BAB IV Masliyadi
BAB IV Masliyadi
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang disajikan dalam bab IV adalah hasil penelitian dan
Kesadaran Bahaya Bullying Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 8 Tarakan”.
Penelitian ini berfokus pada 12 (dua belas) siswa kelas VIII yang dipilih sebagai
alokasi waktu 1x45 menit dan pemberian posttest dilaksanakan pada akhir
penelitian, tepatnya setelah kurang lebih dua minggu tatap muka dengan siswa
yakni dengan alokasi waktu 1x45 menit. Adapun pemberian pretest dan posttest
53
54
Berdasarkan pada tujuan dan hasil dari penelitian yang telah dilakukan, maka
akan dibahas secara rinci tentang gambaran kesadaran bahaya bullying di SMP
perlakuan bermain peran, dan perbedaan kesadaran bahaya bullying siswa SMP
1. Pelaksanaan Layanan
pada rencana pelaksanaan layanan (RPL) yang telah dilaksanakan, yaitu proses
bimbingan kelompok dengan teknik bermain peran mulai dari pertemuan pertama
sampai dengan pertemuan kelima, dengan alokasi waktu 1x45 menit atau
PERTEMUAN 2
No Tahapan Uraian Kegiatan
1 Tahap Peneliti membuka kegiatan dengan salam dan doa.
Permulaan
2 Tahap Peralihan Peneliti menanyakan kembali kesiapan para anggota
kelompok untuk memasuki tahap kegiatan inti dan
56
PERTEMUAN 4
No Tahapan Uraian Kegiatan
1 Tahap Peneliti membuka kegiatan dengan salam dan doa,
Permulaan serta menanyakan kabar para anggota kelompok
2 Tahap Peralihan Peneliti menanyakan kembali kesiapan para anggota
kelompok untuk memasuki tahap kegiatan inti dan
menjelaskan skenario bermain peran dengan judul
“Hitam Kulit, Keriting Rambut”
3 Tahap Kegiatan Peneliti menjelaskan peran yang akan diperankan
Inti beserta tujuannya. Kemudian peneliti memberikan
skenario kepada anggota kelompok. Setelah itu peneliti
menentukan kelompok pemain dan individu yang akan
memainkan peran. Kemudian peneliti menentukan
kelompok penonton serta menjelaskan tugasnya.
Setelah itu peneliti mempersilahkan kelompok untuk
memulai sesi pelaksanaan permainan peran
4 Tahap Penutup Peneliti menyimpulkan hasil layanan dan
dan Evaluasi mempersilahkan perwakilan kelompok untuk
menyampaikan kesan dari kegiatan yang dilakukan.
Peneliti memberikan lembar penilaian segera untuk
diisi oleh konseli. Kemudian kegiatan ditutup dengan
ucapan terima kasih, berdoa dan salam.
PERTEMUAN 5
No Tahapan Uraian Kegiatan
1 Tahap Peneliti membuka kegiatan dengan salam dan doa,
Permulaan serta menanyakan kabar para anggota kelompok
2 Tahap Peralihan Peneliti menanyakan kembali kesiapan para anggota
kelompok untuk memasuki tahap kegiatan inti dan
menjelaskan skenario bermain peran dengan judul
“Temanku Bukan Temanku”
3 Tahap Kegiatan Peneliti menjelaskan peran yang akan diperankan
Inti beserta tujuannya. Kemudian peneliti memberikan
skenario kepada anggota kelompok. Setelah itu peneliti
menentukan kelompok pemain dan individu yang akan
memainkan peran. Kemudian peneliti menentukan
kelompok penonton serta menjelaskan tugasnya.
