Anda di halaman 1dari 8

MAJAS

RINGKASAN MATERI

Majas atau gaya Bahasa adalah cara pengarang atau seseorang dalam mempergunakan bahasa
sebagai alat mengekspresikan perasaan dan buah pikiran yang terpendam di dalam jiwanya.
Menurut Henry Guntur Tarigan, majas dapat dibagi empat jenis yaitu, majas
perbandingan,  majas pertentangan, majas sindiran, dan majas penegasan
Beberapa contoh majas dapat dilihat pada tabel berikut.

NO Jenis Majas Definisi/Ciri Contoh


1. Personifikasi perbandingan yang melukiskan Banjir bandang telah menelan
benda mati seolah-olah hidup korban manusia.

2. Metafora perbandingan yang implisit tanpa Kapan Anda bertemu dengan


kata pembanding. kembang desa itu?

3. Hiperbola majas yang menyatakan sesuatu Suaranya menggelegar


dengan berlebih-lebihan membelah angkasa.

4. ironi majas yang menyatakan makna Pagi benar engkau datang,


yang bertentangan atau sebaliknya baru pukul delapan
dengan maksud menyindir
5. Pleonasme majas penegasan yang Salju putih sudah mulai turun
menggunakan sepatah kata yang ke bawah.
sebenarnya tidak perlu dikatakan
lagi /mubadzir.
6. Repetisi majas penegasan yang melukiskan Kita junjung dia sebagai
sesuatu dengan mengulang kata pemimpin, kita junjung dia
atau beberapa kata berkali-kali sebagai pelindung, kita
yang biasanya dipergunakan dalam junjung dia sebagai
pidato. pembebas kita.
7. Antitesis majas pertentangan yang Cantik atau tidak, kaya atau
melukiskan sesuatu dengan meng- miskin, bukan-lah suatu
gunakan kepaduan kata yang ukuran nilai seorang wanita.
berlawanan arti.
8. Paradoks majas pertentangan yang Hidupnya mewah, tetapi
melukiskan sesuatu seolah-olah ber tidak bahagia.
tentangan, padahal maksud
sesungguhnya tidak karena
objeknya berlainan.
9. Perumpamaan perbandingan dua hal dengan Gadis itu sangat cantik
menggunakan kata-kata bagaikan bidadari
perbandingan (bagaikan, seperti,
dsb.)
10. Litotes majas yang menyatakan Terimalah pemberian yang
berlawanan, memperkecil, atau tidak berharga ini.
memperhalus keadaan.
11. Metonimia majas yang memakai nama ciri Dia ke Jakarta naik Garuda
atau hal yang ditautkan dengan
orang, barang sesuai penggantinya
12. Sinekdok  Pars penyebutan sebagian untuk maksud Saya tidak melihat batang
pro toto keseluruhan hidungnya
13. Sinekdok penyebutan keseluruhan untuk Indonesia meraih medali
Totem Pro maksud sebagian. emas dalam pertandingan itu.
parte
14. Alusio majas yang menunjuk secara tidak Menggantung asap saja
langsung ke suatu peristiwa dengan kerjamu sejak tadi.
menggunakan peribahasa (membual, omong kosong)
15. Eufeumisme majas yang halus sebagai pengganti Pemerintah mengadakan
ungkapan penyesuaian harga BBM,
(menaikkan)

Pengklasifikasian Majas
Berdasarkan penggolongannya, macam macam majas atau gaya bahasa kiasan terbagi menjadi
empat kategori diantaranya, majas perbandingan; majas pertentangan; majas sindiran; dan majas
penegasan. Keempat kategori majas tersebut masih dibagi lagi menjadi beberapa majas turunan
yang akan dijelaskan pada ulasan berikut ini.

