Anda di halaman 1dari 142

jdih.kpu.go.

id
-2-

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Peraturan Komisi Pemilihan Umum tentang Perubahan
atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 2 Tahun
2021 tentang Tata Naskah Dinas Komisi Pemilihan
Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi
Pemilihan Umum Kabupaten/Kota;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan


Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun
2017 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 6109);
2. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 8 Tahun 2019
tentang Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi
Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi pemilihan Umum
Kabupaten/Kota (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 320) sebagaimana telah beberapa kali
diubah terakhir dengan Peraturan Komisi Pemilihan
Umum Nomor 4 Tahun 2021 tentang Perubahan Ketiga
atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 8 Tahun
2019 tentang Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi
Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi Pemilihan Umum
Kabupaten/Kota (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 786);
3. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 14 Tahun
2020 tentang Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan
Tata Kerja Sekretariat Jenderal Komisi Pemilihan Umum,
Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan
Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor
1236);
4. Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 2 Tahun 2021
tentang Tata Naskah Dinas Komisi Pemilihan Umum,
Komisi Pemilihan Umum Provinsi, dan Komisi Pemilihan
Umum Kabupaten/Kota (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 784);

jdih.kpu.go.id
-3-

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM
NOMOR 2 TAHUN 2021 TENTANG TATA NASKAH DINAS
KOMISI PEMILIHAN UMUM, KOMISI PEMILIHAN UMUM
PROVINSI, DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM
KABUPATEN/KOTA.

Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Komisi Pemilihan
Umum Nomor 2 Tahun 2021 tentang Tata Naskah Dinas
Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi,
dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 784), diubah sebagai
berikut:

1. Ketentuan Pasal 13 diubah sehingga berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 13
Jenis Naskah Dinas penetapan terdiri atas:
a. Keputusan KPU; dan
b. Keputusan Sekretariat KPU.

2. Ketentuan Pasal 17 diubah sehingga berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 17
Jenis Naskah Dinas penugasan terdiri atas:
a. surat perintah; dan
b. surat tugas.

jdih.kpu.go.id
-4-

3. Ketentuan Pasal 20 diubah sehingga berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 20
(1) Surat tugas merupakan Naskah Dinas yang dibuat
oleh pejabat yang berwenang kepada bawahan atau
pejabat lain yang diberi tugas yang memuat apa
yang harus dilakukan.
(2) Surat tugas di lingkungan KPU, KPU Provinsi, dan
KPU Kabupaten/Kota ditandatangani oleh:
a. Ketua KPU;
b. Ketua KPU Provinsi; dan
c. Ketua KPU Kabupaten/Kota.
(3) Surat tugas di lingkungan Sekretariat Jenderal KPU,
Sekretariat KPU Provinsi, dan Sekretariat KPU
Kabupaten/Kota ditandatangani oleh:
a. Sekretaris Jenderal KPU;
b. Deputi/Inspektur Utama;
c. Kepala Biro/Inspektur Wilayah/Kepala Pusat;
d. Sekretaris KPU Provinsi; dan
e. Sekretaris KPU Kabupaten/Kota.
(4) Kepala Biro/Inspektur Wilayah/Kepala Pusat
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf c tidak
berwenang menandatangani surat tugas untuk
melaksanakan perjalanan dinas pada Sekretariat
Jenderal KPU.
(5) Surat tugas untuk melaksanakan perjalanan dinas
pada Sekretariat Jenderal KPU sebagaimana
dimaksud pada ayat (4) ditandatangani oleh
Sekretaris Jenderal KPU dan Deputi/Inspektur
Utama.

jdih.kpu.go.id
-5-

4. Ketentuan Pasal 24 diubah sehingga berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 24
(1) Nota dinas merupakan salah satu bentuk sarana
komunikasi resmi internal di lingkungan KPU, KPU
Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota.
(2) Nota dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditandatangani oleh pejabat yang berwenang di
lingkungan KPU, KPU Provinsi, KPU
Kabupaten/Kota sesuai dengan tugas, wewenang,
dan tanggung jawabnya.

5. Ketentuan Pasal 26 diubah sehingga berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 26
(1) Penyusunan nota dinas pada Sekretariat Jenderal
KPU dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut:
a. nota dinas tidak dibubuhi cap dinas; dan
b. penomoran nota dinas dilakukan dengan
mencantumkan nomor nota dinas, kode
klasifikasi arsip, kode jenis naskah dinas, kode
Ketua KPU atau kode Sekretaris Jenderal KPU/
biro/inspektorat wilayah/pusat, dan tahun.
(2) Penyusunan nota dinas pada Sekretariat KPU
Provinsi dilakukan dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. nota dinas tidak dibubuhi cap dinas; dan
b. penomoran nota dinas dilakukan dengan
mencantumkan nomor nota dinas, kode
klasifikasi arsip, kode jenis naskah dinas, kode
Ketua KPU Provinsi atau kode Sekretaris KPU
Provinsi, kode wilayah, kode bagian, dan tahun.

jdih.kpu.go.id
-6-

(3) Penyusunan nota dinas pada Sekretariat KPU


Kabupaten/Kota dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. nota dinas tidak dibubuhi cap dinas; dan
b. penomoran nota dinas dilakukan dengan
mencantumkan nomor nota dinas, kode
klasifikasi arsip, kode jenis naskah dinas, kode
Ketua KPU Kabupaten/Kota atau kode
Sekretaris KPU Kabupaten/Kota, kode wilayah,
kode subbagian, dan tahun.

6. Ketentuan Pasal 27 diubah sehingga berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 27
(1) Memorandum merupakan Naskah Dinas internal
yang dibuat oleh pejabat yang berwenang kepada
pejabat di bawahnya untuk menyampaikan
informasi kedinasan yang bersifat mengingatkan
suatu masalah, menyampaikan arahan, peringatan,
saran atau pendapat kedinasan.
(2) Pejabat di lingkungan KPU, KPU Provinsi, dan KPU
Kabupaten/Kota yang berwenang menandatangani
memorandum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
terdiri atas:
a. Ketua dan anggota KPU;
b. Ketua dan anggota KPU Provinsi;
c. Ketua dan anggota KPU Kabupaten/Kota;
d. Sekretaris Jenderal KPU;
e. Deputi/Inspektur Utama;
f. Kepala Biro/Inspektur Wilayah/Kepala Pusat;
g. Sekretaris KPU Provinsi; dan
h. Sekretaris KPU Kabupaten/Kota.

jdih.kpu.go.id
-7-

7. Ketentuan Pasal 29 diubah sehingga berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 29
(1) Disposisi merupakan petunjuk tertulis singkat
mengenai tindak lanjut/tanggapan terhadap Naskah
Dinas masuk, ditulis secara jelas pada lembar
disposisi.
(2) Disposisi sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
hanya diberikan oleh pejabat kepada pejabat atau
staf dengan jenjang jabatan di bawahnya.

8. Ketentuan Pasal 30 diubah sehingga berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 30
(1) Surat dinas merupakan Naskah Dinas
korespondensi eksternal mengenai penyampaian
informasi kedinasan berupa pemberitahuan,
pernyataan, permintaan, penyampaian Naskah
Dinas, atau hal kedinasan lainnya kepada pihak
eksternal.
(2) Surat dinas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
digunakan dalam rangka korespondensi antara KPU,
KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota.
(3) Pejabat yang berwenang menandatangani surat
dinas di lingkungan KPU, KPU Provinsi, dan KPU
Kabupaten/Kota terdiri atas:
a. Ketua KPU;
b. Ketua KPU Provinsi; dan
c. Ketua KPU Kabupaten/Kota.
(4) Pejabat yang berwenang menandatangani surat
dinas di lingkungan Sekretariat Jenderal KPU,
Sekretariat KPU Provinsi, dan Sekretariat KPU
Kabupaten/Kota terdiri atas:
a. Sekretaris Jenderal KPU;

jdih.kpu.go.id
-8-

b. Sekretaris KPU Provinsi; dan


c. Sekretaris KPU Kabupaten/Kota.

9. Ketentuan Pasal 32 diubah sehingga berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 32
(1) Surat undangan merupakan surat yang memuat
undangan kepada pejabat/pegawai yang tersebut
pada alamat tujuan untuk menghadiri suatu acara
kedinasan tertentu antara lain dan tidak terbatas
pada rapat, upacara, atau forum grup diskusi.
(2) Pejabat yang berwenang menandatangani surat
undangan di lingkungan KPU, KPU Provinsi, dan
KPU Kabupaten/Kota terdiri atas:
a. Ketua KPU;
b. Ketua KPU Provinsi; dan
c. Ketua KPU Kabupaten/Kota.
(3) Pejabat yang berwenang menandatangani surat
undangan di lingkungan Sekretariat Jenderal KPU,
Sekretariat KPU Provinsi, dan Sekretariat KPU
Kabupaten/Kota terdiri atas:
a. Sekretaris Jenderal KPU;
b. Deputi/Inspektur Utama;
c. Kepala Biro/Inspektur Wilayah/Kepala Pusat;
d. Sekretaris KPU Provinsi; dan
e. Sekretaris KPU Kabupaten/Kota.
(4) Deputi/Inspektur Utama dan Kepala Pusat
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) huruf b dan
huruf c menandatangani Surat Undangan untuk
internal Sekretariat Jenderal KPU sesuai tugas dan
fungsinya atas nama Sekretaris Jenderal KPU
dengan tembusan kepada Sekretaris Jenderal KPU.
(5) Kepala Biro/Inspektur Wilayah sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) huruf c menandatangani
Surat Undangan untuk internal Sekretariat Jenderal

jdih.kpu.go.id
-9-

KPU sesuai tugas dan fungsinya atas nama


Deputi/Inspektur Utama dengan tembusan kepada
Sekretaris Jenderal KPU.

10. Ketentuan Pasal 34 huruf a dan huruf k dihapus


sehingga Pasal 34 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 34
Naskah Dinas khusus terdiri atas:
a. Dihapus.
b. surat perjanjian;
c. surat kuasa;
d. berita acara;
e. surat keterangan;
f. surat pengantar;
g. pengumuman;
h. surat panggilan;
i. rekomendasi;
j. surat peringatan;
k. Dihapus.
l. laporan;
m. telaah; dan
n. notula.

11. Paragraf 1 Bagian Ketiga BAB II dihapus.

12. Pasal 35 dihapus.

13. Pasal 36 dihapus.

jdih.kpu.go.id
- 10 -

14. Ketentuan Pasal 37 diubah sehingga berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 37
(1) Surat perjanjian merupakan Naskah Dinas yang
berisi kesepakatan bersama tentang sesuatu hal
yang mengikat antara kedua belah pihak atau lebih
untuk melaksanakan tindakan atau perbuatan
hukum yang telah disepakati bersama.
(2) Surat perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) terdiri atas:
a. perjanjian dalam negeri; dan
b. perjanjian internasional.
(3) Perjanjian dalam negeri sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dibuat dalam bentuk nota
kesepahaman, perjanjian kerja sama, atau bentuk
lain.

15. Di antara Pasal 37 dan Pasal 38 disisipkan 3 (tiga) pasal,


yakni Pasal 37A, Pasal 37B, dan Pasal 37C sehingga
berbunyi sebagai berikut:

Pasal 37A
(1) Nota kesepahaman sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 37 ayat (3) merupakan Naskah Dinas yang
berisi kesepakatan di antara pihak untuk berunding
dalam rangka membuat perjanjian kerja sama di
kemudian hari.
(2) Nota kesepahaman sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) ditandatangani oleh Ketua KPU.

Pasal 37B
(1) Ketua KPU Provinsi dan Ketua KPU Kabupaten/Kota
dapat diberi kewenangan membuat dan
menandatangani nota kesepahaman sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 37A ayat (1) dengan
ketentuan:

jdih.kpu.go.id
- 11 -

a. telah mendapatkan persetujuan dari Ketua


KPU;
b. pihak yang dapat melakukan nota
kesepahaman dengan KPU Provinsi dan KPU
Kabupaten/Kota, meliputi:
1. instansi vertikal pemerintah pusat;
2. Pemerintahan Daerah;
3. Perguruan Tinggi yang terakreditasi; dan
4. pihak lain yang terkait di bidang
kepemiluan; dan
c. ruang lingkup nota kesepahaman, meliputi:
1. kegiatan sosialisasi kepemiluan;
2. pendidikan pemilih;
3. peningkatan partisipasi masyarakat dalam
Pemilu dan/atau Pemilihan; dan/atau
4. kegiatan lain di bidang kepemiluan.
(2) Pedoman pengajuan dan pemberian persetujuan
pembuatan dan penandatanganan nota
kesepahaman sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
ditetapkan dengan Keputusan KPU.

Pasal 37C
(1) Perjanjian kerja sama sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 37 ayat (3) ditandatangani oleh:
a. Ketua KPU;
b. Ketua KPU Provinsi;
c. Ketua KPU Kabupaten/Kota;
d. Sekretaris Jenderal KPU;
e. Sekretaris KPU Provinsi; dan
f. Sekretaris KPU Kabupaten/Kota.
(2) Pejabat yang berwenang menandatangani surat
perjanjian sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dapat melimpahkan wewenang penandatanganan
kepada pejabat terkait.

jdih.kpu.go.id
- 12 -

16. Ketentuan Pasal 38 diubah sehingga berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 38
(1) Susunan dan bentuk nota kesepahaman dan
perjanjian kerja sama sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 37 ayat (3) terdiri atas:
a. kepala;
b. batang tubuh; dan
c. kaki.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai susunan dan
bentuk nota kesepahaman dan perjanjian kerja
sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Komisi ini.

17. Di antara Pasal 38 dan Pasal 39 disisipkan 1 (satu) pasal,


yakni Pasal 38A sehingga berbunyi sebagai berikut:

Pasal 38A
(1) Perjanjian internasional merupakan perjanjian,
dalam bentuk dan nama tertentu, yang diatur dalam
hukum internasional yang dibuat secara tertulis
serta menimbulkan hak dan kewajiban di bidang
hukum publik.
(2) Perjanjian internasional sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dapat dilakukan dengan satu negara
atau lebih, organisasi internasional, atau subjek
hukum internasional lain berdasarkan kesepakatan
dan para pihak berkewajiban untuk melaksanakan
perjanjian tersebut dengan iktikad baik.

18. Paragraf 11 Bagian Ketiga BAB II dihapus.

19. Pasal 56 dihapus.

jdih.kpu.go.id
- 13 -

20. Pasal 57 dihapus.

21. Ketentuan ayat (2) Pasal 58 diubah, sehingga berbunyi


sebagai berikut:

Pasal 58
(1) Laporan merupakan Naskah Dinas yang memuat
pemberitahuan tentang pelaksanaan suatu kegiatan
atau kejadian tertentu.
(2) Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat
dan ditandatangani oleh pejabat atau staf yang
diberi tugas.

22. Ketentuan Pasal 60 diubah sehingga berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 60
(1) Telaah merupakan bentuk uraian yang disampaikan
oleh pejabat atau staf yang memuat analisis singkat
dan jelas mengenai suatu persoalan dengan
memberikan jalan keluar/pemecahan yang
disarankan.
(2) Telaah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat
dan ditandatangani oleh pejabat atau staf yang
diberi tugas.

23. Ketentuan ayat (2) Pasal 62 diubah, sehingga berbunyi


sebagai berikut:

Pasal 62
(1) Notula merupakan Naskah Dinas yang memuat
pendapat dan/atau saran/masukan peserta rapat
pleno KPU, KPU Provinsi Aceh, dan KPU
Kabupaten/Kota, serta rapat pada Sekretariat
Jenderal KPU, Sekretariat KPU Provinsi, dan

jdih.kpu.go.id
- 14 -

Sekretariat KPU Kabupaten/Kota terhadap materi


yang dicantumkan dalam acara undangan rapat,
yang diakhiri dengan kesimpulan rapat oleh
pimpinan rapat.
(2) Notula sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat
dan ditandatangani oleh pejabat atau staf yang
diberi tugas.

24. Ketentuan Pasal 71 diubah sehingga berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 71
(1) Penomoran Naskah Dinas untuk Naskah Dinas
pengaturan dan penetapan menggunakan angka
arab dengan memuat unsur:
a. nomor; dan
b. tahun terbit.
(2) Penomoran Naskah Dinas selain Naskah Dinas
pengaturan, penetapan, dan korespondensi internal
pada Sekretariat Jenderal KPU menggunakan angka
arab dengan memuat unsur:
a. nomor;
b. kode klasifikasi arsip;
c. kode jenis Naskah Dinas;
d. kode biro/inspektorat wilayah/pusat; dan
e. tahun.
(3) Penomoran Naskah Dinas selain Naskah Dinas
pengaturan, penetapan, dan korespondensi internal
pada Sekretariat KPU Provinsi dan Sekretariat KPU
Kabupaten/Kota paling sedikit memuat:
a. nomor;
b. kode klasifikasi arsip;
c. kode jenis Naskah Dinas;
d. kode wilayah;
e. kode bagian;
f. kode subbagian; dan

jdih.kpu.go.id
- 15 -

g. tahun.
(4) Penomoran Naskah Dinas sebagaimana dimaksud
pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan
dari Peraturan Komisi ini.

25. Ketentuan Pasal 72 diubah sehingga berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 72
Kode klasifikasi arsip sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 71 ayat (2) huruf b ditetapkan dengan Keputusan
KPU.

26. Ketentuan huruf a Pasal 137 diubah sehingga berbunyi


sebagai berikut:

Pasal 137
Prinsip pengendalian Naskah Dinas keluar meliputi:
a. penomoran Naskah Dinas keluar difasilitasi oleh:
1. biro yang menangani urusan umum pada KPU,
untuk Naskah Dinas yang ditandatangani oleh
Ketua KPU dan Sekretaris Jenderal KPU;
2. bagian yang menangani urusan umum pada
KPU Provinsi, untuk Naskah Dinas yang
ditandatangani oleh Ketua KPU Provinsi dan
Sekretaris KPU Provinsi; dan
3. subbagian yang menangani urusan umum pada
KPU Kabupaten/Kota, untuk Naskah Dinas
yang ditandatangani oleh Ketua KPU
Kabupaten/Kota dan Sekretaris KPU
Kabupaten/Kota; dan
b. sebelum diregistrasi harus dilakukan pemeriksaan
terhadap kelengkapan Naskah Dinas yang meliputi:
1. nomor Naskah Dinas;
2. cap dinas;

jdih.kpu.go.id
- 16 -

3. tanda tangan;
4. alamat yang dituju; dan
5. lampiran (jika ada).

27. Ketentuan Pasal 145 diubah sehingga berbunyi sebagai


berikut:

Pasal 145
Pedoman teknis Naskah Dinas elektronik ditetapkan
dengan Keputusan KPU.

28. Lampiran Peraturan Komisi ini diubah sehingga menjadi


sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Komisi ini.

Pasal II
Peraturan Komisi ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.

jdih.kpu.go.id
jdih.kpu.go.id
LAMPIRAN
PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 8 TAHUN 2021
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN KOMISI
PEMILIHAN UMUM NOMOR 2 TAHUN 2021
TENTANG TATA NASKAH DINAS KOMISI
PEMILIHAN UMUM, KOMISI PEMILIHAN
UMUM PROVINSI, DAN KOMISI PEMILIHAN
UMUM KABUPATEN/KOTA

PEDOMAN TATA NASKAH DINAS


KOMISI PEMILIHAN UMUM, KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI, DAN
KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN/KOTA

jdih.kpu.go.id
-2-

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
BAB II SUSUNAN DAN FORMAT NASKAH DINAS
A. Naskah Dinas Arahan
1. Naskah Dinas Pengaturan
a. Instruksi
b. Surat Edaran
2. Naskah Dinas Penetapan
a. Keputusan KPU
b. Keputusan Sekretariat KPU
3. Naskah Dinas Penugasan
a. Surat Perintah
b. Surat Tugas
B. Naskah Dinas Korespondensi
1. Naskah Dinas Korespondensi Internal
a. Nota Dinas
b. Memorandum
c. Disposisi
2. Surat Dinas
3. Surat Undangan
C. Naskah Dinas Khusus
1. Surat Perjanjian
2. Surat Kuasa
3. Berita Acara
4. Surat Keterangan
5. Surat Pengantar
6. Pengumuman
7. Surat Panggilan
8. Rekomendasi
9. Surat Peringatan
10. Laporan
11. Telaah
12. Notula
D. Naskah Dinas Pengambilalihan Sebagian atau Seluruh Tugas
dan Tanggung Jawab KPU Provinsi, atau KPU Kabupaten/Kota
E. Naskah Dinas untuk Jabatan Fungsional

jdih.kpu.go.id
-3-

F. Naskah Dinas di Bidang Pengadaan Barang dan Jasa


G. Salinan Naskah Dinas Keputusan di bidang Keanggotaan KPU
dan Kepegawaian
BAB III PEMBUATAN NASKAH DINAS
A. Persyaratan Pembuatan
B. Penomoran
C. Lambang Negara, Logo, dan Kop Naskah Dinas
D. Media/Sarana Naskah Dinas
E. Paraf, Tanda Tangan, dan Cap
BAB IV PENGAMANAN NASKAH DINAS
BAB V KEWENANGAN PENANDATANGANAN
A. Penggunaan Garis Kewenangan
B. Atas Nama, Untuk Beliau, Pelaksana Tugas, dan Pelaksana
Harian
C. Matriks Kewenangan Penandatanganan Naskah Dinas
BAB VI PENUTUP

jdih.kpu.go.id
-4-

BAB I
PENDAHULUAN

A. Umum
KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota sebagai suatu lembaga
penyelenggara Pemilu dan Pemilihan tidak dapat terpisahkan dari arsip.
Arsip merupakan rekaman kegiatan atau peristiwa dalam berbagai bentuk
dan media sesuai dengan perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi yang dibuat dan diterima oleh lembaga negara, pemerintahan
daerah, lembaga pendidikan, perusahaan, organisasi politik, organisasi
kemasyarakatan, dan perseorangan dalam pelaksanaan kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Berdasarkan ketentuan Pasal
9, Pasal 12, Pasal 13, dan Pasal 14 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017
tentang Pemilihan Umum menyatakan bahwa KPU, KPU Provinsi, dan
KPU Kabupaten/Kota dalam melaksanakan tugas, wewenang dan
kewajiban KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota dibantu oleh
Sekretariat Jenderal KPU, Sekretariat KPU Provinsi, dan Sekretariat KPU
Kabupaten/Kota.
Berdasarkan ketentuan Pasal 86 ayat (1) huruf b Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum yang menyatakan bahwa
tugas Sekretariat Jenderal KPU yaitu memberikan dukungan teknis
administratif dan membantu pelaksanaan tugas KPU dalam
menyelenggarakan Pemilu. Sedangkan berdasarkan ketentuan Pasal 87
ayat (1) huruf b dan Pasal 88 ayat (1) huruf b Undang-Undang Nomor 7
Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum, KPU Provinsi dan KPU
Kabupaten/Kota bertugas memberikan dukungan teknis administratif.
Selanjutnya, berdasarkan ketentuan Pasal 86 ayat (2) huruf d, Pasal
87 ayat (2) huruf c, dan Pasal 88 ayat (2) huruf c Undang-Undang Nomor
7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum menyatakan bahwa Sekretariat
Jenderal KPU, Sekretariat KPU Provinsi, dan Sekretariat KPU
Kabupaten/Kota berwenang memberikan layanan administratif,
ketatausahaan, dan kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Selain itu, ketentuan Pasal 86 ayat (3) huruf b,
Pasal 87 ayat (3) huruf b, dan Pasal 88 ayat (3) huruf b Undang-Undang
Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilihan Umum menyatakan bahwa
Sekretariat Jenderal KPU, Sekretariat KPU Provinsi, dan Sekretariat KPU
Kabupaten/Kota berkewajiban memelihara arsip dan dokumen Pemilu.

jdih.kpu.go.id
-5-

Tugas, kewenangan, dan kewajiban Sekretariat Jenderal KPU,


Sekretariat KPU Provinsi, dan Sekretariat KPU Kabupaten/Kota tersebut
tidak terlepas dari arsip. Salah satu komponen penting dalam
melaksanakan tugas, kewenangan, dan kewajiban Sekretariat Jenderal
KPU, Sekretariat KPU Provinsi, dan Sekretariat KPU Kabupaten/Kota
yaitu administrasi umum. Sistem administrasi yang baik dan tertib
merupakan salah satu langkah untuk melaksanakan reformasi birokrasi
dan untuk mewujudkan pemerintahan yang baik.
Sehubungan dengan hal tersebut, dalam rangka mendukung
pelaksanaan tugas, kewenangan, dan kewajiban Sekretariat Jenderal
KPU, Sekretariat KPU Provinsi, dan Sekretariat KPU Kabupaten/Kota,
mendukung pengelolaan arsip yang efektif dan efisien, tertib administrasi,
meningkatkan pelayanan publik, melancarkan kegiatan, dan untuk
melancarkan komunikasi kedinasan yang efektif dan efisien di lingkungan
KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota, maka perlu disusun suatu
pedoman Tata Naskah Dinas KPU, KPU Provinsi, dan KPU
Kabupaten/Kota.
KPU sebelumnya telah memiliki pedoman tata naskah dinas yang
diatur dalam Peraturan KPU Nomor 17 Tahun 2015 tentang Tata Naskah
Dinas Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum Provinsi/Komisi
Independen Pemilihan Aceh, dan Komisi Pemilihan Umum/Komisi
Independen Pemilihan Kabupaten/Kota. Akan tetapi, untuk
menyesuaikan dengan perubahan tugas, fungsi, susunan organisasi, dan
tata kerja Sekretariat Jenderal KPU, Sekretariat KPU Provinsi, dan
Sekretariat KPU Kabupaten/Kota sebagaimana diatur dalam Peraturan
KPU Nomor 14 Tahun 2020 tentang Tugas, Fungsi, Susunan, dan
Organisasi Tata Kerja Komisi Pemilihan Umum, Komisi Pemilihan Umum
Provinsi, dan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten/Kota, KPU perlu
menyesuaikan pedoman tata naskah dinas di lingkungan KPU.

