Anda di halaman 1dari 13

Nama : M.

Imam Agus Santoso

NIM : 22110260158

Final Test Examination

Logics & Phylosophy Science

1.a. Berikut pemahaman logika yang saya ketahui:

Logika adalah ilmu yang mempelajari cara berpikir yang benar dan rasional. Hal ini melibatkan
penggunaan argumen, aturan, dan prinsip-prinsip untuk mencapai kesimpulan yang akurat dan
valid. Logika berusaha untuk menghilangkan kesalahan berpikir, ambiguitas, dan inkonsistensi
dalam penalaran.

Berikut ini adalah beberapa konsep dan hal-hal yang ada dalam logika:

a) Argumen
Argumen adalah serangkaian pernyataan yang terdiri dari premis atau asumsi yang
mendukung kesimpulan. Logika mempelajari bagaimana mengevaluasi argumen untuk
menentukan apakah mereka valid atau tidak.
b) Premis
Premis adalah pernyataan yang digunakan sebagai dasar atau asumsi dalam suatu argumen.
Premis tersebut digunakan untuk mendukung atau membuktikan kesimpulan.
c) Kesimpulan
Kesimpulan adalah pernyataan yang ditarik dari premis-premis yang ada dalam suatu
argumen. Kesimpulan tersebut merupakan hasil dari proses berpikir logis.
d) Validitas
Validitas mengacu pada ketepatan logis suatu argumen. Sebuah argumen dikatakan valid jika
premis-premisnya benar, dan jika premis-premisnya benar, maka kesimpulannya juga harus
benar.
e) Kebenaran
Kebenaran berkaitan dengan kesesuaian pernyataan dengan fakta atau realitas. Sebuah
pernyataan dikatakan benar jika sesuai dengan kenyataan atau dapat diverifikasi.
f) Tata hubungan
Logika mempelajari tata hubungan antara pernyataan dan simbol-simbol yang digunakan
untuk merepresentasikan pernyataan tersebut. Misalnya, logika proposisional menggunakan
simbol-simbol untuk menggambarkan hubungan antara pernyataan seperti "dan" , "atau" , dan
"jika... maka..." .
g) Hukum logika
h) Hukum logika adalah aturan-aturan dasar yang harus diikuti dalam berpikir logis. Contoh
hukum logika adalah hukum identitas (A = A), hukum eksklusi ketiga (atau A atau bukan A),
dan hukum non kontradiksi (tidak mungkin A dan bukan A benar secara bersamaan).
i) Deduksi dan induksi
Deduksi adalah proses penarikan kesimpulan yang menggunakan premis-premis yang pasti
benar untuk mencapai kesimpulan yang pasti benar pula. Induksi adalah proses penarikan
kesimpulan yang menggeneralisasi dari contoh atau data yang terbatas menjadi kesimpulan
umum yang mungkin benar.
j) Paradox
Paradox adalah situasi atau pernyataan yang tampaknya bertentangan atau tidak mungkin
tetapi dapat memiliki penjelasan yang logis. Paradox sering digunakan dalam logika untuk
mengilustrasikan inkonsistensi atau kesalahan berpikir.
k) Filsafat logika
Filsafat logika mempertanyakan dasar-dasar logika itu sendiri. Ini melibatkan analisis tentang
konsep-konsep logika, seperti kebenaran, validitas, dan kontradiksi.

Seperti itu, beberapa hal yang ada dalam logika. Logika memiliki peran penting dalam berbagai
bidang pengetahuan, seperti matematika, filsafat, ilmu komputer, dan ilmu pengetahuan lainnya.

1.b.Berikut adalah contoh kalimat yang menunjukkan logika berpikir yang benar:

Premis 1 : Jika cuaca hujan, maka jalan akan basah.

Premis 2 : Hari ini cuaca hujan.

Kesimpulan : Oleh karena itu, jalan akan basah.


Pada contoh yang ada, premis 1 menyatakan bahwa jika cuaca hujan, maka jalan akan basah.
Premis 2 menyatakan bahwa hari ini cuaca hujan. Maka, dengan menggunakan penalaran yang
logis, kesimpulan ditarik bahwa jalan akan basah. Argumen ini mengikuti pola penalaran yang
valid, karena kesimpulan logisnya mengikuti dari premis-premis yang diberikan. Jika premis-
premisnya benar, maka kesimpulannya juga harus benar.

