Model Perubahan Jumlah Air Dan Nutrisi Pada Makhluk Hidup Dengan Menggunakan Persamaan Diferensial
Model Perubahan Jumlah Air Dan Nutrisi Pada Makhluk Hidup Dengan Menggunakan Persamaan Diferensial
SKRIPSI
OLEH
SAICHUL ACHIYAT NIM. 01510013
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
MALANG
2008
MODEL PERUBAHAN JUMLAH AIR DAN NUTRISI
PADA MAKHLUK HIDUP DENGAN MENGGUNAKAN
PERSAMAAN DIFERENSIAL
SKRIPSI
OLEH
SAICHUL ACHIYAT NIM. 01510013
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MALANG
MALANG
2008
HALAMAN
SKRIPSI
OLEH
SAICHUL ACHIYAT NIM. 01510013
Mengetahui,
Ketua Jurusan Matematika
tetap terlimpahkan kepada Rasulullah SAW. yang telah membawa kita dari alam
(UIN) Malang dan sebagai wujud serta partisipasi penulis dalam mengembangkan
kuliah.
pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penulisan Skripsi ini,
baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, perkenankan
1. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo selaku Rektor Universitas Islam Negeri
(UIN) Malang
2. Bapak Prof. Drs. Sutiman B. Sumitro, SU., D.Sc. selaku Dekan Fakultas Sains
v
3. Ibu Sri Harini, M.Si. selaku Ketua Jurusan Matematika Universitas Islam
telah banyak memberikan ilmu kepada penulis sejak berada di bangku kuliah
6. Semua pihak yang telah membantu terselesainya Skripsi ini, yang tidak bisa
semua. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa di dunia ini tidak ada yang
sempurna. Begitu juga dalam penulisan Skripsi ini, yang tidak luput dari
kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, dengan segala ketulusan dan
kerendahan hati penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat
Penulis,
vi
ABSTRA
Achiyat, Saichul. 2008. Model Perubahan Jumlah Air dan Nutrisi Pada Makhluk
Hidup Dengan Menggunakan Persamaan Diferensial. Skripsi, Jurusan
Matematika, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri
(UIN) Malang.
Pembimbing: Usman Pagalay, M.Si.
Kata kunci: Model, Air dan Nutrisi Pada Makhluk Hidup, Persamaan Diferensial
dN N2 N1
r2 N (1
K 2 2 K2 )
2
dt 2
di mana N1(t) yang menunjukkan jumlah air pada saat t, N2(t) menunjukkan
jumlah nutrisi pada saat t, r1 menunjukkan laju peningkatan pada Air, r2
menunjukkan laju peningkatan pada Nutrisi, t menunjukkan waktu, 21
menunjukkan proporsional ukkuran air dan
12 menunjukkannutrisi,
proporsional ukuran nutrisi dan air, K1, menunjukkan Carrying Capacity atau
kapasitas untuk air, K2, menunjukkan Carrying Capacity atau kapasitas untuk
Nutrisi. 2) Kesetimbangan jumlah air dan nutrisi pada makhluk hidup diperoleh
pada saat: a) Untuk Air; Jika 0, 2 = 200 40 r1
0, 005 ,
r1 0, K1 maka
0, 5 K1
2
005
0, 0075 7, 5 75 3
Jika 1, maka r11 0, 0075 ; b) Untuk Nutrisi;
5 2
12
0, 005 5 50 2 K
1
Jika r 0, r2
42 0, 42 4200 maka 0, 0075 , Jika
K
56
2 2
0, 0075 75 K2
9 3
0,0045 45 0,6 maka r2 0,0045 .
