PEMANFAATAN TUMBUHAN BAMBU: Kajian Empiris Etnoekologi Pada Masyarakat Kota Tidore Kepulauan
PEMANFAATAN TUMBUHAN BAMBU: Kajian Empiris Etnoekologi Pada Masyarakat Kota Tidore Kepulauan
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data kajian dan analisis tentang etnoekologi masyarakat
Kota Tidore Kepulauan dalam pemanfaatan jenis tumbuhan bambu Tutul (Bambusa maculata),
bambu Toi (Schizostachyum lima), bambu Talang (Schizostachyum brachyladumi), Bambu Pipe
(Bambusa atra), dan bambu Cendani (Bambusa glaucescens). Metode yang digunakan berupa
wawancara dan pendekatan survey, yang disajikan secara deskripstif kualitatif. Prosedur penelitian
meliputi; studi dokumentasi, wawancara, dan observasi/pengamatan terhadap aktifitas masyarakat.
Analisis data menggunakan analisis etnografis yang disajikan dalam bentuk deskriptif kualitatif.
Hasil analisis dan hubungan antara informasi, dirangkum dan dijadikan sebagai kesimpulan. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa secara etnografis, masyarakat yang berdomisili di Desa kayasa, Desa
Gosale, Desa Galala, Desa Bukit Durian, Desa Garojou dan Kelurahan Sofifi Kecamatan Oba Utara
Kota Tidore Kepulauan terdiri dari lima etnis (suku) utama yaitu Tidore, Makian, Sanger, Tobaru,
dan Galela. Secara ekologi, lima jenis tumbuhan bambu memiliki habitat yang sama yaitu tumbuh
pada jenis tanah liat, berpasir dan berbatu tetapi memiliki karakter morfologi yang berbeda. Lima
jenis tumbuhan bambu tersebut dimanfaatkan dengan cara lokal untuk pembuatan kursi, pagar
kebun, pagar kebun, kandang ternak, konstruksi rumah, pembuatan penampi beras (sosiru),
pembuatan atap (katu), penyangga tanaman, anyaman bambu yang dibuat sebagai dinding rumah,
plafon, tikar, ornamen lampu, membuat sayuran dari rizomnya (rebung), sebagai tali, penampung air,
keranjang buah, tempat tisu, sebagai tanaman hias di pekarangan rumah, sebagai alat dan bahan
untuk upacara adat, dan atraksi tari-tarian budaya. Pemanfaatan lima jenis tumbuhan bambu yang
dilakukan oleh masyarakat setempat dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan ekonomi.
Kata Kunci: Etnoekologi, Tumbuhan Bambu, Kearifan Lokal, Tidore Kepulauan
57
Saintifik@. Vol 1 (2) Oktober 2017 ISSN (e). 2598-3822
bahan lain karena sering ditemukan di sekitar aturan-aturan khusus. Pengetahuan lokal
pemukiman khususnya di daerah pedesaan. secara substansial merupakan norma yang
Bambu menjadi tanaman serba guna bagi berlaku dalam suatu masyarakat yang diyakini
kebanyakan orang di Indonesia. kebenarannya dan menjadi acuan dalam
Bambu memegang peranan sangat penting bertindak dan berperilaku sehar-hari. Nilai,
dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. kepercayaan, adat istiadat dan aturan-aturan
Bambu dikenal memiliki sifat-sifat yang baik khusus inilah yang juga dijadikan acuan oleh
untuk dimanfaatkan berupa batang yang kuat, masyarakat Kota Tidore Kepulauan untuk
serta kulit batang yang mudah dibentuk. memanfaatkan lima jenis bambu.
Bambu banyak ditemukan di sekitar Kearifan lokal dapat diartikan sebagai
pemukiman daerah pedesaan, sehingga bambu bentuk pemahaman atau pengetahuan dari
menjadi tanaman serbaguna bagi masyarakat suatu masyarakat terhadap cara menghadapi
pedesaan. sistem yang berlaku di masyarakat, dan
Kota Tidore Kepulauan merupakan salah digunakan oleh masyarakat tersebut untuk
satu wilayah Provinsi Maluku Utara yang berperilaku. Kearifan lokal yang begitu
memiliki potensi sumber daya alam bambu mengagumkan pada dasarnya tidak ada ilmu
yang paling banyak dimanfaatkan oleh yang rendah atau tinggi, dan terwujud dengan
masyarakat sebagai bahan bangunan, perabot ilmu tentang lingkungan yang disebut dengan
rumah tangga dan lain-lain karena memiliki etnoekologi.
