Anda di halaman 1dari 56

LAPORAN REKAYASA INDUSTRI

INOVASI PEMBUATAN BIKA AMBON DENGAN PENAMBAHAN


UBI JALAR KUNING( Ipomea Batatas L.)

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4

Jesica Angelina Br Napitupulu 5201240008


Khaira Ummah 5202540004
Neta Nia Limbong 5203540018
Nimas Kholilla 5202640001
Yasintha Niat Harefa 5203540006
Yusmiarni Br Simorangkir 5203240005

MATA KULIAH :

Rekayasa Industri

DOSEN PENGAMPU :

Nila Reswari Haryana S.Gz, M.Si


Risti Rosmiati S.Gz., M.Si
Edy Marjuang Purba, SKM., MPH
Muhammad Edwin Fransiari, M.K.M.

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA


PROGRAM STUDI S1 GIZI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MARET 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena telah memberikan kesempatan
pada penulis untuk laporan ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan
laporan ini tepat waktu. Laporan ini disusun guna memenuhi tugas pada Mata Kuliah
Rekayasa Industri di Universitas Negeri Medan. Selain itu, penulis juga berharap agar
laporan ini dapat menambah wawasan bagi pembaca tentang apa yang telah disampaikan.

Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada IbuNila Reswari Haryana


S.Gz, M.Si, Ibu Risti Rosmiati S.Gz., M.Si, Bapak Edy Marjuang Purba, SKM., MPHdan
Bapak Muhammad Edwin Fransiari, M.K.M. Sebagai Dosen Pengampu Mata Kuliah
Rekayasa Industri ini. Tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan laporan ini. Penulis menyadari
laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan penulis terima demi kesempurnaan laporan ini.

Medan, 15April 2023

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2. Gambaran Umum Potensi Ekonomi........................................................................2
1.3. Gambaran Umum Industri.......................................................................................3
BAB II
ASPEK UMUM DAN ORGANISASI....................................................................................4
2.1. Legalitas Usaha..........................................................................................................4
2.2. Organisasi...................................................................................................................5
1.1.1 Bagan Organisasi.................................................................................................6
2.2.1. Alur Koordinasi antar tingkat jabatan.................................................................7
2.2.2. Analisis pekerjaan................................................................................................8
2.3. Personalia...................................................................................................................9
2.3.1. Kebutuhan Tenaga Kerja...................................................................................10
2.3.2. Tingkat Balas Jasa.............................................................................................15
BAB III....................................................................................................................................17
ASPEK PEMASARAN..........................................................................................................17
3.1. Permintaan...............................................................................................................17
3.1.1. Perkembangan Permintaan Selama ini..............................................................17
3.2.2. Prospek Permintaan di Masa Mendatang..........................................................18
3.2. Penawaran................................................................................................................20
3.2.1. Perkembangan Permintaan Selama ini..............................................................20
3.2.2. Prospek Penawaran di Masa Mendatang..........................................................21
3.3. Analisis penawaran dan Permintaan.....................................................................22
3.4. Program Pemasaran................................................................................................23
3.4.1. Tingkat Pelayanan.............................................................................................23
3.4.2. Penetapan Harga...............................................................................................24
3.4.3. Kegiatan Promosi...............................................................................................26
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................28

ii
BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang

Bika Ambon adalah salah satu kue tradisional khas Indonesia, terutama dari
daerah Medan, Sumatera Utara. Kue ini terbuat dari adonan tepung tapioka, telur,
gula, dan santan yang dicampur dan dipanggang dalam loyang khusus dengan api
kecil hingga matang dan berpori-pori. Bika Ambon biasanya memiliki rasa manis dan
aroma pandan atau suji yang khas.
Kue bika ambon Medan merupakan salah satu kue tradisional yang banyak
diminati dan memiliki nilai jual, kue ini memiliki tingkat kesulitan yang tinggi dalam
proses pembuatannya. Kesulitan dalam membuat kue bika ambon Medan ini antara
lain ialah pembentukan serat halus yang menjadi ciri khas kue ini, proses fermentasi
yang lama dan teknik yang berbeda dalam proses pemanggangannya. Oleh karena itu,
umumnya masyarakat lebih suka membeli dari pada membuat sendiri kue bika ambon
Medan ini. Kue ini memiliki daya tahan berkisar 3 – 4 hari.
Saat ini, bahan utama pembuatan kue bika ambon Medan menggunakan 100%
tepung tapioka (Manihot utilissima) kualitas terbaik, yang dibuat dari pati umbi
singkong. Pada beberapa tahun terakhir, Bika Ambon dengan penambahan ubi jalar
kuning semakin populer di Indonesia. Ubi jalar kuning memiliki rasa yang manis dan
kaya akan serat, vitamin A, dan antioksidan. Selain itu, ubi jalar kuning juga memiliki
warna yang menarik dan bisa menjadi alternatif pewarna alami untuk Bika Ambon.
Penambahan ubi jalar kuning dalam Bika Ambon juga memberikan nilai
tambah dalam segi kesehatan dan nutrisi, karena kue tersebut menjadi lebih kaya akan
nutrisi dan serat. Hal ini sangat penting untuk memenuhi kebutuhan nutrisi yang
diperlukan oleh tubuh.
Pada penelitian ini ubi jalar kuning diaplikasikan sebagai bahan substitusi
dalam pembuatan kue bika ambon Medan karena memungkinan yaitu memiliki
struktur kemiripan dengan tepung tapioka maka dapat digunakan sebagai substitusi,
walau tidak dalam persentase tinggi perlu diteliti seberapa banyak sebagai bahan
utama pembuatan kue bika ambon Medan.Karena alasan tersebut, Bika Ambon
dengan penambahan ubi jalar kuning semakin populer dan banyak dicari oleh
masyarakat. Terdapat juga produsen Bika Ambon yang menambahkan inovasi pada

1
kue tersebut dengan penambahan berbagai macam bahan seperti keju, cokelat, atau
bahkan green tea.
Bika Ambon dengan penambahan ubi jalar kuning adalah inovasi dari kue
tradisional Bika Ambon yang telah ada sejak lama. Ubi jalar kuning ditambahkan ke
dalam adonan Bika Ambon sebagai tambahan bahan utama bersama dengan sagu,
telur, gula, dan santan. Kue Bika Ambon dengan penambahan ubi jalar kuning
memiliki rasa yang lebih lezat dan kaya akan nutrisi, karena ubi jalar kuning
mengandung serat, vitamin, dan antioksidan yang baik untuk kesehatan tubuh.

I.2 Gambaran Umum Potensi Ekonomi

Kue bika ambon Medan sangat populer terutama di sepanjang Jalan Majapahit
dengan sekitar 30 toko kue bika ambon Medan yang bisa menjual hingga 1000 – 2000
kotak per hari (Nurjanah, 2015). Jika produksi kue bika ambon Medan bisa menjual
hingga 1000 – 2000 kotak perhari maka jumlah tepung tapioka yang digunakan adalah
75 – 150 kg perharinya.
Permintaan tepung tapioka di Indonesia cenderung meningkat karena
peningkatan jumlah industri makanan yang menggunakan bahan baku tapioka. Selama
ini, sebagian besar hasil produksi tapioka hanya mampu memenuhi kebutuhan
beberapa wilayah di Indonesia, antara lain Surabaya, Bogor, Indramayu dan
Tasikmalaya (Bank Indonesia, 2009:7).
Hal tersebut mengindikasikan masih luasnya potensi usaha dan permintaan
tapioka di Indonesia. Produksi tepung tapioka di Lampung Timur pada tahun 2003
mencapai 56 927,08 ton (yang tercatat pada Dinas Pertanian Lampung Timur) di
mana produksi tersebut belum mampu memenuhi pasar dalam negeri.
Pada tahun 1996 sampai 2001 Indonesia menghasilkan rata-rata 15 sampai 16
juta ton tepung tapioka dari industry tepung tapioka yang berlokasi di Sumatera, Jawa,
dan Sulawesi. Jumlah produksi tapioka yang terserap pasar dalam negeri sebanyak 13
juta ton dan permintaan dalam negeri mengalami peningkatan 10% per tahun. Saat ini,
produksi tapioka Indonesia belum dapat memenuhi pasar dengan maksimal karena
setiap tahun meningkat 10% atau 1,3 juta ton pertahun. Sementara 70% produksi
dihasilkan dari Pulau Sumatera, sedangkan 30% merupakan produksi Pulau Jawa dan
Sulawesi (Bank Indonesia, 2009:7).
Bika Ambon dengan penambahan ubi jalar kuning juga memiliki potensi
ekonomi yang menjanjikan. Kue tersebut semakin populer dan banyak dicari oleh

2
masyarakat sebagai alternatif makanan ringan yang sehat dan bergizi. Hal ini
berdampak pada peningkatan permintaan dan penjualan Bika Ambon dengan
penambahan ubi jalar kuning di pasaran.Selain itu, Bika Ambon dengan penambahan
ubi jalar kuning juga memberikan peluang bisnis bagi produsen makanan dan
UMKM. Dengan inovasi ini, variasi produk kue Bika Ambon yang dapat menarik
minat konsumen. Selain itu, bahan-bahan yang digunakan juga mudah didapatkan di
pasaran sehingga biaya produksi dapat ditekan.

I.3 Gambaran Umum Industri

Industri Bika Ambon dengan penambahan ubi jalar kuning berkembang cukup
pesat dalam beberapa tahun terakhir. Permintaan yang tinggi dari konsumen membuat
industri ini semakin berkembang dan berinovasi dalam menciptakan produk-produk
baru dan berkualitas. Industri Bika Ambon dengan penambahan ubi jalar kuning juga
turut berperan dalam meningkatkan perekonomian daerah dan nasional. Industri ini
dapat memperluas pasar dan menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat
sekitar. Selain itu, penggunaan bahan-bahan lokalseperti ubi jalar kuning juga dapat
mendukung pertumbuhan industri pertanian.

3
BAB II

ASPEK UMUM DAN ORGANISASI

2.1. Legalitas Usaha

Sebagai produk makanan yang dijual secara komersial, pembuatan Bika


Ambon dengan penambahan ubi jalar kuning juga harus memperhatikan legalitas
usaha yang berlaku di Indonesia. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal
legalitas usaha antara lain:

1. Izin Usaha
Pembuatan makanan komersial harus memiliki izin usaha yang sah. Izin
usaha ini dapat diperoleh dari instansi pemerintah terkait seperti Dinas
Kesehatan, Dinas Perdagangan, dan Badan Pengawas Obat dan Makanan
(BPOM). Pemilik usaha juga harus memastikan bahwa lokasi usaha sudah
sesuai dengan peraturan daerah yang berlaku.
2. Sertifikasi Halal
Bagi produk makanan yang akan dijual secara nasional atau internasional,
sertifikasi halal sangat penting untuk dipenuhi. Sertifikasi halal ini dapat
diperoleh dari Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika
Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI).
3. Hak Cipta
Jika pemilik usaha ingin melindungi inovasinya dalam pembuatan Bika
Ambon dengan penambahan ubi jalar kuning, maka perlu untuk mengurus hak
cipta. Dalam hal ini, pemilik usaha harus mengajukan permohonan hak cipta
ke Direktorat Jenderal Hak Kekayaan Intelektual (DJKI) Kementerian Hukum
dan HAM.
4. Perpajakan
Sebagai pelaku usaha, pemilik usaha juga harus memperhatikan kewajiban
perpajakan. Hal ini dapat diurus dengan mendaftarkan usaha ke Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) terdekat dan memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak
(NPWP).

Dengan memperhatikan legalitas usaha yang berlaku di Indonesia, maka pemilik


usaha dapat menghindari masalah hukum yang mungkin terjadi di kemudian hari dan

4
juga memberikan kepercayaan kepada konsumen mengenai kualitas dan keamanan
produk yang dihasilkan.

2.2. Organisasi

Berikut adalah contoh struktur organisasi untuk tim inovasi pembuatan Bika
Ambon dengan penambahan ubi jalar kuning:
1. Direktur Utama
 Bertanggung jawab atas keseluruhan operasi perusahaan dan strategi
inovasi
 Mengambil keputusan strategis untuk memperluas bisnis dan
meningkatkan kinerja perusahaan
2. Manajer Inovasi Produk
 Bertanggung jawab atas pengembangan produk baru dan inovatif,
termasuk Bika Ambon dengan penambahan ubi jalar kuning
 Menjalin hubungan dengan pemasok bahan baku dan mengembangkan
proses produksi yang optimal
 Menguji produk dan mengoptimalkan formulasi untuk memastikan
kualitas dan keunggulan rasa
3. Ahli Riset dan Pengembangan
 Melakukan riset dan pengembangan untuk menciptakan resep baru yang
lebih sehat dan lezat
 Mengembangkan proses produksi yang efisien dan ekonomis untuk
mempercepat waktu produksi dan meningkatkan kualitas
4. Ahli Pemasaran dan Penjualan
 Mengembangkan strategi pemasaran yang efektif untuk memasarkan
produk ke konsumen
 Bertanggung jawab atas promosi dan penjualan produk
 Melakukan riset pasar dan analisis tren untuk memperluas pasar dan
meningkatkan penjualan
5. Ahli Produksi
 Bertanggung jawab atas produksi massal Bika Ambon dengan
penambahan ubi jalar kuning
 Menjaga kualitas produk dan efisiensi produksi

5
 Memastikan kepatuhan pada standar keselamatan dan kebersihan
6. Tim Kreatif
 Melakukan desain kemasan produk yang menarik dan inovatif
 Membuat materi promosi yang menarik dan efektif untuk
memperkenalkan produk ke konsumen
7. Staf Administratif
 Mendukung kegiatan operasional dan administratif tim inovasi
pembuatan Bika Ambon dengan penambahan ubi jalar kuning
 Melakukan tugas-tugas administratif seperti pengelolaan dokumen,
pengaturan rapat, dan manajemen inventaris.