B. Maksud dan Tujuan


1. Maksud
Pedoman Tata Naskah Dinas ini disusun dengan maksud untuk
menjadi dasar dalam melaksanakan kegiatan komunikasi kedinasan
di lingkungan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota.

jdih.kpu.go.id
-6-

2. Tujuan
Pedoman Tata Naskah Dinas bertujuan:
a. menciptakan standarisasi dalam penyelenggaraan administrasi
di lingkungan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota;
b. mewujudkan tata kearsipan yang berdaya guna dan berhasil
guna;
c. mendukung kelancaran komunikasi kedinasan dan kemudahan
dalam pengendalian pelaksanaannya; dan
d. meningkatkan daya guna dan hasil guna secara berkelanjutan
dalam penyelenggaraan tugas, wewenang dan kewajiban KPU,
KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota.

C. Sasaran
Sasaran penetapan Pedoman Tata Naskah Dinas meliputi:
1. tercapainya persamaan pengertian dan pemahaman dalam
penyelengaraan Tata Naskah Dinas di lingkungan KPU, KPU Provinsi,
dan KPU Kabupaten/Kota;
2. terwujudnya keterpaduan penyelenggaraan Tata Naskah Dinas di
jajaran KPU dengan unsur di luar lingkungan KPU, KPU Provinsi, dan
KPU Kabupaten/Kota dalam lingkup administrasi umum;
3. terwujudnya kemudahan dan kelancaran dalam komunikasi tertulis;
dan
4. tercapainya daya guna dan hasil guna penyelenggaraan Tata Naskah
Dinas di lingkungan KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota.

D. Asas
Tata Naskah Dinas berpedoman pada asas:
1. Asas Keamanan
Pada dasarnya semua Naskah Dinas bersifat tertutup, sehingga
kerahasiaan isinya harus tetap dijaga. Oleh karena itu, para pejabat
dan petugas yang terkait dengan Tata Naskah Dinas tidak
dibenarkan memberikan informasi kepada yang tidak
berkepentingan, baik secara tertulis maupun secara lisan,
pemberkasan, kearsipan, dan distribusinya.
2. Asas Pembakuan
Naskah Dinas wajib dibuat atau disusun menurut Tata Naskah Dinas
yang telah ditetapkan.

jdih.kpu.go.id
-7-

3. Asas Pertanggungjawaban
Secara administrasi, Naskah Dinas hendaknya dapat
dipertanggungjawabkan, baik dari segi isi, format maupun
prosedurnya. Pada hakekatnya asas ini mendasari pemikiran bahwa
diikutinya kaidah Tata Naskah Dinas terkait dengan fungsi dan
kewenangan pejabat yang menandatangani Naskah Dinas tersebut
sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Asas Kecepatan
Untuk mendukung kelancaran penyelenggaraan tugas dan fungsi
satuan kerja dan/atau satuan organisasi, semua kegiatan Naskah
Dinas harus dapat diselesaikan secara terkendali, yaitu secara tepat
waktu, dan tepat sasaran dalam redaksional, prosedural, dan
distribusi. Penegasan tentang tingkat pengendalian pemrosesan
Naskah Dinas dinyatakan secara tertulis saat penyampaian.
5. Asas Ketepatan
Tugas dan fungsi satuan kerja dan/atau satuan organisasi, dalam
proses penyaluran Naskah Dinas harus tepat dan terkendali, agar
ada penyelesaian tindak lanjut dalam waktu yang telah ditentukan.
6. Asas Keterkaitan
Tata Naskah Dinas sebagai bagian dari sistem administrasi umum
dan mempunyai keterkaitan dengan administrasi kearsipan. Dengan
demikian seluruh kegiatan Tata Naskah Dinas merupakan bagian
integral dari tata laksana administrasi dan tata laksana kearsipan.

E. Ruang Lingkup
Tata Naskah Dinas KPU mengatur ruang lingkup komunikasi
kedinasan, meliputi sarana komunikasi perkantoran, dengan susunan
sistematika sebagai berikut:
1. jenis Naskah Dinas;
2. pembuatan Naskah Dinas;
3. pengamanan Naskah Dinas;
4. kewenangan penandatanganan Naskah Dinas; dan
5. pengendalian Naskah Dinas.

jdih.kpu.go.id
-8-

BAB II
SUSUNAN DAN FORMAT NASKAH DINAS

A. Naskah Dinas Arahan


1. Naskah Dinas Pengaturan
a. Instruksi
1) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala Instruksi terdiri atas:
(1) lambang negara berwarna emas dan tulisan
“Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia”
dengan huruf kapital secara simetris untuk
Instruksi KPU;
(2) Logo KPU berwarna dan tulisan “Komisi Pemilihan
Umum Republik Indonesia” dengan huruf kapital
secara simetris untuk Instruksi Sekretaris
Jenderal KPU;
(3) Logo KPU berwarna dan tulisan “Komisi Pemilihan
Umum” diikuti dengan nama provinsi atau
kabupaten/kota yang ditulis dengan huruf kapital
secara simetris untuk Instruksi KPU dan KPU
Kabupaten/Kota, serta Instruksi Sekretaris KPU
Provinsi dan Sekretaris KPU Kabupaten/Kota;
(4) kata “Instruksi”dan nama jabatan pejabat yang
menetapkan, yang ditulis dengan huruf kapital
secara simetris;
(5) nomor Instruksi, yang ditulis dengan huruf
kapital secara simetris;
(6) kata penghubung “tentang”, yang ditulis dengan
huruf kapital secara simetris;
(7) judul Instruksi, yang ditulis dengan huruf kapital
secara simetris; dan
(8) nama jabatan yang menetapkan Instruksi, yang
ditulis dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan
tanda baca koma (,) secara simetris.
b) Konsiderans
Bagian konsiderans Instruksi terdiri atas:

jdih.kpu.go.id
-9-

(1) kata “Menimbang”, yang memuat latar belakang


penetapan Instruksi; dan
(2) kata “Mengingat”, yang memuat dasar hukum
sebagai landasan penetapan Instruksi.
c) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Instruksi memuat substansi
Instruksi.
d) Kaki
Bagian kaki Instruksi terdiri atas:
(1) tempat (nama kota sesuai dengan alamat
kedudukan KPU) dan tanggal dikeluarkannya
Instruksi;
(2) nama jabatan pejabat yang mengeluarkan
Instruksi, yang ditulis dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda koma (,);
(3) tanda tangan pejabat yang mengeluarkan
Instruksi dan cap dinas; dan
(4) nama lengkap pejabat yang menandatangani
Instruksi, yang ditulis dengan huruf kapital, tanpa
mencantumkan gelar.
2) Distribusi
Instruksi yang telah ditetapkan didistribusikan kepada yang
berkepentingan.
3) Format Instruksi

Lambang Negara
atau Logo KPU
LOGO KPU
berwarna
Berwarna

Instruksi Komisi
KOMISI PEMILIHAN UMUM Pemilihan Umum
REPUBLIK INDONESIA atau Instruksi
Sekretaris
Jenderal KPU
INSTRUKSI
d
........................................................ i
Penomoran yang
NOMOR ........ TAHUN .......... berurutan dalam c
1 tahun takwim e
t
TENTANG a
d
Judul Instruksi k
ditulis dengan i
....................................................
huruf Kapital c
ed
ti
Menimbang : a. bahwa ..................................................................... ; Memuat alasan
ac
tentangperlu
b. bahwa ..................................................................... ; ke
ditetapkan
Instruksi t
a
k

jdih.kpu.go.id
- 10 -

Mengingat : 1. ................................................................................ ;
Memuat
2. ................................................................................ ; Ketentuan
Dalam rangka ......................................, dengan ini memberikan instruksi : peraturan
perundang-
Kepada : 1. Nama/Jabatan personel/pegawai; undangan
2. Nama/Jabatan personel/pegawai; yang menjadi
dasar
3. Nama/Jabatan personel/pegawai; ditetapkannya
Untuk : Instruksi

Memuat alasan
PERTAMA : ……………..………………………………………………….......... . tentang perlunya
Instruksi
KEDUA : ……………..………………………………………………….......... . ditetapkan
KETIGA : ……………..………………………………………………….......... .
KEEMPAT : Melaksanakan instruksi ini dengan penuh tanggung Kepastian mulai
berlakunya
jawab. Instruksi

Instruksi ini mulai berlaku pada tanggal dikeluarkan.


Kota sesuai dengan
alamat instansi
Dikeluarkan di ............. dan tanggal
pada tanggal ............... penandatanganan

NAMA JABATAN,
Nama jabatan dan
nama lengkap yang
tanda tangan ditulis dengan
huruf kapital
dan cap jabatan

NAMA LENGKAP TANPA GELAR

b. Surat Edaran
1) Susunan
Surat Edaran terdiri atas:
a) Kepala
Bagian kepala Surat Edaran terdiri atas:
(1) lambang negara dan kop untuk Surat Edaran
yang ditandatangani oleh Ketua KPU;
(2) Logo KPU berwarna dan kop untuk Surat Edaran
yang ditandatangani oleh Ketua KPU Provinsi,
Ketua KPU Kabupaten/Kota, Sekretaris Jenderal
KPU, Sekretaris KPU Provinsi, dan Sekretaris KPU
Kabupaten/Kota;
(3) kata “Yth.”, yang diikuti oleh tujuan Surat
Edaran;

jdih.kpu.go.id
- 11 -

(4) tulisan “Surat Edaran”, yang dicantumkan di


bawah Logo KPU, ditulis dengan huruf kapital
serta nomor Surat Edaran di bawahnya secara
simetris;
(5) kata penghubung “tentang”, yang dicantumkan di
bawah tulisan “Surat Edaran” ditulis dengan
huruf kapital secara simetris; dan
(6) rumusan judul Surat Edaran, yang ditulis dengan
huruf kapital secara simetris di bawah kata
“tentang”.
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Surat Edaran terdiri atas:
(1) latar belakang tentang perlunya dibuat Surat
Edaran;
(2) maksud dan tujuan dibuatnya Surat Edaran;
(3) ruang lingkup diberlakukannya Surat Edaran;
(4) peraturan perundang-undangan atau Naskah
Dinas lain yang menjadi dasar pembuatan Surat
Edaran;
(5) isi edaran mengenai hal tertentu yang dianggap
mendesak; dan
(6) penutup.
c) Kaki
Bagian kaki Surat Edaran ditempatkan di sebelah
kanan yang terdiri atas:
(1) tempat (nama kota sesuai dengan alamat
kedudukan KPU) dan tanggal penetapan;
(2) nama jabatan pejabat penandatangan, yang
ditulis dengan huruf kapital, diakhiri dengan
tanda baca koma (,);
(3) tanda tangan pejabat penandatangan;
(4) nama lengkap pejabat penandatangan, yang
ditulis dengan huruf kapital;
(5) cap dinas; dan
(6) tembusan (apabila diperlukan).

jdih.kpu.go.id
- 12 -

2) Penyimpanan
Surat Edaran yang ditandatangani oleh pejabat yang
berwenang menggunakan tinta warna biru atau ungu,
merupakan Naskah Dinas asli yang disimpan oleh:
a. Biro/Inspektorat Wilayah/Pusat pengusul di
lingkungan Sekretariat Jenderal KPU;
b. Bagian pengusul di lingkungan Sekretariat KPU
Provinsi; dan
c. Sub Bagian pengusul di lingkungan Sekretariat KPU
Kabupaten/Kota.
3) Format Surat Edaran
Lambang Negara
LOGO KPU atau Logo KPU
berwarna sesuai
Berwarna pejabat
penandatangan

KOMISI PEMLIHAN UMUM


REPUBLIK INDONESIA Penomoran yang
Yth. 1. ......... berurutan dalam 1
tahun takwim
2. ........
3. dan seterusnya.
di .......

SURAT EDARAN
NOMOR……..TAHUN ……..
Judul Surat
TENTANG Edaran yang
................................................ ditulis dengan
huruf kapital

A. Latar Belakang
Memuat alasan
………………………………………………………………………………..…… tentang perlu
diterapkannya
Surat Edaran,
B. Maksud dan Tujuan Maksud dan
Tujuan, Ruang
……………………………………………………………………………………
Lingkup, Dasar

C. Ruang Lingkup Memuat ketentuan


……………………………………………………………………………….…… peraturan
Perundang-
undangan yang
D. Dasar menjadi dasar
ditetapkannya
…………………………………………………………………………………… Surat Edaran

E. Isi Edaran ……………………………………………………………………… Memuat


pemberitahuan
tentang hal
F. Penutup tertentu yang
dianggap
mendesak

jdih.kpu.go.id
- 13 -

Ditetapkan di ................ Kota sesuai dengan


pada tanggal ................. alamat instansi
dan tanggal
penandatanganan
NAMA JABATAN,

tanda tangan
dan cap jabatan
Nama jabatan dan
nama lengkap yang
NAMA LENGKAP TANPA GELAR ditulis dengan
huruf kapital

2. Naskah Dinas Penetapan


a. Keputusan KPU
1) Susunan
a) Judul
(1) Judul Keputusan KPU memuat kata “Keputusan
Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia”,
nomor dan tahun penetapan, kata penghubung
“tentang” serta nama Keputusan (KPU Provinsi
dan KPU Kabupaten/Kota menyesuaikan).
(2) Judul ditulis seluruhnya dengan huruf kapital
yang diletakkan di tengah margin, tidak disingkat,
dan tanpa diakhiri tanda baca.
b) Pembukaan
Pembukaan keputusan terdiri atas hal-hal sebagai
berikut:
(1) Nama jabatan pejabat yang menetapkan
Keputusan ditulis seluruhnya dengan huruf
kapital yang diletakkan di tengah margin dan
diakhiri dengan tanda baca koma (,).
(2) Konsiderans diawali dengan kata “Menimbang”
(a) Konsiderans memuat uraian singkat
mengenai pokok-pokok pikiran yang menjadi
latar belakang dan alasan pembuatan
Keputusan.
(b) Pokok-pokok pikiran pada konsiderans
memuat unsur yuridis dan sosiologis yang
menjadi latar belakang pembuatannya.
(c) Pokok-pokok pikiran yang hanya menyatakan
bahwa Keputusan dianggap perlu untuk

jdih.kpu.go.id
- 14 -

dibuat adalah kurang tepat karena tidak


mencerminkan tentang latar belakang dan
alasan dibuatnya Keputusan.
(d) Jika konsiderans memuat lebih dari satu
pokok pikiran, tiap-tiap pokok pikiran
dirumuskan dalam rangkaian kalimat yang
merupakan kesatuan pengertian.
(e) Tiap-tiap pokok pikiran diawali dengan huruf
abjad dan dirumuskan dalam satu kalimat
yang diawali dengan kata “bahwa” dan
diakhiri dengan tanda bacatitik koma (;).
(3) Dasar Hukum
(a) Dasar hukum diawali dengan kata
“Mengingat”dan memuat dasar kewenangan
pembuatan Keputusan.
(b) Peraturan perundang-undangan yang
digunakan sebagai dasar hukum hanya
peraturan perundang-undangan yang
tingkatannya sama atau lebih tinggi.
(c) Jika jumlah peraturan perundang-undangan
yang dijadikan dasar hukum lebih dari satu,
urutan pencantuman perlu memperhatikan
tata urutan peraturan perundang-undangan
dan jika tingkatannya sama disusun secara
kronologis berdasarkan saat pengundangan
atau penetapannya.
(d) Undang-Undang, Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang, Peraturan
Pemerintah, dan Peraturan Presiden perlu
dilengkapi dengan pencantuman Lembaran
Negara Republik Indonesia dan Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia yang
diletakkan di antara tanda kurung.
(e) Peraturan Menteri, badan, lembaga atau
komisi yang setingkat yang dibentuk dengan
Undang-Undang atau Pemerintah atas
perintah Undang-Undang atau berdasarkan
kewenangan perlu dilengkapi dengan

jdih.kpu.go.id
- 15 -

pencantuman Berita Negara Republik


Indonesia yang diletakkan di antara tanda
kurung.
(4) Dasar Memperhatikan
(a) Jika diperlukan dapat mencantumkan dasar
Memperhatikan.
(b) Dasar Memperhatikan diawali dengan kata
“Memperhatikan”.
(c) Naskah dinas yang dapat dicantumkan dalam
dasar memperhatikan meliputi:
1. instruksi;
2. surat edaran;
3. surat dinas;
4. berita acara; dan
5. naskah dinas lain yang terkait dengan
materi muatan Keputusan KPU.
(5) Diktum
Diktum Keputusan terdiri atas:
(a) kata “Memutuskan”, yang ditulis seluruhnya
dengan huruf kapital tanpa spasi di antara
suku kata dan diakhiri dengan tanda baca
titik dua (:) serta diletakkan di tengah
margin; dan
(b) kata “Menetapkan”, yang dicantumkan
sesudah kata “Memutuskan”, disejajarkan ke
bawah dengan kata “Menimbang” dan
“Mengingat”. Huruf awal kata “Menetapkan”
ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda baca titik dua (:).
c) Batang tubuh
Bagian batang tubuh Keputusan memuat isi kebijakan
yang ditetapkan dicantumkan setelah kata
“Menetapkan”. Isi Keputusan diuraikan dengan
bilangan bertingkat/Diktum KESATU, KEDUA,
KETIGA, dan seterusnya.
d) Penutup
Bagian penutup keputusan ditempatkan di sebelah
kanan bawah, yang terdiri atas:

jdih.kpu.go.id
- 16 -

(1) tempat (nama kota sesuai dengan alamat


kedudukan KPU) dan tanggal penetapan
Keputusan;
(2) nama jabatan pejabat yang menetapkan (Ketua
KPU, Ketua KPU Provinsi, atau Ketua KPU
Kabupaten/Kota), ditulis dengan huruf kapital,
dan diakhiri dengan tanda baca koma (,);
(3) tanda tangan Ketua KPU, Ketua KPU Provinsi,
atau Ketua KPU Kabupaten/Kota; dan
(4) nama lengkap Ketua KPU, Ketua KPU Provinsi,
atau Ketua KPU Kabupaten/Kota yang ditulis
dengan huruf kapital, tanpa mencantumkan gelar
serta cap dinas.
e) Lampiran apabila diperlukan
(1) lampiran dapat memuat uraian, pedoman,
petunjuk teknis/petunjuk pelaksanaan, daftar,
tabel, bagan, gambar, peta, sketsa, format,
formulir, dan sebagainya;
(2) dalam hal Keputusan memerlukan lampiran, hal
tersebut dinyatakan dalam batang tubuh bahwa
lampiran dimaksud merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Keputusan;
(3) apabila Keputusan memerlukan lebih dari satu
lampiran, tiap lampiran harus diberi nomor urut
dengan menggunakan angka romawi; dan
(4) apabila lampiran berupa petunjuk
teknis/petunjuk pelaksanaan atau pedoman,
maka petunjuk teknis/petunjuk pelaksanaan atau
pedoman tersebut paling kurang memuat latar
belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup,
pengertian, dan penjabaran yang dibutuhkan.
2) Pengabsahan
b) Pengabsahan merupakan suatu pernyataan bahwa
sebelum digandakan dan didistribusikan dengan sah:
(1) Keputusan KPU telah dicatat dan diteliti sehingga
dapat diumumkan dan didistribusikan oleh
pejabat yang bertanggung jawab di bidang
perundang-undangan;

jdih.kpu.go.id
- 17 -

(2) Keputusan KPU Provinsi telah dicatat dan diteliti


sehingga dapat diumumkan dan didistribusikan
oleh pejabat yang bertanggung jawab di bidang
hukum; dan
(3) Keputusan KPU Kabupaten/Kota telah dicatat dan
diteliti sehingga dapat diumumkan dan
didistribusikan oleh pejabat yang bertanggung
jawab di bidang hukum.
c) Pengabsahan dicantumkan di bawah ruang tanda
tangan sebelah kiri bawah, yang terdiri dari tulisan
“salinan sesuai dengan aslinya” serta dibubuhi tanda
tangan pejabat yang berwenang dengan tinta warna
ungu atau biru dan cap dinas Sekretariat Jenderal
KPU, Sekretariat KPU Provinsi, atau Sekretariat KPU
Kabupaten/Kota.
d) Keputusan KPU yang diedarkan dan/atau digandakan
adalah salinan sesuai dengan aslinya dan
ditandatangani oleh Kepala Biro yang memiliki tugas
dan fungsi di bidang perundang-undangan. Apabila
pejabat dimaksud berhalangan, maka Salinan
ditandatangani oleh Pelaksana Tugas/Pelaksana
Harian Kepala Biro yang memiliki tugas dan fungsi di
bidang perundang-undangan, dengan menggunakan
tinta berwarna biru atau ungu dan disertai cap dinas
Sekretariat Jenderal KPU.
e) Keputusan KPU Provinsi yang diedarkan dan/atau
digandakan adalah salinan sesuai dengan aslinya dan
ditandatangani dengan menggunakan cap dinas
Sekretariat KPU Provinsi dan tinta berwarna biru atau
ungu oleh Kepala Bagian yang memiliki tugas dan
fungsi di bidang hukum pada Sekretariat KPU Provinsi.
Salinan dapat ditandatangani oleh pejabat selain
Kepala Bagian yang memiliki tugas dan fungsi di
bidang hukum, apabila:
(1) Kepala Bagian yang memiliki tugas dan fungsi di
bidang hukum pada Sekretariat KPU Provinsi
sedang berhalangan tetap atau berhalangan
sementara, salinan ditandatangani oleh Pelaksana

jdih.kpu.go.id
- 18 -

Tugas/Pelaksana Harian Kepala Bagian yang


memiliki tugas dan fungsi di bidang hukum pada
Sekretariat KPU Provinsi; dan
(2) tidak terdapat Pejabat Administrasi pada Bagian
yang memiliki tugas dan fungsi di bidang hukum
pada Sekretariat KPU Provinsi, maka salinan
ditandatangani oleh Sekretaris KPU Provinsi atau
Pelaksana Tugas/Pelaksana Harian Sekretaris
KPU Provinsi.
f) Keputusan KPU Kabupaten/Kota yang diedarkan
dan/atau digandakan adalah salinan sesuai dengan
aslinya dan ditandatangani dengan menggunakan cap
Sekretariat KPU Kabupaten/Kota dan tinta berwarna
biru atau ungu oleh Kepala Sub Bagian yang tugas dan
fungsinya di bidang hukum pada Sekretariat KPU
Kabupaten/Kota.
Salinan dapat ditandatangani oleh pejabat selain
Kepala Sub Bagian yang memiliki tugas dan fungsi di
bidang hukum, apabila:
(1) Kepala Sub Bagian yang memiliki tugas dan
fungsi di bidang hukum pada Sekretariat KPU
Kabupaten/Kota sedang berhalangan tetap atau
berhalangan sementara, maka salinan
ditandatangani oleh Pelaksana Tugas/Pelaksana
Harian Kepala Sub Bagian yang memiliki tugas
dan fungsi di bidang hukum pada Sekretariat KPU
Kabupaten/Kota; dan
(2) tidak terdapat Pejabat Administrasi pada Sub
Bagian yang memiliki tugas dan fungsi di bidang
hukum pada Sekretariat KPU Kabupaten/Kota,
salinan ditandatangani oleh Sekretaris KPU
Kabupaten/Kota atau Pelaksana Tugas/Pelaksana
Harian Sekretaris KPU Kabupaten/Kota.
3) Penyimpanan
a) Keputusan KPU yang sifatnya kebijakan yang
ditandatangani oleh:
(1) Ketua KPU, merupakan Naskah Dinas asli yang
disimpan oleh Biro yang memiliki tugas dan fungsi

jdih.kpu.go.id
- 19 -

di bidang Perundang-undangan pada Sekretariat


Jenderal KPU;
(2) Ketua KPU Provinsi, merupakan Naskah Dinas
asli yang disimpan oleh Bagian yang tugas dan
fungsinya di bidang hukum pada Sekretariat KPU
Provinsi; dan
(3) Ketua KPU Kabupaten/Kota merupakan Naskah
Dinas asli yang disimpan oleh Sub Bagian yang
tugas dan fungsinya di bidang hukum pada
Sekretariat KPU Kabupaten/Kota.
b) Keputusan KPU, Keputusan KPU Provinsi, atau
Keputusan KPU Kabupaten/Kota yang menetapkan
tentang pembentukan kelompok kerja, kepanitiaan,
atau tim disimpan oleh Biro/Inspektorat
Wilayah/Pusat pada Sekretariat Jenderal KPU, Bagian
pada Sekretariat KPU Provinsi, atau Sub Bagian pada
Sekretariat KPU Kabupaten/Kota yang mengusulkan
Keputusan KPU, Keputusan KPU Provinsi, atau
Keputusan KPU Kabupaten/Kota.

jdih.kpu.go.id
- 20 -

4) Format Keputusan KPU


a) Format Keputusan KPU
Lambang Negara
(KPU Provinsi/dan
KPU
Kabupaten/Kota
menggunakan Logo
KOMISI PEMILIHAN UMUM KPU berwarna)
d
REPUBLIK INDONESIA i
Penomoran yang
berurutan dalam c
1 tahun takwim e
KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA t
NOMOR……..TAHUN …….. a
Judul Keputusan k
TENTANG
ditulis dengan
……………………………………………………………………… huruf kapital

KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

Konsiderans
Menimbang : a. ……………………………………………………; Keputusan
bahwa
d
b. …………………………………………………...; .................……………………………
i
c. …………………………………………………...; bahwa c
dasar hukum e
ditetapkannya
…………………………………………… t
Keputusan a
Mengingat : 1. …………………………………………………..; d
k
2. …………………………………………………..; i
c
Ditulis sesuai e
dengan judul t
MEMUTUSKAN: Keputusan dalam a
Menetapkan : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM Diktum k
d
TENTANG............................................. . i
KESATU : ............................................................................... . Memuat c
Substansi tentang e
KEDUA : …………………………….. dan seterusnya. t
kebijakan yang
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan a
k
ditetapkan.

