Anda di halaman 1dari 15

MODEL-MODEL ILMU MANAJEMEN, CARA KERJA ILMU MANAJEMEN DAN

MANAJEMEN ILMIAH

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Manajemen Pendidikan yang dibina oleh
Bapak Hamidi, M.H

Oleh:
Riski: 20209801046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AL-HAMIDIYAH BANGKALAN
JUNI 2023
1

DAFTAR ISI
Cover
Daftar Isi---------------------------------------------------------------------------------------------- 01
BAB I PENDAHULUAN-------------------------------------------------------------------------- 02
A. Latar Belakang ------------------------------------------------------------------------------ 02
B. Rumusan Masalah -------------------------------------------------------------------------- 02
C. Tujuan Masalah ----------------------------------------------------------------------------- 02
BAB II PEMBAHASAN
A. Model-Model Ilmu Manajemen ---------------------------------------------------------- 03
B. Cara Kerja Ilmu Manajemen -------------------------------------------------------------- 09
C. Manajemen Ilmiyah------------------------------------------------------------------------- 11
BAB III PENUTUP --------------------------------------------------------------------------------- 13
Kesimpulan ------------------------------------------------------------------------------------------- 13
Daftar Pustaka --------------------------------------------------------------------------------------- 14
2

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Seperti kita ketahui ilmu manajemen berkembang dengan pesat hingga saat
ini. Ilmu manajemen memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan
ataupun tata cara penting dalam meneliti , menganalisis, dan memecahkan masalah-
masalah yang berkaitan dengan manajer. Oleh karena itu, masalah ini berisikan
uraian tentang perkembangan (evolusi) teori manajemen dari masa ke masa. Selain
memberikan gambaran bagaimana aliran pikiran masalalu diharapkan tulisan ini
dapat memberikansumbangan terhadap ruang lingkup dan perkembangan ilmu
manajemen.

Seseorang manajer hendaklah mempelajari dan memahami secara


keseluruhan tentang perkembangan manajemen yang telah menghasilkan teori-teori
manajemen yang muncul dari berbagai aliran. Sehingga manajer dapat
menggunakan teori yang paling sesuai untuk menghadapi situasi tertentu.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Jelaskan model-model ilmu manajemen?

2. Jelaskan bagaimana cara kerja ilmu manajemen?

3. Jelaskan bagaimana manajemen ilmiah?


C. TUJUAN

1. Untuk mengetahui model-model ilmu manajemen

2. Untuk mengetahui cara kerja ilmu manajemen

3. Untuk mengetahui manajemen ilmiah


3

BAB II
PEMBAHASAN
A. MODEL-MODEL ILMU MANAJEMEN
1. Manajemen Klasik (Manajemen Ilmiah)
Taylor ialah orang pertama yang mengembangkan manajemen ilmiah. Ia
seorang ahli teknik mesin yang memulai pekerjaannya di pabrik baja Midvale Steel
Company Philadelphia (USA) sebagai pekerja biasa selama enam tahun. Setelah
enam tahun bekerja diangkat menjadi Chief Enggineer. Pada tahun 1886, ia
meneliti usaha-usaha untuk meningkatkan produktivitas kerja berdasarkan waktu
dan gerak (time end motion study). Ia berpendapat bahwa efesiensi perusahaan
rendah karna banyak waktu dan gerak-gerak buruh yang tidak produktif. Hasil
penelitiannya disajikan di depan kogres sarjana teknik amerika, kemudian ditulis
dalam bukunya yang berjudul, The Principles of scientific Management. Begitu
pentingnya buku tersebut bagi para buru dan manajer maka pada tahun 1911
diterbitkan oleh sebuah penerbit. Semenjak itu, taylor terkenal sebagai Bapak
Manajemen Ilmiah (the father of scientific managemen).
Manajemen klasik/ilmiah sering diartikan berbeda, arti pertama, manajemen
ilmiah ialah penerapan metode ilmiah dalam studi, analisis, dan pemecahan
masalah- masalah organisasi, arti yang kedua, manajemen ilmiah adalah
seperangkat mekanisme atau tehnik (a bag of trisk) guna meningkatkan efesiensi
dan keefektifan organisasi.Manajemen ilmiah dimaksudkan sebagai penerapan
metode ilmiah pada studi, analisa dan pemecahan masalah organisasi atau
seperangkat mekanisme untuk meningkatkan efesiensi kerja. Pendekatan
manajemen ilmiah ini dikembangkan oleh Fredrick W. Taylor (1856-1915)
berdasarkan konsep perencanaan pekerjaan untuk memperoleh efesiensi,
standarisasi, spesialisasi dan simplikasi (penyederhanaan ). Taylor memulai
pekerjaannya sebagai buru harian pada suatu pabrik baja, kemudian naik jabatan
menjadi supervisior dan pernah mengalami perjuangan manajemen kelas menengah
dalam menolak usaha top manajemen untuk meningkatkan produktivitas.
Ada empat prinsip dasar pemikiran taylor tentanng manajemen ilmiah/ klasik ialah
sebagai berikut:
1. Setiap pekerjaan yang dilakukan oleh seorang harus diuraikan menurut
bagianbagiannya, dan cara ilmiah untuk melakukannya setiap bagian dari
4

