Tesis: Virus Disease 2019
Tesis: Virus Disease 2019
Diajukan oleh :
TESIS
Diajukan oleh:
NIM : 2020215320068
Disetujui,
Komisi Pembimbing
Diketahui,
(? 4:
tr •-~
.1; I'
\~
fi, S.H., M.H. al, S.H., M.H.
~ ~tE
I
, - , J_J, , -
PEMBI.MBING UTAMA
PEMBIMBING PENDAMPING
.,
,
,1·
✓:~::
••'~ ;iletahui oleh
'11· '
/ ,._ ·Dek Fakultas Hokum
(,{ . ~, U~iv!~ i :r"i mbung Mangkura
,! -~ . . !- ) !
:1 ~ ' ' , ' I:!
I • , :_~
' ,'(/! I -
' I 1/_
D.r.-Ach ad Faishal, S.H., M.H.
. " ,_··"_NW.I '750615 200312 1 001
Tesis Ini Telah Dipertahankan
Di Depan
Sidang Panitia Penguji Tesis
Pada Tanggal 21 Desember 2022
Ayahanda, H. Muhammad Noor Prayitno, S.E, Amd. T. dan Ibunda Dra. Hj. Sri Hartati
Yang selalu mendukung dan membantu serta memberi semangat kepada penulis. Terima kasih atas doa, dukungan,
kepercayaan, dan pengertian kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan tesis ini
Hormat penulis,
RINGKASAN
Pada tahun 2020, dunia dilanda pandemi internasional dikarenakan Virus Covid-
19 atau Virus Corona. Penemuan virus ini pertama kali di identifikasi ditemukan
di Wuhan, Tiongkok pada akhir tahun 2019. Pada awal Januari 2020, media
Tiongkok melaporkan kematian pertama, Pada 23 Januari 2020 pemerintah
Tiongkok mulai menutup kota Wuhan dan pada tanggal 30 Januari 2020 World
Health Organization (WHO) mengumumkan virus corona sebagai darurat
kesehatan global. Pada awal Maret 2020, di Indonesia diumumkan penemuan
kasus pertama Covid-19. Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan tidak adanya ketentuan tersurat mengenai “pandemi” namun yang ada
dalam Undang-Undang tersebut hanya ketentuan tersurat mengenai “penyakit
menular” yang terdapat dalam Bab X Pasal 152 sampai dengan Pasal 157. Selain
itu dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit
Menular, tidak dikenal pula istilah “pandemi” yang ada hanya wabah penyakit
menular yang terdapat dalam Bab I Pasal 1 huruf a. Selain itu dalam Pasal 5 ayat
(3) disebutkan bahwa upaya penanggulangan wabah diatur dengan Peraturan
Pemerintah yang dapat ditetapkan setelah Menteri Kesehatan menetapkan daerah
wabah. Hal tersebut menimbulkan kekosongan hukum bagi para tenaga kesehatan
dan masyarakat dalam penanganan pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-
19) yang tentunya berbeda penanganannya dengan penyakit menular yang sudah
menyebar sebelum adanya Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang tentunya
langkah yang diambil Pemerintah tersebut harus menimbulkan kepastian hukum
bagi tenaga kesehatan dan masyarakat umum.
Dalam penulisan tesis ini menggunakan jenis penelitian hukum normatif yaitu
menemukan kebenaran koherensi, yaitu adakah aturan hukum sesuai norma
hukum dan adakah norma yang berupa perintah atau larangan itu sesuai dengan
prinsip hukum, serta apakah tindakan (act) seseorang sesuai dengan norma hukum
(bukan hanya sesuai aturan hukum) atau prinsip hukum. Lalu pada pendekatan
penelitian menggunakan pendekatan undang-undang (statute aprroach) dan
pendekatan konseptual (conceptual approach). Bahan hukum berupa bahan
hukum primer, bahan hukum sekunder maupun bahan hukum tersier yang didapat
dari studi kepustakaan. Pengolahan dan analisis bahan hukum dilakukan dengan
menganalisa bahan hukum deduktif ke induktif yaitu menarik kesimpulan dari
suatu permasalahan yang bersifat umum terhadap permasalahan konkret yang
dihadapi yaitu menjelaskan hal-hal yang bersifat umum menuju hal hal yang
bersifat khusus untuk menarik kesimpulan yang dapat memberikan jawaban untuk
permasalahan tesis ini.
Hasil penelitian menunjukan bahwa: Pertama. Politik hukum kesehatan pada 1
tahun awal masa pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) dilakukan untuk
memulihkan sistem kesehatan nasional yang terkendala pada saat munculnya
pandemi dan untuk pemenuhan hak atas kesehatan yang didasarkan pada asas
Salus Populi Suprema Lex Esto (Keselamatan Rakyat merupakan Hukum
Tertinggi). Politik hukum kesehatan yang diambil oleh pemerintah cukup untuk
memberikan kepastian hukum untuk memenuhi hak atas kesehatan masyarakat,
dikarenakan banyaknya produk hukum yang dikeluarkan untuk pemenuhan hak
atas kesehatan, namun masih kurang dalam hal pemenuhan prinsip keberterimaan
dan prinsip kualitas dalam pemenuhan 4 prinsip hak atas kesehatan. Kedua.
Tanggung jawab pemerintah dalam perlindungan terhadap kesehatan masyarakat
dilakukan dengan memberikan kebijakan-kebijakan yang lebih mengutamakan
kesehatan seperti kebijakan PSBB, PPKM dan Penundaan Pemilu yang mana pada
masa pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) pengaturan tersebut
didasarkan kepada hukum tata negara darurat objektif.
RAHMAH, AULYA NOOR, 2022. POLITIK HUKUM KESEHATAN PADA
MASA PANDEMI CORONA VIRUS DISEASE 2019 (COVID-19). Program
Magister Hukum, Fakultas Hukum, Program Pascasarjana, Universitas Lambung
Mangkurat. Pembimbing Utama: Dr. Muhammad Effendy, S.H., M.Hum dan
Pembimbing Pendamping: Dr. Diana Haiti, S.H., M.H. 134 halaman.
ABSTRAK
Tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan tesis untuk menganalisis dan membahas
mengenai politik hukum pada masa pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-
19) dan untuk menganalisis dan membahas mengenai tanggung jawab negara dalam
memberikan perlindungan terhadap kesehatan masyarakat.