batang yang kuat dengan ruas-ruas yang Etnoekologi (ethnoecology) adalah ilmu
pendek (Mulyadi, 2010). yang mempelajari tentang manusia dan
Berdasarkan hasil observasi, di Kota ekologi sebagai jembatan penghubung antara
Tidore Kepulauan khususnya di Kecamatan ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan
Oba Utara merupakan salah satu kecamatan kemasyarakatan melalui kronologi waktu
yang memiliki keanekaragaman jenis bambu sehingga menggambarkan suatu kekhasan atau
yang cukup tinggi dan banyak ditemukan serta spesifikasi ekologi tertentu akibat adanya
dimafaatkan dengan baik oleh masyarakat, bentuk-bentuk interaksi manusia (Julie, 2005).
terutama para masyarakat pengrajin bambu Masyarakat Kota Tidore Kepulauan sering
yang memanfaatkan jenis tumbuhan bambu mengambil lima jenis bambu yang tumbuh
sesuai keterampilan yang dimiliki dan tersebar di hutan dan lokasi perkebunan enam
dimanfaatkan secara tradisonal atau dengan Desa yang terletak di Kecamatan Oba Utara.
cara kultur atau budaya sehari-hari untuk Berdasarkan informasi dari masyarakat
menghasilkan berbagai produk yang memiliki setempat bahwa eksploitasi lima jenis bambu
nilai ekonomi dan dapat dipasarkan, sehingga ini sdh sangat tinggi selain untuk konsumsi
dapat menambah pendapatan masyarakat. juga untuk pemanfaatan batang, kulit, cabang,
Kemampuan masyarakat untuk memilih dan daun dan rebung sebagai bahan makanan dan
memanfaatkan jenis tumbuhan bambu produk hiasan sehingga mempengaruhi
berdasarkan kebiasaan ini disebut dengan keberadaannya di habitat. Oleh karena itu
pengetahuan lokal. diperlukan penelitian untuk mengetahui
Pengetahuan lokal adalah semua bentuk seberapa tinggi ketergantungan masyarakat
pengetahuan, keyakinan, pemahaman atau terhadap lima jenis bambu ini baik dari segi
etika yang menuntun perilaku manusia dalam faktor kebutuhan pangan (subsistem) maupun
kehidupan di dalam komunitas ekologis. yang faktor peningkatan pendapatan (komersial).
berupa nilai, kepercayaan, adat istiadat dan Penelitian etnoekologi di Kota Tidore
Kepulauan bertujuan untuk mengkaji
58
Saintifik@. Vol 1 (2) Oktober 2017 ISSN (e). 2598-3822
59
Saintifik@. Vol 1 (2) Oktober 2017 ISSN (e). 2598-3822
perabotan rumah tangga berbahan dasar pada log book dan menjadi informasi penting
bambu, dan kegiatan pengambilan bambu dari bagi penelitian ini.
habitatnya. Setiap keterangan informan, dicatat
60
Saintifik@. Vol 1 (2) Oktober 2017 ISSN (e). 2598-3822
61
Saintifik@. Vol 1 (2) Oktober 2017 ISSN (e). 2598-3822
bakti. Di sisi lain, tradisi masyarakat juga Berdasarkan hasil wawancara terhadap 90
sangat memperhitungkan musim, dimana responden yang tersebar di lima Desa dan
kebiasaan untuk mengambil bambu dari satu Kelurahan di Kecamatan Oba Utara Kota
tempat hidupnya harus pada saat musim kering Tidore Kepulauan, menunjukkan bahwa dari
atau panas sehingga batang bambu tidak dalam kelima etnis (suku ) yang memanfaatkan lima
kondisi basah dengan alasan karena jenis tumbuhan yaitu bambu Tutul (Bambusa
permukaan batang bambu sangat licin. maculata), bambu Toi (Schizostachyum lima),
Sebagian besar masyarakat memanfaatkan bambu Talang (Schizostachyum
bambu untuk upacara adat atau atraksi brachyladumi), bambu Pipe (Bambusa atra),
kesenian, misalnya memanfaatkan batang bambu Cendani (Bambusa glaucescens) sangat
bambu Tutul (buluh cina) untuk atraksi tarian berbeda jika dilihat dan jenis pemanfaatannya,
“bambu gila”. Batang bambu juga karena tidak semua etnis dapat memanfaatkan
dimanfaatkan untuk mengikat bendera ketika semua jenis bambu untuk menghasilkan
upacara adat akan dilakukan, misalnya upacara produk yang bisa dipakai sendiri maupun yang
adat “Lulu Kie” yang biasa dilaksanakan oleh bisa dipasarkan. Hal ini didasarkan pada
suku Tidore. budaya lokal dan keterampilan masyarakat
Kecamatan Oba Utara Kota Tidore Kepulauan
2. Pemanfaatan Lima Jenis Tumbuhan
yang dilekatkan pada etnis masing-masing,
Bambu oleh Masyarakat Kecamatan
seperti terlihat pada tabel 1 berikut.