pekerjaannya yang ditugaskan kepadanya.


2. Harus ada kerja sama yang baik antara manajer dan pekerja sehingga segala
tugas dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana.
3. Harus ada pembagian kerja antara manajer dan para pekerja.
4. Manajer harus menjalankan kegiatan supervise, memberikan perintah, dan
merancang apa yang harus dikerjakan, sedangkan para pekerja harus bebas
mengerjakan pekerjaan yang ditugaskan kepada mereka. Tokoh pendahuluan
manajemen ilmiah ialah Watt dan Boulton (1800). Mereka memberikan
kontribusi pemikirannya bagi manajemen ilmiah berupa penerapan pendekatan
ilmiah, mengembangkan penelitian pasar, prakiraan, perencanaan produksi, tata
arus kerja, standarisasi komponen produk, dan sistem pengendalian Teori
manajemen ilmiah memfokuskan kajiannya pada pentingnya keberadaan
manajer dan perannya dalam suatu organisasi. Menurut teori ini, penciptaan
iklim yang kondusif bergantung pada sumber daya manusia yang
menggerakkan organisasi.
Aliran Organisasi klasik
Henry Fayol (1841-1925 ) adalah tokoh penting dalam aliran ini ia memberi
perhatian utama pada kegiatan manajerial. Kemampuan menjadi nilai sebagai aspek
penting yang paling dibutuhkan dalam operasi perusahaan. Fayol membagi
manajemen menjadi lima fungsi;
a. Perencanaan (planning )
b. Pengorganisasian (organizing)
c. Pemberian perintah (commanding)
d. Pengoordinasian (coordinating)
e. Pengawasan (controlling)
Dalam perkembangannya, fungsi ke-3 dan ke-4 difungsikan menjadi fungsi
pengarahan (actuating ) sehingga dikenal menjadi 4 fungsi standar:
planning,organizing,actuating,controlling (POAC ), sebagaimana yang digagas oleh
George R. Terry (1977 ).
2. Manajemen Neo-Klasik (Hubungan Antar Manusia) Sejarah Teori Neo Klasik
Teori ini timbul sebagian karena pada para manajer terdapat berbagai
kelemahan dengan pendekatan klasik. Pada kenyataannya manajer ada kesulitan
dan menjadi frustasi karena orang tidak selalu mengikuti pola tingkah laku yang
5