Dalam penulisan tesis ini penulis menggunakan penelitian dengan jenis penelitian
hukum normatif dengan sifat penelitian yaitu preskriptif suatu penelitian yang
bertujuan untuk mendapatkan saran-saran mengenai apa yang harus dilakukan
untuk mengatasi masalah-masalah tertentu. Bahan hukum berupa bahan hukum
primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum primer yang didapat dari studi
kepustakaan. Pengolahan dan analisis bahan hukum dilakukan dengan menganalisa
bahan hukum deduktif keinduktif.
ABSTRACT
The objectives to be achieved in writing the thesis are to analyze and investigate
about legal health politics on Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) Pandemic
Era and to analyzeand investigate about state responsibility on giving protection
abaout public health.
In writing this thesis, the author uses research with a normative legal research type
with the nature of the research, namely prescriptive research that aims to get
suggestions on what to do to overcome certain problems. Legal materials in the
form of primary, secondary legal materials and tertiary legal materials obtained
from literature studies. Processing and analysis of legal materials is carried out by
analyzing deductive toinductive legal materials.
The result of study is: First. Legal health politics in the first year of the Corona
Virus Disease 2019 (Covid-19) pandemic was carried out to restore the national
health system that wa constrained during the emergence of the pandemic and to
fulfill the right to health based on the principles of Salus Populi Suprema Lex Esto
(People’s Safety is the Supreme Law). Legal health politics taken by the government
was sufficient to provide legal certainty to fulfill the right to public health, because
many legal product are issued for the fulfillment of the right to health, but still
lacking in terms of acceptance and the principle of quality in fulfilling the 4
principles of the right to health. Second. The government’s responsibility in
protecting public health is carried put by providing policies that prioritize health
such as PSBB Policies, PPKM and election postponement which during the Corona
Virus Disease 2019 (Covid-19) pandemic these arrangements are based on
objective emergency constitutional law.
UCAPAN TERIMA KASIH
kepada Allah SWT karena berkat rahmat dan karunianya penulis dapat
(COVID-19)”.
1. Bapak Dr. Achmad Faishal, S.H., M.H. selaku Dekan Fakultas Hukum
2. Bapak Dr. H. Ahmad Saufi, S.H., M.H. selaku Koordinator Program Studi
Mangkurat.
3. Ibu Dr. Diana Haiti S.H., M.H. selaku Dosen pembimbing akademik.
5. Ibu Dr. Diana Haiti S.H., M.H. selaku Dosen pembimbing yang telah
6. Para Dosen penguji yang telah berkenanan hadir mulai dari usulan
9. Kepada kedua orang tua penulis H. Muhammad Noor Prayitno, S.E., Amd.T
dan Dra. Hj. Sri Hartati serta kakak kandung Muhammad Noviar Rahman,
10. Sahabat penulis yang selalu saling dukung Muhammad Rasyid Ridha,
S.H., Lintang Fajarisya Setiawan, S.H., S.Psi., Nisa Afifa, S.H., M.H.,
Ajeng Nur Fitri Pratiwi Putri, S.H., Delfy Dian Yessy Simanjuntak, S.H.,
11. Teman-teman penulis satu angkatan 2020 dan kelas konsentrasi Hukum
Akhir kata, semoga Tesis ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para
pembaca.
Penulis,
Tahun 1945 yang secara garis besar mengatur mengenai bentuk dan
Kesejahteraan Sosial. Dan Bendera, Bahasa dan Lambang Negara serta Lagu
Kebangsaan.
tidak terkecuali dalam hal kesehatan, apalagi setelah kesehatan diakui sebagai
salah satu hak asasi manusia yang tercantum dalam berbagai kovenan
kesehatan merupakan salah satu hak asasi manusia tertuang dalam Pasal 28
H ayat (1) yang berbunyi “setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin,
bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat
dalam Pasal 34 ayat (3) yang berbunyi “Negara bertanggung jawab atas
layak.”.
namun juga terkait dengan jaminan sosial yang tertuang dalam Pasal 28 H
ayat (3) yang berbunyi “Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang
bermartabat”. Selain itu juga terdapat dalam Pasal 34 ayat (2) yang berbunyi
martabat kemanusiaan”.
Virus Covid-19 atau Virus Corona. Penemuan virus ini pertama kali di
dengan gejala penyakit yang tak dikenal. Kemudian Dr. Li Wen Liang
pasien pertama memiliki akses ke pasar ikan Huanan yang juga menjual
hewan liar. Pada awal Januari 2020, media Tiongkok melaporkan kematian
Wuhan dan pada tanggal 30 Januari 2020 World Health Organization (WHO)
diumumkan penemuan kasus pertama Covid-19 dan pada akhir Maret 2020
656.864.989 total kasus positif dan 6.678.098 orang yang meninggal dunia
akibat Covid-192. Untuk wilayah Indonesia, total kasus positif Covid -19
1
Ayu Maharani. Tiongkok buat Timeline Penyebaran Virus Corona, ini Kronologinya.
Diakses melalui https://www.klikdokter.com/info-sehat/read/3638381/tiongkok-buat-timeline-
penyebaran-virus-corona-ini-kronologinya. Diakses pada 30/11/2021.
2
Google News. Total Kasus Covid-19 Seluruh Dunia. Diakses melalui
https://news.google.com/covid19/map?hl=id&gl=ID&ceid=ID%3Aid. Diakses pada 12/12/2022.
4
adalah 6.715.586 total kasus positif dan 160.524 orang yang meninggal dunia
akibat Covid-193.
awal pasien positif Covid-19 di Indonesia, hingga terjadi panic buying untuk
masker dan hand sanitizer4. Selain itu dalam kurun waktu 1 bulan, pada 31
Maret 2020 terhitung kasus positif Corona Virus Disease 2019 (Covid-19)
pelayanan yang sesuai dengan standar pelayanan. Selain itu bagi rumah sakit
3
Google News. Total Kasus Covid-19 di Indonesia. Diakses melalui
https://news.google.com/covid19/map?hl=id&mid=%2Fm%2F03ryn&gl=ID&ceid=ID%3Aid.
Diakses pada 12/12/2022.
4
Kompas. 2022. 2 Maret 2020, Saat Indonesia Pertama Kali Dilanda Covid-19. Diakses
melalui https://amp.kompas.com/naisonal/read/2022/03/02/10573841/2-maret-2020-saat-
indonesia-pertama-kali-dilanda-covid-19. Diakses pada 14/4/2022.