21
21
0,0075 75 15 5 K
2
ABSTRA
vii
DAFTAR
HALAMAN JUDUL..........................................................................................i
HALAMAN PENGAJUAN...............................................................................ii
HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................iii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................iv
KATA PENGANTAR........................................................................................v
ABSTRAK..........................................................................................................vii
DAFTAR ISI.......................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................2
1.3 Tujuan Pembahasan........................................................................2
1.4 Batasan Masalah.............................................................................3
1.5 Manfaat Penulisan...........................................................................3
1.6 Metode Pembahasan.......................................................................3
1.7 Sistematika Pembahasan.................................................................4
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan....................................................................................30
4.2 Saran..............................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................32
LAMPIRAN........................................................................................................33
viii
BAB
PENDAHULUAN
Kontantinides), dalam pengertian yang lain nutrisi adalah jumlah dari seluruh
Gregar: 1985), dalam pengertian yang lain pula nutrisi adalah apa yang manusia
pertumbuhan dan pertahanan dari seluruh jaringan tubuh dan menormalkan fungsi
dari semua proses tubuh. Nutrisi adalah zat kimia organik dan anorganik yang
ditemukan dalam makanan dan diperoleh untuk penggunaan fungsi tubuh. Jenis-
jenis nitrisi di antaranya karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air.
dan dipecahkan. Salah satu cabang dari ilmu matematika yang populer adalah
persamaan diferensial.
Semua yang ada di alam ini ada ukurannya, ada hitung-hitungannya, ada
manusia tidak bisa membuat rumus sedikitpun mereka hanya menemukan rumus
atau persamaan. Penulis akan mengambil salah satu persamaan diferensial yang
1
2
dN1
N1
dt r (1 N2
K1 )
1
N1
K1 1
dN N2 N1
r N (1
K2 )
2 2
2
dt 2 K2
Persamaan Diferensial”.
dibahas, meliputi:
1. Bagaimanakah model perubahan jumlah air dan nutrisi pada makhluk hidup
adalah:
1. Mengetahui model perubahan jumlah air dan nutrisi pada makhluk hidup
penulisan skripsi ini, yaitu penulis mengkaji lebih dalam tentang persamaan
diferensial yang berkaitan dengan nutrisi dan air yang hanya mencakup dua
pada saat t, N 2 untuk jumlah nutrisi pada saat t, t adalah waktu, r 1 adalah laju
ukuran air dan nutrisi,12 adalah proporsional ukuran nutrisi dan air, K adalah
1
Carrying Capacity atau kapasitas untuk air, dan K 2 adalah Carrying Capacity atau
1. Bagi Penulis
2. Bagi Pembaca
yaitu mengkaji model perubahan jumlah air dan nutrisi pada makhluk hidup
dan nutrisi.
4
Dalam penulisan skripsi ini terdiri dari empat bab, adapun sistematikanya
Bab pertama, berisi tentang pendahuluan yang terdiri dari latar belakang,
Bab kedua, berisi kajian tentang nutrisi, kajian tentang air, persamaan
diferensial orde satu, aplikasi atau penerapan persamaan diferensial, dan model
matematika.
Bab ketiga, berisi tentang model perubahan jumlah air dan nutrisi pada
Bab keempat, berisi tentang penutup yang terdiri dari kesimpulan dan
saran.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
didapatkan dari makanan dan cairan yang selanjutnya diasimilasi oleh tubuh.
terhadap kesehatan dan penyakit, khususnya dalam menentukan diet yang optimal.
Pada masa lalu, penelitian mengenai nutrisi hanya terbatas pada pencegahan
penyakit kurang gizi dan menentukan kebutuhan standar kebutuhan dasar nutrisi
pada makhluk hidup. Angka kebutuhan nutrisi (zat gizi) dasar ini dikenal didunia
menunjukkan bahwa RDA belum mencukupi untuk menjaga fungsi optimal tubuh
menunjukkan bahwa akar dari penyakit kronis adalah sres oksidatif yang
dalam level yang optimal, dikenal dengan Optimal Daily Allowence (ODA),
membantu pencegahan penyakit kronis. Level optimal ini dapat dicapai bila
jumlah dan komposisi nutrisi yang digunakan tepat. Dalam penanganan penyakit,
dari pengobatan dan pada saat yang bersamaan mengatasi efek samping dari
5
6
pengobatan. Karena itu, nutrisi / gizi sangat erat kaitannya dengan kesehatan yang
optimal dan peningkatan kualitas hidup. Hasil ukur bisa dilakukan dengan metode
Jenis-jenis Nutrisi:
1. Karbohidrat
dan oksigen.
