Anda di halaman 1dari 2

Nama : Awaliyah Putri A.

F
NIM : A34190004

Cendawan Entomopatogen

Cendawan entomopatogen termasuk cendawan yang bersifat heterotroph atau


tidak bisa membuat makanannya sendiri, sehingga cendawan ini hidup sebagai
parasit pada serangga. Biasanya cendawan endomopatogen digunakan untuk
mengendalkan serangga hama di lapang. Cendawan endomopatogen memiliki
kelebihan dalam kapasitas produksi yang tinggi karena siklus hidupnya singkat dan
mampu membentuk spora yang tahan terhadap kondisi lingkungan yang buruk.
Beberapa jenis cendawan yang menyerang serangga adalah Beauveria bassiana dan
Metarhizium anisopliae. Beauveria bassiana biasanya menyerang serangga ordo
Lepidoptera, sedangkan Metarhizium sp. menyerang berbagai ordo yaitu,
Lepidoptera, Hemiptera, Diptera, dan Coleoptera. Selain itu, Metarhizium sp.
paling efektif dalam menginfeksi famili Scrabaeidae (Coleoptera) dan termasuk
jenis cendawan yang banyak digunakan dalam mengendalikan serangga-serangga
hama di lapangan. Kedua cendawan ini dikenal sebagai cendawan entomopatogen
yang memiliki kisaran inang luas, tetapi memiliki sifat spesifik inang dan spesifik
lokasi sebagai karakteristik khas pengendali hayati. Cendawan Metarhizium
anisopliae dan Beauveria bassiana banyak digunakan sebagai bahan aktif
bioinsektisida cair. Apabila kandungan dari bioinsektisida baik, maka akan
meningkatkan kerapatan dan viabilitas spora.
Cendawan Metarhizium anisopliae dan Beauveria bassiana mempunyai
konidia yang memiliki rantai pararel. Rantai pararel ini terbentuk jika konidia
terbentuk dalam jumlah banyak dan mampu melakukan penetrasi ke dalam tubuh
serangga inang melalui dua cara, yaitu tekanan mekanik dan bantuan toksin yang
dikeluarkan oleh cendawan. Tahap awal infeksi cendawan menunjukkan gejala
terinfeksi ringan, tetapi pada infeksi tahap lanjut serangga menjadi tidak aktif,
aktivitas makan menurun dan kehilangan koordinasi. Serangga terinfeksi patogen
yang ada di dalam tanah akan muncul ke permukaan tanah. Miselia jamur yang
berwarna putih mulai menembus kutikula keluar dari tubuh serangga pada bagian
yang paling mudah terserang yaitu pada bagian ruas-ruas tubuh dan alat mulut dan
akhirnya menutupi tubuh serangga. Infeksi menyebabkan serangga mengalami
mumifikasi dengan tubuh mengeras dan ada inisiasi pertumbuhan jamur dan
bakteri.
Selain mengalami mumifikasi, terjadi perubahan warna hitam pada tubuh
larva serangga. Hal ini terjadi karena proses melanisasi yang merupakan suatu
bentuk pertahanan tubuh serangga melawan patogen. Perubahan warna hitam atau
melanisasi terjadi akibat adanya aktivitas enzim phenoloksidae. Enzim ini berperan
dalam proses penyembuhan luka, sklerotisasi kutikula dan berperan dalam proses
melanisasi terhadap benda asing yang masuk ke dalam haemocoel. Enam senyawa
enzim yang dikeluarkan oleh jamur M. anisopliae diantaranya lipase, kithinase,
amylase, proteinase, pospatase dan esterase.
Eksplorasi merupakan salah teknik dalam pengendalian hayati dalam
melaksanakan pencarian msush alami. Eksplorasi dilakukan dengan cara
mengumpulkan serangga yang terinfeksi dari lapang menggunakan umpan
serangga. Keberadaan musuh alami di lapangan dapat dipengaruhi oleh lingkungan
yang buruk , lingkungan yang baik dapat meningkatkan jumlah musuh alami.
Eksplorasi musuh alami tersebut dapat dikembangkan dan diperbanyak untuk
dimanfaatkan dalam pengendalian. Jamur entomopatogen berasal dari serangga
sakit, bagian tanaman dan tanah yang ada sekitar tanaman. eksplorasi jamur
entomopatogen dapat dilakukan di rizofer tanaman sayuran dan diketahui ada tiga
3 genus jamur yang dapat menghambat pertumbuhan serangga yaitu, Metarhizium,
Beauveria dan Aspergillus. Eksplorasi bertujuan untuk menyeleksi jamur yang
menyerang serangga hama di lapangan dari berbagai wilayah memiliki tingkat
entomopatogenik. Jamur dan bakteri sangat baik dalam proses pengembangan
formulasi menjadi produk yang dapat dimanfaatkan dalam pengendalian hayati.

Arsi, Pujiastuti Y, Kusuma SSH, dan Gunawan. 2020. Eksplorasi, isolasi dan
identifikasi jamur entomopatogen yang menginfeksi serangga hama. Jurnal
Proteksi Tanaman Tropis. 1 (2): 70 – 76.
Hidayah A, Harijani W, Widajati W, dan Ernawati D. 2019. Potensi jamur
entomopatogen Metarhizium anisopliae, Beauveria bassiana dan
Streptomyces sp. Terhadap mortalitas Lepidiota stigma pada tanaman tebu.
Plumula. 7(2): 64 – 72.

Anda mungkin juga menyukai