5
Tribun. 2020. Genap 30 Hari, Total Kasus Positif Virus Corona di Indonesia Selama
Maret capai 1.528, Ini Rekapnya. Diakses melalui
https://ternate.tribunnews.com/amp/2020/04/01/genap-30-hari-total-kasus-positif-virus-corona-di-
indonesia-selama-maret-capai-1528-ini-rekapnya. Diakses pada 14/4/2022.
5
Virus Disease 2019 (Covid-19) dan juga pada masa awal pandemi program
6
MKRI. 2020. Saksi: Rumah Sakit Rujukan Covid-19 Minim Fasilitas. Diakses melalui
https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=16699. Diakses pada 14/4/2022.
6
Sistem Keuangan.
Bencana Nasional.
Gajah Mada, ada 2 masalah pokok dalam pola kerja pemerintah dalam
7
Dewan Mahasiswa Justicia Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada. 2020. Politik
Hukum Pemerintah dalam Penanganan Pandemi Covid-19. Artikel dalam “Sebuah Kajian Dema
Justitia FH UGM” Kajian 7, hlm. 3-5.
7
tidak adanya ketentuan tersurat mengenai “pandemi” namun yang ada dalam
menular” yang terdapat dalam Bab X Pasal 152 sampai dengan Pasal 157,
yang tentunya tidak dapat memberikan kepastian hukum secara pasti pada
masa pandemi Covid-19 yang sedang terjadi yang mana pandemi Covid-19
Wabah Penyakit Menular, tidak dikenal pula istilah “pandemi” yang ada
hanya wabah penyakit menular yang terdapat dalam Bab I Pasal 1 huruf a.
relevan apabila diterapkan dengan keadaan sekarang. Selain itu dalam Pasal
adanya Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang tentunya langkah yang
terkait politik hukum kesehatan pada masa pandemi Covid-19 yang dibatasi
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada bagian latar belakang diatas, maka yang
kesehatan?
C. Keaslian Penelitian
Keaslian penelitian diperlukan sebagai bukti agar tidak adanya
masa pandemic Covid-19 yang dikaitkan dengan hak atas kesehatan dan
mengangkat tema atau topik yang dapat dijadikan bahan perbandingan dan
berikut:
Darurat?
Otoritarianisme?
darurat kesehatan?
virus Covid-19, hal ini berupa dugaan intimidasi dan serangan digital
sosial Covid-19.
masyarakat.
2. Kegunaan Penelitian :
a. Segi teoritis
(Covid-19).
b. Segi Praktis
12
(Covid-19).
E. Tinjauan Pustaka
1. Kerangka Teori
8
R. Tony Prayogo. 2016. Penerapan Asas Kepastian Hukum Dalam Peraturan Mahkamah
Agung Nomor 1 Tahun 2011 tentang Hak Uji Materiil dan Dalam PeraturanMahkamah Konstitusi
Nomor 06/PMK/2005 tentang Pedoman Beracara Dalam Pengujian Undang-Undang. Artikel
dalam “Jurnal Legislasi Indonesia”. Vol. 13. No. 2. Juni, hlm. 192.
9
Peter Mahmud Marzuki. 2013. Pengantar Ilmu Hukum Edisi Revisi. Jakarta : Kencana,
hlm. 137.
13
yang bersifat umum itu individu dapat mengetahui apa saja yang
10
Henry Campbell Black. Ed Bryan A.Garner. 2009. Black’s Law Dictionary 9th Edition.
United States of America, hlm. 1326.
14
secara merata11.
11
Winda Roselina Effendi. 2017. Konsep Welfare State di Indonesia. Artikel dalam “Jurnal
Trias Politika”. Vol. 1. No.1. April, hlm. 173.
12
Elviandri, Khuzdaifah Dimyati dan Absori. 2019. Quo Vadis Negara Kesejahteraan:
Meneguhkan Ideologi Welfare State Negara Hukum Kesejahteraan Indonesia. Artikel dalam “Jurnal
Mimbar Hukum”. Vol. 31. No. 2. Juni, hlm. 259.
13
Alexander Petring dkk. Ed Ivan A. Hadar. 2018. Buku Bacaan Sosial Demokrasi 3
Negara Kesejahteraan dan Sosial Demokrasi. Jakarta : Riedrich-Ebert-Stiftung Indonesia, hlm. 10.
14
Vina Akfa Dyani. 2017. Pertangggungjawaban Hukum dan Perlindungan Hukum bagi
Notaris dalam Membuat Party Acte. Artikel dalam “Lex Renaissance”. Vol. 2. No. 1. Januari, hlm.
166.
15
sebagainya) memperlindungi15.
15
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Pusat Bahasa). 2021. Diakses melalui
https://kbbi.web.id/perlindungan. Diakses pada 12/12/2022.
16
Fitzgerald, J P. Salmond On Jurisprudence 12th Edition. 1966. Sweet & Maxwell :
London, hlm. 53.
16
2. Kerangka Konseptual
a. Politik Hukum
legal policy atau garis kebijakan resmi dan sah tentang hukum
17
Mahfud MD. 2012. Pengantar Buku Pataniara Siahaan Politik Hukum Pembentukan
UU Pasca Amandemen UUD 1945. Jakarta : Kompress, hlm. XIV.
18
Mahfud MD. 2012. Politik Hukum di Indonesia. Jakarta : Rajagrafindo Persada, hlm. 3-
4.
19
Satjipto Rahardjo. 1991. Ilmu Hukum. Bandung : Citra Aditya Bakti, hlm. 352.
17
dikehendaki;
bahwa politik hukum merupakan arahan atau dasar dan cara untuk
20
Arman Anwar. 2013. Politik Hukum Daerah Tentang Kebijakan Pembangunan Bidang
Kesehatan di Kepulauan Maluku. Diakses melalui https://fhukum.unpatti.ac.id/politik-hukum-
daerah-tentang-kebijakan-pembangunan-bidang-kesehatan-di-kepulauan-maluku/. Diakses pada
30/11/2021.
21
Imam Syaukani dan A. Ahsin Thohari. 2013. Dasar-Dasar Politik Hukum. Jakarta :
Rajagrafindo Persada, hlm. 59.