yang terdiri dari glukosa, fruktosa, dan galaktosa). Juga bisa berupa disakarida
molekul glukosa.
dapat dicerna oleh tubuh dengan sedikit atau tidak menghasilkan kalori tetapi
2. Lemak
Fungsi lemak :
- Perlindungan
7
3. Protein
Protein merupakan konstituen penting pada semua sel, jenis nutrien ini
berupa struktur nutrien kompleks yang terdiri dari asam-asam amino. Protein akan
Fungsi protein :
4. Vitamin
Vitamin adalah bahan organik yang tidak dapat dibentuk oleh tubuh dan
- Vitamin larut air yaitu vitamin B dan C ( tidak disimpan dalam tubuh jadi
Mineral merupakan unsur esensial bagi fungsi normal sebagian enzim, dan
konstituen esensial pada jaringan lunak, cairan dan rangka. Rangka mengandung
sebagian besar mineral. Tubuh tidak dapat mensintesis sehingga harus disediakan
lewat makanan.
air dan nutrisi. Variabel yang penulis ambil di antaranya adalah N1 jumlah air saat
r2 untuk pertumbuhan spesies 2, 21 untuk besaran ukuran air dan nutrisi,12 untuk
pengurangan massa tubuh, yang akan terjadi tanpa banyak mengurangi luas
permukaan tubuh. Hal ini menyebabkan lebih sukar untuk mengurangi kehilangan
panas secara langsung melalui kulit. Gangguan kehilangan panas yang sama
9
menyebabkan problem walaupun pasien yang lapar tidak panas. Seperti yang
Nazi; vitkim yang lapar terus mengeluh karena merasa dingin dan memakai
pakaian berat dan tebal pada waktu musim panas maupun musim dingin (Winick,
1979). Pada yang tidak ada kekurangan dan kelaparan, penghambatan demam
oleh faktor nutrisi terjadi sangat sering pada bayi yang sangat muda dan prematur,
pada yang sudah tua, dan pada pasien yang sangat lemah karena penyakit yang
seperti minum, pertanian, industri, perikanan dan rekreasi. Air meliputi 70% dari
permukaan bumi, tetapi dibanyak negara persediaan air terdapat dalam jumlah
yang terbatas. Bukan hanya jumlahnya yang penting, tetapi juga mutu air
diperlukan untuk penggunaan tertentu, seperti air yang cocok untuk kegunaan
industri atau untuk diminum. Oleh karena itu penanganan air tertentu biasanya
diperlukan untuk persediaan airyang didapat dari sumber dibawah tanah atau
air; tubuh manusia mengandung air kira-kira sebanyak 60%. Tubuh laki-laki
dewasa mengandung air kira-kira 40 liter. Kurang lebih sebanyak 15 liter terdapat
dalam cairan ekstraseluler atau diluar sel ( dalam plasma darah 3 liter dan dalam
cairan jaringan 12 liter). Tinggal yang 25 liter menyusun cairan intraseluler atau
1
cairan dalam sel yaitu cairan yang ditemukan dalam sel-sel.(P.M. Gnulam and
hidup. Akan tetapi tanpa air, tubuh hanya dapat bertahan hidup selama beberapa
hari saja. Tubuh yang berfungsi normal, akan mengalami kehilangan air yang
terus-menerus. Air tidak dapat disimpan didalam tubuh dan oleh karena itu perlu
suapan yang teratur. Air dibawah kedalam tubuh melalui makanan dan minuman.
