Anda di halaman 1dari 43

ILMU BIOLOGI ORAL DAN BIOMEDIK

NO. BAHAN KAJIAN BIOMEDIK MATERI PEMBELAJARAN


1. Organisasi tubuh manusia a. Sel – jaringan – organ – system
b. Metabolisme dan katabolisme
c. Arah dan penampang tubuh

2. Struktur, organisasi, dan funsi sel a. Membran, sitoplasme, organel sel


b. DInamika membrane sel
c. Komunikasi sel dan homeostasis

3. Sistem integument (anatomi, a. macam-macam sel di jaringan integumen;


histologi, fisiologi) b. macam-macam kelenjar di sistem
integumen;
c. macam-macam reseptor dan mekanismenya
pada sistem integumen (raba, tekan, vibrasi,
suhu, nyeri)

4. Sistem sirkulasi darah dan a. Sel darah merah, sel darah putih, trombosit
pertahanan tubuh (anatomi, b. Jantung
histologi, fisiologi) c. Pembuluh darah dan sistem sirkulasi
d. Pembuluh limfe dan sistem imun
e. Macam, peran dan interaksi sel imun
f. Proses biokimiawi yang terjadi pada sistem
sirkulasi (transport O2, CO2, elektrolit,
nutrien); fungsi dan regulasi sistem
sirkulasi (mekanisme kerja jantung,
pembuluh darah dan respirasi)

5. Sistem respirasi (anatomi, a. Organ system respirasi


histologi, fisiologi) b. Mekanisme pernafasan
c. Pertukaran dan transport gas

6. Sistem urinaria dan cairan tubuh a. Organ system urinaria


(anatomi, histologi, fisiologi) b. Mekanisme ekskresi cairan tubuh
c. Keseimbangan elektrolit dan cairan tubuh

7. Sistem muskuloskeletal (anatomi, a. Kerangka tubuh


histologi, fisiologi) b. Klasifikasi persendian berdasarkan struktur
dan mobilitas
c. Histologi, mekanisme pembentukan,
resorpsi,remodelling tulang dan faktor
yang mempengaruhinya
d. Histologi tulang rawan
e. Klasifikasi dan topografi otot tubuh
f. Mekanisme kontraksi otot
7. Sistem saraf dan sistem endokrin a. Klasifikasi sistem saraf berdasarkan
(anatomi, histologi, fisiologi) struktur dan fungsi
b. Otak/sistem saraf pusat, sistem saraf perifer
(terutama saraf kranial), dan indera

1
c. Sistem saraf somatik dan otonom
d. Fisiologi sistem saraf sensorik dan refleks
e. Kelenjar endokrin dan hormon (klasifikasi,
mekanisme/regulasi sekresi, ekskresi,dan
trasnport hormon)

8. Sistem pencernaan (anatomi, a. Organ saluran pencernaan (tractus


histologi, fisiologi) digestivus)
b. Organ penunjang sistem pencernaan
c. Proses pencernaan dan absorpsi

9. Metabolisme nutrisi dan a. Definisi dan prinsip dasar metabolisme di


temperatur tubuh sel dan jaringan
b. Makro nutrien (karbohidrat, lemak,
protein) dan mikro nutrien (vitamin,
mineral, air, trace element)
c. Regulasi, kompartemen dan struktur
dalam cairan tubuh
d. Regulasi temperatur tubuh

No BAHAN KAJIAN MATERI PEMBELAJARAN


BIOLOGI ORAL
1 Embryologi OKF a. Pertumbuhan wajah, leher, rongga mulut,
lidah

2. Gangguan pertumbuhan prenatal a. Gangguan pertumbuhan kepala, wajah dan


leher
b. Gangguan pertumbuhan rongga mulut
3. Odontogenesis, pertumbuhan dan a. Tahap pertumbuhan gigi
perkembangan gigi dan jaringan b. Dentinogenesis
pendukung gigi c. Amelogenesis
d. Pertumbuhan mahkota dan akar gigi
e. Pertumbuhan jaringan pendukung gigi
f. Erupsi dan eksfoliasi

4. Gangguan pembentukan, a. Kelainan jumlah gigi


pertumbuhan dan perkembangan b. Kelainan posisi gigi
gigi c. Kelainan ukuran gigi
d. Kelainan bentuk gigi
e. Kelainan struktur gigi
f. Kelainan waktu erupsi gigi
5. Osteologi OKF a. Klasifikasi kerangka OKF (neurocranium
dan sphlanchno cranium)
b. Morfologi dan topografi tulang-tulang OKF
c. Akses vaskularisasi dan inervasi OKF

6. Myologi OKF dan fasciae a. Klasifikasi, topografi, origo-inserito, fungsi


otot OKF (otot ekspresi, otot kepala, otot
pengunyahan, otot leher)
2
7. Persendian temporo meandibularis a. Komponene persendian TM
b. Struktur makro dan mikro persendian TM
c. Vaskularisasi dan inervasi persendian TM
d. Fungsi persendian TM

8. Rongga mulut (anatomi dan a. Anatomi rongga mulut


histologi, fisiologi) b. Histologi jaringan lunak mulut
c. Batas-batas cavum oris
d. Anatomi, histologi, fisiologi Kelenjar saliva
dan saliva
e. Fisiologi mastikasi dan deglutisi

10. Vaskularisasi dan inervasi OKF a. Vaskularisasi OKF


b. Kelenjar getah bening leher
c. Inervasi OKF

11. Fascia a. Struktur dan isi Fossa Pterygopalatina


b. Fascia colli (regio colli dan trigonum colli
beserta batasnya)
c. Kelenjar getah bening daerah leher

12/ Anatomi gigi (dental anatomy) a. Terminologi, nomenklatur, metode


penulisan gigi
b. Morfologi gigi permanen dan gigi sulung
c. Morfologi pulpa
d. Oklusi dan order of eruption
e. Histologi jaringan gigi
f. Struktur makro dan mikro jaringan
periodontal
13. Mikrobiologi mulut a. Klasifikasi mikroorganisme rongga mulut
b. Struktur dan klasifikasi bakteri
c. Metabolisme mikroorganisme dan
patogenitasnya,
d. Flora normal rongga mulut, pathogen
rongga mulut
e. Inisiasi-pembentukan-maturasi-dan
aktifitas biofilm
f. Quorum sensing
g. Prinsip hitung koloni dan uji resistensi
h. Prinsip pewarnaan sediaan mikrobiologi

14. Kontrol infeksi a. Pengertian dan prinsip kontrol infeksi


b. Prinsip sterilisasi, cara dan bahan
sterilisasi alat ( cuci tangan, sterilisasi alat
(kimia, panas dan ultra sonic)
14. Farmakologi kedokteran gigi a. Pharmakodinamik (drug action, agonism
& antagonism, specificity, side-effects,
tolerance)
b. Pharmakokinetik (drug absorption,
distribution, metabolism, excretion);
3
Pharmacology in special conditions
(pediatric, geriatric, pregnancy)
c. Adverse drug reactions and drug
interaction
d. Dosisi dan efek samping obat
e. Obat golongan inatiinflamasi steroid dan
non steroid
f. Obat anti bakteri, anti jamur, anti virus
g. Obat koagulan dan antikoagulan
(mekanisme kerja, efek samping, indikasi
& kontraindikasi)

15. Prinsip infeksi dan inflamasi a. Pengertian infeksi


b. Agen infeksi
c. Patogenesis radang
d. Pengertian inflamasi
e. Klasifikasi radang
f. Etiologi inflamasi ; infeksi dan non
infeksi
g. Sistem imun innate dan adaptive
h. Mekanisme pemulihan jaringan

16. Jejas dan adaptasi sel Respons, jejas dan adaptasi seluler; kematian
sel
17. Neoplasma rongga mulut Etiologi, patogenesis, morfologi, nomenklatur,
gamb klinis, pemeriksaan penunjang
(radiologis & PA)
18. Kista rongga mulut Etiologi, patogenesis, morfologi, nomenklatur,
gamb klinis, pemeriksaan penunjang
(radiologis & PA)
19. Kelainan darah Jenis kelainan darah (anemia, polisetimia,
lekositosis, lekopenia, reaksi lekemoid,
leukemia, hemophilia dan agranulositosis);
Etiologi kelainan darah; Tanda dan gejala
umum di rongga mulut; Pemeriksaan darah
terkait dengan adanya infeksi; Pemeriksaan
laboratorium bakteri, dan jamur; Jenis
pemeriksaan kelainan darah (darah lengkap,
faal hemostasis)

4
ILMU PATOLOGI MULUT MAKSILOFASIAL

NO BAHAN KAJIAN MATERI PEMBELAJARAN

- Pengertian, etiologi,
patogenesis, gambaran
mikroskopis macam-
macam jejas reversibel dan
ireversibel pada sel
a Jejas dan adaptasi sel
- Pengertian, etiologi,
patogenesis, gambaran
mikroskopis macam-
macam adaptasi sel

- Etiologi dan patogenesis


b Degenerasi dan nekrosis - Gambaran mikroskopis

- Pengertian radang,
- Pengertian infeksi,
- Tanda klasik radang
- Macam macam dan fungsi
mediator kimia radang
Radang/inflamasi dan Infeksi - Etiologi dan patogenesis
c
radang dan infeksi
- Klasifikasi radang dan
infeksi
- Gambaran histopatologi
radang dan infeksi

- Gambaran mikroskopis
d Proses penyembuhan fase-fase penyembuhan

- Gambaran histopatologi
pulpitis reversibel, pulpitis
e Gigi dan jaringan penyangga gigi ireversibel, abses dento
alveolar, granuloma, epulis

Kelenjar liur - Etiologi, patogenesis,


klasifikasi radang, tumor
 Radang: jinak dan ganas kelenjar
√ mumps liur
√ Sjogren syndrome - Gambaran histopatologi
radang, tumor jinak dan
f
 Tumor jinak: ganas kelenjar liur
√ pleomorphic adenoma

 Tumor ganas:
√ mucoepidermoid carcinoma,
√ adenoid cystic carcinoma
5
- Etiologi, patogenesis,
klasifikasi kista
Kista odontogenik dan non odontogenik rongga odontogenik peradangan
mulut dan perkembangan
- Gambaran histopatologi
 Kista odontogenik: kista odontogenik
√ kista radikular, peradangan dan
√ kista dentigerous, perkembangan
g √ odontogenic keratocyst - Transformasi neoplastik
dan rekurensi kista
 Kista non-odontogenik: odontogenik
√ kista fisural (duktus thyroglossus, branchial) perkembangan
√ kista dermoid - Etiologi, patogenesis kista
non odontogenik
- Gambaran histopatologi
kista non odontogenik

Neoplasma jinak dan ganas rongga mulut - Karsinogen dan


karsinogenesis
 Lesi pra ganas/Oral pre-malignant lesions/ - Mutasi genetik: proto
oral potentially malignant disorders (OPMD) onkogen, onkogen dan gen
√ leukoplakia, supresor tumor
√ eritroleukoplakia, - Klasifikasi dan patogenesis
√ eritroplakia oral pre-malignant lesions
√ oral lichen planus - Klasifikasi neoplasma
- Perbedaan tumor jinak dan
 Neoplasma jinak: ganas
- Tumor rahang: - Pola pertumbuhan tumor
√ Tumor odontogenik: ameloblastoma jinak dan ganas
h √ Tumor non-odontogenik: osteoma, - Metastasis
chondroma - Gambaran histopatologi
- Tumor mukosa mulut: lesi jinak, pra ganas
√ Papiloma, fibroma, hemangioma (OPMD), ganas
√ Tumor berpigmen: nevus pigmentosus - Gambaran histopatologi
lesi berpigmen (nevus,
 Neoplasma ganas: melanoma)
- Tumor rahang: Osteosarkoma
- Tumor mukosa mulut:
√ carsinoma in situ,
√ karsinoma sel squamosa
√ melanoma (tumor berpigmen)

- Macam-macam
pemeriksaan patologi
- Indikasi macam-macam
Pemeriksaan Patologi Mulut Maksilofasial pemeriksaan patologi
i
untuk Diagnostik - Prosedur pemeriksaan
patologi
- Ciri-ciri diagnostik
mikroskopis radang, kista,
6
tumor jinak, tumor ganas
rongga mulut
- Interpretasi hasil
pemeriksaan sitologi dan
biopsi

Referensi:
1. Abbas AK, Lichtman AH, Pillai S. Cellular and Molecular Immunology, 6th Ed. Philadelphia,
Elsevier-Saunders, 2007.
2. Baratawidjaja KG, Rengganis I. Imunologi Dasar, Edisi kedelapan. Jakarta, Balai Penerbit
FKUI, 2009.
3. Bergmeier LA. Oral Mucosa in Health and Disease: A Concise Handbook. Springer
International Publishing. Cham. 2018.
4. Cawson RA, Binnie WH, Barrett AW, Wright JM. Oral Disease. Clinical and Pathological
Correlations. 2001.
5. Cawson RA and Odell EW. Cawson’s Essentials of Oral Pathology and Oral Medicine. 9 th
Ed. London. Elsevier. 2017.
6. Hargreaves K., Louis B. Cohen’s Pathway of the Pulp. Eleventh Edition. Canada. Elsevier.
2016.
7. Kumar V, Abbas AK, Aster JC, Robbins. Basic Pathology. 9th Ed. Philadelphia, Elsevier.
2015.
8. Neville BW, Damn DD, Allen CM, Angela CC. Oral and Maxillofacial Pathology. 4th Ed. St.
Louis, Missouri. Saunders Elsevier. 2016.
9. Owen JA., Punt JS, Sharon A, Jones PK. Immunology. Seventh Edition. New York. W.H.
Freeman and Company. 2013.
10. Prayitno A. Stressor, Heat Shock Protein dan Kanker Rongga Mulut. Cetakan 2. Klaten, CV
Sinar Mandiri. 2020.
11. Regezi JA, Sciubba JJ & Jordan RCK. Oral Pathology: Clinical pathologic correlations, 7th
Ed. St.Louis, Saunders. 2017.
12. Robbins and Cotran. Pathology Basic of Disease. Ninth edition. Philadelphia,
Elsevier/Saunders. 2015.
13. Soepribadi I. Regenerasi dan Penyembuhan. Jakarta. CV Sagung Seto. 2013.
14. Sudiono, J. Pemeriksaan Patologi untuk Diagnosis Neoplasma Rongga Mulut. Jakarta, EGC,
2008
15. Sudiono J, Kurniadhi B, Hendrawan A, Djimantoro B. Ilmu Patologi. Jakarta, EGC, 2012.
16. Sudiono J. Kista Odontogenik. Pertumbuhan, perkembangan, & komplikasi. Jakarta, EGC.
2012.
17. Sudiono J. Sistem Kekebalan Tubuh. Jakarta. EGC. 2014.
18. Sudiono J, Kurniadhi B, Hendrawan A, Djimantoro B, Trisfilha P. Penuntun Praktikum
Patologi Oral. Edisi 2. Jakarta, EGC. 2017.
19. Sudiono J. Mukosa Mulut (Penyembuhan luka, keadaan jinak, praganas, dan ganas). Jakarta,
Sagung Seto. 2018.
20. Weinberg, Robert A. The Biology of Cancer. Second Edition. New York. Garland Science,
Taylor & Francis Group. 2014.

7
DENTAL MATERIAL

NO BAHAN KAJIAN MATERI PEMBELAJARAN


1. Sifat bahan kedokteran gigi 1. Sifat fisik, mekanik dan kimia, biologis
2. Biokompatibilitas bahan kedokteran gigi Macam-macam uji biokompatibilitas untuk
bahan yang digunakan secara klinis
3. Bahan cetak 1. Hidrokoloid
2. Elastomer
3. Non elastis
4. Manipulasi
5. Aplikasi
4. Gipsum 1. Jenis gipsum (Tipe 1 s.d tipe 5)
2. Manipulasi
3. Aplikasi
5. Resin Akrilik 1. Klasifikasi (Self cured, Heat cured)
2. Manipulasi
3. Aplikasi
6. Resin komposit & bahan adhesif 1. Klasifikasi resin komposit (berdasarkan
ukuran partikel filler)
2. Manipulasi
3. Aplikasi
4. Generasi bahan adhesive dan cara aplikasi
7. Jenis semen dalam kedokteran gigi a. Semen sebagai liner
b. Semen sebagai tumpatan sementara
c. Semen sebagai tumpatan tetap
d. Semen sebagai bahan pengisi saluran akar
gigi
e. Semen yang digunakan sementasi (luting
agent)
f. Manipulasi dan aplikasi
g. Sifat, kelebihan dan kekurangan
8. Amalgam 1. Klasifikasi
2. Manipulasi
9. Keramik/porselen Penggunaan di bidang kedokteran gigi
10. Logam 1.Alloy: high noble, noble, base metal
2.Wrought alloy; SS;NiTi
11. Malam kedokteran gigi (dental wax) 1. Jenis dental wax
2. Manipulasi dan aplikasi
12. Material preventif 1.Pit dan fissure sealant
2.Remineralizing agent
13. Material abrasive (polishing) Jenis-jenis material abrasive dan cara
penggunaannya.

8
REFERENSI:

 Anusavice, K. J., Phillips, R. W., Shen, C., & Rawls, H. R. (2013). Phillips' science of dental
materials. 12th Edition, St. Louis, Mo: Elsevier/Saunders.
 Craig, R. G., Powers, J. M., & Sakaguchi, R. L. (2012). Craig's restorative dental materials.
13th Edition St. Louis, Mo: Mosby Elsevier.

9
RADIOLOGI KEDOKTERAN GIGI

NO BAHAN KAJIAN MATERI REFERENSI


PEMBELAJARAN
1 Dasar Radiologi b Biologi Radiasi Oral Radiology
Essential Dental
a Dosimetri Radiography
2 b Bahaya Radiasi Oral Radiology
c Organ-organ sensitif Oral Radiology
d Prinsip Proteksi Radiasi ALARA Oral Radiology
Kontrol Infeksi dan Essential Dental
3
prescribing b Panduan Kontrol Infeksi Radiography
Peran Radiograf dalam Panduan Pemilihan Teknik
rujukan ronsen b Radiograf
4
Alasan diagnostic/ Pertimbangan
c dalam pemilihan teknik radiografi Oral Radiology
5 Anatomi Normal a Gigi Oral Radiology
b Jaringan Periodontal Oral Radiology
c Lamina dura Oral Radiology
d Anatomi Rahang Atas Oral Radiology
e Anatomi Rahang Bawah Oral Radiology
f Material Restoratif Oral Radiology
6 Teknik Radiografi Essential Dental
Intraoral a Periapikal Paralel Radiography
Essential Dental
b Periapikal Bisekting Radiography
Essential Dental
c Bitewing Radiography
Essential Dental
d Oklusal Radiography
Essential Dental
e Shift Sketch/SLOB Radiography
7 Teknik Radiografi Essential Dental
Ekstraoral a Panoramik (prinsip dan indikasi) Radiography
Essential Dental
b Sefalometri (prinsip dan indikasi) Radiography
Standard occipitomental (0° OM) Essential Dental
c (indikasi) Radiography
30° occipitomental (30° OM) Essential Dental
d (indikasi) Radiography
Posteroanterior of the skull (PA Essential Dental
e skull) (indikasi) Radiography
10
Posteroanterior of the jaws (PA Essential Dental
f jaws/PA mandible) (indikasi) Radiography
Essential Dental
g Reverse Towne’s (indikasi) Radiography
Rotated posteroanterior (rotated PA) Essential Dental
h (indikasi) Radiography
Essential Dental
i True lateral skull (indikasi) Radiography
Essential Dental
j Submentovertex (SMV) (indikasi) Radiography
8 Prosesing Radiograf Essential Dental
Radiography dan Oral
a Analog/Konvensional Radiology
9 Penilaian Mutu Essential Dental
Kualitas Radiograf a Kontras Radiography
Essential Dental
b Geometri Gambar Radiography
Essential Dental
c Karakteristik sinar X Radiography
Essential Dental
d Ketajaman Gambar dan Resolusi Radiography
10 Prinsip Interpretasi a Analisis Kelainan yang Ditemukan Oral Radiology
c Menuliskan Hasil Interpretasi Oral Radiology
11 Interpretasi dan a Karies Gigi Oral Radiology
Radiodiagnosis
b Kelainan Periodontal Oral Radiology
c Lesi periapikal Oral Radiology
d Osteomielitis Oral Radiology
e Lesi inflamasi lain Oral Radiology
f Kista Odontogenik meliputi: Oral Radiology
Kista Radikular
Kista Residual
Kista Dentigerous
Keratocystic Odontogenic Tumor
Kista Lateral
g Kista Nonodontogenik meliputi: Oral Radiology
Kista Duktus Nasopalatinus
Kista Nasolabial
Lesi mirip kista (Cystlike Lesion)
h Simple Bone Cyst Oral Radiology
I Tumor jinak / benigna, meliputi: Oral Radiology

11
Hiperplasia
Torus Palatinus
Torus Mandibularis
Hiperostosis
Dense Bone Island
Tumor Odontogenik
Odontogenic Epithelial Tumors,
meliputi :
1) Ameloblastoma
2) Calcifying Epithelial Odontogenic
Tumor
Mixed odontogenic tumors, meliputi
:
1) Odontoma
2) Sementoblastoma jinak
j Kelaianan tulang lainnya, meliputi: Oral Radiology
Displasia pada tulang
Fibrous Dysplasia
Periapical Osseous Dysplasias
Tumor ganas /Malignansi (tanda -
k tanda keganasan) Oral Radiology
Kelainan sistemik (osteoporosis,
l hyperparatiroid, DM) Oral Radiology
m TMJ (anatomi dan anomali) Oral Radiology
n Kelainan Glandula Salivarius Oral Radiology
o Trauma/Fraktur Oral Radiology
p Anomali Dental, meliputi: Oral Radiology
Kelainan tumbuh kembang gigi
Kelainan jumlah gigi, meliputi
1) Gigi supernumerari
2) Kehilangan gigi
Kelainan ukuran gigi, meliputi
1) Makrodonsia
2) Mikrodonsia
Kelainan erupsi gigi, meliputi
Transposisi gigi
Perubahan morfologi gigi, meliputi
1) Fusi

12
2) Concresence
3) Geminasi
4) Taurodonsia
5) Dilaserasi
6) Dens invaginatus
7) Dentin displasia
8) Amelogenesis Imperfekta
9) Odontodisplasia regional
10) Dentin displasia
11) Odontodisplasia regional
12) Mutiara enamel
13) Talon Cusp
14) Hipoplasia Turner
15) Sifilis kongenital
Kelainan dapatan, meliputi
1) Atrisi
2) Abrasi
3) Erosi
4) Resorbsi
5) Dentin Sekunder
6) Batu Pulpa
7) Sklerosis Pulpa
8) Hipersementosis
q Kelainan kraniofasial Oral Radiology

REFERENSI
1. Whaites E, 2013. Essentials of Dental Radiography and Radiology.5th ed.
Churchill Livingstone. Edinburg-London-Madrid
2. White SC, Pharoah MJ. 2014. Oral Radiology-Principles and Interpretation.
7th ed. CV Mosby Co. St. Louis

13
ILMU KEDOKTERAN GIGI ANAK

NO BAHAN KAJIAN MATERI PEMBELAJARAN


1. Persiapan keselamatan pasien gigi dan mulut  Keselamatan pasien gigi dan mulut anak
anak ₋ Komunikasi Informasi Edukasi
₋ Informed consent
₋ Evidence base clinical dentistry
₋ APD level 3
2. Manajemen perilaku anak dalam perawatan  Manajemen perilaku anak:
gigi secara non-farmakoterapi ₋ Klasifikasi perilaku anak menurut Frankl
dan Wright
₋ Kemampuan berkomunikasi
₋ Berbagai teknik manajemen perilaku anak
dalam perawatan gigi non-farmakoterapi
₋ Pola asuh anak
3. Pemeriksaan fisik dan sistem stomatognatik  Pemeriksaan fisik dan sistem
stomatognatik:
₋ Usia kronologis
₋ Usia erupsi dental
₋ Usia emosi/inteligensia
₋ Suhu tubuh dan tanda-tanda vital
₋ Tinggi Badan-Berat Badan
₋ Cara berjalan anak
₋ Bentuk kepala
₋ Profil Wajah
₋ Fungsi stomatognatik dan kebiasaan
buruk oral
4. Rekam Medik Kedokteran Gigi Anak  Pemeriksaan subyektif (allo/auto
anamnesis):
₋ Riwayat anak dalam kandungan
₋ Riwayat asupan makanan anak
₋ Riwayat kesgilut anak
₋ Keluhan utama dan tambahan
 Asesmen risk karies
 Pemeriksaan Obyektif:
Ekstra Oral:
- Asimetri wajah
- Kelenjar sub-mandibula
- Kelenjar sub-mental
Intra Oral:
- Kelainan jaringan lunak
- Kelainan pertumbuhan dan
perkembangan
- Asesmen oklusi dm2, M1
- Odontogram (karies, tumpatan, gigi
hilang, gigi goyang, dll)
 Pemeriksaan penunjang:
₋ Interpretasi Radiograf KG (dental/
periapikal, panoramik)
₋ Analisis model studi (analisis ruang dan
design Space Maintainer)

14
5. Menegakkan diagnosis, menentukan diagnosis  OHIS
banding, dan prognosis penyakit/ kelainan gigi  Kondisi jaringan lunak mulut:
dan mulut anak ₋ Gingiva
₋ Mukosa
₋ Tonsil
 Kelainan tumbuh kembang gigi:
₋ Ano/hypo/oligo-dontia
₋ Supernumerary teeth (mesiodens,
laterodens, paramolar)
₋ Gemination
₋ Fusion
₋ Peg-shape
₋ Mulberry molar
₋ Natal-neonatal teeth
₋ Mikro/makro-dontia
₋ Dens in dente
₋ Dens evaginatus
₋ Talon cusp
 Kelainan email dan dentin:
₋ Hypoplasia, turner’s hypoplasia
₋ Hipokalsifikasi
₋ Hipomineralisasi
₋ Fluorosis
₋ Amelogenesis/Dentinogenesis-
imperfecta
 Oklusi gigi;
₋ Hubungan molar dua sulung
₋ Klasifikasi angle molar satu permanen
₋ Crowding
₋ Protrusif
₋ Cross-bite
₋ Open bite
₋ Midline shifting
₋ Central/multiple diastema
 Klasifikasi karies:
₋ Karies Email (KE)/ Superficial
₋ Karies Dentin (KD)/ Media-Profunda
₋ Karies Mencapai Pulpa -Vital (KMP-
V)
₋ Karies Mencapai Pulpa Non-Vital /
(KMP-NV)
₋ Karies berdasarkan ICDAS/G.Mount
 Penyakit pulpa:
₋ Pulpitis reversible
₋ Pulpitis irreversible
₋ Nekrosis pulpa
 Penyakit periodontal:
₋ Chronic marginal gingivitis
₋ Eruption gingivitis/opercullitis
₋ Juvenile periodontitis

15
6. Tindakan pencegahan IKGA  Pencegahan /perawatan gingivitis:
₋ DHE, OP, Skeling
 Pencegahan karies:
₋ Aplikasi Topikal Fluor
₋ Pit and fissure sealent
 Pencegahan maloklusi:
₋ Analisis ruang
₋ Space-maintainer
7. Perawatan konservasi gigi sulung (karies dan/  Konservasi gigi sulung:
atau kelainan email- dentin) ₋ Restorasi preventif (PAR/PRR)
₋ Restorasi adhesive (GIC/Kompomer)
₋ Restorasi non-adhesive (mahkota
stainless steel)
8. Perawatan endodontik gigi sulung  Endodontik gigi sulung:
₋ Pulpotomi Vital
₋ Pulpektomi Vital
₋ Perawatan Saluran Akar Nekrosis
9. Anestesi dan ekstraksi gigi sulung  Ekstraksi gigi sulung:
₋ Indikasi dan kontra indikasi anestesi
dan ekstraksi
₋ Anestesi topikal, infiltrasi: interdental,
perisemental, dan blok
₋ Teknik ekstraksi
₋ Instruksi paska ekstraksi
₋ Komplikasi ekstraksi
₋ Penanggulangan komplikasi ekstraksi
10. Kegawatdaruratan pasien gigi dan mulut anak  Kegawatdaruratan pasien gigi anak:
₋ Sistem rujukan
₋ Menulis resep

Rujukan
1. Widmer R, Mc Neil DW, Mc Neil CB, Mc Donald RE, Alcaine EA, Cooper MG, 2008,
Child management. In: Cameron AC, Widmer RP editors., Handbook of pediatric
dentistry. 3rd ed., Mosby - elsevier, Edenburg. H. 9-37.
2. Wright GZ, Stiger JI, 2011, Nonpharmacologic management of children's
behaviors. In: Dean JA, Avery DR, Mc Donald RE Editors., Mc Donald and Avery's
Dentistry for the child and adolescence. 9th ed. Mosby Elsevier, Maryland Height, h27-
40.
3. McDonald RE, Avery DR, Dean JA, 2011, Examination on The Mouth and Other
Relevant Structure. In: Dean JA, Avery DR, Mc Donald RE Editors., Mc Donald and
Avery's Dentistry for the child and adolesc. 9th ed. Mosby Elsevier, Maryland Height,
H 1-18.
4. Poulsen S, Matsson L, 2009, Case History and Clinical Examination. In: Koch Koch
G, Poulsen S ( Editors), Pediatric dentistry . A clinical approach. 2nd ed., Blackwell
publishing Ltd., Copenhagen. H 71-78.
5. Cassamasimo PS, Christensen JR, Fields Jr HW, 2005, Examination, Diagnosis and
Treatment Planning. In: Pinkham JR, Casamassimo PS, McTigue JD, Fields Jr HW,
Nowak AJ, editors., Pediatric Dentistry Infancy Through Adolescence, 4th ed.,
Noordanesh Medical Publishing Co.Ltd, St Louis, H 288-312
16
6. Dean JA, Hughes CV, 2011, Mechanical and chemotherapeutics home oral hygiene.
In: Dean JA, Avery DR, Mc Donald RE Editors., Mc Donald and Avery's Dentistry for
the child and adolescent.9th ed. Mosby Elsevier, Maryland Height, h 205- 222.
7. McDonald RE, Avery DR, Stookey DK, 2011, Dental Caries in The Child and
Adolscence. In: Dean JA, Avery DR, Mc Donald RE Editors., Mc Donald and Avery's
Dentistry for the child and adolesc. 9th ed. Mosby Elsevier, Maryland Height, H 1-18.
8. Sanders BJ, Feigal RJ, Avery DR, 2011, Pit and Fissure Sealants and Preventive
Resin Restorations. Dean JA, Avery DR, Mc Donald RE Editors., Mc Donald and
Avery's Dentistry for the child and adolescent.9th ed. Mosby Elsevier, Maryland
Height, h 313- 321.
9. Christensen JR, Field HW, 2005, Space maintenance in the primary dentition. In:
Pediatric Dentistry Infancy Through Adolescence, 4th ed., Noordanesh Medical
Publishing Co.Ltd, St Louis, H 423-430.
10. Wilson, S., Montgomery, D., 2005, Local Anesthesia and Oral Surgery in Children.
In: Pinkham, J.R., Casamassimo, R.S., Mc.Tigue, D.J., Field HW Jr., Nowad AJ.
editors; Pediatric Dentistry Infancy Through Adolescence, 4th ed., Elsevier Saunders,
St Louis, hal. 447-462
11. Mc Donald RE, Avery DR, Dean JA, 2011, Treatment of deep caries, vital pulp
exposure and pulpless teeth. In: Dean JA, Avery DR, Mc Donald RE Editors., Mc
Donald and Avery's Dentistry for the child and adolescent.9th ed. Mosby Elsevier,
Maryland Height, h 354.

17
ILMU KONSERVASI GIGI

NO BAHAN KAJIAN MATERI PEMBELAJARAN

1. Teori aplikasi dalam dalam melakukan a. Diagnosis pulpa dan jaringan periapikal
diagnosis di bidang Konservasi gigi berdasarkan AAE

(1). Diagnosis Pulpa

- Pulpa Normal
- Pulpitis Reversibel
- Pulpitis Ireversibel Simptomatik
- Pulpitis Ireversibel Asimptomatik
- Nekrosis Pulpa
- Previously Treated
- Previously Initiated Therapy
(2). Diagnosis Apikal

- Jaringan Apikal Normal


- Periodontitis Apikalis Simptomatik
- Periodontitis Apikalis Asimptomatik
- Abses Apikalis Kronis
- Abses Apikalis Akut
- Condensing Osteitis

b. Melakukan anamnesis

c. Melakukan pemeriksaan obyektif

d. Menentukan diagnosis, treatment planning:


restorasi dan endodontik

e. Penentuan prognosis

2. Teori aplikasi dalam melakukan restorasi a. Semen Ionomer Kaca


direk. - Indikasi/ Kontra Indikasi
- Tahapan Restorasi
b. Resin Komposit
- Indikasi/ Kontra Indikasi

18
- Tahapan Restorasi

3. Teori aplikasi dalam melakukan perawatan a. Indikasi


pulpa vital (kaping pulpa, pulpotomi,
pulpektomi) b. Kontra indikasi,
c. Seleksi kasus
d. Bahan perawatan pulpa vital
e. Tahap-tahap / cara melakukan perawatan
pulpa vital
4. Teori aplikasi dalam melakukan perawatan a. indikasi
saluran akar
b. kontra indikasi,
c. seleksi kasus
d. tahap-tahap / cara melakukan perawatan
saluran akar (Triad endodontic) :
- Akses opening
1. Outline
- Cleaning and Shaping
1. Pengukuran Panjang Kerja
2. Tehnik Preparasi Saluran Akar
3. Irigasi Saluran Akar
4. Medikamen Saluran Akar
- Obturation
1. Tehnik Obturasi
2. Bahan siler

REFERENSI

1. Cohen and Hargreaves, 2016, Pathways of The Pulp,11th ED, Mosby Co, St Louis
2. Heymann,H.O., Swift,E.J., Ritter A.V., 2019, Studervant Art and Science of
Operative Dentistry, 7th ed., Elseiver,Missouri
3. Mahmoud Torabinejad Ashraf Fouad, Richard E. Walton, Endodontics: Principles
and Practice, 6th Edition, 2020, Elsevier
4. Graham J. Mount , Wyatt R. Hume , Hien C. Ngo , Mark S. Wolff . 2016.
Preservation and Restoration of Tooth Structure, 3rd Edition, Wiley-Blackwell

19
5. Thomas J. Hilton, Jack L. Ferracane, James Broome . 2013. Summitt's Fundamentals
of Operative Dentistry: A Contemporary Approach, Fourth Edition 4th Edition,
Quintessence Pub Co
6. Hargreaves, Kenneth M.; Goodis, Harold E.; Tay , Franklin, 2012. Seltzer and
Bender's Dental Pulp, 2nd Edition. Quintessence Publishing Co., Inc.
7. Ole Fejerskov (Editor), Bente Nyvad (Editor), Edwina Kidd 2015. Dental Caries: The
Disease and its Clinical Management, 3rd Edition. Wiley-Blackwell
8. Nadim Z. Baba. 2012. Contemporary Restoration of Endodontically Treated Teeth:
Evidence-Based Diagnosis and Treatment Planning 1st Edition. Quintessence
Publishing Co, Inc
9. American Association of Endodontists. 2013. Endodontic Diagnosis
Contoh Soal CBT Ilmu Konservasi Gigi

20
ILMU PENYAKIT MULUT

NO BAHAN KAJIAN MATERI PEMBELAJARAN


1. Melakukan penatalaksanaan kasus Profesionalisme:
penyakit mulut secara profesional
- Memahami hak dan
berdasarkan etik dan yurisprudensi yang
kewajiban pasien
berlaku. - Informed consent
- Etika rujukan
- Komunikasi efektif

2 Menerapkan sistematika prosedur Anamnesis:


diagnosis pada pasien dengan kasus
Identifikasi pasien
penyakit mulut, yang meliputi
pemeriksaan subjektif, objektif, Komponen anamnesis:
pemeriksaan penunjang yang
- Riwayat penyakit sekarang:
komprehensif, penegakkan diagnosis dan
keluhan utama, onset, lokasi,
diagnosis banding, menetapkan rencana
durasi/frekuensi, terapi
perawatan dan prognosis, serta melakukan sebelumnya, kondisi yang
penatalaksaan kasus secara holistik. memperberat/memperparah
atau meringankan keluhan
pasien, keparahan.
- Riwayat kondisi/penyakit
sistemik
- Riwayat kesehatan keluarga
- Riwayat dental
- Riwayat sosial

Pemeriksaan Fisik Ekstra Oral


a. Visual: kepala dan wajah,
telinga, mata, hidung, mulut dan
leher, kulit
b. Palpasi: Kelenjar limfe leher dan
kepala, sendi
temporomandibular, mukosa
(terkait lesi jaringan lunak
rongga mulut)
c. Perkusi
d. Auskultasi

Pemeriksaan Fisik Intra Oral


a. Visual jaringan lunak dan keras
rongga mulut (deskripsi lesi
penyakit mulut)

21
NO BAHAN KAJIAN MATERI PEMBELAJARAN
b. Palpasi lesi:
- Nyeri tekan
- Indurasi
c. Perkusi

Pemeriksaan penunjang sesuai kasus


(bila diperlukan)

Deskripsi lesi oral

3. Penguasaan kelainan/penyakit sistemik a. Status ASA (Association of


yang berpengaruh kelainan gigi dan mulut Society of Anaesthesiologist) 
/manifestasi oral kelainan sistemik ASA I-V
(Medically Compromised Patients) b. Kelainan Kardiovaskular,
kelainan perdarahan, kelainan
Paru, Kelainan Saraf, Gangguan
hepar, Kelainan endokrin,
gangguan renal, Kehamilan,
Gastrointestinal, Alergi,
Kelainan/Gangguan imunologi

4. Menegakkan diagnosis dan diagnosis b. Kondisi normal rongga mulut


banding dari kelainan/kondisi jaringan c. Varian anatomi normal jaringan
lunak mulut lunak rongga mulut
d. Lesi mulut akibat trauma
e. Lesi mulut akibat penyakit
infeksi
f. Lesi mulut terkait
kondisi/kelainan imunologis
g. Lesi mulut pada medically
compromised patients
h. Lesi mulut pra-maligna (Oral
Potentially Malignant Disorder)
dan maligna
i. Halitosis
j. Kondisi penyakit pada leher dan
kepala akibat gangguan saraf
dan sendi temporomandibular

5. Penentuan pemeriksaan penunjang 4. Pemeriksaan laboratorium:


diagnosis dan interpretasi hasilnya a. Pemeriksaan darah lengkap
b. Pemeriksaan fungsi liver
(SGOT/SGPT)

22
NO BAHAN KAJIAN MATERI PEMBELAJARAN
c. Pemeriksaan fungsi ginjal
(Ureum/Kreatinin)
d. Pemeriksaan gula darah
sewaktu (GDS, GD nuchter,
2jam PP, HbA1C)

2. Pemeriksaan radiografik:
a. Intra Oral (periapikal, oklusal,
bitewing)
b. Ekstra Oral (panoramic)

3. Pemeriksaan swab jamur


4. Pemeriksaan sitologi

6. Penentukan rencana perawatan untuk Farmakologi


kelainan jaringan lunak mulut
a. Penentuan obat-obatan
b. Penulisan resep
Non farmakologi
(komunikasi, informasi dan edukasi)

7. Kerjasama inter dan intra profesional a. Rujukan medik


b. Teamwork
c. Penulisan surat rujukan
d. Etika profesionalisme

Rujukan

1. Glick M. Feagans WM. Burket's Oral Medicine; 12th Ed People’s Medical Publishing
House, USA. 2015.
2. Scully C. Oral and Maxillofacial Medicine the Basis of Diagnosis and Treatment. 3rd
ed. Churchill Livingstone. 2013
3. Cawson R.A. Odell E.W. Cawson's Essentials of Oral Pathology and Oral Medicine.
Ed. 9th. Churchill Livingstone. 2017
4. Little JW, Falace DA, Miller CS, Rhodus NL. Dental Management of the medically
compromised patient. 9th ed. Mosby 2017
5. Scully C, Medical Problems in dentistry 7th ed. Churchill Livingstone 2014
6. Miller CH, Palenik CJ, Infection control and management of hazardous materials for
the dental team 5th ed; Mosby Elsevier; St Louis Missouri, 2014
7. Regezi, Sciubba, Jordan. Oral Pathology, Clinical pathologic correlations.7th Ed.
Elsevier. 2017.

23
8. Scully. The basis of diagnosis and treatment. Churchill livingston. 2013
9. Ghom AG, Ghom SAG, Textbook or oral medicine 3rd ed; Replika press Pvt, Ltd;
2014
10.Bimbaum, W l Dunne SM. Oral Diagnosis-The clinician’s guide. Sunnymade Trust –
Teeth relief. 2010 (chapter 1-6, 13-14)

24
ILMU PERIODONSIA

NO. BAHAN KAJIAN KETERANGAN


1 Jaringan periodontal normal dan Anatomi, tanda klinis dan radiografis
patologis jaringan periodontal (gingiva, sementum,
ligamen periodontal, tulang alveolar):
a) Normal
b) Patologis

2 Patogenesis penyakit periodontal a) Peran sel imunitas


b) Peran mikroorganisme
c) Peran faktor lokal dan sistemik terhadap
keparahan penyakit
d) Tahap pembentukan plak dan kalkulus

3 Etiologi penyakit periodontal Mikroorganisme yang dominan pada:


a) Periodontitis kronis
b) Periodontitis agresif
c) NUG dan NUP
d) Perokok
e) Ketidakseimbangan hormonal

4 Faktor predisposisi penyakit Lokal:


periodontal
a) Anatomi gigi dan akar
b) Deformitas gingiva
c) Trauma
Sistemik:
a) DM
b) HIV
c) Hormonal
d) Merokok

5 Klasifikasi penyakit periodontal Tanda klinis, radiografis, dan perawatan:


a) Penyakit gingiva
b) Periodontitis
c) Abses
d) Lesi endo-perio

6 NUG dan NUP a) Tanda klinis (intraoral dan extraoral)


b) Gambaran radiografis
c) Faktor predisposisi
d) Perawatan

25
7 Perikoronitis a) Tanda klinis (intraoral dan extraoral)
b) Gambaran radiografis
c) Faktor predisposisi
d) Perawatan

8 Trauma oklusi a) Macam trauma oklusi


b) Tanda klinis
c) Gambaran radiografis
d) Perawatan

9 Gingival enlargement a) Klasifikasi


b) Penyebab
c) Tanda klinis
d) Perawatan

10 Resesi gingiva a) Definisi


b) Klasifikasi
c) Penyebab-akibat
d) Perawatan

11 Poket a) Klasifikasi
b) Karakteristik

12 Rencana perawatan Fase perawatan penyakit periodontal

13 Penyulit medis pada perawatan Keterkaitan jaringan periodontal dengan:


penyakit periodontal
a) DM
b) HIV
c) Hipertensi
d) Hormonal (pubertas, menstruasi,
kehamilan, menopause)
e) Gangguan pembekuan darah
f) Hipertensi

14 Perawatan periodontal non bedah a) Antiseptik


b) Antiinflamasi
c) Antibiotika
d) Scaling & root planing
e) Kontrol plak

15 Perawatan bedah periodontal Indikasi dan kontraindikasi:

26
a) Kuretase
b) Gingivektomi
c) Bedah flap

16 Furcation involvement a) Klasifikasi


b) Tanda klinis
c) Radiografis
d) Perawatan

17 Hipersensitif dentin a) Penyebab


b) Tanda klinis
c) Perawatan

18 Kegoyangan gigi a) Klasifikasi


b) Perawatan

REFERENSI:
Newman MG, Takei HH, Klokkevold PR, and Carranza FA. 2012. Carranza’s Clinical
Periodontology, 10th ed., WB. Saunders Elsevier, St. Louis

27
ILMU ORTODONTI
1.
No Bahan Kajian MATERI PEMBELAJARAN
1 Proses Tumbuh Kembang 1. Tumbuhkembang Maksila
Dentomaksilofasial 2. Tumbuhkembang Mandibula
3. Tumbuhkembang Geligi
4. Tumbuhkembang Oklusi

2 Farmakotherapi Obat-obatan yang mengganggu


pergerakan gigi

3 Anatomi dentokraniofasial Perubahan tonus otot pada kasus-


kasus maloklusi

4 Ilmu Ortodonti 1. Etiologi Maloklusi


2. Biomekanik Pergerakan Gigi

5 Pemeriksaan pasien maloklusi 1. Pemeriksaan ekstra oral


2. Pemeriksaan intra oral
3. Pemeriksaan pada kasus kebiasaan
buruk (oral bad habbit)
4. Tracing sefalometri
5. Analisis Model

6 Diagnosis/kelaianan maloklusi 1. Klasifikasi Angle mod Dewey


2. Klasifikasi Insisif
3. Klasifikasi skeletal berdasarkan
analisis sefalometri Steiner
4. Klasifikasi Profit-Ackherman

7 Rencana perawatan 1. Jenis perawatan maloklusi


2. Alat fungsional
3. Disain piranti ortodonti lepasan
dalam kasus maloklusi dental
4. Fungsi komponen-komponen
dalam piranti lepasan

8 Insersi dan Aktivasi Ortodonti 1. KIE dalam insersi plat


Lepasan 2. Cara Aktivasi komponen

9 Kasus-kasus maloklusi 1. Crossbite Anterior


2. Crossbite posterior
3. Diastema

28
4. Crowding
5. Pergeseran Midline

REFERENSI
1. Jacobson A. Radiographi Cephalometry. 2nd ed. Quintessence Pub. Co. Canada. 2006
2. Rakosi T. Color atlas of dental medecine orthodontic-diagnostil. Tkieme Med. Pub.
New York. 1993.
3. Mitchel L. An Introduction to Orthodontics. 3rd ed. New York Oxford Univ Press.
2007
4. Proffit WR. Contemporary orthodontics. 5th ed. Elsevier. Canada. 2007.

29
PROSTODONSIA

No BahanKajian MATERI PEMBELAJARAN

1. Pemeriksaan sistem Stomatognatik Anamnesis : Who, What, Why, When,


dalam ilmu Prostodonsia Where dan How (data demografik)
a. Riwayat penyakit sekarang : keluhan
utama, onset, durasi, terapi
sebelumnya, keluhan subyektif
b. Riwayat penyakit dahulu
c. Riwayat penyakit keluarga
d. Riwayat medikasi sebelumnya dan
alergi
e. Tipe –tipe pasien

Pemeriksaan Fisik Ekstra Oral & Intra


Oral:
a. Inspeksi: kepala dan wajah, telinga,
mata, hidung, mulut dan leher
b. Palpasi : Sendi temporomandibular,
paranasal,rongga mulut, leher
c. Perkusi : paranasal, ronggamulut (gigi)
d. Pemeriksaan oklusi, artikulasi gigi-
geligi

Penentuan Diagnosis Prostodontik


2. Konsep kehilangan gigi a. Mengetahui penyebab kehilangan gigi
sebagian dan seluruhnya
b. Memberikan informasi akibat dari
kehilangan gigi
c. Memahami klasifikasi kehilangan gigi
sebagian berdasarkan klasifikasi
diagnosis ICD : 10
d. Memahami cara merehabilitasi fungsi-
fungsi rongga mulut dengan baik dan
tepat.

3. Penentuan indikasi perawatan a. Menegakkan diagnosis berdasarkan


kehilangan gigi permanen anamnesis, pemeriksaanklinik, ro-foto
dan pemeriksaan pada model
diagnostic berkaitan rancana perawatan
di bidang Prostodonsia
b. Menyusun rencana perawatan
berdasarkan analisis pemeriksaan

30
pasien dan keadaan social ekonomi
pasien
c. Menentukan jenis gigitiruan, desain
komponen gigitiruan dan bahan yang
digunakan
d. Menentukan alternative perawatan
yang dapa tdiberikan pada pasien
e. Menentukan rujukan yang sesuai
dengan prosedur perawatan gigitiruan
f. Melakukan inform consent

4. Prinsip tindakan perawatan kasus a. Melakukan persiapan alat, bahan,


kehilangan gigi dengan gigitiruan dental unit, termasuk control infeksi
lepasan dan gigitiruan cekat dan asepsis sebelum melakukan
tindakan klinis
b. Mempersiapkan pasien, memberikan
penjelasan mengenai tindakan klinis
yang akan dilakukan, mendapatkan
persetujuan pasien untuk melakukan
tindakan klinis / tahapn kerja
c. Melakukan tindakan/tahapan kerja
secara sistematis, efisien dan efektif.
d. Kemampuan atau ketrampilan
prosedural
e. Meminta bantuan bila diperlukan
(terkait rujukan)
f. Manajemen pasca prosedur/tahapan
kerja
g. Ketrampilan komunikasi
h. Profesionalisme
i. Performa secara keseluruhan dalam
menangani pasien

5. Prinsip-prinsip pemilihan gigi a. Memahami konsep retensi dan


penyangga stabilitas dari gigitiruan dalam
menentukan gigi penyangga
b. Menentukan dukungan yang akan
digunakan pada gigitiruan (tooth
borne, tissue borne, atau tooth-tissue
borne)
c. Memahami syarat-syarat pemilihan
gigi sebagai gigi penyangga
d. Mengetahui anatomi mahkota dalam

31
menentukancengkeram yang akan
digunakan
e. Mengetahui desain gigitiruan yang
akan digunakan
6. Prosedur pembuatan gigitiruan a. Pencetakan pendahuluan
lepasan b. Model study
c. Pembuatan sendok cetak individual
d. Border moulding
e. Pencetakan fisiologis
f. Model kerja
g. Penentuan Warna gigi
h. Pembuatan basis dan bite rim
i. Penentuan dimensi vertical
j. Penentuan gigitan
k. Penyusunan gigi anterior dan posterior
l. Pembuatan klamer
m. Try in
n. Prosesing akrilik
o. Polishing dan Finishing
p. Remounting
q. Insersi
r. Kontrol
s. penanganan gigi tiruan yang patah
(reparasi)
7. Prosedur pembuatan gigitiruan cekat a. Pencetakan pendahuluan
b. Model study
c. Ro Foto
d. Penentuan warna gigi
e. Pembuatan restorasi sementara
f. Preparasi gigi penyangga
g. Retraksi gingival
h. Pencetakan double impression
i. Pemasangan restorasi sementara
j. Work authorization
k. Die
l. Pembuatan pola malam
m. Try in kerangkalogam/coping
n. Try in gigitiruan cekat
o. Insersi
p. Kontrol

8. Evaluasi pasca pemasangan a. Melakukan pemeriksaan kesesuaian


gigitiruan dan fungsi gigitiruan

32
b. Memberikan instruksi pasca
pemasangan gigitiruan
c. Memberikan pemahaman untuk
melakukan kunjungan rutin dan
pemeliharan gigi tiruan setiap 3 hingga
6 bulan
9. Penanggulangan masalah pasca a. Melakukan anamnesis untuk
pemasangan gigitiruan mengetahui masalah pasca
pemasangan gigitiruan
b. Menentukan dan melakukan tindakan
perawatan berdasarkan masalah yang
dikeluhkan oleh pasien pasca
pemasangan gigitiruan
c. Reparasi gigi tiruan patah
10. Penentuan Indikasi perawatan a. Memahami etiologi gangguan
kelainan sendi Temporo Mandibular fungsional pada sistem mastikasi
(TM) dan oklusi dental b. Memahami tanda dan gejala gangguan
sendi TM
c. Memahami tindakan gangguan TMD
dengan pendekatan farmakologis
d. Menjelaskan alternative perawatan
yang dapat diberikan pada pasien
e. Memahami sistemrujukan sesuai
dengan prosedur perawatan
11. Prinsip tindakan perawatan kelainan a. Menjelaskan dan memahami
oklusi dengan koronoplasti terminology dalam konsep oklusi
b. Menjelaskan dan memahamian atomi
fungsional sistem pengunyahan
c. Memahami evaluasi dan terapi oklusi
dasar biologi fungsi oklusal
d. Menjelaskan dan memahami prosedur
evaluasi klinik
e. Menjelaskan dan memahami
interpretasi dan rencana perawatan
f. Menjelaskan dan memahami terapi
oklusal yang baik dan tepat
g. Menjelaskan terapi koronoplasti pada
model di artikulator.

12. Prinsip tindakan awal perawatan a. Memahami mekanisme gerakan rahang


TMJ non bedah b. Melakukan pemeriksaan oklusi
fungsional dan morfologi oklusal
c. Melakukan prosedur occlusal

33
adjustment
d. Memberi instruksi pasca perawatan
awal TMJ
e. Memberi medikamen untuk
mengurangi gejala pada sendi TMJ

13. Prinsip-prinsip tindakan evaluasi a. Melakukan komunikasi padapasien


hasil perawatan non bedah TMJ dan pascaperawatan awal TMJ
oklusi dental b. Melakukan pemeriksaan mekanisme
gerakan rahang
c. Melakukan prosedur
occlusaladjustment

14. Pendekatan farmakologi untuk a. Melakukan pendekatan psikologis


mengatasi rasa sakit, rasa takut, dan untuk mengatasi rasa sakit, rasa takut,
kecemasan dan kecemasan pasien
b. Melakukan pemberian obat-obatan
tertentu (analgesik)
c. Melakukan hypnoterapi untuk
mengurangi rasa sakit, rasa takut, dan
kecemasan pasien

REFERENSI
1. Sharry, Complete Denture Prosthodontic, McGraw Hill Book Company Inc.,US; 3rd
edition (November 8, 1974)
2. Carr AB, Brown DT. McCracken Removable Partial Prosthodontics, 12thed, St Louis:
Elsevier Mosby., 2011.
3. Hayakawa I. Principles and practices of complete dentures. Tokyo: Quinstessence
Publishing Co., LTD.
4. Nallaswamy D, Ramalingam K, Bhat V. Textbook of prosthodontics. New Delhi: Jaypee
Brothers Medical Publishers (P) LTD. 2013
5. Rosenstiel SF, Land MF, Fujimoto J. Contemporary Fixed Prosthodontics. 5th ed.
Philadelphia: Mosby,Inc. 2016

34
ILMU BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL
NO BAHAN KAJIAN MATERI PEMBELAJARAN
Pemeriksaan
1. sistem SUBYEKTIF
stomatognatik secara Anamnesis : Who, What, Why, When, Where
menyeluruh: Evaluasi status dan How (data demografik)
kesehatan preoperatif a. Riwayat penyakit sekarang : keluhan
utama, onset, durasi, terapi sebelumnya,
keluhan subyektif, hal-hal yang
memperberat/memperingan keluhan
b. Riwayat penyakit dahulu
c. Riwayat penyakit keluarga
d. Riwayat medikasi sebelumnya (obat yang
dikonsumsi sesuai kondisi kompromi
medis pasien) dan alergi

OBYEKTIF
Pemeriksaan Vital sign :
a. Tekanan darah
b. Frekuensi nadi
c. Frekuensi nafas
d. Suhu
e. VAS

Status Generalis : Compos Mentis

Status Lokalis

Pemeriksaan Fisik Ekstra Oral & Intra Oral:


a. Inspeksi: kepala dan wajah, telinga, mata,
hidung, mulut dan leher
b. Palpasi : Sendi temporomandibular,
paranasal,rongga mulut, leher (KGB,
tiroid)
c. Perkusi : paranasal, rongga mulut (gigi-
geligi)
d. Auskultasi : senditemporomandibular dan
leher

2. Penguasaan kelainan sistemik c. Status ASA (Association of Society of


yang berpengaruh pada Anaesthesiologist)  ASA I-V
kesehatan umum pasien d. Kelainan Kardiovaskular, kelainan
(Medically Compromised perdarahan, kelainan Paru, Kelainan Saraf,
Patients) Gangguan hepar, Kelainan endokrin,
gangguan renal, Kehamilan, Alergi
e. Penatalaksanaan pasien kompromi medis
(nilai normal HbA1C, INR, T3-T4, dll)
3. Mengatasi kecemasan dan rasa a. Protokol Reduksi Anxiety Umum  preop,

35
NO BAHAN KAJIAN MATERI PEMBELAJARAN
nyeri secara farmakologik dan durantum dan postop
non farmakologik b. Peresepan obat-obatan analgetika dan
antibiotika
c. Pemberian anestesi lokal baik secara
infiltrasi maupun blok mandibula
4. Penguasaan ilmu kedokteran a. Universal precaution (cuci tangan WHO,
dasar dan kedokteran klinik Alat Pelindung Diri, Donning-doffing)
b. Prinsip-prinsip pembedahan (teknik
aseptik, desain flep, suturing, hemostasis,
kontrol edema, penyembuhan luka)
c. Kontrol Infeksi (bakteri, virus, teknik
sterilisasi instrumen, persiapan staf, asepsis
post-pembedahan)

5. Penentuan pemeriksaan Pemeriksaan laboratorium:


laboratorium dasar dan e. Pemeriksaan darah tepi (Hb/Ht, Eritrosit,
radiografik yang menunjang Lekosit, BT/CT)
diagnosis f. Pemeriksaan fungsi lever (SGOT/SGPT)
g. Pemeriksaan fungsi ginjal
(Ureum/Kreatinin)
h. Pemeriksaan gula darah sewaktu (GDS)
i. HbA1C

Pemeriksaan radiografik:
c. Intra Oral (periapikal, oklusal, bitewing)
d. Ekstra Oral (panoramik, sefalometri,
AP/PA atau Cone Beam CT Scan)
6. Prinsip-prinsip Pencabutan Gigi a. Indikasi dan Kontra Indikasi Pencabutan
gigi
b. Instrumen pencabutan gigi
c. Pemeriksaan radiologik pra pencabutan gigi
d. Teknik pencabutan gigi secara intra-
alveolar technique (closed-methode)
e. Teknik pencabutan gigi secara extra-
alveolar technique (open-methode)
f. Prinsip penggunaan elevator dan forseps
g. Komplikasi pencabutan gigi dan tata
laksananya

7. Penatalaksanaan gigi impaksi a. Macam-macam gigi impaksi, etiologi dan


klasifikasinya
b. Prinsip bedah dasar: macam-macam jenis
flep, instrumentasi, teknik suturing
c. Teknik pengambilan gigi impaksi molar
ketiga bawah (Klas I posisi A MA)
d. Komplikasi durantum dan post-operasi

36
NO BAHAN KAJIAN MATERI PEMBELAJARAN
8. Infeksi Oromaksilofasial a. Klasifikasi infeksi oromaksilofasial
b. Infeksi odontogenik
c. Infeksi non odontogenik
d. Penjalaran infeksi pada spasia wajah
e. Komplikasi infeksi
f. Penatalaksanaan infeksi
9. Trauma wajah dan kepala a. Pengertian Glasgow Coma Scale (GCS)
b. Klasifikasi fraktur berdasarkan jenisnya
(simple/compound/comminuted/greenstick/
dll)
c. Klasifikasi fraktur rahang atas/maksila: Le
Fort I, Le Fort II dan Le Fort III
d. Klasifikasi fraktur wajah bagian tengah:
NOE, zygoma maksilari kompleks (ZMC)
e. Klasifikasi fraktur mandibula : Ramus,
body of mandible , kondilus, leher kondilus,
simfisis, parasimfisis
f. Fraktur panfasial dan tatalaksananya
g. Fraktur dentoalveolar dan tata laksananya
h. Prinsip penatalaksanaan fraktur
i. Komplikasi: malunion, anunion
10. Kelainan kelenjar liur a. Kelainan-kelainan kelenjar liur akibat
trauma, infeksi dan tumor
b. Modalitas diagnostik
c. Penatalaksanaan
11. Kelainan sendi a. Klasifikasi kelainan Sendi
temporomandibular temporomandibular
b. Penatalaksanaan bedah dan non bedah
c. Pencitraan diagnostic
12. Kelainan syaraf (N V dan N VII) a. Anatomi syaraf wajah dan kepala
b. Tanda dan gejala klinis kelainan Bell’s
Palsy; Trigeminal Neuralgia
c. Etiologi
d. Pemeriksaan klinis dan penunjang
e. Tata laksana
13. Kista rahang a. Klasifikasi kista odontogenik dan non
adontogenik
b. Diagnosis dan diagnosis banding
c. Pemeriksaan penunjang
d. Penatalaksanaan dan prognosis
14. Tumor jinak rongga mulut a. Klasifikasi tumor odontogenik dan non
odontogenik
b. Diagnosis dan diagnosis banding
c. Pemeriksaan penunjang
d. Penatalaksanaan dan prognosis
15. Bedah preprostetik, Bedah a. Indikasi dan kontra indikasi
Endodontik dan Bedah b. Prinsip bedah preprostetik, endodontik dan
Ortodontik ortodontik
c. Macam-macam tindakan bedah

37
NO BAHAN KAJIAN MATERI PEMBELAJARAN
preprostetik: alveoloplasti, alveolektomi,
sulcus deepening, reduksi tuberositas
maksila, eksisi torus
d. Macam-macam tindakan bedah endodontik
: apikoektomi, hemiseksi,
e. Macam-macam Tindakan bedah ortodontik:
windowing/tooth exposure, uprighting
f. Prognosis

16. Celah Bibir dan Langit-langit a. Klasifikasi celah bibir


b. Etiologi kelainan celah bibir
c. Klasifikasi celah langit
d. Etiologi kelainan celah langit
e. Penatalaksanaan dan Prognosis

17. Disharmoni rahang a. Kelainan skeletal rahang : kls I, kls II dan


kls III
b. Etiologi dan patogenesis
c. Tanda dan gejala klinis
d. Penatalaksanaan disharmoni rahang : Le
Fort, VRO (Vertical Ramus Osteotomy),
SSO (Sagittal Split Osteotomy)
18. Kegawatdaruratan medik dental a. Perdarahan dan tata laksananya
b. Dislokasi TMJ dan tata laksananya
c. Trauma dentoalveolar dan tata laksananya
d. Sinkop dan tata laksananya
e. Anafilaktik syok dan tata laksananya
f. Henti jantung dan tata laksananya
g. Teknik Bantuan Hidup dasar (Basic Life
Support) menurut American Heart
Association (AHA)
19. Kerjasama inter dan intra e. Rujukan medik
profesional f. Team work
g. Penulisan surat rujukan
h. Etika/ profesionalisme

Rujukan

1. Neville BW, Damm DD, Allen CM, Bouquot JE. Oral and Maxillofacial Pathology. Ed
ke-4. Philadelphia: WB Saunders. 2015.

2. Hupp JR, Ellis III E, Tucker MR. Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery. Ed
ke-7. St Louis: Elsevier. 2019

3. Malamed S.T. Handbook of Local Anesthesia.Ed ke- 7. St. Louis. Mosby. 2020.

4. Fonseca RJ, Walker RV, Barber HD, Powers MP, Frost DE. Oral and Maxillofacial
Trauma. Ed. Ke-4. St Louis. Elsevier. 2012

38
5. Ruslin M. dan Poedjiastoeti,W. Buku Ajar Bedah Mulut dan Maksilofasial. Teori dan
Praktik Dasar. Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2020

39
ILMU KESEHATAN GIGI MASYARAKAT
DAN KEDOKTERAN GIGI PENCEGAHAN

BAHAN KAJIAN MATERI PEMBELAJARAN


DOMAIN 1
a. Menerapkan filosofi, hukum dan etika 1. Undang-Undang dan
kedokteran gigi, menjaga kerahasiaan peraturan di bawahnya yang
profesi, membedakan hak dan kewajiban mengatur tentang kesehatan
dokter dan pasien secara professional. dan praktik kedokteran
b. Menyelesaikan masalah-masalah yang 2. Kode Etik KG Indonesia
berhubungan dengan tanggungjawab 3. Model teori komunikasi
administratif, pelanggaran etik, disiplin pasien dan masyarakat
dan hukum yang diberlakukan bagi
profesi Kedokteran Gigi berdasarkan
ketentuan hukum yang berlaku.
c. Membangun komunikasi dan hubungan
terbuka dan jujur serta saling menghargai
dengan pasien, pendamping pasien dan
sejawat.
d. Melakukan komunikasi interpersonal,
tatalaksana rujukan, tatalaksana informed
consent, advokasi dan pemberdayaan
individu, keluarga dan masyarakat dalam
upaya meningkatkan kesehatan gigi mulut
a. Menggunakan ilmu pengetahuan dan 1. Teori Evidence-based
teknologi kedokteran gigi mutakhir dentistry
untuk mencari dan menilai informasi 2. Teori Literature Searching
yang sahih dari berbagai sumber 3. Teori Metodologi Penelitian
secara professional. 4. Teori Biostatistik
b. Menyusun dan menyajikan karya ilmiah
sesuai dengan konsep, teori, dan kaidah
penulisan ilmiah secara lisan dan
tertulis.
c. Menerapkan pola berpikir ilmiah dalam
pemecahan masalah dan pengelolaan
kesehatan gigi mulut.
d. Menggunakan informasi kesehatan
secara professional untuk kepentingan
peningkatan kualitas pelayanan kesehatan
gigi mulut.

Menerapkan prinsip-prinsip psikososial dalam 1. Teori Bioetika


melakukan pelayanan kesehatan gigi mulut. 2. Teori Sosiologi
3. Teori Psikologi
DOMAIN V

40
a. Menilai kesehatan gigi mulut masyarakat 1. Teori Epidemiologi Survei
dengan menggunakan data hasil survei, 2. Teori Promosi Kesehatan
data epidemiologi dan evidence based 3. Teori Preventive Dentistry
dentistry. 4. Teori Administrasi Kesehatan
b. Mengidentifikasi faktor risiko yang dan Fungsi Manajemen
berkaitan dengan masalah kesehatan gigi
mulut masyarakat.
c. Merencanakan program kesehatan gigi
mulut masyarakat berdasarkan prioritas
masalah.
d. Menerapkan strategi promotif dan
preventif kesehatan gigi mulut masyarakat.
e. Mengevaluasi program
kesehatan gigi mulut masyarakat yang
telah dilaksanakan.

a. Memanfaatkan teknologi informasi untuk Teori Sistem Informasi Manajemen


program kesehatan gigi mulut masyarakat.
b. Memanfaatkan teknologi informasi untuk
penelusuran informasi dan sumber belajar
di bidang kesehatan gigi masyarakat.
c. Memanfaatkan teknologi informasi untuk
pengumpulan dan pengolahan data di
bidang kesehatan gigi masyarakat

a. Melakukan kerjasama dengan tenaga Teori Interprofesional team work


kesehatan lain dan masyarakat, dalam
upaya mencapai kesehatan gigi mulut
masyarakat
b. Membangun sistem jejaring kerja dalam
pelaksanaan program kesehatan gigi
mulut masyarakat
c. Melakukan jejaring kerja dengan
masyarakat dan instansi terkait dalam
upaya pemberdayaan masyarakat

a. Mengidentifikasi perilaku kesehatan 1. Teori Perilaku Kesehatan


individu, keluarga dan masyarakat di 2. Teori Sosiologi
bidang kesehatan gigi mulut. 3. Teori Psikologi
b. Memotivasi perilaku hidup sehat individu,
keluarga dan masyarakat di bidang
kesehatan gigi mulut.
c. Menerapkan metoda pendekatan untuk
mengubah perilaku kesehatan gigi mulut
individu serta masyarakat berorientasi
kuratif menjadi preventif.
d. Membuat penilaian perubahan perilaku
kesehatan gigi mulut individu serta
masyarakat

41
DOMAIN VI
a. Melaksanakan manajemen praktik dan Teori Dental Practice Management
tatalaksana sesuai standar pelayanan
kedokteran gigi.
b. Membuat perencanaan praktik kedokteran
gigi yang efektif dan efisien.
c. Membuat pengorganisasian dalam
menjalankan praktik kedokteran gigi.
d. Melaksanakan pemantauan atau
mengevaluasi praktik kedokteran gigi.
e. Menerapkan sistem pembiayaan kesehatan.

a. Melaksanakan pengendalian infeksi silang. Teori Penjaminan Mutu dan Patient


b. Melaksanakan keselamatan kerja. Safety
c. Mengantisipasi faktor-faktor kegagalan
tindakan medis yang telah direncanakan
(nyaris cidera, kejadian tidak
diharapkan
/KTD)

Referensi :
1. Permenkes Praktek Mandiri No. 2052 Tahun 2011
2. Permenkes klinik No. 9 Tahun 2014
3. Permenkes Puskesmas No. 75 Tahun 2015
4. Undang - Undang Rumah Sakit No. 44 Tahun 2009
5. Standar Akreditasi Rumah Sakit (SNARS Edisi 1)
6. Kementerian Kesehatan RI. PPI Gilut. 2012
7. Permenkes No 44/2016 Pedoman Manajemen Puskesmas
8. Permenkes No 89/2015 tentang Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
9. Michael Young, 2010, Managing a Dental Practice. The Genghiskhan way. Radcliffe
Publishing.
10. Downie,RS. Tannahill,Carol and Tannahill,Andrew. 1996.Health Promotion Models
and Value.2nd ed.Oxford University Press
11. Clements D, Dault M, Priest A. Effective teamwork in healthcare: research and
reality. Healthc Pap. 2007;7 Spec No:26-34. doi: 10.12927/hcpap.2013.18669. PMID:
17478997.
12. Promoting Effective Communication among Healthcare Professionals to improve
patient safety and quality of care. Published by the Hospital and Health Service

42
Performance Division, Victorian Government Department of Health, Melbourne,
Victoria. July 2010. Diunduh dari http://www.health.vic.gov.au/quality council
13. Gerry Humphris dan Margaret Ling. 2011. Behavioral Sciences for Dentistry.
Churchill Livingstone.
14. Barbara K. Rimer, K. Viswanath 2012. Health Behaviour and Health Education.
Jossey-Bass.
15. Norman O. Harris, Franklin García-Godoy, Christine Nielsen Nath. 2004. Primary
Preventive Dentistry. Edisi 6. Pearson.
16. World Health Organization. 2013. Basic Oral Health Survey. Geneva.

43

Anda mungkin juga menyukai