Ditetapkan di ................
pada tanggal .................

KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM


REPUBLIK INDONESIA,
Nama jabatan dan
nama lengkap
Tanda Tangan dan yang ditulis
Cap Jabatan dengan huruf
kapital

NAMA LENGKAP TANPA GELAR

jdih.kpu.go.id
- 21 -

Contoh Salinan Keputusan KPU Sesuai dengan Aslinya

Cap “SALINAN”
SALINAN berwarna hijau

KOMISI PEMILIHAN UMUM


REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA


NOMOR……..TAHUN ……..
TENTANG
………………………………………………………………………

KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. ……………………………………………..; bahwa


b. ……………………………………………..; .................…………………………
c. ……………………………………………..;

Mengingat : 1. ……………………………………………….;
2. ……………………………………………….;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM
TENTANG............................................. .
KESATU : ............................................................................... .
KEDUA : …………………………….. dan seterusnya.
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di................
Tanda tangan
pada tanggal................. Pejabat penanda
tangan diubah
KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM dengan keterangan
REPUBLIK INDONESIA, “ttd”
ttd.

NAMA LENGKAP TANPA GELAR

Salinan sesuai dengan aslinya Tanda tangan


SEKRETARIAT JENDERAL Pejabat penanda
KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA tangan naskah
Kepala Biro Perundang-Undangan, salinan

(tanda tangan dan cap)

Nama Lengkap Tanpa Gelar

jdih.kpu.go.id
- 22 -

b) Format Keputusan KPU Provinsi dan Keputusan KPU


Kabupaten/Kota menyesuaikan dengan format
Keputusan KPU.

b. Keputusan Sekretariat KPU


1) Susunan
a) Judul
Judul Keputusan Sekretariat KPU ditulis seluruhnya
dengan huruf kapital yang diletakkan di tengah
margin, tanpa diakhiri tanda baca dan memuat:
(1) kata “Keputusan Sekretaris Jenderal Komisi
Pemilihan Umum Republik Indonesia” untuk
Keputusan Sekretaris Jenderal KPU (untuk KPU
Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota
menyesuaikan);
(2) nomor dan tahun penetapan;
(3) kata penghubung “tentang”; dan
(4) nama Keputusan.
b) Pembukaan
Pembukaan Keputusan terdiri atas:
(1) Nama jabatan pejabat yang menetapkan
Keputusan ditulis seluruhnya dengan huruf
kapital yang diletakkan di tengah margin dan
diakhiri dengan tanda baca koma (,).
(2) Konsiderans diawali dengan kata “Menimbang”
(a) Konsiderans memuat uraian singkat
mengenai pokok-pokok pikiran yang menjadi
latar belakang dan alasan pembuatan
Keputusan.
(b) Pokok-pokok pikiran pada konsiderans
memuat unsur yuridis, dan sosiologis yang
menjadi latar belakang pembuatannya;
(c) Pokok-pokok pikiran yang hanya menyatakan
bahwa Keputusan dianggap perlu untuk
dibuat adalah kurang tepat karena tidak
mencerminkan tentang latar belakang dan
alasan dibuatnya Keputusan.

jdih.kpu.go.id
- 23 -

(d) Jika konsiderans memuat lebih dari satu


pokok pikiran, tiap-tiap pokok pikiran
dirumuskan dalam rangkaian kalimat yang
merupakan kesatuan pengertian.
(e) Tiap-tiap pokok pikiran diawali dengan huruf
abjad dan dirumuskan dalam satu kalimat
yang diawali dengan kata “bahwa” dan
diakhiri dengan tanda baca titik koma (;).
(3) Dasar Hukum
(a) Dasar hukum diawali dengan kata
“Mengingat” dan memuat dasar kewenangan
pembuatan Keputusan.
(b) Peraturan perundang-undangan yang
digunakan sebagai dasar hukum hanya
peraturan perundang-undangan yang
tingkatannya sama atau lebih tinggi.
(c) Jika jumlah peraturan perundang-undangan
yang dijadikan dasar hukum lebih dari satu,
urutan pencantuman perlu memerhatikan
tata urutan peraturan perundang-undangan
dan jika tingkatannya sama disusun secara
kronologis berdasarkan saat pengundangan
atau penetapannya.
(d) Undang-Undang, Peraturan Pemerintah
Pengganti Undang-Undang, Peraturan
Pemerintah, dan Peraturan Presiden perlu
dilengkapi dengan pencantuman Lembaran
Negara Republik Indonesia dan Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia yang
diletakkan di antara tanda kurung.
(e) Peraturan menteri, badan, lembaga atau
komisi yang setingkat yang dibentuk dengan
Undang-Undang atau Pemerintah atas
perintah Undang-Undang atau berdasarkan
kewenangan perlu dilengkapi dengan
pencantuman Berita Negara Republik
Indonesia yang diletakkan di antara tanda
kurung.

jdih.kpu.go.id
- 24 -

(4) Dasar Memperhatikan


(a) Jika diperlukan dapat mencantumkan dasar
Memperhatikan.
(b) Dasar Memperhatikan diawali dengan kata
“Memperhatikan”.
(c) Naskah dinas yang dapat dicantumkan dalam
dasar memperhatikan meliputi:
1. instruksi;
2. surat edaran;
3. surat dinas;
4. berita acara; dan
5. naskah dinas lain yang terkait dengan
materi muatan Keputusan Sekretariat
KPU
(5) Diktum
Diktum Keputusan terdiri dari:
(a) kata “Memutuskan”, yang ditulis seluruhnya
dengan huruf kapital tanpa spasi di antara
suku kata dan diakhiri dengan tanda baca
titik dua (:) serta diletakkan di tengah
margin; dan
(b) kata “Menetapkan”, yang dicantumkan
sesudah kata “Memutuskan”, disejajarkan ke
bawah dengan kata “Menimbang” dan
“Mengingat”. Huruf awal kata “Menetapkan”
ditulis dengan huruf kapital dan diakhiri
dengan tanda baca titik dua (:).
c) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Keputusan memuat isi kebijakan
yang ditetapkan dicantumkan setelah kata
“Menetapkan”. Isi Keputusan diuraikan dengan
bilangan bertingkat/diktum KESATU, KEDUA,
KETIGA, dan seterusnya.
d) Penutup
Bagian penutup Keputusan ditempatkan di sebelah
kanan bawah, yang terdiri dari:

jdih.kpu.go.id
- 25 -

(1) tempat (nama kota sesuai dengan alamat


kedudukan KPU) dan tanggal penetapan
Keputusan;
(2) nama jabatan pejabat yang menetapkan
(Sekretaris Jenderal KPU, Sekretaris KPU Provinsi,
atau Sekretaris KPU Kabupaten/Kota), ditulis
dengan huruf kapital, dan diakhiri dengan tanda
baca koma (,);
(3) tanda tangan Sekretaris Jenderal KPU, Sekretaris
KPU Provinsi, atau Sekretaris KPU
Kabupaten/Kota; dan
(4) nama lengkap Sekretaris Jenderal KPU, Sekretaris
KPU Provinsi, atau Sekretaris KPU
Kabupaten/Kota yang ditulis dengan huruf
kapital, tanpa mencantumkan gelar, serta cap
dinas.
e) Lampiran apabila diperlukan
(1) lampiran dapat memuat uraian, pedoman,
petunjuk teknis/petunjuk pelaksanaan, daftar,
tabel, bagan, gambar, peta, sketsa, format,
formulir, dan sebagainya;
(2) dalam hal Keputusan memerlukan lampiran, hal
tersebut dinyatakan dalam batang tubuh bahwa
lampiran dimaksud merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Keputusan;
(3) apabila Keputusan memerlukan lebih dari satu
lampiran, tiap lampiran harus diberi nomor urut
dengan menggunakan angka romawi; dan
(4) apabila lampiran berupa petunjuk
teknis/petunjuk pelaksanaan atau pedoman,
maka petunjuk teknis/petunjuk pelaksanaan atau
pedoman tersebut paling kurang memuat latar
belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup,
pengertian, penjabaran yang dibutuhkan.

2) Pengabsahan
a) Pengabsahan merupakan suatu pernyataan bahwa
sebelum digandakan dan didistribusikan dengan sah:

jdih.kpu.go.id
- 26 -

(1) suatu Keputusan Sekretaris Jenderal KPU telah


dicatat dan diteliti sehingga dapat diumumkan
oleh pejabat yang bertanggung jawab di bidang
perundang-undangan;
(2) Keputusan Sekretaris KPU Provinsi telah dicatat
dan diteliti sehingga dapat diumumkan dan
didistribusikan oleh pejabat yang bertanggung
jawab di bidang hukum; dan
(3) Keputusan Sekretaris KPU Kabupaten/Kota telah
dicatat dan diteliti sehingga dapat diumumkan
dan didistribusikan oleh pejabat yang
bertanggung jawab di bidang hukum.
b) Pengabsahan dicantumkan di bawah ruang tanda
tangan sebelah kiri bawah, yang terdiri dari tulisan
“salinan sesuai dengan aslinya” serta dibubuhi tanda
tangan pejabat yang berwenang dengan tinta warna
ungu atau biru dan cap dinas Sekretariat Jenderal
KPU, Sekretariat KPU Provinsi, atau Sekretariat KPU
Kabupaten/Kota.
c) Keputusan Sekretaris Jenderal KPU yang diedarkan
dan/atau digandakan adalah salinan sesuai dengan
aslinya dan ditandatangani oleh Kepala Biro yang
memiliki tugas dan fungsi di bidang Perundang-
Undangan. Apabila pejabat dimaksud berhalangan
tetap atau berhalangan sementara, maka Salinan
ditandatangani oleh Pelaksana Tugas atau Pelaksana
Harian Kepala Biro yang memiliki tugas dan fungsi di
bidang perundang-undangan dengan menggunakan
tinta berwarna biru atau ungu dan disertai cap dinas
Sekretariat Jenderal KPU.
d) Keputusan Sekretaris KPU Provinsi yang diedarkan
dan/atau digandakan adalah salinan sesuai dengan
aslinya dan ditandatangani dengan menggunakan cap
Sekretariat KPU Provinsi dan tinta berwarna biru atau
ungu oleh Kepala Bagian yang memiliki tugas dan
fungsi di bidang hukum.

jdih.kpu.go.id
- 27 -

Salinan dapat ditandatangani oleh pejabat selain


Kepala Bagian yang memiliki tugas dan fungsi di
bidang hukum, apabila:
(1) Kepala Bagian yang memiliki tugas dan fungsi di
bidang hukum pada Sekretariat KPU Provinsi
sedang berhalangan tetap atau berhalangan
sementara, maka salinan ditandatangani oleh
Pelaksana Tugas/Pelaksana Harian Kepala
Bagian yang memiliki tugas dan fungsi di bidang
hukum pada Sekretariat KPU Provinsi; dan
(2) tidak terdapat Pejabat Administrasi pada Bagian
yang memiliki tugas dan fungsi di bidang hukum
pada Sekretariat KPU Provinsi, maka salinan
ditandatangani oleh Sekretaris KPU Provinsi atau
Pelaksana Tugas/Pelaksana Harian Sekretaris
KPU Provinsi.
e) Keputusan Sekretaris KPU Kabupaten/Kota yang
diedarkan dan/atau digandakan adalah salinan sesuai
dengan aslinya dan ditandatangani dengan
menggunakan cap Sekretariat KPU Kabupaten/Kota
dan tinta berwarna biru atau ungu oleh Kepala Sub
Bagian yang memiliki tugas dan fungsi di bidang
Hukum.
Salinan dapat ditandatangani oleh pejabat selain
Kepala Sub Bagian yang memiliki tugas dan fungsi di
bidang hukum, apabila:
(1) Kepala Sub Bagian yang memiliki tugas dan
fungsi di bidang hukum pada Sekretariat KPU
Kabupaten/Kota sedang berhalangan tetap atau
berhalangan sementara, maka salinan
ditandatangani oleh Pelaksana Tugas/Pelaksana
Harian Kepala Sub Bagian yang memiliki tugas
dan fungsi di bidang hukum pada Sekretariat
KPU Kabupaten/Kota; dan
(2) tidak terdapat Pejabat Administrasi pada Sub
Bagian yang memiliki tugas dan fungsi di bidang
hukum pada Sekretariat KPU Kabupaten/Kota,
maka salinan ditandatangani oleh Sekretaris

jdih.kpu.go.id
- 28 -

KPU Kabupaten/Kota atau Pelaksana


Tugas/Pelaksana Harian Sekretaris KPU
Kabupaten/Kota.
f) Pengecualian untuk Keputusan terkait dengan
kepegawaian, mengikuti ketentuan peraturan
perundang-undangan di bidang kepegawaian.
3) Penyimpanan
a) Keputusan Sekretaris yang sifatnya kebijakan yang
ditandatangani oleh:
(2) Sekretaris Jenderal KPU merupakan Naskah
Dinas asli yang disimpan oleh Biro yang tugas dan
fungsinya di bidang perundang-undangan pada
Sekretariat Jenderal KPU;
(3) Sekretaris KPU Provinsi merupakan Naskah Dinas
asli yang disimpan oleh bagian yang tugas dan
fungsinya di bidang hukum pada Sekretariat KPU
Provinsi; atau
(4) Sekretaris KPU Kabupaten/Kota merupakan
Naskah Dinas asli yang disimpan oleh Sub Bagian
yang tugas dan fungsinya di bidang hukum pada
Sekretariat KPU Kabupaten/Kota.
b) Keputusan Sekretariat KPU, Sekretariat KPU Provinsi,
atau Sekretariat KPU Kabupaten/Kota yang
menetapkan tentang pembentukan kelompok kerja,
kepanitiaan, atau tim disimpan oleh Biro/Inspektorat
Wilayah/Pusat pada Sekretariat Jenderal KPU, Bagian
pada Sekretariat KPU Provinsi, dan Sub Bagian pada
Sekretariat KPU Kabupaten/Kota yang mengusulkan
Keputusan Sekretariat KPU.

jdih.kpu.go.id
- 29 -

4) Format Keputusan Sekretariat KPU


a) Format Keputusan Sekretaris Jenderal KPU

Logo dan
kedudukan KPU
d
KOMISI PEMILIHAN UMUM i
c
REPUBLIK INDONESIA e
t
Penomoran yang
a
KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL berurutan dalam 1
k
tahun takwim
KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
NOMOR……..TAHUN ……..
TENTANG
Judul Keputusan
………………………………………………………………… ditulis dengan
huruf kapital
SEKRETARIS JENDERAL
KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

Konsiderans
Keputusan
Menimbang : a. bahwa………………………………………..........…; d
b. bahwa……………………………………..........……; i
dasar hukum c
ditetapkannya e
Mengingat : 1. …….………………………………………..........……; Keputusan t
ad
2. dan seterusnya; ki
c
Memperhatikan : 1. ………………………………………….........………; e
Jika diperlukan t
2. dan seterusnya; da
i k
Ditulis sesuai c
MEMUTUSKAN: e
dengan judul
Menetapkan : KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI Keputusan t
PEMILIHAN UMUM TENTANG ........................... . ad
ki
KESATU : .......................................................................... c
KEDUA : ……………………………… dan seterusnya. Memuat e
Substansi tentang t
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal
kebijakan yang a
ditetapkan. ditetapkan k

Ditetapkan di ................. Kota sesuai


dengan alamat
pada tanggal .................
instansi dan
tanggal
SEKRETARIS JENDERAL penandatanganan

KOMISI PEMILIHAN UMUM


Nama jabatan dan
REPUBLIK INDONESIA, nama lengkap yang
ditulis dengan
huruf kapital
Tanda Tangan danCap Jabatan

……………………………………
NAMA LENGKAP TANPA GELAR

jdih.kpu.go.id
- 30 -

Contoh Salinan Keputusan Sekretaris Jenderal KPU Sesuai dengan Aslinya

Cap
SALINAN “SALINAN”
berwarna
hijau
KOMISI PEMILIHAN UMUM
REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL


KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
NOMOR……..TAHUN ……..
TENTANG
………………………………………………………………………

SEKRETARIS JENDERAL
KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa………………………………………..........…;
b. bahwa……………………………………..........……;
c. bahwa………………………………………………….;

Mengingat : 1. …….………………………………………..........……;
2. dan seterusnya;

Memperhatikan : 1. ………………………………………….........………;
2. dan seterusnya;

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI
PEMILIHAN UMUM TENTANG ........................... .
KESATU : ......................................................................... .
KEDUA : ……………………………… dan seterusnya.
KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal
ditetapkan.

Ditetapkan di ......... Tanda


pada tanggal .......... tangan
Pejabat
penanda
SEKRETARIS JENDERAL
tangan
KOMISI PEMILIHAN UMUM diubah
REPUBLIK INDONESIA, dengan
keterangan
ttd. “ttd”

NAMA LENGKAP TANPA


GELAR Tanda
Salinan sesuai dengan aslinya
SEKRETARIAT JENDERAL tangan
Pejabat
KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
penanda
Kepala Biro Perundang-Undangan, tangan
naskah
(tanda tangan dan cap) salinan

Nama Lengkap Tanpa Gelar

jdih.kpu.go.id
- 31 -

b) Format Keputusan Sekretaris KPU Provinsi dan


Sekretaris KPU Kabupaten/Kota menyesuaikan dengan
format Keputusan Sekretaris Jenderal KPU.

3. Naskah Dinas Penugasan


a. Surat Perintah
1) Susunan
Surat Perintah terdiri atas:
a) Kepala
Bagian kepala Surat Perintah terdiri dari:
(1) kop Naskah Dinas sesuai pejabat penanda tangan;
(2) tulisan “Surat Perintah”, ditulis dengan huruf
kapital seluruhnya dan diletakkan secara simetris;
dan
(3) nomor, berada di bawah tulisan Surat Perintah.
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Surat Perintah terdiri dari hal-hal
sebagai berikut:
(1) konsiderans, yang diawali dengan kata
“Menimbang” meliputi pertimbangan dan/atau
dasar pertimbangan memuat alasan
ditetapkannya Surat Perintah;
(2) dasar, yang diawali dengan kata “Dasar” memuat
ketentuan yang dijadikan landasan ditetapkannya
Surat Perintah;
(3) diktum, yang dimulai dengan kata “Memberi
Perintah”, secara simetris, diikuti kata “Kepada” di
tepi kiri disertai nama dan jabatan pegawai yang
mendapat perintah;
(4) di bawah kata kepada ditulis kata “Untuk” yang
berisi tentang tugas-tugas yang harus
dilaksanakan.
c) Kaki
Bagian kaki Surat Perintah ditempatkan di sebelah
kanan bawah yang terdiri dari:
(1) tempat dan tanggal Surat Perintah;

jdih.kpu.go.id
- 32 -

(2) nama jabatan pejabat yang menandatangani, yang


ditulis dengan huruf awal kapital pada setiap awal
kata, dan diakhiri dengan tanda baca koma (,);
(3) tanda tangan pejabat yang menugasi;
(4) nama lengkap pejabat yang menandatangani
Surat Perintah, yang ditulis dengan huruf awal
kapital pada setiap awal kata, tanpa
mencantumkan gelar; dan
(5) cap dinas.
2) Distribusi dan Tembusan
1) Surat Perintah disampaikan kepada yang mendapat
tugas.
2) tembusan Surat Perintah disampaikan kepada unit
kerja yang terkait.
3) Format Surat Perintah
Kop sesuai
pejabat penanda
tangan
LOGO KPU
Berwarna

KOMISI PEMILIHAN UMUM


REPUBLIK INDONESIA
Penomoran yang
berurutan dalam
1 tahun takwim
SURAT PERINTAH
NOMOR: …./…./…../…./…..
Memuat alasan
tentang perlu
Menimbang : a. bahwa …………………………………...........………….. ; ditetapkan Surat
b. bahwa ………………...........…………………………..... ; Perintah

Memuat
Dasar : 1. ............. …………………………............…………........ ; peraturan/dasar
ditetapkannya
2. .............…………………………………….........…….... ;
Surat Perintah

Memberi Perintah : Daftar pejabat


yang menerima
Kepada : 1. ………….................……...
perintah
2. …………................……...
3. dan seterusnya.