Banyak makanan yang mengandung air dengan persentase yang tinggi. Beberapa
makanan yang karena struktur selnya nampak agak padat ternyata mengandung
sejumlah besar air, sebagai contoh sayuran dan buah-buahan.(P.M. Gnulam and
penting dalam matematika terapan, karena banyak hukum dan hubungan fisis
secara matamatis muncul dalam bentuk persamaan ini. Sebagai contoh dalam
fisika, persamaan diferensial dari hukum Newton II timbul karena gejala alam,
yang menerangkan bahwa massa kali percepatan dari suatu benda sama dengan
gaya luar yang bekerja pada benda tersebut. Jika kita asumsikan bahwa benda
diferensial m d 2 y
F
dt 2
1
dari fungsi yang tak diketahui y(t). Secara umum kita definisikan persamaan
Definisi 2.3.1
Persamaan diferensial adalah suatu persamaan yang memuat satu atau lebih
d2
y = -k2y + 2x
c.
dx
d4 d2
y y ) + sin y = 0
d.
dx 4 ( dx 2
dy y
e. cos ( ) tan 1 ( ) 1
dx x
f. e y y cos x
xx yy
fungsi yang tak diketahui y(x) bergantung hanya pada satu peubah x. Pada e
fungsi yang tak diketahui (x,y) bergantung lebih dari satu peubah, oleh karena
Definisi 2.3.2
Jenis turunan tertinggi yang tejadi dalam persamaan diferensial dinamakan orde
Pada contoh-contoh yang lalu, a mempunyai orde satu, b mempunyai orde dua, c
F(x,y,y’,y’’,...,yn ) = 0 (2.3.2.1)
Penulisan ini merupakan kasus khusus dari (2.3.2.1) apabila F suatu fungsi linier
Definisi 2.3.3
Contoh:
bukan linier.
1
Contoh:
Secara umum persamaan diferensial orde satu dan dua masing-masing berbentuk
dy dy
a0(x) a (x) (x) y F (x)
a
dx 1
dx 2
dan
d2y dy
a0(x) a (x) a (x) y F (x)
2
dx 1
dx
2
definisikan terlebih dahulu apakah selesaian dari suatu persamaan diferensial itu.
Definisi 2.4.1
Selesaian dari persamaan diferensial orde n pada suatu interval I adalah suatu
fungsi y = y(x) yang paling sedikit memiliki n kali turunan pada I dan memnuhi
Contoh:
Selesaian
Karena persamaan diferensial tersebut linier orde dua maka turunan pertama dan
kedua dari fungsi y(x) ada untuk semua x real. Oleh karena itu,
y’ = c1 cos x – c2 sin x
dan
real. Akan tetapi, tidak semuanya demikian, variabel bebasnya akan dibatasi
dy 1 ( y 1)
dx 2 x
akan tidak terdefinisi apabila x < 0, dan juga selesaiannya terdefinisi hanya untuk
y = ce x + 1, x > 0,
dimana c adalah suatu konstanta. (anda dapat memeriksa hal ini dengan
yaitu eksplisit dan implisit. Sebagaimana dalam contoh di atas, kita mudah
y = (x)
(x ,y) = 0
masalah yang akan dimodelkan. Sebagai contoh gerak dari suatu benda bermasa
bernilai positif, maka berdasarkan hukum Newton II, gerak benda ditentukan
d2
y mg,
m
dt 2
jadi
d2y
g
dt 2
dimana f(x,y) suatu fungsi yang diberikan. Secara analitis untuk menentukan
selesaian 3.4.1 kadang-kadang tidak mudah. Pada pembahasan ini akan dipelajari
teknik khusus yang akan memudahkan kita untuk menyelesaikan 2.6.1.1 apabila f
bentuk terintegralkan
1
d
g(x, y) F (x) 0
dx
untuk suatu fungsi g dan F yang sesuai. Apabila bentuk tersebut dapat diperoleh,
yaitu:
g(x,y) = F(x) + c
dy
x y 2x
dx x>0
dengan menggunakan hukum perkalian dari turunan ruas kiri dari persamaan
xy – x2 = c,
jadi,
y = x-1(c + x2)
persamaan 2.6.1.1 selalu dapat ditulis dalam bentuk (2.6.1.2) walaupun tidak
tunggal. Sebaliknya persamaan (2.6.1.2) dapat ditulis secara tunggal dalam bentuk
dy M (x, y)
dx N (x, y)
sebagai laju belajar, dalam kimia sebagai laju reduksi, dalam ekonomi sebagai laju
peubahan biaya hidup, dan dalam keuangan sebagai laju pertumbuhan investasi.
