Anda di halaman 1dari 3

Menyambut Idul Adha

‫ َم ْن يَ ْه ِد ِه هللاُ فَاَل‬،‫ت َأ ْع َمالِنَا‬ ِ ‫ُور َأ ْنفُ ِسنَا َو ِم ْن َسيَِّئا‬ِ ‫ َونَعُو ُذ بِاهللِ ِم ْن ُشر‬،ُ‫الـح ْم َد هّلِل ِ نَـحْ َم ُدهُ َونَ ْست َِع ْينُهُ َونَ ْستَ ْغفِ ُره‬ َ ‫إن‬ َّ
ُ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأ َّن ُمـ َح َّمداً َع ْب ُده‬ ُ‫ك لَه‬ َ ‫ َوَأ ْشهَ ُد َأن الَّ ِإلَهَ ِإالَّ اهلل َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْي‬،ُ‫ي لَه‬ َ ‫ َو َم ْن يُضْ لِلْ فَاَل هَا ِد‬،ُ‫ض َّل لَه‬ ِ ‫ُم‬
‫َو َرسُولُه‬
َ‫ق تُقَاتِ ِه َواَل تَ ُموتُ َّن ِإاَّل َوَأ ْنتُ ْم ُم ْسلِ ُمون‬َّ ‫ يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َح‬،‫قال هللا تعالى فى كتابه الكريم‬
‫يَا َأيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا اتَّقُوا هَّللا َ َوقُولُوا قَوْ اًل َس ِديدًا‬ ،‫وقال تعالى‬
‫َظي ًما‬ ِ ‫يُصْ لِحْ لَ ُك ْم َأ ْع َمالَ ُك ْم َويَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ُذنُوبَ ُك ْم َو َم ْن يُ ِط ِع هَّللا َ َو َرسُولَهُ فَقَ ْد فَا َز فَوْ ًزا ع‬
‫ُأل‬
ِ ‫ َو َش َّر ا ُم‬، ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
‫ور‬ َ ‫ي ُم َح َّم ٍد‬ ُ ‫ي هَ ْد‬ ِ ‫ َوَأحْ َسنَ ْالهَ ْد‬، ِ ‫ث ِكتَابُ هَّللا‬ ِ ‫ق ْال َح ِدي‬ َ ‫ فِإ َّن َأ‬،‫َأ َّما بَ ْع ُد‬
َ ‫ص َد‬
ِ َّ‫ضاللَ ٍة فِي الن‬
‫ار‬ َ ‫ َو ُك َّل‬، ٌ‫ضاللَة‬ َ ‫ َو ُك َّل بِ ْد َع ٍة‬، ٌ‫ َو ُك َّل ُمحْ َدثَ ٍة بِ ْد َعة‬، ‫ُمحْ َدثَاتُهَا‬
Ummatal Islam,

Kita berada di hari yang sangat mulia. Ia adalah merupakan 10 awal dari bulan Dzulhijjah.
Dan sebentar lagi kita akan mengadakan sebuah ibadah yang agung yaitu ibadah Idul Adha
disertai dengan penyembelihan qurban. Ia adalah merupakan ibadah yang sangat agung dan
besar. Ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala memerintahkan Nabi Ibrahim untuk menyembelih
anaknya (Ismail). Ketika Ismail telah memberikan dan menyerahkan dirinya untuk
disembelih oleh ayahnya (Ibrahim) sebagai simbol penyerahan diri dan ketundukan yang
sempurna kepada Rabbul Izzati wal Jalalah. Ini merupakan sebuah bentuk bagaimana
seorang hamba sesungguhnya terhadap Rabbul ‘Alamin.

Ummatal Islam,

Ketika Nabi Ismail berkata kepada ayahnya:

ِ َ‫يَا َأب‬
َ‫ت ا ْف َعلْ َما تُْؤ َم ُر ۖ َستَ ِج ُدنِي ِإن َشا َء اللَّـهُ ِمنَ الصَّابِ ِرين‬
“Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan oleh Allah kepadamu. Engkau akan
mendapati aku insyaAllah termasuk orang-orang yang bersabar.” (QS. Ash-Shaffat[37]:
102)

Subhanallah.. Ikhwatal Islam..

Akibat kesabaran dan ketaatan Nabi Ibrahim dan anaknya, maka Allah gantikan dengan
seekor kambing lalu Allah menyebutkan:
ٰ
)١٠٧( ‫َظ ٖيم‬ ٍ ‫َوفَد َۡينَهُ بِ ِذ ۡب‬
ِ ‫حع‬
“Dan Kami gantikan dengan sembelihan yang agung.” (QS. Ash-Shaffat[37]: 107)

Itu menunjukkan bahwasanya sembelihan di Idul Adha adalah merupakan sembelihan yang
agung, sembelihan yang besar disisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hal ini memberikan
kepada kita simbol bahwasanya seorang hamba hendaklah mengorbankan dirinya terhadap
Rabbul ‘Alamin, Rabb yang telah menciptakan dirinya, yang telah memberikan kepada dia
berbagai macam kenikmatan-kenikmatan yang sangat banyak kepadanya. Itulah iman, itulah
ketaatan dan ketundukan.
Ketika seorang hamba menyembelih kambingnya tersebut, Allah Subhanahu wa Ta’ala
menyebutkan bahwa itu adalah sembelihan yang agung dan besar. Ia adalah ibadah.
Sebagaimana Allah berfirman:

َ‫ي َو َم َماتِي هَّلِل ِ َربِّ ۡٱل ٰ َعلَ ِمين‬ َ ‫قُ ۡل ِإ َّن‬


َ ‫صاَل تِي َونُ ُس ِكي َو َم ۡحيَا‬
“Sesungguhnya shalatku, sembelihanku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah Rabbul
‘Alamin. Tidak ada sekutu bagi Dia.” (QS. Al-An’am[6]: 162)

Penyembelihan ini merupakan simbol tauhid (pengesahan hanya kepada Allah). Bahwasanya
ibadah hanya milik Allah Rabbul ‘Izzah. Bahwasanya ibadah murni untuk Allah semata.