18
darah Indonesia
sosial.
b. Hukum Kesehatan
22
Mahfud MD. 2010. Membangun Politik Hukum Menegakkan Konstitusi. Jakarta :
Rajawali Pers, hlm. 17.
19
pelaksanaan kesehatan24.
23
Perhimpunan Hukum Kesehatan Indonesia (Tim Penyusunan Kopendium Hukum
Kesehatan). 2011. Laporan Akhir, hlm. 17.
24
Zaeni Asyhadie. 2017. Aspek-Aspek Hukum Kesehatan di Indonesia. Jakarta :
Rajagrafindo Persada, hlm. 5.
25
Muhammad Sadi Is. 2017. Etika Hukum Kesehatan Teori dan Aplikasinya di Indonesia.
Jakarta : Kencana, hlm. 2
20
of law and the law practice related to the medical and other
as the body of rules that relate directly to the care for health as
26
Machli Riyadi. 2017. Hukum Kesehatan Kontemporer Aegroti Salus Lex Suprema.
Academia, hlm.3.
27
J. Guwandi. 2005. Hukum Medik (Medical Law). Jakarta : Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, hlm. 13.
21
kesehatan masyarakat).
kesehatan”29.
28
Henry Campbell Black. Ed Bryan A.Garner. Op. Cit, hlm. 597.
29
Zaeni Asyhadie. Loc.Cit,
22
Praktik Kedokteran;
Kesehatan;
Rumah Sakit;
Kesehatan Jiwa;
Tenaga Kesehatan;
Keperawatan;
Kekarantinaan Kesehatan;
Kebidanan
c. Pandemi
23
30
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Pusat Bahasa). 2021. Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Diakses melalui https://kbbi.web.id/pandemi. Diakses pada 26/01/2022.
31
Health Direct. 2020. What is a Pandemic?. Diakses melalui
https://www.healthdirect.gov.au/what-is-a-pandemic. Diakses pada 26/01/2022.
32
Erlina Burhan. Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Satgas Waspada dan Siaga
COVID-19 PB IDI.
24
33
World Health Organization. 2020. Archived: WHO Timeline – Covid-19. Diakses melalui
https://www.who.int/news/item/27-04-2020-who-timeline---covid-19. Diakses pada 26/01/2022.
34
CNN Indonesia. 2021. Jejak Pandemi Covid-19, dari Pasar hingga mengepung Dunia.
Diakses melalui https://www.cnnindonesia.com/internasional/20210804100935-113-676183/jejak-
pandemi-covid-19-dari-pasar-hingga-mengepung-dunia. Diakses pada 26/01/2022.
25
to develop serious illness. Anyone can get sick with Covid-19 and
35
World Health Organization. Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Diakses melalui
https://www.who.int/health-topics/coronavirus#tab=tab_1. Diakses pada 26/01/2022.
36
Virginia A. Leary. The Right To Health In International Human Rights Law. Artikel
dalam “JSTOR Health and Human Rights The President and Fellows of Harvard College”. Vol. 1.
No. 1, hlm. 32.
26
memadai).
37
Rico Mardiansyah. Dinamika Politik Hukum Dalam Pemenuhan Hak Atas Kesehatan di
Indonesia. Artikel dalam “VeJ”. Vol. 4. No.1, hlm. 228-229.
38
Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat. 2019. Buku Saku Hak Atas Kesehatan, hlm. 10.
27
layanan kesehatan”.
secepatnya39.
Dedi Afandi. 2008. Hak Atas Kesehatan Dalam Perspektif HAM. Artikel dalam “Jurnal
39
40
Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat, Op. Cit, hlm. 9-11.
29
1) Ketersediaan (Availability):
2) Keterjangkauan (Accessibility):
3) Keberterimaan (Acceptability):
4) Kualitas (Quality):
sebagai berikut42:
41
Fheriyal Sri Isriawaty. 2015. Tanggung Jawab Negara Dalam Pemenuhan Hak Atas
Kesehatan Masyarakat Berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945. Artikel dalam “Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion”. Edisi 2. Vol. 3, hlm. 5.
42
Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS). JKN, Hak Atas
Kesehatan dan Kewajiban Negara, hlm. 1.
31
ketiga.
tersedia.
sanitasi memadai.
32
43
Pan Mohamad Faiz. 2020. Memaknai Salus Populi Suprema Lex. Artikel dalam “Ruang
Konstitusi Majalah Konstitusi”. No. 159. Mei, hlm 68.
44
Phoebe E. Arde-Acquah. 2015. Salus Populi Suprema Lex Esto : Balancing Civil
Liberties and Public Health Interventions in Modern Vaccination Policy. Artikel dalam
“Washington Univesity Jurisprudence Review”. Vol. 7. No. 2, hlm. 337.
45
Saad Ahmed. Salus Populi Suprema Lex Esto. Diakses melalui
https://id.scribd.com/document/441670567/SALUS-POPULI-SUPREMA-LEX-ESTO. Diakses
pada 26/01/2022.
33
yang dibuat).
46
Dina Federica Shodikin dan Fidya Panorama Damayanti. 2017. Penerapan Asas Salus
Populi Suprema Lex untuk Mengurangi Pelanggaran Hak Atas Kasus Pembangunan Infrastruktur.
Artikel dalam “Prosiding Simposium II-UNIID”. September, hlm. 4.
47
Kristianus Jimy Pratama. 2020. Telaah Kritis Mengenai Interpretasi Kedaruratan
Kesehatan Masyarakat Sebagai Keadaan Memaksa Berdasarkan Prespektif Hukum Kontrak.
Artikel dalam “Majalah Hukum Nasional”. Vol. 50. No. 2, hlm. 282.
48
Muhammad Yasin. 2019. Staatsnoodrecht dalam Pandangan Tiga Tokoh Hukum.
Diakses melalui https://www.hukumonline.com/berita/a/istaatsnoodrecht-i-dalam-pandangan-tiga-
tokoh-hukum-lt5cbe8b5369ofd?page=2. Diakses pada 26/01/2022.
34
negara yang berlaku atau baru berlaku dalam masa negara berada
genting.
49
Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Hukum Tata
Negara Darurat – Qurrata Ayuni, S.H., MCDR. Diakses melalui https://youtu.be/jP7bJP58j84.
Diakses pada 26/01/2022.