dipahami (Meyer, 1981: 2), sedangkan pemodelan matematika adalah suatu proses
PEMBAHASAN
3.1 Model Perubahan Jumlah Air dan Nutrisi Pada Makhluk Hidup
Dalam pembentukan model ini kita misalkan dua spesies untuk N 1 jumlah
air saat t dan N 2 jumlah nutrisi saat t. Diberikan system persamaan diferensial
yaitu :
dN1 N1
r1 (1 N2
dt
N1 K1 )
(3.1.1)
K1 1
dN N2 N1
r2 N (1
K2 )
2
2
dt 2 K2
Keterangan:
t = Waktu
pertama menjadi:
19
2
dN1
dt N1
r1 (1 )
K
N1
1
r 1 N1 N1 N2
(1 )0
K1
K1 1
K1 1
solusi jika N 0, maka : N ( N)
1 2 1
12 12
untuk nutrisi
N N1
r 2 N (1 )0
21
2 2
K2
K
2
K1 0, 005 5 K1
0,0075 7,5 75 3
12 1,5
0,005 5 50 2
r2 0, 42
r2
0, 0075
K2
0, 42 4200
K2 56
0, 0075 75
r2 21 0, 0045
K2
0, 0045 45 3
9 0, 6
21
0, 0075 75 15 5
2
dengan menggunakan program yang ada dalam komputer yaitu program maple
Gambar 1. Grafik y(t) terhadap x(t) dengan nilai awal x(0)=ek/24 dan y(0)=k/28 di
mana k = 0, 1, 2, 3, 4. K1 = 40, r1= 0,2 , 12 1,5 .K2 = 56, r2 = 0,42 ,
21 0,6
Gambar 2. Grafik y(t) terhadap t dengan nilai awal x(0)=ek/24 dan y(0)=k/28 di
mana k = 0, 1, 2, 3, 4. K1 = 40, r1= 0,2 , 12 1,5 .K2 = 56, r2 = 0,42 ,
21 0,6
2
Gambar 3. Grafik x(t) terhadap t dengan nilai awal x(0)=ek/24 dan y(0)=k/28 di
mana k = 0, 1, 2, 3, 4. K1 = 40, r1= 0,2 , 12 1,5 .K2 = 56, r2 = 0,42 ,
21 0,6
Gambar 4. Grafik x(t) terhadap y(t) dengan nilai awal x(0)=ek/24 dan y(0)=k/28 di
mana k = 0, 1, 2, 3, 4. K1 = 40, r1= 0,2 , 12 1,5 .K2 = 56, r2 = 0,42 ,
21 0,6
2
Gambar 5. Grafik y(t) terhadap t dengan nilai awal x(0)=ek/24 dan y(0)=k/28 di
mana k = 0, 1, 2, 3, 4. K1 = 40, r1= 0,2 , 12 1,5 .K2 = 56, r2 = 0,42 ,
21 0,6
Gambar 6. Grafik y(t) terhadap x(t) dengan nilai awal x(0)=ek/24 dan y(0)=k/28 di
mana k = 0, 1, 2, 3, 4. K1 = 40, r1= 0,2 , 12 1,5 .K2 = 56, r2 = 0,42 ,
21 0,6
2
.
