Umar Bin Khattab Amir Al Mukminin Dan Ekspansi
Umar Bin Khattab Amir Al Mukminin Dan Ekspansi
Disusun Oleh:
dengan menyebut nama Allah SWT. yang maha pengasih lagi maha penyayang, saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-nya yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayatnya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “umar
bin khattab; amir al-mukminin dan ekspansi”.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi penyusunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk kita semua serta
dapat memberikan inspirasi bagi para pembaca.
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I ......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ..................................................................................................................... 1
C. Tujuan.......................................................................................................................... 1
BAB II........................................................................................................................................ 2
PEMBAHASAN ........................................................................................................................ 2
B. Ekspansi ...................................................................................................................... 4
PENUTUP................................................................................................................................ 13
A. Kesimpulan................................................................................................................ 13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Umar bin khattab adalah salah satu tokoh penting dalam sejarah islam, beliau juga
merupakan sahabat nabi yang terkenal dengan kelemimpinannya selama masa khilafahnya.
Beliau juga dikeknal sebagai khalifah yang kedua setelah Abu Bakar. Umar bin Khattab lahir
di Makkah pada tahun 584 M. sebelum memeluk Islam, Umar dikenal sebaggai seorang
pemuda yang keras dn penuh kemarahan. Namun, setelah mengalami perubahan besar setelah
masuk islam pada tahun 616 M, Umar menjadi salah satu sahabat yang paling gigih dan penuh
semangat dalam memperjuangkan agama Islam.
Pada masa pemerintahannya sebagai khalifah, Umar berhasil memimpin dengan tegas
dan adil. Beliau dikenal sebagai khalifah yang rajinn memperbaiki tata kelola pemerintahan,
membuka daerah-daerah baru, dan memperkuat pertahanan wilayah Islam. Selain itu, Umar
juga merupakan khalifah yang sangat peduli dengan rakyatnya. Beliau memperjuangkan hak-
hak rakyat, memperbaiki perekonomian dan mengembangkan infrastruktur di wilayah
kekuasaannya. Umar juga memperkenalkan sistem perpajakan yang lebihh adil dan efektif.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Amir Al-Mukminin
Umar bin Khattab dilahirkan di Makkah dan berasal dari suku ‘aidy yang termasuk
rumpun Quraisy. Nama lengkapnya adalah Umar bin Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza bin
Rabbah bin Abdullah bin Qurt Razzah bin Adiy bin Ka’ab bin Lu’ay. Dilahirkan setelah 13
tahun nabi dilahirkan. Ayahnya Khattab bin Nufal Al Quraisy dan garus keturunannya bertemu
dengan garis keturunan Rasulullah pada Ka’ab bin Lu’ay. Ibunya bernama Hantamah binti
Hasyim bin Mughira bin Abdillah bin Amr bin Mahzum.
Pada masa jahiliyyah Umar dikenal dengna siffat bengis, kejam, dan suka minum-
miinuman keras, dan pada masa itu banyak wanita yng dia nikahi, dan memiliki anak yang
banyak akan tetapi sebagian besar istrinya tersebut meninggal dunia. Namun pada saat itu
Umar dipilih sebagai duta dari kafilahnya. Hal ini menandakan bahwa Umar memiliki
kecerdasan, kebijaksanaan, dan keadilan.
Pada suatu hari Umar mendapat berita bahwa adiknya yaitu Fatimah beserta suaminya
telah masuk Islam. Seketika itu juga Umar mendadak menjadi marah dan geram. Umar segera
mendatangi rumah adiknya. Sesampainya disana Umar pun sangat marah sehingga menampar
Fatimah dan suaminya. Dipuncak kemarahannya, Umar lalu melihat sebuah lembaran yang
bertuliskan ayat Al-Qur’an. Menurut sebagian riwayat ayat ttersebut merupakan permulaan
ayat Thaha. Umar kemudian mengambil lembaran tersebut dan membacanya, setelah itu Umar
pun merasa tenang dan damai di hatinya. Lantas saat itu juga Umar ingin menemui Rasulullah
di rumah Arqam yang saat itu sedang melaksanakan dkwahnya secara sembunyi-sembunyi.
