Laporan Allprak Hidrolika
Laporan Allprak Hidrolika
LAPORAN
HIDROLIKA DASAR
Dosen Asistensi:
Dwi Indriyani ST, MT
Disusun oleh:
Kelompok 4/Kelas Y
Dimas Bagus Puja Kurniawan (3115030089)
Satria Kusuma (3115030090)
Muhammmad Habibur Rohman (3115030091)
Teguh Editya Herfangga (3115030092)
Audrey Claudist S (3115030093)
Mochamad Yusuf Adi Putro (3115030094)
Purnomo Riyanto (3115030095)
Farchan Zulkifly (3115030096)
Gati Ajeng (3115030097)
Danny Rachmat (3115030098)
Hilwa Jaudah (3115030099)
Dhany Indraswara (3115030100)
| Y’15 Kelompok 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
KATA PENGANTAR
Kelompok 4
i| Y’15 Kelompok 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
DAFTAR ISI
ii | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
iii | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.Bagan Alir Praktikum Hidrolika ........................................................... 5
Gambar 2. Hydraulic Bench .................................................................................. 7
Gambar 3. Alat ukur Thomson .............................................................................. 7
Gambar 4. Alat Ukur Rechbok .............................................................................. 8
Gambar 5 Gelas Ukur ............................................................................................ 8
Gambar 6. Grafik Pengukuran Thomson ............................................................. 10
Gambar 7. Grafik Pengukuran Rechbok .............................................................. 11
Gambar 8 Dokumentasi Praktikum Ambang Tipis Kelompok 4......................... 12
Gambar 9 detail Alat ukur hisrostatis .................................................................. 13
Gambar 10. Alat ukur Hidrostatis ........................................................................ 13
Gambar 11. Alat praktikum Hidrostatis............................................................... 19
Gambar 12. Diagram Tekanan hidrostatis terendam sebagian ............................ 21
Gambar 13. Grafik hubungan pusat tekanan dengan kedalaman terendam sebagian
(analitis)................................................................................................................. 23
Gambar 14. Grafik hubungan pusat tekanan dengan kedalaman terendam sebagian
(eksperimen).......................................................................................................... 23
Gambar 15. Grafik hubungan momen putar dengan massa terendam sebagian .. 23
Gambar 16. Diagram Tekanan hidrostatis terendam Penuh ................................ 24
Gambar 17. Grafik hubungan pusat tekanan dengan kedalaman penuh sebagian
(eksperimen).......................................................................................................... 25
Gambar 18. Grafik hubungan pusat tekanan dengan kedalaman terendam penuh
(analitis)................................................................................................................. 25
Gambar 19. Grafik hubungan momen putar dengan massa terendam Penuh ...... 26
Gambar 20. Dokumentasi Hidrostatis Kelompok 4 ............................................. 27
Gambar 21. Bentuk penampang memanjang lubang kecil .................................. 28
Gambar 22. Keterangan Rumus Praktikum aliran lubang kecil .......................... 34
Gambar 23. Grafik percobaan ketinggian 0.40 m dengan d (0.006 m) ............... 35
Gambar 24. Grafik percobaan ketinggian 0.38 m dengan d (0.006 m) ............... 36
Gambar 25. Grafik percobaan ketinggian 0.36 m dengan d (0.006 m) ............... 37
Gambar 26. Grafik percobaan ketinggian 0.34 m dengan d (0.006 m) ............... 38
Gambar 27. Grafik percobaan ketinggian 0.32 m dengan d (0.006 m) ............... 39
Gambar 28. Grafik percobaan ketinggian 0.40 m dengan d (0.003 m) ............... 40
Gambar 29. Grafik percobaan ketinggian 0.38 m dengan d (0.003 m) ............... 41
Gambar 30. Grafik percobaan ketinggian 0.36 m dengan d (0.003 m) ............... 42
Gambar 31. Grafik percobaan ketinggian 0.34 m dengan d (0.003 m) ............... 43
Gambar 32. Grafik percobaan ketinggian 0.32 m dengan d (0.003 m) ............... 44
Gambar 33. Grafik percobaan constant head dengan d (0.003 m) ...................... 45
Gambar 34. Grafik percobaan constant head dengan d (0.006 m) ...................... 46
Gambar 35. Grafik percobaan Varrying Head dengan d (0.006 m) .................... 47
Gambar 36. Grafik percobaan Varrying Head dengan d (0.003 m) .................... 48
Gambar 37. Dokumentasi Praktikum Aliran Lubang Kecil ................................ 50
iv | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Tabel hasil Pengukuran Thomson ............................................................ 9
Tabel 2.Pengukuran Rechbok ............................................................................... 10
Tabel 3. Deskripsi Percobaan ............................................................................... 18
Tabel 4. Besaran Untuk Percobaan Kuadran Terendam Sebagian ....................... 18
Tabel 5 Besaran Untuk Percobaan Kuadran Terendam Penuh ............................. 19
Tabel 6. Data Teknis Alat ..................................................................................... 20
Tabel 7. Data alat ukur ......................................................................................... 21
Tabel 8.Kuadran Terendam Sebagian .................................................................. 22
Tabel 9. Kuadran Terendam penuh ...................................................................... 25
Tabel 10. Tabel rumus perhitungan Velocity ....................................................... 28
Tabel 11. Tabel rumus perhitungan constant head ............................................... 30
Tabel 12. Tabel rumus perhitungan Constant Head ............................................. 31
Tabel 13. percobaan ketinggian 0.40 m dengan d (0.006 m) ............................... 35
Tabel 14. percobaan ketinggian 0.38 m dengan d (0.006 m) ............................... 36
Tabel 15. percobaan ketinggian 0.36 m dengan d (0.006 m) ............................... 37
Tabel 16. percobaan ketinggian 0.34 m dengan d (0.006 m) ............................... 38
Tabel 17. percobaan ketinggian 0.32 m dengan d (0.006 m) ............................... 39
Tabel 18. percobaan ketinggian 0.40 m dengan d (0.003 m) ............................... 40
Tabel 19. percobaan ketinggian 0.38 m dengan d (0.003 m) ............................... 41
Tabel 20. percobaan ketinggian 0.36 m dengan d (0.003 m) ............................... 42
Tabel 21. percobaan ketinggian 0.34 m dengan d (0.003 m) ............................... 43
Tabel 22. percobaan ketinggian 0.32 m dengan d (0.003 m) ............................... 44
Tabel 23. percobaan constant head dengan d (0.003 m) ...................................... 45
Tabel 24. percobaan constant head dengan d (0.006 m) ...................................... 46
Tabel 25. percobaan Varrying Head dengan d (0.006 m) .................................... 47
Tabel 26. percobaan Varrying Head dengan d (0.003 m) .................................... 48
Tabel 27. Nilai Kc berdasarkan D2/D1 ................................................................ 53
Tabel 28. Nilai Kb berdasarkan sudut .................................................................. 54
v| Y’15 Kelompok 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
vi | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Hidraulika adalah bagian dari “hidrodinamika” yang terkait dengan gerak air
atau mekanika aliran. Ditinjau dari mekanika aliran, terdapat dua macam aliran
yaitu aliran saluran tertutup dan terbuka. Dua macam aliran mempunyai kesamaan.