rasional. Disini perlu upaya untuk membantu para manajer dalam menghadapi
manusia, agar organisasi lebih efektif. Beberapa ahli berusaha memperkuat teori
klasik dengan wawasan sosiologis dan psikologis. Dengan adanya peralihan yang
lebih berorientasi pada manusia dikenal dengan pendekatan perilaku sebagai ciri
utama teori Neo- Klasik. Teori ini berasumsi bahwa manusia itu makhluk sosial
dengan mengaktualisasikan dirinya.
Beberapa pelopor aliran neo-klasik ini antara lain: Elton Mayo dengan studi
hubungan antar-manusia, atau tingkah laku manusia dalam situasi kerja terkenal
dengan studi Hawthorne. Berdasarkan hasil studi ini ternyata kelompok
kerja informal lingkungan sosial pekerja mempunyai pengaruh yang besar terhadap
produktivitas. Pengikut aliran ini Chester I. Barnard (1976) yang menyatakan
bahwa hakikat organisasi adalah kerjasama, yaitu kesediaan orang saling
berkomunikasi dan berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama. Individu harus
bekerja sesuai dengan kehendak organisasi. Keseimbangan harus dijaga antara
imbalan yang diberikan kepada individu dan sumbangan individu terhadap
tercapainya tujuan organisasi. Barnard berpendapat bahwa suatu manajemen dapat
bekerja secara efisien dan tetap hidup jika tujuan organisasi dan kebutuhan
perorangan yang bekerja pada organisasi itu dijaga seimbang. Barnard (1906-1961)
menggunakan pengalaman kerja dan hasil studi dalam bidang sosial dan filsafat
untuk merumuskan teoriteorinya mengenai kehidupan organisasi.
Manusia Sebagai Pelaku organisasi
Sebagai makhluk sosial, manusia tidak pernah mampu menyelesaikan
problem kehidupannya sendiri. Mereka butuh untuk bekerjasama dan saling bantu-
membantu satu sama lain. Inilah salah satu alasan lahirnya “semangat” untuk
berkelompok dan berorganisasi dengan tujuan, agar beban kehidupan mereka bisa
lebih ringan. Oleh karenya tidak salah bila dikatakan bahwa kesuksesan manusia
salah satunya difaktori oleh sejauh mana kemampuannya bekersama dan
berorganisasi. Ini menunjukkan bahwa dalam berorganisasi manusia berhadapan
dengan masalah kualitas atau tingkat keilmuan dan potensi yang tidak sama.
Padahal kinerja dalam organisasi membutuhkan tingkat keahlian tertentu yang
sesuai dengan bidang yang ia emban dalam jabatan struktur keroganisasin tersebut.
Karena itu, membangun tingkat Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan bagian
dari upaya dalam peningkatan kinerja organisasi sehingga ia lebih “cerdas” dalam
mengelola, mengurus, dan meningkatka kualitas pekerjaannya. Hal ini memberikan
6

penjelasan bahwa potensi manusia itulah yang dapat menjadikannya mampu


memberikan manfaat bagi kehidupan manusia lainnya. Karenanya, manusia harus
mampu memberikan suatu jasa atau pelayanan taktis yang diberikannya secara
berarti bagi manusia lainnya.
Untuk itu, manusia harus paham terlebih dahulu mengenai apa yang akan,
dan harus ia kerjakan untuk memberikan pelayanan tersebut. Kelemahan dan
keunggulan suatu organisasi pada dasarnya juga ditentukan dari tingkat SDM
personalian organisasi tersebut, dengan meninjau komponenkompenen dan
hubungan pegawai satu sama lain. Dengan begitu akan tampak, kekurangan,
kelemahan bahkan kelebihan dari sistem organisasi dan sistem pelayanan sehingga
dapat ditemukan rumusan untuk memperbaiki sistem yang telah berlansung dalam
organisasi tersebut. Untuk itu, diperlukan sebuah upaya-upaya khusus dari
“pimpinan” organisasi tersebut untuk meningkatkan kualitas SDM mereka.
3. Manajemen Sistem Organisasi Konsep Sistem Organisasi
Cara berfikir manusia antara lain 1) Deduktif atau analitikal, 2) Inkduktif
atau empkirikal, 3) Kausatif, 4) Kreatif, 5) Bantuan silogisme, 6) Abstrak, 7)
Konkret, dan 8) Sistem. Dedukktif dari umum ke khusus. Induktif dari Khusus ke
umum.System berasal dari bahasa Yunani, system. Pendekatan sistem terhadap
manajemen berusaha untuk memandang organisasi sebagai sebuah sistem yang
menyatu dengan maksud tertentu yang terdiri atas bagian-bagian yang saling
berhubungan. Pendekatan sistenm tidak secara terpisah berhubungan dengan
berbagai bagian dari sebuah organisasi melainkan memberikan kepada manajer
suatu cara untuk memandang organisasi sebagai keseluruhan dan sebagai bagian
dari yang lebih besar (lingkungan). Sistem menurut Banghart (1990) ialah
sekelompok elemen-elemen yang saling berkaitan yang secara bersama-sama
diarahkan untuk mencapai tujuan yang ditentukan.
M.J. Riley (1981) mengemukakan bahwa “A system is a set of interrelated
parts with a purpose seems to fit the concept of manager’s job and the complexity
of the internal and external environment in which he operates”. Dari definisi ini
jelas bahwa dalam suatu sistem ditemukan adanya bagian-bagian yang saling
berhubungan satu dengan yang lainnya. Interrelasi bagian-bagian itu ditujukan pada
tujuan tertentu. Riley melihat bahwa sistem yang dioperasikan itu hendaknya ada
kesesuaian antara tugas-tugas yang telah ditetapkan dengan lingkungan baik
internal maupun eksternal.
7