Memuat
Untuk : 1. ………….…..............…... Substansi arahan
yang
2. …………...............……... diperintahkan
3. dan seterusnya.

jdih.kpu.go.id
- 33 -

…………, tanggal……….......
Kota sesuai
dengan alamat
dan tanggal
Nama Jabatan,
penanda-
tanganan
tanda tangan dan
cap dinas Nama jabatan
dan nama
lengkap yang
Nama Lengkap Tanpa Gelar ditulis dengan
huruf awal
kapital

Tembusan: unit
1. .................................... kerja/lembaga
yang terkait.
2. .................................... c
e
t
a
b. Surat Tugas k

1) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala Surat Tugas terdiri atas:
(1) kop Naskah Dinas sesuai pejabat penanda tangan;
(2) tulisan “Surat Tugas”, yang ditulis dengan huruf
kapital dan diletakkan secara simetris; dan
(3) nomor, yang berada di bawah tulisan Surat Tugas.
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Surat Tugas terdiri atas:
(1) konsiderans, yang diawali dengan kata
“Menimbang” meliputi pertimbangan dan/atau
dasar pertimbangan memuat alasan
ditetapkannya Surat Tugas;
(2) dasar, yang diawali dengan kata “Dasar” memuat
ketentuan yang dijadikan landasan ditetapkannya
Surat Tugas;
(3) diktum, yang dimulai dengan kata “Memberi
Tugas”, secara simetris, diikuti kata “Kepada” di
tepi kiri disertai nama dan jabatan pegawai yang
mendapat tugas; dan
(4) di bawah kata “Kepada” ditulis kata “Untuk” yang
berisi tentang tugas-tugas yang harus
dilaksanakan.

jdih.kpu.go.id
- 34 -

c) Kaki
Bagian kaki Surat Tugas terdiri atas:
(1) tempat dan tanggal Surat Tugas;
(2) nama jabatan pejabat yang menandatangani, yang
ditulis dengan huruf awal kapital pada setiap awal
katanya, dan diakhiri dengan tanda baca koma (,);
(3) jika tugas merupakan tugas kolektif, daftar
pegawai/personil yang ditugasi dimasukkan ke
dalam lampiran yang terdiri dari kolom nomor
urut, nama, pangkat, NIP, jabatan, dan
keterangan;
(4) tanda tangan pejabat yang menugasi;
(5) nama lengkap pejabat yang menandatangani
Surat Tugas, yang ditulis dengan huruf awal
kapital pada setiap awal unsurnya;
(6) cap dinas; dan
(7) tembusan Surat Tugas yang disampaikan kepada
pejabat/instansi yang terkait.

jdih.kpu.go.id
- 35 -

2) Format Surat Tugas


a) Format Surat Tugas yang ditandatangani oleh Ketua
KPU atau Sekretaris Jenderal KPU, Deputi, dan
Inspektur Utama
Kop sesuai
pejabat penanda
tangan
d
i
c
Penomoran yang e
KOMISI PEMILIHAN UMUM
berurutan dalam t
REPUBLIK INDONESIA 1 tahun takwim a
c
k
SURAT TUGAS e
NOMOR: …./…./…../…./….. t
Memuat latar a
Menimbang : a. bahwa ……………………………………....…….............; belakang dan k
b. bahwa ………………….........………………………........; Peraturan/dasar
ditetapkan Surat
Tugas
Dasar : 1. ..........……………………………………….....................;
2. ..........………………………………....…….…................;
Daftar Pejabat
yang menerima
Tugas
Memberi Tugas
Kepada : 1. ………….……...............................................;
2. ………….…............................................…...; Memuat
3. dan seterusnya. Substansi
arahan yang
ditugaskan
Untuk : 1. ………….……................................................;
2. …………..............................................……...;
Nama jabatan
3. dan seterusnya. dan nama
lengkap yang
…………, tanggal…………......... ditulis dengan
huruf awal kapital
Nama Jabatan,
Kota sesuai dengan
tanda tangan dan cap dinas alamat instansi
dan tanggal
Nama Lengkap Tanpa Gelar penandatanganan

jdih.kpu.go.id
- 36 -

b) Format Surat Tugas yang ditandatangani oleh Kepala


Biro/Inspektur Wilayah/Kepala Pusat

Kop sesuai
pejabat penanda
KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
tangan “Logo
Alamat ............................... KPU”
d
Telp. Email:
i
c
Penomoran yang e
SURAT TUGAS berurutan dalam t
NOMOR: …./…./…../…./….. 1 tahun takwim a
kc
e
Menimbang : a. bahwa ……………………………………....…….............; t
Memuat latar a
b. bahwa ………………….........………………………........; belakang dan k
Peraturan/dasar
ditetapkan Surat
Dasar : 1. ..........……………………………………….....................; Tugas
2. ..........………………………………....…….…................;

Memberi Tugas
Daftar Pejabat
Kepada : 1. ………….……...............................................; yang menerima
Tugas
2. ………….…............................................…...;
3. dan seterusnya.
Memuat
Substansi
Untuk : 1. ………….……................................................; arahan yang
2. …………..............................................……...; ditugaskan
3. dan seterusnya.
Kota sesuai dengan
alamat instansi
…………, tanggal………….........
dan tanggal
penandatanganan
Nama Jabatan,
Nama jabatan
dan nama
tanda tangan dan cap dinas lengkap yang
ditulis dengan
huruf awal kapital
Nama Lengkap Tanpa Gelar

jdih.kpu.go.id
- 37 -

B. Naskah Dinas Korespondensi


1. Naskah Dinas Korespondensi Intern
a. Nota Dinas
1) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala Nota Dinas terdiri dari:
(1) kop Naskah Dinas sesuai pejabat penanda tangan;
(2) kata “Nota Dinas”, ditulis dengan huruf kapital
secara simetris;
(3) kata “Kepada” dan diikuti dengan kata “Yang
Terhormat” disingkat “Yth.”, ditulis dengan huruf
awal kapital, diikuti dengan tanda baca titik (.),
menunjukkan tujuan Nota Dinas;
(4) kata “Dari”, ditulis dengan huruf awal kapital,
menunjukkan pembuat Nota Dinas;
(5) kata “Tembusan”, ditulis dengan huruf awal
kapital, menunjukkan tujuan Nota Dinas
ditembuskan;
(6) kata “Nomor”, ditulis dengan huruf awal kapital,
menunjukkan penomoran Nota Dinas;
(7) kata “Tanggal”, ditulis dengan huruf awal kapital,
menunjukkan tanggal dibuatnya Nota Dinas;
(8) kata “Sifat”, ditulis dengan huruf awal kapital,
menunjukkan sifat Nota Dinas
(Biasa/Segera/Sangat Segera);
(9) kata “Lampiran”, ditulis dengan huruf awal
kapital, menunjukkan dokumen lampiran Nota
Dinas; dan
(10) kata “Perihal”, ditulis dengan huruf awal kapital,
menunjukkan gambaran Isi Nota Dinas.
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Nota Dinas terdiri dari alinea
pembuka, isi, dan penutup ditulis secara singkat,
padat, dan jelas.
c) Kaki
Bagian kaki Nota Dinas terdiri dari tanda tangan, dan
nama pejabat.

jdih.kpu.go.id
- 38 -

2) Ketentuan Lain
a) Nota dinas tidak dibubuhi cap dinas.
b) Tembusan Nota Dinas berlaku di lingkungan internal.
3) Format Nota Dinas
a) Format Nota Dinas Ketua dan Anggota KPU

Lambang Negara
LOGO KPU
d
Berwarna
i
c
e
t
KOMISI PEMILIHAN UMUM
a
REPUBLIK INDONESIA
k
NOTA DINAS Penomoran yang
berurutan dalam
Kepada : Yth. satu tahun takwim
Dari : i
Tembusan : c
Nomor : …./…./…../…./….. e
Tanggal : t
Sifat : a
Lampiran : k
Perihal :
tujuan dan
pengirim Nota
.................................................................................... Dinas
...................................................................................

.................................................................................
.................................................................................

.................................................................................
.................................................................................

Nama lengkap
Ketua Komisi Pemilihan Umum yang ditulis
Republik Indonesia, dengan huruf
awal kapital

Nama Lengkap Tanpa Gelar

jdih.kpu.go.id
- 39 -

b) Format Nota Dinas Sekretaris Jenderal, Deputi, dan


Inspektur Utama KPU

LOGO KPU Kop sesuai pejabat


Berwarna penanda tangan
d
i
c
KOMISI PEMILIHAN UMUM e
REPUBLIK INDONESIA t
Alamat ……………. a
Telp: Email: Penomoran yang k
berurutan dalam
NOTA DINAS satu tahun
takwim
Kepada : Yth. i
Dari : c
Tembusan : e
Nomor : …./…./…../…./….. t
Tanggal : a
Sifat : k
Lampiran :
Perihal : tujuan dan
pengirim Nota
Dinas
…………………………………………………………..............
…………………………………………………………..............
……………………………………………………………………. Memuat laporan
pemberitahuan,
………………………………………………………................ pernyataan, atau
………………………………………………………................ permintaan yang
…………………………………………………………....……… sifatnya rutin,
berupa catatan
………………………………………………………….............. ringkas
…………………………………………………………............... i
……………………………………………………………………… c
e
t
a
k

Sekretaris Jenderal/ Nama


Deputi/Inspektur Utama lengkap yang
Komisi Pemilihan Umum ditulis
Republik Indonesia, dengan huruf
awal kapital

Nama Lengkap Tanpa Gelar

jdih.kpu.go.id
- 40 -

c) Format Nota Dinas Kepala Biro/Kepala


Pusat/Inspektur Wilayah

Logo dan kop


LOGO KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
d
KPU Alamat ...............................
i
Telp. Email:
c
e
t
NOTA DINAS
a
Penomoran yang k
Kepada : Yth. berurutan dalam
Dari : satu tahun
Tembusan : takwim
Nomor : …./…./…../…./….. i
Tanggal : c
Sifat : e
Lampiran : tujuan dan t
Perihal : pengirim Nota a
Dinas k

…………………………………………………………...........
…………………………………………………………...........
Memuat laporan
pemberitahuan,
……………………………………………………….............
pernyataan, atau
……………………………………………………….............
permintaan yang
sifatnya rutin,
……………………………………………………….............
berupa catatan
……………………………………………………….............
ringkas
i
c
e
t
a
k
Nama lengkap
Nama Jabatan, yang ditulis
dengan huruf
awal kapital

Nama Lengkap Tanpa Gelar

jdih.kpu.go.id
- 41 -

d) Format Nota Dinas Kepala Bagian, Kepala Bidang,


Kepala Subbagian, Jabatan Fungsional, dan pelaksana

Logo dan kop


KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA d
Alamat ............................... i
Telp. Email. c
e
t
NOTA DINAS a
k
Penomoran yang
Kepada : Yth. berurutan dalam
Dari : satu tahun
Tembusan : takwim
Nomor : …./…./…../…./….. i
Tanggal : c
Sifat : e
Lampiran : tujuan dan t
Perihal : pengirim Nota a
Dinas k

…………………………………………………………............
…………………………………………………………........... Memuat laporan
pemberitahuan,
……………………………………………………….............. pernyataan, atau
……………………………………………………….............. permintaan yang
sifatnya rutin,
……………………………………………………….............. berupa catatan
……………………………………………………….............. ringkas
………………………………………………………………….. i
c
e
t
a
k
Nama lengkap
Nama Jabatan, yang ditulis
dengan huruf
awal kapital

Nama Lengkap Tanpa Gelar

jdih.kpu.go.id
- 42 -

b. Memorandum
1) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala memorandum terdiri dari:
(1) kop Memorandum menggunakan kop sesuai
dengan pejabat yang menandatangani dan di
bawahnya ditulis “SEKRETARIAT JENDERAL
KOMISI PEMILIHAN UMUM” secara simetris
dengan huruf kapital (untuk KPU Provinsi dan
KPU Kabupaten/Kota menyesuaikan);
(2) kata “Memorandum” ditulis secara simetris
dibawah kop Naskah Dinas dengan huruf kapital;
(3) nomor, ditulis dengan huruf kapital secara
simetris;
(4) kata “yth.”, ditulis dengan huruf awal kapital
diikuti dengan tanda baca titik dua (:); dan
(5) kata “hal”, ditulis dengan huruf awal kapital
diikuti dengan tanda baca titik dua (:).
b) Batang Tubuh
Batang tubuh Memorandum terdiri atas alinea
pembuka, alinea isi, dan alinea penutup yang singkat,
padat, dan jelas.
c) Kaki
Bagian Kaki Memorandum terdiri atas:
(1) nama tempat, tanggal, bulan, dan tahun
dibuatnya Memorandum;
(2) nama jabatan pejabat yang menandatangani
Memorandum ditulis dengan huruf awal kapital
pada setiap awal kata dan diakhiri dengan tanda
baca koma (;);
(3) tanda tangan pejabat, apabila menggunakan
tanda tangan elektronik maka penempatan tanda
tangan elektronik disesuaikan dengan peletakan
tanda tangan pada contoh susunan dan bentuk
memorandum; dan
(4) tembusan (jika perlu), berada pada sisi kiri bawah
margin dan diikuti dengan tanda baca titik dua (:).

jdih.kpu.go.id
- 43 -

2) Format Memorandum

KOP

KETUA KPU/ANGGOTA KPU/SEKRETARIS JENDERAL


KPU/DEPUTI ……/INSPEKTUR UTAMA/
KEPALA BIRO ……/INSPEKTUR WILAYAH …/KEPALA
PUSAT …
KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
MEMORANDUM
NOMOR: ………………………..

Yth. : ……………………………..

Hal : ……………………………..

………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………..

(Tempat), (tgl, bln, thn.)


Nama Jabatan,

Nama Pejabat
Tembusan :

Keterangan:
Tembusan :
1. ................................
Format
2. memorandum di KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota
................................
3. ...............................
menyesuaikan.

c. Disposisi
1) Susunan
a) bagian awal
bagian awal memuat tulisan “Disposisi” ditulis dengan
huruf kapital dan diletakkan secara simetris;
b) surat dari;
c) nomor surat;
d) tanggal surat;
e) perihal;
f) tanggal masuk; dan
g) nomor agenda.

jdih.kpu.go.id
- 44 -

2) Ketentuan Lain
a) di agenda, meliputi tulisan nomor dan tanggal agenda;
b) di bawah tulisan lembar disposisi pada bagian kanan
ditulis arahan/petunjuk disposisi; dan
c) pada akhir arahan/petunjuk disposisi, pejabat
membubuhkan paraf dan tanggal arahan/petunjuk
ditulis.

jdih.kpu.go.id
- 45 -

3) Format Lembar Disposisi


a) Format Lembar Disposisi Ketua KPU

Lambang
Negara

KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM


REPUBLIK INDONESIA
Asal,
LEMBAR DISPOSISI Nomor,
Dari : __________________________________________________________ Tanggal
No. Surat : __________________________________________________________ Surat,
Perihal,
Tanggal Surat : Tanggal
Perihal : Masuk
Surat dan
Nomor
Tanggal Masuk : _____________ No. Agenda: ____________ peng-
agendaan
surat yang
Yth. …………………………………….. ………………………………………. masuk.
…………………………………….. ……………………………………….
…………………………………….. ……………………………………….
…………………………………….. ……………………………………….
…………………………………….. ……………………………………….
Tujuan
disposisi

Sifat
Sifat: Biasa Perlu Perhatian Khusus disposisi
Mendesak Perlu Perhatian Batas Waktu

Mohon bantuan Saudara untuk: Tindakan


Dokumentasi/File Diketahui/sbg. Informasi yang
diharap-
Mohon hadir mewakili saya Mempelajari dan memberikan saran kan
Membicarakan dengan saya Melaksanakan/menindaklanjuti
Membuat jawaban/tanggapan Memproses sesuai prosedur
Ikut hadir Menyelesaikan sebelum batas waktu
Catatan
Memonitor Mengkoordinasikan lain bila
Menyiapkan konsep diperlu-
kan.
Catatan:
_______________________________________________________________________________ Tanggal,
_______________________________________________________________________________ bulan dan
tahun
pemberian
Terima kasih, arahan
hh/bb/tttt

abc Paraf

jdih.kpu.go.id
- 46 -

b) Format Lembar Disposisi Anggota KPU

c)

ANGGOTA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Asal,


DIVISI .............................. Nomor,
NAMA ANGGOTA KPU RI Tanggal
Surat,
LEMBAR DISPOSISI Perihal,
Dari : ________________________________________________________ Tanggal
No. Surat : ________________________________________________________ Masuk
Surat dan
Tanggal Surat :
Nomor
Perihal : pengagend
aan surat
yang
masuk.
Tanggal Masuk : _____________ No. Agenda : __________________________

Yth.
Anggota………….
Sekretaris Jenderal KPU

Tujuan
disposisi

Sifat: Biasa Perlu Perhatian Khusus


Mendesak Perlu Perhatian Batas Waktu

Mohon bantuan Saudara untuk:


Sifat
Dokumentasi/File Diketahui/sbg. Informasi
disposisi
Mohon hadir mewakili saya Mempelajari dan memberikan saran
Membicarakan dengan saya Melaksanakan/menindaklanjuti
Membuat jawaban/tanggapan Memproses sesuai prosedur
Tindakan
Ikut hadir Menyelesaikan sebelum batas waktu yang
Memonitor Mengkoordinasikan diharap-
Menyiapkan konsep kan

Catatan: Catatan
______________________________________________________________________________ lain bila
diperlu-
______________________________________________________________________________ kan
___________________________________________________________________________

Terima kasih, Tanggal,


bulan dan
hh/bb/tttt tahun
pemberian

abc
arahan

Paraf

jdih.kpu.go.id
- 47 -

c) Format Lembar Disposisi Sekretaris Jenderal KPU

Logo KPU

Asal, Nomor,
SEKRETARIS JENDERAL Tanggal
KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Surat,
Perihal,
LEMBAR DISPOSISI Tanggal
Masuk
Dari : ______________________________________________________ Surat dan
No. Surat : ______________________________________________________ Nomor
pengagenda
Tanggal Surat : an surat
Perihal : yang
masuk.

Tanggal Masuk : ______________________ No. Agenda:________________

Yth.
Deputi Bidang Administrasi Tujuan
Deputi Bidang Dukungan Teknis disposisi
Inspektur Utama

Sifat: Biasa Perlu Perhatian Batas Waktu


Mendesak Perlu Perhatian Khusus Sifat
disposisi
Mohon bantuan Saudara untuk:
Dokumentasi/File Diketahui/sbg. Informasi
Mohon hadir mewakili saya Mempelajari dan memberikan saran Tindakan
Membicarakan dengan saya Melaksanakan/menindaklanjuti yang
Membuat jawaban/tanggapan Memproses sesuai prosedur diharap-
Ikut hadir Menyelesaikan sebelum batas waktu kan
Memonitor Mengkoordinasikan
Menyiapkan konsep
Catatan
lain bila
diperlu-
Catatan: kan
____________________________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________________________
Terima kasih,
Tanggal,
hh/bb/tttt bulan dan

abc
tahun
pemberian
arahan

Paraf

jdih.kpu.go.id
- 48 -

d) Format Lembar Disposisi Deputi dan Inspektur Utama


KPU
e) Logo KPU
f)
g)
h)
SEKRETARIS JENDERALi)
KOMISI PEMILIHAN j)UMUM
DEPUTI/INSPEKTUR UTAMA Asal, Nomor,
REPUBLIK k)
INDONESIA
KOMISI PEMILIHAN UMUM Tanggal
REPUBLIK l)
INDONESIA Surat,
LEMBAR DISPOSISIm) Perihal,
LEMBAR DISPOSISI Tanggal
Dari : ______________________________________________________
n) Masuk
Dari
No. Surat : ______________________________________________________ Surat dan
o) Nomor
No. Surat
Tanggal Surat : ______________________________________________________ pengagenda
Tanggal
Perihal Surat : p) an surat
Perihal : yang
q) masuk.
Tanggal Masuk : ______________________ No. Agenda:________________
r)
Tanggal Masuk : ______________________ No. Agenda:________________
s)
Yth. Karo Perencanaan & Organisasi Karo Advokasi Hukum dan
t)
Karo Keuangan & BMN Penyelesaian Sengketa
Karo Umum Inspektur
u) Wilayah I Tujuan
Karo Sumber Daya Manusia Inspektur Wilayah II disposisi
Karo Teknis Penyelenggaraan v)
Inspektur Wilayah III
Pemilu Kepala
w) Pusat Pelatihan, Penelitian
Karo Logistik dan Pengembangan
Karo Perundang-Undangan x) Pusat Data dan Teknologi
Kepala
Karo Partisipasi & Hubmas Informasi
y)
z)
aa)
Sifat: Biasa Perlu Perhatian Batas Waktu
Mendesak Perlu
bb)Perhatian Khusus
Sifat
cc) disposisi
Mohon bantuan Saudara untuk:
Dokumentasi/File Diketahui/sbg.
dd) Informasi
Mohon hadir mewakili saya Mempelajari dan memberikan saran
Membicarakan dengan saya ee)
Melaksanakan/menindaklanjuti
Membuat jawaban/tanggapan Memproses
ff) sesuai prosedur Tindakan
Ikut hadir Menyelesaikan sebelum batas waktu yang
Memonitor gg)
Mengkoordinasikan diharap-
Menyiapkan konsep kan
hh)
ii)
Catatan
jj) lain bila
diperlu-kan
Catatan: kk)
____________________________________________________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________________________________________________
ll)
Terima kasih, hh/bb/tttt
mm)
nn) abc Tanggal,
bulan dan
tahun
pemberian
arahan

jdih.kpu.go.id
- 49 -

e) Format Lembar Disposisi Kepala Biro/Inspektur


Wilayah/Kepala Pusat Sekretariat Jenderal KPU

Logo KPU,
Kop Lembar
Disposisi

BIRO
BIRO
BIRO……/INSPEKTORAT
……/INSPEKTORAT
……/INSPEKTORATWILAYAH
WILAYAH
WILAYAH…/PUSAT
…/PUSAT
…/PUSAT………
SEKRETARIAT
SEKRETARIATJENDERALKOMISI
JENDERALKOMISI Asal,
JENDERAL KOMISIPEMILIHAN
PEMILIHAN
PEMILIHANUMUM
UMUM
UMUMREPUBLIK
REPUBLIK
REPUBLIKINDONESIA
INDONESIA
INDONESIA Nomor,
Tanggal
LEMBAR
LEMBAR
LEMBARDISPOSISI
DISPOSISI
DISPOSISI Surat,
Perihal,
Tanggal
Dari
Dari : :______________________________________________ Masuk
Dari : ______________________________________________
______________________________________________ Surat dan
No.
No.
No.Surat
Surat
Surat : :______________________________________________
: ______________________________________________
______________________________________________ Nomor
Tanggal
Tanggal
TanggalSurat
Surat
Surat : :: peng
agendaan
Perihal
Perihal
Perihal : :: surat yang
masuk.
Tanggal
Tanggal
TanggalMasuk
Masuk
Masuk : :__________
: __________
__________ No.
No.
No.Agenda
Agenda
Agenda : :_____
: _____
_____

Yth. Kabag/Kabid … Kabag/Kabid …


Kabag/Kabid ... Kabag/Kabid …
Jabatan Fungsional …
Tujuan
disposisi

Sifat: Biasa Perlu Perhatian Khusus


Mendesak Perlu Perhatian Batas Waktu
Sifat
Mohon bantuan Saudara untuk: disposisi
Dokumentasi/File Diketahui/sbg. Informasi
Mohon hadir mewakili saya Mempelajari dan memberikan saran
Membicarakan dengan saya Melaksanakan/menindaklanjuti
Tindakan
Membuat jawaban/tanggapan Memproses sesuai prosedur yang
Ikut hadir Menyelesaikan sebelum batas waktu diharap-
Memonitor Mengkoordinasikan kan

Menyiapkan konsep

Catatan: Catatan
_______________________________________________________________________________ lain bila
_______________________________________________________________________________ diperlu-
kan.
___________________________________________________________

Terima kasih,
Tanggal,
hh/bb/tttt bulan dan
tahun

abc pemberian
arahan

Paraf

jdih.kpu.go.id
- 50 -

2. Surat Dinas
1) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala Surat Dinas terdiri atas:
(1) kop Surat Dinas sesuai pejabat penanda tangan;
(2) kata “Nomor”, “Sifat”, “Lampiran”, dan “Perihal”,
diketik dengan huruf awal kapital diletakkan di
sebelah kiri di bawah kop Surat Dinas;
(3) kata “Tempat dan Tanggal” pembuatan surat, diketik di
sebelah kanan atas sejajar/sebaris dengan nomor;
(4) kata “Yang Terhormat” disingkat “Yth.”, ditulis di
bawah “Perihal”, diikuti dengan nama jabatan yang
dikirimi surat; dan
(5) alamat surat, ditulis di bawah kata“Yth.”.
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Surat Dinas terdiri dari Alinea
Pembuka, Isi, dan Penutup.
c) Kaki
Bagian kaki Surat Dinas terdiri dari:
(1) nama jabatan, ditulis dengan huruf awal kapital,
diakhiri tanda baca koma (,);
(2) tanda tangan pejabat;
(3) nama lengkap pejabat/penanda tangan, ditulis dengan
huruf awal kapital;
(4) cap dinas; dan
(5) tembusan, yang memuat nama jabatan pejabat
penerima (jika ada).
2) Ketentuan Lain
a) Kop Surat Dinas hanya digunakan pada halaman pertama
Surat Dinas.
b) Jika Surat Dinas disertai lampiran, pada kolom lampiran
dicantumkan jumlahnya.
c) Perihal berisi pokok surat sesingkat mungkin yang ditulis
dengan huruf awal kapital pada setiap unsurnya, tanpa
diakhiri tanda baca.

jdih.kpu.go.id
- 51 -

3) Format Surat Dinas


a) Format Surat Dinas KPU
Kop sesuai pejabat
Logo KPU penanda tangan
berwarna i
c
e
KOMISI PEMILIHAN UMUM t
REPUBLIK INDONESIA a
Penomoran yang k
berurutan dalam
Nomor : …./…./…../…./….. Tempat, Tanggal,
satu Tahun
Sifat : Bulan, dan Tahun
takwim
Lampiran : Surat
c
Perihal :
e
t
Yth. ………………. Tujuan Surat a
…………………….. Dinas yang ditulis k
…………………….. di bagian kiri
c
e
……………………(alinea pembuka)……..………............. t
………………………………………………………………………………............ a
………………………………………………………………………………............ k
……………………(alinea isi) …………….…………...........
………………………………………………………………………………............
Isi surat dinas
………………………………………………………………………………............

