Anda di halaman 1dari 7

Etika Menggunakan Media Sosial Bagi Generasi Milenial

Putri Faizatul Cholilah


Program Studi Teknik Informatika, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Jl. Semolowaru No.45, Menur Pumpungan, Kec. Sukolilo, Kota SBY, Jawa Timur 60118
putrifaizaaa@gmail.com

Abstrak
Media sosial sekarang sudah melekat di kalangan sosial, khususnya generasi milenial saat ini.
Hampir semua remaja, orang dewasa bahkan anak-anak memiliki media sosial. Tidak hanya
satu tapi beberapa media sosial. Kebebasan perpendapat di media sosial menjadi wadah orang-
orang untuk mengekspresikan kehendaknya. Namun karena hal itu ada beberapa orang yang
tidak bisa mengendalikan perilakunya di media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisa etika pengguna media sosial khususnya generasi milenial. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah studi literature, teknik pengumpulan data dengan
menelaah berbagai sumber seperti buku, jurnal ilmiah dan lain sebagainya yang membahas
masalah serupa. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagaimana
menjaga etika dalam menggunakan media sosial.

I. Pendahuluan
Perkembangan teknologi sudah sangat maju saat ini, khususnya media sosial.
Semua orang pasti memiliki media sosial, mulai dari kalangan remaja sampai dewasa
bahkan anak-anak sudah ada yang memiliki media sosial. Media sosial sudah menjadi
tempat mengemukakan pendapat, pemikiran dan wajah ekspresi baru bagi masyarakat saat
ini. Kehadiran media sosial menjadi pendorong lahirnya inovasi baru. Berbagai aplikasi
bermunculan untuk memenuhi kebutuhan sosialisai orang-orang. Aplikasi-aplikasi sosial
media yang dapat menghubungkan informasi dan orang-orang dari berbagai negara.
Berbagai sosial media seperti Facebook, Twitter, Instagram, Youtube dan lain sebagainya
dapat menyebarkan berbagai informasi dengan cepat ke seluruh belahan dunia. Bahkan
bisa mempertemukan orang-orang yang berbeda negara dan Bahasa untuk dapat menjalin
pertemanan.
Walau sosial media terlihat memiliki banyak manfaat dan memudahkan semua
orang dalam mencari informasi. Tapi tidak semua hal hanya memiliki sisi positif, tentu ada
sisi negatifnya termasuk media sosial ini. Realitanya, media sosial banyak digunakan
bertentangan dengan moral dan etika. Kebanyakan perilaku tidak bermoral dan beretika
ini di dominasi oleh kalangan remaja (Fahrimal 2018). Etika merupakan aturan yang
membantu manusia untuk menentukan mana yang benar dan mana yang salah. Oleh karena
itu, setiap individu harus mempunyai “kesadaran” dalam bersosial media dan mampu
membedakan dengan realitas sosial. Setiap individu harus bisa mengontrol aktivitasnya di
media sosial (Rianto 2019).
Tujuan dibuatnya penelitian ini adalah untuk menganalisis apa saja pelanggaran
etika yang selama ini dilakukan oleh generasi milenial. Kebanyakan pelaku pelanggaran
etika di sosial media adalah para remaja yang belum bisa mengontrol perilaku mereka di
media sosial. Dengan adanya penelitian ini diharapkan generasi milenial dapat dengan
bijak menggunakan media sosial mereka agar tidak mengakibatkan sesuatu yang tidak
diinginkan.

II. Metode Penelitian


Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan studi literature (Supangat 2016),
yaitu teknik pengumpulan data dengan menelaah berbagai sumber seperti buku, jurnal
ilmiah, catatan literatur dan lain sebagianya. Namun sumber dalam penelitian ini
kebanyakan berasal dari jurnal ilmiah yang berkaitan dengan masalah yang sedang
dibahas. Hasil dari penelitian ini ialah berupa jurnal penelitian yang membahas tentang
etika menggunakan sosial media bagi generasi milenial.