I.3.1 Bagan Organisasi

DIREKTUR

MANAJER AHLI RISET AHLI AHLI TIM STAFF


INOVASI DAN PEMASARAN PRODUKSI KREATIF
ADMINISTRATIF
PRODUK PENGEMBA DAN
NGAN PENJUALAN

PRODUKSI DESAIN
MASSAL KEMASAN

PENGEMBANGAN
PRODUK BARU RISET
RESEP
STRATEGI
BARU MATERI
PEMASARAN
MITRA PROMOSI KEGIATAN
KERJA OPERASIONAL
DAN
PROMOSI ADMINISTRATIF

PENGEMBANGAN DAN
PENGUJIAN PROSES PENJUALAN KUALITAS
PRODUK PRODUKSI PRODUK

RISET PASAR
DAN ANALISIS STANDAR
TREN KESELAMATAN
DAN TUGAS TUGAS
KEBERSIHAN ADMINISTRASI
6
2.2.1. Alur Koordinasi antar tingkat jabatan

Berikut adalah contoh alur koordinator antar tingkat jabatan dalam


proses pembuatan inovasi bika ambon dengan penambahan ubi jalar kuning:
1. Karyawan bagian Produksi membuat resep bika ambon dengan
penambahan ubi jalar kuning.
2. Karyawan bagian Produksi mempresentasikan resep tersebut kepada
Kepala Produksi.
3. Kepala Produksi menyetujui resep tersebut dan memberikan arahan
kepada Kepala R&D untuk mencoba resep tersebut.
4. Kepala R&D mencoba resep bika ambon dengan penambahan ubi jalar
kuning, melakukan uji coba dan mengajukan hasil uji coba kepada
Direktur R&D.
5. Direktur R&D menyetujui hasil uji coba dan memberikan arahan
kepada Kepala Produksi untuk memproduksi bika ambon dengan
penambahan ubi jalar kuning.
6. Kepala Produksi memberikan arahan kepada Kepala Pemasaran untuk
melakukan uji coba produk dan mencari feedback dari konsumen.
7. Kepala Pemasaran melakukan uji coba produk dan melakukan survey
ke konsumen.
8. Kepala Pemasaran memberikan feedback kepada Kepala Produksi dan
Kepala R&D untuk perbaikan produk.
9. Setelah feedback diterima, Kepala Produksi memperbaiki proses
produksi dan Kepala R&D memperbaiki resep sesuai dengan feedback.
10. Produk siap diproduksi dalam skala besar dan dipasarkan kepada
konsumen.

Dalam alur koordinator antar tingkat jabatan di atas, terdapat kerjasama


dan koordinasi antara beberapa departemen seperti Produksi, R&D, dan
Pemasaran untuk mencapai tujuan bersama yaitu menghasilkan produk bika
ambon dengan penambahan ubi jalar kuning yang baik dan disukai oleh
konsumen.

7
2.2.2. Analisis pekerjaan

1. Staff Adminitratif : membantu dalam hal mengorganisir dan memantau


tugas administrasi seperti menyusun dokumen, menjadwalkan rapat,
penunjukan kantor agar sesuai dengan tujuan perusahaan. Memastikan
administrasi kepersonaliaan, rekrutmen, mutase, absensi serta laporan
sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
2. Tim Kreatif : Tim keratif umumnnya bertugas dalam proses
pemasaraan seperti periklanan, selain itu materi promosi pemasaran
produk serta desain kemasan produk yang dibuat juga dipertanggung
jawabkan oleh tim kreatif yang dipimpin oleh creative director.
3. Ahli produksi : ahli produksi sendiri memiliki peran sanggat penting
dimana awal mula produksi masal dilakukkan yang bertjuan untuk
menciptakan produk yang ingin dipasarkan,selain itu kualitas yang
dihasilkan juga harus terjaga kebersihannya sesuai SOP yang berlaku.
4. Ahli pemasaran dan penjualan : Tugas ahli pemasran sendiri ialah
menciptakan strategi untuk meingkatkan penjualan serta
pendapatandengan melakukkan promosi tentang produk yang akan
diedarkan, sedangkan ahli penjualan sendiri membantu proses
penjualan produk kepada pembeli secara langung.
5. Ahli riset dan pengembangan : Rriset dan pengembangan bertugas
dalam mengembangkan ide baru yang akan dibuat, melakukkan tes
serta meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan menjadi lebih baik
lagi. Memastikan kualitas tetap terjaga sesuai dengan standar yang
telah dtetapkan.
6. Manager : Managerr memiliki tugas untuk mengarahkan, melakukkan
koordinasi, serta melakukkan mengembanggan dalam mencapai tujuan
perusahaan, selain itu manager juga bertanggung jawab dalam
organisasi tim yang telah disepakati
7. Direktur : Tugas utama Direktur ialah memimpin, mengelola dan
mengarahkan Perseroan sesuai dengan tujuan Perseroan serta terus
meningkatkan efisiensi dan efektivitas Perseroan. Mengontrol,
memelihara dan mengelola aset Perseroan.

8
2.3. Personalia

Karyawan atau tenaga kerja adalah asset penting dalam menjalankan usaha
inovasi pembuatan bika ambon dengan penambahan ubi jalar kuning. Oleh karena
itu, perlu diperhatikan kebutuhan tenaga kerja yang sesuai dengan jumlah,
kualifikasi, dan kemampuan yang diperlukan untuk menjalankan kegiatan usaha
dengan baik.

Dalam usaha inovasi pembuatan bika ambon dengan penambahan ubi jalar
kuning, personalia memiliki peran penting dalam mengelola karyawan atau tenaga
kerja. Berikut adalah pembagian dan tugas personalia dalam usaha tersebut:

 Manager
Manager bertanggung jawab dalam mengelola seluruh aspek
personalia di perusahaan. Beberapa tugas HR Manager dalam usaha
pembuatan bika ambon dengan penambahan ubi jalar kuning antara lain:
a. Menentukan kebijakan dan strategi personalia
b. Membuat rencana pengembangan karir dan pelatihan karyawan
c. Mengelola rekrutmen, seleksi, dan penempatan karyawan
d. Menetapkan kebijakan kompensasi dan benefit untuk karyawan
e. Mengelola kinerja karyawan dan program penghargaan
f. Menangani masalah dan konflik karyawan
 Staf
Staff berperan dalam mendukung tugas HR Manager dalam
mengelola personalia. Beberapa tugas HR Staff dalam usaha pembuatan
bika ambon dengan penambahan ubi jalar kuning antara lain:
a. Mengelola administrasi personalia seperti pengarsipan dokumen
karyawan
b. Mengelola absensi, cuti, dan penggajian karyawan
c. Menyusun dan memelihara database karyawan
d. Mengelola program pelatihan dan pengembangan karyawan
e. Mendukung proses rekrutmen dan seleksi karyawan
 Marketing Manager
Marketing Manager bertanggung jawab dalam mengembangkan dan
mengeksekusi strategi pemasaran perusahaan. Beberapa tugas Marketing

9
Manager dalam usaha pembuatan bika ambon dengan penambahan ubi
jalar kuning antara lain:
a. Menentukan target pasar dan strategi pemasaran
b. Membuat rencana promosi dan penjualan produk
c. Menjalin hubungan dengan pelanggan dan mitra bisnis
d. Menangani riset pasar dan analisis kompetitor
e. Mengelola anggaran pemasaran dan evaluasi hasil kampanye
pemasaran
 Marketing Staff
Marketing Staff berperan dalam mendukung tugas Marketing
Manager dalam menjalankan aktivitas pemasaran. Beberapa tugas
Marketing Staff dalam usaha pembuatan bika ambon dengan penambahan
ubi jalar kuning antara lain:
a. Mengumpulkan data dan informasi pasar
b. Mengelola media sosial dan konten pemasaran
c. Membantu pelaksanaan kampanye pemasaran
d. Menangani hubungan dengan pelanggan dan mitra bisnis
e. Membuat laporan hasil pemasaran dan evaluasi
 Operational
Operational bertanggung jawab dalam mengelola seluruh aspek
operasional perusahaan. Beberapa tugas Operational Manager dalam
usaha pembuatan bika ambon dengan penambahan ubi jalar kuning antara
lain:
a. Menyusun rencana operasional dan mengelola sumber daya
b. Menentukan standar operasional dan prosedur kerja
c. Menjaga kualitas produk dan layanan
d. Menangani masalah produksi dan logistik
e. Membuat laporan hasil operasional dan evaluasi
 Production Staff
Production Staff berperan dalam menjalankan aktivitas produksi.
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam manajemen
personalia antara lain

10
2.3.1. Kebutuhan Tenaga Kerja

Terdapat beberapa metode analisis kebutuhan tenaga


kerja.Pada prinsipnyadimulaidengan mengetahui kondisi ketenagaan organisasi
saat ini dikaitkan dengan kondisiperusahaan.Peramalan jumlah tenaga yang
dibutuhkan harus memperhitungkanbanyaknya factor penentu,seperti besarnnya
beban kerja yang sesungguhnya kualitas tenaga kerja termasuk dalam beberapa
yang harus dilakukan salah satunya yaitu dalan hal penggunaan waktu kerja lebih
produktif dan menganalisis tenaga kerja perusahaan dengan melihat tingkat
turnover dan tingkat absensi.
 Analisis Berdasarkan Beban Kerja (Workload)
Analisis kebutuhan tenaga kerja berdasarkan beban kerja (Workload)
digunakan pendekatan tugas per tugas jabatan. 
Langkah perhitungan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan beban kerja denan
pendekatan tugas per tugas jabatan sesuai dengan yang berlaku yaitu tertulis
dikeputusan menteri penyagunaan aparatur negara nomor :
KEP/75/M.PAN/7/2004 tentang pedoman perhitungan kebutuhan pegawai
berdasarkan beban kerja dalam rangkapenyusunan formasi pegawai negeri sipil
sebagai berikut :
a. Menetapkan waktu kerja
Waktu kerja yang dimaksud adalah waktu kerja efektif, artinya waktu
kerja yang efektifdigunakan untuk bekerja. Waktu kerja efektif terdiri
atas hari kerja efektif dan jam kerja efektif.
Hari kerja efektif adalah jumlah hari dalam kalender dikurangi hari
libur dan cuti.
Perhitungannya adalah :

Hari Kerja Efektif = ( A – (B + C + D))

Keterangan :

A = Jumlah hari menurut kalender

B = Jumlah hari Sabtu dan Minggu dalam setahun

11
C = Jumlah hari libur dalam setahun

D = Jumlah cuti tahunan

Jam kerja efektif adalah jumlah jam kerja formal dikurangi dengan
waktu kerja yang hilangkarena tidak bekerja (allowance) seperti melepas
lelah, istirahat makan, dansebagainya.Allowancediperkirakan rata-rata
sekitar 30 persen dari jumlah jam kerja formal. Dalammenghitung jam
kerja efektif sebaiknya digunakan ukuran 1 minggu.

b. Menyusun Waktu Penyelesaian Tugas∑ WPT


Waktu penyelesaian tugas merupakan hasil perkalian dari jumlah
beban suatu tugas pokokdengan standar kemampuan rata-rata waktu
penyelesaian tugas tersebut. Rumus perhitunganwaktu penyelesaian tugas
adalah sebagai berikut :

No. Uraian Tugas Pokok BT SKR WPT (BTxSKR)

∑ WPT

Keterangan :

BT = jumlah beban tugas dalam waktu tertentu

SKR = standar kemampuan rata-rata waktu penyelesaian tugas

12
WPT = waktu penyelesaian tugas

Perkalian antara beban tugas dengan standar kemampuan rata-rata waktu


penyelesaiantugas dilakukan per tugas pokok. Hasil perkalian dari
seluruh tugas pokok yang ada kemudiandijumlahkan sehingga
menghasilkan total waktu penyelesaian tugas dan beban kerja karyawan.

 Analisis Berdasarkan Tenaga Kerja (Work Force)


Perhitungan kebutuhan tenaga kerja berdasarkan beban kerja masih
harus dilengkapidengan analisis tenaga kerja untuk memberikan
kelonggaran dengan menggunakan analisiswork forcedengan
mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Tingkat Absensi
Tingkat absensi yang semakin besar akan semakin menyulitkan
perusahaan mencapai produksi. Tingkat absensi merupakan
perbandingan antara hari yang hilangdengan keseluruhan hari yang
tersedia untukbekerja. Hal ini bisa dinyatakan dengan rumus :

 Tingkat Absensi :  Hari Kerja yang Hilang

Hari karyawan bekerja + Hari karyawan tidak bekerja

Tingginya tingkat absensi akan merugikan perusahaan.


