Anda di halaman 1dari 3

NAMA : AMELIA WARUWU

NIM : 1212411005
KELAS : PGSD C 2021
MATA KULIAH : PEMBELAJARAN PKN SD
DOSEN PENGAMPU : APIEK GANDAMANA, S.Pd., M.Pd.

SOAL
1. Definisikan pengertian PKN menurut para ahli dan definisikan menurut kalian sendiri
2. Mengapa ada perubahan pada mata pelajaran PKN, maksudnya mengapa sering
mengalami perubahan nama?
3. Pada kurikulum merdeka PKN disebut Pendidikan Pancasila, apakah anda setuju atau
tidak dengan pernyataan tersebut? Sertakan alasannya!

PENJELASAN:
1. Dari video yang saya lihat dan saya mengambil kesimpulan bahwa Menteri Pendidikan
mengganti PPKn menjadi Pendidikan Pancasila itu bertujuan untuk mewujubkan nilai-
nilai Pancasila yaitu pengembangan karakter, yang dimana pembelajaran ini berbasis
prodiket. Menurut saya jikalau diganti Namanya saja tidak ada masalah, dikarenakan
isi dari materi yang dikandung dalam mata pelajaran tetap sama, walaupun di
Pendidikan Pancasila lebih focus pada nilai-nilai Pancasila. Dipendidikan Pancasila
kemendikbud berharap adanya pengimplementasian dari nilai-nilai Pancasila, tidak
hanya sekedar membaca, belajar dikelas saja.

2. Definisi pengertian PKN menurut para ahli


a. Menurut Mansoer
pada hakikatnya Pendidikan Kewarganegaraan itu merupakan hasil dari sintesis antara
civic education, democracy education, serta citizenship yang berlandaskan pada filsafat
pancasila serta mengandung Identitas Nasional Indonesia serta materi muatan tentang
bela Negara.
b. J. J. Cogan
Menurut J. J. Cogan dalam buku Citizen Education (1998), pendidikan
kewarganegaraan adalah pembelajaran secara formal maupun informal yang
berlangsung di keluarga, organisasi keagamaan, organisasi kemasyarakatan, media, dan
lain sebagainya yang membantu membentuk totalitas warga negara.
c. David Kerr
David Kerr dalam bukunya yang berjudul Citizen Education: An International
Comparison (1999) menyebutkan bahwa secara luas pendidikan kewarganegaraan
adalah proses yang mempersiapkan pemuda atas peran dan tanggung jawabnya sebagai
warga negara.
d. Merphin Panjaitan
Menurut Merphin Panjaitan pengertian pendidikan kewarganegaraan adalah
pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mendidik generasi muda agar dapat
berpartisipasi dengan aktif menjadi warga negara yang demokratis.
e. Winataputra dan Budiman U.
Winataputra dan D. Budiman dalam Civic Education: Konteks, Bahan Ajar, dan Kultur
Kelas (2007) mengartikan pendidikan kewarganegaraan secara subtansif dan pedagonis
dirancang untuk mengembangkan warganegara yang cerdas dan baik untuk seluruh
jalurdanjenjangpendidikan.
Dari penjelasan diatas dapat saya simpulkan bahwa Pendidikan
kewarganegaraan merupakan suatu Pendidikan yang mengajarkan peserta didik dalam
berdemokrasi yang dimana mempersiapkan peserta didik atau generasi penerus bangsa
lebih maju dan turun serta dalam melaksanakan demokrasi yang ada di Indonesia.

3. Pemerintah melalui Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003


mengubah mata pelajaran PPKn menjadi Pendidikan Kewarganegaraan (pkn).
Diubahnya Kurikulum 2006 ke kurikulum 2013 menandai pergantian nama mata
pelajaran dari PKn menjadi PPKn Kembali. Perubahan terhadap pelajaran Pendidikan
Kewarganegaraan selain nama pelajarannya, juga terdapat perubahan pada isinya,
berdasarkan UU no.2 tahun 2003 perubahan tersebut adalah unyuk memperjelas akar
keilmuan yakni politik, hukum dan moral.

4. Setuju
Alasannya: karena seperti dari jurnal yang telah baca bahwa Dalam sejarah kurikulum,
PPKn paling sering berganti-ganti sejak Orde Lama hingga kini. Masa Orde Baru,
pelajaran ini bernama Pendidikan Moral Pancasila atau PMP (Kurikulum 1975 dan
1984). Kedudukannya diperkokoh melalui Tap MPR Nomor II/MPR/1978 tentang
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P-4). Dalam Kurikulum 1994, PMP
beralih nama ke PPKn. Melalui 36 butir nilai Pancasila (yang mesti dihafalkan siswa),
PMP/PPKn menjelma sebagai unavoidable indoctrination (Udin S Winataputra, 2012).
Dijelaskan oleh pakar Pendidikan Kewarganegaraan Winarno (2006), PMP masa Orde
Baru tidak memiliki vitalitas, tidak berdaya, dan tidak dapat berfungsi dalam
meningkatkan kompetensi kewarganegaraan siswa. Siswa banyak tak suka karena
merasa bosan. Guru bingung, sebab materi yang diajarkan tidak jelas dasar
keilmuannya. Materi pelajarannya nilai karakter normatif idealistik. Ruang lingkup
materi sekitar kerukunan, persatuan, tenggang rasa, dan sejenisnya. Sekadar
pengetahuan nilai yang dipaksa dikognitifkan, lalu direduksi berupa hafalan untuk
diujikan. Tak terpadu dari aspek pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Wajah
PMP/PPKn tidak ilmiah. PPKn tidak berkembang karena pendekatan dalam
pembelajaran bersifat indoktrinatif, regimentatif, monologis, dan tidak partisipatif
(Azyumardi Azra, 2008). Pelajaran yang berorientasi membentuk “kepatuhan”
ketimbang “kecerdasan” warga negara. Warga negara yang pasif dan penurut daripada
aktif, partisipatif, dan demokratis. Siswa sekadar obyek bukan subyek pembelajaran.

Anda mungkin juga menyukai