Anda di halaman 1dari 7

Chapter 3.

1 (Pengayaan)

Konsumsi, Tabungan,
Biaya produksi dan penerimaan

A. Konsumsi, Tabungan dan Pendapatan

1. Konsumsi adalah bagian dari pendapatan yang digunakan untuk pembelanjaan barang dan jasa
yang dipakai langsung untuk memuaskan keinginan konsumen, yang dapat dicari dengan
menggunakan rumus:

C = a + bY 𝐶 𝛥𝐶
APC = b = MPC =
𝑌 𝛥𝑌
Dimana:
C = tingkat konsumsi ΔC = perubahan tingkat konsumsi
Y = pendapatan disposable (Yd) ΔY = perubahan pendapatan disposable

2. Tabungan adalah bagian dari pendapatan yang tidak digunakan untuk kegiatan konsumsi, yang
dapat dicari dengan menggunakan rumus:

S = -a + (1 – b)Y 𝑆 𝛥𝑆
APS = (1 – b) = MPS =
𝑌 𝛥𝑌
Dimana:
S = tingkat tabungan ΔS = perubahan tingkat tabungan
Y = pendapatan disposable (Yd) ΔY = perubahan pendapatan disposable

3. Konsumsi (C) dan Tabungan (S) adalah bagian dari pendapatan disposable (Y/Yd) yang tidak
dapat dipisahkan satu dengan lainnya, sehingga memiliki hubungan:

Y=C+S dan MPC + MPS = 1

Contoh soal :
Diketahui fungsi konsumsi C = 20 + 0,6Y, tentukan:
a. Fungsi tabungan
b. Konsumsi dan tabungan saat pendapatan 150
c. Konsumsi minimum saat tidak memperoleh pendapatan (Y=0)
d. Pendapatan keseimbangan (Break Even Income / Y=C)

Jawab :
a. Y = C + S
Y = 20 + 0,6Y + S
S = Y – 20 – 0,6Y
S = -20 + 0,4Y
b. C = 20 + 0,6Y dan S = -20 + 0,4Y
C = 20 + (0,6 x 150) S = -20 + (0,4 x 150)
C = 20 + 90 = 110 S = -20 + 60 = 40

c. Konsumsi minimum saat Y=0 bisa ditemukan dengan memasukkan ke rumus konsumsi,
dan akan kita dapatkan nilai 20, atau dapat kita simpulkan bahwa konstanta “a” pada
rumus konsumsi adalah besarnya konsumsi minimum.
C,S
d. Y = C 50
Y = 20 + 0,6Y
Y – 0,6Y = 20
0,4Y = 20 20 C
Y = 50 (titik impas)
Y=C S
-30 0 50 Y

-20

B. Fungsi Biaya total, Biaya rata-rata, dan Biaya marjinal


1. Biaya Produksi (Cost ) adalah pengorbanan atau pengeluaran yang tidak dapat dihindari untuk
menghasilkan suatu barang dan kemudian memasarkannya. Terdapat 4 unsur penting dalam
penetapan biaya produksi, yaitu:
a. Merupakan suatu pengorbanan
b. Untuk suatu tujuan tertentu, dalam hal ini adalah produksi
c. Dinyatakan dalam satuan uang
d. Pengorbanan yang sudah terjadi maupun yang akan terjadi (pasti)

2. Jenis biaya produksi berdasarkan hubungan dengan produk yang dihasilkan :


a. Biaya produksi langsung (biaya utama); adalah biaya yang secara langsung berhubungan
dengan barang yang diproduksi, terdiri atas:
- Biaya bahan baku langsung, adalah semua bahan baku yang membentuk bagian integral
dari produk jadi yang diproduksi.
- Biaya tenaga kerja langsung, adalah tenaga kerja yang melakukan konversi bahan baku
langsung menjadi produk jadi.
b. Biaya produksi tidak langsung (overhead pabrik): adalah biaya yang tidak dapat ditelusuri
secara langsung ke masing-masing unit barang yang diproduksi, terdiri atas:
- Biaya bahan baku tidak langsung, disebut juga sebagai bahan penolong adalah bahan
yang diperlukan untuk penyelesaian suatu produk, tetapi tidak menjadi bagian dari produk,
contoh: paku, sekrup, mur, lem, oli pelumas untuk perawatan mesin
- Biaya tenaga kerja tidak langsung, adalah tenaga kerja yang tidak dapat ditelusuri
langsung ke konstruksi/komposisi produk jadi, contoh: pengawas, supervisi
- Biaya lain, meliputi: sewa, asuransi, pajak, penyusutan, listrik, air, dan lain-lain
(--dipelajari lebih lanjut dalam Akuntansi biaya--)