1. Majas Perbandingan
Majas perbandingan adalah majas (gaya bahasa) yang menyatakan perbandingan. Proses
pembanding tersebut diungkapkan dengan cara yang berbeda, bergantung pada pengguna bahasa
(penutur).
Macam macam majas perbandingan, diantaranya :
1.1. Majas Asosiasi (perumpamaan)
Majas perumpamaan diungkapkan dengan maksud mengadakan perbandingan terhadap dua hal
yang secara mutlak berbeda, namun dianggap sama. Penggunaan majas ini biasa ditandai dengan
kata bagai; bak; seperti; seumpama; laksana.
Contoh Majas Asosiasi :
 Wataknya keras seperti batu
 Pendiriannya kuat bagaikan batu karang
 Menggapai mimpinya itu, bagai punuk rindukan bulan
 Wajah si kembar Lina-Lani memang seperti pinang dibelah dua
 Mukanya putih bersih seperti susu
1.2. Majas Metafora
Majas metafora adalah gaya bahasa yang memberikan ungkapan perbandingan analogis.
Penggunaan majas metafora ditandai dengan pemakaian kata yang bukan makna sebenarnya
seperti kata tangan kanan; kembang desa; bintang kelas.
Contoh Majas Metafora :
 Beberapa pekerjaan sudah diselesaikan dengan baik oleh tangan kanan Pak Bobi.
 Winda memang kembang desa di kampung ini, wajar banyak pemuda yang ingin
memperistrinya.
 Prestasi Ardi yang selalu menjadi bintang kelas semakin membuat bangga ibunya.
 Singa memang kuat, sehingga pantas kalau ia dijuluki raja hutan
 Wajar saja semua warga dijadikan kaki tangan Pak Bowo, mereka mudah sekali meminta
bantuan pada orang terkaya itu
1.3. Majas Personifikasi
Majas personifikasi adalah majas yang memunculkan karakteristik manusia kepada benda mati,
sehingga benda mati tersebut seolah memiliki nyawa layaknya manusia.
Beberapa kata yang termasuk majas personifikasi diantaranya, angin berbisik; pena menari;
langit menangis.
Contoh Majas Personifikasi :
 Angin yang berbisik seolah menyampaikan pesanmu untukku Ayah.
 Dengan lihainya penulis itu berimajinasi dengan pena yang menari-nari diatas kertas.
 Langit ikut menangis dengan beberapa bencana yang melanda Indonesia beberapa waktu
ini.
 Ombak berlarian semakin menambah eksotisnya pantai Lovina
 Pikirannya pasti melayang kemana-mana karena banyak masalah beberapa waktu
belakangan
1.4. Majas Alegori
Majas alegori adalah majas perbandingan yang berkaitan satu dengan yang lain. Majas alegori
lebih sering ditemukan pada beberapa paragraf dalam karya sastra seperti cerita pendek atau
novel. Penggunaan majas alegori ditandai dengan pengungkapan dalam cerita yang penuh simbol
bermuatan moral.
Contoh Majas Alegori :