2.a.Objek materi dan objek forma dalam ilmu filsafat dan ilmu komunikasi memiliki
perbedaan. Berikut ini adalah penjelasan masing-masingnya:

1) Ilmu Filsafat
 Objek Materi
Objek materi dalam ilmu filsafat adalah realitas secara umum, yang meliputi berbagai
aspek kehidupan manusia dan alam semesta. Filsafat berusaha memahami alam semesta,
manusia, pengetahuan, etika, keadilan, kebenaran, dan berbagai pertanyaan dasar
mengenai eksistensi dan hakikat dunia.
 Objek Forma: Objek forma dalam ilmu filsafat adalah konsep, ide, dan gagasan yang
melibatkan pemikiran dan penalaran abstrak. Filsafat berusaha untuk mengembangkan
konsep-konsep yang dapat menjelaskan realitas dan menggali pengetahuan secara
rasional melalui argumen logis, penalaran deduktif, dan analisis konseptual.
2) Ilmu Komunikasi:
 Objek Materi: Objek materi dalam ilmu komunikasi adalah proses komunikasi yang
melibatkan transfer pesan antara individu, kelompok, atau organisasi. Ini termasuk
berbagai bentuk komunikasi verbal, nonverbal, tertulis, audiovisual, dan digital. Objek
materi ilmu komunikasi mencakup aspek-aspek seperti pengiriman pesan, media massa,
interaksi sosial, budaya, dan efek komunikasi.
 Objek Forma: Objek forma dalam ilmu komunikasi adalah proses-proses komunikasi itu
sendiri, termasuk penyandi-pesan, saluran komunikasi, dan penyampaian pesan. Ilmu
komunikasi mempelajari prinsip-prinsip komunikasi, model-model komunikasi, struktur
komunikasi, dan analisis pesan untuk memahami bagaimana pesan dikodekan,
ditransmisikan, diterima, dan dipahami oleh penerima.
Jadi, begitulah hal yang dimuat diatas, yang merupakan pemahaman umum mengenai objek
materi dan objek forma dalam ilmu filsafat dan ilmu komunikasi. Terdapat beragam pendekatan
dan subdisiplin di dalam kedua bidang ini, yang dapat mempengaruhi cara pandang terhadap
objek materi dan objek forma yang lebih spesifik.

2.b.Terdapat beberapa contoh objek forma dalam ilmu komunikasi. Berikut adalah
beberapa di antaranya:

1) Model Komunikasi
Model komunikasi adalah representasi visual atau konseptual yang menggambarkan
bagaimana pesan dikodekan, ditransmisikan, diterima, dan dipahami dalam proses
komunikasi. Contoh model komunikasi yang terkenal adalah model komunikasi Shannon-
Weaver, model transaksional, dan model lintas budaya.
2) Gaya Komunikasi
Gaya komunikasi merujuk pada cara individu atau kelompok berkomunikasi. Gaya
komunikasi mencakup gaya berbicara, gaya menulis, gaya bahasa tubuh, dan gaya
berinteraksi sosial. Contoh gaya komunikasi yang dapat diamati adalah gaya komunikasi
persuasif, gaya komunikasi otoriter, dan gaya komunikasi kooperatif.
3) Struktur Komunikasi
Struktur komunikasi mengacu pada pengaturan dan pola hubungan komunikasi antara
individu atau kelompok dalam suatu sistem komunikasi. Contoh struktur komunikasi
adalah struktur komunikasi organisasi, struktur komunikasi keluarga, dan struktur
komunikasi dalam media massa.
4) Analisis Pesan
Analisis pesan melibatkan penguraian dan pemahaman terhadap elemen-elemen pesan,
seperti kata-kata, gambar, simbol, dan konteks yang digunakan dalam komunikasi. Contoh
analisis pesan meliputi analisis semiotik, analisis retorika, dan analisis wacana.
5) Etika Komunikasi
Etika komunikasi melibatkan norma-norma dan nilai-nilai yang mengatur perilaku
komunikasi yang baik dan bertanggung jawab. Objek forma ini membahas isu-isu seperti
kejujuran, privasi, keadilan, dan tanggung jawab dalam komunikasi. Contoh etika
komunikasi termasuk etika jurnalistik, etika komunikasi pemasaran, dan etika komunikasi
interpersonal.

Contoh-contoh di atas hanya menggarisbawahi beberapa objek forma dalam ilmu komunikasi.
Ilmu komunikasi melibatkan beragam konsep dan teori yang memahami dan menganalisis aspek-
aspek berbeda dalam proses komunikasi.

