Anda di halaman 1dari 7

ANALISIS PUTUSAN HAKIM TENTANG KEWARISAN DI PENGADILAN AGAMA

KABUPATEN KEDIRI
OUTLINE THESIS

Diajukan Kepada Program Studi Magister Hukum Keluarga Islam


Fakultas Syari’ah UIN Maulana Malik Ibrahim Malang
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Magister Dalam Hukum Keluarga Islam

OLEH :

RADIFA ISNAIN NAFILA


220201210017

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARI’AH

UIN MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG

2023
A. LATAR BELAKANG

Dua hal yang tidak dapat dipisahkan dari manuasia adalah kehidupan dan
kematian. Dalam kehidupan, manusia memiliki hubungan dengan Tuhannya dalam bentuk
ibadah sesuai dengan agama masing-masing, hubungan dengan dirinya dan hubungan
dengan manusia lain atau yang sering diistilahkan dengan muamalah. Bentuk muamalah
ini sangat bermacam-macam contohnya jual beli, pinjaman, titipan dan lain sebagainya.
Namun, dalam hal kematian manusia akan meninggalkan harta dan diwariskan kepada
ahli warisnya. Kematian merupakan hal yang akan dialami setiap orang.

Dalam pembagian warisan, kita akan menemui berbagai hukum dan cara yang
berlaku dalam masyarakat khususnya di Indonesia. Indonesia sangat menarik karena
memiliki luas wilayah yang banyak, terbagi menjadi pulau besar yaitu Kalimantan, Papua,
Sulawesi, Nusa Tenggara, Bali, Jawa dan Sumatra. Setiap daerah memiliki masyarakat
yang beragam baik agama, suku, dan adat. Setiap agama memiliki cara pembagian waris
yang berbeda-beda, selain itu mereka juga memiliki adat yang berbeda pula, dengan
demikian tata cara pembagian warisan akan berbeda pula dalam setiap keluarga sesuai
dengan latar belakang masing-masing.

Pembagian warisan dengan cara damai hanya memerlukan salah seorang yang ahli
dalam membagi warisan. Namun, tidak sedikit keluarga yang mengalami kendala dalam
membagi warisan dan membawanya ke ranah pengadilan. Pengadilan tingkat pertama
adalah Pengadilan Agama untuk yang beragama Islam dan Pengadilan Negeri untuk
umum terutama selain yang beragama Islam. Mereka membawa kasus mereka ke
pengadilan untuk mendapat putusan dari hakim. Penulis ingin meneliti salah satu putusan
hakim dengan kasus waris.
B. ISU HUKUM

Masalah Hukum yang akan dibahas oleh peneliti adalah masalah yang berkaitan
dengan hukum keluarga Islam. Hukum Keluarga Islam terdiri dari dua pembahasan besar
yaitu pernikahan dan kewarisan. Dalam pembahasan pernikahan terdapat tiga fase yaitu
sebelum pernikahan, dalam pernikahan, serta setelah nikah atau putusnya pernikahan.
Fase sebelum pernikahan terdapat beberapa aspek yaitu khitbah atau melamar sampai
pada proses akad. Fase dalam pernikahan seperti nafkah, hadonah atau pengasuhan anak,
dan lain-lain. Fase ketiga adalah setelah menikah atau putusnya pernikahan, baik
dikarenakan meninggal atau cerai. Hal-hal tersebut yang menjadi ruang lingkup penelitian
dalam pernikahan.

Sedangkan dalam hal kewarisan dapat meneliti hukum BW kewarisan, hukum


Islam kewarisan dan hukum adat kewarisan. Hukum BW ini bisa meneliti undang-undang
yang berlaku baik di Indonesia, Asia, maupun negara-negara lain. Hukum kewarisan
Islam dibagi menjadi hukum yang menganut mazhab syiah dan hukum yang menganut
mazhab sunni. Selain itu dapat membandingkan penerapan hukum kewarisan Islam di
berbagai negara Islam salah satunya Timur Tengah.

Indonesia merupakan Negara dengan luas wilayah luar biasa dan berbentuk
kepulauan, setiap pulau memiliki daerah dan adat yang beranekaragam. Begitu pula
hukum waris yang berlaku, menyesuaikan dengan adat masing-masing. Ada yang
memiliki jalur keluarga dengan patriarki dan matriarki, terdapat artikel tentang hukum
waris adat contohnya membahas hukum waris adat dalam sistem kekerabatan patrilineal,
hukum waris adat di Bali, hukum waris adat Jawa Barat, hukum waris adat ambon,
hukum waris adat gorontalo dan lain sebagainya.

Banyak kasus waris baik itu kasus waris Islam, kasus waris adat, maupun kasus
waris dengan undang-undang BW yang mengalami kendala. Kemudian, kasus sengketa
mereka didaftarkan ke Pengadilan untuk menerima mediasi dan putusan hakim. Penulis
akan meneliti tentang hukum waris dengan melihat dan menganalisis putusan hakim di
Pengadilan Agama Kabupaten Kediri.

C. METODE PENELITIAN

Objek penelitian ini adalah kewarisan. Sumber data penelitian ini diperoleh dari
data primer yaitu putusan hakim dalam hal kewarisan pada Pengadilan Agama Kabupaten
Kediri. Sumber data sekunder diperoleh dari buku dan jurnal yang berkaitan dengan
kewarisan dan studi putusan warisan. Metode analisis data pada penelitian ini adalah studi
kepustakaan yaitu dalam artikel setiawan studi kepustakaan adalah segala usaha yang
dilakukan oleh peneliti untuk menghimpun informasi yang relevan.1

Dalam artikel Moto teknik pengumpulan data dengan studi kepustakaan adalah
sebuah kegiatan mengumpulkan bahan-bahan yang berkaitan dengan penelitian yang
berasal dari buku, jurnal-jurnal ilmiah, literatur-literatur dan publikasi-publikasi lain yang
layak dijadikan sumber untuk penelitian yang akan diteliti penulis, dengan cara
mendeskripsikan dan menguraikan data tersebut melalui beberapa pendapat para ahli.2

Metode yang kedua adalah Studi Putusan Pengadilan Agama Kabupaten Kediri,
Metode ini merupakan metode penelitian hukum normatif, Dalam artikel Harefa
penelitian hukum normatif adalah suatu prosedur penelitian ilmiah untuk menemukan
kebenaran berdasarkan logika keilmuan hukum, melalui sisi normatifnya dengan
pendekatan kasus.3

1
samhis setiawan, “Studi Kepustakaan Adalah,” 5 januari, 2023.
2
Maklonia Meling Moto, “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Dalam Dunia Pendidikan,” Indonesian
Journal of Primary Education 3, no. 1 (2019), https://doi.org/10.17509/ijpe.v3i1.16060.
3
Naomi Sari Kristiani Harefa et al., “Dasar Pertimbangan Hakim Terhadap Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan
Oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS): Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Medan Nomor:
73/Pid.Sus-TPK/2018/PN.Mdn,” SIGn Jurnal Hukum 2, no. 1 (2020), https://doi.org/10.37276/sjh.v2i1.68.
D. PENELITIAN TERDAHULU
Terdapat artikel yang menerangkan tentang kewarisan diantaranya, pertama artikel
Israfil tentang Legitime Portie Zhawil Furudh Menurut Kewarisan KUHPerdata dan
Hukum Kewarisan Islam4. Kedua, artikel Aditya Kedudukan Ahli Waris Perempuan
Dalam Hukum Waris Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata 5. Ketiga, artikel
Listyowati tentang Kedudukan Anak Luar Nikah terhadap Hak Waris Tanah Ditinjau dari
Hukum Perdata6. Keempat, artikel Puteri mengenai Akibat Hukum Penguasaan Tanah
Warisan oleh Bukan Ahli Waris Berdasarkan KUHPerdata7.

Kelima, artikel Ardianti Pelaksanaan Pengurusan Surat Keterangan Waris


Terhadap Tiga Golongan Penduduk Di Indonesia Setelah Berlakunya Pma Nomor 16
Tahun 2021 Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Menteri Agraria/Kepala Badan
Pertahanan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah (Studi Di Kota
Semarang)8. Keenam, artikel Febriawanti membahas Dinamika Hukum Waris di
Masyarakat Bali Pada Masa Sekarang 9. Ketujuh, artikel Walangadi tentang Penyebab
Mendapat dan Tidak Mendapat Warisan Menurut Hukum Waris Islam10.

4
Israfil Israfil, Muzakir Salad, and Aminullah Aminullah, “Legitime Portie Dan Zhawil Furudh Meurut Hukum
Kewarisan Kuhperdata  Dan Hukum Kewarisan Islam,” Jurnal Ilmiah IKIP Mataram 8, no. 1 (2023).
5
Ananda Achjar Aditya, Faldi Nando Aditiya, and Patricia Sina Iwi, “Kedudukan Ahli Waris Perempuan Dalam
Hukum Waris Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata,” Jurnal Syntax Fusion 3, no. 01 (2023),
https://doi.org/10.54543/fusion.v3i01.242.
6
Maria Yosepin Endah Listyowati, Ferry Fauzi, and Teguh Rahayu, “Kedudukan Anak Luar Nikah Terhadap Hak
Waris Tanah Ditinjau Dari Hukum Perdata,” JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan 6, no. 2 (2023),
https://doi.org/10.54371/jiip.v6i2.1626.
7
Alya Afifah Puteri and Lina Jamilah, “Akibat Hukum Penguasaan Tanah Warisan Oleh Bukan Ahli Waris
Berdasarkan KUHPerdata,” Bandung Conference Series: Law Studies 3, no. 1 (2023),
https://doi.org/10.29313/bcsls.v3i1.5082.
8
Elisabeth Oktiviani Kumala Ardianti, “Pelaksanaan Pengurusan Surat Keterangan Waris Terhadap Tiga Golongan
Penduduk Di Indonesia Setelah Berlakunya Pma Nomor 16 Tahun 2021 Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan
Menteri Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah (Studi Di Kota Semarang),” JURNAL HUKUM,
POLITIK DAN KEKUASAAN 3, no. 2 (2023), https://doi.org/10.24167/jhpk.v3i2.7193.
9
Dinta Febriawanti and Intan Apriyanti Mansur, “Dinamika Hukum Waris Adat Di Masyarakat Bali Pada Masa
Sekarang,” Media Iuris 3, no. 2 (2020), https://doi.org/10.20473/mi.v3i2.18754.
10
Gibran Refto Walangadi, Berlian Manoppo, and Muhammad Hero Soepeno, “Penyebab Mendapat Dan Tidak
Mendapat Warisan Menurut Hukum Waris Islam,” Lex Privatum IX, no. 1 (2021).
Terdapat artikel yang membahas tentang studi putusan waris. Pertama, artikel
Zuhroh tentang Konsep Ahli Waris dan Ahli Waris Pengganti: Studi Putusan Hakim
Pengadilan Agama11. Kedua, artikel Ilham Mediasi Dalam Penyelesaian Sengketa Waris:
Studi Putusan No.181/Pdt. G/2013/PA.Yk12. Ketiga, artikel Muammar
Pertanggungjawaban Pidana Notaris Dalam Pemalsuan Akta Keterangan Waris: Studi
Kasus Putusan No.259/PID.B/2015/PN.CJR13. Keempat, artikel Gustiani mengenai
Bagian Ahli Waris Mawani Dalam Memperoleh Wasiat Wajibah Menurut Hukum Waris
Islam di Indonesia (Studi Kasus Putusan Pengadilan Agama Kabanjahe Nomor
2/PDT.G/2011/PA-KBJ)14.

Kelima, artikel Hendrawan tentang Kedudukan Waris Anak di Luar Nikah (Studi
Komparasi Antara Putusan Mahkamah Konstitusi dengan Fatwa Majelis Ulama
Indonesia)15. Keenam, artikel Komariyah mengenai Implikasi Perbuatan Melawan Hukum
Perjanjian Pengikatan Jual Beli Oleh Ahli Waris (Studi Kasus Putusan Nomor
25/PDT.G/PN.LMG Jo Putusan Nomor 833 PK/PDT/2018)16. Ketujuh, artikel Daud
tentang Analisis Putusan Hakim Terhadap Ahli Waris yang Berbeda Agama Dalam
Perspektif Syara’: Studi Kasus No.1803/PDT.G/2011/PA. SBY.17 Oleh karena itu, belum

11
Diana Zuhroh, “KONSEP AHLI WARIS DAN AHLI WARIS PENGGANTI: Studi Putusan Hakim Pengadilan
Agama,” Al-Ahkam 27, no. 1 (2017), https://doi.org/10.21580/ahkam.2017.27.1.1051.
12
Rini Fahriyani Ilham and Ermi Suhasti, “MEDIASI DALAM PENYELESAIAN SENGKETA WARIS: Studi
Putusan No. 181/Pdt. G/2013/PA.Yk,” Al-Ahwal: Jurnal Hukum Keluarga Islam 9, no. 1 (2017),
https://doi.org/10.14421/ahwal.2016.09105.
13
Ramon Agyl Muammar, Ani Triwati, and Muhammad Iftar Aryaputra, “PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA
NOTARIS DALAM PEMALSUAN AKTA KETERANGAN WARIS: STUDI KASUS PUTUSAN NO.
259/PID.B/2015/PN.CJR,” Semarang Law Review (SLR) 1, no. 2 (2022), https://doi.org/10.26623/slr.v1i2.2761.
14
Karina Fairuza Gustiani and Wahyuni Retnowulandari, “BAGIAN AHLI WARIS MAWANI DALAM
MEMPEROLEH WASIAT WAJIBAH MENURUT HUKUM WARIS ISLAM DI INDONESIA (STUDI KASUS
PUTUSAN PENGADILAN AGAMA KABANJAHE NOMOR 2/PDT.G/ 2011/PA-KBJ),” Reformasi Hukum
Trisakti 2, no. 1 (2020), https://doi.org/10.25105/refor.v2i1.10452.
15
Iga Syukrillah Hendrawan, “Kedudukan Waris Anak Di Luar Nikah (Studi Komparasi Antara Putusan Mahkamah
Konstitusi Dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia),” Inklusif (Jurnal Pengkajian Penelitian Ekonomi Dan Hukum
Islam) 4, no. 1 (2019): 47, https://doi.org/10.24235/inklusif.v4i1.3743.
16
OONG KOMARIYAH, “IMPLIKASI PERBUATAN MELAWAN HUKUM PERJANJIAN PENGIKATAN
JUAL BELI OLEH AHLI WARIS (Studi Kasus Putusan Nomor 25/PDT.G/2015/PN.LMG Jo Putusan Nomor 833
PK/PDT/2018),” Otentik’s : Jurnal Hukum Kenotariatan 3, no. 2 (2021): 153–70,
https://doi.org/10.35814/otentik.v3i2.2519.
17
Zakiul Fuady Muhammad Daud, “Analisis Putusan Hakim Terhadap Ahli Waris Yang Berbeda Agama Dalam
Perspektif Syara’: Studi Kasus No.1803/Pdt.G/2011/Pa. Sby.,” Jurnal As-Salam 5, no. 1 (2021): 62–75,
https://doi.org/10.37249/assalam.v5i1.261.
ada penelitian tentang kewarisan dalam putusan hakim di Pengadilan Agama Kabupaten
Kediri.

Anda mungkin juga menyukai