Anda di halaman 1dari 36

Teori Pertumbuhan Ekonomi Regional

Pertemuan ke-3
Teori Ekonomi Regional
• Teori Klasik dan Neo Klasik
• Teori Basis Ekspor
• Teori Sektor
• Teori Struktur Industri dan Pertumbuhan
Wilayah
• Teori Kausalitas Kumulatif
• Teori Lokasi dan Aglomerasi
• Teori Tempat Sentral
• Teori Kutub Pertumbuhan
• Teori Pembangunan Sentral
Teori Klasik
• Tokohnya antara lain; Adam Smith, David
Richardo, dan Say
• Dipelopori Adam Smith (Abad 17 akhir),
pertumbuhan ekonomi terjadi karena peningkatan
jumlah penduduk dan akumulasi kapital
• Perkembangan ekonomi mengikuti kekuatan
mekanisme pasar (laissez faire), peran serta
pemerintah minimal
• David Richardo: jika jumlah penduduk meningkat
terus, ketersediaan tanah semakin langka.
Dampaknya, sewa tanah yang subur lebih tinggi
dibanding yang tidak subur.
Teori Neo Klasik

• Tokohnya antara lain: Harrod-Domar, Solow


• Akumulasi modal menjadi faktor penting bagi
perekonomian
• Pertumbuhan ekonomi merupakan proses
gradual
• Pertumbuhan ekonomi merupakan proses
yang harmonis dan kumulatif
• Optimis terhadap terjadinya pertumbuhan
ekonomi pada kondisi full employment
Keynesian
• Sir John Maynard Keynes
• Memasukkan peran penting intervensi
pemerintah, karena kondisi riil under
employment
• Upaya yang dilakukan agar tercapai kondisi
steady growth
• Kebijakan fiskal dan moneter dijadikan
instrumen pengendalian untuk mencegah
terjadinya idle capacity pada perekonomian
Teori Basis Ekspor
• Teori basis ekonomi ini dikemukakan oleh Harry W. Richardson (1973)
yang menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi
suatu daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan akan
barang dan jasa dari luar daerah. Dalam teori basis ekonomi (economic
base) bahwa semua wilayah merupakan sebuah sistem sosio ekonomi
yang terpadu. Teori inilah yang mendasari pemikiran teknik location
quotient, yaitu teknik yang membantu dalam menentukan kapasitas
ekspor perekonomian daerah dan derajat keswasembada (Self-
sufficiency) suatu sektor.
• Menempatkan asumsi sederhana terhadap kaitan antar wilayah,
terdapat sektor basis dan non basis
• Ada aktivitas perdagangan antar masyarakat
• Ada aktivitas yang menjadi penggerak utama (prime mover) dalam
pertumbuhan wilayah
• Semakin tinggi ekspor suatu wilayah maka wilayah tersebut semakin
maju
• Sektor basis akan memberi trickle down effect bagi wilayah
Dimana:
yi = Pendapatan sektor ekonomi di Kabupaten/Kota tertentu
yt = Pendapatan total (PDRB) Kab/Kota Tertentu
Yi = Pendapatan sektor ekonomi di Propinsi
Yt = Pendapatan total ekonomi di Propinsi