Namun, berbeda dalam satu ketentuan penting. Perbedaan tersebut adalah pada
keberadaan permukaan bebas, aliran saluran terbuka mempunyai permukaan bebas,
sedangkan aliran saluran tertutup tidak mempunyai permukaan bebas karena air
mengisi seluruh penampang saluran. Karena perkembangannya begitu cepat,
hidraulika menjadi dasar dari pengelolaan sumber daya air yang merupakan
pengembangan dan penggunaan sumber air secara terencana.
Banyak proyek di dunia (Rekayasa air, irigasi, pengendalian banjir, drainase,
tenaga air, dll) terlebih dahulu diadakan survey. Survey tersebut meliputi prosedur
pengumpulan data di lapangan, sampai pemrosesan data karena itu data harus sesuai
dengan tujuan dan kenyataan di lapangan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilaksanakan praktikum ini karena
pengetahuan mengenai mata kuliah hidraulika membantu kita memahami berapa
kecepatan, debit, dll pada saluran yang akan direncanakan pada kenyataan
dilapangan.
1.2. RUMUSAN MASALAH
Dalam pelaksanaan praktikum ini dapat dibuat beberapa rumusan masalah,
yaitu:
1) Bagaimana prosedur yang digunakan agar sesuai dengan praktikum
hidrolika ini?
2) Bagaimana hasil praktikum-praktikum hidrologi kelompok ini?
1.3. TUJUAN
Tujuan dari praktikum hidrologi ini adalah:
1) Mengetahui kesalahan yang terjadi pada saat praktikum serta mencari
solusi untuk kesalahan yang terjadi.
1 | Y’15 K e l o m p o k 5
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2| Y’15 Kelompok 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hidraulika merupakan satu topik dalam ilmu terapan dan keteknikan yang
berurusan dengan sifat-sifat mekanis fluida, yang mempelajari perilaku aliran air
secara mikro maupun makro. Mekanika Fluida meletakkan dasar-dasar teori
hidraulika yang difokuskan pada rekayasa sifat-sifat fluida. Dalam tenaga fluida,
hidraulika digunakan untuk pembangkit, kontrol, dan perpindahan tenaga
menggunakan fluida yang dimampatkan. Topik bahasan hidrolika membentang
dalam banyak aspek sains dan disiplin keteknikan, mencakup konsep-konsep
seperti aliran tertutup (pipa), perancangan bendungan, pompa, turbin, tenaga air,
hitungan dinamika fluida, pengukuran aliran, serta perilaku aliran saluran terbuka
seperti sungai dan selokan. (wikipedia.com, 2014)
Aliran air melalui media pengaliran dapat berupa aliran muka air bebas dan
aliran dalam pipa. Aliran pada muka air bebas adalah aliran dimana tekanan
permukaan sama dengan tekanan atmosfer, sedang aliran dalam pipa tidak
mempunyai muka air bebas, tidak mempunyai tekanan atmosfer langsung akan
tetapi tekanan hidraulik. Aliran yang terjadi pada sungai merupakan aliran muka air
bebas (open channel flow), karena muka air aliran langsung berhubungan dengan
atmosfer, jadi mempunyai tekanan permukaan yang sama pula dengan tekanan
atmosfer. Aliran saluran muka air bebas dapat diklasifikasikan kedalam beberapa
macam aliran. Berikut ini aliran saluran muka air bebas akan diklasifikasikan
berdasar pada perubahan kedalaman aliran mengikuti fungsi waktu dan ruang.
Berdasar fungsi ruang, maka aliran dapat dibedakan menjadi:
1) Aliran tidak permanen (unsteady flow) apabila kedalaman aliran berubah sepanjang
waktu tertentu.
2) aliran permanen (steady flow), yaitu apabila kedalaman aliran tidak berubah,
konstan sepanjang waktu tertentu.