2.c.Pengertian atau definisi adalah upaya untuk memberikan pemahaman yang jelas dan tepat
tentang suatu konsep, objek, atau fenomena. Pengertian bertujuan untuk menggambarkan secara
verbal atau tulisan apa yang dimaksudkan dengan sesuatu, mengidentifikasi ciri-ciri atau atribut
yang penting, dan menetapkan batasan atau ruang lingkup dari hal tersebut.

Berikut ini adalah contoh pengertian :

Pengertian dari Lingkungan: Lingkungan adalah kombinasi dari semua faktor fisik, biologis,
dan sosial yang mempengaruhi kehidupan organisme atau suatu daerah.

Dalam pengertian tersebut, dijelaskan bahwa lingkungan meliputi faktor-faktor fisik, biologis,
dan sosial. Pengertian ini mencakup elemen-elemen seperti kondisi alamiah, kehidupan
organisme, dan interaksi sosial yang ada dalam suatu daerah.

Pengertian-pengertian seperti ini membantu dalam memperjelas dan memahami suatu konsep
atau objek dengan memberikan deskripsi yang jelas dan konsisten.

2.d. Pengertian dan logika memiliki hubungan yang erat dalam konteks pemikiran dan
penalaran.

1) Pengertian sebagai dasar logika


Pengertian yang jelas dan tepat adalah dasar penting dalam logika. Ketika seseorang
menggunakan logika untuk melakukan penalaran atau membuat argumen, mereka perlu
memiliki pengertian yang jelas tentang konsep, objek, atau fenomena yang mereka bahas.
Pengertian yang tidak jelas atau samar dapat mengganggu proses logika dan menghasilkan
kesimpulan yang salah.
2) Logika dalam pengembangan pengertian
Logika juga digunakan dalam pengembangan pengertian yang lebih baik dan lebih tepat.
Dalam ilmu filosofi, misalnya, logika formal digunakan untuk merumuskan definisi yang
tepat dan mengidentifikasi ciri-ciri esensial dari suatu konsep. Logika membantu dalam
analisis konsep dan memastikan bahwa definisi yang diberikan konsisten, koheren, dan
akurat.
3) Logika dalam penalaran berdasarkan pengertian
Logika digunakan dalam penalaran berdasarkan pengertian yang diberikan. Dalam proses
berpikir dan argumen, logika membantu memastikan bahwa kesimpulan yang dihasilkan
berdasarkan premis-premis yang sesuai dengan pengertian yang diberikan. Logika
membantu dalam mengidentifikasi kesalahan penalaran, mengenali pemikiran yang
inkonsisten atau kontradiktif, dan memastikan keberlanjutan argumen.

Dengan demikian, pengertian dan logika saling melengkapi dalam konteks pemikiran dan
penalaran. Pengertian yang jelas dan tepat adalah dasar bagi penalaran logis yang kuat,
sementara logika membantu dalam pengembangan, analisis, dan penalaran berdasarkan
pengertian yang diberikan.

3.a. Filsafat adalah cabang ilmu yang berupaya memahami dasar-dasar realitas, pengetahuan,
nilai, etika, logika, dan eksistensi manusia. Filsafat berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan
fundamental tentang keberadaan, alam semesta, pengetahuan, kebenaran, moralitas, dan banyak
lagi.

Filsafat melibatkan refleksi kritis terhadap berbagai masalah dan konsep yang mendasar. Filosof
mempertanyakan asumsi-asumsi yang mendasari pemikiran dan keyakinan manusia serta
mencari argumen-argumen rasional untuk mendukung atau menentangnya. Filsafat mencoba
untuk melampaui batasan ilmu pengetahuan dan mempertanyakan hal-hal yang mungkin
dianggap sebagai kebenaran absolut.

Bidang-bidang utama dalam filsafat meliputi ontologi (pengetahuan tentang apa yang ada dan
bagaimana itu ada), epistemologi (pengetahuan dan cara memperolehnya), logika (pemikiran
rasional), etika (moralitas dan tindakan manusia), estetika (keindahan dan seni), filsafat politik
(kekuasaan dan tata kelola masyarakat), filsafat pikiran (alam pikiran dan kesadaran), dan
metafisika (hakikat dasar realitas).

Filsafat juga memiliki banyak aliran dan tradisi berbeda, termasuk aliran-aliran seperti
rasionalisme, empirisme, positivisme, pragmatisme, eksistensialisme, feminisme,
postmodernisme, dan masih banyak lagi. Setiap aliran memiliki sudut pandangnya sendiri dan
menekankan pendekatan dan konsep yang berbeda dalam menganalisis masalah filsafat.