Jika LQ > 1: merupakan sektor basis, artinya tingkat spesialisasi suatu


Kab/Kota Lebih tinggi dari tingkat provinsi
Jika LQ < 1: merupakan sektor non basis, yaitu sektor yang
spesialisasinya lebih rendah dibanding dengan tingkat provinsi
Jika LQ = 1: tingkat spesialisasi kab/kota sama dengan tingkat provinsi
Teori Sektor
• Berdasar hipotesis Clark-Fisher: kenaikan
pendapatan perkapita akan dibarengi dengan
penurunan proporsi sumber daya yang
digunakan pada sektor primer dan kenaikan
pada sektor manufaktur (sektor sekunder)
dan kemudian pindah ke sektor jasa (sektor
tersier)
• Pergeseran sektor (sector shift) merupakan
kondisi perubahan suatu wilayah
• Perkembangan wilayah merupakan suatu
proses evolusioner
Teori Struktur Industri dan Pertumbuhan
Wilayah
• Pertumbuhan wilayah terjadi sebagai akibat dari kondisi aneka
ragam faktor
• Pertumbuhan saat ini merupakan dampak hasil keputusan masa
lalu
• Peranan suatu wilayah ditunjukkan oleh struktur industri yang ada di
masing-masing wilayah. Ada suatu wilayah yang memiliki
keunggulan lokasi yang memungkinkan perkembangan industri.
• Perubahan regional terjadi dari komponen pergeseran proporsional
dan pergeseran diferensial.
• Pergeseran proporsional mengukur pengaruh komposisi industri
yang dilihat secara nasional (mengidentifikasi sektor yang tumbuh
lebih cepat atau lebih lambat)
• Pergeseran diferensial jika keadaan industri tumbuh lebih cepat dari
wilayah-wilayah lain. Wilayah yang tumbuh lebih cepat dikatakan
memiliki keunggulan lokasi yang lebih baik
Teori Kausalitas Kumulatif
• Tokoh: Gunnar Myrdal (1955)
• Ada dikotomi negara kaya vs miskin
• Negara kaya mengalami perkembangan ekonomi
secara terus menurus dan yang miskin mengalami
perkembangan yang sangat lamban
• Jurang kemiskinan cenderung bertambah besar
antara negara kaya vs miskin
• Kelemahan sirkuler ekonomi terjadi karena faktor
ketidakmerataan. Pembangunan memberi pengaruh
positif (spread effect) dan pengaruh negatif (backwash
effect)
• Intervensi diperlukan untuk meningkatkan spread
effect dan memperkecil backwash effect.
Mengenal Karakteristik Pembangunan
Regional
Pembangunan Nasional: Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia

Sektor
Indikator Indonesia(By IMF).xlsx

Pertumbuhan cepat
secara nasional belum
tentu diikuti oleh
pertumbuhan ekonomi
wilayah, dan sebaliknya
Jumlah Penduduk
di Kota/Kabupaten Provinsi Jawa Barat Tahun 2010

4,771,932
Jumlah 5,000,000

Penduduk 4,500,000
tertinggi :
4,000,000

3,178,543
Kabupaten 3,500,000
Bogor

2,630,401
(4.771.932) 3,000,000
2,404,121

2,394,873
2,341,409

2,334,871
2,171,281

2,127,791
2,067,196
2,500,000

1,738,570
1,675,675

1,663,737
2000
1,532,504

1,510,284
1,465,157
2,000,000
2010

1,166,473

1,093,602
1,035,589
1,500,000

950,334
852,521
Jumlah

635,464
541,177
1,000,000
Penduduk

298,681

296,389

175,157
terendah : 500,000

0
Kota Banjar
(175.157)

Keterangan : Kabupaten Tasikmalaya, Bandung, dan Ciamis mengalami


pengembangan wilayah administrasi
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat
Indeks Pembangunan Manusia (IPM)
di Kota/Kabupaten Provinsi Jawa Barat Tahun 2011

79.36
80.00

78.00
IPM

76.68
76.39
76.08

76.01
75.42
75.36
tertinggi : 76.00

74.85
74.44

73.80
73.54
74.00

72.67
Kota Depok
72.57

72.51

71.82
71.82
71.70

71.59
71.55

71.50
(79,36)
71.07

72.00

70.81

70.28
69.59

69.28
70.00

68.40
68.00 2007
2011
66.00

IPM 64.00
terendah :
62.00

Kabupaten 60.00
Indramayu
(68,40) 58.00

Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat


Jumlah Penduduk Miskin
di Kota/Kabupaten Provinsi Jawa Barat Tahun 2010
600.00

Penduduk
Miskin
477.1
tertinggi : 500.00

Kabupaten
Bogor 400.00
(4.771.000)
335.6

333.3
310.9

296.2

276.0
300.00

260.2
249.5

2007

222.9
214.5

2010

198.3
181.1
200.00

161.7
Penduduk
158.4

152.4

148.0
141.4

131.5
Miskin

118.6
90.3

90.2
terendah: 100.00

49.6

40.1
35.5
27.7

14.8
Kota Banjar
0.00
(148.000)

Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat


:

TPT

(7,18)
Bogor
(10,73)

terendah:
Kabupaten

Kota Banjar
TPT tertinggi

10.00
15.00
20.00
25.00

0.00
5.00
Kab. Bogor 10.73

Kab. Sukabumi 9.47

Kab. Cianjur 10.15

Kab. Bandung 10.42

Kab. Garut 8.90

Kab. Tasikmalaya 8.29

Kab. Ciamis 8.86

Kab. Kuningan 9.01

Kab. Cirebon 10.18

Kab. Majalengka 7.80

Kab. Sumedang 8.04

Kab. Indramayu 10.11

Kab. Subang 9.10

Kab. Purwakarta 9.48

Kab. Karawang 10.06

Kab. Bekasi 10.27

Kab. Bandung Barat 9.38

Kota Bogor 10.31

Kota Sukabumi 10.10

Kota Bandung 10.34

Kota Cirebon 10.56

Kota Bekasi 10.51

Kota Depok 10.60

Kota Cimahi 10.32

Kota Tasikmalaya 9.14

Kota Banjar 7.18


2011
2007
di Kota/Kabupaten Provinsi Jawa Barat Tahun 2011
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT)

Sumber: Data Basis IPM 2009-2010


Daerah dengan pencapaian lama
waktu pendidikan dengan
pendapatan tinggi adalah:
- Kabupaten Bekasi
- Kabupaten Bandung
- Kota Bandung
- Kota Cirebon
- Kota Cimahi
(653)
( 101)

Banjar (192)
Balai Pengobatan/
Tasikmalaya (151)

Jumlah Puskesmas
Jumlah Puskesmas
Jumlah Puskesmas

/Puskesmas Keliling/
Pembantu Tertinggi :
Tertinggi : Kabupaten

Puskesmas Pembantu/
Kabupaten Cirebon ( 62)

Banjar (10)/ Kota Cimahi


Tertinggi : kota Bandung

Kabupaten Bogor (4.494)

(3)/ Kota Cimahi (4)/Kota


Jumlah Balai Pengobatan

Posyandu Terendah : Kota


Jumlah PosyanduTertinggi :
Jumlah Puskesmas Keliling
Tertinggi : Kabupaten Bogor

500
1,000
4,500

1,500
2,000
2,500
3,000
3,500
4,000
5,000

0
101
96
23
Kab. Bogor 273
4,494
58
118
60
Kab. Sukabumi 51
3,187
45114
47
Kab. Cianjur 61
2,669
61
85
40
Kab. Bandung 153
3,926
64136
48
Kab. Garut 310
3,459

Posyandu
40 151
50
Kab. Tasikmalaya 15
2,133

Puskesmas
51118
50
Kab. Ciamis 24
2,068
37
69
38
Kab. Kuningan 17
1,383
56
66
Kab. Cirebon 59 62
2,480
31
72

Puskesmas Keliling
33
Kab. Majalengka 18
1,416
32
69
31
Kab. Sumedang 88
1,579
49
68
51
Kab. Indramayu 87
2,283
40
74
45
Kab. Subang 36
1,787
20
50
21
Kab. Purwakarta 91
968
48
71
48
Kab. Karawang 162
4,328
39
47
12
Kab. Bekasi 552
2,129
31
47
9
Kab. Bandung Barat 41
2,077
24
28
7
Kota Bogor 114
945
15
20
15
Kota/Kabupaten