Murdick & Ross (1982) mendefinisikan sistem sebagai seperangkat unsur


yang melakukan suatu kegiatan atau membuat skema dalam rangka mencapai
tujuan dengan mengolah data dan atau energi serta barang-barang dalam waktu
tertentu untuk menghasilkan informasi dan atau energi dan atau benda.
Koontz & O’Donnel (1976) mendefinisikan sistem sebagai keseluruhan
bukan hanya bagian-bagian karena sistem yang bersangkutan perlu dipandang
sebagai suatu totalitas. Sistem dapat dipandang sebagai suatu hal yang tertutup atau
terbuka. Sistem tertutup adalah sistem yang tidak dipengaruhi dan memengaruhi
lingkungannya, sedangkan sistem terbuka ialah sistem yang dipengaruhi dan
mempengaruhi lingkungannya.
Elias M.A Wad (1979) mengemukakan, “A system can be defined as an
organized group of components (subsistems) linked according to plan to achieve a
specific objectives”. Dari definisi yang dikemukakan ini jelas bahwa sistem yang
dimaksudkan benar-benar merupakan suatu sistem buatan manusia (sengaja
diciptakan oleh manusia) untuk tujuan-tujuan tertentu atau spesifik. Sistem adalah
suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul
bersamasama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu
sasaran yang tertentu Penjelasan di atas menjelaskan bahwa sistem bekerja dalam
suatu jaringan kerja dari suatu prosedur nyang saling berhubungan satu sama lain
untuk menyelesaikan tujuan dan sasaran yang dimaksud.

J. Fitz Gerald, A.F. Fitz Gerald dan W.D. Stalling (1981) mengemukakan,
“A system can be defined as a network of interrelated procedures that are joined
together to perform an activity or to accomplish a specific objective. It is in effect
all the ingredients which make up the whole”. Dalam definisi ini ditekankan pada
prosedur untuk melaksanakan aktivitas ke arah pencapaian tujuan yang spesifik.
Sesuatu yang dikatakan sistem menurut pengertian ini mengandung beberapa aspek
sebagai berikut:
a. Adanya sejumlah prosedur yang saling kait membentuk suatu jaringan
kerja.
b. Adanya aktivitas bersama.
c. Adanya tujuan spesifik yang hendak dicapai
Menurut Shrode elemen-elemen dasar organisasi mencakup:
a. Tujuan
8