Berdasarkan fungsi ruang, maka aliran dapat dibedakan menjadi:
1) aliran seragam (uniform flow) apabila kedalaman aliran setiap tempat atau tampang
saluran sama,
3| Y’15 Kelompok 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2) aliran tidak seragam (varied flow) apabila kedalaman aliran berubah sepanjang
saluran yang dapat berupa aliran berubah beraturan (gradually varied flow) atau
aliran berubah tiba-tiba (rapidly varied flow). (habib, 2014)
4| Y’15 Kelompok 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
BAB III
METODOLOGI
START
Pelaksanaan Praktikum
1. Kehilangan Energi Pada saluran Tertutup
yyy
Studi Persiapan alat
praktikum 2. Pengukuran Debit Dengan Alat Ukur Ambang
literatur
3.Aliran Melalui Lubang Kecil
4.Tekanan Hidrostatis
Pencatatan Data
Hasil Praktikum
TIDAK YA TIDAK
YA
Laporan
disetujui
5| Y’15 Kelompok 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
BAB IV
PRAKTIKUM
4.1 PENGUKURAN DEBIT DENGAN AMBANG
4.1.1. Tujuan
Mengetahui besar debit yang mengalir melalui ambang.
Mengetahui manfaat praktikum debit dengan ambang.
Mengetahui debit dari tiap ambang yang digunakan pengukuran (Thomson
dan Rechbook)
4.1.2. Dasar Teori
Perhitungan debit merupakan perhitungan besar atau kecepatan aliran yang
melalui saluran. Perhitungan debit sangat penting karena ini menentukan
kecepatan aliran air pada suatu drainase. Selain itu juga berguna untuk
mengetahui berapa besar saluran yang harus dibuat sehingga dapat mengalirkan
air pada musim kemarau maupun pada musim hujan.
Data tinggi air dapat dirubah menjadi data debit melalui kalibrasi.
Mengingat bahwa tempat control jarang mempunyai tempat beraturan, maka
kalibrasi dilakukan dengan cara mengukur tinggi permukaan air dengan dasar
ambang tempat air keluar.
Pada praktikum debit digunakan 2 alat ukur. yaitu:
1) Alat ukur Thomson
Pada alat ukur Thomson ini biasa digunakan untuk melakukan
pengukuran di daerah yang kecepatan, ketinggian muka air dan debit
airnya kecil. Perhitungan alat ukur Thomson ini memiliki beberapa
rumus bergantung besar sudut alat ukur Thomson. Yaitu:
Rumus alat ukur Thomson apabila sudutnya adalah 90°
5
Q 1.38 h 2
6| Y’15 Kelompok 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Keterangan:
3
Q = Debit air (m /s) b = lebar penampang rechbok (m)
= Sudut Ambang Tajam h = Tinggi muka air (m)
2
Cd = Koefisien Kontraksi (0,5-0,6) g = gravitasi (g = 9,8 m/s )
Y = Tinggi muka air /2 (m)
4.1.3. Peralatan dan Langkah Kerja
Peralatan:
1. Penggaris dan stopwatch
2. Bujur Derajat
3. Alat tulis
4. Laptop sebagai pembantu perhitungan (Ms. Excel)
5. Perangkat Hydraulic Bench
7| Y’15 Kelompok 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
8. Gelas Ukur
Langkah Kerja:
1. Alirkan air melalui saluran di perangkat Hydraulic Bench.
2. Jika muka air stabil, ukur tinggi muka air dari dasar ambang alat ukur.
3. Lakukan pada berbagai tinggi muka air (misal ⅓h, ½ h dan ⅔h dll).
4.1.4. Tugas
1. Gambar dan keterangan gambar alat ukur Thomson & Rechbok
2. Membuat Tabel hasil Pengukuran ambang serta Grafik Q vs h
3. Membuat kesimpulan dari hasil praktikum.
8| Y’15 Kelompok 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
PENGUKURAN THOMSON
Rumus 1.38 * h^2.5
waktu Volume Q (m³/det) Q (m³/det) V (m/s)
h (m) Volume(ml)
(detik) rata" (ml) analitis Eksperimen (2gy) ^0.5
2150
0.0315 2425 10 2275.000 0.0002430 0.0002275 0.5556078
2250
1750
0.027 1870 10 1836.667 0.0001653 0.0001837 0.5143928
1890
1078
0.0225 1100 10 1082.667 0.0001048 0.0001083 0.4695743
1070
640
0.0178 710 10 658.333 0.0000583 0.0000658 0.4176601
625
200
0.0137 210 10 210.000 0.0000303 0.0000210 0.3664151
220
9| Y’15 Kelompok 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
0.0003000
0.0002500
Q (m³/det)
0.0002000
0.0001500
0.0001000
0.0000500
0.0000000
0.0000 0.0050 0.0100 0.0150 0.0200 0.0250 0.0300 0.0350
h (m)
Analitis Eksperimen
PENGUKURAN RECHBOK
Rumus 1.84 x b x h^3/2
waktu Volume Q (m³/det) Q (m³/det) V (m/s)
h (m) Volume(ml)
(detik) rata" (ml) analitis Eksperimen (2gy) ^0.5
1200
0.0273 1170 3 1166.667 0.000249 0.000389 0.5172427
1130
700
0.0259 654 3 678.000 0.000230 0.000226 0.5038055
680
355
0.0183 307 3 325.333 0.000137 0.000108 0.4234855
314
330
0.0156 300 3 312.333 0.000108 0.000104 0.3909987
307
145
0.0085 163 3 153.000 0.000043 0.000051 0.2886174
151
10 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
0.000400
Q (m³/det)
0.000300
0.000200
0.000100
0.000000
0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03
h (m)
Analitis Eksperimen
4.1.6. Kesimpulan
1) Semakin tinggi nilai h (meter) maka Debit air (Q) semakin besar pula.
Seperti: H = 0.0315 m mempunyai nilai debit sebesar Q = 0.0002430 m3/s
dan pada H = 0.0273 m mempunyai nilai debit sebesar Q = 0.000249 m3/s.
2) Q analitis dan eksperimen pada praktikum Thomson dan rechbok memiliki
selisih rata-rata. Selisih rata-rata terbesar pada percobaan rechbok =
0.0000108 m3/s dan terkecil pada percobaan Thomson =0.000037 m3/s
11 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
3) Semakin besar nilai h (meter) maka kecepatan aliran (V) semakin besar
pula. Seperti: H = 0.0315 m dengan keceptan sebesar V = 0.5556078 m/s
dan pada H = 0.0273 m dengan keceptan sebesar V = 0.5172427 m/s.
4.1.7. Saran
1) Dalam praktikum permukaan air harus laminer (tidak turbulen)
2) Sebaiknya Waktu pengambilan air, diusahakan semua air masuk ke dalam
gelas ukur
3) Timer waktu pengambilan air harus tepat.
4) Jangan lupa mengukur ketinggian air dan sebelum melakukan pengukuran
ketinggian air terlebih dulu melakukan kalibrasi pada penggaris.
4.1.8. Dokumentasi
12 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
4.2 HIDROSTATIS
4.2.1. Tujuan
1. Untuk mengetahui tekanan pada suatu permukaan di dalam air.
2. Untuk menentukan letak garis tekanan yang terjadi.
3. Untuk membandingkan hasil percobaan dengan teori.
4. Untuk mengetahui prosedur dan cara pengukuran tekanan hidrostatis.
5. Untuk mengetahui hubungan antara kedalaman air yang terjadi terhadap
tekanan hidrostatis.
4.2.2. Dasar Teori
Jika sistem dalam kondisi seimbang, momen di pivot adalah:
m. g. L = F.h
Keterangan:
m = massa dipanci penyeimbang g = percepatan gravitasi
L = panjang lengan penyeimbang F = tekanan hidrostatis
h = jarak antara pivot dan pusat tekanan
Dengan menghitung tekanan hidrostatis dan pusat tekanan di sisi ujung kuadran,
maka dapat dibandingkan hasil teori dan praktikum. Sedangkan, teori air penuh atau
sebagian adalah sama, akan lebih jelas jika memisahkan dua kasus tersebut.
Gambar 10. Alat ukur Hidrostatis Gambar 9 detail Alat ukur hisrostatis
Keterangan:
L = jarak horisontal pivot dan penggantung beban.
H = jarak vertikal antara pivot dengan dasar kuadran.
h’ = jarak vertikal antara permukaan air dan pusat tekanan
h’’= jarak pusat tekanan di bawah pivot
13 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
A = B. d
𝒅
h=𝟐
F = ½ ρ. g. B. d2
Keterangan:
F = Tekaanan Hidrostatis (N) A = luas area (m2)
h = kedalaman pencelupan (m) ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)
g = percepatan gravitasi (m/s2) B = lebar muka kuadran (m)
d = kedalaman air dari dasar kuadran (m)
2. Kedalaman Tekanan Percobaan
M” = F. h’’
M” = momen putar terukur (Nm) F = Tekanan Hidrostatis (N)
h” = jarak ke pusat tekanan secara eksperimen/percobaan (m)
Keseimbangan momen diperoleh dari berat W, yang bekerja pada penggantung
di ujung lengan penyeimbang. Momen terbagi secara proposional sepanjang L
lengan penyeimbang. Untuk keseimbangan statis ada dua momen yang sama:
F. h” = W. L = m. g. L
Substitusi dengan tekanan hidrostatis:
M” = F. h”
= W. L
= m. g. L
𝑴
h” =
𝑭
14 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
𝒎 .𝒈.𝑳 𝒎.𝒈.𝑳 𝟐 . 𝒎 .𝑳
h” = = =
𝑭 𝟏
. 𝒈.𝑩. 𝒅𝟐 .𝑩.𝒅𝟐
𝟐.
Keterangan:
h” = jarak ke pusat tekanan secara eksperimen/percobaan (m)
L = jarak horizontal pivot dan penggantung beban (m)
m = massa beban (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s2) B = lebar muka kuadran (m)
d = kedalaman air dari dasar kuadran (m) ρ = massa jenis zat cair (kg/m3)
3. Kedalaman Tekanan Teoritis
Hasil teori kedalaman tekanan P dibawah permukaan bebas adalah:
𝑰𝒙
h’ =
𝑨.𝒉
Ix = momen kedua dari luas yang terendam sekitar sumbu permukaan bebas.
𝑩𝒅𝟑 𝒅 𝟐 𝑩 𝒅𝟑
Ix = Ic +A. h2 = + B. d. (𝟐) =
𝟏𝟐 𝟑
F h’
h’ = jarak ke pusat tekanan secara teoritis F = Tekanan Hidrostatis (N)
H = jarak vertical antara pivot dengan dasar kuadran (m)
d = kedalaman air dari dasar kuadran (m) M’= momen putar teoritis (Nm)
b. Kondisi Air Penuh
1. Tekanan Hidrostatis
𝑫
F = ρ. g. A. h = ρ. G. B. D. (d - 𝟐 )
15 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
𝒎 .𝑳
h” = 𝑫
𝛒 .𝐁 .𝐃 .(𝐝 − )
𝟐
16 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Ix = momen kedua dari luas yang terendam sekitar sumbu permukaan bebas.
𝑫𝟐 𝑫
Ix = Ic +A. h2 = B. D.[( 𝟏𝟐 ) + (𝐝 − 𝟐 )𝟐 ]
F h’
H = jarak vertical antara pivot dengan dasar kuadran (m)
M’= momen putar teoritis (Nm) h’ = jarak ke pusat tekanan secara teoritis
F = Tekanan Hidrostatis (N) d = kedalaman air dari dasar kuadran (m)
D = Tinggi muka kuadran (m)
17 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
18 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
𝑫𝟐 𝑫
Jarak Pusat Tekanan secara ( )+ (𝐝− )𝟐
Meter h’ di’hitung h’ =
𝟏𝟐 𝟐
+H-d
Teoritis 𝐝−
𝑫
𝟐
19 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Deskripsi Alat:
1. Panci Kesetimbangan dan Penyeimbang
Sebagai tambahan pada klem kuadran, lengan penyeimbang digabungkan
dengan panci kesetimbangan, penyeimbang disesuaikan dan indikator yang
telihat saat lengan pada posisi seimbang.
2. Tanki
Posisi tangki diubah dengan cara mengatur sekrupnya. Posisi yang tepat
didindikasikan dengan pengatur level berbentuk lingkaran di dasar tangki.
3. Suplai air dan sistem pengeringan (drainase)
Air boleh mencapai puncak tangki melalui pipa fleksibel dan dapat
dikeringkan melalui kran didasar tangki. Suplai air diperoleh dari hidraulic
bench. Tinggi muka air diindikasikan berdasarkan skala.
4. Data teknis
Dimensi-dimensi berikut ini digunakan untuk membantu proses
menghitung.
Tabel 6. Data Teknis Alat
Item Notasi Panjang Keterangan
Panjang Lengan L 275 mm Jarak dari titik berat penggantung hingga pivot
Kuadran ke pivot H 200 mm Tinggi dasar permukaan kuadran ke pivot
Tinggi kuadran D 100 mm Tinggi permukaan kuadran vertikal
Lebar kuadran B 75 mm Lebar permukaan kuadran vertikal
b) Langkah kerja
1. Mengatur nivo pada alat tersebut,
2. Menyeimbangkan lengan penyeimbang dengan mengatur slider pada
posisi yang tepat sehingga lengan penyeimbang rata,
3. Setelah lengan alat seimbang, beri beban seberat 50 gram,
4. Tuangkan air ke tangki hingga lengan penyeimbang menjadi seimbang,
5. Mengukur dan mencatat ketinggian air setelah diberi beban,
20 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
21 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
22 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
pusat tekanan
0.1800
0.1750
0.1700
0.1650
0.000 0.020 0.040 0.060 0.080 0.100 0.120
kedalaman
0.1600
0.1550
0.1500
0.1450
0.000 0.020 0.040 0.060 0.080 0.100 0.120
kedalaman
0.5000
0.4000
0.3000
0.2000
Analitis
0.1000
Eksperimen
0.0000
0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25
Massa (kg)
Gambar 15. Grafik hubungan momen putar dengan massa terendam sebagian
23 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
0.25 𝑥 0.275
= 0.1 = 0.0161 m
1000 x 0.075 x 0.1 (0.108 − )
2
0.12 0.1
( )+ (0.108− )2
12 2
= 0.1 + 0.2 – 0.108 = 0.1644 m
0.108−
2
24 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
0.0160
0.0158
0.0156
0.0154
0 0.05 0.1 0.15 0.2
kedalaman
Gambar 17. Grafik hubungan pusat tekanan dengan kedalaman penuh sebagian
(eksperimen)
0.1640
pusat tekanan
0.1620
0.1600
0.1580
0.1560
0 0.05 0.1 0.15 0.2
kedalaman
Gambar 18. Grafik hubungan pusat tekanan dengan kedalaman terendam penuh
(analitis)
25 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
0.8000
0.6000
0.4000
Analitis
0.2000
Eksperimen
0.0000
0.00 0.10 0.20 0.30 0.40 0.50
massa (kg)
Gambar 19. Grafik hubungan momen putar dengan massa terendam Penuh
4.2.6. Kesimpulan
1. Semakin tinggi Kedalaman (D) maka Tekanan hidrostatis (F) semakin
besar pula. Seperti: D = 0.05 m mempunyai Tekanan hidrostatis sebesar F
= 0.9188 N dan pada D = 0.108 m mempunyai Tekanan hidrostatis sebesar
F = 4.2630 N.
2. Pada pengukuran kuadran sebagian dan penuh hubungan jarak pusat
tekanan (H) dengan kedalaman (D) pada perhitungan analitis berbanding
terbalik, Seperti: D = 0.05 m mempunyai nilai H = 0.1833 m dan pada D
= 0.108 m mempunyai nilai H = 0.1644 m. Pada perhitungan eksperimen
berbanding lurus di pengukuran kuadran sebagian, Seperti: D = 0.05 m
mempunyai nilai H = 0.1467 m dan berbanding terbalik di pengukuran
kuadran penuh, seperti: D = 0.108 m mempunyai nilai H = 0.0161 m.
3. Semakin besar massa (kg) maka Momen putar (Nm) semakin besar pula.
Seperti: massa = 0.05 kg mempunyai Momen putar = 0.1684 Nm dan pada
massa = 0.25 kg mempunyai Momen putar = 0.7007 Nm.
4.2.7. Saran
1) Gunakan peralatan k3 saat praktikum.
2) Perhatikan penambahan beban harus konstan.
3) Beban penyeimbang jangan diubah-ubah.
26 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
4.2.8. Dokumentasi
27 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
orifice
Ac (at vena contracta)
Ao V
28 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
𝑥 = 𝑣. 𝑡
Karena ada gaya gravitasi, fluida akan mendapatkan penurunan aliran secara
vertikal (arah y) pada komponen kecepatannya. Sehingga, pada t waktu yang
sama (pada jarak x) aliran akan mempunyai y jarak sebesar.
𝑦
𝑡 2 = √2
𝑔
Sehingga dihasilkan persamaan berikut ini:
𝑥
𝐶𝑣 =
2√𝑦ℎ
Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa pada kondisi aliran tetap (contant
head), Cv dapat ditentukan dari koordinat x dan y aliran air. Grafik x diplotkan
dengan √𝑦ℎ akan menghasilkan kemiringan 2Cv.
29 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
b. Menghitung Koefisien Debit pada kondisi muka air tetap (constant head)
Tabel 11. Tabel rumus perhitungan constant head
Komponen Satuan Notasi Tipe data Deskripsi
Diameter lubang Meter D Diameter Lubang
Muka air (head) Meter H Tinggi muka air direservoir
Volume m³ V Di ukur Diambil dari skala ambang hidrolik
Waktu detik (s) T Waktu yang dibutuhkan untuk
menampung air pada volume tertentu
Debit rata-rata m³/det Qt Qt = V/t
30 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
c. Menghitung koefisien Debit pada kondisi muka air berubah (varying head)
Tabel 12. Tabel rumus perhitungan Constant Head
Komponen Satuan Notasi Tipe data Deskripsi
Diameter lubang M D Diameter Lubang
Luas lubang m² Ao
Di ukur
(bagian dalam) Luas lubang
Luas reservoir m² Ar Di ketahui Luas permukaan reservoir
termasuk luas tangki constant head
Muka air (head) M H Tinggi muka air pada waktu ke-t
Muka air awal M h1 Di ukur Tinggi muka air pada waktu ke-t=0
(initial head)
Waktu Detik (s) T Waktu percobaan
𝐴𝑟 2
𝑡= √𝑔 (√ℎ1 − √ℎ2
𝐶𝑑.𝐴𝑜
31 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
32 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
2. Ulangi prosedur tersebut, untuk berbagai tinggi muka air dengan cara
mengatur tinggi pipa debit,
3. Ulangi lagi untuk diameter lubang kecil yang lainnya.
c. Menghitung koefisien Debit pada kondisi muka air berubah (varrying
head)
1. Pada kondisi muka air tidak tetap, pipa aliran air pada kondisi muka air
maksimum, tangki berisi penuh, aliran yang masuk ke dalam tangki ditutup dan
pompa di-stop,
2. Mulailah mencatat waktu (dengan menghidupkan stopwatch) saat muka air
mencapai skala h1 dengan tepat,
3. Pembacaan penurunan muka air dilakukan setiap penurunan tinggi muka air 0,02
m,
4. Ulangi langkah tersebut hingga tinggi muka air 0,32 m
4.3.4. Tugas
a. Menghitung Koefisien Kecepatan aliran (velocity)
1. Plot x versus √yh
2. Hitung kemiringan dari grafik yang dihasilkan
3. Koefisen kecepatan Cv sama dengan
𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒
𝐶𝑣 =
2
b. Menghitung Koefisien Debit pada kondisi muka air tetap (constant
head)
1. Plot debit rata-rata Qt dengan √h
2. Hitung kemiringan dari grafik yang dihasilkan
3. Koefisen kecepatan Cd dapat dihitung dari
𝑆
Cd = 𝐴𝑜.√2𝑔
33 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
34 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
0.25
0.1990
0.2
0.1744
0.1483
0.15
0.1225
√y.h
0.0959
0.1
0.0721
0.05 0.0374
0
0
0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.45
jarak horizontal (x)
35 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
0.1969
0.2
0.1744
0.1485
0.15
0.1225
√y.h
0.0975
0.1
0.0729
0.0414
0.05
0
0
0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.45
jarak horizontal (x)
36 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
0.1990
0.2
0.1749
0.1494
0.15
0.1222
√y.h
0.0986
0.1
0.0735
0.05 0.0414
0
0
0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.45
jarak horizontal (x)
37 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
0.2011
0.2
0.1749
0.1498
0.15
0.1223
√y.h
0.0993
0.1
0.0738
0.05 0.0412
0
0
0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.45
jarak horizontal (x)
38 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
0.2024
0.2
0.1744
0.1486
0.15
0.1233
√y.h
0.0996
0.1
0.0738
0.0438
0.05
0
0
0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.45
jarak horizontal (x)
39 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
0.1985
0.2
0.1744
0.1483
0.15
0.1217
√y.h
0.0980
0.1
0.0735
0.05 0.0374
0
0
0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.45
jarak horizontal (x)
40 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
0.1993
0.2
0.1749
0.1491
0.15
0.1233
√y.h
0.0984
0.1
0.0742
0.0436
0.05
0
0
0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.45
jarak horizontal (x)
41 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
0.1990
0
0.1760
0.1494
0
0.1230
√y.h
0.0986
0
0.0747
0.0445
0
0
0
0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.45
jarak horizontal (x)
42 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
0.2007
0.2
0.1764
0.1509
0.15
0.1244
√y.h
0.1001
0.1
0.0749
0.0452
0.05
0
0
0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.45
jarak horizontal (x)
43 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
0.25
0.1988
0.2
0.1766
0.1513
0.15
0.1252
√y.h
0.1004
0.1
0.0769
0.0473
0.05
0
0
0.00 0.05 0.10 0.15 0.20 0.25 0.30 0.35 0.40 0.45
jarak horizontal (x)
44 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
tinggi
diameter Waktu Debit
muka Volume √𝑦ℎ Slope A0 = 𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒
No lubang t Rata" Qt 𝐶𝑑 =
air V (ml) rata-rata 0.25*П*d² 𝐴𝑜√2𝑔
d(m) (detik) (m³/det)
h(m) (m^0.5)
49
1 0.4 45 0.0000157 0.632
47
46
2 0.38 43 0.0000149 0.616
45
40
3 0.003 0.36 41 3 0.0000133 0.600 0.000048 0.000007 1.548368
39
40
4 0.34 39 0.0000130 0.583
38
39
5 0.32 38 0.0000126 0.566
36
Grafik constant head hubungan debit dengan h^0.5 (d=0,003m)
0.640
0.630 0.632
0.620
0.616
0.610
√𝑦ℎ
0.600 0.600
0.590
0.580 0.583
0.570
0.566
0.560
0.0000000 0.0000020 0.0000040 0.0000060 0.0000080 0.0000100 0.0000120 0.0000140 0.0000160 0.0000180
debit
45 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
tinggi
diameter Waktu Debit
muka Volume √𝑦ℎ Slope A0 = 𝑠𝑙𝑜𝑝𝑒
No lubang t Rata" Qt 𝐶𝑑 =
air V (ml) rata-rata 0.25*П*d² 𝐴𝑜√2𝑔
d(m) (detik) (m³/det)
h(m) (m^0.5)
155
1 0.4 160 0.0000539 0.632
170
150
2 0.38 120 0.0000444 0.616
130
117
3 0.006 0.36 113 3 0.0000391 0.600 0.000273 0.000028 2.180105
122
113
4 0.34 110 0.0000369 0.583
109
107
5 0.32 101 0.0000348 0.566
105
0.610 0.600
0.600
0.590 0.583
0.580
0.566
0.570
0.560
0.0000000 0.0000100 0.0000200 0.0000300 0.0000400 0.0000500 0.0000600
debit
46 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
tinggi
diameter luas Waktu √𝑦ℎ 𝐴𝑟 2
muka Slope A0 = 𝐶𝑑 = √ 𝑠
No lubang Resevoir t 𝐴0 𝑔
air rata-rata 0.25*П*d²
d(m) Ar(m²) (detik)
h(m) (m^0.5)
1 0.4 0 0.632
2 0.38 5 0.616
5 0.32 7 0.566
0.640
0.632
0.620 0.616
√𝑦ℎ
0.600 0.600
0.580 0.583
0.566
0.560
0 1 2 3 4 5 6 7 8
waktu (t)
47 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
1 0.4 0 0.632
2 0.38 24 0.616
4 0.34 27 0.583
5 0.32 29 0.566
0.600
0.600
0.590 0.583
0.580
0.566
0.570
0.560
0 5 10 15 20 25 30 35
waktu (t)
48 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
4.3.6. Kesimpulan
1. Besar Koefisien (Cv) kecepatan aliran (velocity) dengan d=0.003
berbanding lurus dengan besar Slope dan kecepatan aliran (velocity)
terbesar= 0.276470, terkecil=0.272129.
2. Besar Koefisien (Cv) kecepatan aliran (velocity) dengan d=0.006
berbanding lurus dengan besar Slope dan kecepatan aliran (velocity)
terbesar= 0.277723, terkecil=0.273185.
3. Besar Koefisien (Cd) Constant Head berbanding lurus dengan besar slope.
Seperti: d=0.003, Cd=1.548368 dan d=0.006, Cd=2.180105.
4. Besar Koefisien (Cd) Varrying Head berbanding lurus dengan besar slope.
Seperti: d=0.003, Cd=2.583369 dan d=0.006, Cd=4.851323.
5. Besar Koefisien (Cd) Varrying Head lebih besar dari besar Koefisien (Cd)
Constant Head, Karena: pada Varrying Head besar debit alirannya tidak
tetap sedangkan Constant Head debit alirannya tetap, Perbedaan rumus
Varrying Head yang dipengaruhi luas reservoir (Ar). Seperti pada d=0.003
Cd (Varrying Head) = 2.583369, Cd (Constant Head) = 1.548368.
Sehingga nilai Cd paling realistis adalah Constant Head.
4.3.7. Saran
1) Dalam mengatur tinggi permukaan air usahakan sesuai dengan ukuran
yang dikehendaki. Misal, 0.40 m
2) Air yang mengalir dari kran harus selalu mengalir untuk mengisi alat
praktikum.
3) Timer waktu pengambilan air harus tepat pada pengukuran Koefisien
Debit kondisi muka air tetap (constant head) dan Varrying Head
4) Jangan lupa memberi tanda pada kertas A3 pada pengukuran Kecepatan
aliran (velocity).
49 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
4.3.8. Dokumentasi
50 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
𝑷𝒂 𝑽𝒂𝟐 𝑷𝒃 𝑽𝒃𝟐
𝒁𝒂 + + = 𝒁𝒃 + +
𝜸𝒂 𝟐𝒈 𝜸𝒃 𝟐𝒈
Keterangan:
Z = tinggi elevasi (m)
𝑷
= tinggi tekanan (m)
𝜸
𝑽𝟐
= tinggi kecepatan (m)
𝟐𝒈
𝑳 𝒗𝟐
𝒉𝒇 = 𝒇 . .
𝒅 𝟐𝒈
Keterangan:
Hf = Major head loss (m)
f = factor gesekan
L = panjang pipa (m)
d = diameter pipa (m)
V = kecepatan fluida dalam pipa (m/s)
g = gravitasi
Koefisien tahanan permukaan untuk aliran turbulen tergantung pada
ketinggian rata-rata proyeksi kekasaran dari dinding pipa. Kekasaran rata-rata
dinding pipa untuk pipa komersial ditunjukkan pada Gambar 38. Nilai-nilai ini
disarankan untuk dicek di pabrik pembuat pipa setempat.