50
Magister Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Medan Area. 2021. Hukum Tata Negara
Darurat. Diakses melalui https://mh.uma.ac.id/2021/11/hukum-tata-negara-darurat/. Diakses pada
26/01/2022.
35
Undang”.
bencana.
kedaruratan kesehatan.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
dan adakah norma yang berupa perintah atau larangan itu sesuai dengan
51
Jimly Asshiddiqie. 2007. Hukum Tata Negara Darurat. Jakarta : Raja Grafindo Persada,
hlm. 58.
52
Peter Mahmud Marzuki. 2017. Penelitian Hukum Edisi Revisi. Jakarta : Prenada Media
Group, hlm. 55.
37
hukum.53
2. Sifat Penelitian
3. Tipe penelitian
4. Pendekatan Penelitian
53
Ibid, hlm. 47.
54
Ibid, hlm. 41.
55
Ibid, hlm. 69.
56
Bambang Sunggono. 2016. Metodologi Penelitian Hukum. Jakarta : Rajawali Pers, hlm.
93.
38
approach).
1945;
Penyakit Menular;
57
Peter Mahmud Marzuki. Op.cit, hlm. 133.
58
Ibid, hlm. 136.
59
Peter Mahmud Marzuki. 2006. Penelitian Hukum. Jakarta : Prenada Media Group , hlm.
126.
39
Manusia;
Kekarantinaan Kesehatan;
Keuangan;
(Covid-19).
putusan pengadilan.60
60
Peter Mahmud Marzuki. Op.cit, hlm. 195.
41
yang tentu saja hanya pada bagian yang berkaitan dengan permasalahan
Bab II adalah bab Analisis, yang berisi uraian tentang isu hukum
pertama yang terkait dengan pemenuhan hak atas kesehatan dalam politik
Bab III adalah bab Analisis, yang berisi uraian tentang isu hukum
merupakan hak bagi setiap orang didalam masyarakat yang dilindungi oleh
menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental,
adequate for the health and well-being of himself and his family, including
food, clothing, housing and medical care and necessary social services and
43
44
untuk kesehatan dan kesejahteraan diri sendiri dan keluarga, termasuk hak
atas pangan, sandang, papan dan pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial
12 menyatakan bahwa:
menderita sakit).
Undang-Undang Dasar Sementara yang mana bunyi dari Pasal tersebut tidak
ada perubahan.
bagian Hak Asasi Manusia. Pasal 28 H ayat (1) menyatakan bahwa “Setiap
orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapat
lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan”.
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 terdapat juga pada Alinea keempat
darah Indonesia
ranah pembangunann kesehatan maka dalam setiap kegiatan dan upaya untuk
1) Pendekatan Holistik
2) Partisipatori
efektivitas kebijakan.
62
Dumilah Ayuningtyas. 2014. Kebijakan Kesehatan : Prinsip dan Praktik. Jakarta :
RajaGrafindo Persada, hlm. 10.
63
Ibid, hlm. 12.
49
4) Ekuitas
5) Efisiensi
6) Kualitas
7) Pemberdayaan Masyarakat
capital.
8) Self-reliant
50
Undang Nomor 9 Tahun 1960 yang terdiri dari 7 Bab dan 17 Pasal yang
hak atas kesehatan terdapat dalam ketentuan Pasal 1 yang berbunyi bahwa
masyarakat.
mengenai asas dan tuujuan pembangunan kesehatan, hak dan kewajiban bagi
hak atas kesehatan terdapat dalam ketentuan Pasal 4 yang menyatakan bahwa
“Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh kesehatan yang
optimal” dan ketentuan Pasal 55 ayat (1) yang menyatakan bahwa “Setiap
orang berhak atas ganti rugi akibat kesalahan atau kelalaian yang dilakukan
kuratif, dan rehabilitatif. Selain itu dalam undang-undang ini juga ditentukan
dijadikan dasar hukum untuk memberikan kepastian hukum bagi pasien dan
tenaga kesehatan.
Nomor 36 Tahun 2009 terdiri dari 22 Bab dan 205 Pasal yang diundangkan
Tahun 2012,
Kesehatan
kesehatan, kategori upaya kesehatan, kesehatan ibu, bayi, anak, remaja, lanjut
usia dan penyandang cacat, gizi, kesehatan jiwa, penyakit menular dan
ketentuan mengenai hak atas kesehatan terdapat dalam ketentuan Bab III
bagian kesatu mengenai “Hak”, yang terdapat dalam beberapa Pasal, yaitu:
2) Pasal 5 :
jawab”.
pelayanan kesehatan”.
tanggung jawabnya”.
64
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Sistem Kesehatan Nasional Bentuk
dan cara Penyelenggaraan Pembangunan Kesehatan, hlm. 2.
57
dan kemampuan hidup sehta bagi setiap orang agar peninngkatan derajat
yang ditetapkan dan mulai berlaku pada 2 Maret 1982. Sistem Kesehatan
1982 dan untuk penyesuaian tantangan eksternal dan internal, sehingga pada
65
Ibid, hlm. 3.
58
1) Upaya kesehatan
2) Pembiayaan kesehatan
5) Pemberdayaan masyarakat
6) Manajemen kesehatan
baru yang merupakan penyesuaian dari Sistem Kesehatan Nasional 1982 dan
1) Upaya Kesehatan
2) Pembiayaan Kesehatan
6) Pemberdayaan Masyarakat
59
daerah.
(4) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2) dan
Oktober 2012. Sistem Kesehatan Nasional 2012 terdiri dari 7 sub sistem,
yaitu:
1) Upaya Kesehatan
3) Pembiayaan Kesehatan
7) Pemberdayaan Masyarakat
yang lebih spesifik yairu pengaturan mengenai hak dan kewajiban bagi
pemenuhan hak asasi manusia dalam hal ini hak atas kesehatan.
keadaan tidak normal atau keadaan darurat. Keadaan tidak normal atau
penanganan keadaan tidak normal tersebut, hal inilah yang kemudian dikenal
hukum yang didasarakan pada konstitusi dan produk hukum lain. Dalam
keadaan tidak normal atau keadaan darurat, sistem hukum tidak dapat
berfungsi secara baik untuk mengatasi keadaan tidak normal atau luar biasa
tersebut.
peraturan harus disesuaikan dengan keadaan yang ada pada saat peraturan
perundang-undangan dibentuk
yaitu:
63
keuangan.