Setelah itu peneliti mempersilahkan kelompok untuk
memulai sesi pelaksanaan permainan peran
4 Tahap Penutup Peneliti menyimpulkan hasil layanan dan
dan Evaluasi mempersilahkan perwakilan kelompok untuk
58
bullying siswa kelas VIII di SMP Negeri 8 Tarakan sebelum dan setelah
dua belas orang siswa. Berikut akan dijelaskan lebih lanjut gambaran kesadaran
bahaya bullying siswa sebelum dan setelah diberikan teknik bermain peran.
tanggal Februari 2018. Adapun hasil dari pretest membuktikan bahwa 12 (dua
kategori sangat rendah dan rendah. Berikut merupakan tabel dari uraian skala
pretest:
59
Pretest
Interval Kategori
F %
94,25<X Sangat tinggi
79,5<X≤94,25 Tinggi
65,25<X≤79,5 Sedang
50,75<X≤65,25 Rendah 10 83,33 %
X>50,75 Sangat rendah 2 16,6 %
sedang sebanyak 0 siswa, kategori rendah sebanyak 10 siswa (83,33 %), dan
Bermain Peran
tanggal 24 Februari 2018. Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk
Adapun data hasil pemberian skala kesadaran bahaya bullying siswa (posttest)
Pretest
Interval Kategori
F %
94,25<X Sangat tinggi
79,5<X≤94,25 Tinggi 10 83,33 %
65,25<X≤79,5 Sedang 2 16,66 %
60
50,75<X≤65,25 Rendah
X>50,75 Sangat rendah
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa hasil posttest rasa rendah diri siswa pada
(83,33 %), kategori sedang sebanyak 2 siswa (16,66 %), kategori rendah
bullying siswa. Hal tersebut ditunjukkan pada tabel distribusi frekuensi berikut
Berdasarkan Tabel 4.5, hasil pre-test tidak terdapat siswa pada kategori
sedang, tinggi dan sangat tinggi. Akan tetapi, pada kategori sangat rendah
bahwa tidak ada siswa yang termasuk dalam kategori sangat tinggi, rendah dan
sangat rendah. Akan tetapi pada kategori tinggi terdapat 10 siswa dengan
61
persentase 16,66%.
Tabel 4.6 Hasil Analisis Deskriptif Skala Kesadaran Bahaya Bullying Siswa
Nilai Sampel Nilai Nilai Rata-rata Simpangan
Minimal Maksimal Baku
Pretest 12 49 65 61.50 5.681
Posttest 12 78 84 81.50 1.732
Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, bahwa ada perbedaan antara hasil pretest
dan posttest. Rata-rata antara data pretest dan posttest ada peningkatan sebesar
penjabaran 10 siswa dalam kategori rendah dan 2 siswa dalam sangat rendah.
penjabaran 10 siswa dalam kategori tinggi dan 2 siswa dalam kategori sedang.
kategori yakni sangat tinggi, tinggi, sedang, rendah dan sangat rendah. Data
mengalami perubahan yang signifikan per indikatornya. Hal ini dapat dilihat
dengan teknik bermain peran, maka diperoleh data skor per indikator. Pada
indikator penginderaan (sensing), diperoleh skor total pretest 101 dan pada
posttest diperoleh skor total 135 yang artinya skor dikatakan meningkat. Pada
indikator pikiran (thinking) diperoleh skor total pretest adalah 205 dan pada
posttest diperoleh skor total adalah 255, sehingga skor dikatakan meningkat.
Pada indikator perasaan (feelings) diperoleh total skor pretest adalah 229 dan
pada posttest diperoleh total skor 306, sehingga perolehan skor dikatakan
meningkat. Pada indikator tindakan diperoleh total skor pretest adalah 201,
sedangkan pada posttest diperoleh total skor 277, sehingga perolehan skor
Teknik analisis data merupakan salah satu cara yang digunakan untuk
ini, pengujian hipotesis menggunakan metode pre experimental dengan jenis one
group pretest dan posttest, dimana pemberian penilaian dilakukan dua kali yaitu
pada pretest dan posttest. Kemudian analisis data menggunakan uji wilcoxon.