……………………(alinea penutup) ………………...........


………………………………………………………………………………...........
………………………………………………………………………………...........

Nama Jabatan, Nama Jabatan dan


nama lengkap
Tanda Tangan Dan yang ditulis
Cap Dinas dengan huruf awal
kapital
Nama Lengkap Tanpa Gelar

Tembusan: Tembusan
1. .……………….. apabila
2. ……………….. diperlukan
3. ………………..

jdih.kpu.go.id
- 52 -

b) Format Surat Dinas Sekretaris Jenderal KPU


Kop sesuai pejabat
Logo KPU penanda tangan
berwarna i
c
e
KOMISI PEMILIHAN UMUMREPUBLIK INDONESIA t
Alamat ............................... a
Telp. Email k

Nomor : …./…./…../…./….. Tempat, Tanggal, Penomoran yang


Sifat : Bulan, dan Tahun berurutan dalam
Lampiran : Surat satu Tahun
Perihal : takwim
c
Yth. ………………. e
…………………….. Tujuan Surat t
…………………….. Dinas yang ditulis a
di bagian kiri k
c
……………………(alinea pembuka)……..………............. e
………………………………………………………………………………............ t
………………………………………………………………………………............ a
k
……………………(alinea isi) …………….…………........... Isi surat dinas
………………………………………………………………………………............
………………………………………………………………………………............

……………………(alinea penutup) ………………...........


………………………………………………………………………………...........
………………………………………………………………………………...........

Nama Jabatan, Nama Jabatan dan


nama lengkap
Tanda Tangan Dan yang ditulis
Cap Dinas dengan huruf awal
kapital
Nama Lengkap Tanpa Gelar

Tembusan:
1. .………………..
2. ………………..
3. ……………….. Tembusan
apabila
diperlukan

jdih.kpu.go.id
- 53 -

3. Surat Undangan
1) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala Surat Undangan terdiri dari:
(1) kop Surat Undangan sesuai pejabat penanda tangan;
(2) kata “Nomor”, “Sifat”, “Lampiran”, dan “Perihal”,
diketik di sebelah kiri di bawah kop Surat Undangan;
(3) kata “tempat dan tanggal” pembuatan surat, diketik di
sebelah kanan atas sejajar/sebaris dengan kata
“Nomor”; dan
(4) kata “Yang Terhormat” disingkat “Yth.”, ditulis di
bawah hal, yang diikuti dengan nama jabatan, dan
alamat yang dikirimi surat (jika diperlukan).
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Surat Undangan terdiri dari:
(1) alinea pembuka;
(2) isi undangan, yang meliputi hari, tanggal, waktu,
tempat, dan acara; dan
(3) alinea penutup.
c) Kaki
Bagian kaki Surat Undangan terdiri dari nama jabatan
ditulis dengan huruf awal kapital, tanda tangan, dan nama
pejabat ditulis dengan huruf awal kapital.
2) Ketentuan Lain
a) Format Surat Undangan sama dengan format Surat Dinas,
yang membedakan yaitu bahwa pihak yang dikirimi surat
pada Surat Undangan dapat ditulis pada lampiran apabila
pihak yang diundang lebih dari 1 (satu).
b) Surat Undangan untuk keperluan tertentu dapat berbentuk
kartu.

jdih.kpu.go.id
- 54 -

3) Format Surat Undangan


Format surat undangan dapat disesuaikan dengan
memperhatikan kepatutan dan estetika.
a. Format Surat Undangan Ketua KPU

Logo KPU Kop sesuai


berwarna dengan pejabat
penanda tangan
c
KOMISI PEMILIHAN UMUM e
REPUBLIK INDONESIA Tempat dan t
Tanggal a
pembuatan Surat k
Nomor : …./…./…../…./….. Tempat, Tanggal, c
Sifat : Bulan, dan Tahun e
Lampiran : Surat Alamat tujuan t
Perihal : yang di tulis a
bagian kiri, dan k
apabila jumlahnya
Yth. ……………….. cukup banyak,
…………………….. dapat dibuat pada
…………………….. daftar lampiran
c
e
……………………(alinea pembuka)………………………………............ t
……………………………………………………………………………..…............ a
…………………………………………………………………………..……............ k
Jadwal, tempat
hari, tanggal : Pelaksanaan
waktu : kegiatan
tempat : c
acara : e
t
……………………(alinea penutup) ………….…………………............. a
……………………………………………………………………………................ k
……………………………………………………………………………….............

Nama Jabatan,

Tanda Tangan dan cap dinas Nama jabatan dan


nama lengkap
Nama Lengkap Tanpa Gelar yang di tulis
dengan huruf awal
kapital
Tembusan: c
1. .……………….. e
2. ……………….. t
3. ……………….. a
k

jdih.kpu.go.id
- 55 -

b. Format Surat Undangan Sekretaris Jenderal KPU, Deputi,


dan Inspektur Utama
Kop sesuai pejabat
Logo KPU penanda tangan
berwarna i
c
e
KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA t
Alamat ............................... a
Telp. Email. Penomoran yang k
berurutan dalam
Nomor : …./…./…../…./….. Tempat, Tanggal, satu Tahun
Sifat : Bulan, dan Tahun takwim
Lampiran : Surat c
Perihal : e
t
a
Yth. ……………….. Alamat tujuan k
…………………….. yang di tulis
…………………….. bagian kiri, dan
jumlahnya cukup
banyak, dapat
……………………(alinea pembuka)………………………………............ dibuat pada daftar
……………………………………………………………………………..…............ lampiran
…………………………………………………………………………..……............ c
e
hari, tanggal : Jadwal, tempat t
waktu : Pelaksanaan a
tempat : kegiatan k
Acara : c
e
……………………(alinea penutup) ………….…………………............. t
……………………………………………………………………………................ a
………………………………………………………………………………............. k

Nama Jabatan,

Tanda Tangan dan cap dinas Nama jabatan dan


nama lengkap
Nama Lengkap Tanpa Gelar yang di tulis
dengan huruf awal
kapital
Tembusan: c
1. .……………….. e
2. ……………….. t
3. ……………….. a
k

jdih.kpu.go.id
- 56 -

C. Naskah Dinas Khusus


1. Surat Perjanjian
a. Nota Kesepahaman
1) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala Nota Kesepahaman terdiri dari:
(1) Lambang Negara berwarna emas diletakkan secara
simetris, untuk Nota Kesepahaman antara KPU
dengan lembaga negara;
(2) logo berwarna diletakkan secara berdampingan, di
sebelah kanan dan kiri atas, untuk Nota
Kesepahaman antara KPU dengan lembaga non
lembaga negara;
(3) nama “Komisi Pemilihan Umum Republik
Indonesia” dan instansi/lembaga yang
bersangkutan;
(4) judul Nota Kesepahaman;
(5) nomor Nota Kesepahaman (memuat nomor yang
mengikuti penomoran di KPU dan penomoran
instansi terkait); dan
(6) Pembukaan Nota Kesepahaman meliputi:
(a) tempat, hari, tanggal, bulan dan tahun Nota
Kesepahaman dibentuk;
(b) komparisi (subjek hukum), yaitu identitas dan
kedudukan para pihak yang terikat dalam
Nota Kesepahaman, yang kemudian disebut
Pihak Kesatu, Pihak Kedua, dan seterusnya;
dan
(c) pertimbangan dibuatnya Nota Kesepahaman
1. pernyataan bahwa kedua belah pihak
secara prinsip sudah memahami dan
akan melakukan sesuatu untuk tujuan
tertentu sesuai isi dari Nota
Kesepahaman;
2. memuat uraian singkat mengenai pokok
pikiran latar belakang dan alasan
pembuatan Nota Kesepahaman;

jdih.kpu.go.id
- 57 -

3. diawali dengan kalimat “terlebih dahulu


menerangkan hal-hal sebagai berikut:”;
dan
4. tiap pokok pikiran diawali dengan kata
“bahwa” dan diakhiri dengan tanda baca
titik koma (;).
b) Batang Tubuh
Batang tubuh Nota Kesepahaman memuat substansi
Nota Kesepahaman. Para pihak yang bermaksud
mengadakan Nota Kesepahaman memiliki kewenangan
untuk bersama-sama menentukan apa yang akan
menjadi isi Nota Kesepahaman. Isi Nota Kesepahaman
menggambarkan apa yang dikehendaki oleh kedua
belah pihak. Kelengkapan atau penyusunan substansi
secara terperinci atau tidak tergantung pada
kebutuhan para pihak, secara garis besar, isi dari Nota
Kesepahaman memuat:
(1) maksud dan tujuan;
(2) ruang lingkup;
(3) realisasi/pelaksanaan;
(4) biaya penyelenggaraan;
(5) jangka waktu;
(6) penyelesaian perselisihan;
(7) ketentuan lain; dan
(8) penutup.
c) Kaki
Bagian kaki Nota Kesepahaman terdiri dari nama
penanda tangan yang mengadakan perjanjian dan para
saksi (jika dipandang perlu), serta dibubuhi meterai
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
2) Ketentuan Lain
Nota Kesepahaman dapat dilaksanakan dengan suatu
perjanjian kerja sama, kontrak, atau Surat Perjanjian dalam
bentuk lain. Pembuatan Naskah Dinas perjanjian dilakukan
sesuai dengan kebutuhan dalam jalinan kerja sama antar
pihak.

jdih.kpu.go.id
- 58 -

3) Format Nota Kesepahaman

Lambang Lambang
Negara Negara

NOTA KESEPAHAMAN
ANTARA
KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA
DAN
..........................................................
TENTANG Judul Nota
Kesepahaman
..................................................................................................

NOMOR: ......................................... Penomoran


NOMOR: ......................................... sesuai dengan
sistem
penomoran
masing-masing
instansi yang
Pada hari ini ........ tanggal .........bulan .........tahun ............ bertempat di melakukan
...................yang bertanda tangan di bawah ini: kerjasama

1. (Nama Pejabat), Ketua Komisi Pemilihan Umum Republik


Indonesia dalam hal ini bertindak untuk dan
atas nama Komisi Pemilihan Umum Republik
Indonesia, selanjutnya disebut sebagai PIHAK Para Pihak dalam
Perjanjian
KESATU,
2. ........................ dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
......................................., selanjutnya disebut
sebagai PIHAK KEDUA.

PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama selanjutnya


disebut PARA PIHAK, terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut:
a. bahwa PIHAK KESATU adalah lembaga penyelenggara Pemilu dan
Pemilihan yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri yang bertugas
melaksanakan Pemilu dan Pemilihan;
b. bahwa PIHAK KEDUA adalah ...........................................;
c. bahwa PARA PIHAK perlu mengadakan kerjasama yang saling
menguntungkan dalam rangka ................................
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, PARA PIHAK bersepakat saling
mengikat diri dalam Nota Kesepahaman dengan ketentuan-ketentuan
sebagaimana dimaksud di bawah ini.

Pasal 1
Isi Perjanjian
MAKSUD DAN TUJUAN

...............................................................................................
..............................................................................................

jdih.kpu.go.id
- 59 -

Pasal 2
RUANG LINGKUP

...............................................................................................
...............................................................................................

Pasal 3
PELAKSANAAN

(1) Pelaksanaan Nota Kesepahaman ini diatur lebih lanjut dalam suatu
Perjanjian Kerja Sama yang mengatur rincian dan mekanisme
pekerjaan, serta hak dan kewajiban PARA PIHAK dan hal-hal lain
yang dipandang perlu.
(2) Perjanjian Kerja Sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun
dan dilaksanakan oleh wakil yang ditunjuk oleh PARA PIHAK sesuai
dengan kebutuhan, tugas, dan fungsinya.
(3) Perjanjian Kerja Sama sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari Nota
Kesepahaman ini.

Pasal 4
BIAYA

...............................................................................................
...............................................................................................
..................................................................................................................
........................................

Pasal 5
JANGKA WAKTU

...............................................................................................
............................................................................................
..................................................................................................................
.........................................

Pasal 6
KETENTUAN LAIN

Hal-hal yang belum diatur dalam Nota Kesepahaman ini akan diatur dan
disepakati oleh PARA PIHAK sebagai Addendum yang merupakan
dokumen tidak terpisahkan dari Nota Kesepahaman ini.

jdih.kpu.go.id
- 60 -

Pasal 7
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

(1) .......................................................................................
......................................................................................
(2) ......................................................................................
......................................................................................

Pasal 8
PENUTUP

Nota Kesepahaman ini dibuat, disetujui, ditandatangani rangkap 2 (dua)


asli dan bermeterai cukup, yang dipegang oleh masing-masing pihak serta
mempunyai kekuatan hukum yang sama.

PIHAK KEDUA PIHAK PKESATU


Tanda tangan
.........................., Ketua Komisi PemilihanUmum kedua belah pihak
(Nama jabatan dan
Republik Indonesia,
nama lengkap yang
di tulis dengan
Meterai huruf awal kapital)
tanda tangan tempel tanda tangan
Rp10.000,00
disertai Meterai
dan cap dan cap Rp10.000,00

Nama Lengkap Tanpa Gelar Nama Lengkap Tanpa Gelar

b. Perjanjian Kerja Sama


1) Susunan
a) Kepala
Bagian kepala Perjanjian Kerja Sama terdiri dari:
(1) Logo berwarna diletakkan secara simetris, yang
diletakkan di sebelah kanan dan kiri atas,
disesuaikan dengan penyebutan nama “Komisi
Pemilihan Umum Republik Indonesia” dan
instansi/lembaga yang bersangkutan (untuk KPU
Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota menyesuaikan);

jdih.kpu.go.id
- 61 -

(2) nama “Komisi Pemilihan Umum Republik


Indonesia” dan instansi/lembaga yang
bersangkutan;
(3) judul perjanjian;
(4) nomor perjanjian (dapat memuat nomor yang
mengikuti penomoran di KPU dan penomoran
instansi terkait); dan
(5) Pembukaan Perjanjian Kerja Sama meliputi:
(a) tempat dan tanggal Perjanjian Kerja Sama
dibentuk;
(b) komparisi (subjek hukum), yaitu identitas dan
kedudukan para pihak yang melakukan
perjanjian, yang kemudian disebut Pihak
Kesatu, Pihak Kedua, dan seterusnya; dan
(c) latar belakang dibuatnya perjanjian serta
pernyataan sepakat untuk membuat
perjanjian.
b) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Perjanjian Kerja Sama memuat
perjanjian, yang dituangkan dalam bentuk pasal-pasal.
Batang tubuh Perjanjian Kerja Sama paling kurang
memuat:
(1) maksud dan tujuan dilaksanakannya kerja
sama/perjanjian;
(2) ruang lingkup kerja sama/perjanjian;
(3) hak dan kewajiban para pihak dan
pemenuhannya;
(4) keadaan kahar (force majeure);
(5) addendum;
(6) penyelesaian perselisihan;
(7) berakhirnya perjanjian;
(8) ketentuan lain; dan
(9) penutup.
c) Kaki
Bagian kaki Perjanjian Kerja Sama terdiri dari nama
penanda tangan yang mengadakan perjanjian dan para
saksi (jika dianggap perlu), serta dibubuhi meterai

jdih.kpu.go.id
- 62 -

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-


undangan.
2) Ketentuan Lain
Perjanjian Kerja Sama yang bersifat internasional
ditandatangani sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.

jdih.kpu.go.id
- 63 - Logo nama
jabatan yang
telah di cetak
dengan logo
3) Format Perjanjian Kerja Sama lembaga/instansi
yang
mengadakan
kerjasama
Logo KPU Logo
Berwarna Instansi
PERJANJIAN KERJA SAMA
ANTARA

KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Memuat yang


DAN ditulis dengan
.......................................................... huruf Kapital

TENTANG
..................................................................................................
Penomoran sesuai
NOMOR: ......................................... dengan sistem
NOMOR: ......................................... penomoran masing-
masing instansi yang
melakukan kerjasama

Pada hari ini ........ tanggal .........bulan .........tahun ............ bertempat di


...................yang bertanda tangan di bawah ini: Tempat, hari, tanggal,
bulan, dan tahun
1. Ketua Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia dalam hal ini mengadakan kerja
bertindak untuk dan atas nama Komisi Pemilihan Umum Republik sama
Indonesia, selanjutnya disebut sebagai PIHAK KESATU,
2. ..................................... dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama
......................................., selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA.

PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA bersepakat untuk melakukan kerja Para Pihak dalam
sama dalam bidang ................................................................yang Perjanjian
selanjutnya diatur dalam ketentuan-ketentuan sebagai berikut:

Pasal 1
MAKSUD DAN TUJUAN

.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................

Pasal 2 Isi Perjanjian


RUANG LINGKUP KERJA SAMA

.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................

Pasal 3
HAK DAN KEWAJIBAN PARA PIHAK DAN PEMENUHANNYA

.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................

Pasal 4
KEADAAN KAHAR

.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................

Pasal 5
ADDENDUM

jdih.kpu.go.id
- 64 -

..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................

Pasal 6
PEYELESAIAN PERSELISIHAN

..................................................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
Pasal 7
BERAKHIRNYA PERJANJIAN

...............................................................................................
..................................................................................................................
..................................................................................................................
....................

Pasal 8
KETENTUAN LAIN

(1) Apabila terjadi hal-hal yang di luar kekuasaan para Pihak atau force
majeure, dapat dipertimbangkan kemungkinan perubahan tempat
dan/atau waktu pelaksanaan tugas pekerjaan dalam perjanjian
kerjasama ini dengan terlebih dahulu terdapat persetujuan para
Pihak.
(2) Hal-hal yang termasuk force majeur sebagaimana dimaksud pada
ayat (1), adalah:
a. bencana alam;
b. kebijakan/tindakan pemerintah di bidang fiskal dan moneter;
c. keadaan keamanan yang tidak mengizinkan.
(3) Perubahan dan/atau pembatalan terhadap perjanjian kerja sama
ini, akan diatur lebih lanjut oleh PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA.

Pasal 9
PENUTUP

.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................

Tanda tangan
kedua belah
pihak (Nama
PIHAK KEDUA PIHAK KESATU jabatan dan
...................................., Ketua Komisi PemilihanUmum nama lengkap
Republik Indonesia, yang di tulis
Meterai tempel dengan huruf
Tanda Tangan Tanda Tangan Rp10.000,00 awal kapital)
dan Cap dan Cap disertai Meterai
Rp10.000,00
Nama Lengkap Tanpa Gelar Nama Lengkap Tanpa Gelar

jdih.kpu.go.id
- 65 -

2. Surat Kuasa
a. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala Surat Kuasa terdiri dari:
a) kop Naskah Dinas yang berisi Lambang Negara dan
tulisan “Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia”
berwarna kuning emas untuk Ketua KPU dan Logo
KPU berwarna serta tulisan “Komisi Pemilihan Umum
Republik Indonesia” berwarna hitam untuk Sekretaris
Jenderal KPU, Deputi, dan Inspektur Utama yang
ditulis dengan huruf kapital dan diletakkan secara
simetris (untuk KPU Provinsi dan KPU
Kabupaten/Kota menyesuaikan);
b) judul Surat Kuasa; dan
c) nomor Surat Kuasa.
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Surat Kuasa memuat materi yang
dikuasakan.
3) Kaki
Bagian kaki Surat Kuasa memuat keterangan tempat,
tanggal, bulan, dan tahun pembuatan serta nama dan
tanda tangan pemberi kuasa dan penerima kuasa (para
penerima kuasa), dan dibubuhi materai sesuai ketentuan
perundang-undangan.
b. Ketentuan Lain
Apabila pemberian kuasa bersifat khusus dalam hal tertentu,
maka dalam Surat Kuasa harus dicantumkan kata "Khusus",
misalnya berkenaan dengan tindakan hukum di depan sidang
pengadilan (Peradilan Umum, Peradilan Tata Usaha Negara,
Mahkamah Agung, dan Mahkamah Konstitusi) sebagaimana
dimaksud dalam hukum acara dalam beracara di depan sidang
pengadilan, dan apabila diperlukan, dapat dicantumkan klausul
kuasa dengan hak substitusi.

jdih.kpu.go.id
- 66 -

c. Format Surat Kuasa


1) Format Surat Kuasa Ketua KPU

Lambang Lambang Negara


Negara dan Kop sesuai
pejabat
KOMISI PEMILIHAN UMUM penandatangan
REPUBLIK INDONESIA

SURAT KUASA Penomoran


NOMOR:........../............../........../.............. berurutan
selama satu
Yang bertanda tangan di bawah ini, tahun takwin

nama : ................................................................................ Pemberi Kuasa


NIP : ................................................................................
jabatan : ...............................................................................
alamat : ...............................................................................

dengan ini memberikan kuasa kepada

nama : ...............................................................................
NIP : ............................................................................... Penerima Kuasa
jabatan : ..............................................................................
alamat : ..............................................................................

untuk dan atas nama pemberi kuasa melakukan tugas Tempat,


....................................di ........................................................ tanggal, Bulan
Demikian surat kuasa ini dibuat, untuk dapat dipergunakan dan Tahun di
sebagaimana mestinya. tetapkan

....................., tanggal, bulan, dan tahun

Penerima Kuasa, Pemberi kuasa, Tandatangan


kedua belah
meterai tempel pihak (Nama
Rp10.000,00 jabatan dan
.............................. ............................... nama lengkap
yang di tulis
dengan huruf
awal kapital)di
sertai meterai
Rp10.000,00

2) Format Surat Kuasa Sekretaris Jenderal KPU, Deputi, dan


Inspektur Utama

Logo dan Kop


Logo sesuai pejabat
KPU penandatangan
Berwa
KOMISI PEMILIHAN UMUMrna REPUBLIK INDONESIA
Jalan Imam Bonjol Nomor 29, Jakarta Pusat
Telp: Email:
===========================================================
Penomoran
SURAT KUASA
berurutan
NOMOR:........../............../........../..............
selama satu
tahun takwin
Yang bertanda tangan di bawah ini,

jdih.kpu.go.id
- 67 -

nama : ................................................................................ Pemberi Kuasa


NIP : ................................................................................
jabatan : ...............................................................................
alamat : ...............................................................................

dengan ini memberikan kuasa kepada Penerima Kuasa

nama : ...............................................................................
NIP : ...............................................................................
jabatan : ..............................................................................
alamat : .............................................................................. Tempat,
tanggal, Bulan
untuk dan atas nama pemberi kuasa melakukan tugas dan Tahun di
.....................................di ........................................................ tetapkan
Demikian surat kuasa ini dibuat, untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.

....................., tanggal, bulan, dan tahun

Penerima Kuasa, Pemberi kuasa, Tandatangan


kedua belah
materai tempel pihak (Nama
Rp10.000,00 jabatan dan
.............................. ............................... nama lengkap
yang di tulis
dengan huruf
awal kapital)di
3. Berita Acara sertai meterai
Rp10.000,00
a. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala Berita Acara terdiri dari:
a) logo dan kop Naskah Dinas sesuai dengan pejabat
penanda tangan;
b) judul Berita Acara; dan
c) nomor Berita Acara.
2) Batang tubuh
Bagian batang tubuh Berita Acara terdiri dari:
a) tulisan “Hari”, “Tanggal”, dan “Tahun”, serta nama dan
jabatan para pihak yang membuat Berita Acara; dan
b) substansi Berita Acara.
3) Kaki
Bagian kaki Berita Acara memuat tempat pelaksanaan
penandatanganan nama jabatan/pejabat atas nama KPU,
KPU Provinsi, atau KPU Kabupaten/Kota dan tanda tangan
para pihak dan para saksi (apabila diperlukan).
b. Ketentuan Lain
Berita Acara yang merupakan lampiran Peraturan KPU tahapan
Pemilu dan Pemilihan, diatur dalam Peraturan KPU tersendiri.

jdih.kpu.go.id
- 68 -

c. Format Berita Acara


1) Format Berita Acara yang Ditandatangani oleh 2 (Dua) Pihak

Logo KPU

Logo dan kop


KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA Naskah Dinas
Jalan Imam Bonjol Nomor 29, Jakarta Pusat

Telp:.............................. Email: ........................ Penomoran


================================================================ berurutan selama
satutahun takwin
BERITA ACARA
NOMOR: ........./........./........../............
tempat, hari,
Pada hari ini ........ tanggal........, bulan ....... tahun ........., kami tanggal, bulan, dan
masing-masing, tahun mengadakan
kerja sama
1. ...........(nama pejabat/personel KPU), NIP dan Jabatan, selanjutnya
disebut Pihak Kesatu, dan
2. ......... (nama pihak lain), selanjutnya disebut Pihak Kedua.
Para Pihak dalam
Kerja Sama
telah melaksanakan hal-hal sebagai berikut:

1. ..........................................................................................
Kegiatan/kerja
2. .................................................................., dan seterusnya sama yang
dilaksanakan
Demikian berita acara ini dibuat dengan sesungguhnya.