3. Jenis biaya produksi berdasarkan sifat terdiri atas:


a. Biaya tetap (Fixed cost ), adalah biaya yang jumlahnya tetap dan tidak tergantung besar
kecilnya jumlah produksi, contoh: sewa bangunan, penyusutan aset tetap, dan lain-lain
(tergantung kebijakan perusahaan)
b. Biaya variabel (Variable cost ), adalah biaya yang akan bertambah atau berkurang sesuai
dengan jumlah barang yang diproduksi, contoh: bahan baku, bahan bakar, dan lain-lain
(tergantung kebijakan perusahaan)

Dengan demikian Total produksi (Total cost ) dapat dihitung dengan rumus:
TC = Total Cost = jumlah biaya produksi
TC = TFC + TVC TFC = Total Fixed Cost = jumlah biaya tetap
TVC = Total Varible Cost = jumlah biaya variabel

Biaya rata-rata (Average cost ) adalah biaya yang harus dikorbankan untuk menghasilkan satu
unit barang pada jumlah atau tingkat produksi tertentu, dapat dihitung dengan rumus:
AC = Average Cost = biaya rata-rata per unit
𝑇𝐶
AC = TC = Total Cost Q = jumlah produksi
𝑄
dengan catatan
AFC dan AVC dapat dihitung dengan cara yang sama, membagi
TFC dan TVC dengan Q
AC = AFC + AVC AFC = Average Fixed Cost = biaya tetap rata-rata
AVC = Average Variable Cost = biaya variabel rata-rata

Biaya marjinal (Marginal Cost ) adalah tambahan biaya karena penambahan satu unit produksi,
dapat dihitung dengan rumus:
MC = Marginal Cost
𝛥𝑇𝐶
MC = ΔTC = tambahan total biaya
𝛥𝑄
ΔQ = tambahan jumlah produksi

C. Fungsi Penerimaan total, Penerimaan rata-rata dan Penerimaan marjinal


Penerimaan total (Total revenue ) adalah jumlah pendapatan dari hasil penjualan barang yang
diproduksi, dapat dihitung dengan rumus:
TR = Total Revenue
TR = P x Q P = harga jual barang per unit
Q = jumlah unit barang yang dijual

Penerimaan rata-rata (Average revenue ) adalah penerimaan yang diterima dari setiap satu unit
barang yang terjual atau pada umumnya dianggap sama dengan harga jual barang per unit, dapat
dihitung dengan rumus:

𝑇𝑅 𝑇𝑅 𝑃𝑥𝑄
AR = AR = = =P
𝑄 𝑄 𝑄

Penerimaan marjinal (Marginal revenue ) adalah tambahan penerimaan karena penambahan


satu unit barang yang dijual, dapat dihitung dengan rumus:
MR = Marginal Revenue
𝛥𝑇𝑅
MR = ΔTR = tambahan total penerimaan
𝛥𝑄 ΔQ = tambahan barang yang dijual

D. Laba/Rugi
Laba/Rugi adalah selisih antara jumlah penerimaan (TR) dengan jumlah biaya (TC), dengan
kondisi:
- Apabila TR > TC, maka disebut sebagai Laba
- Apabila TR < TC, maka disebut sebagai Rugi
- Apabila TR = TC, maka disebut sebagai impas (Break Even Point )

