Anda di halaman 1dari 1

Kepada kamu,

Kita telah sama-sama tahu: sejak beberapa waktu lalu setelah kuikat kamu untuk terus ada
di sisiku, baik aku maupun kamu, tak butuh lagi surat cinta. Aku tak perlu lagi bangun di
tengah malam untuk menari dengan kata-kata hanya untuk membuat perasaan ini menjadi
tenteram. Aku tak perlu lagi menulis puisi, atau prosa tentang keterpisahan yang
membuatku sedikit lega melampiaskan rindu yang tak terkatakan. Dan kamu, barangkali tak
perlu lagi mengira-ngira dan bertanya-tanya dalam pikiranmu sendiri tentang untuk siapakah
prosa-prosa itu ditujukan, meski aku yakin sekali kamu sudah tahu itu semua buatmu.
adakah lagi yang diragukan dari cinta yang terus tumbuh dalam ketakberdayaannya
melawan jarak dan waktu?

Kepada kamu,

Bila ternyata perjumpaan kita dan sampainya kita pada titik ini adalah sebuah konspirasi,
aku yakin Tuhan lah pelakunya. Dan langit, hujan, bumi, tumbuh-tumbuhan, beserta seluruh
semesta yang tunduk patuh pada-Nya tentu saja ikut menyukseskannya. Barangkali itulah
sebabnya, dalam beberapa kesempatan, seringkali hujan tiba-tiba datang mengurung kita
ketika kita diam-diam sepakat untuk tidak segera beranjak. Barangkali itulah juga sebabnya,
hingga detik ini, bumi masih saja seolah berhenti setiap kamu menatapku.

Kepada kamu,

Apa yang telah menjadi kesalahanku, barangkali tak bisa kau terima dengan baik. Maka
maafkanlah semuanya. Biarkan hatimu yang memilih untuk tetap bertahan atau memilih
pergi dengan kesakitan. Karena apa yang tlah menjadi kebaikanku, barangkali itu yang bisa
membuatmu tenang. Bertahanlah sampai waktu

Anda mungkin juga menyukai