Kota Sukabumi 18
440
0
71
Kota Bandung 13 653
1,938
21
16
20
Kota Cirebon 20
322
31
28
17
Balai Pengobatan

Kota Bekasi 337


1,500
32
Jumlah Sarana Kesehatan di

4
15
Kota Depok 113
988
12
Provinsi Jawa Barat Tahun 2011

3
448
Puskesmas Pembantu

Kota Cimahi 382


20
20
20
Kota Tasikmalaya 28
730
9
10
Kota Banjar 9
25 192
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat
74.00

72.72
72.00

69.55

69.45

68.97
68.95
70.00
68.78

68.78
68.67
68.59
68.53
68.43

68.42
67.63

67.32

67.12

67.10
68.00
66.77

66.20
66.12

65.91
65.70
65.62
65.57
64.96

66.00
64.92

2007
64.42

2011
64.00

62.00

60.00

• AHH tertinggi: Kota Depok (73,22)


• AHH terendah: Kab Cirebon (65,41)
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat
60.00

51.07

50.91

49.22
48.92

47.13
50.00
45.62

44.33

43.79
43.15

43.02

42.37
42.01

41.57
41.45

40.17
39.90

39.74

39.60
38.56
40.00

34.71

31.16
31.13

30.78
30.47

27.44
30.00

25.89
2007
2008
20.00

10.00

0.00

• AKB tertinggi: Kabupaten Cirebon (50,35)


• AKB terendah: Kota Bogor (25,64)
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat
90.00
84.64

80.36

75.05
80.00

74.62
74.53

74.52
74.49
74.23

73.75
73.26
73.18

72.82

72.54
71.97

70.98

70.87
70.77
70.63

70.58
70.38

70.05
69.36

68.97
68.91

68.34

67.37
70.00

60.00

50.00

2008
40.00
2011
30.00

20.00

10.00

0.00

Indeks Kesehatan Tertinggi : Indeks Kesehatan Terendah :


Kabupaten Bandung (84,64) Kabupaten Cirebon (67,37) Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat
Daerah dengan pencapaian fasilitas
kesehatan tinggi dan pertumbuhan ekonomi
tinggi adalah:
- Kabupaten Bekasi
- Kabupaten Bandung
- Kabupaten Karawang
- Kota Bandung
Daerah dengan pencapaian fasilitas kesehatan
tinggi dengan pendapatan per kapita tinggi adalah:
- Kabupaten Bekasi
- Kabupaten Bogor
- Kota Bandung
- Kabupaten Karawang
Daerah dengan pencapaian fasilitas kesehatan
tinggi dan Indeks kesehatan tinggi adalah:
- Kabupaten Bekasi
- Kabupaten Bandung
- Kabupaten Bogor
- Kota Bandung
Daerah dengan pencapaian fasilitas kesehatan
tinggi dan AHH tinggi adalah:
- Kabupaten Bekasi
- Kabupaten Bandung
- Kabupaten Bogor
- Kota Bandung
652.06
651.47
650.83
660.00

642.92
641.81

640.52
639.18
637.77

637.76
637.47

637.37
636.99
636.73

636.65
635.21

635.10
634.69
633.82
633.39

633.16

633.13
632.76

632.04
629.81

628.72

640.00
616.98

620.00

600.00

580.00

2008
560.00
2011

540.00

520.00

500.00

Daya Beli Tertinggi : Kota Depok (652,06)

Daya Beli Terendah: Kabupaten Cianjur (616,98)


Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat
651.47

651.46
651.25

646.92
660.00

642.00

640.65
639.14
638.98
638.77

638.41
638.36

637.86
637.76
635.71
635.25

635.21

635.10
634.06

633.46

633.13
633.04
632.44
631.63

631.63
629.72

640.00
617.59

620.00

600.00

580.00

560.00 2007
2011
540.00

520.00

500.00

480.00

PPP Tertinggi : Kota Cirebon (651,47)