Contoh perhitungan:
Sebuah perusahaan DVD “bajakan” setiap hari mengeluarkan biaya tetap total Rp.100.000,00.
Berdasarkan pengalaman, diketahui bahwa biaya variabel rata-rata sebesar Rp.4.000,00 per buah.
Harga jual DVD adalah Rp. 8.000,00 per buah. Untuk mencapai BEP, tentukan berapa buah DVD
yang harus dihasilkan dalam satu hari oleh perusahaan terebut!
Jawab:
Agar tercapai BEP, maka TR harus sama dengan TC, maka:
TR = TC
P x Q = TFC + TVC
P x Q = TFC + (AVC x Q)
8000 x Q = 100000 + (4000 x Q)
8000Q – 4000Q = 100000
4000Q = 100000
Q = 25
Jadi perusahaan harus menghasilkan 25 buah DVD dan kesemuanya harus habis terjual, jika
perusahaan hendak mencapai titik impas (BEP)
Analisis:
a. Jika perusahaan tepat menjual 25 buah:
TR = P x Q = 8000 x 25 = Rp. 200.000,00
TC = TFC + TVC = 100000 + (4000 x 25) = Rp. 200.000,00
TR = TC
b. Jika perusahaan menjual dibawah 25 buah, misal 20 buah:
TR = 8000 x 20 = Rp. 160.000,00
TC = 100000 + (4000 x 20) = Rp. 180.000,00
TR < TC, maka Rugi = TC – TR = 180000 – 160000 = Rp. 20.000,00
c. Jika perusahaan menjual diatas 25 buah, misal 30 buah:
TR = 8000 x 30 = Rp. 240.000,00
TC = 100000 + (4000 x 30) = Rp. 220.000,00
TR > TC, maka Laba = TR – TC = 240000 – 220000 = Rp. 20.000,00

Atau apabila kita menyusunnya dengan tabel:


Q P TR TFC AVC TVC TC L/R

15 8.000 120.000 100.000 4.000 60.000 160.000 -40.000

20 8.000 160.000 100.000 4.000 80.000 180.000 -20.000

25 8.000 200.000 100.000 4.000 100.000 200.000 0

30 8.000 240.000 100.000 4.000 120.000 220.000 20.000

35 8.000 280.000 100.000 4.000 140.000 240.000 40.000


Perlu diketahui:
1. Dalam kondisi nyata Fixed cost dalam jangka panjang akan berubah menjadi Variabel cost,
sehingga sulit dilacak berapakah fixed cost yang sesungguhnya. Pada umumnya perusahaanlah
yang menetapkan kebijakan untuk menetapkan angka baik TFC maupun TVC.
2. Dalam kondisi nyata besarnya Variable cost juga berubah seiring dengan perubahan jumlah
unit, sebab adanya kemungkinan:
- pembelian bahan baku dalam jumlah besar yang biasanya diikuti dengan diskon/potongan
harga
- bila ada gejolak ekonomi harga bahan baku dapat melonjak dengan tiba-tiba, sehingga
perbandingan besarnya TC dan TR juga berubah-ubah.
Dalam kondisi nyata, kesemua hal di atas sangat tergantung pada jenis struktur pasar yang ada,
apakah pasar persaingan sempurna atau pasar persaingan tidak sempurna (monopoli, oligopoli,
persaingan monopolistik, dll yang dapat dilihat pada bab 4)

C. Titik Impas (Break Even Point/BEP)

Dalam kegiatan usaha, seorang wirausahawan selalu memperhitungkan adanya titik


impas atau break event point (BEP). Analisis BEP adalah suatu teknis analisis untuk mempelajari
hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan, dan volume kegiatan.
BEP adalah suatu keadaan dimana perusahaan dalam operasinya tidak memperoleh laba
dan juga tidak menderita kerugian atau dengan kata lain total biaya sama dengan total penjualan
sehingga tidak ada laba dan tidak ada rugi. Hal ini bisa terjadi apabila perusahaan dalam
operasinya menggunakan biaya tetap dan biaya variabel, dan volume penjualannya hanya cukup
menutupi biaya tetap dan biaya variabel. Apabila penjualan hanya cukup menutupi biaya variabel
dan sebagian biaya tetap, maka perusahaan menderita kerugian. Sebaliknya, perusahaan akan
memperoleh keuntungan, apabila penjualan melebihi biaya variabel dan biaya tetap yang harus
dikeluarkan.

Manfaat dari Break Event Point (BEP) sebagai berikut.


1. Alat perencanan untuk menghasilkan laba.
2. Memberikan informasi mengenai berbagai tingkat volume penjualan, serta
hubungannya dengan kemungkinan memperoleh laba menurut tingkat penjualan
yang bersangkutan.
3. Mengevaluasi laba dari perusahaan secara keseluruhan.
4. Mengganti sistem laporan yang tebal dengan grafik yang mudah dibaca dan
dimengerti.

BEP memerlukan komponen penghitungan dasar berikut ini.