Oba Utara Kota Tidore Kepulauan
Berbasis Kearifan Lokal
Tabel 1. Jumlah Etnis (suku) dan Hasil Pemanfaatan lima Jenis Tumbuhan Bambu di Kecamatan Oba
Utara Kota Tidore Kepulauan
No Nama Jenis Tumbuhan dan Hasil Pemanfaatan Berbasis Kearifan Lokal
Etnis Bambu Tutul Bambu Toi Bambu Talang Bambu Pipe Bambu Cendani
(suku) (Bambusa (Schizostachyum (Schizostachyum (Bambusa atra) (Bambusa
maculata) lima) brachyladumi) glaucescens)
1 Sanger Pembuatan kursi Penyangga Batang dan Ruasnya Kulitnya Batangnya
dan meja tamu, tanaman kacang dimanfaatkan untuk: dimanfaatkan untuk dimanfaatkan
lemari, tempat panjang dan pare, pembuatan nasi jaha menjahit karung untuk penyangga
tidur rosban, kulitnya sebagai (nasi buluh), yang sudah di isi bangunan yang
tempat tisu, box tali untuk mengikat anyaman dinding kopra, dan baru dibangun,
bayi, kursi santai, pagar kebun. rumah (ancak) dan mengikat bagian pagar halaman
dan rebung dan anyaman pembatas pinggir saloi sanger rumah, pagar
tunasnya dinding rumah. (bika) dan tanaman kebun, dan sayap
ditanam/dibudiday hias perahu (pambot)
a kembali
2 Tidore Kipas, tusuk gigi, Penyangga Bahan untuk - Batangnya
vas bunga, Box tanaman tomat dan membuat nasi dimanfaatkan
bayi, lampu pelita kacang panjang, bambu, Penyangga untuk pagar
(Lampu ela-ela), kulitnya sebagai bangunan dan tiang halaman rumah,
alat tarian daerah tali utk mengikat dinding rumah. pagar kebun,
dan pagar halaman berbagai jenis penyangga
rumah. anyaman: Tolu bangunan, alat
(topi), sosiru tarian daerah ,
(tapisan beras), rebungnya
tapisan sagu, saloi, dimakan,
keranjang buah, tunasnya ditanam
dan para-para kembali dan
62
Saintifik@. Vol 1 (2) Oktober 2017 ISSN (e). 2598-3822
Berdasarkan Tabel 1. di atas menunjukkan bambu yang menjadi sampel penelitian ini,
bahwa etnis (suku) yang mendominasi dalam dan terdapat dua etnis (suku) yang hanya
pemanfaatan lima jenis bambu berbasis lokal memanfaatkan tiga jenis bambu dan belum
yaitu etnis Sanger, Tobaru dan Makian. Dari memanfaatkan dua jenis tumbuhan bambu
kelima etnis yang tersebar di lima Desa dan yaitu etnis Tidore dan etnis Galela. Jenis
satu Kelurahan di wilayah Kecamatan Oba tumbuhan bambu yang belum dimanfaatkan
Utara Kota Tidore Kepulauan terdapat tiga oleh etnis Tidore yaitu jenis tumbuhan bambu
etnis yang memanfaatkan lima jenis tumbuhan Pipe (Bambusa atra), dan jenis tumbuhan
63
Saintifik@. Vol 1 (2) Oktober 2017 ISSN (e). 2598-3822
bambu yang belum dimanfaatkan oleh etnis (Schizostachyum lima) dimanfaatkan untuk
Galela yaitu jenis tumbuhan bambu Toi penyangga tanaman tomat dan kacang
(Schizostachyum lima). panjang, kulitnya digunakan sebagai tali utk
mengikat berbagai jenis anyaman seperti:
Masyarakat yang berasal dari lima desa
‘Tolu’ (topi), ‘sosiru’ (tapisan beras), tapisan
dan satu kelurahan di Kecamatan Oba Utara
sagu, ‘saloi’, keranjang buah, dan ‘para-para
memanfaatkan lima jenis tumbuhan bambu
kelapa’ (tempat pengasapan kelapa untuk
berdasarkan kebiasaan atau budaya yang
pembuatan kopra). Bambu Talang
melekat pada etnisnya masing-masing,
(Schizostachyum brachyladumi) dimanfaatkan
sehingga menghasilkan produk pemanfaatan
sebagai bahan untuk membuat ‘nasi buluh’,
yang bervariasi. Etnis Sanger memanfaatkan
penyangga bangunan dan tiang dinding rumah.
bambu Tutul (Bambusa maculata) untuk
Bambu Cendani (Bambusa glaucescens)
membuat kursi dan meja tamu, lemari, tempat
batangnya dimanfaatkan untuk pagar halaman
tidur ‘rosban’, tempat tisu, tempat tidur bayi,
rumah, pagar kebun, penyangga bangunan, alat
kursi santai, dan rebung dan tunasnya
tarian daerah, rebungnya dimakan, tunasnya
ditanam/dibudidaya kembali. Sedangkan
ditanam kembali, dan batangnya dimanfaatkan
empat jenis tumbuhan bambu lainnya yaitu
sebagai tiang rumah.
bambu Toi (Schizostachyum lima)
dimanfaatkan untuk penyangga tanaman Etnis ketiga yaitu etnis Tobaru yang
kacang panjang dan pare, kulitnya sebagai tali memanfaatkan lima jenis tumbuhan.
untuk mengikat pagar kebun. Bambu Talang Berdasarkan tabel 1 di atas, etnis Tobaru
(Schizostachyum brachyladumi) batang dan memanfaatkan lima jenis bambu. Bambu Tutul
ruasnya dimanfaatkan untuk pembuatan ‘nasi (Bambusa maculata) dimanfaatkan untuk
jaha’ (‘nasi buluh’), anyaman dinding rumah membuat tempat menaruh gelas tamu (‘baki’),
(‘ancak’) dan anyaman pembatas dinding bingkai foto, tempat tidur bayi, rebung dan
rumah. Bambu Pipe (Bambusa atra) kulitnya tunasnya ditanam kembali, dan batangnya
dimanfaatkan untuk menjahit karung yang digunakan untuk pagar halaman rumah.
sudah di isi kopra, dan mengikat bagian Bambu Toi (Schizostachyum lima)
pinggir ‘saloi sanger’ (‘bika’) dan tanaman dimanfaatkan sebagai tali untuk pembuatan
hias. Bambu Cendani (Bambusa glaucescens) atap rumbia, keranjang, ‘paludi’, dinding
batangnya dimanfaatkan untuk penyangga rumah ‘ancak’, pembatas dinding rumah,
bangunan yang baru dibangun, pagar halaman anyaman tikar, pengikat tempat sagu ‘tumang’,
rumah, pagar kebun, dan sebagai penyeimbang dinding rumah, mengikat pagar kebun dan
perahu (‘pambot’). pagar halaman rumah. Bambu Talang
(Schizostachyum brachyladumi) batang dan
Berdasarkan tabel 1 di atas menunjukkan
ruasnya dimanfaatkan untuk pembuatan ‘nasi
bahwa masyarakat etnis Tidore hanya dapat
jaha’ (nasi buluh), dan ‘nasi suete’ (beras
memanfaatkan empat jenis tumbuhan bambu
yang dimasak di dalam bambu tanpa
yaitu tumbuhan bambu Tutul (Bambusa
menggunakan daun untuk membungkusnya)
maculata), bambu Toi (Schizostachyum lima),
dan tempat menampung air, membuat
bambu Talang (Schizostachyum brachyladumi)
anyaman dinding rumah (ancak) dan anyaman
dan bambu Cendani (Bambusa glaucescens).
pembatas dinding rumah, penjepit api (gata-
Bambu Tutul (Bambusa maculata)
gata) dan anyaman ‘sosiru’ (alat tapisan
dimanfaatkan untuk membuat kipas, tusuk
beras). Bambu Pipe (Bambusa atra) kulitnya
gigi, tempat bunga (vas), tempat tidur bayi,
dimanfaatkan sebagai bahan anyaman untuk
lampu pelita (lampu ‘ela-ela’), alat tarian
menganyam tapisan beras (sosiru), menjahit
daerah dan pagar halaman rumah. Bambu Toi
atap rumbia, mengikat lantai rak tempat
64
Saintifik@. Vol 1 (2) Oktober 2017 ISSN (e). 2598-3822
65
Saintifik@. Vol 1 (2) Oktober 2017 ISSN (e). 2598-3822
66
Saintifik@. Vol 1 (2) Oktober 2017 ISSN (e). 2598-3822
untuk dibelah-belah, hasil belahannya tidak menganggarkan penelitian ini dalam penelitian
mudah patah. Pembuatan penampi beras Mandiri bagi Dosen Tahun Anggaran 2017.
(sosiru) yaitu dengan cara dianyam,
DAFTAR PUSTAKA
Pembuatan “sosiru” juga menggunakan rotan
dan tali. Bagian tepi “sosiru” dikelilingi rotan Apriliani A, Sukarsa, Hidayah HA (2014)
dan kemudian diikat menggunakan tali. KAJIAN ETNOBOTANI TUMBUHAN
Sedangkan yang dimanfaatkan sebagai SEBAGAI BAHAN TAMBAHAN
penyangga yaitu jenis Schizostachyum lima, PANGAN SECARA TRADISIONAL
dengan cara bambu dipotong, tinggi pohon dan OLEH MASYARAKAT DI
tanaman yang akan disanggah. KECAMATAN PEKUNCEN
KABUPATEN BANYUMAS. Scr Biol
KESIMPULAN 1:76–84. doi: 10.20884/1.sb.2014.1.1.30
Berdasarkan hasil penelitian Arsad E (2015) TEKNOLOGI
menunjukkan bahwa secara etnografis PENGOLAHAN DAN MANFAAT
masyarakat yang berdomisili di Kecamatan BAMBU. J Ris Ind Has Hutan 7:45–52.
Oba Utara Kota Tidore Kepuluan Khususnya
di Desa kayasa, Desa Gosale, Desa Galala, Artiningsih NKA (2012) Pemanfaatan bambu
Desa Bukit Durian, Desa Garojou dan pada konstruksi bangunan berdampak
Kelurahan Sofifi Kecamatan Oba Utara Kota positif bagi lingkungan. Metana 8:1–9.
Tidore Kepulauan terdiri dari lima etnis (suku) doi: 10.14710/metana.v8i01.5117
utama yaitu Tidore, Makian, Sanger, Tobaru, Badan Pusat Statistik. 2009. Kota Tidore
dan Galela. Secara ekologi lima jenis Kepulauan dalam Angka. Tidore: Badan
tumbuhan bambu memiliki habitat yang Pusat Statistik Kota Tidore Kepulauan
hampir sama, tumbuh pada jenis tanah liat, Baguna Lestari Firlawanti , Nurrochmat
berpasir dan berbatu tetapi memiliki karakter Ridho Dodik YYE (2015) POTENSI
morfologi yang berbeda. Lima jenis tumbuhan PENGEMBANGAN BAMBU TUTUL
bambu dimanfaatkan secara lokal berupa SEBAGAI KOMODITAS UNGGULAN
pembuatan kursi, pagar kebun, pagar kebun, DI MALUKU UTARA. Risal Kebijak
kandang ternak, kontruksi rumah, pembuatan Pertan DAN Lingkung Rumusan Kaji
penampi beras (sosiru), pembuatan atap (katu), Strateg Bid Pertan dan Lingkung 2:42–
penyangga tanaman, anyaman bambu yang di 50. doi: 10.20957/jkebijakan.v2i1.10390
buat sebagai dinding rumah, plafon, tikar,
Batubara R (2002) Pemanfaatan Bambu di
ornamen lampu, membuat sayuran dari
Indonesia. USU Digit Libr 1–7. doi: 14
rizomnya (rebung), sebagai tali, penampung
Pbruari 2017
air, keranjang buah, tempat tisu, sebagai
tanaman hias di pekarangan rumah dan Batubara, R. (2002a) Morfologi Tanaman
dimanfaatkan sebagai alat dan bahan untuk Bambu. Universitas Sumatra Utara.
upacara adat dan atraksi tari-tarian budaya. _____. (2002b) Pemanfaatan Bambu di
Pemanfaatan lima jenis tumbuhan bambu yang Indonesia. Sumatera Utara. Diakses
dilakukan oleh masyarakat setempat bertujuan pada tanggal 21 maret 2017.
mencukupi kebutuhan ekonomi. Bungin, B. (2007) Penelitian Kualitatif.
UCAPAN TERIMA KASIH Prenada Media Group: Jakarta.
Terima kasih Tim Peneliti sampaikan kepada Dewi, I.N. (2010) Potensi Konflik pada
Dekan FKIP dan Ketua LPPM Universitas Pembangunan Taman Nasional
Khairun yang telah menyetujui untuk Bantimurung-Bulusaraung. Prosiding
Balai Penelitian Kehutanan
67
Saintifik@. Vol 1 (2) Oktober 2017 ISSN (e). 2598-3822
68
Saintifik@. Vol 1 (2) Oktober 2017 ISSN (e). 2598-3822
69