 Merawat seorang anak itu ibarat memelihara sebuah pohon. Ketika menyiraminya dengan
pupuk yang baik, maka pertumbuhannya juga akan baik, sehingga berbuah manis.
 Seorang guru adalah Nahkoda bagi murid-muridnya. Ketika sang nahkoda tepat jalur,
maka kemudi pun akan tenang-tenang saja
 Menjaga nama baik ibaratnya merawat kertas putih, sedikit saja ada titik disana pasti
kentara
 Memang cantik rupa si Aisyah, bagaikan mawar pesonanya menyihir kumbang-kumbang
lelaki di sekitarnya
 Ibarat alat dapur, perlakukan otak seperti pisau. semakin sering diasah ia akan semakin
tajam
1.5. Majas Simbolik
Majas simbolik adalah gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan menggunakan benda yang
lain, perbandingan hewan atau dengan tumbuhan.
Contoh Majas Simbolik :
 Sebab seringnya Ia berhutang pada lintah darat, alhasil tahun ini dipastikan tokonya
bangkrut.
 Rumah mewah di ujung jalan Surapati semalam ludes dilalap si jago merah.
 Sebutan buaya darat yang menempel pada Andi membuatnya susah mendekati hati
perempuan idamannya
 Semakin kaya saja pengusaha bangunan itu, seluruh pegawainya berotot kuda besi
 tingkah lakunya seperti bunglon saja, tidak pernah punya pendirian
1.6. Majas Metonimia
Majas metonimia adalah majas yang menggunakan label sebuah merk dagang untuk
menggantikan benda tersebut dalam kalimat.
Contoh  Majas Metonimia :
 Kakek tua yang berpenyakit asma itu masih saja menghisap Djarum (rokok).
 Biasanya Ayah membawa Aqua sebagai bekal saat olahraga pagi.
 Bibi terbang dengan Garuda ke Surabaya
 Kapal Api memang nikmat jika diseduh sore-sore begini
 Setiap menonton televisi tidak lupa ia siapkan Dua Kelinci favoritnya.
 1.7. Majas Sinekdoke
Majas sinekdok adalah majas yang menyebut sebagian untuk menggantikan keseluruhan, atau
sebaliknya. Majas sinekdoke terdiri dari dua kategori yaitu majas pars pro toto, yaitu
menyebutkan sebagian untuk keseluruhan dan majas totem pro parte, yaitu majas yang
menyebutkan keseluruhan untuk sebagian.
Contoh Majas Sinekdoke :
 Tiket masuk konser band luar negeri itu dijual Rp 200.000. per kepala.
 Batang hidung pengacara gadungan itu belum juga terlihat di ruang sidang.
 Kabarnya setiap ibu hamil untuk tahun ini mendapat bantuan dana Rp 1.200.000 per
orang.
 Harga ikan tuna dipasaran semakin melonjak saja, kemarin sudah mencapai Rp 100.000
per ekornya.
Contoh penggunaan Totem pro parte dalam kalimat :
 Para personil POLRI sudah siaga menjaga demonstran yang hendak berunjuk rasa pagi
ini.
 Anggota Darmawanita kota Buleleng sedang menyiapkan lomba memasak untuk
memeringati hari Ibu.
 Skuad Jerman berhasil dikalahkan oleh Portugal pada pertandingan semifinal semalam.
 Kampung kami menjuarai lomba panjat pinang se kelurahan.
1.8. Majas Simile
Majas simile adalah majas yang menggunakan kata depan dan penghubung untuk menerangkan
perbandingan eksplisit.
Contoh Majas Simile :
 Mentalnya tangguh seperti baja, membuatnya semakin idealis.
 Seperti belut saja kelakuannya, gesit kemana-mana.
 Kedekatan mereka seperti sepasang kekasih yang tengah berbahagia.
 Kehadiran sosok Ibu dalam sebuah keluarga seperti cahaya bulan yang menerangi
gelapnya malam.
 Dua kakak beradik itu seperti air dan minyak, bertengkar saja kerjanya.

2. Majas Pertentangan
Gaya bahasa sindiran adalah penggunaan majas sebagai ungkapan untuk menyatakan suatu hal
yang bertolak belakang dengan keadaan yang sebenarnya.
Majas pertentangan dikategorikan menjadi beberapa jenis, diantaranya majas antithesis; majas
paradoks; majas hiperbola; dan majas litotes. Pada ulasan berikut ini akan dijelaskan mengenai
keempat kategori majas pertentangan tersebut.
2.1. Majas Antitesis
Majas antitesis adalah majas yang menggunakan dua kata yang berlawanan untuk
mengungkapkan suatu pertentangan.
Contoh Majas Antitesis :
 Tua atau muda boleh ikut meramaikan gerak jalan peringatan kemerdekaan Republik
Indonesia.
 Bagi wakil Indonesia di ajang sea games, menang atau kalah bukan suatu masalah karena
yang utama adalah pengalaman.
 Baik buruk seseorang itu tidak bisa kita nilai dari penampilan saja.
 Cantik atau jelek rupa seorang wanita bisa terlihat dari cara ia menggunakan hatinya.
 Lapang atau sempitnya rezeki itu bergantung pada usaha kita dalam bekerja.
2.2. Majas Paradoks
Paradoks adalah jenis majas yang mengungkapkan pernyataan mengenai dua hal yang seolah
bertentangan, tetapi kadang juga ada benarnya.
Contoh Majas Paradoks :
 Bisa saja tempat yang berbahaya adalah tempat yang paling aman.
 Dia hanya bisa tersenyum, meski hatinya menangis saat kehilangan sahabatnya.
 Meski dalam keramaian kota, masih saja dirinya merasa sendiri usai kehilangan anak
semata wayangnya.
 Tanpa kehadiran buah hati jelas saja rumah tangga akan terasa sepi meski tengah
merayakan kebahagiaan dengan meriah.
2.3. Majas Hiperbola
Majas hiperbola termasuk majas yang sering digunakan oleh beberapa pengguna bahasa untuk
mengungkapkan pertentangan. Majas hiperbola ditandai dengan pernyataan berlebihan dan
melampaui kenyataan yang ada.
Contoh Majas Hiperbola :
 Air matanya mengalir deras saat beradu pandang dengan Ayah kandung yang telah
sepuluh tahun meninggalkannya.
 Hatinya pasti seprti disayat sembilu saat mendengar hinaan itu.
 Suaranya begitu menggelegar saat menjadi personil upacara minggu lalu.
 Usianya yang sudah renta membuat kesehatan kakek menurun, kini tubuhnya tinggal
kulit dan tulang saja.
 Mendengar kabar penipuan itu, Ayahnya mengamuk dan membakar kemarahannya pada
seisi rumah.
2.4. Majas Litotes
Majas litotes adalah majas yang mengungkapkan sesuatu dengan cara merendahkan diri dari
kenyataan yang sesungguhnya. Hal tersebut dikarenakan menghormati lawan tutur.
Contoh Majas Litotes :
 Beruntung sekali Pak Bupati sudi mampir ke gubug saya.
 Saya hanya orang desa, wajar bila merasa bangga bisa bersekolah di kota.
 Hanya air yang bisa kami suguhkan kepada kalian.
 Janganlah Anda bertanya pada orang bodoh seperti kami.
2.5. Majas Anakronisme
Anakronisme adalah majas pertentangan yang ditandai dengan munculnya ketidaksesuaian
antara kejadian dengan masa kejadian tersebut.
Contoh Majas Anakronisme :
 Kalau saja prajurit perang kerajaan Majapahit memakai pistol saat berperang, mungkin
sejarah akan lain sekarang.
 Mungkin saja perang Baratayudha tak berakhir demikian jika saja saat itu GPS sudah bisa
digunakan.
2.6. Majas Oksimoron
Oksimoron adalah majas yang masing- masing bagian kalimatnya mengungkapkan hal
bertentangan.
Contoh Majas Oksimoron :
 Harta bisa membuat bahagia, tapi harta juga bisa membawa penderitaan.
 Ilmu akan membuatmu pandai, tapi bisa saja ilmu membodohkanmu jika salah dalam
mengaplikasikannya.