Dibuat di Tempat dan


pada tanggal tanggal
pembuatan
Pihak Kedua, Pihak Kesatu,

Tandatangan
(………………………) (………………………) kedua belah pihak
(Nama jabatan dan
Mengetahui/ nama lengkap
Mengesahkan yang di tulis
(Nama Jabatan) dengan huruf
awal kapital)

(………………………)

jdih.kpu.go.id
- 69 -

2) Format Berita Acara Rapat Pleno KPU Logo dan kop


Naskah Dinas
Logo KPU mengguanakn
garuda emas

Penomoran
berurutan selama
BERITA ACARA satu tahun takwin
NOMOR: ........./........./........../............
TENTANG
.................................................................................................................. Tentang Rapat Pleno
..................................................................................................................

tempat, hari, tanggal,


Pada hari ini ........ tanggal........, bulan ....... tahun ........., Komisi Pemilihan bulan, dan tahun
Umum telah melaksanakan rapat pleno mengenai pelaksanaan Rapat
..................................................................................................................... Pleno
.....................................................................................................................
..................................................................................................................... Isu dalam Rapat
Pleno
Dengan mendasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan
..................................................................................................................... Ketentuan
..................................................................................................................... peraturan
maka, Komisi Pemilihan Umum menyatakan: perundang-
1. ...............................................................................................................; undangan terkait
2. ...............................................................................................................;
dan
Keputusan Rapat
3. dst. Pleno

Demikian Rapat Pleno KPU yang dituangkan dalam Berita Acara ini, dan
ditandatangani oleh Ketua dan Anggota KPU. Tempat dan
tanggal
pelaksanaan
Jakarta, ............................
Rapat Pleno
KOMISI PEMILIHAN UMUM

1. Ketua : …………………………………………… ……………………. Nama dan tanda


2. Anggota : …………………………………………… ……………………. tangan Ketua dan
3. Anggota : …………………………………………… ……………………. Anggota KPU
yang menghadiri
4. Anggota : …………………………………………… …………………….
Rapat Pleno
5. Anggota : …………………………………………… …………………….
6. Anggota : …………………………………………… …………………….
7. Anggota : …………………………………………… …………………….

jdih.kpu.go.id
- 70 -

3) Format Berita Acara Rapat Pleno KPU Provinsi dan KPU


Kabupaten/Kota

Logo dan kop


sesuai pejabat
penandatangan

KOMISI PEMILIHAN UMUM Penomoran


berurutan
PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*) ............................... selama satu
tahun takwin

BERITA ACARA
NOMOR: ........./........./........../............ Tentang Rapat
TENTANG Pleno
..................................................................................................................
..................................................................................................................
tempat, hari,
tanggal, bulan,
dan tahun
Pada hari ini ........ tanggal........, bulan ....... tahun ........., Komisi Pemilihan
pelaksanaan
Umum telah melaksanakan rapat pleno mengenai
Rapat Pleno
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
.....................................................................................................................
Isu dalam Rapat
Pleno
Dengan mendasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan
.....................................................................................................................
Ketentuan
.....................................................................................................................
peraturan
maka, Komisi Pemilihan Umum menyatakan: perundang-
1. ...............................................................................................................; undangan terkait
2. ...............................................................................................................;
dan Keputusan
3. dst. Rapat Pleno
Demikian Rapat Pleno KPU Provinsi/Kabupaten/Kota*)..... yang dituangkan
dalam Berita Acara ini, dan ditandatangani oleh Ketua dan Anggota KPU
Provinsi/Kabupaten/Kota*)............. Tempat dan
tanggal
Jakarta, ............................ pelaksanaan
KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KABUPATEN/KOTA*)................. Rapat Pleno

1. Ketua : …………………………………………… ……………………. Nama dan tanda


2. Anggota : …………………………………………… ……………………. tangan Ketua
3. Anggota : …………………………………………… ……………………. dan Anggota
4. Anggota : …………………………………………… ……………………. KPU
Provinsi/Kabupa
5. Anggota : …………………………………………… …………………….
ten/Kota* yang
6. Anggota : …………………………………………… ……………………. menghadiri
7. Anggota : …………………………………………… ……………………. Rapat Pleno

Keterangan:
*) Pilih salah satu

jdih.kpu.go.id
- 71 -

4. Surat Keterangan
a. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala Surat Keterangan terdiri dari:
a) logo dan kop Naskah Dinas sesuai dengan pejabat
penanda tangan;
b) judul Surat Keterangan; dan
c) nomor Surat Keterangan.
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Surat Keterangan memuat pejabat
yang menerangkan dan pegawai/personel yang diterangkan
serta maksud dan tujuan diterbitkannya Surat Keterangan.
3) Kaki
Bagian kaki Surat Keterangan memuat keterangan tempat,
tanggal, bulan, tahun, nama jabatan, tanda tangan, dan
nama pejabat yang membuat Surat Keterangan tersebut.
Posisi bagian kaki terletak pada bagian kanan bawah.

jdih.kpu.go.id
- 72 -

b. Format Surat Keterangan

Logo KPU Logo dan Kop


berwarna sesuai pejabat
penanda tangan

KOMISI PEMILIHAN UMUM


REPUBLIK INDONESIA
Jalan Imam Bonjol 29, Jakarta Pusat Penomoran
Telp: .................. Email: ............... berurutan selama
================================================================ satu tahun takwin

SURAT KETERANGAN
NOMOR: ....../......../......../.......
Pejabat yang
Yang bertanda tangan di bawah ini,
memberikan
Keterangan
nama : ...............................................................................................
NIP : ...............................................................................................
jabatan : ...............................................................................................
Personil/Pejabat di
dengan ini menerangkan bahwa lingkungan KPU
yang diterangkan
nama : ..............................................................................................
NIP : ..............................................................................................
jabatan : ..............................................................................................
Isi keterangan dan
tujuan dibuat
.................................................................................................................
keterangan
.................................................................................................................
.................................................................................................................
.................................................................................................................
Tempat, Tanggal
dan Tahun
Jakarta, ......................... Pembuatan
Pejabat Pembuat Keterangan,

tanda tangan dan


cap dinas Tandatangan
Pejabat yang
Nama Lengkap Tanpa Gelar memberi
Keterangan (Nama
jabatan dan nama
lengkap yang di
tulis dengan huruf
awal kapital)

5. Surat Pengantar
a. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala Surat Pengantar terdiri dari:
a) logo KPU berwarna dan tulisan “Komisi Pemilihan
Umum Republik Indonesia” dengan huruf kapital
secara simetris untuk Surat Pengantar Sekretaris
Jenderal KPU, Deputi, dan Inspektur Utama,
sedangkan untuk Surat Pengantar pejabat lainnya
menyesuaikan dengan kop naskah dinas yang ada;

jdih.kpu.go.id
- 73 -

b) logo KPU berwarna dan tulisan “Komisi Pemilihan


Umum Provinsi” dengan huruf kapital secara simetris
untuk Surat Pengantar Sekretaris KPU Provinsi,
sedangkan untuk Surat Pengantar pejabat lainnya
menyesuaikan dengan kop naskah dinas yang ada;
c) logo KPU berwarna dan tulisan “Komisi Pemilihan
Umum Kabupaten/Kota” dengan huruf kapital secara
simetris untuk Surat Pengantar Sekretaris KPU
Kabupaten/Kota, sedangkan untuk Surat Pengantar
pejabat lainnya menyesuaikan dengan kop naskah
dinas yang ada;
d) tanggal;
e) nama jabatan/alamat yang dituju;
f) tulisan Surat Pengantar yang diletakkan secara
simetris; dan
g) nomor.
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Surat Pengantar dalam bentuk kolom
terdiri atas:
a) nomor urut;
b) jenis yang dikirim;
c) banyaknya naskah/barang; dan
d) keterangan.
3) Kaki
Bagian kaki Surat Pengantar terdiri dari:
a) tanggal penerimaan;
b) pengirim yang berada di sebelah kanan, yang meliputi:
(1) nama jabatan pembuat pengantar;
(2) tanda tangan dan cap dinas; dan
(3) nama dan Nomor Induk Pegawai (NIP).
c) penerima yang berada di sebelah kiri, yang meliputi:
(1) nama jabatan penerima;
(2) tanda tangan dan cap instansi;
(3) nama dan Nomor Induk Pegawai (NIP);
(4) nomor telepon/faksimile; dan
(5) cap dinas.
b. Ketentuan Lain
Surat Pengantar dikirim dalam 2 (dua) rangkap, yaitu:

jdih.kpu.go.id
- 74 -

1) lembar pertama untuk penerima; dan


2) lembar kedua untuk pengirim.
c. Format Surat Pengantar

Logo dan Kop


Logo KPU
sesuai pejabat
penanda tangan

KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA


Jalan Imam Bonjol Nomor 29, Jakarta Pusat
Telp .................. Email: ............... Tempat, Tanggal
================================================================ dan Tahun
Pembuatan
Jakarta, ........................................

Alamat tujuan
Yth. .......................................... yang di tulis bagian
................................................ kiri, dan
................................................ jumlahnya cukup
........................... banyak, dapat
dibuat pada daftar
lampiran
SURAT PENGANTAR c
NOMOR: ......./........./......../........... e
Penomoran
t
berurutan selama 1
Nomor Naskah Dinas Banyaknya Keterangan a
tahun takwin
k

Barang/Naskah
dinas yang
diantarkan
Diterima tanggal .............................

Penerima : Pengirim :
Nama JabatanNama Jabatan . Tandatangan
kedua belah pihak
Tanda Tangan Tanda Tangan (Nama jabatan dan
dan cap dinas dan cap dinas nama lengkap yang
di tulis dengan
Nama Lengkap Tanpa Gelar Nama Lengkap Tanpa Gelar huruf awal kapital)
NIP ............................. NIP ..................................

Nomor Telepon ...........................

6. Pengumuman
a. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala Pengumuman terdiri dari:
a) logo dan kop Naskah Dinas sesuai dengan pejabat
penanda tangan;
b) kata “Pengumuman” ditulis dengan huruf kapital dan
diletakkan secara simetris di bawah Logo dicantumkan
di bawahnya;

jdih.kpu.go.id
- 75 -

c) nomor Pengumuman ditulis di bawah kata


“Pengumuman”;
d) kata penghubung “tentang”, diletakkan secara simetris
di bawah nomor Pengumuman; dan
e) rumusan judul Pengumuman, yang ditulis dengan
huruf kapital dan diletakkan secara simetris di bawah
kata penghubung “tentang”.
2) Batang Tubuh
Batang tubuh Pengumuman hendaknya memuat:
a) alasan tentang perlunya dibuat Pengumuman;
b) peraturan yang menjadi dasar pembuatan
Pengumuman; dan
c) pemberitahuan tentang hal tertentu yang dianggap
mendesak.
3) Kaki
Bagian kaki Pengumuman terdiri dari:
a) tempat dan tanggal dikeluarkannya Pengumuman;
b) nama jabatan yang mengeluarkan Pengumuman, yang
ditulis dengan huruf awal kapital, diakhiri dengan
tanda baca koma (,);
c) tanda tangan pejabat yang mengeluarkan
Pengumuman;
d) nama lengkap pejabat yang menandatangani, yang
ditulis dengan huruf awal kapital; dan
e) cap dinas.
b. Ketentuan Lain
1) Pengumuman tidak memuat alamat, kecuali yang ditujukan
kepada kelompok/golongan tertentu.
2) Pengumuman bersifat menyampaikan informasi penting,
dan tidak memuat tata cara pelaksanaan teknis suatu
peraturan.

jdih.kpu.go.id
- 76 -

c. Format Pengumuman
Logo dan Kop
Logo KPU sesuai pejabat
Berwarna penanda tangan

KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA


Jalan Imam Bonjol Nomor 29, Jakarta Pusat
Telp………………………. Email:...............
=============================================================== Penomoran
berurutan selama
PENGUMUMAN satu tahun
NOMOR: ......./......../......../.......... takwin

Judul
TENTANG
mengunakan
................................................................................. Huruf Kapital

............................................................................................ Isi Pengumuman


....................................................................................................
....................................................................................................
............................................................................................
.................................................................................................... Tempat, Tanggal
.................................................................................................... dan Tahun
............................................................................................ Pembuatan
....................................................................................................
....................................................................................................

Dikeluarkan ......................... Tandatangan


pada tanggal ....................... kedua belah
pihak (Nama
Nama Jabatan, jabatan dan nama
lengkap yang di
tulis dengan
Tanda Tangan dan cap dinas
huruf awal
kapital)
Nama Lengkap Tanpa Gelar

7. Surat Panggilan
a. Susunan
1) Bagian awal Surat Panggilan terdiri atas:
a) nama tempat;
b) tanggal, bulan, dan tahun;
c) nomor surat;
d) sifat;
e) lampiran;
f) perihal panggilan; dan

jdih.kpu.go.id
- 77 -

g) nama pejabat/personel atau perorangan atau


organisasi/instansi atau badan hukum serta alamat
yang dipanggil.
2) Isi Surat Panggilan terdiri atas:
a) hari, tanggal, waktu, tempat; dan
b) keperluan; dan
c) kalimat penutup.
3) Bagian Akhir Surat Panggilan terdiri atas:
a) nama jabatan;
b) tanda tangan pejabat;
c) nama pejabat;
d) cap dinas; dan
e) tembusan.
b. Format Surat Panggilan

Kop sesuai
Logo KPU pejabat penanda
berwarna tangan

KOMISI PEMILIHAN UMUM


REPUBLIK INDONESIA
Tempat, Tanggal
........, .................. dan Tahun
Nomor : ........................ Pembuatan
Sifat : ........................
Lampiran:.......................
PerihalPanggilan: ....................... Penomoran
berurutan selama
Yth. ......................... satu tahun
…............................. takwin

Dengan ini diminta kedatangan Saudara di kantor


............................Jalan .............................pada:

hari : ……………………… Waktu dan


tanggal : ……………………… maksud/
waktu : ……………………… keperluan
tempat : ……………………… pemanggilan
keperluan : ………………………

Demikian untuk dapat diindahkan, dan apabila tidak memenuhi


panggilan ini tanpa alasan yang jelas, maka akan diambil tindakan lebih
lanjut sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Nama Jabatan,
Tandatangan
Tanda tangan dan cap dinas
Nama jabatan
dan nama
lengkap yang di
tulis dengan
huruf awal
kapital
jdih.kpu.go.id
- 78 -

Nama Lengkap Tanpa Gelar

Tembusan:
1. ........................................
2. .........................................

8. Rekomendasi
a. Susunan
1) Bagian awal, terdiri atas:
a) kata “Rekomendasi” ditulis dengan huruf kapital; dan
b) nomor.
2) Isi rekomendasi memuat uraian singkat dan jelas
berkenaan dengan keberadaan suatu hal.
3) Bagian akhir, terdiri atas:
a) nama tempat, tanggal, bulan, dan tahun;
b) nama jabatan;
c) tanda tangan pejabat;
d) nama pejabat; dan
e) cap dinas.

b. Format Rekomendasi

Kop sesuai
Logo KPU
pejabat penanda
berwarna
tangan

KOMISI PEMILIHAN UMUM


REPUBLIK INDONESIA
Penomoran
berurutan
REKOMENDASI selama satu
NOMOR: …./…./…../…./….. tahun takwin

..................................................................................................
..................................................................................................
..................................................................................................

..................................................................................................
.................................................................................................. Isi Rekomendasi
..................................................................................................

..................................................................................................
..................................................................................................
Tempat, Tanggal
dan Tahun
Pembuatan
............, ......................

jdih.kpu.go.id
- 79 -

Tandatangan
Nama jabatan
Nama Jabatan,
dan nama
lengkap yang di
Tanda tangan dan cap dinas
tulis dengan
huruf awal
Nama Lengkap Tanpa Gelar
kapital

9. Surat Peringatan
a. Susunan
1) Bagian awal, terdiri atas:
a) Tulisan “Surat Peringatan” dengan menggunakan
huruf kapital dan dapat ditambah kata “Pertama” atau
“Kedua” ditulis dengan huruf kapital setelah tulisan
“Surat Peringatan”; dan
b) nomor; dan
c) tempat, tanggal dan tahun pembuatan.
2) Isi, terdiri atas:
a) kalimat “ditujukan kepada:”
b) identitas pejabat/personel yang diberi peringatan;
c) dasar ketentuan’’ dikeluarkannya Surat Peringatan;
d) isi peringatan; dan
e) penutup.
3) Bagian akhir, terdiri atas:
a) nama jabatan;
b) tanda tangan; dan
c) nama pejabat.

jdih.kpu.go.id
- 80 -

b. Format Surat Peringatan

Kop sesuai pejabat


KOP NASKAH DINAS penanda tangan
(SESUAI DENGAN PEJABAT PEMBUAT)

=====================================================
Penomoran
SURAT PERINGATAN PERTAMA berurutan selama
NOMOR: …. /…./…../…./….. satu tahun takwin

………………, ……………… Tempat, Tanggal


dan Tahun
Pembuatan

Ditujukan kepada:

Nama : ……………………….. Staf/ Pejabat yang


NIP : ……………………….. dituju
Pangkat/ : ………………………...
golongan
Jabatan : ………………………… Tindakan yang
dilakukan staf/
.................................................................................................. pejabat sebagai
.................................................................................................. Dasar Peringatan
diterbitkan
Surat Peringatan Pertama ini berlaku untuk … (bulan) sejak diterbitkan.

..................................................................................................
................................................................................................. Sanksi yang
dikenakan sesuai
dengan peraturan
perundang-
Nama Jabatan Yang undangan
Membuat Peringatan,

Tanda tangan dan cap dinas


Tandatangan
Nama Lengkap Tanpa Gelar Nama jabatan dan
nama lengkap
yang di tulis
dengan huruf
awal kapital

10. Laporan
a. Susunan
1) Kepala
Bagian kepala Laporan memuat judul Laporan yang ditulis
dalam huruf kapital dan diletakkan secara simetris.
2) Batang Tubuh
Bagian batang tubuh Laporan terdiri dari:
a) pendahuluan, memuat penjelasan umum, maksud dan
tujuan, ruang lingkup dan dasar;

jdih.kpu.go.id
- 81 -

b) materi Laporan, terdiri atas kegiatan yang


dilaksanakan, faktor yang mempengaruhi, hasil
pelaksanaan kegiatan, hambatan yang dihadapi, dan
hal lain yang perlu dilaporkan;
c) kesimpulan dan saran, sebagai bahan pertimbangan;
dan
d) penutup, merupakan akhir Laporan.
3) Kaki
Bagian kaki Laporan terdiri atas:
a) tempat dan tanggal pembuatan Laporan;
b) nama jabatan pejabat pembuat Laporan, ditulis dengan
huruf awalkapital;
c) tanda tangan; dan
d) nama lengkap, ditulis dengan huruf awal kapital.

jdih.kpu.go.id
- 82 -

c. Format Laporan

Kop sesuai
LOGO KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA pejabat
KPU penanda
Jalan Imam Bonjol Nomor 29, Jakarta Pusat
tangan
Telp ................. Email...............

======================================================

LAPORAN
Judul yang
TENTANG ditulis dengan
huruf kapital
....................................................................................

A. Pendahuluan
1. Umum
2. Maksud dan Tujuan
3. Ruang Lingkup
4. Dasar
Isi Laporan
B. Kegiatan yang dilaksanakan
...............................................................................................
C. Hasil yang dicapai
.............................................................................................
D. Kesimpulan dan Saran
..............................................................................................
E. Penutup
..............................................................................................

Tempat, Tanggal
Dikeluarkan di ........... dan Tahun
pada tanggal .............. Rekomendasi
Nama Jabatan, dibuat

tanda tangan dan Tandatangan


cap dinas Nama jabatan
dan nama
Nama Lengkap Tanpa Gelar lengkap yang di
tulis dengan
huruf awal
kapital

11. Telaah
a. Susunan
1) Kepala terdiri atas:
a) Tulisan “Telaah” ditulis dengan huruf kapital dan
diletakkan secara simetris di tengah atas; dan
b) uraian singkat tentang permasalahan.
2) Batang tubuh terdiri atas:
a) persoalan, yang memuat pernyataan singkat dan jelas
tentang persoalan yang akan dipecahkan;

jdih.kpu.go.id
- 83 -

b) praanggapan, yang memuat dugaan yang beralasan,


berdasarkan data yang ada, saling berhubungan sesuai
dengan situasi yang dihadapi dan merupakan
kemungkinan kejadian di masa yang akan datang;
c) fakta yang mempengaruhi, yang memuat fakta yang
menjadi landasan analisis dan pemecahan persoalan;
d) analisis pengaruh praanggapan dan fakta terhadap
persoalan dan akibatnya, hambatan serta keuntungan
dan kerugiannya, pemecahan atau cara bertindak yang
mungkin atau dapat dilakukan;
e) kesimpulan, yang memuat intisari hasil diskusi, yang
merupakan pilihan cara bertindak atau jalan keluar;
dan
f) saran, yang memuat secara ringkas dan jelas saran
atau usul tindakan untuk mengatasi persoalan yang
dihadapi.
3) Kaki
Bagian kaki Telaah terdiri dari:
a) nama jabatan pembuat Telaah, yang ditulis dengan
huruf awal kapital;
b) tanda tangan; dan
c) nama lengkap pembuat Telaah, yang ditulis dengan
huruf awal kapital.
4) Daftar lampiran (jika diperlukan).

jdih.kpu.go.id
- 84 -

b. Format Telaah

TELAAH

TENTANG

......................................................................................

A. Persoalaan

Bagian persoalan memuat pernyataan singkat dan jelas tentang persoalan


yang akan dipecahkan.

B. Praanggapan

Praanggapan memuat dugaan yang beralasan berdasarkan data dan saling


berhubungan sesuai situasi yang dihadapi dan merupakan kemungkinan
kejadian di masa mendatang.

C. Fakta yang mempengaruhi

Bagian fakta yang mempengaruhi memuat fakta yang merupakan landasan


analisis dan pemecahan persoalan.

D. Analisis

Bagian ini memuat analisis pengaruh praangapan dan fakta terhadap


persoalan serta akibatnya, hambatan serta keuntungan dan kerugiannya,
serta pemecahan atau cara bertindak yang mungkin atau dapat dilakukan.

E. Kesimpulan

Bagian kesimpulan memuat intisari hasil diskusi dan pilihan dan satu
cara bertindak atau jalan keluar sebagai pemecahan persoalaan yang
dihadapi.
Tandatangan
F. Saran Nama jabatan
dan nama
Bagian saran memuat secara ringkas dan jelas tentang saran tindakan lengkap yang di
untuk mengatasi persoalan yang dihadapi. tulis dengan
huruf awal
kapital
Nama Jabatan
Pembuat Telaahan,

Tanda Tangan

Nama Lengkap Tanpa Gelar

jdih.kpu.go.id
- 85 -

12. Notula
a. Susunan
1) Bagian kepala, terdiri atas:
a) Kop
Kop notula disesuaikan dengan pejabat
penandatangan.
b) jenis rapat;
c) hari, tanggal, bulan, dan tahun;
d) waktu dan tempat;
e) materi rapat;
f) pimpinan rapat; dan
g) peserta rapat.
2) Isi, terdiri atas:
a) pembukaan atau pengantar pimpinan rapat tentang
materi rapat kepada peserta rapat, serta kesepakatan
peserta rapat mengenai waktu rapat;
b) curah pendapat peserta rapat, yang dapat berupa
saran/tanggapan dan atau masukan dan hal-hal lain
tentang materi rapat; dan
c) kesimpulan rapat yang memuat pokok-pokok materi
rapat yang disepakati untuk ditindaklanjuti.
3) Bagian akhir, meliputi penutup yang berisi identitas
penyusun notula.
b. Ketentuan Lain
1) Notula dibuat berdasarkan hasil rekaman saat
berlangsungnya rapat dari awal sampai akhir, dan
dituangkan dalam kertas kop surat KPU, KPU Provinsi dan
KPU Kabupaten/Kota.
2) Notula disimpan pada filing cabinet khusus yang dibuat
sedemikian rupa secara berurutan, sehingga memudahkan
dalam pencarian data sewaktu-waktu diperlukan.
3) Kesimpulan rapat dituangkan dalam berita acara rapat
pleno yang dilampiri dengan daftar hadir peserta rapat yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari berita acara.

jdih.kpu.go.id
- 86 -

Kop naskah dinas


c. Format Notula disesuaikan
berdasarkan
pejabat yang
menandatangani

KOP NASKAH DINAS

==============================================================

NOTULA tema/judul
mengunakan huruf
TENTANG kapital
............................................................................
............................................................................

