Anda di halaman 1dari 10

NAMA : Robinson Sirenden (P) (1701227)

Tegar anthonio parto (P) (1701203)

HUBUNGAN ANTARA KELELAHAN KERJA DENGAN


PRODUKTIVITAS PADA TENAGA KERJA

PENDAHULUAN
Penghidupan yang layak merupakan keinginan setiap tenaga kerja untuk
hidup secara manusiawi yang berpenghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidup
melalui tingkat kesejahteraan yang sesuai dengan harkat dan martabat sebagai
manusia. Lebih lanjut pada Undang-Undang nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan menegaskan bahwa setiap bahwa setiap pekerja memiliki hak
untuk memperoleh perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral, dan
kesusilaan serta perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat, manusia serta
nila-nilai agama (pasal 86 ayat 1a). Untuk melindungi keselamatan pekerja dalam
mewujudkan produktivitas kerja yang optimal, maka diselenggarakan upaya
keselamatan dan kesehatan kerja. Upaya ini akan memberikan jaminan
keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan pekerja dengan cara pencegahan
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Pada Undang-Undang Nomor 36 Tahun
2009 tentang Kesehatan mengatur hak dan kewajiban setiap warga negara dalam
memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan. Dalam Undang-Undang tersebut
juga dinyatakan bahwa upaya kesehatan kerja merupakan salah satu dari upaya
kesehatan, yang diselenggarakan untuk mewujudkan produktivitas kerja yang
optimal sejalan dengan perlindungan tenaga kerja. Perkembangan teknologi yang
semakin maju mendorong Indonesia mencapai tahap industrialisasi. Salah satu
konsekuensi dari perkembangan industri yang sangat pesat dan persaingan yang
ketat antar perusahaan di Indonesia sekarang ini adalah tertantangnya proses
produksi kerja dalam perusahaan supaya terus menerus berproduksi selama 24
jam. Dengan demikian diharapkan ada peningkatan kualitas serta kuantitas
produksi untuk mencapai keuntungan yang maksimal.

METODE
Jenis penelitian ini bersifat analitik dengan desain cross sectional, yang
bertujuan untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat
pada penelitian ini. Populasi penelitian ini adalah seluruh pekerja bagian produksi
tulangan yang berjumlah 36 orang.Sampel penelitian ini ditentukan secara
purposive sampling sebanyak 24 orang dengan kriterianya adalah pekerja yang
sedaang menjalani shif pagi, bukan penderita suatu penyakit, dan tidak terikat
pekerjaan ditempat lain.Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui kuesioner
dan pencatatan langsung. Data kelelahan kerja dikumpulkan menggunakan
kuesioner Internasional Fatique Research Commmitte, sedangkan data
produktivitas kerja dikumpulkan menggunakan kuesioner produktivitas kerja dan
pencatatan hasil pengamatan produktivitas kerja. Data yang didapatkan kemudian
dianalisis. Analisis yang dilakukan terhadap tiap-tiap variabel dari hasil
penelitian, dengan menampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Analisis
bivariat yaitu analisa yang dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel
bebas dengan variabel terikanya, yaitu kelelahan kerja dengan produktivitas kerja.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan yang diketahui bahwa jumlah pekerja yang merasakan
kelelahan kerja ringaan sebanyak 14 orang (58.3%) dan kelelahan kerja sebanyak
10 orang (41,7%) Pada penelitian ini diketahui bahwa jumlah pekerja yang
mempunyai produktivitas individu sesuai sebanyak 16 orang (66,7%) dan
produktivitas individu tidak sesuai sebanyak 8 orang (33,3%). Lihat pada tabel 2.
Hasil penelitian ini juga mendapatkan jumlah kelompok yang mempunyai
produktivitas kelompok yang sesuai sebanyak 2 kelompok (50%) dan kelompok
dengan produktivitas kolektif tidak sesuai sebanyak 2 kelompok (50%).Lihat pada