III. Hasil dan Pembahasan


Mengontrol perilaku di media sosial sudah semestinya dilakukan, namun masih
ada saja orang-orang yang seenaknya menggunkan media sosial sebagai wadah
mengekspresikan emosi yang tidak sebaiknya di ekspresikan. Khususnya dikalangan
remaja sekarang ini. Sejak semakin perkembangnya berbagai jenis media sosial semakin
banyak pula kasus-kasus penyalahgunaan di media sosial. Seperti rasisme, penggunaan
kata-kata sarkas, cyber bully dan lain sebagainya. Salah satu kasus yang paling sering
ditemukan adalah cyber bully, dimana seseorang yang melalukan kesalahan atau terlihat
memiliki kesalahan akan “diserang” oleh orang-orang dengan memberikan komentar yang
berisi kata-kata makian, hinaan, ucapan kotor, hingga merendahkan korban (Febrayanti
and Tutiasri. 2018). Perbuatan ini sangat berdampak buruk bagi korban, walau hanya
mendapat serangan tidak langsung dari orang-orang yang bahkan ia tidak kenal, tapi itu
dapat melukai mental korban. Tidak sedikit kasus cyber bully yang mengakibatkan korban
bunuh diri karena tidak kuat menerima komentar jahat.
Sebesar itu pengaruh dari pengguna sosial media yang tidak bisa menjaga etikanya.
Namun sayangnya walau sudah banyak kasus seperti itu masih banyak pengguna media
sosial yang tidak bisa mengontrol perilakunya di media sosial. Hal seperti ini dapat terjadi
karena tidak adanya batasan dalam menyampainkan pendapat di media sosial. Memang
sudah peraturan yang dituliskan dalam UU Nomer 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan
Transaksi Elektronik (UU ITE) yang mengatur tentang informasi serta transaksi
elektronik, atau teknologi informasi secara umum.
Harus ada kesadaran dari diri sendiri agar kasus seperti itu tidak terjadi lagi. Tidak
hanya dalam menuliskan komentar tapi juga harus bijak dalam membuat postingan atau
konten. Banyak konten di Instagram, Youtube, maupun Tiktok yang tidak baik. Seperti
melakukan hal-hal tidak senonoh, seakan-akan harga diri lebih rendah daripada konten.
Dan lagi itu kebanyakan lakukan oleh remaja bahkan anak-anak. Peran orangtua untuk
mengawasi anaknya di media sosial juga sangat penting. Terkadang orangtua tidak
mengetahui bagaimana perilaku anaknya di media sosial. Karena itu perlu kesadaran diri
sendiri, pengaruh lingkungan sekitar dan orangtua untuk memperbaiki perilaku di media
sosial.

IV. Kesimpulan
Kurangnya perilaku moral dan beretika di sosial media mengakibatkan banyak
dampak negatif. Tidak hanya etika dalam memberi komentar tapi juga etika dalma
membuat konten di media sosial. Kesadaran diri sendiri, pengaruh lingkungan dan
bimbingan orang tua dapat memperbaiki perilaku bermedia sosial.

V. Referensi

Fahrimal, Yuhdi. 2018. “Netiquette: Etika Jejaring Sosial Generasi Milenial Dalam Media
Sosial.” Jurnal Penelitian Pers Dan Komunikasi Pembangunan 22 (1): 69–78.
https://doi.org/10.46426/jp2kp.v22i1.82.

Febrayanti, Syafrida Nurrachmi, and Ririn Puspita Tutiasri. 2018. “ETIKA KOMUNIKASI
NETIZEN DI MEDIA SOSIAL (Studi Etnografi Virtual Terhadap Etika Berkomunikasi
Netizen Dalam Menerima Berita Dan Informasi Pada Halaman Facebook E100 Radio
Suara Surabaya).” Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim 1 (1).

Rianto, Puji. 2019. “Literasi Digital Dan Etika Media Sosial Di Era Post-Truth.” Interaksi:
Jurnal Ilmu Komunikasi 8 (2): 24. https://doi.org/10.14710/interaksi.8.2.24-35.