HARI :...............................................
TANGGAL : ..............................................
TEMPAT : ..............................................

PESERTA RAPAT YANG HADIR :


1. .........................................................................................
2. ..........................................................................................
3. ..........................................................................................
4. ..........................................................................................
5. dan seterusnya………………………………………………………
=================================================================
Rapat dibuka oleh pimpinan rapat (..............................), yang
selanjutnya ...................................................................................
......................................................................................................
............................................................................dan seterusnya.

Rapat ditutup oleh .......... pada pukul.........., dengan kesimpulan rapat


sebagai berikut:
1. ...............................................................................................
2. ...............................................................................................
3. dan seterusnya. Tandatangan
Nama jabatan
NAMA JABATAN YANG dan nama
MEMBUAT NOTULA, lengkap yang di
tulis dengan
huruf kapital

NAMA LENGKAP TANPA GELAR

D. Naskah Dinas Pengambilalihan Sebagian atau Seluruh Tugas dan


Tanggung Jawab KPU Provinsi, atau KPU Kabupaten/Kota
Pengambilalihan sebagian atau seluruh tugas dan tanggung jawab
KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota dapat dilakukan oleh KPU satu
tingkat di atasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan. Naskah Dinas sebagai akibat dari pengambilalihan tersebut
disusun dengan ketentuan Naskah Dinas yang digunakan adalah Naskah
Dinas yang berlaku pada KPU yang mengambil alih, dengan rincian
sebagai berikut:
1. Naskah Dinas KPU Kabupaten/Kota yang diambil alih oleh KPU
Provinsi, menggunakan penyusunan Naskah Dinas KPU Provinsi; dan

jdih.kpu.go.id
- 87 -

2. Naskah Dinas KPU Provinsi yang diambil alih oleh KPU,


menggunakan penyusunan Naskah Dinas KPU.
Penyusunan Naskah Dinas tersebut mengikuti ketentuan dalam
Pedoman ini, termasuk untuk jenis, format, dan kewenangan
penandatanganan, serta kop dinas, cap, dan penomoran Naskah Dinas.
Penandatanganan Naskah Dinas sebagai akibat pengambilalihan,
tidak dilakukan dengan “atas nama (a.n)” dan/atau “selaku” KPU Provinsi
atau KPU Kabupaten/Kota yang diambil alih, melainkan sesuai dengan
kewenangan pejabat penandatangan pada KPU atau KPU Provinsi yang
mengambil alih.

E. Naskah Dinas untuk Jabatan Fungsional


Surat Tugas bagi Pejabat Fungsional yang berisi penugasan untuk
melaksanakan dan menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas tertentu
yang tidak mengeluarkan biaya atau tidak berkaitan dengan keuangan,
yang digunakan sebagai data dukung pengumpulan angka kredit,
ditandatangani oleh:
1. Kepala Biro/Inspektur Wilayah/Kepala Pusat, bagi Pejabat
Fungsional di lingkungan Sekretariat Jenderal KPU;
2. Sekretaris KPU Provinsi, bagi Pejabat Fungsional di lingkungan
Sekretariat KPU Provinsi; dan
3. Sekretaris KPU Kabupaten/Kota, bagi Pejabat Fungsional di
lingkungan Sekretariat KPU Kabupaten/Kota.

F. Naskah Dinas di Bidang Pengadaan Barang dan Jasa


Jenis dan format Naskah Dinas di bidang Pengadaan Barang dan
Jasa yang ditandatangani oleh Pegawai Negeri Sipil yang ditugaskan pada
kedudukan tertentu dalam kegiatan Pengadaan Barang dan Jasa,
mengikuti ketentuan dalam Pedoman ini, kecuali ditentukan lain dalam
peraturan perundang-undangan di bidang pengadaan barang/jasa
pemerintah dan keuangan negara.

jdih.kpu.go.id
- 88 -

G. Salinan Naskah Dinas Keputusan di bidang Keanggotaan KPU dan


Kepegawaian
Kewenangan dalam penandatanganan salinan dan petikan keputusan
di bidang keanggotaan KPU dan kepegawaian ditandatangani oleh:
1. Kepala Biro yang memiliki tugas dan fungsi di bidang perundang-
undangan, untuk Keputusan KPU berkaitan dengan pengangkatan
dan pemberhentian ketua dan/atau anggota KPU, KPU Provinsi, dan
KPU Kabupaten/Kota. Apabila Kepala Biro yang memiliki tugas dan
fungsi di bidang perundang-undangan berhalangan tetap atau
berhalangan sementara, maka penandatanganan dilakukan oleh
Pelaksana Tugas/Pelaksana Harian Kepala Biro yang memiliki tugas
dan fungsi di bidang perundang-undangan; dan
2. Kepala Biro yang memiliki tugas dan fungsi di bidang sumber daya
manusia, untuk Keputusan Sekretaris Jenderal KPU di bidang
kepegawaian berkaitan dengan aparatur sipil negara di lingkungan
Sekretariat Jenderal KPU, Sekretariat KPU Provinsi dan Sekretariat
KPU Kabupaten/Kota. Apabila Kepala Biro yang memiliki tugas dan
fungsi di bidang sumber daya manusia berhalangan tetap atau
berhalangan sementara, maka penandatanganan dilakukan oleh
Pelaksana Tugas/Pelaksana Harian Kepala Biro yang memiliki tugas
dan fungsi di bidang sumber daya manusia.
Penyimpanan naskah asli Keputusan KPU dan Keputusan Sekretaris
Jenderal KPU, dilaksanakan oleh Biro yang memiliki tugas dan fungsi
di bidang sumber daya manusia.

jdih.kpu.go.id
- 89 -

BAB III
PEMBUATAN NASKAH DINAS

A. Persyaratan Pembuatan
Setiap Naskah Dinas harus merupakan intisari dari pemikiran yang
ringkas dan jelas sesuai dengan maksud dan tujuan dibuatnya Naskah
Dinas yang disusun secara sistematis. Dalam pembuatannya perlu
memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut:
1. Ketelitian
Dalam membuat Naskah Dinas harus mencerminkan ketelitian dan
kecermatan, baik dalam bentuk, susunan, pengetikan, isi, struktur,
kaidah bahasa, dan penerapan kaidah ejaan di dalam pengetikan.
2. Kejelasan
Naskah Dinas harus memperlihatkan kejelasan maksud dari materi
yang dimuat dalam Naskah Dinas.
3. Logis dan Singkat
Naskah Dinas harus menggunakan Bahasa Indonesia yang formal,
logis secara efektif, singkat, padat, dan lengkap sehingga mudah
dipahami bagi pihak yang menerima Naskah Dinas.
4. Pembakuan
Naskah Dinas harus taat mengikuti aturan baku yang berlaku
sehingga dapat menjamin terciptanya arsip yang autentik dan
terpercaya.

B. Penomoran Naskah Dinas


Penomoran pada Naskah Dinas merupakan bagian penting dalam
proses penciptaan arsip. Oleh karena itu, susunannya harus dapat
memberikan kemudahan penyimpanan, pengamanan, temu balik, dan
penilaian arsip.
1. Sistem Penomoran
a. Sistem penomoran Naskah Dinas untuk Naskah Dinas
pengaturan dan penetapan ditulis dengan ketentuan sebagai
berikut:

NOMOR … TAHUN …

Keterangan:
1) Nomor : Nomor urut dalam satu tahun takwim ditulis
dengan angka Arab.

jdih.kpu.go.id
- 90 -

2) Tahun : Tahun pembukuan Naskah Dinas.

b. Sistem penomoran dan kode Naskah Dinas korespondensi


internal pada Sekretariat Jenderal KPU ditulis dengan ketentuan
sebagai berikut:
Nomor: Nomor/Kode Klasifikasi Arsip – Kode Jenis Naskah
Dinas/Kode Ketua KPU atau Kode Sekretaris
Jenderal KPU/Kode Biro/Inspektorat
Wilayah/Pusat/Tahun

c. Sistem penomoran dan kode Naskah Dinas korespondensi


internal pada Sekretariat KPU Provinsi ditulis dengan ketentuan
sebagai berikut:

Nomor: Nomor/Kode Klasifikasi Arsip – Kode Jenis Naskah


Dinas/Kode Ketua KPU Provinsi atau Kode
Sekretaris KPU Provinsi/Kode Wilayah/Kode
Bagian/Tahun

d. Sistem penomoran dan kode Naskah Dinas korespondensi


internal pada Sekretariat KPU Kabupaten/Kota ditulis dengan
ketentuan sebagai berikut:
Nomor: Nomor/Kode Klasifikasi Arsip – Kode Jenis Naskah
Dinas/Kode Ketua KPU Kabupaten/Kota atau Kode
Sekretaris KPU Kabupaten/Kota/Kode
Wilayah/Kode Sub Bagian/Tahun

e. Sistem penomoran dan kode Naskah Dinas selain Naskah Dinas


pengaturan, penetapan, dan korespondensi internal pada
Sekretariat Jenderal KPU ditulis dengan ketentuan sebagai
berikut:

Nomor: Nomor/Kode Klasifikasi Arsip – Kode Jenis Naskah


Dinas/Kode Biro/Inspektorat Wilayah/Pusat/
Tahun

f. Sistem penomoran dan kode Naskah Dinas selain Naskah Dinas


pengaturan, penetapan, dan korespondensi internal pada KPU
Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota ditulis dengan ketentuan
sebagai berikut:

jdih.kpu.go.id
- 91 -

Nomor: Nomor/Kode Klasifikasi Arsip – Kode Jenis Naskah


Dinas/Kode Wilayah/Kode Bagian atau Kode Sub
Bagian/Tahun

Keterangan:
1) Nomor : Nomor urut sesuai
dengan pembukuan
masing-masing Naskah
Dinas dalam satu tahun
takwim yang ditulis
dengan angka Arab.
2) Kode Klasifikasi Arsip : Kode yang berisi
kombinasi huruf yang
menunjukkan Klasifikasi
Arsip.
3) Kode Jenis Naskah Dinas : Kode Naskah Dinas yang
akan dibuat.
4) Kode Biro/Inspektorat : Kode yang ditulis dengan
Wilayah/Pusat, Bagian, angka arab yang
dan/atau Sub Bagian menunjukkan
Biro/Inspektorat
Wilayah/Pusat, Bagian
dan/atau Sub Bagian
pembuat Naskah Dinas.
5) Kode Wilayah : Kode yang ditulis dengan
kombinasi huruf
dan/atau angka yang
menunjukkan KPU
Provinsi atau KPU
Kabupaten/Kota
pembuat Naskah Dinas.
6) Tahun : Tahun pembukuan
Naskah Dinas.

jdih.kpu.go.id
- 92 -

2. Kode Jenis Naskah Dinas


Penetapan pengodean Naskah Dinas dilakukan agar pembukuan
Naskah Dinas dapat dilakukan dengan seragam dan rapi untuk
mempermudah pengarsipan dan pencarian Naskah Dinas saat
diperlukan di kemudian hari. Pengodean Naskah Dinas yang meliputi
Kode Klasifikasi Arsip, Kode Biro/Inspektorat Wilayah/Pusat, dan
Kode Wilayah ditetapkan dengan Keputusan KPU.

C. Lambang Negara, Logo, dan Kop Naskah Dinas


1. Lambang Negara
Sesuai peraturan perundang-undangan, Lambang Negara dapat
digunakan untuk Tata Naskah Dinas, dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Lambang Negara digunakan dalam Tata Naskah Dinas sebagai
tanda pengenal atau identifikasi yang bersifat tetap dan resmi;
dan
b. pejabat yang berwenang menggunakan kop Naskah Dinas
jabatan dan cap jabatan dengan Lambang Negara adalah Ketua
KPU.
2. Logo KPU
a. Pengertian
Logo adalah tanda pengenal atau identitas berupa simbol atau
huruf yang digunakan dalam Tata Naskah Dinas KPU, KPU
Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota sebagai identitas agar publik
lebih mudah mengenalnya.
b. Bentuk Logo KPU:

c. Logo memuat:
1) lambang Negara;
2) tulisan Komisi Pemilihan Umum; dan

jdih.kpu.go.id
- 93 -

3) latar Belakang Merah Putih.


d. Logo tetap digunakan untuk:
1) kop Naskah Dinas;
2) amplop dinas;
3) dokumen resmi yang diterbitkan oleh instansi;
4) map;
5) papan nama kantor;
6) kartu tanda pengenal pegawai;
7) tanda pengenal pin pegawai;
8) label barang milik negara; dan
9) situs resmi.
e. Logo dapat digunakan:
1) pada gedung kantor;
2) pada kartu nama pejabat/pegawai; dan
3) untuk hal-hal lain yang memerlukan simbol.
f. Penggunaan Logo untuk hal-hal selain yang diatur dalam huruf
d dan huruf e, harus mendapatkan izin dari Ketua KPU atau
Sekretaris Jenderal KPU.
3. Kop Naskah Dinas
a. Kop Naskah Dinas yang ditandatangani oleh Ketua KPU
Bentuk kop Naskah Dinas jabatan menggunakan Lambang
Negara berwarna kuning emas, dengan ukuran tinggi 21,50 mm
dan lebar 20,24 mm sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan. Lambang Negara terletak simetris di
tengah kertas yang berjarak 20 mm dari tepi atas kertas dan
berada di tengah tulisan nama jabatan. Tulisan nama jabatan
dicetak tebal dengan huruf kapital yang terletak 5 mm di bawah
Lambang Negara, untuk seluruh Naskah Dinas yang
ditandatangani oleh Ketua KPU.

KOMISI PEMILIHAN UMUM


REPUBLIK INDONESIA

jdih.kpu.go.id
- 94 -

Keterangan:
a) Lambang Negara ditempatkan simetris dengan tulisan
“Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia”.
b) Lambang Negara dan tulisan “Komisi Pemilihan Umum
Republik Indonesia” dengan huruf kapitaltahoma 12pt
menggunakan warna kuning emas.

b. Kop Naskah Dinas yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal,


Deputi, dan Inspektur Utama KPU, untuk Naskah Dinas berupa
Instruksi, Surat Edaran, Keputusan Sekretaris Jenderal KPU,
Surat Perintah, Surat Tugas, Surat Panggilan, dan Rekomendasi.

KOMISI PEMILIHAN UMUM


REPUBLIK INDONESIA

Keterangan:
a) Logo KPU berwarna ditempatkan simetris dengan
tulisan “Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia”.
b) Tulisan “Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia”
dengan huruf kapital tahoma 12pt berwarna hitam.

c. Kop Naskah Dinas yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal,


Deputi, dan Inspektur Utama KPU, untuk Naskah Dinas berupa
Berita Acara, Nota Dinas, Surat Dinas, Surat Undangan, Surat
Keterangan, Surat Pengantar, Pengumuman, Surat Peringatan,
Laporan, dan Surat Kuasa.

KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA


Alamat ……………………………………

jdih.kpu.go.id
- 95 -

Telp: ........... Email: …….....


Keterangan:
a) Logo KPU berwarna ditempatkan pada bagian tengah kop
naskah.
b) Susunan tulisan simetris.
c) Jarak tepi kertas bagian atas dengan tulisan paling atas
= 1 cm.
d) Jarak tepi kertas bagian atas dengan garis lurus = 5,5
cm.
e) Tulisan “Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia”
menggunakan huruf kapital tahoma 12pt warna hitam.
f) Tulisan “Alamat” dan Alamat Kantor Sekretariat Jenderal
KPU menggunakan huruf tahoma 12pt warna hitam.
g) Tulisan “Telp” dan nomor telepon serta tulisan “Email”
kantor Sekretariat Jenderal KPU menggunakan huruf
tahoma 11pt warna hitam.

d. Kop Naskah Dinas untuk seluruh Naskah Dinas yang


ditandatangani oleh Kepala Biro/Inspektur Wilayah/Kepala
Pusat

KOMISI PEMILIHAN UMUMREPUBLIK INDONESIA


Alamat ……………………………………
Telp: ........... Email: …….....

Keterangan:
a) Logo KPU berwarna ditempatkan pada bagian kiri kop
naskah.
b) Susunan tulisan simetris.
c) Jarak tepi kertas bagian atas dengan tulisan paling atas
= 1 cm.
d) Jarak tepi kertas bagian atas dengan garis lurus = 5,5
cm.
e) Tulisan “Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia”
menggunakan huruf kapital tahoma 12pt warna hitam.
f) Tulisan “Alamat” dan Alamat Kantor Sekretariat Jenderal
KPU menggunakan huruf tahoma 12pt warna hitam.
g) Tulisan “Telp” dan nomor telepon serta tulisan “Email”

jdih.kpu.go.id
- 96 -

dan alamat Email kantor Sekretariat Jenderal KPU


menggunakan huruf tahoma 11pt warna hitam.

e. Kop Naskah Dinas untuk seluruh Naskah Dinas yang


ditandatangani oleh Ketua KPU Provinsi dan Naskah Dinas yang
ditandatangani oleh Sekretaris KPU Provinsi berupa Instruksi,
Surat Edaran, Keputusan Sekretaris KPU Provinsi, Surat
Perintah, Surat Tugas, Surat Panggilan, dan Rekomendasi.

KOMISI PEMILIHAN UMUM


PROVINSI ................................

Keterangan:
a) Logo KPU berwarna yang ditempatkan simetris dengan
tulisan “Komisi Pemilihan Umum” dan Nama Provinsi;
b) Nama Provinsi ditulis menggunakan huruf kapital
tahoma 12pt” berwarna hitam.

f. Kop Naskah Dinas yang ditandatangani oleh Sekretaris KPU


Provinsi, untuk Naskah Dinas berupa Surat Dinas, Surat
Undangan, Berita Acara, Surat Keterangan, Surat Pengantar,
Pengumuman, Surat Peringatan, Surat Kuasa, dan Laporan.

KOMISI PEMILIHAN UMUM


PROVINSI …………….
Alamat …………………………………
Telp: … Email: ……

Keterangan:
a) Logo KPU berwarna ditempatkan pada bagian kiri kop
naskah.
b) Susunan tulisan simetris.
c) Jarak tepi kertas bagian atas dengan tulisan paling atas

jdih.kpu.go.id
- 97 -

= 1 cm.
d) Jarak tepi kertas bagian atas dengan garis lurus = 5,5
cm.
e) Tulisan “Komisi Pemilihan Umum” dan Nama Provinsi
menggunakan huruf kapital tahoma12pt warna hitam.
f) Tulisan “Alamat” dan alamat kantor Sekretariat KPU
Provinsi menggunakan huruf tahoma 12pt warna hitam.
g) Tulisan “Telp” dan nomor telepon serta tulisan “Email”
dan alamat Email kantor Sekretariat KPU Provinsi
menggunakan huruf tahoma 11pt warna hitam.

g. Kop Naskah Dinas untuk seluruh Naskah Dinas yang


ditandatangani oleh Ketua KPU Kabupaten/Kota dan Naskah
Dinas yang ditandatangani oleh Sekretaris KPU Kabupaten/Kota
berupa Instruksi, Surat Edaran, Keputusan Sekretaris KPU
Kabupaten/Kota, Surat Perintah, Surat Tugas, Surat Panggilan,
dan Rekomendasi.

KOMISI PEMILIHAN UMUM


KABUPATEN/KOTA ...........................

Keterangan:
a) Logo KPU berwarna yang ditempatkan simetris dengan
tulisan “Komisi Pemilihan Umum” dan dilanjutkan
dengan nama kabupaten/kota.
b) Nama kabupaten/kota ditulis menggunakan huruf
kapital tahoma 12pt berwarna hitam.

h. Kop Naskah Dinas yang ditandatangani oleh Sekretaris KPU


Kabupaten/Kota, untuk Naskah Dinas berupa Surat Dinas,
Surat Undangan, Berita Acara, Surat Keterangan, Surat
Pengantar, Pengumuman, Surat Peringatan, Surat Kuasa, dan
Laporan.

jdih.kpu.go.id
- 98 -

KOMISI PEMILIHAN UMUM


KABUPATEN/KOTA …………….
Alamat: ……………………………………
Telp: … Email: ………
Keterangan:
a) Logo KPU berwarna ditempatkan pada bagian kiri kop
naskah.
b) Susunan tulisan simetris.
c) Jarak tepi kertas bagian atas dengan tulisan paling atas
= 1 cm.
d) Jarak tepi kertas bagian atas dengan garis lurus = 5,5
cm.
e) Tulisan “Komisi Pemilihan Umum” atau dan Nama
Kabupaten/Kota menggunakan huruf kapital tahoma
12pt warna hitam.
f) Tulisan “Alamat” dan Alamat Kantor Sekretariat KPU
Kabupaten/Kota menggunakan huruf tahoma 12pt warna
hitam.
g) Tulisan “Telp” dan nomor telepon serta tulisan “Email”
dan alamat Email kantor Sekretariat KPU
Kabupaten/Kota menggunakan huruf Tahoma 11pt
warna hitam.

D. Media/Sarana Naskah Dinas


Kertas, amplop, dan tinta merupakan media/sarana surat-menyurat
untuk merekam informasi dalam komunikasi kedinasan.
1. Kertas Surat
Pembuatan Naskah Dinas dari konsep hingga net yang dibubuhi
paraf tidak boleh menggunakan kertas bekas karena Naskah Dinas
dari konsep sampai dengan ditandatangani merupakan satu berkas
arsip.
2. Amplop
Amplop adalah sarana kelengkapan penyampaian surat, terutama
untuk surat keluar lembaga. Ukuran, bentuk, dan warna sampul
yang digunakan untuk surat-menyurat di lingkungan lembaga, diatur
sesuai dengan keperluan lembaga masing-masing dengan
mempertimbangkan efisiensi.

jdih.kpu.go.id
- 99 -

a. Ukuran
Ukuran amplop yang digunakan untuk pengiriman Naskah
Dinas disesuaikan dengan jenis, ukuran dan ketebalan Naskah
Dinas yang akan didistribusikan.
b. Warna dan Bentuk
Amplop Naskah Dinas menggunakan kertas berwarna putih atau
coklat muda.

Contoh Amplop:
1) Amplop Naskah Dinas KPU

2) Amplop Naskah Dinas KPU Provinsi

jdih.kpu.go.id
- 100 -

3) Amplop Naskah Dinas KPU Kabupaten/Kota

3. Map
a. Map Tata Usaha Pimpinan Sekretariat Jenderal Komisi
Pemilihan Umum Republik Indonesia
1) Ukuran : 25 cm x 35 cm
2) Warna : - krem (untuk Naskah Dinas bersifat biasa)
- merah (untuk Naskah Dinas yang bersifat
penting/segera)
3) Bentuk : 2 lipatan
4) Bahan : karton berserat
5) Contoh :
a) Penampang depan

KOMISI PEMILIHAN UMUM


REPUBLIK INDONESIA

PERIHAL:
.........................
....................

jdih.kpu.go.id
- 101 -

b) Penampang dalam

b. Map Umum
1) Ukuran : 25 cm x 35 cm
2) Warna : krem
3) Bentuk : 2 lipatan
4) Bahan : buffalo
5) Contoh:

a) Map Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia


(1) Penampang depan

KOMISI PEMILIHAN UMUM


REPUBLIK INDONESIA

.......................................
.......................................
.......................................

jdih.kpu.go.id
- 102 -

(2) Penampang dalam

b) Map KPU Provinsi


(1) Penampang depan KPU Provinsi

KOMISI PEMILIHAN UMUM


PROVINSI ..........

.......................................
.......................................
.......................................

jdih.kpu.go.id
- 103 -

(2) Penampang dalam

c) Map KPU Kabupaten/Kota


(1) Penampang depan KPU Kabupaten/Kota

KOMISI PEMILIHAN UMUM


KABUPATEN/KOTA.........