b. Teknik
c. Struktur
d. Orang, dan
e. Informasi.
Kelima elemen tersebut memproses sejumlah input yang bersumber dari
lingkungandan outputnya digunakan oleh lingkungan. Manajemen dipandang
sebagai suatu sistem didasarkan pada asumsi bahwa organisasi merupakan sistem
terbuka, tujuan organisasi mempunyai kebergantungan. Prinsip-prinsip yang
digunakan dalam manajemen berdasarkan sistem, mencakup:
1) manajemen berdasarkan,
2) manajemen berdasarkan teknik,
3) manajemen berdasarkan struktur,
4) manajemen berdasarkan orang, dan
5) manajemen berdasarkan informasi.
Ada Beberapa model-model manajemen dalam satu organisasi adalah:
1. Model Planning, Implementation & Evaluation ( P-I-E).
Model tersebut merupakan model paling sederhana, karena hanya meliputi 3
fungsi yakni fungsi perencanaan, implementasi, dan evaluasi sumberdaya guna
mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Model Planning, Organizing, Actuating & Controling ( P-O-A-C).
Tetapi pada tahun 1914 dari pengertian diatas mengalami transformasi setelah
seorang ahli manajemen berkebangsaan Prancis Henri Fayol menyebutkan
manajemen melaksanakan 5 fungsi utama yakni, merencanakan (plan) aktivitas
yang akan dilakukan, kemudian mengorganisasikan (organize) untuk mencapai
rencana tersebut. Kemudian mengarahkan (direct) sumberdaya yang dimiliki
guna melaksanakan rencana serta memimpin sumberdayanya (leading). Hingga
kemudian mengendalikan (control) sumberdaya agar tetap beroprasi optimal.
3. Model perencanaan, pergerakan dan pelaksanaan, serta pengawasan,
pengendalian dan penilaian ( P1-P2-P3).
4. Model Analisis, Rumusan, Rencana, Implementasi dan Forum komunikasi (A-
R- R-I-F ) Model tersebut dipergunakan oleh organisasi yang bergerak dalam
bidang partisipasi kemasyarakatan.
5. Model Analisis, Rumusan, Rencana, Implementasi, Monitoring dan Evaluasi (
9

A- R-R-I-M-E) Model ini tidak jauh berbeda dengan model nomor 4, namun
perbedaannya hanya terletak pada fungsi monitoring serta evaluasi yang
diletakan secara terpisah.

B. CARA KERJA ILMU MANAJEMEN


Manajemen merupakan serangkaiaan kegiatan yang dijalankan berdasarkan
fungsinya masing-masing dan mengikuti suatu tahapan-tahapan tertentu dalam
pelaksanaanya. Suatu organisasi atau lembaga, apakah dia profit atau nonprofit,
semuanya bertolak dari kemampuan menejer memahami fungsi- fungsi manajemen,
sehingga mampu menjalankan kegitan organisasi secara efektif dan efisien (Robbins &
Coulter, 2012). Tanpa memahami fungsi-fungsi manajemen yang baik, seorang
menejer tidak akan mampu membawa organisasi menjadi organisasi yang berhasil.
Aneka ragam klasifikasi fungsi manajemen yang ada harus dipandang sebagai hal yang
positif dalam arti dapat memperkaya pengetahuan dan pemahaman yang lebih
mendalam tentang apa saja yang harus dilakukan oleh para menejer agar kemampuan
organisasi mencapai tujuan dan berbagai sasarannya semakin meningkat. Merupakan
kenyataan bahwa gaya seseorang ilmuan yang membuat klasifikasi fungsi-fungsi
manajemen dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : fasilitas hidup,
perkembangan pengetahuan yang telah dicapai, perkembangan teknologi dan
pemanfaatanya, serta kondisi organisasi di mana fungsi itu diselenggarakan
(Atmodiwirio, 2015).
Adapun cara kerja ilmu manajemen termasuk dalam fungsi-fungsi manajemen yaitu;
1) Fungsi Perencanaan (planning) Perencanaan sebagai langkah awal sebelum
melaksanakan fungsi-fungsi manajemen lainya adalah menetapkan pekerjaan yang
harus dilaksanakan oleh sekelompok orang untuk mencapai tujuan yang digariskan
oleh lembaga atau organisasi (Syafaruddin, 2002). Sedangkan Husain Usman
berpendapat perencanaan adalah sejumlah kegiatan yang telah ditentukan
sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu priode tertentu (masa yang akan
dating) dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Usman, 2016).
2) Fungsi pengorganisasian (organizing) Setelah menyusun rencana, selanjutnya
diperlukan penyusunan pengelompokan kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
rangka usaha kerja sama. Perlunya pengorganisasian, penggelompokan tanggung
jawab, penyusunan tugas, setiap individu yang mempunyai tanggung jawab.
Pengorganisasian adalah mengelompokan dan menentukan berbagai kegiatan
10