Kerugian ini terjadi karena jadwalkerja tertunda dan mutu barang
cenderung berkurang. Karena itu perusahaan berusaha untukmenekan
tingkat absensi dengan cara mengetahuisebab absensinya. Tiap absensi
dikelompokkan sesuai dengan sebabnya dan diamati polanya.Dasar
untuk melakukan analisa antara lain adalah :

a. Mencatat nama karyawan yang absen


Tingkat absensi yang tinggi seringkali terjadi disebabkan oleh
sekelompok karyawanyang sering tidak masuk kerja. Dengan
mencatat nama karyawan yang sering absen, perusahaan
mempunyai dasar melakukan tindakan pendisiplinan.

b. Mencatat sebab-sebab ketidak hadiran

13
Alasan yang sering terjadi adalah sakit. Sebab lain dikarenakan
oleh sulitnyatransportasi, keperluan pribadi, dan menjaga anaknya.
Dengan alas an tersebut perusahaan akan mudah menganalisa
keputusan yang akan diambil untuk mengatasi sebab ketidak
hadiran.
c. Memperhatikan kelompok umur yang sering absen
Pada umumnya karyawan dalam usia belasan mempunyai
kecenderungan sering tidakhadir. Sedangkan bagi karyawan yang
cukup umur, biasanya mereka jarang masukkerja. Tetapi karyawan
yang termasuh golongan tua absensinya sering dalam waktulama
karena sebab kesehatan.
d. Kelompok jenis kelamin
Kelompok karyawati pada umumnya cenderung sering tidak
hadir karena permasalahanupah yang terlalu rendah dan pekerjaan
yang dianggap tidak menyenangkan.
e. Hari-hari sering tidak masuk kerja
Tabulasi hari-hari sering tidak masuk kerja, akan bisa
memberikan pola yang sangatmenarik. Biasanya hari tersebut hari
sabtu dan senin, sesudah hari gajian atau sesudahhari libur.
f. Kondisi kerja
Tingkat absensi yang tinggi bisa juga dipengaruhi oleh kondisi
kerja yang buruk, pekerjaan yang membosankan dan rekan kerja
yang tidak menyenangkan.
2. Perputaran Tenaga Kerja atauTurnover
Analisa perputaran karyawan perlu dilakukan karena turnover diartikan
sebagai aliran parakaryawan yang masuk dan keluar perusahaan. Turnover
merupakan petunjuk kestabilankaryawan. Semakin tinggi turnover berarti
semakin sering terjadi pergantian karyawan. Dan halini akan merugikan
perusahaan, karena apabila seorang karyawan meninggalkan
perusahaanakan membawa berbagai biaya antara lain adalah :
a. Biaya penarikan karyawan. Menyangkut waktu dan fasilitas untuk
wawancara, penarikan dan mempelajari penggantian. 
b. Biaya latihan. Menyangkut waktu pengawas, departemen personalia
dan karyawan yangdilatih.

14
c. Apa yang dikeluarkan buat karyawan lebih kecil dari yang dihasilkan
karyawan barutersebut.
d. Tingkat kecelakaan para karyawan baru, biasanya cenderung tinggi.
e. Adanya produksi yang hilang selama masa pergantian karyawan.
f. Peralatan produksi yang tidak bisa digunakan sepenuhnya.
g. Banyaknya pemborosan karena adanya karyawan baru.
h. Perlu melakukan kerja lembur, kalau tidak akan mengalami penundaan
pekerjaan.

Tingkat perputaran karyawan bisa dinyatakan dengan berbagai


rumusan. Rumusan tersebutmenyangkut masalah “Accesions” penambahan
terhadap pengeluaran upah.“separation” pemecatan, pensiun, meninggal dunia
dan “replacement”.

Turn Over Rate

- Accesions (penambahan tenaga kerja) :

 Accesions rate = jml. penambahan naker x 100% 
jml. naker rata-rata

- Separations (Pengurangan tenaga kerja) :

Separations rate = jml. pengurangan naker x 100%


 jml. naker rata-rata
 

- Jumlah tenaga kerja rata-rata :

Jml. naker awal + jml. naker di akhir periode


2

2.3.2. Tingkat Balas Jasa (Upah/Gaji/tunjangan) berdasarkan aturan yang


berlaku

Tingkat balas jasa atau kompensasi karyawan harus sesuai dengan standar
upah / gaji / tunjangan yang berlaku di daerah atau wilayah tempat usaha berada.

15
Perlu diperhatikan pula kelayakan upah / gaji / tunjangan untuk masing-masing
posisi berdasarkan kualifikasi dan kemampuan yang dibutuhkan. Beberapa faktor
yang perlu diperhatikan dalam menentukan tingkat balas jasa antara lain :

1. Standar upah / gaji / tunjangan yang berlaku di daerah atau wilayah


tempat usaha berada
2. Kualifikasi dan kemampuan yang diperlukan untuk masing-masing posisi
3. Tingkat persaingan dengan perusahaan sejenis
4. Kemampuan keuangan perusahaan

Menurut data Badan Pusat Statistik upah minimum regional /Propinsi


(Rupiah) wilayah Sumatera Utara pada tahun 2020 yaitu Rp. 2. 499.423,00.
Namun pada tahun 2023 Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumatera Utara (Sumut)
menetapkan Upah Minimum Provinsi (UMP) yakni sebesar Rp2.710.493. Jumlah
tersebut naik Rp. 187.883 atau sekitar 7,45% dari tahun sebelumnya sebesar Rp.
2.522.609.Besaran UMK 2023 di Kota Medan adalah Rp 3.624.117,59, atau naik
7,52% dari UMK tahun 2022 yaitu Rp 3.370.645,08.

16
BAB III

ASPEK PEMASARAN

3.1. Permintaan

Permintaan tentang produk inovasi pembuatan Bika Ambon dengan


penambahan ubi jalar kuning dalam aspek pemasaran dapat dilakukan dengan
beberapa cara, antara lain:

1. Menjelaskan manfaat produk inovasi tersebut kepada calon pelanggan.


Contohnya, dengan menambahkan ubi jalar kuning, Bika Ambon menjadi
lebih sehat karena kandungan serat dan nutrisinya lebih banyak.
2. Menyajikan produk inovasi tersebut dalam kemasan yang menarik dan
informatif. Kemasan yang menarik dapat menambah daya tarik konsumen dan
informasi pada kemasan dapat memperjelas keunggulan produk.
3. Membuat iklan yang menarik untuk produk inovasi tersebut. Iklan dapat
dilakukan melalui media sosial atau media cetak seperti koran dan majalah.
4. Menawarkan diskon atau promosi khusus pada produk inovasi tersebut.
Promosi dapat menarik minat konsumen dan memperkenalkan produk inovasi
kepada lebih banyak orang.
5. Membuat kerja sama dengan toko atau supermarket untuk memasarkan produk
inovasi tersebut. Dengan bekerja sama dengan toko atau supermarket, produk
inovasi dapat tersedia di tempat-tempat yang lebih mudah diakses oleh
konsumen.

Dalam aspek pemasaran, penting untuk memperhatikan keinginan dan


kebutuhan konsumen serta persaingan yang ada di pasar. Selain itu, kualitas produk
dan pelayanan yang baik juga dapat meningkatkan kepercayaan konsumen pada
produk inovasi tersebut.

3.1.1. Perkembangan Permintaan Selama ini

Produk inovasi pembuatan bika ambon dengan penambahan ubi jalar


kuning (Ipomea Batatas L.) merupakan salah satu produk makanan yang sedang
berkembang di pasaran. Inovasi ini muncul sebagai respon atas kebutuhan
konsumen yang ingin mencicipi variasi rasa bika ambon yang lebih beragam.

17
Dalam aspek pemasaran, produk inovasi ini memiliki beberapa faktor yang dapat
mempengaruhi permintaan konsumen, di antaranya adalah:

1. Keunikan Produk
Dengan penambahan ubi jalar kuning pada bika ambon, produk inovasi
ini memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan bika ambon biasa.
Keunikan produk ini dapat menjadi daya tarik bagi konsumen yang ingin
mencoba variasi rasa baru.
2. Kualitas Produk
Kualitas produk juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi
permintaan konsumen. Produk inovasi ini harus memiliki kualitas yang
baik, mulai dari bahan baku yang berkualitas, proses pembuatan yang
higienis, hingga rasa yang enak dan tahan lama.
3. Branding Produk
Brand atau merek produk inovasi ini juga mempengaruhi permintaan
konsumen. Brand yang kuat dan dikenal di pasaran dapat meningkatkan
kepercayaan konsumen terhadap produk ini.
4. Promosi
Promosi juga dapat mempengaruhi permintaan konsumen. Promosi
yang efektif dapat meningkatkan pengetahuan konsumen tentang produk
inovasi ini dan memotivasi mereka untuk mencoba produk ini.

Dalam beberapa tahun terakhir, permintaan terhadap produk inovasi


pembuatan bika ambon dengan penambahan ubi jalar kuning terus meningkat.
Hal ini terlihat dari banyaknya toko-toko kue dan penjual online yang
menawarkan produk inovasi ini. Selain itu, produk ini juga sering menjadi bahan
pembicaraan di media sosial dan mendapatkan ulasan positif dari konsumen. Oleh
karena itu, pengembangan dan peningkatan kualitas produk, promosi yang efektif,
serta peningkatan brand awareness menjadi kunci dalam meningkatkan
permintaan produk inovasi pembuatan bika ambon dengan penambahan ubi jalar
kuning di masa depan.

3.2.2. Prospek Permintaan di Masa Mendatang

Potensi usaha bika ambon memang sangat bagus. Usaha bika ambon yang
telah lama dijalankan masyarakat hingga kini masih saja bertahan dan eksis.

18
Usaha bika ambon menjadi salah satu usaha kue basah yang menguntungkan dan
peminatnya sangat besar. Bika ambon banyak dicari dan dibeli masyarakat setiap
waktu dengan jumlah permintaan yang besar. Usaha bika ambon dari dahulu
hingga sekarang berkembang pesat di Indonesia. Usaha kue basah ini bahkan
tidak pernah mati dan tumbuh dengan berbagai inovasi dan kreasi yang makin
bagus. Usaha bika ambon juga menjadi salah satu usaha dengan untung besar
yang diraih bagi pelakunya. Di berbagai derah di Indonesia bika ambon memang
menjadi salah satu jenis kue yang paling banyak dicari, baik untuk kebutuhan
konsumsi, jamuan tamu, oleh-oleh juga pemanis dalam berbagai acara dan
kegiatan masyarakat. Kebutuhan bika ambon dalam jumlah besar sehingga
menjalankan usaha bika ambon merupakan salah satu cara menambah
penghasilan yang menguntungkan. Usaha bika ambon menjadi salah satu usaha
kue basah dengan keuntungan yang sangat menjanjikan. Jumlah penggemar bika
ambon yang terbilang tinggi menjadikan usaha bika ambon memiliki potensi yang
menggiurkan. Meski usaha bika ambon ini sudah banyak ditekuni masyarakat kita
namun peminat bika ambon ini tak surut bahkan makin meningkat. Tingginya
penggemar bika ambon, membuat bika ambon ini berkembang pesat hingga saat
ini.
Dahulunya bika ambon hanya dijual di pedagang keliling, namun sekarang
ini bika ambon telah banyak bermunculan di berbagai restoran dan hotel mewah
ataupun outlet yang menjual bika ambon.

Usaha bika ambon di Indonesia memang cukup propektif dengan tanggapan


positif dari banyak kalangan masyarakat. Usaha bika ambon menjadi pilihan
usaha yang menguntungkan hingga banyak orang yang tertarik melakoni usaha
tersebut. Usaha bika ambon menjadi suatu usaha kuliner unik yang lezat dengan
permintaannya di pasaran cukup tinggi juga berpotensi besar. Jumlah peminatnya
yang besar menjadikan usaha bika ambon sebagai salah satu usaha dengan
potensi bagus juga cemerlang. Usaha bika ambon juga menjadi salah satu usaha
yang dapat dijalankan dengan mudah dan juga untung yang didapatkan terbilang
sangat fantastis. Peluang usaha untuk bika ambon ini memang cukup
mencenangkan juga sangat cocok menjadi pilihan ide usaha cemerlang. Bika
ambon kini mulai banyak dicari orang sebagai makana lezat juga untuk berbagai
pengobatan sehingga usaha bika ambon kian laris manis di pasaran. Peluang

19
usaha dari bika ambon ini bisa dilakukan untuk Anda para ibu rumah tangga,
pedagang, petani, karyawan, pegawai, buruh, mahasiswa, pelajar dan profesi
lainnya. Keuntungan memilih terjun di peluang dari usaha bika ambon ini yakni
merupakan kue basah yang banyak dicari dan diburu berbagai kalangan, dengan
harga cukup terjangkau bika ambon mudah untuk dibeli semua orang. Rasa bika
ambon yang disukai banyak orang dengan rasa gurih dan lezat menjadikan usaha
bika ambon menjadi pilihan usaha kuliner yang paling banyak diburu oleh
masyarakat. Kesimpulan yang telah kami dapat, peluang usaha bika ambon ini
menjanjikan dari dulu hingga sekarang dan untuk dimasa yang akan mendatang
dengan adanya inovasi-inovasi pembuatan bika ambon yang makin terbaru
dengan resep-resep yang menggiurkan dan tak akan bosan untuk dicoba oleh
konsumen.