Gambar 7. Grafik y(t) terhadap t dengan nilai awal x(0)=ek/24 dan y(0)=k/28 di
mana k = 0, 1, 2, 3, 4. K1 = 40, r1= 0,2 , 12 1,5 .K2 = 56, r2 = 0,42 ,
21 0,6
Gambar 8. Grafik x(t) terhadap t dengan nilai awal x(0)=ek/24 dan y(0)=k/28 di
mana k = 0, 1, 2, 3, 4. K1 = 40, r1= 0,2 , 12 1,5 .K2 = 56, r2 = 0,42 ,
21 0,6
2
Gambar 9. Grafik x(t) terhadap y(t) dengan nilai awal x(0)=ek/24 dan y(0)=k/28 di
mana k = 0, 1, 2, 3, 4. K1 = 40, r1= 0,2 , 12 1,5 .K2 = 56, r2 = 0,42 ,
21 0,6
Gambar 10. Grafik y(t) terhadap t dengan nilai awal x(0)=ek/24 dan y(0)=k/28 di
mana k = 0, 1, 2, 3, 4. K1 = 40, r1= 0,2 , 12 1,5 .K2 = 56, r2 = 0,42 ,
21 0,6
2
dN1
yang mungkin adalah: 0 dengan menghasilkan:
dt
N 1 0 atau N1 12 N2 K1
dN2
Untuk 0 maka N 0 atau N N K
2 21 1 2 2
dt
1. Keseimbangan ( N 1 , N 2 )
(0,0) menghubungkan antara air dan nutrisi
2. Keseimbangan ( N 1 , N 2 ) (k1
,0) menghubungkan antara air dan nutrisi pada
kapasitas k 1
3. Keseimbangan (N 1 , N 2 ) (0,
k2 ) menghubungkan antara air dan spesies pada
kapasitas k 2
N 1 12 N 2 K1
21 N1 N 2 K 2
Analisis dari persamaan yang stabil tersebut dapat ditentukan dengan komputer
2 r1 r r112
1r N 1 1 12 N N
K K1 2
Df(N1 , N 2 ) r 1 K1 1
r r
2 21 r 2 2
N 2 21 N 1
K 2 N 2 2
K2 2 K2
Dapat kita lihat persamaan yang terpisah, dan dapat disimpulkan bahwa:
dengan hasil:
2
Df(0,0) = r1 0
0 2r
r112
Df(K
r1 K
,0)
1 0 r (1
K1 2)
2 21
rdan
r (1 K1
)
1 1 2 2 21
K2
K 2 21 menghasilkan persamaan:
K2
r (1 0
Df(0,K 2 1 K1
)
r2 21 r2
di mana Df(0,K2) matrik triangular, maka dapat kita ketahui hasil nilai
nilai kesetimbangan:
N 1 12 N 2 K1
21 N1 N 2 K 2
N 1 12 N 2 K1
( 2112 1)N 2 21 K1 K 2
Di mana:
21K1 K 2
N
2 2112 1
dan N K
21K1 K 12 K 2 K1
2
1 1 12
2112 2112 1
1
Z 1 N1 dan Z2 N2 N2
N1
dZ1 dN1
dan dZ2 dN2
dt dt dt dt
Z 1 N1 untuk Ndan
3
Z 2 N2
3
dZ1
Menghasilkan: Z 1 N1
dt r Z2N
1 N1 )(1
2
(Z1 K1
K1 1
= r 1 (Z 2 N2 N1 Z2 Z1
N )(1 2
K2 2 )
2
K2 2 K2
K
Analisis matrik jakobi pada system persamaan diferensial 3.1.1 di atas pada
dZ1 1r
(Z N )(Z Z )
dt K 11112 2
1
dZ 0 r2 (Z N )(Z Z )
22221 1
dt K2
r1 N r112 N
K 1 K11
J (0,0)= 1
r 2 21 r2
K N 2 N2
2 K2
tr(J( 0,0 ) ) = r1 N1 r2 N 2
K1K 2
r1r2
det (J (0,0) ) = N12N (1 12 21 )
1 2 KK
untuk persamaan non trivial (N1, N2), di mana N1>0 dan N2>0, maka
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Model jumlah air dan nutrisi pada makhluk hidup dirumuskan sebagai berikut:
dN1 N1
(1 N2
dt r1 K1 )
N1
K1 1
dN N2 N1
r N (1
K2 )
2 2
2
dt 2 K2
di mana N1(t) yang menunjukkan jumlah air pada saat t, N2(t) menunjukkan
proporsional ukuran nutrisi dan air, K1, menunjukkan Carrying Capacity atau
kapasitas untuk air, K2, menunjukkan Carrying Capacity atau kapasitas untuk
Nutrisi.