Pada akhir tahun 2019, dunia dikejutkan dengan suatu laporan yang
paru. Kejadian tersebut sekarang ini dikenal dengan Corona Virus Disesase
corona virus yang baru ditemukan. Corona Virus Disesase 2019 (Covid-19)
pernapasan mulai dari influenza biasa sampai dengan penyakit yang lebih
65
parah seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute
luar biasa yang muncul di Wuhan, China pada Desember 2019, kemudian
Covid-19 mempunyai gejala umu berupa demam ≥38°C, batuk kering, sesak
napas dan nyeri dada atau sesak saat bernapas dan batuk. Covid-19 dapat
ringan (pilek, sakit, tenggorokan, batuk dan demam) dapat pulih tanpa perlu
perawatan khusus. Namun orang yang mengalami gejala berat atau orang
yang berusia lanjut dan orang yang memiliki kondisi medis yang sudah ada
Tiongkok mulai menutup kota Wuhan dan pada tanggal 11 Maret 2020 World
Sakit tidak berjalan maksimal dan juga untuk Rumah Sakit Daerah tidak
kesehatan nasional yang telah dibuat terlebih dahulu nyatanya tidak dapat
yang diakibatkan oleh wabah atau kejadian yang luar biasa yang
Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit menular sampai saat
ini belum ada revisi dan tidak dicabut. Sehingga tidak adanya pengaturan
berikut:
1) UPAYA KESEHATAN
Maret 2020.
2020
2020
3) PEMBIAYAAN KESEHATAN
2020
Maret 2020
September 2020
Januari 2021
11 Januari 2021.
Oktober 2020.
November 2020
Desember 2020
Desember 2020
Desember 2020
Maret 2020
Februari 2021
Februari 2021
2021
7) PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
hukum kesehatan yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat tersebut dapat dilihat
bahwa tidak terlalu menitik beratkan kepada “negara sehat” namun menitik
kesehatan.
pengaturan produk hukum yang lebih banyak dan lebih merinci mengenai
burung (Avian Influenza) setiap bulan kepada Presiden dan masyarakat luas.
merupakan hal yang harus dipenuhi oleh pemerintah agar dapat menjamin
84
hak atas kesehatan bagi masyarakat pada masa pandemi Corona Virus
Disease 2019 (Covid-19). Dalam hal politik hukum kesehatan pada masa
1) Ketersediaan (availability)
19)
Penularan Covid-19.
2019 (Covid-19).
dikeluarkannya:
19)
Kesehatan
dikeluarkannya:
2019 (Covid-19).
a. Pasal 2:
(1) Ruang lingkup pengaturan pengadaan
Vaksin dalam rangka penanggulangan
99
2019 (Covid-19).
a) Pasal 3
(1) Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19
dilakukan oleh Pemerintah Pusat.
(2) Pemerintah Pusat dalam melaksanakan
Vaksinasi COVID-19 melibatkan
Pemerintah Daerah provinsi dan Pemerintah
Daerah kabupaten/kota serta badan
hukum/badan usaha.
(3) Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19
dilakukan melalui Vaksinasi Program atau
Vaksinasi Gotong Royong.
(4) Penerima Vaksin dalam pelayanan
Vaksinasi Program tidak dipungut
bayaran/gratis.
b) Pasal 4
Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19 bertujuan
untuk:
a. mengurangi transmisi/penularan COVID-
19;
b. menurunkan angka kesakitan dan kematian
akibat COVID-19;
c. mencapai kekebalan kelompok di
masyarakat (herd immunity);
d. melindungi masyarakat dari COVID-19
agar tetap produktif secara sosial dan
ekonomi.
2) Keterjangkauan (accessibility)
dikeluarkannya:
101
Tertentu.
Undang.
Covid-19.
3) Keberterimaan (acceptability)
19).
4) Kualitas (quality)
progresif di bidang kesehatan yang cukup untuk memenuhi 4 prinsip hak atas
19).
dikeluarkannya kebijakan yang memberikan tarif batas untuk biaya swab dan
pcr merupakan salah satu tugas negara untuk tetap menjalankan konsep
(Covid-19).
pada Unit ICU terisi 100% untuk wilayah jabodetabek, dan Unit Gawat
Darurat terisi 80%66. Selain itu dalam hal kualitas, pada saat pandemi Corona
dilabeli sebagai obat penangkal Covid yang bertebaran dan dijual secara
termasuk obat keras maupun obat berbahan herbal namun mengandung bahan
tertinggi (Salus Populi Suprema Lex Esto), yang terlihat dengan beberapa
66
CNBC Indonesia. 2021. Rumah Sakit Penuh, Pasien Covid-19 Sulit Dapat Perawatan.
Diakses melalui https://www.cnbcindonesia.com/news/20210108121412-4-214463/rumah-sakit-
penuh-pasien-covid-19-sulit-dapat-perawatan. Diakses pada 12/12/2022.
67
Oke Zone. 2020. Peredaran Obat Ilegal Secara Online Meningkat Selama Pandemi
Covid-19. Diakses melalui https://nasional.okezone.com/amp/2020/09/25/337/2283650/peredaran-
obat-ilegal-secara-online-meningkat-selama-pandemi-covid-19. Diakses pada 12/12/2022.
BAB III
TANGGUNG JAWAB NEGARA DALAM MEMBERIKAN
internasional69.
responsibility for the health of their which can be fulfilled only by the
yang memadai).
68
Udiyo Basuki. 2020. Merunut Konstitusionalisme Hak Atas Pelayanan Kesehatan
sebagai Hak Asasi Manusia. Artikel dalam “Jurnal Caraka Justitia” Vo. 1. No. 01. Mei, hlm. 22.
69
Referensi Elsam. 2014. Tanggung Jawab Negara. Diakses melalui
https://referensi.elsam.or.id/2014/09/tanggung-jawab-negara/. Diakses pada 16/2/2022.
70
Tinton Slamet Kurnia. 2007. Hak Atas Derajat Kesehatan Optimal sebagai HAM di
Indonesia. Bandung : Alumni, hlm. 15.