Sesampainya Umar disana, para sahabat ketakutan melihat Umar kecuali Hamzah bin Abdul
Muthalib, paman nabi. Akan tetapi nabi pada saat itu menerima umar dengan tennag dan
berwibawa sehingga menyebabkan Umar lunak dan takut. Kemudian umar mengucapkan dua
kalimat syahadat dan masuk islam. Umar termasuk salah satu kekuatan yang sangat besar
dalam dakwah nabi. Umar masuk Islam pada tahun ke-6 kenabian.
Setelah wafatnya Rasulullah, Abu Bakar menjadi khalifah selama kurang lebih dua
tahun. Sebelum wafatnya Abu Bakar, Umar dipilih Abu Bakar untuk menggantikannya
menjadi khalifah. Umar diangkat menjadi khalifah pada bulan Jumada Al-Akhirah tahun 13
Hijriyah. Umar memerintah umat Islam selama kurang lebih 10 tahun yaitu pada tahun 634-
644 M. Umar bin Khattab dibunuh saat sedang menjadi iman sholat subuh oleh lukluk (Fairuz)
2
yang merupakan seorang budak. Fairuz merupakan seseorang dengan kebangsaan Persia yang
masuk Islam setelah ditaklukan Umar. Pembunuhan ini dilatarbelakangi oleh demdam pribadi
Fairuz dikarenakan sakit hati atas kekalahan Persia yang saat itu merupakan negara digdaya.
Peristiwa ini terjadi pada hari Rabu, 25 Dzulhijah 23 H/644M.
Umar adalah khalifah pertama yang menamakan dirinya dengan amirul mukminin, ia
meruupakan orang yang pertama kali emenulis penanggalan Islami diawali dari hijrah
Rasulullah. Dia yang pertama kali mendirikan Baitul Mal. Yang pertama kali memerintahkan
sholat teraweh secara berjamaah di bulan Ramadhan, yang pertama kali mengawasi kondisi
rakyatnya di malam hari, yang pertama kali menghukum oranh yang menghujat, yang pertama
kali menghukum peminum khamr dengan 80 deraan, yang pertama kali melarang kawin
mut’ah, yang pertama kali melarang menjual ummul walad, yang pertama kali mengumpulkan
orang untuk melakukan sholat jenazah secara bersamaan dengan 4 kali takbir, yang
membangun kantor-kantor administrasi, dab yang pertama kali membangun kota-kota besar.
Umar yang membongkar Masjid Nabawi dan memperluasnya serta melempari lantainya
dengan batu-batu kerikil dan Umar jugalah yang mengusir orang-orang Yahudi dari Hijaz ke
Syam dan mengusir orang-orang Najran ke Kufah. Dan Umar juga yyang menempatkan
maqam Ibrahim pada posisinya yang kita lihat hingga sekarang. Maqam Ibrahim saat itu
menempel dengan Ka’bah.
Dikutip dari tarekh khulafa’ AL-kabir dan Al-Hakim meriwayatkan dari jalur Ibnu
Syihab bahwa Umar bin Abdul Aziz bertanya kepada Abu Bakar bin Sulaiman bin Abi
Hatsman untuk apa dia menulis surat “dari khalifah Rasulullah SAW” di zaman Abu Bakar,
dan penulisn dari “khalifah Abu Bakar.” Lalu siapa yang pertama kali menulis @dari amirul
mukminin.” Abu Bakar bin Sulaiman berkata: As-Syifa’ yaitu seorang wanita Muhajirat
berkata bahwa setiap menulis surat, Abu Bakar akan memulainya dengan kalimat: “dari
khalifah Rasulullah.” Sedangkan umar memulai dengan “dari khalifah khalifah Rasulullah.”