Supangat. 2016. “Penggunaan Webqual Untuk Penentuan Tingkat Kebergunaan Pada


Website (Studi Kasus Pada Teknik Sipil Untag Surabaya).” Konvergensi 11 (01): 49–60.
https://doi.org/10.30996/konv.v12i2.1315.
Page 1

PLAGIARISM SCAN REPORT


Date 9190‐14‐92

Words 939

9% 91% Characters 7490


Plagiarised Unique

Content Checked For Plagiarism

Etika Menggunakan Media Sosial Bagi Generasi Milenial

Putri Faizatul Cholilah


Program Studi Teknik Informatika, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Jl. Semolowaru No.45, Menur Pumpungan, Kec. Sukolilo, Kota SBY, Jawa Timur 60118
putrifaizaaa@gmail.com

Abstrak
Media sosial sekarang sudah melekat di kalangan sosial, khususnya generasi milenial saat ini. Hampir semua remaja, orang
dewnsn bnhkna nank‐nank memtltkt medtn sRstnl. Ttdnk hnayn sniu tapi beberapa media sosial. Kebebasan perpendapat di
medtn sRstnl meajndt wndnh Rrnag‐Rrnag uaiuk meageksprestkna keheadnkayn. Nnmua knrean hnl tiu ndn bebernpn
orang yang tidak bisa mengendalikan perilakunya di media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa etika
pengguna media sosial khususnya generasi milenial. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literature,
teknik pengumpulan data dengan menelaah berbagai sumber seperti buku, jurnal ilmiah dan lain sebagainya yang
membahas masalah serupa. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagaimana menjaga etika
dalam menggunakan media sosial.

I. Pendahuluan
Perkembangan teknologi sudah sangat maju saat ini, khususnya media sosial. Semua orang pasti memiliki media sosial,
mulnt dnrt knlnagna remnjn snmpnt dewnsn bnhkna nank‐nank sudnh ndn ynag memtltkt medtn sRstnl. Medtn sRstnl sudnh
menjadi tempat mengemukakan pendapat, pemikiran dan wajah ekspresi baru bagi masyarakat saat ini. Kehadiran media
sosial menjadi pendorong lahirnya inovasi baru. Berbagai aplikasi bermunculan untuk memenuhi kebutuhan sosialisai
Rrnag‐Rrnag. Apltknst‐npltknst sRstnl medtn ynag dnpni meaghubuagkna tafRrmnst dna Rrnag‐Rrnag dnrt berbngnt aegnrn.
Berbagai sosial media seperti Facebook, Twitter, Instagram, Youtube dan lain sebagainya dapat menyebarkan berbagai
tafRrmnst deagna cepni ke seluruh belnhna duatn. Bnhkna btsn memperiemukna Rrnag‐Rrnag ynag berbedn aegnrn dna
Bahasa untuk dapat menjalin pertemanan.
Walau sosial media terlihat memiliki banyak manfaat dan memudahkan semua orang dalam mencari informasi. Tapi tidak
semua hal hanya memiliki sisi positif, tentu ada sisi negatifnya termasuk media sosial ini. Realitanya, media sosial banyak
digunakan bertentangan dengan moral dan etika. Kebanyakan perilaku tidak bermoral dan beretika ini di dominasi oleh
kalangan remaja ﴾lnmtrhnl 2019﴿. Etika merupakan aturan yang membantu manusia untuk menentukan mana yang benar
dna mnan ynag snlnh. Oleh knrean tiu, seitnp tadtvtdu hnrus mempuaynt “kesndnrna” dnlnm bersRstnl medtn dna mnmpu
membedakan dengan realitas sosial. Setiap individu harus bisa mengontrol aktivitasnya di media sosial ﴾Rianto 2019﴿.
Tujuan dibuatnya penelitian ini adalah untuk menganalisis apa saja pelanggaran etika yang selama ini dilakukan oleh
generasi milenial. Kebanyakan pelaku pelanggaran etika di sosial media adalah para remaja yang belum bisa mengontrol
perilaku mereka di media sosial. Dengan adanya penelitian ini diharapkan generasi milenial dapat dengan bijak
menggunakan media sosial mereka agar tidak mengakibatkan sesuatu yang tidak diinginkan.
Page 2
II. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan studi literature ﴾inganpua 2019﴿, yaitu teknik pengumpulan data dengan
menelaah berbagai sumber seperti buku, jurnal ilmiah, catatan literatur dan lain sebagianya. Namun sumber dalam
penelitian ini kebanyakan berasal dari jurnal ilmiah yang berkaitan dengan masalah yang sedang dibahas. Hasil dari
penelitian ini ialah berupa jurnal penelitian yang membahas tentang etika menggunakan sosial media bagi generasi
milenial.