.......................................
.......................................
.......................................

jdih.kpu.go.id
- 104 -

(2) Penampang dalam

E. Paraf, Tanda Tangan, dan Cap


1. Pengaturan Paraf Dinas
a. Pembubuhan Paraf Secara Hierarki
1) Naskah Dinas sebelum ditandatangani oleh pejabat yang
berwenang konsepnya harus diparaf terlebih dahulu oleh
pejabat sesuai jenjang jabatan di bawahnya.
2) Naskah Dinas yang konsepnya dibuat oleh pejabat yang
akan menandatangani Naskah Dinas tersebut tidak
memerlukan paraf.
3) Naskah Dinas yang konsepnya terdiri dari beberapa lembar,
harus diparaf terlebih dahulu pada setiap lembar Naskah
Dinas oleh pejabat yang menandatangani dan pejabat pada
dua jenjang jabatan struktural di bawahnya.
4) Contoh format paraf secara hierarki:
PARAF HIERARKI TANGGAL
Deputi ………….…………………/
Inspektur Utama
Kepala Biro/Kepala Pusat
………………………………………/
Inspektur Wilayah
………………/Jabatan Fungsional
Ahli Utama …………………………
Kepala Bagian/Kepala

jdih.kpu.go.id
- 105 -

Bidang/Koordinator/Jabatan
Fungsional Ahli Madya
…………………………………………..
Kepala Sub Bagian/Sub
Koordinator/Jabatan Fungsional
Ahli Muda ………………………

Catatan:
- Ditulis tangan oleh yang membubuhkan paraf terkait
nama jabatan/nomenklatur (Deputi, Kepala Biro,
Kepala Pusat, Inspektur Wilayah, Kepala
Bagian/Koordinator/Jabatan Fungsional Ahli Madya,
Kepala Subbagian/Sub Koordinator/Jabatan
Fungsional Ahli Muda).
- Ukuran stempel paraf hierarki yaitu panjang 8 cm dan
lebar 5 cm. Untuk KPU Provinsi dan KPU
Kabupaten/Kota menyesuaikan.

b. Pembubuhan Paraf Koordinasi


Naskah Dinas yang materinya saling berkaitan dan memerlukan
koordinasi antar unit kerja, maka pejabat yang berwenang dari
unit terkait ikut serta membubuhkan paraf pada kolom paraf
koordinasi.
Contoh Format Bentuk Kolom Paraf Koordinasi:
1) Kolom Paraf Koordinasi untuk Ketua KPU dengan Anggota
KPU dan Sekretariat Jenderal KPU:

PARAF KOORDINASI TANGGAL


Divisi Perencanaan, Keuangan,
Umum, Rumah Tangga, dan Logistik
Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih,
dan Partisipasi Masyarakat
Divisi Data dan Informasi
Divisi Sumber Daya Manusia,
Organisasi, Pendidikan dan Pelatihan,
dan Penelitian dan Pengembangan
Divisi Teknis Penyelenggaraan

jdih.kpu.go.id
- 106 -

Divisi Hukum dan Pengawasan


Sekretaris Jenderal

Catatan:
Ukuran stempel paraf koordinasi yaitu panjang 9,4 cm dan
lebar 3,9 cm. Untuk KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota
menyesuaikan.

2) Kolom Paraf Koordinasi untuk Ketua KPU Provinsi dengan


Anggota KPU Provinsi dan Sekretaris KPU Provinsi yang
berjumlah 7 (tujuh) orang:

PARAF KOORDINASI TANGGAL


Divisi Keuangan, Umum, dan Rumah
Tangga
Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih,
dan Partisipasi Masyarakat
Divisi Data dan Informasi
Divisi Perencanaan dan Logistik
Divisi Teknis Penyelenggaraan
Divisi Hukum dan Pengawasan
Divisi Sumber Daya Manusia,
Penelitian, dan Pengembangan
Sekretaris

3) Kolom Paraf Koordinasi untuk Ketua KPU Provinsi dengan


Anggota KPU Provinsi dan Sekretaris KPU Provinsi yang
berjumlah 5 (lima) orang:

PARAF KOORDINASI TANGGAL


Divisi Keuangan, Umum, Rumah
Tangga, dan Logistik
Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih,
Partisipasi Masyarakat, dan Sumber
Daya Manusia
Divisi Perencanaan, Data, dan
Informasi

jdih.kpu.go.id
- 107 -

Divisi Teknis Penyelenggaraan


Divisi Hukum dan Pengawasan
Sekretaris

4) Kolom Paraf Koordinasi untuk Ketua KPU Kabupaten/Kota


dengan Anggota KPU Kabupaten/Kota dan Sekretariat KPU
Kabupaten/Kota:

PARAF KOORDINASI TANGGAL


Divisi Keuangan, Umum, Rumah
Tangga, dan Logistik
Divisi Sosialisasi, Pendidikan Pemilih,
Partisipasi Masyarakat, dan Sumber
Daya Manusia
Divisi Perencanaan, Data, dan
Informasi
Divisi Teknis Penyelenggaraan
Divisi Hukum dan Pengawasan
Sekretaris

5) Kolom Paraf Koordinasi Sekretariat Jenderal KPU:


PARAF KOORDINASI TANGGAL
Deputi Bidang Administrasi
Deputi Bidang Dukungan Teknis
Inspektur Utama

Catatan:
- Paraf koordinasi pada angka 5) secara manual dapat
dilakukan apabila substansi isi naskah dinas
memerlukan tindak lanjut kebijakan pimpinan antar
eselon 1b dibawahnya.
- Ukuran stempel paraf koordinasi yaitu panjang 8 cm
dan lebar 3,5 cm. Untuk Sekretariat KPU Provinsi dan
Sekretariat KPU Kabupaten/Kota menyesuaikan.

jdih.kpu.go.id
- 108 -

6) Kolom Paraf Koordinasi Sekretariat KPU Provinsi:


PARAF KOORDINASI TANGGAL
Kepala Bagian/Koordinator/Jabatan
Fungsional Ahli Madya…………………
Kepala Sub Bagian/Sub Koordinator/
Jabatan Fungsional Ahli Muda
……………………………………….

Keterangan:
Kolom paraf koordinasi Sekretariat KPU Provinsi dapat
ditambah sesuai dengan kebutuhan.

7) Kolom Paraf Koordinasi Sekretariat KPU Kabupaten/Kota:


PARAF KOORDINASI TANGGAL
Kepala Sub Bagian/Sub
Koordinator/Jabatan Fungsional Ahli
Muda ……………………………………….

Keterangan:
Kolom paraf koordinasi Sekretariat KPU Kabupaten/Kota
dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan.

2. Ruang Tanda Tangan


Ruang tanda tangan merupakan tempat pada bagian kaki Naskah
Dinas yang memuat nama jabatan (misalnya: Ketua KPU dan
Sekretaris Jenderal KPU) yang dirangkaikan dengan nama instansi
(KPU). Ruang tanda tangan disusun dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. ruang tanda tangan ditempatkan di sebelah kanan bawah
setelah baris kalimat terakhir;
b. nama jabatan diletakkan pada baris pertama dengan
menggunakan huruf kapital dan tidak disingkat;
c. ruang tanda tangan sekurang-kurangnya 2 (dua) spasi atau
disesuaikan;
d. nama pejabat yang menandatangani Naskah Dinas yang bersifat
mengatur, dan Naskah Dinas Keputusan ditulis dengan huruf
kapital, dan nama pejabat yang menandatangani Naskah Dinas

jdih.kpu.go.id
- 109 -

yang bersifat tidak mengatur ditulis dengan huruf awal kapital;


dan
e. jarak ruang antara tanda tangan dan tepi kanan kertas adalah 3
cm sedangkan untuk tepi kiri disesuaikan dengan baris
terpanjang.
3. Cap
a. Ketentuan Penggunaan Cap
Cap dinas adalah tanda pengenal resmi KPU, KPU Provinsi, dan
KPU Kabupaten/Kota yang digunakan sebagai tanda
pengesahan Naskah Dinas KPU, KPU Provinsi, dan KPU
Kabupaten/Kota.
b. Jenis Cap Dinas
Cap dinas, terdiri atas:
1) cap KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota; dan
2) cap kesekretariatan KPU, KPU Provinsi, dan KPU
Kabupaten/Kota.
c. Tata Cara Pemakaian Cap Dinas
1) Cap KPU, KPU Provinsi atau KPU Kabupaten/Kota adalah
cap yang bertuliskan “Komisi Pemilihan Umum Republik
Indonesia”, “Komisi Pemilihan Umum Provinsi”, dan “Komisi
Pemilihan Umum Kabupaten/Kota”, yang digunakan untuk
menyertai tanda tangan Ketua KPU, Ketua KPU Provinsi,
dan Ketua KPU Kabupaten/Kota, dengan menggunakan
tinta cap warna biru atau ungu.
2) Cap Kesekretariatan
a) cap Sekretariat Jenderal KPU untuk menyertai tanda
tangan Sekretaris Jenderal KPU atau pejabat di
Sekretariat Jenderal KPU yang karena tugas dan
fungsinya mempunyai wewenang untuk menggunakan
cap Sekretariat Jenderal KPU, dengan menggunakan
tinta cap warna biru atau ungu;
b) cap Sekretariat KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota
untuk menyertai tanda tangan Sekretaris KPU Provinsi
atau KPU Kabupaten/Kota dan pejabat Sekretariat
KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota yang karena
tugas dan fungsinya mempunyai wewenang untuk
menggunakan cap Sekretariat KPU Provinsi dan KPU

jdih.kpu.go.id
- 110 -

Kabupaten/Kota, dengan menggunakan tinta cap


warna biru atau ungu;
c) wewenang penyimpanan dan penggunaan cap KPU,
KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota dilaksanakan
dengan ketentuan:
(1) cap Sekretariat Jenderal KPU oleh Bagian yang
menangani persuratan dan tata usaha pada Biro
yang memiliki tugas dan fungsi di bidang umum
di lingkungan Sekretariat Jenderal KPU;
(2) cap Sekretariat KPU Provinsi oleh Sub Bagian
yang menangani persuratan dan tata usaha pada
Bagian yang memiliki tugas dan fungsi di bidang
umum pada Sekretariat KPU Provinsi; dan
(3) cap Sekretariat KPU Kabupaten/Kota oleh Sub
Bagian yang menangani persuratan dan tata
usaha pada Sekretariat KPU Kabupaten/Kota.
d. Tata Cara Pembuatan Cap Dinas
1) Cap Dinas KPU, KPU Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota
dibuat sedemikian rupa dengan mengutamakan asas
keamanan.
2) Untuk memenuhi asas keamanan, cap dinas KPU, KPU
Provinsi, dan KPU Kabupaten/Kota pada cap dinas diberi
kode tertentu yang selalu diubah paling lama setiap 6
(enam) bulan sekali, dan cap dinas KPU, KPU Provinsi, dan
KPU Kabupaten/Kota dengan kode lama dimusnahkan.
e. Bentuk, Ukuran, dan Isi Cap Dinas
1) KPU
Keterangan:
a) garis tengah lingkaran luar: 37 mm;
b) garis tengah lingkaran luar bagian
dalam: 35 mm;
c) garis tengah lingkaran dalam: 25 mm;
d) antara garis lingkaran luar bagian dalam
dengan garis lingkaran dalam, pada
bagian atas diberi tulisan “Komisi
Pemilihan Umum Republik Indonesia”
dengan huruf kapital melingkar simetris;
e) antara garis lingkaran luar bagian dalam

jdih.kpu.go.id
- 111 -

dengan garis lingkaran dalam pada


bagian bawah diberi tanda bintang
simetris; dan
f) pada lingkaran dalam diberi lambang
Garuda.

2) Sekretariat Jenderal KPU


Keterangan:
a) garis tengah lingkaran luar: 37 mm;
b) garis tengah lingkaran luar bagian dalam:
35 mm;
c) garis tengah lingkaran dalam: 25 mm;
d) antara garis lingkaran luar bagian dalam
dengan garis lingkaran dalam, pada
bagian atas diberi tulisan “Sekretariat
Jenderal” dengan huruf kapital melingkar
simetris;
e) antara garis lingkaran luar bagian dalam
dengan garis lingkaran dalam pada
bagian bawah diberi tanda bintang
simetris; dan
f) pada lingkaran dalam diberi logo KPU.

3) KPU Provinsi
Keterangan:
a) bentuk: Lingkaran luar 37 mm, lingkaran
luar bagian dalam 35mm, lingkaran
dalam 25 mm, lebar 2 (dua) garis sejajar
simetris di dalam lingkaran dalam 7 mm;
b) antara lingkaran luar bagian dalam
dengan lingkaran dalam, ditulis kalimat
“Komisi Pemilihan Umum Provinsi”
dengan huruf kapital melingkar simetris;
c) gambar bintang segi lima diletakkan
vertikal di bawah, antara kata “Komisi”
dan nama provinsi; dan
d) pada lingkaran dalam dibuat garis
sejajar, dan ditulis nama provinsi yang

jdih.kpu.go.id
- 112 -

bersangkutan dengan menggunakan


huruf kapital.

4) Sekretariat KPU Provinsi


Keterangan:
a) bentuk: Lingkaran luar 37 mm,
lingkaran luar bagian dalam 35mm,
lingkaran dalam 25 mm, lebar 2 (dua)
garis sejajar simetris di dalam lingkaran
dalam 7 mm;
b) antara lingkaran luar bagian dalam
dengan lingkaran dalam, ditulis kalimat
“Komisi Pemilihan Umum Provinsi”
dengan menggunakan huruf kapital
melingkar simetris;
c) ...... (titik-titik dalam lingkaran di isi
nama provinsi);
d) gambar bintang segi lima diletakkan
vertikal di bawah, antara kata Komisi
dan nama provinsi; dan
e) di dalam lingkaran dalam dibuat garis
sejajar, dan ditulis kata Sekretariat
dengan menggunakan huruf kapital.

jdih.kpu.go.id
- 113 -

5) KPU Kabupaten/Kota
Keterangan:
a) bentuk: Lingkaran luar 37 mm,
lingkaran luar bagian dalam 35 mm,
lingkaran dalam 25 mm, lebar 2 (dua)
garis sejajar simetris di dalam lingkaran
dalam 7 mm;
b) antara lingkaran luar bagian dalam
dengan lingkaran dalam, ditulis kalimat
“Komisi Pemilihan Umum
Kabupaten/Kota” dengan menggunakan
huruf kapital melingkar simetris;
c) gambar bintang segi lima diletakkan
vertikal di bawah, antara kata Komisi
dan nama kabupaten/kota; dan
d) di dalam lingkaran dalam dibuat garis
sejajar, dan ditulis nama
kabupaten/kota yang bersangkutan
dengan menggunakan huruf kapital.

jdih.kpu.go.id
- 114 -

6) Sekretariat KPU Kabupaten/Kota


Keterangan:
a) bentuk: Lingkaran luar 37 mm, lingkaran
luar bagian dalam 35 mm, lingkaran
dalam 25 mm, lebar 2 (dua) garis sejajar
simetris di dalam lingkaran dalam 7 mm;
b) antara lingkaran luar bagian dalam
dengan lingkaran dalam, ditulis kalimat
“Komisi Pemilihan Umum
Kabupaten/Kota” dengan menggunakan
huruf kapital melingkar simetris;
c) ......(titik-titik dalam lingkaran di isi nama
kabupaten/kota);
d) gambar bintang segi lima diletakkan
vertikal di bawah, antara kata Komisi dan
nama kabupaten/kota; dan
e) di dalam lingkaran dalam dibuat garis
sejajar, dan ditulis kata Sekretariat
dengan menggunakan huruf kapital.

f. Kode Cap Dinas


1) Untuk menjaga kerahasiaan cap dinas KPU, KPU Provinsi,
dan KPU Kabupaten/Kota serta cap Sekretariat Jenderal
KPU, Sekretariat KPU Provinsi, dan Sekretariat KPU
Kabupaten/Kota terhadap cap dinas tersebut dibubuhi
kode tertentu yang diadakan perubahan paling lama setiap
6 (enam) bulan sekali.
2) Ketentuan kode tertentu sebagaimana dimaksud pada
angka 1) hanya diketahui oleh Kepala Biro yang memiliki
tugas dan fungsi di bidang kearsipan dan persuratan KPU,
Kepala Bagian memiliki tugas dan fungsi di bidang
kearsipan dan persuratan KPU Provinsi, dan Sub Bagian
memiliki tugas dan fungsi di bidang kearsipan dan
persuratan KPU Kabupaten/Kota.
3) Apabila terdapat adanya penyimpangan atau pemalsuan
cap dinas sebelum jangka waktu sebagaimana dimaksud
pada angka 1), Kepala Biro yang memiliki tugas dan fungsi

jdih.kpu.go.id
- 115 -

di bidang kearsipan dan persuratan KPU, Kepala Bagian


memiliki tugas dan fungsi di bidang kearsipan dan
persuratan KPU Provinsi, dan Sub Bagian memiliki tugas
dan fungsi di bidang kearsipan dan persuratan KPU
Kabupaten/Kota, memerintahkan untuk segera mengganti
cap dinas tersebut dengan kode yang diperbaharui.

jdih.kpu.go.id
- 116 -

BAB IV
PENGAMANAN NASKAH DINAS

Pengamanan Naskah Dinas menggunakan Watermarks atau Microtext


1. Watermarks
Watermarks merupakan gambar dikenali atau pola pada kertas yang
muncul lebih terang atau lebih gelap dari sekitar kertas yang harus dilihat
dengan cahaya dari belakang kertas, karena variasi kerapatan kertas.
Contoh Watermarks:

2. Microtext
Microtext merupakan suatu teknik security printing yang memakai elemen
pengaman yang tersembunyi terdiri dari teks dengan ukuran sangat kecil
sehingga secara kasat mata akan tampak seperti suatu garis. Perlu
bantuan lensa pembesar untuk melihat teks ini.
Contoh Microtext:

jdih.kpu.go.id
- 117 -

BAB V
KEWENANGAN PENANDATANGANAN

A. Penggunaan Garis Kewenangan


Pimpinan lembaga bertanggung jawab atas segala kegiatan yang
dilakukan di dalam organisasi atau lembaganya. Tanggung jawab tersebut
tidak dapat dilimpahkan atau diserahkan kepada seseorang yang bukan
pejabat berwenang. Garis kewenangan digunakan jika surat dinas
ditandatangani oleh pejabat yang mendapat pelimpahan dari pejabat yang
berwenang.

B. Atas Nama, Untuk Beliau, Pelaksana Tugas, dan Pelaksana Harian


Penandatanganan Naskah Dinas yang menggunakan garis
kewenangan dapat dilaksanakan dengan menggunakan empat cara,
yaituAtas Nama (a.n.), Untuk Beliau (u.b.), Pelaksana Tugas (Plt.), atau
Pelaksana Harian (Plh.), dengan format sebagai berikut:
1. Atas Nama (a.n.)
Format Atas Nama (a.n.):
a.n. Ketua Komisi Pemilihan Umum
Republik Indonesia,
Ketua Divisi ……………….,

ttd.

Nama Lengkap Tanpa Gelar

2. Untuk Beliau (u.b.)


Format Untuk Beliau (u.b.):
a.n Sekretaris Jenderal Komisi Pemilihan Umum
Republik Indonesia,
Deputi/Inspektur Utama ……………….,
u.b. Kepala Biro/ Kepala Pusat/Inspektur Wilayah,

ttd.

NAMA LENGKAP TANPA GELAR

jdih.kpu.go.id
- 118 -

3. Pelaksana Tugas (Plt.)


Format Pelaksana Tugas (Plt.):
Plt. Sekretaris Jenderal
Komisi Pemilihan Umum
Republik Indonesia,

ttd.

Nama Lengkap Tanpa Gelar

4. Pelaksana Harian (Plh.)


Format Pelaksana harian (Plh.)
Plh. Sekretaris Jenderal
Komisi Pemilihan Umum
Republik Indonesia,

ttd.

Nama Lengkap Tanpa Gelar

jdih.kpu.go.id
C. Matriks Kewenangan Penandatanganan Naskah Dinas
a) Matriks Kewenangan Penandatanganan Naskah Dinas pada KPU
KPU

Jenis Naskah Dinas Golongan


Deputi/ Karo/Itwil/ Kabag dan
Ketua Anggota Sekjen Jabatan Pelaksana
Irtama Kapus Kasubag
Fungsional

A. NASKAH DINAS ARAHAN


1. Naskah Dinas Pengaturan
a. Peraturan ✓
b. Instruksi ✓ ✓
c. Surat Edaran ✓ ✓
d. SOP ✓ ✓ ✓ ✓
2. Naskah Dinas Penetapan
a. Keputusan ✓ ✓
3. Naskah Dinas Penugasan
a. Surat Perintah ✓ ✓ ✓ ✓
b. Surat Tugas ✓ ✓ ✓ ✓
B. NASKAH DINAS KORESPONDENSI

1. Naskah Dinas Korespondensi Intern

a. Nota Dinas ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
b. Memorandum ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
c. Disposisi ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
2. Surat Dinas ✓ ✓ ✓ ✓
3. Surat Undangan ✓ ✓ ✓ ✓
C. NASKAH DINAS KHUSUS

jdih.kpu.go.id
- 120 -

KPU

Jenis Naskah Dinas Golongan


Deputi/ Karo/Itwil/ Kabag dan
Ketua Anggota Sekjen Jabatan Pelaksana
Irtama Kapus Kasubag
Fungsional

1. Nota Kesepahaman ✓
2. Surat Perjanjian ✓ ✓
3. Surat Kuasa ✓ ✓ ✓
4. Berita Acara ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
5. Surat Keterangan ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
6. Surat Pengantar ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
7. Pengumuman ✓ ✓ ✓ ✓
8. Surat Panggilan ✓ ✓ ✓ ✓
9. Rekomendasi ✓ ✓ ✓
10 Surat Peringatan ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
11. Laporan ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
12. Telaah ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
13. Notula ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓

jdih.kpu.go.id
- 121 -

b) Matriks Kewenangan Penandatanganan Naskah Dinas pada KPU Provinsi


KPU PROVINSI
Golongan
Jenis Naskah Dinas Kabag dan
Ketua Anggota Sekretaris Jabatan Pelaksana
Kasubag
Fungsional

A. NASKAH DINAS ARAHAN


1. Naskah Dinas Pengaturan
a. Peraturan
b. Instruksi ✓ ✓
c. Surat Edaran ✓ ✓
d. SOP ✓ ✓
2. Naskah Dinas Penetapan
a. Keputusan ✓ ✓
3. Naskah Dinas Penugasan
a. Surat Perintah ✓ ✓
b. Surat Tugas ✓ ✓
B. NASKAH DINAS KORESPONDENSI
1. Naskah Dinas Korespondensi Intern
a. Nota Dinas ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
b. Memorandum ✓ ✓ ✓
c. Disposisi ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
2. Surat Dinas ✓ ✓
3. Surat Undangan ✓ ✓
C. NASKAH DINAS KHUSUS

jdih.kpu.go.id
- 122 -

KPU PROVINSI
Golongan
Jenis Naskah Dinas Kabag dan
Ketua Anggota Sekretaris Jabatan Pelaksana
Kasubag
Fungsional

1. Nota Kesepahaman ✓
2. Surat Perjanjian ✓ ✓
3. Surat Kuasa ✓ ✓
4. Berita Acara ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
5. Surat Keterangan ✓ ✓ ✓ ✓
6. Surat Pengantar ✓ ✓ ✓
7. Pengumuman ✓ ✓
8. Surat Panggilan ✓ ✓
9. Rekomendasi ✓ ✓
10. Surat Peringatan ✓ ✓ ✓
11. Laporan ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
12. Telaah ✓ ✓ ✓ ✓
13. Notula ✓ ✓ ✓ ✓

jdih.kpu.go.id
- 123 -

c) Matriks Kewenangan Penandatanganan Naskah Dinas pada KPU Kabupaten/Kota


KPU KABUPATEN/KOTA

Jenis Naskah Dinas Golongan


Ketua Anggota Sekretaris Kasubag Jabatan Pelaksana
Fungsional
A. NASKAH DINAS ARAHAN
1. Naskah Dinas Pengaturan
a. aPeraturan
b. bInstruksi ✓ ✓
c. c Surat Edaran ✓ ✓
d. dSOP ✓ ✓
2. Naskah Dinas Penetapan
a. aKeputusan ✓ ✓

3. Naskah Dinas Penugasan


a. Surat Perintah ✓ ✓
b. Surat Tugas ✓ ✓
B. NASKAH DINAS KORESPONDENSI
1. Naskah Dinas Korespondensi Intern

a. aNota Dinas ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
b. MMemorandum ✓ ✓ ✓
c. bDisposisi ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
2. Surat Dinas ✓ ✓
3. Surat Undangan ✓ ✓
C. NASKAH DINAS KHUSUS

jdih.kpu.go.id
- 124 -

KPU KABUPATEN/KOTA

Jenis Naskah Dinas Golongan


Ketua Anggota Sekretaris Kasubag Jabatan Pelaksana
Fungsional
1. Nota Kesepahaman ✓
2. Surat Perjanjian ✓ ✓
3. Surat Kuasa ✓ ✓
4. Berita Acara ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
5. Surat Keterangan ✓ ✓ ✓ ✓
6. Surat Pengantar ✓ ✓
7. Pengumuman ✓ ✓
8. Surat Panggilan ✓ ✓
9. Rekomendasi ✓ ✓
10. Surat Peringatan ✓ ✓ ✓
11. Laporan ✓ ✓ ✓ ✓ ✓ ✓
12. Telaah ✓ ✓ ✓ ✓
13. Notula ✓ ✓ ✓ ✓

jdih.kpu.go.id
jdih.kpu.go.id

Anda mungkin juga menyukai