penting dan memberikan kekuasaan untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan


tersebut (Sihotang, 2017).
3) Fungsi pengarahan (Actuating) Pada prinsipnya, tidak ada bawahan yang mampu
bekerja sendiri tanpa bantuan orang lain sebagai atasanya. Bawahan selalu perlu
mendapat bimbingan dan petunjuk dari atasan maupun sistem organisasinya
supaya kegiatan yang dilakukan diminimalisir tingkat kesalahanya. Pengarahan
disebut juga gerakan aksi mencangkup kegiatan yang dilakukan oleh seorang
menejer untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan yang ditetapkan oleh unsur
perencanaan dan pengorganisasian agar tujuan dapat tercapai. Kegiatan penetapan
dan pemuasan kebutuhan manusiawi dari pegawai, memberi penghargaan,
memimpin, mengembangkan dan memberi kompensasi kepada para pegawai.
4) Fungsi pengawasan (controlling) Pengawasan adalah fungsi terkhir dari proses
manajemen yang sangat menetukan pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen yang
lain, karena peranan pengawasan yang telah ditetapkan sebelumnya. Pengawasan
berarti satu tindakan untuk mengontrol aktivitas-aktivitas organisasi dan sekaligus
sebagai koreksi terhadap rencana yang telah ditetapkan sebelumnya untuk
mencegah terjadinya penyimpangan (Tola et al., 2020) Selanjutnya, konsep
pengembangan merupakan sebuah keharusan yang harus diaplikasikan dalam
kehidupan, Kata konsep artinya ide, rancangan atau pengertian yang diabstrakan
dari peristiwa kongkrit, sedangkan pengembangan artinya proses, cara, perbuatan
mengembangkan (Tim Redaksi, 2011). Dengan demikian, manajemen
pengembangan adalah rancangan mengembangkan sesuatu yang sudah ada dalam
rangka meningkatkan kualitas lebih maju. Apabila manajemen pengembangan ini
diterapkan dalam dunia pendidikan, maka ide, gagasan ataupun rancangan yang
sudah dianggap matang dan berhasil kemudian lebih ditingkatkan dengan tujuan
kualitas pendidikan yang sudah ada akan lebih meningkat ketika proses ini
digulirkan (Pawero, 2021). Sebagai contoh seorang pendidik ingin lebih maju dan
terdepan dalam menyampaikan materi pelajarannya di sekolah, maka yang harus
diperhatikan itu adalah konsepnya dalam pengembangan itu terus dihimpun,
misalnya dengan cara mengikuti seminar- seminar, workshopworkshop, In House
Training seputar pendidikan, karena yakin dengan sering mengikuti kegiatan-
kegiatan tersebut akan mendapatkan wawasan dan cakrawala berpikir ke arah yang
lebih maju.
11