Filsafat bukanlah ilmu yang bersifat eksperimental seperti fisika atau biologi. Sebaliknya, filsafat
berfokus pada pemikiran rasional, analisis konseptual, dan diskusi argumentatif. Hal ini
membuat filsafat menjadi disiplin yang terbuka terhadap interpretasi dan penafsiran yang
beragam, dan sering kali melibatkan debat dan kontroversi.

Meskipun filsafat seringkali tidak memberikan jawaban pasti terhadap pertanyaan-pertanyaan


fundamental, ia memberikan kerangka pemikiran dan metode berpikir kritis yang penting dalam
pengembangan pengetahuan dan pemahaman manusia. Filsafat berperan dalam membentuk cara
kita berpikir tentang dunia, eksistensi kita, dan masalah-masalah kompleks yang kita hadapi.

3.b. Berikut adalah beberapa ciri-ciri berpikir filsafat:

1) Kritis dan Reflektif


Berpikir filsafat melibatkan kemampuan untuk menganalisis, mengevaluasi, dan
mempertanyakan secara kritis argumen, keyakinan, dan asumsi yang mendasari pemikiran
dan pengetahuan. Ini melibatkan refleksi yang mendalam tentang konsep-konsep,
pertanyaan-pertanyaan fundamental, dan masalah-masalah filosofis.
2) Abstrak dan Konseptual
Filsafat cenderung menggunakan pemikiran abstrak dan konseptual untuk memahami
realitas dan masalah-masalah filosofis. Ini melibatkan pemikiran tentang konsep-konsep
seperti keberadaan, kebenaran, keadilan, kebebasan, dan kesadaran, dan bagaimana
konsep-konsep ini saling terkait dan mempengaruhi satu sama lain.
3) Universal dan Fundamental
Filsafat berupaya mencari pemahaman universal dan fundamental tentang realitas,
pengetahuan, dan nilai. Ia berusaha melampaui batasan-batasan ilmu pengetahuan khusus
dan mencari prinsip-prinsip dasar yang berlaku secara umum untuk semua bidang
pengetahuan dan kehidupan manusia.
4) Dialogikal
Filsafat melibatkan diskusi dan dialog yang berkelanjutan. Filosof sering berinteraksi
dengan pemikir lain, baik dalam karya-karya filosofis atau dalam konteks debat dan
perdebatan filosofis. Ini memungkinkan ide-ide filosofis untuk dikembangkan,
dipertanyakan, dan diuji melalui pertukaran argumen dan pandangan yang berbeda.
5) Keterbukaan terhadap Interpretasi dan Keragaman
Filsafat seringkali melibatkan berbagai interpretasi dan penafsiran terhadap konsep-konsep
dan masalah-masalah filosofis. Tidak ada satu pendapat tunggal yang dianggap mutlak
benar dalam filsafat. Sebaliknya, terdapat beragam pandangan dan aliran filosofis yang
memperkaya diskusi dan pemahaman kita.
6) Penekanan pada Argumentasi dan Logika
Filsafat menekankan penggunaan argumentasi yang rasional dan logika yang konsisten
dalam membangun dan mengevaluasi pemikiran filosofis. Filosof sering menggunakan
deduksi, induksi, analisis konseptual, dan berbagai bentuk penalaran logis lainnya untuk
mendukung argumen-argumen mereka.
7) Pencarian Kehidupan Bermakna
Filsafat cenderung berhubungan erat dengan pertanyaan-pertanyaan eksistensial dan
mencari makna kehidupan. Filosof sering bertanya tentang tujuan hidup, nilai-nilai yang
benar, dan bagaimana kita harus hidup dengan baik dan berarti.

Ciri-ciri ini mencerminkan sifat unik dan kompleks dari berpikir filsafat, yang mencakup analisis
kritis, refleksi abstrak, dan upaya mencari pemahaman universal dan fundamental tentang
realitas, pengetahuan, dan nilai-nilai.

