika hal ini benaran tercapai maka akan tercapai kemakmuran dan
kesejahteraan dikehidupan bermasyarakat sebab para penegak hukumnya tidak berat
sebelah dalam mengambil keputusan karena tidak takut pada individu yang memiliki
kekuasaan, karena hukum yang berlaku tegak berdiri hal ini berarti sifat hukum yaitu
bersifat universal (menyeluruh) benar benar di terapkan di kehidupan masyarakat.
Hukum adalah milik negara dan keadilan adalah milik masyarakat, hal ini mulai
berkaitan semenjak hukum menjadi urusan yang segalanya di tangani negara. Karena
lingkupnya yang besar, maka pelimpahan kekuasaan negara karena di harapkan segala
hal yang di keluarkan oleh negara adalah keadilan bagi seluruh masyarakat.
Akhirnya tak selang berapa lama, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Boy Rafli
Amar mengakui bahwa ada rekayasa dalam kasus Chairul. “Rekayasa ini ada di alat
bukti berupa keterangan saksi polisi. Polisi yang tidak ikut menangkap dimasukkan ke
BAP padahal dia tidak ikut menangkap," ujarnya. Sidang disiplin Propam Polres Jakarta
Pusat menjatuhkan hukuman kepada 4 polisi yang terlibat dalam rekayasa kasus
kepemilikan ganja terhadap pemulung Chairul Saleh ini. Kanit Narkoba Polsek
Kemayoran Aiptu Suyanto didemosi sedangkan penyidik Brigadir Rusli ditunda kenaikan
pangkatnya selama satu tahun. Kemudian Aiptu Ahmad Riyanto ditunda kenaikan
pangkat selama satu tahun, serta dimutasi secara demosi. Dan untuk Brigadir Dicky
ditempatkan ke tempat khusus selama 7 hari. Kini Chairul dapat menghirup udara
kebebasan dan kembali kepada aktivitasnya. Atas putusan ini, Chairul langsung sujud
syukur dan tak kuasa menahan tangis. "Saya puas atas putusan ini. Ternyata masih ada
keadilan di negeri ini," ujar Saleh bersyukur.
Inilah sebuah potret peradilan di Indonesia yang patut jadi sorotan. Masih banyak
kasus hukum lain yang tidak berpihak pada rakyat kecil. Akankah potret buram hukum
Indonesia kembali jernih?
Kasus yang tidak adil :
Jakarta - Masih ingat kisah Misran? Dialah mantri desa yang menolong warga Kuala
Samboja, Kalimantan Timur. Tidak hanya mengobati, tapi juga mengubah pola
kesehatan warga menjadi lebih baik. Namun bukannya air susu yang di dapat, tapi air
tuba yang dia peroleh. Air tuba tersebut berupa penjara karena dinilai hakim PN
Tenggarong tidak punya kewenangan memberikan pertolongan layaknya dokter. Dia
dituduh melanggar UU 36\/ 2009 tentang Kesehatan pasal 82 (1) huruf D jo Pasal 63 (1)
UU No 32\/1992 tentang Kesehatan yaitu Misran.Setelah setahun lebih meminta
keadilan ke Mahkamah Konstitusi (MK), akhirnya sore ini akan diketok palu atas nasib
Misran. \\\"Sore ini, jam 16.00 WIB, MK akan memutus permohonan saya,\\\" kata
Misran dalam pesan pendeknya kepada detikcom, Senin (27\/6\/2011).
b) Nenek mencuri buah senilai kurang dari Rp 10.000,- diganjar penjara 1,5 bulan.
Kasus Nenek Minah asal Banyumas yang divonis 1,5 bulan kurungan pada Agustus
2009 kemarin adalah salah satu contoh ketidakadilan hukum di Indonesia. Kasus ini
berawal dari pencurian 3 buah kakao oleh Nenek Minah. Saya setuju apapun yang
namanya tindakan mencuri adalah kesalahan. Namun demikian jangan lupa hukum juga
mempunyai prinsip kemanusiaan. Masak nenek-nenek kayak begitu yang buta huruf
dihukum hanya karena ketidaktahuan dan keawaman Nenek Minah tentang hukum.
Menitikkan air mata ketika saya menyaksikan Nenek Minah duduk di depan
pengadilan dengan wajah tuanya yang sudah keriput dan tatapan kosongnya. Untuk
datang ke sidang kasusnya ini Nenek Minah harus meminjam uang Rp.30.000,- untuk
biaya transportasi dari rumah ke pengadilan yang memang jaraknya cukup jauh.
Seorang Nenek Minah saja bisa menghadiri persidangannya walaupun harus meminjam
uang untuk biaya transportasi. Seorang pejabat yang terkena kasus hukum mungkin
banyak yang mangkir dari panggilan pengadilan dengan alasan sakit yang kadang
dibuat-buat.
PENUTUP
Kesimpulan
Hukum adalah proses mewujudkan sesuatu yang bernama keadilan, hal ini bisa
dilihat karena semua keadilan dititik beratkan terhadap hukum untuk menjadi proses
penyelesaian suatu konflik yang terjadi di masyarakat. Di Indonesia sendiri segala
sesuatu dititikberatkan terhadap hukum sebagai berkaitan dengan pembukaan Undang-
Undang tahun 1945 pasal 1 ayat (3) berbunyi negara Indonesia adalah negara hukum.
Walaupun begitu proses terwujudnya hal tersebut masih susah sekali jika masih banyak
para pemegang kekuasaan yang semena-mena dalam proses hukum dan membuat
putusan yang tidak adil. Karena banyak buktinya dipemberitaan nasional keputusan
keputusan ini tidak sesuai dan terkesan berat sebelah. Maka ketegasan hukum untuk
mengadili suatu kasus sangat dibutuhkan agar terciptanya keadilan yang sebenar-
benarnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Fadlil Sumadi. 2015. “Hukum dan Keadilan Sosial dalam Perspektif Hukum
Ketatanegaraan”. Universitas Islam Sultan Agung Semarang