1. Fixed Cost (FC). Komponen ini merupakan biaya yang tetap atau konstan jika adanya
tindakan produksi atau meskipun perusahaan tidak berproduksi. Contoh biaya ini
yaitu biaya tenaga kerja, biaya penyusutan mesin, dan lain- lain.
2. Variabel Cost (VC). Komponen ini merupakan biaya per unit yang sifatnya dinamis
tergantung dari tindakan volume produksinya. Jika produksi yang direncanakan
meningkat, berarti variabel cost pasti akan meningkat. Contoh biaya ini yaitu biaya
bahan baku, biaya listrik, dan lainnya.
3. Selling Price (SP). Komponen ini adalah harga jual per unit barang atau jasa yang
telah diproduksi.

Cara menghitung BEP. Ada dua macam rumus yang dapat digunakan untuk analisis BEP
yaitu:
𝐓𝐅𝐂
BEP dalam unit =
(𝐒𝐏 − 𝐕𝐂)

𝐓𝐅𝐂
BEP dalam rupiah = 𝐕𝐂
(𝟏 − )
𝐒𝐏
Keterangan:
 BEP: Break Event Point/Titik impas
 TFC: Total Biaya Tetap
 VC: Biaya Variabel per unit
 SP: Selling Price/Harga jual per unit

Contoh perhitungan BEP


Diketahui sebuah perusahaan PT Mandiri yang bergerak di bidang peralatan
perkakas palu memiliki data sebagai berikut:
1. Kapasitas produksi yang dapat dipakai adalah 100.000 unit mesin palu
2. Harga jual per satuan adalah Rp 6.000,00 per unit
3. Total biaya tetap adalah Rp 100.000.000,00 dan total biaya variabel adalah Rp
200.000.000,00.

Rincian masing-masing biaya tersebut adalah sebagai berikut:


1. Fixed Cost (FC)
 Overhead pabrik : Rp 40.000.000,00
 Biaya distribusi : Rp 45.000.000,00
 Biaya administrasi : Rp 15.000.000,00
Total FC : Rp 100.000.000,00
2. Variable Cost (VC)
 Biaya bahan : Rp 60.000.000,00
 Biaya tenaga kerja : Rp 65.000.000,00
 Overhead pabrik : Rp 15.000.000,00
 Biaya distribusi : Rp 40.000.000,00
 Biaya administrasi : Rp 20.000.000,00

Total VC : Rp 200.000.000,00

Perhitungan:
• Total penjualan (TR)= Q x SP = 100.000 x 6.000 = Rp. 600.000.000
TFC 100.000.000
• Biaya Tetap per Unit (FC) = = = Rp. 1.000/unit
Q 100.000
TVC 200.000.000
• Biaya Variabel per Unit (VC) = = = Rp. 2.000/unit
Q 100.000

TFC 100.000.000 100.000.000


• BEP dalam unit = = = = 25.000 unit
(SP −VC) (6.000 −2.000) 4.000
Artinya: perusahaan tersebut harus menjual 25.000 unit agar dapat BEP.

TFC 100.000.000 100.000.000 100.000.000


• BEP dalam rupiah = VC = 2.000 = 1 = 2 =
(1 − ) (1 − ) (1 − ) ( )
SP 6.000 3 3
𝟑
100.000.000 x 𝟐 = Rp. 150.000.000

Artinya: perusahaan tersebut akan BEP setelah mendapat omset sebesar Rp


150.000.000,00

Perhitungan tersebut dapat juga dibuktikan dengan rumus BEP untuk menghitung pendapatan:

TR (Total Revenue) = unit BEP x harga jual unit


TR = 25.000 x Rp 6.000,00 = Rp 150.000.000,00
Karena total pendapatan = total biaya = 150.000.000, maka BEP telah dicapai

Penugasan: Kerjakan latihan soal berikut menggunakan rumus di atas


Sebuah perusahaan DVD “bajakan” setiap hari mengeluarkan biaya tetap total
Rp.100.000,00. Berdasarkan pengalaman, diketahui bahwa biaya variabel rata-rata
sebesar Rp.4.000,00 per buah. Harga jual DVD adalah Rp. 8.000,00 per buah. Untuk
mencapai BEP, tentukan berapa buah DVD yang harus dihasilkan dalam satu hari oleh
perusahaan terebut (BEP unit) dan tentukan BEP dalam rupiah!

Anda mungkin juga menyukai