2
table 3. Berdasarkan dari hasil uji statistik dengan menggunakan uji spearman
dengan diperoleh nilai p=0,034 (p<0,05)
Lihat pada tabel 4.Artinya ada hubungan yang bermakna antara kelelahan
kerja dengan produktivitas kerja individu. Lihat pada tabel 4. Sedangkan untuk
produktivitas kerja kolektif tidak dapat diuji hubungannya dengan uji statistik
karena kedua variabel dalam ukuran yang berbeda, oleh sebab itu peneliti
membuat gambaran distribusi kelelahan kerja dan produktivitas kerja kolektif.
Lihat pada tabel 5.
Tabel 1 Distribusi Responden Berdasarkan Kelelahan
No Kelelahan Kerja Frekuensi Presentase (%)
1 Kelelahan ringan 14 58,3
2 Kelelahan kerja 10 41,7
Total 24 100,0
Tabel 2 Distribusi Responden Berdasarkan Produktivitas Individu
Produktivitas Kerja
No Frekuensi Presentase (%)
Individual
1 Sesuai 16 66,7
2 Tidak Sesuai 8 33,3
Total 24 100,0
Tabel 3 Distribusi Responden Berdasarkan Produktivitas Kolektif
No Produktivitas Kerja Frekuensi Presentase (%)
Kolektif (kelompok)
1 Sesuai 2 50,0
2 Tidak Sesuai 2 50,0
Total 4 100,0
Tabel 4 Hubungan Kelelahan Kerja dengan Produktivitas Kerja
Produktivitas Kerja Individu
Kelelahan
No Sesuai % Tidak % Jumlah % P.
Kerja
Sesuai

1 Ringan 12 50 2 8,3 14 58,3 0,034

3
2 Sedang 4 16,7 6 25,0 10 41,7
Total 16 66,7 8 41,7 24 100
Tabel 5 Gambaran Distribusi Responden Berdasarkan Kelelahan Kerja dan
Produktivitas Kolektif
Kelelahan
Kelelahan Ringan Produktivitas
Kelompok Jumlah Sedang
kolektif
N % N %

1 6 4 66,7 2 33,3 Sesuai


II 6 2 33,3 4 66,7 Tidak Sesuai
III 6 2 33,3 4 66,7 Tidak Sesuai
IV 6 6 100 _ _ Sesuai
Total 24 N=14 N=10

Kelelahan kerja yang terjadi pada pekerja dikarenakan proses kerja yang
dilakukan merupakan proses kerja fisik, hal ini dapat dilihat dari proses
pengerjaan kopi yang melalui beberapa tahap mulai dari penanaman hingga
pemetikan, yang membutuhkan ketelitian, dan proses penanaman hingga
pemetikan yang siap dicetak menjadi kopi .Kelelahan kerja yang terjadi pada
pekerja bagian produksi ini ditandai dengan gejala-gejala umum pelemahan fisik
dan pelemahan kegiatan pada kelelahan kerja yang secara umum dirasakan seperti
merasa haus, merasa lelah diseluruh tubuh, rasa ingin berbaring, bahu terasa kaku
dan gejala lainnya. Hal ini sangat mungkin terjadi karena pekerjaan yang
dilakukan pekerja merupakan pekerjaan fisik yang sebagian besar dengan sikap
kerja yang berubah-ubah dengan rentan waktu yang cukup singkat dan hampir
seluruh proses kerja ini dikerjakan menggunakan kedua tangan. Proses kegiatan
pekerjaan seperti ini dapat menimbulkan pembebanan otot secara statis yang dapat
menyebabkan kelelahan. Gejala-gejala yang demikian membuat seseorang
menghentikan pekerjaannya sebagaimana halnya pelemahan fisik dan pelemahan
kegiatan itu yang mengakibatkan tenaga kerja yang bekerja fisik menghentikan
kegiatannya
Produktivitas kerja individu pada pekerja bagian produksi kopi ini dilihat

4
dalam dua aspek yaitu aspek karya dan aspek kemampuan. produktivitas dapat
diukur dengan dua standar utama yaitu produktivitas fisik dan produktivitas nilai.
Produktivitas fisik dapat diukur dari aspek kuantitas dan kualitas produk yang
dihasilkan, sedangkan produktivitas nilai dapat diukur atas dasar nilai-nilai
kemampuan sikap, perilaku, disiplin, motivasi, kerjasama dan komitmen terhadap
yaitu pada kelelahan kerja ringan sebanyak 14 orang (58,3%) dan kelelahan kerja
sedang sebanyak 10 orang (41,7%). pekerjaannya.Dari hasil penelitian terdapat 16
pekerja dengan produktivitas yang sesuai dan 8 pekerja dengan produktivitas kerja
yang tidak sesuai. Persentase pekerja dengan produktivitas sesuai lebih banyak
dari pada produktivitas yang tidak sesuai, hal ini memang terlihat pada hasil olah
data dari kuantitas pencapaian baik dari segi jumlah dan waktu pada kategori baik
terdapat masing-masing dari 24 orang. Produktivitas tidak sesuai ditunjukkan
dengan nilai paling tinggi pada kategori kurang adalah konsistensi pekerja, pada
kategori cukup kemampuan insiatif, kemampuan kerjasama dan tidak melakukan
kesalahan-kesalahan merupakan distribusi paling banyak. Ada beberapa faktor
yang mempengaruhi produktivitas yaitu pelatihan, mental dan kemampuan
karyawan dan hubungan atasan maupun rekan kerja.
Produktivitas kerja kolektif dikategorikan sesuaipada kelompok 1 dan
kelompok 2 karena telah mencapai target yang ditetapkan.Produktivitas
merupakan hasil perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya. Pada
kelompok 2 dan kelompok 3 keluaran tetap dan masukan (pekerja) bertambah, hal
ini menunjukkan adanya penurunan produktivitas atau dapat dikatakan
produktivitas tidak sesuai.
Berdasarkan Uji antara kelelahan kerja dengan produktivitas kerja
diketahui nilai p < 0,05, artinya ada hubungan kelelahan kerja dengan
produktivitas kerja pada pekerja bagian produksi kopi di PT. Tuarko Jaya Toraja
Tahun 2017. Kelelahan kerja yang terjadi berakibat kepada penurunan daya kerja
dan berkurangnya ketahanan tubuh untuk bekerja. Perasaan.
Dari gambaran yang dihasilkan dapat diketahui bahwa produktivitas kerja
kolektif sesuai ditemukan pada kelompok yang pekerjanya dengan kelelahan kerja
ringan lebih banyak daripada pekerja dengan kelelahan kerja sedang sebaliknya