110
111
health, which is a state complete physical, mental and social wellbeing, and
and that the attainment of the highest possible level of health is a most
many other social and economic sectors in addition to the health sector”
perilaku sosial dan bukan hanya terbebas dari penyakit atau kelemahan,
merupakan suatu hak asasi manusia yang fundamental dan pencapaian derajat
darah Indonesia
Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dasar hukum tanggung jawab negara
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 termuat dalam beberapa pasal,
yaitu:
state), negara turut serta secara aktif untuk kesejahteraan rakyatnya (welfare
state)71 atau disebut sociale rechstaat (negara hukum sosial), dimana negara
71
Fheriyal Sri Isriawaty. Op.Cit, hlm. 4.
114
rakyatnya72.
disebutkan diatas.
dan hukum Internasional tentang hak asasi manusia yang diterima oleh negara
72
Rudy Hendra Pakpahan dan Eka N.A.M.Sihombing. 2012. Tanggung Jawab Negara
Dalam Pelaksanaan Jaminan Sosial (Responsibility State in The Implementation of Social Security).
Artikel dalam “Jurnal Legislasi Indonesia”. Vol 9. No. 2. Juli, hlm. 168.
115
1) Pasal 14:
2) Pasal 15:
tingginya.”
3) Pasal 16:
setinggi-tingginya.”
4) Pasal 17:
116
setinggi-tingginya.”
5) Pasal 18:
kesehatan.”
6) Pasal 19:
7) Pasal 20:
peraturan perundang-undangan.
bencana.
minuman.
bedah mayat.
pelayanan”.
119
gizi”.
lingkungan.
Kesehatan
tersedia.
73
Muhammad Beni Kurniawan. 2021. Politik Hukum Pemerintah Dalam Penanganan
Pandemi Covid-19 Ditinjau dari Perspektif Hak Asasi Atas Kesehatan (Government Legal Politics
In Handling Of COVID-19 Pandemic Reviewed From The Right To Health’s Perspective). Artikel
dalam “Jurnal HAM”. Vol. 12. Nomor. 1. April, hlm. 43.
121
nilai-nilai kesehatan.
negara.
74
Hernadi Affandi. 2019. Impelementasi Hak atas kesehatan Menurut Undang-Undang
Dasar 1945: antara Pengaturan dan Realisasi Tanggung Jawab Negara. Artikel dalam “Jurna;
Hukum Positum”. Vol. 4. No. 1. Juni, hlm. 43.
122
kesehatan masyarakat.
Kedokteran
Sosial Nasional
Sosial
Kesehatan
a) Promotif
b) Preventif
c) Kuratif
d) Rehabilitatif
rehabilitasi estetis.
tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan, angka positif Corona Virus Disease
untuk pemenuhan hak atas kesehatan pada masa pandemic Corona Virus
(memenuhi). To protect atau melindungi yang dimaksud dalam hal ini adalah
kewajiban negara secara umum yang dapat dilakukan oleh Pemerintah pada
sebagai berikut:
Bencana Nasional.
Masyarakat)
75
Media Indonesia. 2020. Ini Makna, Kriteria dan Aturan Lengkap PSBB. Diakses melalui
Ini Makna, Kriteria, dan Aturan Lengkap PSBB (mediaindonesia.com). Diakses pada 12/12/2022.
129
Undang-Undang.
menjadi sumber hukum dari semua hukum dari semua peraturan perundang-
masa pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) yang telah diuraikan
keselamatan rakyat adalah asas tertinggi suatu negara, yang diartikan apaila
semua hukum yang ada disuatu negara harus dibuat untuk kesejahteraan dan
keselamatan rakyat dan jika hukum tidak ada pemangku kebijakan harus
76
Sudjana 2021. Dinamika dan Perkembangan Peraturan Paada Masa Pandemi Covid 19
Dalam Perspektif Tangung Jawab Negara. Artikel dalam “Jurnal Krtha Bhayangkara”. Vol. 15. No.
2. Desember ,hlm. 207.
77
Populis.Id. 2022. Mahfud MD:Keselamatan Rakyat adalah Hukum Tertinggi. Diakses
melalui https://populis.id/read11934/mahfud-md-keselamatan-rakyat-adalah-hukum-tertinggi.
Diakses pada 29/03/2022.
131
dari Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) tanpa perlu melalui aturan
hukum yang bisa diartikan untuk tidak perlu mengingat ketentuan konstitusi
(Covid-19) belum bisa menggunakan asas “Salus Populi Suprema Lex Esto”
tak satupun memberikan status keadaan darurat seperti yang diizinkan Pasal
hukum dari politik hukum kesehatan pada masa Corona Virus Disease 2019
Virus Disease 2019 (Covid-19) bukan merupakan keadaan darurat dalam arti
78
CNN Indonesia. 2021. Jimly: “Salus Populi Suprema Lex Esto” Belum Bisa Digunakan.
Diakses melalui https://www.cnnindonesia.com/nasional/20210319061501-20-619425/jimly-
salus-populi-suprema-lex-esto-belum-bisa-digunakan.. . Diakses pada 29/03/2022.
132
masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) ini apabila dikaitkan
dengan hukum tata negara darurat merupakan hukum tata negara darurat
obyektif. Hukum Tata Negara Darurat Objektif merupakan hukum tata negara
yang berlaku atau baru berlaku dalam masa negara berada dalam keadaan
darurat, keadaan bahaya, atau dalam keadaan genting80. Hukum tata negara
Indonesia yang mana produk hukum yang diterbitkan hanya khusus untuk
79
Rizki Bagus Prasetio. 2021. Pandemi Covid-19 : Perspektif Hukum Tata Negara Darurat
dan Perlindungan HAM. Artikel dalam “Jurnal Ilmiah Kebijakan Hukum”. Vol. 15. No. 2. Juli, hlm.
334.
80
Magister Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Medan Area. Loc.cit.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Politik hukum kesehatan pada 1 tahun awal masa pandemi Corona
untuk pemenuhan hak atas kesehatan yang didasarkan pada asas Salus
B. Saran
1. Pemerintah diharapkan untuk lebih bisa memberikan pemahaman atas
133
134
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Perundang-undangan
Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid 19) dan/atau Dalam Rangka
(Covid-19)
Nasional.
LITERATUR
Alexander Petring dkk. Ed Ivan A. Hadar. 2018. Buku Bacaan Sosial Demokrasi 3
Stiftung Indonesia.
Badan Pembinaan Hukum Nasional Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia
Bidang Kesehatan.