Hingga suatu waktu Umar menulis surat kepada pejabat di Irak dan masyarakatnya. Pejabat itu
mengutus Lubaid bin Rabi’ah dan ‘Adi bin Htim kepada Umar. Keduanya lalu menuju
Madinah dan masuk Masjid Nabawi. Kedua orang tdi bertemu dengan ‘Amr bin Al-‘Ash.
Mereka berkata, “bantulah kami untuk meminta izin kepada Umar hingga kami dapat bertemu
dengan Amirul Mukminin.” ‘Amr bin Al-‘Ash berkata, “demi Allah, nama yang kalian berdua
katakan adalah sangat cocok untuk Umar.” Kemudian Amr masuk menemui Umar. Dia
berkata, “ assalamu’alaika ya Amirul Mukminin.” Umar berkata, “apa yang terdetik di benak
anda dengan nama ini? Beritahukanlah kepadasaya apa yang mendorongmu unutk memangil
3
saya dengan nama tadi.” Imam An-Nawawi berkata: gelar amirul mukminin diberikan oleh
Adi bin Hatim dan Lubaid bin Rabi’ah tatkala mereka berdua dtang menemui Umar sebagai
utusan dari Irak. Disebutkan juga bhawa gelar tersebut pertama kal diberikan oleh Al—
Mughirah bin Syu’bah. Ada juga yang megatakan bahwa Umar berkata di hadapan kaum
mukminin: kalian adalah kaum mukmminin dan saya adalah amir kalian. Maka setelah itu dia
dipangil dengan sebutan Amirul Mukminin. Sebelumnya dia disebut dengan khalifah-khalifah
Rasulullah. Mereka kemudian mengganti nma yang panjang ini dengan sebutan Amrul
Mukminin.1
B. Ekspansi
1. Pembebasan Persia
Pada akhir masa kepemimpinan khalifah Abu Bakar, tampuk pimpinan tentara
Islam setelah keberangkatan Khalid bin Walid ke Syam diberikan kepada Al-Mutsana
bin Haritsah. Pada kesempatan itu, persia berusaha megusir pasukan Islam di kota
negeri Irak yang telah berhasil ditaklukkan. Persia berusaha menyebarkan fitnah dan
provokasi untuk memberontak kepada Islam. Orang-orang persia dan nasrani arab yang
sebeluumnya tunduk menjadi terhasut dengan provokasi tersebut. Sisa tentara Islam
yang berada dibawah komando Al-Mutsana terdesak sehingga harus bertahan di
sejumlah daerah yang tidak berpenduduk dan bergabung di dekat Al-Hijrah. Al-
Mutsanna kemudian mengirimkan utusan ke Madinah untuk meminta tambahan
personil tentara guna melanjutkan pembebasan daerah di Irak. Abu bakar ketika itu
tengah sakit dan akhirnya meninggal dunia. Abu Bakar memberikan wasiat kepada
khalifah setelahnya yang kemudian dipegang oleh Umar untuk mengirimkan bala
bantuan ke Irak dan untuk sesegera mungkin merealisasikannya serta tidak perlu
merisaukan kematiannya.
Setelah Abu Bakar meniggal dunia, Umar segera mengirimkan asukan di bawah
pimpinan Abu Ubaidah bin Mas’ud Ats-Tsaqafi. Sesampainya Abu Ubaidah di Irak,
dia langsung melakukan konfrotansi dengan persia dn nasrani arab, dalam beberapa
kejadian perng yang kesemuanya dimenangkan oleh tentara Islam.
1
Imam As-suyuthi, Tarikh Khulafa’, ed. Imam Sulaiman (jakarta timur: pustaka al-kautsar, 2000).