Oleh karena itu, saudaraku..

Hendaklah seorang berusaha semampu mungkin untuk melaksanakan ibadah yang besar dan
agung ini. Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

َ ‫ُض ِّح فَاَل يَ ْق َربَ َّن ُم‬


‫صاَّل نَا‬ َ ‫َم ْن َو َج َد ِم ْن ُك ْم َس َعةً فَلَ ْم ي‬
“Siapa yang mendapatkan kelebihan harta tapi dia tidak berqurban, maka janganlah ia
mendekati mushola kami.”

Ancaman dari Rasulullah bagi orang yang diberikan kemampuan untuk berqurban, tapi dia
tidak melaksanakan ibadah yang agung ini.

Bagaimana tidak, saudaraku? Ini adalah sebuah ibadah yang besar sekali di sisi Allah
Subhanahu wa Ta’ala. Dan yang akan sampai kepada Allah adalah ketakwaan. Allah
berfirman:

ۚۡ‫َال ٱهَّلل َ لُحُو ُمهَا َواَل ِد َمٓاُؤ هَا َو ٰلَ ِكن يَنَالُهُ ٱلتَّ ۡق َو ٰى ِمن ُكم‬
َ ‫لَن يَن‬
“Tidak akan sampai kepada Allah daging dan darah qurban. Akan tetapi yang sampai
kepada Allah adalah ketakwaan diantara kalian” (QS. Al-Hajj[22]: 37)

Na’am.. Ketakwaan, keikhlasan, ketundukan, kesabaran dalam melaksanakan perintah Allah


dan menjauhi larangan-larangan Allah Rabbul ‘Alamin.

Sesungguhnya dalam kejadian ini terdapat pelajaran buat orang yang mau berpikir.
Sesungguhnya dalam penyembelihan hewan qurban ini terdapat pelajaran yang sangat agung
yang bisa kita petik darinya. Ia adalah merupakan pentauhidan Allah yang merupakan inti
dakwah seluruh Nabi dan Rasul.

menyembelih termasuk ibadah. Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam melaknat


orang yang menyembelih untuk selain Allah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam
bersabda:

ِ‫لَ َعنَ هللاُ َم ْن َذبَ َح لِ َغي ِْر هللا‬


“Semoga Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah Subhanahu wa
Ta’ala.” (HR. Muslim)

Ummatal Islam,

Ia adalah merupakan simbol ketundukan kepada Allah yang ditunjukkan oleh sikap Nabi
Ibrahim dan Nabi Ismail ‘Alaihish Shalatu was Salam kepada perintah-perintah Allah.
Sungguh ketundukan yang luar biasa. Ketika seorang hamba siap dirinya berkorban bahkan
sampai mengorbankan nyawanya sekalipun dijalan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sungguh
ketundukan yang luar biasa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ia adalah merupakan simbol ittiba’. Mengikuti Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.


Oleh karena itu seorang mukmin berusaha untuk mencari sesuatu amalan dari qurban ini
yang paling sesuai dengan sunnah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Orang yang
hatinya masih sehat, orang yang hatinya masih selamat, dia akan lebih memperhatikan
lurusnya amal ibadah daripada ibadah itu sendiri. Hal sebagaimana dikatakan oleh Imam
Ibnul Qayyim dalam Ighatsatul Lahfan.

Ummatal Islam,

Ia adalah merupakan simbol kesabaran. Ketika seorang hamba berusaha sabar untuk
mentaati Allah Subhanahu wa Ta’ala, hal itu menunjukkan keimanan kepada Allah. Karena
memang mentaati Allah butuh kesabaran, saudaraku. Sebagaimana menjauhi kemaksiatan
Allah pun butuh kesabaran, saudaraku.

Bayangkan apabila kita tidak diberikan kesabaran. Barangkali kita tidak akan mampu
mentaati Allah. Karena syahwat begitu besarnya, hawa nafsu begitu kuatnya, sementara iblis
dan bala tentaranya tak pernah diam menggoda dan menyesatkan manusia. Oleh karena itu
Ali bin Abi Thalib berkata bahwa  sesungguhnya kesabaran bagi iman bagaikan kepala bagi
tubuh. Mungkinkah tubuh akan hidup tanpa kepala? Demikian pula iman tidak akan pernah
hidup tanpa kesabaran.

Ikhwatal Islam A’azzaniyallahu waiyyakum..

Sungguh ibadah yang agung ini memberikan kepada kita banyak sekali hikmah-hikmah.
Maka dari itulah seorang muslim berusaha bukan hanya berqurban dan menyembelih. Akan
tetapi ia mengambil dan memetik hikmah-hikmah yang agung dibalik daripada ibadah itu
sendiri.

Anda mungkin juga menyukai