3.2. Penawaran

Penawaran sejumlah produk bika Ambon yang ditawarkan oleh produsen


(penjual) pada berbagai tingkat harga dan terjadi pada periode waktu tertentu.
Penawaran tergantung pada potensi laba sehingga cenderung beraksi pada perubahan
penerimaan dan perubahan biaya produksi. Konsep dasar bagi fungsi penawaran
untuk suatu produk dapat dinyatakan dalam bentuk hubungan antara kuantitas yang
ditawarkan.

3.2.1. Perkembangan Permintaan Selama ini

Kue bika ambon Medan merupakan salah satu kue tradisional yang banyak
diminati dan memiliki nilai jual, kue ini memiliki tingkat kesulitan yang tinggi
dalam proses pembuatannya. Kesulitan dalam membuat kue bika ambon Medan
ini antara lain ialah pembentukan serat halus yang menjadi ciri khas kue ini,
proses fermentasi yang lama dan teknik yang berbeda dalam proses
pemanggangannya. Oleh karena itu, umumnya masyarakat lebih suka membeli
dari pada membuat sendiri kue bika ambon Medan ini. Kue bika ambon Medan
sangat populer Diaman kue tersebut menjadi salah satu oleh khas kota medan
yang sangat digemari terutama di sepanjang Jalan Majapahit dengan sekitar 30
toko kue bika ambon Medan yang bisa menjual hingga 1000 – 2000 kotak/ hari .
Jika produksi kue bika ambon Medan bisa menjual hingga 1000 – 2000 kotak
perhari maka jumlah bahan baku yang digunakan pastinya akan terus meningkat.

20
Adannya inovasi baru Bika Ambon dengan penambahan ubi jalar kuning
merupakan inovasi yang menjadi salah satu peluang usaha dimana pembeli tidak
hanya mencoba varian original dari Bika Ambon tetapi juga dapat merasakan
inovasi baru denga bahan dasar berbeda dan tentunya memiliki kandungan gizi
yang lebih baik dikarenakan ubi jalar kuning yang mengandung vitamin A,
vitamin B, dan zat antioksidan. Jenis antioksidan yang terkandung dalam umbi ini
yaitu beta karoten, asa, klorogenat ,antosianin.

3.2.2. Prospek Penawaran di Masa Mendatang

Mengingat adanya peluang yang besar dalam usaha penjualan produk bika


ambon padamasa yang akan datang, maka perlu adanya penawaran produk
yangmemberikan nilai lebih dan manfaat bagi konsumen.Pilihan melakoni usaha
bika ambon memang menjadi pilihan yang tepat sebagai peluang usaha kue yang
menguntungkan. Rasa bika ambon yang sangat popular di tengah masyarakat
tentu jika Anda terjun dalam usaha bika ambon ini akan mampu memberikan
profit yang menggiurkan. Peluang usaha dari bika ambon memang masih sangat
terbuka sangat lebar untuk siapa saja yang ingin menjalankan usaha tersebut.
Peluang dari usaha bika ambon patut diambil bagi Anda yang membutuhkan
referensi peluang usaha yang menjanjikan. Usaha bika ambon memang memiliki
prospek usaha yang cemerlang untuk dilakukan sebagai pilihan usaha potenisal
kedepannya. Dalam menjalankan usaha bika ambon memang diperlukan pula
adanya modal supaya usaha bisa lebih maksimal. Jenis usaha bika ambon ini
memang tergolong membutuhkan modal yang kecil. Saat anda usaha bika ambon,
modal digunakan untuk membeli peralatan mesin yang hendak akan diipakai juga
membeli keperluan bahan baku bika ambon itu sendiri. Dengan mengandalkan
modal terbatas, Anda sudah dapat menjalankan usaha bika ambon dengan skala
kecil. Namun bila Anda lebih giat dan juga optimis untuk menjalankan usaha bika
ambon ini maka usaha akan bisa meraih sukses dengan laba yang besar. Pangsa
pasar dari usaha bika ambon memang cukup bagus serta sangat mudah diterima
oleh masyarakat. Tidak itu saja, dalam mendapatkan bahan baku bika ambon ini
memang bisa ditemukan secara mudah juga harganya sangat terjangkau. Pada
awal penjualan disarankan juga memberikan harga spesial dimana lebih ekonomis
supaya semakin menarik minat konsumen dan selanjutnya akan dikembalikan
pada harga normal, artinya prospek penawaran dimasa mendatang juga

21
bergantung pada harga produk sekarang, selain itu harus juga memperhatikan dan
menyesuaikan dengan faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran lainnya.

3.3. Analisis penawaran dan Permintaan

Permintaan adalah tentang sifat permintaan pembeli terhadap sesuatu barang.


Sedangkan teori penawaran ialah sifat para penjual dalam menawarkan sesuatu barang
yang akan dijualnya. Dalam teori permintaan dapat diasumsikan bahwa faktor-faktor
lain tidak mengalami perubahan atau biasa yang dikenal sebagai Cateris paribus. Ciri
hubungan antara permintaan dan harga dibuat grafik permintaan. Permintaan dan
tingkat harga memiliki hubungan yaitu dengan adanya kenaikan harga dapat
menyebabkan pembeli mencari barang lain yang digunakan sebagai pengganti dari
harga sebelumnya dan sebaliknya apabila harga turun maka orang akan
mengurangi pembelian barang yang mengalami penurunan harga, yang dinyatakan
dalam hukum yang berbunyi, makin rendah harga suatu barang maka semakin
semakin banyak permintaan terhadap barang tersebut, sebaliknya semakin tinggi
harga suatu barang maka akan semakin sedikit permintaan terhadap suatu barang.
Sedangkan penawaran berhubungan dengan harga suatu barang yang
memiliki hukum yakni makin tinggi tingkat harga suatu barang, maka semakin
banyak jumlah barang yang ditawarkan. Sebaliknya, makin rendah harga suatu
barang yang ditawarkan.Dalam analisis permintaan hanya ada satu faktor yang
berpengaruh terhadap jumlah barang yaitu harga produk, sedangkan faktor-faktor lain
seperti selera, pendapatan dan faktor diluar itudianggap sebagai ceteris paribus (tidak
berubah). Dengan demikian dapat diketahui bahwa hubungan antara jumlah barang
yang diminta dan tingkat harga tersebut (Hentiani, 2012 dalam Eva Nauli, 2016).
Hukum permintaan menyatakan bahwa, bila harga suatu barang naik sedangkan
faktor-faktor lain dianggap Ceteris Paribus maka jumlah barang yang diminta
konsumen akan mengalami penurunan. Seperti ketika menganalisis kurva permintaan,
dalam menganalisis kurva penawaran perlu dibedakan diantara dua pengertian yaitu,
penawaran dan jumlah barang yang ditawarkan. Dalam analisis ekonomi, penawaran
berarti seluruh kurva penawaran. Sedangkan jumlah barang yang ditawarkan beraerti
jumlah barang yang ditawarkan pada suatu tingkat harga tertentu.

22
3.4. Program Pemasaran

Pemasaran ialah proses sosial antara individu atau kelompok yang ingin
mendapatkan sesuatu atau produk yang mereka butuhkan dengan menciptakan,
menawarkan barang atau jasa yang melakukan pertukaran produk yang mempunyai
mutu atau kualitas dengan pihak lain. Pemasaran merupakan suatu porses yang
dilakukan oleh organisasi atau perusahaan dalam menciptakan nilai untuk pelanggan
serta membangun hubungan yang kuat dengan pelanggan yang bertujuan agar
menangkap nilai dari pelanggan sebagai imbalannya. Pemasaran ialah tindakan-
tindakan yang mempengaruhi permintaan produk seperti melakukan tingkat
pelayanan, menetapkan harga produk, melakukan berbagai promosi. Apabila program
pemasaran dilakukan dengan benar dan tepat maka akan berdampak baik bagi
konsumen dimana konsumen mempunyai pandangan yang baik terhadap produk.

Pemasaran adalah suatu kegiatan bisnis dimana didalamnya terdapat


merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang dan
jasa yang dapat memuaskan kebutuhan pembeli dan pembeli potensial. Dalam
melakukan pemasaran diperlukan adanya strategi pemasaran yang menjabarkan
program pemasaran terhadap permintaan produk atau lini produknya di pasar tertentu.
Program pemasaran mempengaruhi pencapaian tujuan pada suatu organisasi atau
perusahaan. Program pemasaran yang dilaksanakan diharapkan dapat menghasilkan
suatu kebijakan pemasaran yang mengarah layanan efektif dan kepuasaan konsumen.

3.4.1. Tingkat Pelayanan

Tingkat pelayanan menjadi salah satu aspek yang penting dalam


memasarkan produk inovatif seperti bika ambon dengan penambahan ubi jalar
kuning. Tingkat pelayanan yang baik akan memberikan pengalaman positif bagi
konsumen dan dapat membantu meningkatkan loyalitas konsumen terhadap
produk tersebut. Untuk meningkatkan tingkat pelayanan,beberapa langkah yang
dapat dilakukan adalah:

a. Pelatihan karyawan: Karyawan perlu dilatih untuk memberikan


pelayanan yang ramah dan profesional kepada konsumen. Pelatihan ini

23
dapat mencakup cara berkomunikasi yang efektif dengan konsumen,
pengetahuan tentang produk, dan keterampilan dalam menyelesaikan
masalah.
b. Fasilitas yang memadai: Fasilitas yang memadai seperti area parkir yang
luas, ruang tunggu yang nyaman, dan toilet yang bersih dapat memberikan
kenyamanan kepada konsumen.
c. Responsif terhadap keluhan: Jika konsumen mengalami masalah atau
keluhan terkait produk, maka perusahaan harus responsif dalam
menanggapi dan menyelesaikan masalah tersebut.

3.4.2. Penetapan Harga

Untuk menetapkan harga kita perlu melakukan riset dan


membandingkannya dengan strategi harga. Tidak jarang harga terlalu mahal
karena sistem produksi yang salah dan tidak efektif. Perlu misalnya mencari
suplier yang mampu mensuplai bahan baku dengan harga yang benar-benar
murah, sehingga bisa menghasilkan Bika Ambon Ubi Jalar Kuning yang murah.
Atau menggunakan kompor yang boros. Bahkan bisa saja komponen Bika
Ambon Ubi Jalar Kuning yang salah. Di sini perlu melakukan percobaan berkali-
kali sampai menemukan formula yang pas dan bisa bersaing dengan pengusaha
Bika Ambon murah lainnya.
Untuk penetapan harga harus melihat aspek keuangan yang akan dilakukan,
berikut gambaran aspek keuangan untuk penjualanan Bika Ambon Ubi Jalar
Kuning :

 Aspek Keuangan

Pada aspek keuangan ini, bisnis kami mendapat modal dari bagi modal yang terdiri
dari 4 orang, per orangnya mengeluarkan modal Rp 500.000,00. Jadi Modal awal kita
sebesar Rp 3.000.000,00. Berikut ini kami tampilkan proyeksi keuangan kami dalam
1 bulan.

Harga Bahan:

 Tepung Terigu Rp. 5000,00 / kg


 Telur Rp. 28.000 / papan

24
 Gula Pasir Rp. 14.000,00 / kg
 Ubi Jalar Kuning Rp. 12.000,00/ buah
 Kelapa Rp. 3000,00/ buah
 Tepung Kanji Rp. 10.000,00 / kg

Total Biaya Rp. 72.000,00


Dari 1 kg bahan bisa menjadi 10 loyang Bika Ambon Ubi Jalar Kuning.
Keuntungan bersih diperoleh dari harga jual sebesar Rp. 35.000,00 / loyang = Rp.
350.000,00.
Dikurangi total biaya sebesar Rp. 72.000,00 , dengan demikian didapat Rp.278.000,00
/ hari.

Jurnal Transaksi dalam 1 bulan

1. Biaya Angkut (2 @ Rp 40.000,00) Rp 80.000,00


Kas Rp 80.000,00
2. Biaya Tenaga Kerja @ Rp. 1.000.000,00 x 4
Biaya Tenaga Kerja Rp 4.000.000,00
Kas Rp 4.000.000 ,00

3. Biaya Bahan Baku Rp. 72.000,00


Lainnya Rp. 28.000,00
Biaya Bahan Baku Rp 100.000,00
Kas Rp 100.000,00

Laporan Laba /Rugi dalam 1 Bulan

Pendapatan
Harga 1 loyang Rp. 35.000,00 x 300 loyang = Rp. 10.500.000,00
Biaya Angkut Rp 80.000,00
Biaya Tenaga Kerja Rp 4.000.000,00
Biaya Bahan Baku Rp 3.000.000,00
Laba Rp 3.420.000,00

25
Proposal usaha Bika Ambon Ubi Jalar Kuning- Mengingat jumlah dana
yang diperlukan lumayan besar, maka sebaiknya sumber pendanaan akan lebih
baik dari semua anggota yang ingin berpartisipasi membangun usaha Bika
Ambon Ubi Jalar Kuning. Dan dapat disimpulkan harga jual bika ambon ubi jalar
kuning ini lebih murah dibandingkan harga bika ambon yang ada sekarang,
dengan kualitas yang sama baiknya dan dari segi manfaat yaitu gizi dalam bika
ambon ubi jalar kuning ini memiliki khas dan menjadi pilihan terbaik untuk
konsumen.

3.4.3. Kegiatan Promosi

Kegiatan promosi menjadi salah satu aspek pemasaran yang penting dalam
memasarkan produk inovatif seperti bika ambon dengan penambahan ubi jalar
kuning. Beberapa kegiatan promosi yang dapat dilakukan untuk memperkenalkan
produk baru ini antara lain:
a. Iklan : Perusahaan dapat membuat iklan tentang produk inovatif ini di
media cetak atau elektronik seperti koran, majalah, radio, atau televisi.
Iklan ini dapat menjangkau banyak konsumen dan membantu
meningkatkan kesadaran merek.
b. Event atau Pameran : Perusahaan dapat mengadakan event atau pameran
khusus untuk memperkenalkan produk inovatif ini kepada konsumen.
Event atau pameran ini dapat menampilkan produk dan memberikan
informasi tentang keunggulan dan manfaat dari produk inovatif ini.
c. Promosi Khusus: Perusahaan dapat memberikan promosi khusus seperti
diskon, voucher belanja, atau hadiah kepada konsumen yang membeli
produk inovatif ini. Promosi khusus ini dapat menarik minat konsumen
untuk mencoba produk baru ini.
d. Endorsement : Perusahaan dapat meminta dukungan dari selebriti atau
influencer untuk mempromosikan produk inovatif ini. Endorsement ini
dapat menarik minat konsumen untuk mencoba produk baru ini.
e. Media Sosial :Perusahaan dapat menggunakan media sosial untuk
mempromosikan produk inovatif ini. Dengan menggunakan media sosial,
perusahaan dapat memperkenalkan produk baru ini kepada banyak
konsumen dan membangun keterlibatan dengan konsumen.

26
Dengan melakukan kegiatan promosi yang tepat, perusahaan dapat
memperkenalkan produk inovatif ini kepada konsumen potensial dan membantu
meningkatkan kesadaran merek serta penjualan produk bika ambon dengan
penambahan ubi jalar kuning.

BAB IV

ASPEK TEKNIS DAN OPERASI

4.1 Rencana Pengembangan

Untuk membuat bika ambon dengan penambahan ubi jalar kuning,


dibutuhkan beberapa tahap pengembangan dan referensi sebagai berikut:

Identifikasi dan persiapan bahan baku: Identifikasi bahan baku utama untuk
membuat bika ambon seperti tepung terigu, gula, telur, santan, ragi, dan air. Selain itu,
persiapkan juga ubi jalar kuning yang sudah dikupas, dicuci, dan diiris-iris tipis.

Pengembangan resep: Lakukan percobaan dengan variasi jumlah bahan untuk


mencari resep yang paling cocok. Dalam hal ini, penambahan ubi jalar kuning perlu
disesuaikan dengan jumlah bahan-bahan lainnya sehingga tidak mengganggu tekstur
dan rasa bika ambon.

Uji organoleptik: Setelah mendapatkan resep yang tepat, lakukan uji


organoleptik untuk mengevaluasi rasa, aroma, dan tekstur bika ambon yang telah
dibuat dengan penambahan ubi jalar kuning.

Pengujian kualitas: Lakukan pengujian kualitas terhadap produk, seperti


keawetan, kelembutan, dan kekenyalan bika ambon dengan penambahan ubi jalar
kuning. Pengujian kualitas ini penting untuk memastikan bahwa produk yang
dihasilkan dapat bertahan dalam waktu yang lama dan sesuai dengan ekspektasi
konsumen.

4.1.1 Evaluasi Lokasi

Evaluasi lokasi di Sumatera Utara:

 Sumatera Utara terletak di pulau Sumatera, Indonesia. Daerah ini


memiliki banyak potensi pertanian, seperti kelapa sawit, karet,
coklat, dan teh. Namun, ada beberapa faktor yang perlu dievaluasi
dalam memilih lokasi untuk pertanian atau industri makanan, seperti
kondisi iklim, topografi, ketersediaan air, dan aksesibilitas. Untuk
informasi lebih lanjut, Anda dapat merujuk ke studi tentang evaluasi

27
lokasi untuk agribisnis di Sumatera Utara, seperti "Evaluasi
Kelayakan Lokasi Agribisnis di Sumatera Utara" oleh Dian Nurmala
Sari, dkk.

Pembuatan bika ambon dengan penambahan ubi jalar kuning:

 Bika ambon adalah kue tradisional Indonesia yang terbuat dari


tepung sagu, gula, dan telur. Jika Anda ingin menambahkan ubi jalar
kuning ke dalam resep bika ambon, Anda bisa mengganti sebagian
tepung sagu dengan tepung ubi jalar kuning yang telah dikeringkan
dan dihaluskan.

4.1.2 Saran dan Prasarana

Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk inovasi pembuatan Bika


Ambon dengan penambahan ubi jalar kuning (Ipomea Batatas L.) meliputi
beberapa elemen berikut:

1) Ruang Produksi:
 Area produksi yang luas dan steril untuk pembuatan
Bika Ambon dengan fasilitas kebersihan yang tinggi.
 Area penyimpanan bahan baku seperti tepung terigu,
ubi jalar kuning, gula, telur, dan bahan-bahan lain yang
diperlukan.
 Meja kerja dan peralatan pembuatan seperti mixer,
oven, cetakan Bika Ambon, dan peralatan pengukur
untuk menghasilkan produk yang konsisten.
2) Bahan Baku:
 Ubi jalar kuning segar dan berkualitas tinggi sebagai
bahan tambahan dalam pembuatan Bika Ambon.
 Bahan baku utama seperti tepung terigu, gula, telur,
ragi, dan air dengan kualitas terbaik dan sesuai standar
keamanan pangan.
 Bahan tambahan seperti vanili, emulsifier, atau bahan
pewarna alami (jika diperlukan) yang diperoleh dari
sumber yang terpercaya.
3) Peralatan Pengolahan:

28
 Mesin penggiling untuk mengolah ubi jalar kuning
menjadi bentuk yang dapat dicampurkan dalam adonan
Bika Ambon.
 Mixer atau pengaduk adonan untuk mencampurkan
bahan-bahan secara merata.
 Oven dengan kontrol suhu yang baik untuk
memanggang Bika Ambon dengan sempurna.
 Cetakan khusus Bika Ambon yang sesuai dengan
ukuran dan bentuk yang diinginkan.
4) Fasilitas Pendukung:
 Sistem pendingin udara atau AC untuk menjaga suhu
ruangan agar sesuai dengan kebutuhan produksi.
 Sistem ventilasi yang baik untuk sirkulasi udara yang
optimal.
 Sistem penyimpanan untuk menyimpan produk jadi
sebelum didistribusikan ke pasar.
 Peralatan kebersihan seperti sink, alat pembersih, dan
sanitasi yang memadai untuk menjaga kebersihan
selama proses produksi.
5) Tenaga Kerja:
 Tenaga kerja terampil dalam pembuatan Bika Ambon
yang mengerti proses produksi dan memiliki
pengetahuan tentang penggunaan ubi jalar kuning dalam
resep.
 Staf yang terlatih dalam menjaga kebersihan dan
sanitasi, serta mengikuti standar produksi yang
ditetapkan.
6) Pengujian dan Pengembangan:
 Laboratorium untuk melakukan pengujian kualitas
bahan baku dan produk jadi.
 Tim pengembangan produk yang bertugas untuk
melakukan penelitian dan pengujian inovasi dalam
pembuatan Bika Ambon dengan penambahan ubi jalar

29
kuning, termasuk pengujian rasa, tekstur, dan daya
simpan produk.

Selain sarana dan prasarana di atas, juga penting untuk


memastikan bahwa semua peralatan dan fasilitas yang digunakan dalam
produksi Bika Ambon dengan penambahan ubi jalar kuning memenuhi
standar keamanan pangan dan sanitasi yang berlaku. Hal ini termasuk
menjaga kebersihan

4.1.3 Tenaga Ahli dan Tenaga Kerja Biasa

Bagian Tenaga Ahli dan Tenaga Kerja Biasa dalam Inovasi Pembuatan
Bika Ambon dengan Penambahan Ubi Jalar Kuning (Ipomea Batatas L.)
terdiri dari:

1) Tenaga Ahli:
 Ahli Pangan: Memiliki pengetahuan mendalam tentang
teknologi pangan, formulasi, dan proses produksi
pangan. Mereka dapat memberikan panduan teknis
dalam pengembangan inovasi pembuatan Bika Ambon
dengan penambahan ubi jalar kuning, termasuk
pemilihan bahan baku, pemrosesan, dan pemantauan
kualitas produk.
 Ahli Riset: Bertanggung jawab untuk melakukan
penelitian dan pengembangan terkait inovasi produk.
Mereka mampu mengumpulkan data, menganalisis
hasil, dan memberikan rekomendasi terkait formulasi,
kualitas, dan keamanan produk Bika Ambon dengan
penambahan ubi jalar kuning.
 Ahli Pertanian: Memiliki pengetahuan tentang budidaya
ubi jalar kuning, mulai dari pemilihan varietas yang
sesuai, teknik penanaman, perawatan, dan panen.
Mereka dapat memberikan informasi tentang cara

30
mendapatkan ubi jalar kuning berkualitas tinggi sebagai
bahan tambahan dalam pembuatan Bika Ambon.
2) Tenaga Kerja Biasa:
 Ahli Pembuat Kue: Memiliki keahlian dalam
pembuatan kue tradisional, termasuk Bika Ambon.
Mereka dapat menguasai teknik mengolah adonan,
proses pemanggangan, dan penanganan produk jadi.
 Operator Peralatan: Bertanggung jawab untuk
mengoperasikan dan merawat peralatan produksi seperti
mixer, oven, penggiling, dan cetakan Bika Ambon.
Mereka harus memahami prosedur operasional yang
benar dan menjaga kebersihan peralatan.
 Pekerja Produksi: Melakukan tugas-tugas produksi
harian seperti menyiapkan bahan baku, mencampur
adonan, memanggang Bika Ambon, dan melakukan
proses pengepakan. Mereka harus mengikuti instruksi
kerja dan memastikan kebersihan dan kualitas produk
sesuai standar.

Pada tahap inovasi, tenaga ahli akan berperan penting dalam


pengembangan formulasi dan proses produksi yang melibatkan ubi
jalar kuning. Mereka akan memberikan pengetahuan dan wawasan
teknis untuk memastikan produk inovatif yang dihasilkan memiliki
rasa, tekstur, dan kualitas yang diharapkan. Sementara itu, tenaga kerja
biasa akan melaksanakan tugas-tugas produksi sehari-hari dengan
mematuhi prosedur yang ditetapkan, termasuk penggunaan bahan
baku, pengolahan adonan, pemanggangan, dan pengepakan produk.

Kerjasama yang baik antara tenaga ahli dan tenaga kerja biasa
akan menjadi kunci kesuksesan dalam mengimplementasikan inovasi
pembuatan Bika Ambon dengan penambahan ubi jalar kuning.

4.1.4 Bahan-bahan Utama


Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ubi jalar kuning
yang diperoleh dari pasar MMTC Kec. Percut Sei Tuan, Adapun bahan
yang digunakan terigu merk Segitiga Biru, gula pasir, santan kelapa,

31
telur, dan ragi instan merk Saft-instant. Bahan yang digunakan dalam
analisis adalah n-heksan, HgO, K2 S2 O4 , H2 SO4 98%, akuades,
lempeng Zn, NaOH 50%, indikator metil merah 1%, HCl 0,1 N, NaOH
0,1 N, HCl 2 N, larutan luff schoorl, KI 10%, H2 SO4 25 %, natrium
tiosulfat 0,1 N, indikator amilum 1%, H2 SO4 0,255 N, NaOH 0,313 N,
K2 SO4 10%, alkohol 95%, etanol 96%, dan larutan DPPH. Alat yang
digunakan dalam pembuatan bika ambon adalah pisau, sendok, oven,
talenan, timbangan, gelas ukur, mangkuk, sendok makan, dandang,
loyang, mixer, kompor gas, blender, dan saringan. Alat untuk analisis
adalah oven, cawan porselen, timbangan analitik, penjepit, spatula,
desikator, kertas saring, labu lemak, soxhlet, beaker glass, labu kjeldahl,
gelas ukur, labu destilasi, erlenmeyer, biuret, kondensor, kertas lakmus,
booth dan alat tulis.
Pembuatan bika ambon mengacu pada Zumrotin (2016). Telur
sebanyak 2 butir (± 110 g), kuning telur 1 butir (± 20 g), dan gula 90 g
dimasukkan ke dalam wadah dan diaduk sampai warna adonan menjadi
kuning pucat. Lalu ditambahkan adonan biang 60 g, tapioka dan puree
ubi jalar kuning sesuai perlakuan sambil terus diaduk hingga tidak
menggumpal. Lalu dimasukkan santan 140 g sambil terus diaduk
hingga homogen. Adonan difermentasi selama 2 jam, selanjutnya
dimasukkan ke dalam cetakan, dan dipanggang dalam oven pada suhu
150-160o C selama ± 45 menit. Bika ambon yang telah matang
dikeluarkan dari oven dan didinginkan.

4.1.5 Bangunan dan Tata Letak Bangunan

4.1.6 Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule)

Usaha Bika ambon dengan penambahan ubi jalar kuning akan


dimulai pada tahun 2023 pada bulan Juli untuk kegiatan pembangunan
bangunan usaha hingga Januari 2024 kemudian akan dilanjutkan
dengan kegiatan operasional penjualan dan diperkenalkan kepada
masyarakat mulai Februari 2024.

4.2. Rencana Pengoperasian Usaha

Pengoperasian usaha dilakukan dengan menganalisis pesaing, melihat kemudahan


memasuki bisnis, serta melakukan perhitungan risiko. Selain itu, pengoperasian usaha dapat
ditinjau dari keberhasilan dalam inovasi, pengelolaan karyawan, dan pelanggan. Rencana
operasional usaha bika ambon yakni melakukan pengawasan dan pengendalian proses
produksi. Manajemen operasional dapat memungkinkan mengubah rangkaian input dasar

32
seperti bahan, kebutuhan pelanggan, serta hal lain yang menjadi output untuk pelanggan bika
ambon itu sendiri. Rencana operasional usaha berfokus dalam memastikan agar perusahaan
berhasil mengubah input menjadi output dengan cara efisien.

4.2.1. Proses Operasi Usaha

Proses operasi ialah proses menciptakan barang atau jasa dengan mengubah input
menjadi output dan akan didistribusikan kepada konsumen sehingga menghasilkan produk
atau jasa. Proses operasi perusahaan terdiri dari rencana penjualan, rencana persediaan
produk, penjadwalan pegawai serta penggajian pegawai, melakukan pengawasan, dan
melakukan pengawasan biaya dari penjualan maupun pemesanan. Proses operasi usaha
melakukan alur pekerjaan drai awal hingga akhir agar pencapaian tujuan dapat dilaksanakan
secara efektif dan dapat meminimalisir risiko yang mungkin akan terjadi saat bisnis
berlangsung.

4.2.2. Kebutuhan Bahan Operasi

Kebutuhan bahan operasi dalam pembuatan bika ambon dengan penambahan ubi
kuning dikelola oleh masing-masing petugas yang berkoordinasi didalamnnya. Pemimpin
membagikan tugas sesuai dengan kebutuhan bahan operasi yang meliputi pendanaan, jumlah
produk, dan kegiatan pemasaran produk.

4.2.3. Kegiatan Perawatan Mesin dan Alat

Kegiatan perawatan mesin dan alat produksi melewati serangkaian aktifitas untuk
menjaga fasilitas produksi senantiasa efektif dan efisien sesuai dengan peraturan yang telah
ditetapkan berdasarkan standar ( fungsional dam kualitas ).

33
BAB V

ASPEK KEUANGAN

5.1 Kebutuhan Dana Investasi


5.1.1 Investasi Harta Tetap
5.1.2 Biaya Pra-Oprasi
5.1.3 Modal Kerja

5.2 Rencana Pembelanjaan dan Sumber Dana

Peralatan Harga  

etalase/gerobak Rp.      2,001,500

mesin oven roti Rp.      1,209,500

kompor dan gas Rp.         323,500

pisau Rp.           82,500

meja Rp.      1,810,500

kursi Rp.      1,044,500

loyang Rp.         262,500

wadah Rp.           80,500

34
piring Rp.         192,000

sendok Rp.            74,500

garbu Rp.            78,500

mesin parut kelapa Rp.         450,500

gelas Rp.         108,500

nampan dan serbet Rp.           64,500

Peralatan tambahan yang lainnya Rp.           22,500

Jumlah Investasi Rp.  7,806,000

Biaya Operasional per Bulan

Biaya Tetap Nilai

Penyusutan etalase/gerobak 1/62 x Rp. 2.001.500 Rp.           32,000

Penyusutan mesin oven roti 1/62 x Rp. 1.209.500 Rp.          20,000

Penyusutan kompor dan gas 1/62 x Rp. 323.500 Rp.             5,000

Penyusutan pisau 1/44 x Rp. 82.500 Rp.             2,000

Penyusutan meja 1/62 x Rp. 1.810.500 Rp.           29,000

Penyusutan kursi 1/62 x Rp. 1.044.500 Rp.           17,000

Penyusutan loyang 1/62 x Rp. 262.500 Rp.             4,000

35
Penyusutan wadah 1/44 x Rp. 80.500 Rp.             2,000

Penyusutan piring 1/44 x Rp. 192.500 Rp.             5,000

Penyusutan sendok 1/44 x Rp. 74.500 Rp.              1,500

Penyusutan garbu 1/44 x Rp. 78.500 Rp.             2,000

Penyusutan mesin pemarut kelapa 1/62 x Rp. 450.500 Rp.             7,000

Penyusutan gelas 1/44 x Rp. 108.500 Rp.             2,000

Penyusutan nampan dan serbet 1/44 x Rp. 64.500 Rp.              1,500

Penyusutan peralatan tambahan 1/44 x Rp. 22.500 Rp.                 500

gaji karyawan Rp.        650,000

Total Biaya Tetap Rp.      780,500

Biaya Variabel

tepung terigu Rp.    74,000 x 30 = Rp.      2,220,000

ragi instan Rp.    20,000 x 30 = Rp.        600,000

gula pasir Rp.    34,000 x 30 = Rp.      1,020,000

kelapa Rp.    26,000 x 30 = Rp.        780,000

telur ayam Rp.    32,000 x 30 = Rp.        960,000

daun pandan Rp.      3,000 x 30 = Rp.          90,000

tepung kanji Rp.    84,000 x 30 = Rp.      2,520,000

36
daun jeruk Rp.      3,000 x 30 = Rp.          90,000

batang serai Rp.      3,000 x 30 = Rp.          90,000

garam Rp.       2,500 x 30 = Rp.          75,000

margarin Rp.     12,500 x 30 = Rp.        375,000

pengemas Rp.    12,000 x 30 = Rp.        360,000

gas lpg Rp.     17,500 x 30 = Rp.        525,000

sewa tempat Rp.     15,000 x 30 = Rp.        450,000

air dan listrik Rp.    13,000 x 30 = Rp.        390,000

Total Biaya Variabel Rp.  10,545,000

Total Biaya Operasional

Biaya tetap + biaya variabel = Rp.  11,325,500

Pendapatan per Bulan

76 porsi x Rp. 6,000 = Rp. 456,000

Rp. 456,000 x 30 hr = Rp. 13,680,000

Keuntungan per Bulan

Laba    = Total Pendapatan – Total Biaya Operasional

37
Rp.    13,680,000 –  11,325,500 = Rp.  2,354,500

Lama Balik Modal

Total Investasi / Keuntungan = Rp.  7,806,000 :  2,354,500 =            3 bln

Berdasarkan atas deskripsi dari perhitungan analisa usaha bika ambon yang tercantum di
atas, dengan melihat asumsi tersebut maka akan mengeluarkan sejumlah biaya yang bernilai
Rp7,806,000 yang dialokasikan untuk biaya investasi, serta anggaran alokasi penggunaan
biaya tetap senilai Rp 780,500 untuk kebutuhan biaya variabel Rp 10,545,000 dan juga
anggaran Rp 11,325,500 untuk total biaya operasional. Dari analisa usaha bika ambon ini
dapat diasumsikan untuk waktu  satu bulan totalnya penerimaan yang di peroleh dari
penjualan bika ambon sebanyak 76 porsi dalam sehari dengan dibanderol Rp 6.000 per porsi
akan mendapatkan rata-rata penjualan bika ambon perhari dengan mengantongi uang
berjumlah Rp 456,000. Namun bila dihitung dalam waktu satu bulannya usaha bika ambon
akan mendapatkan hasil Rp 2,354,500. Sehingga dapat dideskripsikan bilamana usaha bika
ambon sangat menguntungkan dengan harga nilai jual yang terjangkau. Untuk kembali modal
berjualan dari bika ambon ini selama 3 bulan.

5.2.1 Modal Sendiri

5.2.2 Pinjaman Bank

Bagian Pinjaman Bank dalam Inovasi Pembuatan Bika Ambon dengan


Penambahan Ubi Jalar Kuning (Ipomea Batatas L.) dapat mencakup beberapa poin
berikut:

1) Rencana Bisnis:

 Menyusun rencana bisnis yang komprehensif dan terperinci


untuk inovasi pembuatan Bika Ambon dengan penambahan ubi
jalar kuning.

 Menjelaskan tujuan inovasi, analisis pasar, strategi pemasaran,


analisis keuangan, proyeksi pendapatan dan biaya, serta manfaat
ekonomi yang diharapkan.

38
 Menyertakan informasi tentang bagaimana penambahan ubi jalar
kuning akan mempengaruhi kualitas, rasa, dan keunikan produk
Bika Ambon.

2) Jumlah Pinjaman:

 Mengidentifikasi kebutuhan dana yang spesifik untuk


implementasi inovasi pembuatan Bika Ambon dengan
penambahan ubi jalar kuning.

 Menentukan jumlah pinjaman yang dibutuhkan untuk mencakup


biaya produksi, pembelian peralatan, bahan baku, pelatihan
tenaga kerja, pemasaran, dan biaya operasional lainnya.

3) Justifikasi Pinjaman:

 Memberikan analisis yang meyakinkan kepada bank mengenai


potensi pertumbuhan pasar untuk produk inovatif ini, seperti
permintaan pasar yang kuat atau keunikan produk yang dapat
meningkatkan pangsa pasar.

 Menjelaskan manfaat dan keunggulan kompetitif dari Bika


Ambon dengan penambahan ubi jalar kuning, seperti rasa yang
lebih kaya, nilai gizi yang lebih tinggi, atau daya tarik visual
yang lebih baik.

 Menyajikan proyeksi keuangan yang realistis, termasuk perkiraan


penjualan, margin keuntungan, dan pengembalian investasi.

4) Jaminan dan Pelunasan:

 Menyediakan jaminan atau agunan yang dapat digunakan oleh


bank sebagai jaminan atas pinjaman, seperti aset bisnis, properti,
atau inventaris.

 Menyusun rencana pelunasan pinjaman yang jelas, termasuk


jadwal pembayaran, sumber pendapatan yang diharapkan, dan
strategi pengelolaan arus kas untuk memastikan kemampuan
membayar pinjaman secara tepat waktu.

39
5) Proses Pinjaman:

 Mengajukan permohonan pinjaman ke bank dengan melampirkan


rencana bisnis, proyeksi keuangan, informasi jaminan, dan
dokumen pendukung lainnya.

 Menyediakan informasi yang diperlukan oleh bank, seperti


laporan keuangan perusahaan, data bisnis, dan profil pemilik
usaha.

 Berkomunikasi secara aktif dengan bank untuk menjawab


pertanyaan atau permintaan tambahan yang berkaitan dengan
pinjaman.

Penting untuk mencatat bahwa persyaratan pinjaman bank dapat bervariasi


tergantung pada lembaga keuangan yang bersangkutan. Oleh karena itu, disarankan
untuk berkomunikasi langsung dengan bank yang dituju untuk mendapatkan
informasi terperinci tentang persyaratan dan proses pinjaman yang berlaku

5.3 Proyeksi Keuangan

Bagian Proyeksi Keuangan dalam Inovasi Pembuatan Bika Ambon dengan


Penambahan Ubi Jalar Kuning (Ipomea Batatas L.) akan mencakup informasi tentang
perkiraan pendapatan, biaya, dan keuntungan yang diharapkan dari proyek ini.
Berikut adalah beberapa poin yang dapat dimasukkan dalam proyeksi keuangan:

1. Pendapatan:
 Estimasi penjualan Bika Ambon dengan penambahan ubi jalar
kuning berdasarkan analisis pasar, potensi pangsa pasar, dan
permintaan yang diharapkan.
 Menghitung jumlah unit yang akan dijual dan harga jual per unit.

40
 Proyeksi pendapatan bulanan atau tahunan selama periode tertentu,
dengan mempertimbangkan pertumbuhan penjualan dari waktu ke
waktu.
2. Biaya Produksi:
 Mencantumkan semua biaya produksi yang terkait dengan inovasi
pembuatan Bika Ambon dengan penambahan ubi jalar kuning,
termasuk bahan baku, bahan tambahan, tenaga kerja, dan biaya
overhead.
 Menghitung biaya produksi per unit, dengan memperhitungkan
efisiensi produksi dan skala ekonomi yang mungkin terjadi seiring
dengan pertumbuhan produksi.
3. Biaya Pemasaran dan Promosi:
 Menyertakan biaya pemasaran dan promosi yang diperlukan untuk
memperkenalkan inovasi Bika Ambon dengan penambahan ubi
jalar kuning ke pasar.
 Biaya ini dapat mencakup kegiatan pemasaran seperti iklan,
promosi penjualan, pengembangan kemasan, partisipasi dalam
pameran atau acara khusus, dan kegiatan pemasaran digital.
4. Biaya Operasional:
 Memperhitungkan semua biaya operasional yang terkait dengan
pengelolaan bisnis, termasuk biaya sewa atau pemeliharaan
fasilitas, utilitas, biaya administrasi, asuransi, dan lain-lain.
 Menghitung biaya operasional bulanan atau tahunan yang
diharapkan untuk menjalankan inovasi pembuatan Bika Ambon
dengan penambahan ubi jalar kuning.
5. Margin Keuntungan:
 Menghitung margin keuntungan kotor berdasarkan selisih antara
pendapatan dan biaya produksi.
 Memperhitungkan margin keuntungan bersih setelah dikurangi
biaya pemasaran, biaya operasional, dan biaya lainnya.
 Menganalisis rentabilitas proyek ini dengan membandingkan
margin keuntungan dengan investasi awal dan risiko yang terlibat.
6. Cash Flow:

41
 Membuat proyeksi arus kas untuk memperkirakan aliran masuk dan
keluar dana selama periode tertentu.
 Menilai kebutuhan dana jangka pendek dan jangka panjang, serta
memastikan ketersediaan dana yang cukup untuk memenuhi
kebutuhan operasional dan pembayaran pinjaman.

7. Analisis Sensitivitas:
 Melakukan analisis sensitivitas untuk mengidentifikasi faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi proyeksi keuangan, seperti

5.3.1 Proyeksi Pendapatan

Bagian Proyeksi Pendapatan dalam Inovasi Pembuatan Bika Ambon


dengan Penambahan Ubi Jalar Kuning (Ipomea Batatas L.) akan memberikan
perkiraan pendapatan yang diharapkan dari penjualan produk inovatif tersebut.
Berikut adalah beberapa poin yang dapat dimasukkan dalam proyeksi
pendapatan:

1. Analisis Pasar:
 Melakukan analisis pasar untuk mengidentifikasi potensi
permintaan Bika Ambon dengan penambahan ubi jalar kuning.
 Menyelidiki tren konsumen, preferensi makanan, dan potensi
pertumbuhan pasar untuk jenis produk inovatif ini.
 Mengidentifikasi pangsa pasar yang dapat diperoleh dan target
pasar yang relevan.
2. Estimasi Penjualan:
 Menentukan jumlah unit Bika Ambon dengan penambahan
ubi jalar kuning yang diperkirakan akan dijual dalam periode
proyeksi (misalnya per bulan atau per tahun).
 Memperhatikan faktor-faktor seperti kapasitas produksi,
pangsa pasar yang realistis, dan pertumbuhan penjualan yang
potensial.
3. Harga Jual:
 Menentukan harga jual yang sesuai untuk Bika Ambon dengan
penambahan ubi jalar kuning.

42
 Mempertimbangkan faktor-faktor seperti biaya produksi,
permintaan pasar, harga pesaing, dan nilai tambah produk
inovatif.
 Menggunakan penelitian pasar, survei, atau kajian harga
sebagai acuan untuk menentukan harga yang kompetitif dan
menguntungkan.
4. Segmen Pasar:
 Mengidentifikasi segmen pasar yang paling mungkin akan
tertarik dengan Bika Ambon inovatif ini.
 Mempertimbangkan faktor seperti usia, demografi, preferensi
makanan, gaya hidup, dan kebiasaan konsumen untuk
menargetkan segmen pasar yang tepat.
5. Proyeksi Pendapatan:
 Mengalikan jumlah unit yang diperkirakan terjual dengan
harga jual per unit untuk mendapatkan proyeksi pendapatan
bulanan atau tahunan.
 Membuat proyeksi pendapatan berdasarkan penjualan di masa
depan, yang dapat mencakup beberapa tahun ke depan.
 Melakukan analisis berdasarkan skenario yang berbeda,
seperti proyeksi pendapatan yang konservatif, moderat, dan
optimis, untuk memahami variasi potensial dalam pendapatan.
6. Faktor Pertumbuhan:
 Mempertimbangkan faktor-faktor pertumbuhan yang dapat
mempengaruhi penjualan produk, seperti strategi pemasaran,
ekspansi geografis, atau kolaborasi dengan mitra bisnis.
 Mengidentifikasi peluang peningkatan penjualan, seperti
pengenalan produk ke pasar baru atau inovasi tambahan yang
dapat menarik minat konsumen.

Penting untuk mengumpulkan data yang akurat dan melakukan analisis


yang komprehensif untuk menghasilkan proyeksi pendapatan yang realistis.
Juga, selalu penting untuk memantau dan mengevaluasi kinerja bisnis secara
berkala untuk mengidentifikasi potensi peningkatan dan mengambil langkah-
langkah yang diperlukan untuk mencapai proyek

43
5.3.2 Proyeksi Biaya
Berikut adalah kerangka umum yang dapat digunakan sebagai menyusun
proyeksi biaya:

1. Rencana Produksi:
 Tentukan jumlah bika ambon yang akan diproduksi per periode
(misalnya, per hari atau per bulan).
 Hitung jumlah ubi jalar kuning yang dibutuhkan untuk setiap
periode produksi.
2. Bahan Baku:
 Hitung total jumlah bahan baku yang diperlukan berdasarkan rencana
produksi.
 Tentukan harga beli ubi jalar kuning dan bahan baku lainnya yang
diperlukan untuk membuat bika ambon.
3. Tenaga Kerja:
 Tentukan jumlah pekerja yang dibutuhkan untuk memproduksi bika
ambon.
 Hitung biaya tenaga kerja berdasarkan jumlah pekerja yang terlibat
dan upah per pekerja.
4. Overhead Pabrik:
 Hitung biaya overhead pabrik, seperti biaya listrik, air, bahan bakar,
perawatan peralatan, dan biaya sewa atau hipotek.
5. Biaya Produksi Total:
 Jumlahkan biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead
pabrik untuk mendapatkan biaya produksi total per periode.
6. Biaya Lainnya:
 Pertimbangkan biaya lain yang mungkin timbul, seperti biaya
pemasaran, biaya transportasi, dan biaya administrasi.
7. Harga Jual:
 Tentukan harga jual per unit bika ambon.
8. Proyeksi Pendapatan:

44
 Hitung proyeksi pendapatan berdasarkan harga jual per unit dan
jumlah unit yang diharapkan terjual per periode.
9. Laba Kotor:
 Kurangi biaya produksi total dari pendapatan untuk mendapatkan
laba kotor.
10. Analisis Keuangan:
 Selain biaya produksi dan pendapatan, lakukan analisis keuangan
lebih lanjut, seperti analisis pengembalian investasi, titik impas, dan
margin keuntungan.

5.3.5 Proyeksi Kemampuan Pelunasan Hutang

Pada proyeksi kemampuan pelunasan hutang kami menggunakan rasio


solvabilitas, dimana Rasio solvabilitas adalah metrik utama yang digunakan
untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban hutang
jangka panjangnya dan sering digunakan oleh calon pemberi pinjaman
bisnis.Rasio solvabilitas menunjukkan apakah arus kas perusahaan cukup
untuk memenuhi kewajiban jangka panjang dan dengan demikian merupakan
ukuran kesehatan keuangannya.Rasio yang tidak menguntungkan dapat
menunjukkan beberapa kemungkinan bahwa perusahaan akan gagal membayar
kewajiban hutangnya.

Banyak orang yang beranggapan bahwa ciri utama dari sebuah perusahaan
yang sehat adalah besarnya keuntungan bisnis yang didapatkan oleh
perusahaan tersebut.Padahal, ada satu faktor lain yang tidak kalah pentingnya
dari profitabilitas perusahaan, yaitu kemampuan perusahaan dalam mengelola
aset mereka sekaligus membayar setiap utang perusahaan.Utang dan profit dari
perusahaan harus berada di posisi tawar sehingga bisnis perusahaan dapat
terjamin kelangsungannya.Untuk manajemen utang, praktik akuntansi di
perusahaan mengenal istilah solvabilitas.Solvabilitas adalah kemampuan
perusahaan untuk memenuhi semua kewajibannya.Solvabilitas juga berarti
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi seluruh utang yang ada
dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya.Ukuran ini dapat
dibandingkan dengan rasio likuiditas, yang mempertimbangkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek daripada jangka

45
menengah dan jangka panjang. Rasio solvabilitas disebut juga Ratio
Leverage yaitu mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya
dengan dana yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut.Analisis rasio
keuangan ini dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva
perusahaan dibiayai oleh utang.

Berikut ini adalah rumus cara menghitung rasio solvabilitas perusahaan:

Rasio Solvabilitas = (Pendapatan Bersih + Depresiasi) /  (Kewajiban


Jangka Pendek + Kewajiban Jangka Panjang).

Sebelum individu atau organisasi menginvestasikan atau meminjamkan uang


kepada perusahaan, mereka perlu memastikan bahwa entitas yang
bersangkutan dapat tetap membayar utang seiring waktu.Dengan demikian,
pemangku kepentingan yang berkepentingan menggunakan rasio solvabilitas
untuk menilai kapasitas perusahaan dalam melunasi utangnya dalam jangka
panjang.Rasio solvabilitas yang tinggi merupakan indikasi stabilitas,
sedangkan rasio rendah menandakan kelemahan finansial.

5.3.6 Perhitugan Kelayakan Usaha

Secara umum proyek pendirian usaha inovasi bika ambon dengan


penambahan ubi jalar kuning ini layak untuk dijalankan. Untuk mengetahui
layak tidaknya suatu investasi yang dilakukan dan menguntungkan secara
chumomis digunakan lima kriteria investasi yaitu metode Net Present Value
(NNP). Profitability Jader (PT), dan Payback Period (PBP).

- Net Present Value (NPV)


Net Present Value (NPV) atau kriteria nilai bersih sekarang, pertu
memperhatikan nila ang sebagai manfaat ekonomi dari waha yang
diperkirakan akan diterima di masa yang akan datang, tidak sama
dengan nilai uang yang diterima pada saat sekarang, karena adanya
faktor interest rate atau tingkan suku bunga.
- Profitability Index (PI)
Profitability index (P) adalah kemampuan investasi menghasilkan
kas masuk untuk perusahaan. Suatu proyek dikatakan layak jika Pl-
nya lebih dari 1, dengan cara membandingkan antara PV Proceeds

46
dan PV Outlays atau nilai hasil sekarang dan nilai investasi
sekarang.
- Payback Period (PBP)
Payback Period menipakan jangka waktu yang diperlukan untuk
mengembalikan modal suatu investasi. Jika payback perind suata
investasi kurang dari payback period yang disyaratkan, maka sulan
investasi layak diterima semua.

BAB VI

ASPEK EKONOMI DAN SOSIAL

6.1 Penambahan Devisa

Berikut ini adalah penjelasan lebih rinci untuk penelitian mengenai proyeksi devisa
pada inovasi pembuatan Bika Ambon dengan penambahan ubi jalar kuning:

1. Rencana Produksi dan Penjualan:


 Tentukan jumlah bika ambon yang akan diproduksi dan dijual per
periode. Misalnya, Anda berencana untuk memproduksi dan menjual
1.000 bika ambon per bulan.
 Hitung estimasi penjualan berdasarkan volume produksi dan harga
jual per unit. Misalnya, harga jual per bika ambon adalah $2,
sehingga pendapatan estimasi per bulan adalah 1.000 unit x $2 =
$2.000.
2. Pasar Potensial:
 Lakukan penelitian pasar untuk mengetahui potensi pasar bagi
inovasi Bika Ambon dengan penambahan ubi jalar kuning.
Identifikasi siapa target pasar Anda, apakah itu konsumen lokal,
wisatawan, atau mungkin Anda berencana untuk mengekspor produk
ini ke pasar internasional.
 Tinjau pesaing yang ada dan evaluasi apakah ada kebutuhan atau
celah yang dapat diisi oleh inovasi Anda.
 Buat strategi pemasaran yang efektif untuk menjangkau dan
mempengaruhi target pasar Anda.
3. Jumlah Unit Terjual:
 Berdasarkan penelitian pasar dan strategi pemasaran yang Anda
tentukan, hitunglah perkiraan jumlah unit bika ambon yang
diharapkan terjual per periode. Misalnya, berdasarkan penelitian
Anda, Anda memperkirakan dapat menjual 800 unit bika ambon per
bulan.
4. Biaya Produksi:

47
 Hitung biaya produksi secara lengkap berdasarkan proyeksi biaya
yang telah disusun sebelumnya. Biaya produksi akan mencakup
bahan baku, tenaga kerja, overhead pabrik, dan biaya lainnya.
 Misalnya, total biaya produksi per bulan adalah $1.500, termasuk
bahan baku, tenaga kerja, dan overhead pabrik.
5. Laba Kotor:
 Kurangi biaya produksi dari pendapatan untuk mendapatkan laba
kotor. Laba kotor adalah selisih antara pendapatan dan biaya
produksi.
 Dalam contoh ini, laba kotor per bulan adalah $2.000 (pendapatan) -
$1.500 (biaya produksi) = $500.

6. Pajak dan Beban Lainnya:


 Hitung estimasi pajak dan beban lainnya yang perlu dibayar
berdasarkan laba kotor. Konsultasikan dengan ahli perpajakan atau
akuntan untuk memperoleh informasi yang lebih akurat mengenai
pajak dan beban yang berlaku di wilayah Anda.
7. Laba Bersih:
 Kurangi pajak dan beban lainnya dari laba kotor untuk mendapatkan
laba bersih. Laba bersih adalah laba yang tersisa setelah
mempertimbangkan pajak dan beban lainnya.
8. Konversi ke Devisa:
 Tentukan nilai tukar mata uang yang relevan untuk mengonversi laba
bersih ke mata uang devisa. Misalnya, jika

6.2 Penyerapan Tenaga kerja


Pengertian dari penyerapan itu sendiri diartikan cukup luas, menyerap tenaga
kerja dalam maknanya menghimpun orang atau tenaga kerja di suatu lapangan usaha,
untuk dapat sesuai dengan kebutuhan usaha itu sendiri. Menurut Kuncoro (2002:45)
penyerapan tenaga kerja adalah banyaknya lapangan kerja yang sudah terisi dengan
banyaknya jumlah penduduk yang bekerja. Penduduk yang bekerja terserap dan
tersebar di berbagai sektor perekonomian. Terserapnya penduduk bekerja disebabkan
oleh adanya permintaan akan tenaga kerja. Dalam ilmu ekonomi seperti kita ketahui
faktor-faktor produksi yang terdiri dari: tanah, modal, tenaga kerja, skill. Salah satu
faktor tersebut adalah tenaga kerja yang sesuai dengan keahlian dan ketrampilan yang
dimiliki agar tenaga kerja dapat memperoleh suatu pekerjaan yang sesuai dengan
keahlian dan ketrampilan tersebut. Oleh karena itu modal utama yang dibutuhkan
adalah sumber daya manusia yang berkualitas.
Salah satu usaha yang dilakukan pemerintah dalam mengatasi masalah
ketenagakerjaan yaitu memperbaiki sistem upah melalui kebijakan upah minimum.
Upah yang ditetapkan pada suatu wilayah akan mempengaruhi penyerapan tenaga
kerja atau dengan kata lain akan mempengaruhi tingkat pengangguran di wilayah

48
tersebut. Lebih lanjut, bergeraknya aktivitas perekonomian di berbagai sektor di
Indonesia seharusnya juga diikuti oleh kemampuan masing-masing sektor untuk
menyerap tenaga kerja yang tersedia di pasar tenaga kerja.
Perkembangan perekonomian suatu negara sendiri tidak terlepas dari peran
suatuwilayah atau daerah (Faisal Rifai, 2017). Indikator perekonomian suatu wilayah
dapat dilihatdari tingkat Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), baik atas harga
berlaku maupun atasdasar harga konstan. Pertumbuhan ekonomi mencerminkan
kegiatan produksi yang manakegiatan produksi memerlukan faktor produksi berupa
tenaga kerja. Oleh karena itu, ketersediaan usaha produksi dalam mempekerjakan
tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses produksi dapat mencerminkan daya serap
usaha produksi tersebut dalam menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat
sehingga Produk Domestik Regional Bruto dalam hal ini dapat berpengaruh terhadap
penyerapan tenaga kerja itu sendiri.
Variabel lain yang juga berpengaruh terhadap penyerapan tenaga kerja adalah
investasi. Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran penanaman modal atau
pengeluaranperusahaan untuk membeli barang-barang modal dan berbagai
perlengkapan produksi untukmenambah kemampuan memproduksi barang dan jasa
yang tersedia dalam perekonomian(Sukirno, 2012). Dengan begitu, adanya investasi
akan mendorong terciptanya barang modalbaru sehingga akan menyerap faktor
produksi baru yaitu menciptakan lapangan pekerjaanbaru atau kesempatan kerja yang
akan menyerap tenaga kerja yang pada gilirannya akanmengurangi pengangguran
(Prasojo, 2009).

6.3 Dampak Terhadap Lingkungan Masyarakat


Ubi jalar merupakan salah satu sumber karbohidrat alternatif yang terjangkau dan
familiar bagi rakyat Indonesia. Pemanfaatan bahan pangan lokal sangat penting untuk
meningkatkan nilai ekonomi yaitu dapat diolah sebagai bahan baku untuk pembuatan
kue. Ubi jalar kuning adalah tanaman yang mudah ditemukan di daerah sekitar dengan
harga relatif murah. Ubi jalar kuning memiliki kandungan karbohidrat yang cukup
tinggi dan memiliki antioksidan yang tinggi. Pemanfaatan bahan pangan lokal sangat
penting untuk meningkatkan nilai ekonomi yaitu dapat diolah sebagai bahan baku
untuk pembuatan kue, dapat menginovasi produk baru dari olahan ubi, serta sebagai
alternatif peluang usaha.

6.4 Dampak Terhadap Industri Lain


Dengan adannya inovasi bika ambon dengan penambahan ubi jalar kuning dapat
meningkatkan daya saing pasar dimana masih jarang sekalia inovasi bika ambon
dengan bahan tambahan ubi jalar. Tersedianya jumlah dan ragam produk ini di
masyarakat, sehingga masyarakat punya banyak pilihan untuk produk yang diinginkan.
Banyaknya ragam produk dan jasa pada akhirnya akan meningkatkan kemasan, harga,
mutu produk dan jasa, sehingga hal ini juga berpengaruh terhadap harga jual di
pasaran serta meningkatkan daya saing antar pasar.

49
DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E., & Susilowati, A. (2020). Pengaruh Penambahan Ubi Jalar Kuning pada
Kualitas Fisikokimia Kue Bika Ambon. Jurnal Pendidikan Teknologi
Pertanian, 6(2), 89-98.

Ayu Ning Jagat, Y. B. (2017). Pengkayaan Serat pada Pembuatan Biskuit dengan Substitusi
Tepung Ubi Jalar Kuning (Ipomea Batatas L.). Jurnal Aplikasi Teknologi
Pangan. [2]. Istikha Tri Hastuti, D. R. (2014). Kajian Sifat Fungsional dan
Sensoris Cake Ubi Jalar Kuning (Ipomea Batatas L.). Jurnal Teknosains
Pangan, 74-83.

Bank Indonesia. 2009. Pola Pembiayaan Industri Pengolahan Tepung Tapioka.


[terhubungberkala].
Boukouvala, M., & Baourakis, G. (2016). Traditional food products and tourist destination
marketing: A review. Journal of food science and technology, 53(5), 2167-
2178.

Chua, K. J., Chou, S. K., & Mujumdar, A. S. (2012). Innovative quick-freezing process for
food products. Journal of food engineering, 109(4), 716-723.

El-Mashad, H. M., & Zhang, R. (2016). Integrated management system for food safety and
quality in bakery industry. Journal of food science and technology, 53(9),
3599-3606.

50
Hadiyanto, & Rosyidi, D. (2017). The application of 5S in the food and beverage industry: A
case study in a small business. Journal of food science and technology, 54(4),
851-858.

Haryani, A., Sudewi, S., & Ilyas, S. (2018). Pembuatan bika ambon berbahan dasar tepung
sagu dengan penambahan ubi jalar kuning. Jurnal Ilmu dan Teknologi Pangan, 6(1),
43-48.

Hidayah, N. (2020). Analisis Permintaan Dan Penawaran Terhadap Barang Pokok Dan Non
Pokok. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, 3(2), 29-37.

Indrayani, Y., Utami, R., & Rahman, A. (2020). Karakteristik bika ambon berbahan dasar
tepung terigu dan ubi jalar kuning. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, 31(2), 179-
185.

Istikha Tri Hastuti, D. R. (2014). Kajian Sifat Fungsional dan Sensoris Cake Ubi Jalar
Kuning (Ipomea Batatas L.). Jurnal Teknosains Pangan, 74-83.

Jiang, F., Wang, Y., Zhang, B., & Zhao, H. (2021). Optimization of extrusion process
parameters for improved quality of potato-based snack by response surface
methodology. Journal of food science and technology, 58(4), 1211-1222.

Karim,A.R. Analisi kelayakan usaha (Uuntuk kalangan Sendiri) . Dosen Jurusan Sosial
Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian UNSOED

Kurniawan, R. F. (2016). Program Pemasaran Melalui Penerapan Bauran Pemasaran (Model


4P). Sintesa STIE Sebelas April Sumedang, 6(2).

Makna, G. A. (2016). Pengaruh Rata-Rata Lama Berpendidikan dan Pengeluaran Pemerintah


Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja. Economics Development Analysis
Journal, 5(2), 143-152.

Maulina, Fauzia. 2012. Standarisasi Formula Kue Bika Ambon Medan [Tugas Akhir].
Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.

Mohammadpour, M., & Jafari, S. M. (2020). Applications of nanotechnology in bakery


products: A review. Journal of food science and technology, 57(1), 1-11.

Nurjanah, Rina. 2015. Bika Ambon Tapi Kok dari Medan. Citizen6. [terhubung berkala]

51
"Pengaruh Penambahan Tepung Ubi Jalar Kuning terhadap Kualitas Fisik dan Sensoris Bika
Ambon" oleh Elok Siti Nurhayati, dkk. (Jurnal Pangan dan Agroindustri Vol.
4, No. 2, 2016)

"Pengaruh Penambahan Ubi Jalar Kuning Terhadap Karakteristik Kimia dan Organoleptik
Bika Ambon" oleh Rina Yenrina, dkk. (Jurnal Agroindustri Vol. 7, No. 1,
2017)

"Pengaruh Penambahan Ubi Jalar Kuning terhadap Kualitas Bika Ambon" oleh Rina
Wahyuni, dkk. (Jurnal Teknologi dan Industri Pangan Vol. 22, No. 2, 2011)

Peraturan Menteri Agama Nomor 23 Tahun 2019 tentang Sertifikasi Halal.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 13 Tahun 2018 tentang Tanda Daftar Produk Pangan
Olahan.

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 722 Tahun 2013 tentang Registrasi Produk Pangan
Olahan.

Prabowo, F. I., Keke, Y., & Istidjah, B. (2021). Pengaruh Strategi Pemasaran dan Kualitas
Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian KOnsumen di PT Sarana Bandar
Logistik. Jurnal Manajemen Pemasaran, 75-82.

Purba, M. C. (2020). Pengaruh Sistem Pemasaran Kewirausahaan Terhadap Keunggulan


Bersaing dan Inovasi Pada UKM Kuliner Kota Medan (Doctoral dissertation,
Universitas Medan Area).

Purnamasari, dewi,et.al. (2013). Analisis Kelayakan Bisnis Usaha Roti Ceriwis sebagai
Oleh-oleh Khas Kota Batam. JURNAL AKTANSI

Rasyad, Husni; dkk. 2003. Peluang Bisnis Makanan Berbasis Tepung. Jakarta: Elex Media
Komputindo.

Resep Bika Ambon Ubi Jalar. Dapur Resep. Diakses pada 9 Mei 2023, dari
https://www.dapur-resep.com/resep-bika-ambon-ubi-jalar/

Rika Wahyu Damayanti, I. K. (2018). Pengaruh Lama Blanching Uap terhadap Kandungan
Kadar BetaKaroten, Kadar air, Daya serap air, Densitas Kamba dan Rendemen
Tepung Ubi Jalar Kuning (Ipomea Batatas L.). Jurnal Agromix, 99-110.

52
Rizki, F., Nurjayadi, M., & Kusumaningtyas, R. (2019). Karakteristik Kualitas Bika Ambon
dengan Penambahan Ubi Jalar. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia,
22(2), 397-404.

Sari, D. N., dkk. (2018). Evaluasi Kelayakan Lokasi Agribisnis di Sumatera Utara. Jurnal
Agribisnis dan Pengembangan Wilayah, 2(2), 91-103.

Siburian, E., & Astuti, W. (2020). Pengembangan Produk Bika Ambon Berbahan Dasar Ubi
Jalar Sebagai Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat Desa Sumberrejo,
Kecamatan Bandar Kabupaten Batang. Jurnal Riset Bisnis dan Manajemen,
8(2), 145-154.

Sukmawati, R. S. (2020). Potensi Ekonomi Olahan Ubi Jalar di Indonesia. Jurnal Ilmiah
Agribisnis dan Agroteknologi, 4(2), 79-85.

Tandiono, W., Sari, S. M., & Prasetyo, E. (2020). Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Minat Masyarakat Terhadap Produk Inovasi Bika Ambon
Berbahan Dasar Ubi Jalar. Jurnal Manajemen Bisnis dan Kewirausahaan, 9(1),
62-71.

Widiyastuti, E., & Sunarti, T. C. (2021). Analisis Potensi Industri Makanan Ringan Lokal
(Studi Kasus pada UKM Bika Ambon dengan Penambahan Ubi Jalar Kuning
di Kota Batam). Jurnal Manajemen dan Bisnis, 18(1), 37-45.

Wulandari, T., & Darwis, H. (2019). Analisis Rasio Likuiditas, Solvabilitas, Dan Rentabilitas
Dalam Laporan Keuangan Perusahaan. Jurnal Akuntansi, 8(1), 34-50.

Yeh, T. S., & Chen, H. H. (2015). Productivity improvement for food industry by using value
stream mapping: A case study. Journal of food science and technology,
52(12), 8005-8011.

Yuliani, S., & Daulay, H. A. (2019). Pemanfaatan ubi jalar kuning sebagai pengganti
sebagian tepung terigu dalam pembuatan bika ambon. Jurnal Teknologi Pangan dan
Hasil Pertanian, 2(1), 17-25.

Zumrotin, H. T. 2016. Pengaruh Perbandingan Puree Labu Kuning (Cucurbita moschata


Poir.) dan Tapioka terhadap Karakteristik Bika Ambon. Jurnal Ilmu dan Teknologi
Pangan. 5(2): 153-161.

53

Anda mungkin juga menyukai