3.c. Dalam filsafat, berpikir secara luas berarti melibatkan pemikiran yang melampaui batasan-
batasan sempit dan mencakup berbagai sudut pandang serta aspek yang relevan. Ini melibatkan
kemampuan untuk melihat masalah dari berbagai perspektif, mengintegrasikan berbagai
pendekatan, dan mempertimbangkan implikasi yang luas. Berpikir secara luas membantu kita
menghindari kesalahan pemikiran yang sempit dan memperluas wawasan kita.
 Contoh berpikir secara luas dalam filsafat adalah dalam kajian etika. Misalkan ada
pertanyaan tentang keadilan dalam mendistribusikan sumber daya di masyarakat. Seorang
filsuf yang berpikir secara luas tidak hanya akan mempertimbangkan prinsip keadilan
dalam konteks ekonomi, tetapi juga akan melibatkan aspek-aspek sosial, politik, budaya,
dan historis yang berperan dalam pembagian sumber daya. Ia juga akan
mempertimbangkan implikasi jangka panjang dari keputusan distribusi tersebut terhadap
masyarakat dan individu.

Sementara itu, berpikir secara mendalam dalam filsafat berarti mengeksplorasi konsep, argumen,
dan masalah secara menyeluruh dan dalam. Ini melibatkan analisis yang mendalam, refleksi yang
kritis, dan pemahaman yang mendalam terhadap subjek yang dibahas. Berpikir secara mendalam
membantu kita melihat implikasi yang tersembunyi, mengeksplorasi premis dan konsekuensi
argumen, serta mempertanyakan asumsi yang mendasarinya.

 Contoh berpikir secara mendalam dapat ditemukan dalam filsafat pikiran. Misalkan ada
pertanyaan tentang hubungan antara pikiran dan materi. Seorang filsuf yang berpikir secara
mendalam akan menyelidiki berbagai teori dan pandangan yang telah diajukan,
mengidentifikasi argumen-argumen yang mendukung atau menentangnya, dan
menganalisis implikasi dari masing-masing pandangan tersebut. Ia juga akan
mempertimbangkan implikasi filosofis dan konsekuensi epistemologis dari pandangan-
pandangan tersebut.

Dengan berpikir secara luas dan mendalam, filsafat membantu kita untuk melihat masalah dari
berbagai perspektif, mengembangkan pemahaman yang lebih mendalam dan kompleks, serta
menghindari kesalahan dan kelalaian dalam pemikiran kita.

4. Berikut adalah lima contoh kalimat dengan susunan Subjek-Predikat-Objek-


Keterangan:

 Rina menulis surat dengan hati-hati.


Subjek : Rina
Predikat : Menulis
Objek : Surat
Keterangan : Dengan hati-hati
 Tim sepak bola mencetak gol dengan tendangan keras.
Subjek : Tim sepak bola
Predikat : Mencetak
Objek : Gol
Keterangan : Dengan tendangan keras
 Saya mengambil foto (menggunakan kamera DSLR (Keterangan).
Subjek : Saya
Predikat : Mengambil
Objek : Foto
Keterangan : Menggunakan kamera DSLR
 Perusahaan meluncurkan produk baru pada acara peluncuran.
Subjek : Perusahaan
Predikat : Meluncurkan
Objek : Produk baru
Keterangan : Pada acara pelucuran
 Mahasiswa menyampaikan presentasi dengan jelas.
Subjek : Rina
Predikat : Menulis
Objek : Surat
Keterangan : Dengan hati-hati

5. Unsur-unsur dalam sebuah proposisi adalah subjek, predikat, dan objek (jika ada). Berikut
adalah penjelasan dan contoh masing-masing unsur:

a) Subjek
Subjek dalam sebuah proposisi adalah yang menjadi fokus pernyataan atau yang
melakukan tindakan. Subjek biasanya merupakan orang, benda, atau konsep yang
dibicarakan dalam kalimat. Contohnya:
 Subjek: John
 Contoh proposisi: John suka membaca buku.
b) Predikat
Predikat dalam sebuah proposisi memberikan informasi atau tindakan yang dilakukan oleh
subjek. Predikat menjelaskan apa yang subjek lakukan atau seperti apa subjek tersebut.
Contohnya:
 Predikat: suka membaca buku
 Contoh proposisi: John suka membaca buku.
c) Objek: Objek adalah komponen opsional dalam sebuah proposisi yang merujuk pada yang
menerima atau mengalami tindakan yang dilakukan oleh subjek. Objek biasanya berupa
orang, benda, atau konsep yang terkait dengan tindakan dalam kalimat. Contohnya:
 Objek: buku
 Contoh proposisi: John suka membaca buku.

Dalam contoh tersebut, "John" adalah subjek yang menjadi fokus pernyataan, "suka membaca
buku" adalah predikat yang memberikan informasi tentang apa yang John lakukan, dan "buku"
adalah objek yang menerima atau terkait dengan tindakan membaca yang dilakukan oleh John.