4
2. Perang Al Jisr (jembatan) pada bulan sya’ban 13 H.
Setelah pasukan Persia brhasil dikalahkan oleh Abu Ubaidah dan Al-Mutsana
bin Hritsah dalam sejumlah peperangan. Pasukan Persia kemudian mempersiapkan
pasukan besa dan memilih jenderalnya yang terbaik sebagai komandan pasukan. Persia
mengarahkan pasukan besar ini untuk mneghadapi tentara Islam di daerah Qiss An-
Natiq. Bertemulah pasukan prsia dengan tentara islam di dekat sungai eufrat. Sungai
eufrat menjadi pemisah merka. Pasukan persia berkata kepada tentara islam “apakah
kami yang akan menyebrang dan menyerang kalian ataukah kalian yang akan
menyebrang dan menghampiri kami?” tentara islam memberikan usull kepada Abu
Ubaidah untuk menunggu saja dan membiarkan pasukan persia menyebrang dan
menyerbu. Tetapi Abu Ubaidah berkata “mereka tidak lebih berani atas kematian
daripada kita. Kitalah yang akan menyebrang dan menyerang mereka!”2
Lalu tentara islam pun menyebrang dan terjadilah prang sengit antara tentara
Islam melawan pasukan Persia. Dalam perang ini gajahh membawa keuntungan besar
bagi pasukan Persia karena banyak tentara Islam terluka dan terbunug di bawah kaki-
kaki gajah. Kemudian tentara Islam mencoba bertahan di jembatan tetapi berhasil
dikepung oleh pasukan Persia. Sebagian tentara Islam tanpa komando dari sang
pemimpin memotong jembatan agar mereka aman tetapi hal tersebut mengakibatkan
sebagian besar pasukan Islam tenggelam. Untunglah Al-Mutsana bersama tentara Islam
yang lainnya berhasil menyambng kembali jembatan itu sehingga sebagian tentara
islam lainnya berhasil menyebrang sungai.
Perang ini adalah kekalahan pertama kubu Islam atas persia, meskipun jumlah
korban pada pasukan persia 5 ribu orang lebih dan jumlah korban kubu islam berjumlah
4 ribu orng. Setelah perang tersebut, Al-Mutsana bin Haritsah mulai melakukan
penyerangan terhadap persia melalui sejumlh peperangan untuk mengembalikan
kehormatan Islam. Setelah tentara Islam koyak dalam perang jembatan, dalam waktu
yang sama Al-Mutsana mengirim surat kepada Umar bin Khattab untuk mengirimkan
tambahan pasukan ke Irak.
2
Abdul Aziz, Penaklukan Dalam Islam, ed. Muhammad Hariyadi (Jakarta: darus sunnah press, 2013).
5
3. Perang Qadisiyah tahun 14 H.
Sesampainya Sa’ad di Irak dengan membawa 4 ribu orang pasukan, Jarir bin
Abdullah bergabung dengan tentra kaum muslmin sedangkan Mutsana meninggal
dunia dikarenakan luka yang di dapatinya dalam peperangan sebelumnya. Namun
sebelum meninggal, Mutsana meninggalkan pesan penting untuk Sa’ad tentang cara
memerang persia dan jalan terbaik untuk mengalahkan mereka.
Sebelum perang meletus, rustum meminta seorang utusan dari pasukan islam
untuk berunding secara langsung. Kemudian Rib’I bin Amir menjadi utusan dari kaum
mukmin. Dalam pertemuan itu rustum melakukan berbagai persiapan seperti
menyiapkan singgasananya dengan bantal-bantal yang di poles emas dan sutra, dia juga
memamerkan perhiasannya dengan membentangkannya kemudian rustum duduk di
tengah-tengah perhiasan diatas singgasana tersebut. Kemudian Rib’I menemui Rustum
dengan mengenakan pakaian lusuh dan bertambal serta menaiki seekor kuda kecil
seraya membawa pedang.
6
sejumlah gajah karena pada perang sebelumnya terlihat efektif dan membawa
kemenangan di pihak mereka.
Pada hari pertama gajah berhasil memberkan damak positif pada tentra persia
karena kuda-kud islam menjadi takut dan tidak berani bergerak maju, kemudia kaum
muslimin memberanikan diri untuk berjalan kaki dan cara tersebut efektif mekipun
berbahaya. Mereka berhasil menjatuhkan penunggang-penunggang gajah dan para
komandonya sehingga gajah-gajah tersebut tercerai berai. Pada hari itu tentara islam
mengalami korban sebanyak 500 tentara dan perang ini dijuluki sebagai hari armats.