5
produktivitas kerja kolektif yang tidak sesuai di temukan pada kelompok yang
pekerjanya mengalami kelelahan kerja sedang lebih banyak dibanding pekerja
.Kelelahan kerja menunjukkan penurunan daya kerja dan ketahanan tubuh untuk
bekerja. Pada kelompok produktivitas kerja yang tidak sesuai ditemukan pekerja
lebih banyak mengalami kelelahan kerja sedang, hal ini tentu akan memberi
pengaruh kepada produktivitas kolektif karena menurunnya kemampuan untuk
bekerja. Penurunan kemampuan kerja ini ditandai dengan lebih kecilnya hasil
output (jumlah hasil )yang dapat dihasilkan dibandingkan dengan kelompok yang
pekerjanya lebih sedikit mengalami kelelahan kerja sedang.

KESIMPULAN
1. Pekerja yang memiliki kelelahan kerja kategori kelelahan ringan
sebanyak 14 orang pekerja (58,3%) dan kelelahan kerja sedang sebanyak
10 orang pekerja (41,7%)
2. Pekerja yang memiliki produktivitas kerja individu sesuai sebanyak 16
orang pekerja (66,7%) dan produktivitas kerja individual tidak sesuai
sebanyak 8 orang (33,3%).
3. Pekerja yang memiliki produktivitas kerja kolektif sesuai sebanyak 2
kelompok (50%) dan produktivitas kerja kolektif tidak sesuai sebanyak 2
kelompok (50%).
4. Terdapat hubungan yang signifikan antara kelelahan kerja dengan
produktivitas kerja individu pada pekerja bagian produksi

SARAN
Membiasakan diri melakukan peregangan otot sederhana seperti
menggerakkan anggota tubuh guna mengurangi rasa lelah akibat kegiatan
kerja. Menggunakan waktu istirahat yang diberikan dengan sebaik-
baiknya.

6
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim. 2014. Jurnal: Satu Orang Pekerja Di Dunia Setiap 15 Detik
Meninggal Karena Kecelakaan Kerja. Jurnal Kementrian Kesehatan
Republik Indonesia; diakses pada tanggal 11 agustus2015dalam
situshttp://www.depkes.go.id/article/ view/201411030005/1-orangpekerja-
di-dunia-meninggal-setiap15-detik-karena-kecelakaankerja.html
Undang-Undang No.23 tahun 1992, tentang Kesehatan Kerja.
2. Republik Indonesia, 2003. UndangUndang NO. 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan.
3. Simamora, Henry. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
STIE YKPN.
4. Amelia Marif, 2013, Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan
pada Pekerja Pembuatan Pipa dan Menara Tambat Lepas Pantai (Epc3) Di
Proyek Banyu Urip Pt Rekayasa Industri, Serang-Banten Tahun 2013,
(http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/26493/1/AMEL
IA%20MARIF-fkik.pdf), (Online), diakses 26 Juni 2015 pukul 07.15 WB.
5. Irma M.R, dkk., 2015, Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Kerja
pada Unit Produksi Paving Block Cv.Sumber Galian Kecamatan
Biringkanaya Kota Makassar, (Online), diakses pada tanggal 26 Juni 2015,
(http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/10783/IRMA.%
20 MR%20K11110315.pdf?sequence=1).
6. Lientje Setyawati K.M., 2011, Selintas Tentang Kelelahan Kerja,
Yogyakarta: Amara Books.

LAMPIRAN

7
8
9
10

Anda mungkin juga menyukai