2. Kesetimbangan jumlah air dan nutrisi pada makhluk hidup diperoleh pada
saat:
a. Untuk Air
0, 2 = 200 40 r1
0, 005
Jika r1 0, K1 maka
0, 5 K1
2 005
0, 0075 7, 5 75 3
Jika 1, 5 r11 0, 0075
maka 2
12
0, 005 5 50 2 K
1
b. Untuk Nutrisi
Jika r r2
0, 42 K 0, 4200 maka 0, 0075
42 56
2 2
0, 0075 75 K
2
Jika
0,0045 45 3 0,0045
9 0,6 maka r2 21
21
0,0075 75 15 5 K2
30
31
4.2 Saran
membenarkan yang salah atau membahas lagi yang belum terlengkapi dan
Purcell, Edwin J. dan Varberg, Dale. 1987. Kalkulus dan Geometri Analitis Jilid I.
Terjemahan oleh I Nyoman Susila, Bana Kartasasmita, dan Rawuh. 1999.
Jakarta: Erlangga.
32
3
> restart;
> dx:=0.2*x-0.005*x^2-0.0075*y*x;
dx := 0.2 x 0.005 x2 0.0075 y x
> dy:=0.42*y-0.0075*y^2-0.0045*y*x;
dy := 0.42 y 0.0075 y2 0.0045 y x
> fixedpoint:=solve({dx,dy},{x,y});
fixedpoint := { x 0., y 0.}, { x 0., y 56.}, { y 0., x 40.}, { y 320., x -440.}
> fix1:=fixedpoint[1];fix2:=fixedpoint[2];
fix1 := { x 0., y 0.}
fix2 := { x 0., y 56.}
> with (plots):with (linalg):
> jac:=jacobian([dx,dy],[x,y]);
0.2 0.010 x 0.0075 y 0.0075 x
jac :=
0.0045 y
0.42 0.0150 y 0.0045 x
>
jac1:=subs(fix1,evalm(jac));eigenvals(jac1);jac2:=subs( fix2
,evalm(jac));eigenvals(jac2);
0.2 -0.
jac1 := -0. 0.42
0.2000000000, 0.4200000000
-0.2200 -0.
jac2 :=
-0.2520 -0.4200
-0.4200000000, -0.2200000000
> restart;
> dx:=0.3*x-0.0035*x^2-0.005*y*x;
dx := 0.3 x 0.0035 x2 0.005 y x
> dy:=0.2*y-0.0025*y^2-0.004*y*x;
dy := 0.2 y 0.0025 y2 0.004 y x
> fixedpoint:=solve({dx,dy},{x,y});
fixedpoint := { y 0., x 0. }, { x 0., y 80. }, { y 0., x 85.71428571 },
{ x 22.22222222, y 44.44444444 }
> fix1:=fixedpoint[1];fix2:=fixedpoint[2];
fix1 := { y 0., x 0.}
fix2 := { x 0., y 80.}
> with (plots):with (linalg):
3
> jac:=jacobian([dx,dy],[x,y]);
0.3 0.0070 x 0.005 y 0.005 x
jac :=
0.004 y
0.2 0.0050 y 0.004 x
>
jac1:=subs(fix1,evalm(jac));eigenvals(jac1);jac2:=subs( fix2
,evalm(jac));eigenvals(jac2);
0.3 -0.
jac1 := -0. 0.2
0.2000000000, 0.3000000000
-0.100 -0.
jac2 :=
-0.320 -0.2000
-0.2000000000, -0.1000000000
>
> restart;
> dx:=0.2*x-0.005*x^2-0.0075*y*x;
dx := 0.2 x 0.005 x2 0.0075 y x
> dy:=0.42*y-0.0075*y^2-0.0045*y*x;
dy := 0.42 y 0.0075 y2 0.0045 y x
> fixedpoint:=solve({dx,dy},{x,y});
fixedpoint := { x 0., y 0.}, { x 0., y 56.}, { y 0., x 40.}, { y 320., x -440.}
> fix1:=fixedpoint[1];fix2:=fixedpoint[2];
fix1 := { x 0., y 0.}
fix2 := { x 0., y 56.}
> with (plots):with (linalg):
> jac:=jacobian([dx,dy],[x,y]);
0.2 0.010 x 0.0075 y 0.0075 x
jac :=
0.0045 y 0.42 0.0150 y 0.0045 x
>
jac1:=subs(fix1,evalm(jac));eigenvals(jac1);jac2:=subs( fix2
,evalm(jac));eigenvals(jac2);
0.2 -0.
jac1 := -0. 0.42
0.2000000000, 0.4200000000
-0.2200 -0.
jac2 :=
-0.2520 -0.4200
-0.4200000000, -0.2200000000
3
> restart;
> dx:=0.3*x-0.0035*x^2-0.005*y*x;
dx := 0.3 x 0.0035 x2 0.005 y x
> dy:=0.2*y-0.0025*y^2-0.004*y*x;
dy := 0.2 y 0.0025 y2 0.004 y x
> fixedpoint:=solve({dx,dy},{x,y});
fixedpoint := { x 0., y 0. }, { x 0., y 80. }, { y 0., x 85.71428571 },
{ y 44.44444444, x 22.22222222 }
> fix1:=fixedpoint[1];fix2:=fixedpoint[2];
fix1 := { x 0., y 0.}
fix2 := { x 0., y 80.}
> with (plots):with (linalg):
Warning, the name changecoords has been redefined
Warning, the protected names norm and trace have been redefined
and unprotected
> jac:=jacobian([dx,dy],[x,y]);
0.3 0.0070 x 0.005 y 0.005 x
jac :=
0.004 y
0.2 0.0050 y 0.004 x
>
jac1:=subs(fix1,evalm(jac));eigenvals(jac1);jac2:=subs( fix2
,evalm(jac));eigenvals(jac2);
0.3 -0.
jac1 := -0. 0.2
0.2000000000, 0.3000000000
-0.100 -0.
jac2 :=
-0.320 -0.2000
-0.2000000000, -0.1000000000
> with(plots):
> PredatorPrey := {diff(x(t),t) = 0.42*x(t)-
0.0035*x(t)*x(t)-0.005*x(t)*y(t),diff(y(t),t) =
0.2*y(t)-0.0025*y(t)*y(t)-0.004*x(t)*y(t)};
d
PredatorPrey := { x( t ) 0.42 x( t ) 0.0035 x( t )2 0.005 x( t ) y( t ),
dt
d
y( t ) 0.2 y( t ) 0.0025 y( t )2 0.004 x( t ) y( t ) }
dt
> ics := [seq({x(0)=exp(k/24),y(0)=(k/28)},k=0..5)]:
> sols := {seq( dsolve( PredatorPrey union ics[i],
{x(t),y(t)}, numeric,
range=0..50 ),
3
i=1..nops(ics)) }:
>plts := {seq( odeplot(sols[i],
[x(t),y(t)],colour=red),
i=1..nops(sols)) }:
> display( plts );
> with(plots):
> PredatorPrey := {diff(x(t),t) = 0.2*x(t)-
0.005*x(t)*x(t)-0.0075*x(t)*y(t),diff(y(t),t) =
0.42*y(t)-0.0075*y(t)*y(t)-0.0045*x(t)*y(t)};
d
PredatorPrey := { x( t ) 0.2 x( t ) 0.005 x( t )2 0.0075 x( t ) y( t ),
dt
d
y( t ) 0.42 y( t ) 0.0075 y( t )2 0.0045 x( t ) y( t ) }
dt
> ics := [seq({x(0)=exp(k/24),y(0)=(k/28)},k=0..5)]:
> sols := {seq( dsolve( PredatorPrey union ics[i],
{x(t),y(t)}, numeric,
range=0..50 ),
i=1..nops(ics)) }:
>plts := {seq(odeplot(sols[i],[x(t),y(t)],colour=red),
i=1..nops(sols)) }:
> display( plots );
3