Dedi Afandi. 2008. Hak Atas Kesehatan Dalam Perspektif HAM. Artikel dalam
Dewan Mahasiswa Justicia Fakultas Hukum Universitas Gajah Mada. 2020. Politik
Dina Federica Shodikin dan Fidya Panorama Damayanti. 2017. Penerapan Asas
Salus Populi Suprema Lex untuk Mengurangi Pelanggaran Hak Atas Kasus
UNIID”. September.
Dumilah Ayuningtyas. 2014. Kebijakan Kesehatan : Prinsip dan Praktik. Jakarta :
RajaGrafindo Persada.
No. 2. Juni.
Erlina Burhan. Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). Satgas Waspada dan Siaga
COVID-19 PB IDI.
Fheriyal Sri Isriawaty. 2015. Tanggung Jawab Negara Dalam Pemenuhan Hak
Republik Indonesia Tahun 1945. Artikel dalam “Jurnal Ilmu Hukum Legal
London.
Henry Campbell Black. Ed Bryan A.Garner. 2009. Black’s Law Dictionary 9th
Imam Syaukani dan A. Ahsin Thohari. 2013. Dasar-Dasar Politik Hukum. Jakarta
: Rajagrafindo Persada.
J. Guwandi. 2005. Hukum Medik (Medical Law). Jakarta : Balai Penerbit Fakultas
Persada.
Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS). JKN, Hak
Hukum Kontrak. Artikel dalam “Majalah Hukum Nasional”. Vol. 50. No. 2.
Lembaga Bantuan Hukum Masyarakat. 2019. Buku Saku Hak Atas Kesehatan.
Machli Riyadi. 2017. Hukum Kesehatan Kontemporer Aegroti Salus Lex Suprema.
Academia.
Rajawali Pers.
No. 1. Oktober.
Muhammad Sadi Is. 2017. Etika Hukum Kesehatan Teori dan Aplikasinya di
Ni Komang Rosi Triana Ayu Nuratih, dkk. 2021. Tanggung Jawab Pemerintah
Rumah Sakit. Artikel dalam “Jurnal Preferensi Hukum”. Vol. 2. No. 2. Juli.
Perspektif Keadaan Darurat. Artikel dalam “Jurnal Media Hukum”. Vol. 21.
No. 1.
Pan Mohamad Faiz. 2020. Memaknai Salus Populi Suprema Lex. Artikel dalam
Peter Mahmud Marzuki. 2013. Pengantar Ilmu Hukum Edisi Revisi. Jakarta :
Kencana.
--------. 2017. Penelitian Hukum Edisi Revisi. Jakarta : Prenada Media Group.
Phoebe E. Arde-Acquah. 2015. Salus Populi Suprema Lex Esto : Balancing Civil
Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2011 tentang Hak Uji Materiil dan Dalam
PeraturanMahkamah Konstitusi Nomor 06/PMK/2005 tentang Pedoman
Rizki Bagus Prasetio. 2021. Pandemi Covid-19 : Perspektif Hukum Tata Negara
Sudjana 2021. Dinamika dan Perkembangan Peraturan Pada Masa Pandemi Covid
bagi Notaris dalam Membuat Party Acte. Artikel dalam “Lex Renaissance”.
dalam “JSTOR Health and Human Rights The President and Fellows of
Tinton Slamet Kurnia. 2007. Hak Atas Derajat Kesehatan Optimal sebagai HAM
sebagai Hak Asasi Manusia. Artikel dalam “Jurnal Caraka Justitia” Vo. 1.
Winda Roselina Effendi. 2017. Konsep Welfare State di Indonesia. Artikel dalam
Rajagrafindo Persada.
WEBSITE/INTERNET
Admin Magister Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Medan Area. 2021. Hukum
https://fhukum.unpatti.ac.id/politik-hukum-daerah-tentang-kebijakan-
30/11/2021.
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Pusat Bahasa). 2021. Kamus Besar
pada 26/01/2022.
CNBC Indonesia. 2021. Rumah Sakit Penuh, Pasien Covid-19 Sulit Dapat
https://www.cnbcindonesia.com/news/20210108121412-4-214463/rumah-
12/12/2022.
CNN Indonesia. 2021. Jejak Pandemi Covid-19, dari Pasar hingga mengepung
https://www.cnnindonesia.com/internasional/20210804100935-113-
676183/jejak-pandemi-covid-19-dari-pasar-hingga-mengepung-dunia.
--------. 2021. Jimly: “Salus Populi Suprema Lex Esto” Belum Bisa Digunakan.
20-619425/jimly-salus-populi-suprema-lex-esto-belum-bisa-digunakan.. .
https://news.google.com/covid19/map?hl=id&mid=%2Fm%2F03ryn&gl=I
https://news.google.com/covid19/map?hl=id&gl=ID&ceid=ID%3Aid.
26/01/2022.
Kompas. 2022. 2 Maret 2020, Saat Indonesia Pertama Kali Dilanda Covid-19.
Diakses melalui
https://amp.kompas.com/naisonal/read/2022/03/02/10573841/2-maret-2020-
Magister Ilmu Hukum Pascasarjana Universitas Medan Area. 2021. Hukum Tata
Media Indonesia. 2020. Ini Makna, Kriteria dan Aturan Lengkap PSBB. Diakses
MKRI. 2020. Saksi: Rumah Sakit Rujukan Covid-19 Minim Fasilitas. Diakses
melalui https://www.mkri.id/index.php?page=web.Berita&id=16699.
dalam-pandangan-tiga-tokoh-hukum-lt5cbe8b5369ofd?page=2. Diakses
pada 26/01/2022.
Oke Zone. 2020. Peredaran Obat Ilegal Secara Online Meningkat Selama Pandemi
https://nasional.okezone.com/amp/2020/09/25/337/2283650/peredaran-obat-
12/12/2022.
Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Hukum
16/2/2022.
https://id.scribd.com/document/441670567/SALUS-POPULI-SUPREMA-
Tribun. 2020. Genap 30 Hari, Total Kasus Positif Virus Corona di Indonesia Selama
positif-virus-corona-di-indonesia-selama-maret-capai-1528-ini-rekapnya.
melalui https://www.who.int/news/item/27-04-2020-who-timeline---covid-
pada 26/01/2022.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PROGRAM MAGISTER HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Jl. Brigjend. H. Hasan Basri, Kota Banjarmasin - (0511) 3305225, Laman://fh.ulm.ac.id