6. Penyimpulan merupakan kegiatan atau proses yang bertujuan untuk mengambil kesimpulan
atau kesimpulan akhir berdasarkan informasi atau premis yang ada. Ini melibatkan
menghubungkan fakta-fakta atau bukti yang ada untuk mencapai suatu kesimpulan yang masuk
akal. Penyimpulan sering digunakan dalam pemikiran kritis, argumentasi, dan analisis.

Sebagai contoh, misalkan Anda sedang membaca sebuah artikel berita tentang perubahan iklim.
Artikel tersebut menyajikan fakta-fakta berikut:

a) Suhu rata-rata global telah meningkat selama beberapa dekade terakhir.


b) Es di Kutub Utara mencair dengan tingkat yang lebih cepat.
c) Banyak spesies hewan dan tumbuhan mengalami kepunahan.

Dari fakta-fakta ini, Anda dapat membuat sebuah penyimpulan sebagai berikut:

Berdasarkan fakta-fakta yang disajikan, dapat disimpulkan bahwa perubahan iklim memiliki
dampak yang signifikan. Peningkatan suhu rata-rata global, pencairan es di Kutub Utara, dan
kepunahan spesies hewan dan tumbuhan menunjukkan adanya perubahan lingkungan yang
merusak akibat aktivitas manusia, seperti emisi gas rumah kaca. Penyimpulan didasarkan pada
penghubungan logis antara fakta-fakta yang disajikan dalam artikel. Ini mengambil informasi
yang ada dan menyimpulkan bahwa perubahan iklim menjadi penyebab utama perubahan
lingkungan yang berdampak negatif.

7. Pendekatan kualitatif dalam penelitian melibatkan pengumpulan dan analisis data yang
mendalam untuk memahami konteks, makna, dan pengalaman subjek yang diteliti.
Pendekatan ini sering kali berangkat dari pemikiran induktif, yang berarti bahwa peneliti
mengumpulkan data terlebih dahulu, kemudian melakukan analisis dan menemukan pola atau
tema yang muncul dari data tersebut. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut tentang pemikiran
induktif dan contohnya dalam sebuah penelitian kualitatif:
 Pemikiran induktif
Pemikiran induktif adalah suatu pendekatan dalam penelitian di mana peneliti membangun
pemahaman dan konsep teoritis berdasarkan pada data empiris yang ditemukan selama
proses penelitian. Pendekatan ini melibatkan pengumpulan data tanpa memiliki hipotesis
atau kerangka teoritis yang sudah mapan sebelumnya. Peneliti mengumpulkan data secara
terbuka dan membiarkan temuan dan pola-pola yang muncul dari data tersebut
mengarahkan pemahaman dan penafsiran mereka. Dalam pemikiran induktif, teori dan
pemahaman konseptual dikembangkan secara bertahap melalui proses pengumpulan dan
analisis data.

 Contoh dalam penelitian kualitatif


Misalkan seorang peneliti ingin memahami pengalaman mahasiswa yang baru saja pindah
ke kota besar untuk melanjutkan studi mereka. Peneliti ini menggunakan pendekatan
kualitatif dengan pemikiran induktif. Peneliti memulai dengan mengumpulkan data melalui
wawancara mendalam dengan sejumlah mahasiswa yang mengalami pengalaman tersebut.

Selama wawancara, peneliti tidak memiliki hipotesis atau asumsi yang spesifik, tetapi mencoba
memahami pengalaman mahasiswa tersebut dengan cara mendengarkan secara aktif dan
membuka diri terhadap cerita dan perspektif mereka. Peneliti mencatat setiap informasi yang
relevan dan mencari pola atau tema yang muncul dari data.

Setelah mengumpulkan beberapa wawancara, peneliti mulai melihat pola-pola yang muncul,
seperti perasaan kesepian, tantangan adaptasi, atau kesulitan mencari akomodasi. Berdasarkan
temuan ini, peneliti mulai mengembangkan pemahaman teoritis dan konseptual yang lebih dalam
tentang pengalaman mahasiswa yang pindah ke kota besar.

Pemikiran induktif memungkinkan peneliti untuk memahami aspek-aspek yang mungkin belum
terungkap sebelumnya, dan mendorong proses penemuan yang lebih organik dan terbuka.
Melalui pemikiran induktif dalam penelitian kualitatif, peneliti dapat menggali pemahaman yang
lebih mendalam tentang fenomena yang diteliti dan mengembangkan teori atau konsep baru yang
mungkin belum ada sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai