Anda di halaman 1dari 4

INJECTOR MECHANISM

1 2 3 4

5 6 7 8
URAIAN

1. Mendekati akhir langkah exhaust roller dari camfollower masih duduk pada permukaan lingkaran luar
cam, pada keadaan ini plunger injector assy (terdiri dari upper plunger, timing plunger dan lower
plunger) masih tertekan duduk pada cup injector.
2. Awal langkah intake roller camfollower mulai turun menuju permukaan lingkaran dalam cam, plunger
assy mulai naik.
Pada 440 ATDC awal langkah intake metering orifice mulai membuka, dan fuel mulai masuk ke-
cup injector.
Selagi roller turun menuju linkaran dalam cam, plunger assy pada saat sama terus naik, yang
akhirnya lower plunger berhenti pada posisi full retract dimana retainer dari spring lower plunger
tertahan oleh ujung barrel dari timing plunger.
Jika camfollower terus bergerak menuju lingkaran dalam cam, timing plunger terpisah dari lower
plunger yang terus naik mengikuti pergerakan upper plunger karena ada gaya dari bias spring
dan return spring. Bila upper plunger naik cukup jauh, upper plunger membuka metering port
untuk timing, dan fuel dengan tekanan tertentu mulai masuk kedalam chamber timing didalam
injector. dan timing plunger mulai terpisah dengan upper plunger.
3. Pada saat perpindahan dari langkah intake kelangkah compression camfollower mulai berada pada
titik permukaan terendah (bergerak pada lingkaran dalam cam), upper plunger berada pada posisi full
retract, sampai kira-kira 620 BTDC.
4. Setelah titik 620 BTDC, camfollower muali naik menuju permukaan lingkaran luar cam, dan dalam
waktu bersamaan upper plunger mulai turun, dan selanjutnya menutup metering port dari timing
chamber, dan metering fuel untuk timing berakhir, sekarang fuel ter-trap diantara upper plunger dan
timing plunger. Besar jarak pemisahan ini ditentukan dengan jumlah oli diantaranya yang propotional
dengan tekanan fuel didalam timing rail dan bias spring (P.A = k.X, dimana P= tekanan fuel timing
rail, A=luas permukaan timing plunger, k=konstanta bias spring, X=simpangan bias spring), dan
menentukan timing injection. Perubahan jarak pemisah akan menentukan perubahan dalam timing
injection. Jarak pemisah antara upper dan timing plunger mengvariasikan advance timing antara 2mm
(minimum) sampai 9mm (maximum).
5. Fuel yang ter-trap membentuk suatu hydraulic yang solid antara upper plunger dan timing plunger.
Bila camfollower terus bergerak naik menuju lingkaran luar dari cam, timing plunger akhirnya mulai
menyentuh lower plunger, dan seterusnya ketiga plunger dan oli pemisah bergerak turun bersamaan.
6. Pada langkah compression 280 BTDC, lower plunger mulai menutup metering orifice, dan selanjutnya
metering fuel kedalam cup berakhir. Waktu antara metering orifice terbuka dan tertutup menentukan
volume fuel yang ter-trap yang akan diinjeksikan ke combustion chamber.
7. Kecepatan turun plunger bertambah selagi follower terus menysuri camlobe dari camshaft, dan pada
230 BTDC, fuel yang ter-trap mulai diinjeksikan, dengan tekanan injeksi didalam cup dapat mencapai
172,000 kPa.
8. Injeksi fuel berakhir pada 180 ATDC awal langkah power, dimana camfolllower mulai tepat duduk pada
lingkaran luar cam.Langkah dari lower plunger untuk setiap cycle adalah 10.5 mm. Dan selanjutnya,
dalam waktu bersamaan permukaan timing plunger segaris (align) dengan groove pada barrel,
membuka spill port (lobang drain), dan fuel yang ter-trap antara upper plunger dan timing plunger
tergencet kesaluran drain, sampai upper plunger kontak dengan timing plunger.Juga alur menyudut
pada lower plunger ketika akhir injeksi berhubungan dengan fuel yang ter-trap didalam nozzle (seat)
dan membebaskan fuel sisa yang ter-trap kesaluran drain, sehingga lower pluger menjadi duduk
sempurna pada akhir injeksi, alur yang menyudut tadi dinamakan trapped volume spill (TVS).
Sekarang ketiga plunger kontak bersamaan menjadi suatu kesatuan duduk menyentuh cup sampai
awal langkah intake.

Note:

 Ketika fuel keluar dari timing chamber tekanannya dikontrol oleh ring valve. Tekanan ini
diperlukan untuk mencegah lower plunger naik lagi sebelum terjadi mechanical contact antara
lower plunger, timing plunger dan upper plunger.
 Timing plunger dan upper plunger masing-masing mempunyai diameter 15 mm, sedangkan
lower plunger berdiameter 12 mm. Dengan perbedaan diameter ini, ketika injeksi berlangsung
tekanan didalam timing chamber kira-kira 60% dari tekanan injeksi. Tekanan injeksi dapat
mencapai 172,000 kPa, sedangkan tekanan didalam timing chamber hanya 104,000 kPa.
Ratio reduksi ini diamksudkan untukmengurangi “stress” dan keausan yang berlebihan pada
part yang berhubungan untuk menggerakan injector.
 Tekanan fuel didalam metering rail 14 kPa pada low rpm, dan 1379 kPa pada high rpm.
RELATED PARTS UNTUK MEKANISME INJECTOR

1 2 3 4

10

1. Injector
2. Rocker Arm
3. Screw adjustment
4. Lock nut
5. Pushrod
6, 7, 8, 9 Camfollower
assy
10. Camshaft

Anda mungkin juga menyukai