FILSAFAT
FILSAFAT
NADIA RAHMANIA R
2022204964
KOTA BEKASI
1
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas limpahan rahmatnya
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu, tanpaada halangan dan sesuai dengan
harapan yang berjudui "Kerukunan Antar Umat Beragama"Kami mengucapkan Terima Kasih
kepada Bapak YOHANESSUGIYANTA, S.E., M.M.selaku dosen STIE Mulia Pratama yang
telah membimbing dan mengajarkan kami dalam Mata Kuliah filsafat. Serta memberikan
arahan dalam pembuatan makalah ini. Ucapan Terima Kasih juga disampaikan kepada semua
pihak yang telah membantu dalam pemyusunan makalah sehingga dapat selesai dengan tepat
waktu.Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak keurangan.
Oleh karena itu, kami mengharapkan saran dan kritik untuk menyempurnakan makalah ini,
daripihak manapun demi perbaikan selanjutnya dan dapat memberi manfaat sebagaimana
mestinya.
i
DAFTAR ISI
COVER………………………………………………………………………………
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Kesimpulan………………………………………………………………………………….6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Banyak ahli yang mendefinisikan apa itu filsafat. Poedjawijatna berpendapat bahwa
filsafat adalah sejenis pengetahuan yang berusaha mencari sebab secara sedalam-
dalamnya bagi segala sesuatu yang berdasarkan pikiran belaka. Lalu menurut
Hasbullah Bakry, filsafat memiliki definisi berupa sejenis pengetahuan yang
menyelidiki segala sesuatu secara mendalam, mulai dari ketuhanan, alam semesta,
hingga manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang bagaimana
hakikatnya sejauh yang dapat dicapai oleh akal manusia. Kemudianada juga
tokoh filsafat terkenal, Plato, yang mendefinisikan filsafat adalah pengetahuan yang
berminat untuk mencapai pada kebenaran asli.
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. Pengkajian Partai Politik Dalam Ilmu Filsafat Epistimologi
Epistemologi merupakan cabang filsafat yang membicarakan tentang terjadinya
pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan dan batas-batas, sifat, metode
dan keahlian pengetahuan. Persoalan yang dihadapi setiap epistemologi pengetahuan pada
dasarnya adalah bagaimana cara mendapatkan pengetahuan yang benar dengan
mempertimbangkan aspek ontologi dan aksiologi masing-masing ilmu.
Dalam hal pemilu, pemilu dilaksanakan oleh negara yang sistem ketatanegaraannya
demokrasi. Salah satunya Indonesia, Indonesia melaksanakan pemilu karena Indonesia
merupakan negara demokrasi. Pemilu bersumber dari asas pokok demokrasi, memilih
pemimpin dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Pemilu di Indonesia dengan segala
dinamikanya telah terjadi sebanyak 11 kali dari mulai tahun 1955 sampai 2014 dan nanti
2019 adalah pemilu yang ke 12 kalinya. Pemilu sifatnya wajib bagi negara demokrasi dan
sifatnya harus bersih dengan memengaruhi rakyat secara persuasif (tidak memaksa)
dengan melakukan kegiatan retorika, hubungan publik, komunikasi massa, lobi, dan
kegiatan lain yang baik bukan dengan paksaan dan money politic apalagi dengan politik
SARA yang dapat menyebabkan perpecahan. Metode pemilu yaitu dengan cara rakyat
memilih langsung calon pemimpin atau wakil rakyat di tempat pemungutan suara.
Tahap- tahap pemilu yaitu pendaftaran pemilih, kampanye, pemungutan suara,
perhitungan suara, perhitungan suara, dan penetapan hasil pemilu. Mekanisme pemilu di
Indonesia sejauh ini berjalan dengan baik walaupun ada oknum-oknum yang
memanfaatkan pemilu untuk mencari keuntungan, mereka berambisi dipilih oleh rakyat
dengan menghalalkan segala cara.
4
C. Pengkajian Partai Politik Dalam Ilmu Filsafat Aksiologi
Aksiologi merupakan teori tentang nilai, yakni sesuatu yang diinginkan, disukai atau yang
baik. nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk melakukan
berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai.
Dalam hal pemilu, seharusnya pemilu itu sebagai pesta demokrasi yang membuat
masyarakat tetap terintegritas dalam memilih pemimpinnya, siapapun yang menang
harusnya tetap bersatu dan harus didukung karena pasti tujuan setiap calon pemimpin
adalah ingin Indonesia sejahtera. Namun yang sebenarnya terjadi karena pemilu
masyarakat menjadi terpecah karena berbeda pilihan partai politik. Ini bertentangan sekali
dengan sila ke-3 pancasila. Contohnya pemilu 2019 nanti dari mulai kampanye saat ini
banyak sekali oknum-oknum yang memecah belah bangsa dengan melakukan politisasi
SARA dan money politic.
Inilah yang terjadi di Indonesia sekarang. Aktualisasi pemilu berbeda dengan esensinya.
Pemilu menentukan masa depan bangsa, pemilu harusnya bersih dan rakyat memilih calon
pemimpin sesuai dengan pilihan mereka tanpa ada paksaan orang lain, tanpa ada rasa
hutang budi karena money politic sehingga pemilu berjalan dengan baik sesuai dengan
asasnya yaitu LUBERJURDIL (Langsung, Umun, Bebas, Rahasia, Jujur, dan Adil) dan
yang pemimpin yang terpilih adalah pemimpin yang benar-benar ikhlas berjuang untuk
kesejahteraan rakyat. Menjadi pemimpin adalah sebuah pengabdian bukan sebuah
pekerjaan untuk mencari keuntungan.
3
BAB III
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Pengkajian Partai Politik Dalam Ilmu Filsafat Ontologi
1. Pemilu sebagai mekanisme untuk menyeleksi para pemimpin pemerintah dan alternative
kebijakan umum (public policy)
2. Pemilu sebagai pemindahan konflik kepentingan dari masyarakat kepada badan
perwakilan rakyat melalui wakil-wakil yang terpilih atau partai yang memenangkan
kursi sehingga integrase masyarakat tetap terjamin
3. Pemilu sebagai sarana penunjang dalam sistem ketatanegaraan secara demokratis
7
B. DAFTAR PUSAKA
https://www.rijalhabibulloh.com/2018/12/pemilu-ditinjau-dari-aspek-ontologis.html
7
7