3. Majas Sindiran
Majas sindiran adalah adalah gaya bahasa yang dipakai oleh penutur bahasa dengan maksud
menyindir lawan tutur atau pihak ketiga.
Beberapa yang termasuk dalam kategori macam macam majas sindiran adalah: majas ironi;
majas sinisme; dan sarkasme.
3.1. Majas Ironi
Majas Ironi ditandai dengan munculnya ungkapan sindiran oleh penutur yang bertentangan
dengan keadaan sebenarnya.
Contoh Majas Ironi :
 Rajin sekali kamu, siang bolong begini baru bangun tidur.
 Cantik sekali gaya rambutmu, sampai aku enggan menirunya.
 Sungguh enak makanan ini, sampai anakku tidak habis memakannya.
 Bagusnya kostum yang kau kenakan, pasti harganya murah.
3.2. Majas Sinisme
Majas sinisme adalah majas yang dipakai dengan maksud menyindir secara tidak langsung.
Sinisme diungkapkan menggunakan kosakata yang kurang santun. (baca : pengertian majas
sinisme)
Contoh Majas Sinisme :
 Perilakumu tidak mencerminkan pendidikanmu yang sudah sarjana.
 Tidak bisa ya menulis lebih baik lagi, tulisanmu seperti orang yang baru bisa
menggunakan pensil.
3.3. Majas Sarkasme
Sarkasme adalah majas sindiran paling kasar. Penggunaan majas ini seringkali dimaksudkan
untuk sengaja menyakiti lawan tutur.
Contoh Majas Sarkasme :
 Gajah bengkak tidak seharusnya ada disini !
 Buang saja foto lamamu itu, muak aku melihatnya!

4. Majas Penegasan
Disebut majas penegasan, maka fungsi utamanya adalah menegaskan kepada lawan tutur atas
sesuatu hal. Majas penegasan bermaksud memunculkan kesan idealis dan terkadang bersifat
provokatif kepada pendengarnya.
Beberapa majas yang tergolong dalam macam macam majas penegasan antara lain, pleonasme;
repetisi; paralelisme; tautologi; klimaks; antiklimaks; dan retorik.
4.1. Majas Pleonasme
Pleonasme adalah majas penegasan yang ditandai dengan pengunaan kata denotasi (sudah jelas
maknanya), namun dipertegas lagi pada kalimat berikutnya.
Contoh Majas Pleonasme :
 Ayo Ardi, giliranmu maju ke depan untuk baca puisi ini.
 Andai saja dia berani masuk ke dalam ruangan Kepala Sekolah, pastilah hukumannya
bisa jadi ringan.
4.2. Majas Repetisi
Majas repetisi adalah majas yang menggunakan kata berulang pada satu kalimat. Pengulangan
bisa pada kata, frasa, maupun klausa. Hal tersebut disebabkan majas repetisi bermaksud untuk
memberikan penekanan.
Contoh Majas Repetisi :
 Sekarang, saat ini, detik ini juga aku harus mulai berubah menjadi dewasa.
 Bung Karno adalah contoh, Bung Karno adalah panutan, Bung Karno adalah suri
tauladan kita semua.
4.3. Majas Paralelisme
Paralelisme adalah majas perulangan dalam satu kalimat dan tersusun dalam baris kata yang
berbeda. Majas paralelisme biasa ditemukan dalam karya sastra puisi.
Contoh Majas Paralelisme :
 Senja ini begitu manis
Senja ini begitu indah
Senja ini sangat berkesan
 Wajahnya tampan
Wajahnya memang menawan
Wajahnya begitu rupawan
4.4. Majas Tautologi
Tautologi adalah majas penegasan yang ditandai dengan adanya pengulangan sinonim.
Contoh Majas tautologi :
 Harusnya kau bisa kuat dan tegar menghadapi setiap masalah.
 Ubah pemikiranmu, tidak semestinya hatimu kau biarkan dingin apalagi sampai beku.
4.5. Majas Klimaks
Majas klimaks adalah majas yang mengungkapkan hal secara berturut-turut dan semakin lama
semakin meningkat.
Contoh Majas Klimaks :
 Dari kecil hingga dewasa, hobinya memancing masih saja dipertahankan.
 Dosen, Kajur, bahkan Dekan seharusnya mampu mengatasi masalah intern perselisihan
antar mahasiswanya.
4.6. Majas Antiklimaks
Antiklimaks adalah majas yang berkebalikan dari majas klimaks. Antiklimaks ditandai dengan
munculnya kata yang berturut- turut semakin menurun.
Contoh Majas antiklimaks :
 Kalau saja Camat, Lurah, bahkan RT mampu bersosialisasi dengan baik, pasti acara
pentas seni di wilayah kita bisa berjalan lancar.
 Jangan hanya bicara Negara, seharusnya dari propinsi, kota, hingga kampong adalah
tanggung jawab seluruh warga.
4.7. Majas Retorik
Majas retorik adalah majas yang penggunaannya dapat dilihat pada kalimat pertanyaan yang
tidak memerlukan jawaban.
Contoh Majas Retorik :
 Haruskah Ibu mengajarkan materi SD pada kalian semua yang sudah jadi mahasiswa ?
4.8. Majas Elipsis
Majas ellipsis adalah majas majas yang menghilangkan unsur dalam kalimat
Contoh Majas Elipsis :
 Ibu ke pasar (predikat “belanja” dihilangkan)
 Ayah ke kantor (predikat “pergi” dihilangkan )
4.9. Majas Koreksio
Majas koreksio adalah majas yang diungkapkan penutur untuk menarik perhatian dengan
menyanggah kalimat sebelumnya dan memunculkan kalimat baru sebagai pembenaran.
Contoh Majas Koreksio :
 Sebenarnya sudah hampir enam tahun, maaf, sepertinya lebih dari enam tahun keluarga
kami menumpang di tanah milik negara ini.
4.10. Majas Inversi
Majas Inversi adalah majas yang didalamnya terdapat pergantian susunan kata pada kalimat.
Contoh Majas Inversi :
 Ayah saya pengacara, pengacara Ayah saya.
 Ibu saya guru matematika, guru matematika Ibu saya.
 Dia seorang Dokter, seorang dokter dia.
 Hidupnya kini menderita, menderita kini hidupnya.
4.11. Majas Interupsi
Majas Interupsi adalah majas yang ditandai dengan munculnya keterangan tambahan pada
masing-masing unsur kalimat.
Contoh Majas Interupsi :
 Wanita yang tadi kemari, memakai jaket merah serta tas punggung berisi banyak
peralatan rias itu ternyata adalah seorang dokter. Tidak disangka memang,
penampilannya seperti remaja masa kini.(Sumber https://dosenbahasa.com/macam-
macam-majas)

Anda mungkin juga menyukai