PPP Terendah : Kab. Cianjur (617,59)


Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat
Indeks PPP Tertinggi :
Kota Cirebon dan Kota Depok (67,36)

Indeks PPP Terendah :


Kab. Cianjur (59,53)

Indeks Angka Komponen Daya Beli (PPP) menurut Kabupaten/Kota


Propinsi Jawa Barat Tahun 2011

68.00 67.31 67.36 67.36


66.31
66.00 65.17
64.86
64.43 64.33 64.47 64.51 64.34
64.19 64.22
63.61 63.72 63.60 63.58
64.00 63.34 63.20 63.10 63.12
62.78 62.78 62.96
62.33

62.00

60.00 59.53

58.00

56.00

54.00

Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat


Tertinggi :
(Kab. Bekasi)

(Kota Bandung)
Jumlah Investasi
(Kab. Karawang)

PMDN Tertinggi :
PMDN Tertinggi :

13.304.641.269.029
11.778.250.079.859
Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah Tenaga Kerja

65.934 (Kab. Bekasi)

Jumlah Investasi PMA


PMA Tertinggi : 9.910
12,000,000,000,000

4,000,000,000,000
8,000,000,000,000
10,000,000,000,000
14,000,000,000,000

2,000,000,000,000
6,000,000,000,000

-
22,139
2,288,003,957,073
Kab. Bogor 2,566
503,249,172,263
10,888
109,333,558,000
Kab. Sukabumi 492
19,615,059,709
448
54,418,000
Kab. Cianjur -
-
24,632
568,786,077,046
Kab. Bandung 5,479
450,278,317,102
218
27,209,000
Kab. Garut -
-
635
1,500,000,000
Kab. Tasikmalaya -
-
-
-
Kab. Ciamis -
-
923
54,418,000
Kab. Kuningan -
-
621
3,950,817,471,753
Kab. Cirebon 174
159,060,000,000
178
259,225,631,753
Kab. Majalengka -
-
2,934
47,916,000,000
Kab. Sumedang -
-
36
259,225,631,753
Kab. Indramayu -
-
3,728
367,097,411,753
Kab. Subang 1,178
38,073,776,429
14,326
2,385,161,331,241
Kab. Purwakarta 37
-
16,713
9,910
3,862,316,342,900
Kab. Karawang 677,916,577,989
65,934

Kab. Bekasi 4,799


1,820,655,896,889
800
33,108,002,444
1,708
11,778,250,079,859
Kabupaten/Kota

Kab. Bandung Barat 1,603,827,463,785


4,393
163,747,209,000
Kota Bogor 7
3,628,000,000
49
5,626,920,000
Kota Sukabumi -
-
6,717
855,457,502,923
Kota Bandung 1,315
703
62,500,000,000
Kota Cirebon -
-
2,286
72,303,578,190
13,304,641,269,029

Kota Bekasi 3,213


61,323,526,018
4,116
844,332,007,600
Kota Depok -
-
di Provinsi Jawa Barat Tahun 2011

3,785
27,227,611,400
Kota Cimahi 159
18,273,734,258
Realisasi Penanaman Modal Menurut

-
-
Kota Tasikmalaya -
-
-
-
Kota Banjar -
-
$)
(RP)

Kerja
Kerja

Tenaga
Tenaga

Investasi

Investasi (US

Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat


8.73
9.00

8.00

7.39

7.08

6.58
7.00

6.40

6.31
6.26

6.19
5.96

5.94

5.93

5.81
5.75
6.00

5.56
5.48

5.43

5.35
5.11

5.03

4.89
4.82
4.74

4.67
5.00

4.45
4.32
4.07

2007
4.00
2011
3.00

2.00

1.00

0.00

LPE Tertinggi : Kota Bandung (8,73)

LPE Terendah : Kabupaten Sukabumi (4,07)


Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat
(58.433.009)
(106.773.286)

Banjar (789.958)
Berlaku Tertinggi :

Kabupaten Bekasi
Kabupaten Bekasi

Banjar (1.948.592)
Konstan Tertinggi :

Berlaku Terendah : Kota

Konstan Terendah : Kota


PDRB berdasarkan Harga
PDRB berdasarkan Harga
PDRB berdasarkan Harga

PDRB berdasarkan Harga


20,000,000
100,000,000
120,000,000

40,000,000
60,000,000
80,000,000

-
83,032,460
34,464,837
20,160,894
8,993,023
20,573,047
8,693,509
51,291,763
23,026,237
11,743,507
27,491,630
13,031,810
5,755,149
19,344,956
7,809,163
10,018,855
4,182,402
20,982,832
8,539,326
10,994,066
4,634,804

Harga Berlaku
13,531,778
5,879,093
53,044,751
15,058,625
17,120,524
7,701,018
17,495,516
Tahun 2011

7,708,471
63,617,115
23,211,994
106,773,286
58,433,009
Propinsi Jawa Barat

19,354,913
8,502,535
Harga Konstan

15,487,434
5,081,483
5,921,024
2,041,970
PDRB menurut Kabupaten/Kota

95,612,863
34,463,631
12,177,055
5,557,946
40,528,808
16,571,540
17,913,313
6,948,503
14,164,931
6,871,222
9,274,755
4,104,242
1,948,592
789,958

Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat


0
100,000,000
120,000,000

20,000,000
40,000,000
60,000,000
80,000,000
83,032,460

20,160,894

20,573,047

51,291,763

11,743,507

13,931,810

19,344,956

10,018,855

20,982,832

10,994,066

13,531,778

Indeks PDRB Terendah : Kota Banjar (1.948.592)


53,044,751

17,120,524

17,495,516

Indeks PDRB Tertinggi : Kabupaten Bekasi (106.773.286)


63,617,115

106,773,286

19,354,913

15,487,434

5,921,024

95,612,863

12,177,055

40,528,808

17,913,313

14,164,931

9,274,755

1,948,592
2011
2008

Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat


Kota Bandung
PAD Tertinggi :

PAD Terendah :
Kota Kota Banjar
500,000,000,000

100,000,000,000
200,000,000,000
300,000,000,000
400,000,000,000
600,000,000,000
700,000,000,000

-
217,101,143,804

125,871,700,000

129,088,145,847

215,448,347,314

119,966,482,779

105,125,098,000

55,280,000,000

79,210,273,026

174,840,874,476

81,648,305,613

129,398,725,892

103,497,759,223

82,556,900,700

91,736,553,000
Tahun 2011

201,432,154,711
Kabupaten/Kota

345,754,693,909
Propinsi Jawa Barat

74,402,788,979

166,859,060,493

88,455,323,000
609,132,884,346
Pendapatan Asli Daerah (PAD )menurut

119,194,687,763

464,100,000,000

217,101,143,804

105,475,128,580

89,651,740,000

41,341,452,854
Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat
Kiriman Uang TKI dari Luar Negeri
Kiriman Tertinggi : Kabupaten
Propinsi Jawa Barat
Indramayu (664,41) Tahun 2011
700.00
664.41

600.00
553.15

500.00
442.06 442.06

400.00
360.42

300.00
251.20

209.80
200.00
159.06 154.24

100.00 85.72
63.43 71.34
52.46 49.89 49.89
37.51 37.51 33.54 37.51
17.11
Kiriman Terendah : Kabupaten - - - - - -
Ciamis (17,11) -

Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat


Daerah dengan pencapaian IPM
tinggi dengan pertumbuhan
ekonomi tinggi adalah:
- Kota Bandung
- Kota Bekasi
- Kota Depok
- Kota Sukabumi
- Kota Bogor
- Kabupaten Bandung

Anda mungkin juga menyukai