63
menggunakan bantuan program SPSS 24.0 for windows dengan taraf signifikan
0,05. Adapun untuk mendapatkan hasil penelitian ini, maka dilakukan pengujian
diberikan teknik bermain peran pada siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Tarakan.
sesudah diberikan teknik bermain peran pada siswa kelas VIII SMP Negeri 8
Tarakan.
keputusan yaitu jika p value < 0,05 maka hipotesis kerja (H a) diterima, artinya
bermain peran pada siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Tarakan. Apabila p value >
0,05 maka hipotesis nihil (Ha) ditolak, artinya bahwa tidak terdapat peningkatan
windows, maka hasil analisis uji wilcoxon dengan rumus two related samples tests
Posttest -
Pretest
Z -3.066b
Asymp. Sig. (2-tailed) .002
64
Berdasarkan tabel 4.8 diatas bahwa, nilai asymp sig = 0,002 < = 0,05
bahaya bullying siswa setelah diberikan teknik bermain peran. Sehingga dapat
bahaya bullying siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Tarakan. Data dapat dilihat pada
lampiran 16.
B. Pembahasan
diberikan teknik bermain peran pada siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Tarakan.
bahaya bullying pada siswa kelas VIII SMP Negeri 8 Tarakan. Berdasarkan hasil
analisis terhadap penelitian yang dilakukan terhadap 12 (dua belas) orang siswa
sebagai subjek penelitian, dapat dikatakan bahwa terdapat keterkaitan antara teori
bullying siswa, terlihat dari hasil pretest sebelum diberikan teknik bermain peran
dan hasil posttest setelah diberikan teknik bermain peran. Adapun hasil dari
indikator sebelum diberi perlakuan, rata-rata hasil skor pretest siswa sebesar 61,50
dan setelah diberikan perlakuan hasil rata-rata skor posttest menjadi 81,50. Hasil
analisis menggunakan uji wilcoxon menunjukkan nilai asymp sig = 0.002, yang
artinya bila α (taraf kesalahan) sebesar 5% adalah 0.05, maka 0.002 < 0.05 yang
signifikan pada skor kesadaran bahaya bullying sebelum dan setelah diberikan
perlakuan. Pada indikator penginderaan (sensing), diperoleh skor total pretest 101
dan pada posttest diperoleh skor total 135 yang artinya skor dikatakan meningkat
dengan persentase 17,44 %. Pada indikator pikiran (thinking) diperoleh skor total
pretest adalah 205 dan pada posttest diperoleh skor total adalah 255, sehingga
(feelings) diperoleh total skor pretest adalah 229 dan pada posttest diperoleh total
skor 306, sehingga perolehan skor dikatakan meningkat dengan persentase 17,89
%. Pada indikator tindakan diperoleh total skor pretest adalah 201, sedangkan
pada posttest diperoleh total skor 277, sehingga perolehan skor dikatakan
digunakan sebagai: (a) alat untuk mendiagnosis dan mengerti seseorang dengan
situasi atau kejadian yang terjadi dalam kehidupan sebenarnya; (b) media
berbagai macam cara dalam memecahkan masalah; (c) metode latihan untuk
peran adalah sebuah teknik yang digunakan oleh konselor dari beragam orientasi
untuk klien klien yang perlu mengembangkan pemahaman dalam dirinya sendiri
Dari berbagai pendapat ahli diatas dapat disimpulkan bahwa bermain peran
adalah proses dimana individu memerankan situasi yang imajinatif dengan tujuan
ranah dari pemahaman siswa yang mana perlu diberikan sebuah treatment untuk
penelitian ini yaitu dengan bermain peran, agar pemahaman tentang bahaya
bullying dapat dipahami oleh siswa. Selain dari pemahaman tentang bahaya
kesadaran bahaya bullying sebelum dan sesudah diberikan teknik bermain peran
yang dapat disimpulkan bahwa setelah penerapan teknik bermain peran, konseli
67
atau rendah menjadi kategori tinggi atau sedang. Berdasarkan dari hasil penelitian
satu pendekatan atau teknik dalam mengatasi kesadaran bahaya bullying pada
bullying siswa.