III. Hasil dan Pembahasan


MeagRairRl pertlnku dt medtn sRstnl sudnh semesitayn dtlnkukna, anmua mnsth ndn snjn Rrnag‐Rrnag ynag seeankayn
menggunkan media sosial sebagai wadah mengekspresikan emosi yang tidak sebaiknya di ekspresikan. Khususnya
dtknlnagna remnjn seknrnag tat. aejnk semnkta perkembnagayn berbngnt jeats medtn sRstnl semnkta bnaynk puln knsus‐
kasus penyalahgunaan di medtn sRstnl. aeperit rnstsme, peagguanna knin‐knin snrkns, cyber bully dna lnta sebngntayn.
Salah satu kasus yang paling sering ditemukan adalah cyber bully, dimana seseorang yang melalukan kesalahan atau
ierlthni memtltkt kesnlnhna nkna “dtsernag” Rleh Rrnag‐Rrnag deagna membertkna kRmeainr ynag bertst knin‐knin mnktna,
hinaan, ucapan kotor, hingga merendahkan korban ﴾tianynrbel and Tutiasri. 2019﴿. Perbuatan ini sangat berdampak buruk
bngt kRrbna, wnlnu hnayn meadnpni sernagna itdnk lnagsuag dnrt Rrnag‐Rrnag ynag bnhknn ia tidak kenal, tapi itu dapat
melukai mental korban. Tidak sedikit kasus cyber bully yang mengakibatkan korban bunuh diri karena tidak kuat menerima
komentar jahat.
Sebesar itu pengaruh dari pengguna sosial media yang tidak bisa menjaga etikanya. Namun sayangnya walau sudah
banyak kasus seperti itu masih banyak pengguna media sosial yang tidak bisa mengontrol perilakunya di media sosial. Hal
seperti ini dapat terjadi karena tidak adanya batasan dalam menyampainkan pendapat di media sosial. Memang sudah
peraturan yang dituliskan dalam UU Nomer 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik ﴾ETI UU﴿ yang
mengatur tentang informasi serta transaksi elektronik, atau teknologi informasi secara umum.
Harus ada kesadaran dari diri sendiri agar kasus seperti itu tidak terjadi lagi. Tidak hanya dalam menuliskan komentar tapi
juga harus bijak dalam membuat postingan atau konten. Banyak konten di Instagram, Youtube, maupun Tiktok yang tidak
bntk. aeperit melnkukna hnl‐hnl itdnk seaRaRh, senkna‐nkna hnrgn dtrt lebth readnh dnrtpndn kRaiea. Dna lngt tiu
kebanyakan lakukan oleh remaja bahkan anak‐nank. Perna Rrnagiun uaiuk meagnwnst nankayn dt medtn sRstnl jugn snagni
penting. Terkadang orangtua tidak mengetahui bagaimana perilaku anaknya di media sosial. Karena itu perlu kesadaran
diri sendiri, pengaruh lingkungan sekitar dan orangtua untuk memperbaiki perilaku di media sosial.

IV. Kesimpulan
Kurangnya perilaku moral dan beretika di sosial media mengakibatkan banyak dampak negatif. Tidak hanya etika dalam
memberi komentar tapi juga etika dalma membuat konten di media sosial. Kesadaran diri sendiri, pengaruh lingkungan
dan bimbingan orang tua dapat memperbaiki perilaku bermedia sosial.

V. Referensi
Fahrimal, Yuhdi. 2018. “Neitqueiie: Eitkn Jejnrtag aRstnl Geaernst Mtleatnl Dnlnm Medtn aRstnl.” Juranl Peaeltitna Pers Dna
Komunikasi Pembangunan 22 ﴾0﴿: 69–78. https://doi.org/10.46426/jp2kp.v22i1.82.
Febrayanti, Syafrida Nurrachmi, and Ririn Puspita Tutiasri. 2018. “ETIKA KOMUNIKAaI NETIZEN DI MEDIA aOaIAL ﴾tduia
Etnografi Virtual Terhadap Etika Berkomunikasi Netizen Dalam Menerima Berita Dan Informasi Pada Halaman Facebook
E100 Radio Suara nynbnrua﴿.” Jurnal Ilmu Komunikasi UPN Veteran Jatim 1 ﴾0﴿.
Rianto, Puji. 2019. “Ltiernst Dtgtinl Dna Eitkn Medtn aRstnl Dt Ern PRsi‐Truih.” Iaiernkst: Juranl Ilmu KRmuatknst 2 ﴾9﴿: 24.
hiips://dRt.Rrg/01.04701/taiernkst.2.9.94‐35.
Supangat. 2016. “Peagguanna Webqunl Uaiuk Peaeaiuna Ttagkni Keberguanna Pndn Webstie ﴾tduia Kasus Pada Teknik
Sipil Untag nynbnrua﴿.” Konvergensi 11 ﴾01﴿: 49–60. https://doi.org/10.30996/konv.v12i2.1315.

Matched Source

Similarity 25%
Title: Teknik Informatika Untag Surabaya
Mar 5, 2020 — Kerjasama antara program studi Teknik Informatika Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya dengan
komunitas Google Developer ...
hiips://tafRrmnitkn.uaing‐sby.nc.td/hnlbertin‐99.himl
Page 3
Similarity 2%
Title: Penerapan Etika Komunikasi di Media Sosial | Journal of ...
· Neitqueiie: Eitkn Jejnrtag aRstnl Geaernst Mtleatnl dnlnm Medtn aRstnl. Juranl Peaeltitna Pers dna KRmuatknst
Pembangunan, 99﴾0﴿, 22‐72. Juranl Peaeltitna Pers dna …
http://jce.ppj.unp.ac.id/index.php/jce/article/view/372

Similarity 2%
Title: Etika Komunikasi Netizen di Media Sosial | JURNAL ILMU ...
by aN lebrtynait · 9102 · Ctied by 2 — Studi Etnografi Virtual Terhadap Etika Berkomunikasi Netizen Dalam Menerima Berita
dan Informasi Pada Halaman Facebook E100 Radio Suara Surabaya.
http://jkom.upnjatim.ac.id/index.php/jkom/article/view/5

Similarity 2%
Title: LITERASI DIGITAL DAN ETIKA MEDIA SOSIAL DI ERA POST ...
by P otnaiR · Ctied by 2 — How to cite ﴾EEEI﴿: P. Rianto, "LITERASI DIGITAL DAN ETIKA MEDIA aOaIAL DI EoA POaT‐ToUTH,"
Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi, vol.
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/interaksi/article/view/26567

Similarity 2%
Title: aINTA ‐ acteace nad TechaRlRgy Iadex
Penggunaan Webqual Untuk Penentuan Tingkat Kebergunaan Pada Website ﴾tduia Kasus Pada Teknik Sipil Untag nynbnrua﴿ S
Supangat KONVERGENSI 12 ﴾9﴿
https://sinta.ristekbrin.go.id/journals/detail?id=7166

Anda mungkin juga menyukai