51 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
52 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Keterangan:
hc = kehilangan enegi akibat penyempitan
V² = kecepatan aliran pada pipa 2
Kc= koefisien kehilangan energi akibat penyempitan
g = percepatan grafitasi
𝐷2
Dengan nilai Kc untuk berbagai nilai 𝐷1 tercantum pada tabel berikut:
Keterangan:
he = kehilangan enegi akibat pembesaran
V² = kecepatan aliran pada pipa 2
K’= koefisien kehilangan energi akibat penyempitan
g = percepatan grafitasi
𝐴1 2
Dengan nilai K’ adalah (1 − 𝐴2)
𝑉12
𝐻𝑏 = 𝐾𝑏
2𝑔
Keterangan:
hb = kehilangan enegi akibat penyempitan
V² = kecepatan aliran pada pipa 2
Kb= koefisien kehilangan energi akibat penyempitan
g = percepatan grafitasi
Dengan nilai Kb untuk berbagai sudut tercantum pada tabel berikut:
53 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
54 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
55 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
56 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Belokan 90º
𝑉2
Hb = 𝐾𝑙 ×
2𝑔
= 0.98 × 0.0058 = 0.0057 m
57 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
P1-P2
Belokan 90º
𝑉2
Hb = 𝐾𝑙 ×
2𝑔
= 0.98 × 0.0058 = 0.0057 m
58 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
59 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
P6-P7
Belokan 90º
𝑉2
Hb = 𝐾𝑙 ×
2𝑔
= 0.98 × 0.0058 = 0.0057 m
60 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Darcy-Weisbach
𝐿 𝑉2 0.53
Hf =𝑓× × = 0.025 × × 0.0058 = 0.0029 m
𝐷 2𝑔 0.026
Belokan 90º
𝑉2
Hb = 𝐾𝑙 ×
2𝑔
= 2(0.98 × 0.0058) = 0.0113 m
Belokan 90º
𝑉2
Hb = 𝐾𝑙 ×
2𝑔
= 0.98 × 0.0058 = 0.0057 m
61 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
62 | Y’15 K e l o m p o k 5
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Tinggi tekanan
𝑃
A-P1 = Hf + 𝛾 + Z = 0.0098 + 0.822 + 1.15 = 1.982
𝑃
P1-P2 = Hf + 𝛾 + Z = 0.0065 + 0.815 + 1.15 = 1.982
𝑃
P2-P3 = Hf + 𝛾 + Z = 0.0103 + 0.822 + 1.15 = 1.982
𝑃
P3-P4 = Hf + 𝛾 + Z = 0.0025 + 0.822 + 1.15 = 1.982
𝑃
P4-P5 = Hf + 𝛾 + Z = 0.0228 + 0.822 + 1.15 = 1.982
𝑃
P5-P6 = Hf + 𝛾 + Z = 0.0023 + 0.822 + 1.15 = 1.982
𝑃
P6-P7 = Hf + 𝛾 + Z = 0.0063 + 0.822 + 1.15 = 1.982
𝑃
P7-P8 = Hf + 𝛾 + Z = 0.0109 + 0.822 + 1.15 = 1.982
𝑃
P8-P9 = Hf + 𝛾 + Z = 0.0142 + 0.822 + 1.15 = 1.982
63 | Y’15 K e l o m p o k 5
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Tinggi pressure
elevasi Total Tinggi head
garis
head Head tekanan (m)
Pipa energi
m (Z) (m) (m) 𝑃
(m)
𝛾
A-P1 1.15 1.982 0.834 0.840 0.822
P1-P2 1.15 1.971 0.828 0.834 0.815
P2-P3 1.15 1.960 0.818 0.823 0.800
P3-P4 1.15 1.852 0.815 0.826 0.700
P4-P5 1.15 1.853 0.792 0.804 0.680
P5-P6 1.15 1.827 0.790 0.796 0.675
P6-P7 1.15 1.822 0.784 0.790 0.666
P7-P8 1.15 1.821 0.773 0.779 0.660
P8-P9 0.97 1.636 0.759 0.765 0.652
P9-K - - - - -
64 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
0.900
0.800
elevation (m)
0.700
Pressure Head
Tinggi tekanan
0.600
0.500
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
point position
Gambar 51. Grafik tinggi tekanan, pressure head dan garis energi
4.4.6. Kesimpulan
1) Lakukan pengukuran dengan detail agar didapatkan hasil yang mendekati
benar, Seperti: dimensi reservoir, tinggi reservoir terhadap datum, jarak
antar selang pembacaan (pressure head), jarak pipa terhadap datum, jarak
perubahan ukuran pipa, belokan.
2) Air yang mengalir dari kran harus selalu mengalir untuk mengisi reservoir
sehingga debit air konstan.
3) Timer waktu pengambilan air untuk mengetahui debit air harus sesuai.
4) Gunakan alat praktikum dengan baik dan benar.
4.4.7. Saran
1) Lakukan pengukuran dengan detail agar didapatkan hasil yang mendekati
benar, Seperti: dimensi reservoir, tinggi reservoir terhadap datum, jarak
65 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
antar selang pembacaan (pressure head), jarak pipa terhadap datum, jarak
perubahan ukuran pipa, belokan.
2) Air yang mengalir dari kran harus selalu mengalir untuk mengisi reservoir
sehingga debit air konstan.
3) Timer waktu pengambilan air untuk mengetahui debit air harus sesuai.
Gunakan alat praktikum dengan baik dan benar.
4.4.8. Dokumentasi
66 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
DAFTAR PUSTAKA
Darmadi. (2011, september 17). TutorialPipe flow bagian 1 dari 5. Retrieved from
https://darmadi18.wordpress.com/2011/09/17/tutorialpipe-flow-bagian-1-
dari-5/
Kelompok-2-BG. (2012). In Laporan Hidrologi dan hidrolika kelompok 2 BG
2012. surabaya.
Tatas. (2013, oktober 6). pembuatan alat simulasi kehilangan energi dan aplikasi
persamaan bernoulli pada saluran tertutup (pipa). Retrieved from
http://digilib.its.ac.id/pembuatan-alat-simulasi-kehilangan-energi-dan-
aplikasi-persamaan-bernoulli-pada-saluran-tertutup-pipa-27338.html
Tatas. (2014). In Petunjuk dan isian Praktikum Hidrolika. surabaya.
67 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
LAMPIRAN
Lampiran 1. Praktikum Debit dengan ambang
A. Laporan Sementara Praktikum Debit dengan ambang
68 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
69 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
70 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
71 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
72 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
73 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
74 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
75 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
76 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
77 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4
PROGRAM STUDI DIPLOMA 3 TEKNIK SIPIL
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
78 | Y ’ 1 5 K e l o m p o k 4