Anda di halaman 1dari 3

BUKU JAWABAN TUGAS MATA

KULIAH TUGAS 3

Nama Mahasiswa : Ana Masrurotul Jannah

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 044109295

Kode/Nama Mata Kuliah : PBIN 4213/Puisi

Kode/Nama UPBJJ : Yogyakarta

Masa Ujian : 2022/23.2(2023.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
1. Parafrase puisi “Cintaku Jauh di Pulau”
(gadis) Cintaku (berada) jauh di pulau (lain),
Gadis (yang) manis, sekarang (sedang) iseng sendiri
(Ketika) Perahu (telah) melancar, (saat) bulan memancar,
di leher(nya) (ingin) kukalungkan ole-ole buat si (gadis) pacar(ku itu).
angin membatu (perjalanan perahu), laut terang (oleh cahaya bulan), tapi terasa
aku tidak ‘kan (pernah) sampai padanya.
Di (saat) air (laut) yang tenang, di (saat) angin (bertiup) mendayu,
di (saat) perasaan (rindu) penghabisan segala (rasa, perahu) melaju
(saat perahu berlayar justru) Ajal (sedang) bertakhta, sambil berkata:
“Tujukan perahu ke pangkuanku saja”.
Amboi! Jalan (untuk menuju ke arah cintaku) sudah bertahun kutempuh!
Perahu yang (kunaiki) bersama ‘kan merapuh!
Mengapa (justru) Ajal (yang) memanggil (ku) dulu
Sebelum sempat (aku bertemu dan) berpeluk dengan cintaku?!
(gadis) Manisku (tetap) jauh di pulau,
kalau ‘ku mati,(dan tak sempat bertemu), (sampai) dia mati (akan mati) iseng sendiri.

Gadis cintaku sedang berada jauh di pulau lain. Gasis yang sangat manis itu sedang menungguku
sendirian. Ketika perahu yang kusiapkan untuk menemui sudah berlayar, di saat bulan memancarkan
cahayanya. Aku berangkat menemuinya dengan membawakan kalung dan oleh-oleh untuknya. Laut
sangat tenang, anginpun membantu dengan menuip perahu ke arah tujuan. Laut sangat tenang, angin
pun membantu dengan meniup perahu ke arah tujuan. Laut pun sangat tenang. Tapi aku justru merasa
tidak akan pernah sampai kepadanya.
Saat laut tenang dan perasaan sangat rindu, justru merasa aku akan segera mati. Padahal jalan kulalui
untuk menemui gadis cintaku sudah lama kutempuh, sudah bertahun-tahun. Tapi upaya yang selama
ini bersama angan-angan rindu dan oleh-oleh yang telah kusiapkan sepertinya akan hancur. Mengapa
harus bertemu ajal sebelum bertemu dengan cintaku. Gadis manisku sendiri, dan tetap sendiri. Jika
aku mati diapun akan sendiri sampai mati.

2. Puisi bertema religi


Selaksa Rindu Muhammad
Karya : Ana Masrurotul Jannah

Dalam tengadah tanganku


Sehabis lima waktu
Atau di sepertiga malamku
Selalu aku mengemis bertemu denganmu

Ketika matahari sepenggalah naik


Namamu selalu terselip dalam hening sujudku
Manusia paripurna
Yang kucinta meski tak pernah bersua

Manusia berakhlak sempurna


Yang kurindu meski yang kudengar hanya sirahmu
Sang Maha Guru
Yang mengajarkan bagaimana selayaknya penghambaan
Yang menuntun kami dalam terbata-bata mengenal Rabbnya
Ummati, ummati, ummati
Bahkan yang kau ingat menjelang akhir hidupmu adalah kami
Yang tak pernah kau jumpai
Maka izinkan aku memohon pada Sang Wujud
Pertemukanku denganmu, kekasih hati
Cinta sejati seluruh manusia di bumi
Muhammad

Anda mungkin juga menyukai