Pada hari berikutnya, tentara bantuan kaum muslimin datang dari negeri Syam
yang di piimpin oleh Hasyim bin Utbah bin Abu Waqqas. Pasukan tersebut dikepalai
oleh Al-Qa’qa’ bin Amr At-Tamimi. Qa’qa’ membagi tentaranya kedalam kelompk
yang berisi 10 orang. Hal ini bertujuan agar jumlah pasukannya tetap saat serangan
yang telah ditentukan waktunya tiba. Mereka menerbangkan debu yang sangat banyak
supaya pasukan persia mengira jumlah tentara islam sangat banyak. Trik ini tentunya
berhasil sehingga membuat tentara persia ketakukan, di lain sisi tekad tentara islam
semakin kuat. Keuntungan tersebut membuat Qa’qa’ dan pasukannya masuk ke tengah-
tengah medan perang dan memudahkannya membunuh beberapa pemimpin besar
Persia. Untuk menghindari debu yang berterbangan, pasukn islam mengikatkan dirinya
dengan unta yang dinaikinya dan menutupinya dengan kantong sekaligus
mengarahkannya ke arah kuda persia. Pasukan persia pun berlarian dan hari itu disebut
dngan hari agwats (bala bantuan).
Pada hari ketiga atau hari umas, pasukan persia kembali memanfaatkan gajah
dan metode tersebut berhasil melukai banyak umat islam. Akan tetapi pasukan islam
melawan gajah tersebut dengan menyerang mata dan belalainya sehingga gajah-gajah
tersebut lari meninggalkan medan perang. Perang terus berkecamuk hingga malam hari
dan malam itu disebut dengan malam al harir. Ternyata perang tak kunjung usai hingga
waktu dzuhur tiba, pasukan persia melarikan diri dari medan perang, termasuk
pemimpinnya, rustum. Namun usaha melarikan diri rustum gagal karena dibunuh oleh
seorang tentara islam yang mengejarnya. Dan perang ini di menangkan oleh pasukan
islam.
Peran ini merupakan perang terpenting karena dalam perang tersebut pasukan
tebaik persia bergabung menjadi satu namun kemudian kalah. Kekalahan ini
7
memberikan efek yang besar terhadap keyakinan yang dimiliki persia. Kemudian
tentraa-tentara islam mampu merebut kembali daerah—daerah yang dikuasai persia.
Dari perang ini pasukn islam juga memperoleh banyak ghanimah dan senjara yang
dapat dimanfaatkan untuk membuka daerah baru.
Tentara Islam sampai di kota Madain, kini jarak mereka dengan kota Madain
hanyalah terpisahkan oleh sungai Tigris, karena tentara Persia telah menghancurkan
jembatan penghubung ke kota Madain. Selama beberapa bulan tentara Islam
mengepung kota tersebut. Sambil melakukan pembebasan di daerah sebelah barat dari
kota itu. Sementara orang-orang Persia selama pengepungan berusaha mengosongkan
Kota Madain dari harta simpanan dan tabungan mereka, sedangkan Yazdajir, sang raja
Persia, dalam kesempatan yang sama memilih untuk melarikan diri karena ketakutan.
Penyerangan terhadap kota Madain ini dilakukan dengan perhitungan yang sangat
matang Di bawah pimpinan Sa’ad bin Abu Waqqas, akhirnya tentara Islam
menyeberangi sungai dengan keyakinan mampu menguasai kota, dan dapat mengusir
mereka yang ketakutan. Di bawah pimpinan Sa’ad bin Abu Waqqas ini, tentara Islam
dapat mudah memasuki kota. Tentara kemudian bergerak menuju Istana Putih, tempat
Istana Kisra berada. Masuklah Sa’ad ke dalam istana tersebut dengan merendah dan
tunduk kepada Allah Ta’ala, sambil membaca firman Allah Ta’ala di QS. Ad-Dukhaan
(44): 25-29.
Sa’ad juga mengumandangkan adzan sebagai bukti bahwa kalimat tauhid telah
ada dalam istana itu. Dia juga memadamkan api yang telah menjadi sesembahan orang-
orang majusi serta mendirikan shalat berjama’ah di tempat itu. Pada penyerangan ini,
tentara Islam berhasil memperoleh harta ghanimah yang sangat banyak, sehingga
8
seperlima dari keseluruhan harta tersebut dikirimkan ke Madinah. Ketika Umar melihat
harta rampasan tersebut dia berkata. “Mereka telah menyiapkan harta sebanyak ini
pastilah untuk tujuan kemakmuran.” Maka Ali berkata kepada Umar. “Sungguh engkau
telah menjaga kebersihan dirimu dari gila harta, maka rakyatmu pun melakukan hal
yang sama. Tetapi seandainya dirimu berprilaku mewah, maka tentu mereka pun akan
menirunya.”
Kemudian tentara Islam menempati kota Madain selama beberapa bulan. Dari
kota tersebut, tentara Islam dapat melakukan pembebasan beberapa daerah, sehingga
mampu menguasai Jalwala’, Mosul, Tikrit dan kota-kota lainnya.
Tentara Islam telah memilih dua daerah penting setelah Madain untuk mereka
kuasai, yaitu dua daerah yang berada di Irak. Mereka ingin menguasai Kufah dan
Bashrah. Bergeraklah tentara Islam ke dua kota tersebut, untuk menyempurnakan
pembebasan kerajaan Persia. Sebelum mereka berangkat, telah diputuskan bahwa
Salman Al-Farisi adalah orang yang diberi tanggung jawab sebagai pemimpin dan
pendakwah bagi masyarakatnya sendiri (karena Salman berasal dari Persia).
Pada 19 H tentara islam berhasil menguasai kota Basrah dan Kufah. Setelah itu
tentara Isllam mulai bergerak kembali melanjutkan pembebasan. Dan adapun raja
persia dalam keadaan ketakutan dan berkelana ke negeri timur persia dan berusaha
menghimpun pasukan untuk menghalau tentara islam. Hingga akhirnya Yazdajir
berhasil menghimpun 100 ribu pasukan untuk menyerang kaum muslimin. Umar
mengetahui rencara tersebut dan menyiapkan pasukan islam untuk perang yang akan
terjadi. Umar ingin dirinya sendiri yang memimpin perang tetapi penasehatnya
memintanya untuk tetap berada di Madinah karena mereka berpendapat itu pilihan yang
tepat bagi kaum muslimin. Maka Umar pun memilih Nu’aim bin Muqrin Al-Muzani
sebagaii panglima perangnya.
9
dengan persia dan menampakkan kekalahan. Tujuannya agar pasukan persia mau
keluar dari benteng. Rencara tersebut berjalan lancar, tentara Islam dan pasukan persia
bertempur, lalu tentara islam menampakkan usaha lari dari medan perang. Pasukan
persia terpancing dan mereka keluar dari benteng. Ketika mereka telah keluar
seppenuhnya dari benteng, secara tiba-tiba tentara islam mengelilingi mereka dan
terjadilah perang yang dahsyat.
Pada awal perang, Nu’aiman terbunuh, meskipun pada akhirnya tentara islam
berhasil menang. Orang-orang persia yang masih berada di dalam benteng akhirnya
menyerah dan berdamai dengan tentara Islam. Sementara itu Yazdajir lari tunggang
tanggung menuju ke arah timur. Perang ini tercatat sebagai perang terbesar yang
terakhir dalam rangka pembebasan negeri persia. Oleh sebab itu perang ini disebut
sebagai Fathul Futuh (pembuka bagi kemenangan).
6. Pembebasan Syam
Suatu malam penduduk damaskus sibuk dengan sebuah upacara dan kesempatn
tersebut dimanfaatkan oleh Khalid bin Walid. Dia bersama sekelompok tentara yang
pemberani berenang memnyeberangi sungai yang dingin hingga mereka sampai di sisi
kota yang tidak banyak dijaga tentraa musuh. Khalid dan pasukannya lalu menyandarka
tangga di tembok dan menaikinya. Sesampainya di atas, Khalid bertakbir dan diikuti
10
oleh pasukan yang masih berada di luar. Penduduk damaskus kaget, kemudian Khalid
dan pasukannya turun dan berperang hingga mereka berhasil membuka gerbang
damaskus untuk masuknya tentara kaum muslimin. Hal itu membuat para pejabat kota
berlari menuju ke pintu lainnyan, tapi pada akhirnya para pejabat itu meminta
perdamaian keapda Abu Ubaidah.
11
Setelah menetapkan pemerintahan di kota Homs, Abu Ubaidah mengirimkan
pasukan di bawah pmpinan Khalid bin Walid menuju Qansarin. Kedatangan tentara
islam menjadikan penduduk Qansarin berlindung dibalik benteng mereka. Kemudian
Khalid berbicara kepada merreka “sungguh seandainya kalian semua berada di atas
awan, niscaya Allah akan mengangkat kami ke atas sana atau kalian yang akan
diturunkan kepada kami.” Maka penduduk Qansarin pun merasakan keteguhan hati
tentara islam untuk membuka kota Qansarin dan Allah menimpakan rasa takut pada diri
mereka sehingga mereka meminta perdamaian dan membayar pajak. Setelah berhasil
menaklukkan Qansarin, pasukan islam melanjutkan pembebasan daerah-daeraha pantai
dan utara negeri syam.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Umar bin Khattab dilahirkan di Makkah dan berasal dari suku ‘aidy yang termasuk
rumpun Quraisy. Nama lengkapnya adalah Umar bin Khattab bin Nufail bin Abdul Uzza bin
Rabbah bin Abdullah bin Qurt Razzah bin Adiy bin Ka’ab bin Lu’ay. Dilahirkan setelah 13
tahun nabi dilahirkan. Ayahnya Khattab bin Nufal Al Quraisy dan garus keturunannya bertemu
dengan garis keturunan Rasulullah pada Ka’ab bin Lu’ay. Ibunya bernama Hantamah binti
Hasyim bin Mughira bin Abdillah bin Amr bin Mahzum.
Umar adalah khalifah pertama yang menamakan dirinya dengan amirul mukminin, ia
meruupakan orang yang pertama kali emenulis penanggalan Islami diawali dari hijrah
Rasulullah. Dia yang pertama kali mendirikan Baitul Mal. Yang pertama kali memerintahkan
sholat teraweh secara berjamaah di bulan Ramadhan, yang pertama kali mengawasi kondisi
rakyatnya di malam hari, yang pertama kali menghukum oranh yang menghujat, yang pertama
kali menghukum peminum khamr dengan 80 deraan, yang pertama kali melarang kawin
mut’ah, yang pertama kali melarang menjual ummul walad, yang pertama kali mengumpulkan
orang untuk melakukan sholat jenazah secara bersamaan dengan 4 kali takbir, yang
membangun kantor-kantor administrasi, dab yang pertama kali membangun kota-kota besar.
Umar yang membongkar Masjid Nabawi dan memperluasnya serta melempari lantainya
dengan batu-batu kerikil dan Umar jugalah yang mengusir orang-orang Yahudi dari Hijaz ke
Syam dan mengusir orang-orang Najran ke Kufah. Dan Umar juga yyang menempatkan
maqam Ibrahim pada posisinya yang kita lihat hingga sekarang. Maqam Ibrahim saat itu
menempel dengan Ka’bah.
13
DAFTAR PUSTAKA
As-suyuthi, Imam. Tarikh Khulafa’. Edited by Imam Sulaiman. jakarta timur: pustaka al-
kautsar, 2000.
Aziz, Abdul. Penaklukan Dalam Islam. Edited by Muhammad Hariyadi. Jakarta: darus
sunnah press, 2013.
14