C. MANAJEMEN ILMIAH

Era ini ditandai dengan berkembangnya perkembangan ilmu manajemen dari


kalangan insinyur seperti Henry Towne, Frederick Winslow Taylor, Frederick
A.Halsey, dan Harrington Emerson Manajemen ilmiah dipopulerkan oleh Frederick
Winslow Taylor dalam bukunya, Principles of Scientific Management, pada tahun
1911. Taylor mendeskripsikan manajemen ilmiah sebagai "penggunaan metode ilmiah
untuk menentukan cara terbaik dalam menyelesaikan suatu pekerjaan." Beberapa
penulis seperti Stephen Robbins menganggap tahun terbitnya buku ini sebagai tahun
lahirya teori manajemen modern.
Perkembangan manajemen ilmiah juga didorong oleh munculnya pemikiran
baru dari Henry Gantt dan keluarga Gilberth. Henry Gantt. yang pernah bekerja
bersama Taylor di Midvale Steel Company, menggagas ide bahwa seharusnya seorang
mandor mampu memberi pendidikan kepada karyawannya untuk bersifat rajin
(industrious ) dan kooperatif. Ia juga mendesain sebuah grafik untuk membantu
manajemen yang disebut sebagai Gantt chart yang digunakan untuk merancang dan
mengontrol pekerjaan. Sementara itu, pasangan suami-istri Frank dan Lillian
Gilbreth berhasil menciptakan micromotion, sebuah alat yang dapat mencatat setiap
gerakan yang dilakukan oleh pekerja dan lamanya waktu yang dihabiskan untuk
melakukan setiap gerakan tersebut. Alat ini digunakan untuk menciptakan sistem
produksi yang lebih efesien.
Era ini juga ditandai dengan hadirnya teori administratif, yaitu teori mengenai
apa yang seharusnya dilakukan oleh para manajer dan bagaimana cara membentuk
praktik manajemen yang baik. Pada awal abad ke 20, seorang
industriawan Perancis bernama Henri Fayol mengajukan gagasan lima fungsi utama
manajemen: merancang, mengorganisasi, memerintah, mengoordinasi, dan
mengendalikan. Gagasan Fayol itu kemudian mulai digunakan sebagai kerangka kerja
buku ajar ilmu manajemen pada pertengahan tahun 1950, dan terus berlangsung hingga
sekarang. Selain itu, Henry Fayol juga mengagas 14 prinsip manajemen yang
merupakan dasar-dasar dan nilai yang menjadi inti dari keberhasilan sebuah
manajemen.
Sumbangan penting lainnya datang dari ahli sosilogi Jerman Max Weber.
Weber menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagai birokrasi
bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan
12

dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci, dan sejumlah hubungan yang
impersonal. Namun, Weber menyadari bahwa bentuk "birokrasi yang ideal" itu tidak
ada dalam realita. Dia menggambarkan tipe organisasi tersebut dengan maksud
menjadikannya sebagai landasan untuk berteori tentang bagaimana pekerjaan dapat
dilakukan dalam kelompok besar. Teorinya tersebut menjadi contoh desain struktural
bagi banyak organisasi besar sekarang ini.
Perkembangan selanjutnya terjadi pada tahun 1940-an ketika Patrick
Blackett melahirkan ilmu riset operasi, yang merupakan kombinasi dari teori statistika
dengan teori mikroekonomi. Riset operasi, sering dikenal dengan "manajemen sains",
mencoba pendekatan sains untuk menyelesaikan masalah dalam manajemen,
khususnya di bidang logistikdan operasi. Pada tahun 1946, Peter F. Drucker—sering
disebut sebagai Bapak Ilmu Manajemen—menerbitkan salah satu buku paling awal
tentang manajemen terapan: "Konsep Korporasi" (Concept of the Corporation).
Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang
menugaskan penelitian tentang organisasi ilmiah, untuk menentukan seorang manajer
harus memakai fasilitas, bahan, dan tenaga kerja supaya rnendapatkan hasil yang
sebaik-baiknya. Disamping itu Babbage sangat memperhatikan faktor manusia, dia
menyarankan sebaiknya ada semacam sistem pembagian keuntungan antara pekerja
dan pemilik pabrik, sehingga para pekerja memperoleh bagian keuntungan pabrik,
apabila mereka ikut menyumbang dalam peningkatan produktivitas. Beliau
menyarankan para pekerja selayaknya menerirna pembayaran tetap atas dasar sifat
pekerjaan mereka, ditambahkan dengan pembagian keuntungan, dan bonus untuk
setiap saran yang mereka berikan dalam peningkatkan produktivitas.
13

BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Manajemen klasik/ilmiah sering diartikan berbeda, arti pertama, manajemen
ilmiah ialah penerapan metode ilmiah dalam studi, analisis, dan pemecahan masalah-
masalah organisasi, arti yang kedua, manajemen ilmiah adalah seperangkat mekanisme
atau tehnik (a bag of trisk) guna meningkatkan efesiensi dan keefektifan
organisasi.Manajemen ilmiah dimaksudkan sebagai penerapan metode ilmiah pada
studi, analisa dan pemecahan masalah organisasi atau seperangkat mekanisme untuk
meningkatkan efesiensi kerja.
Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling
berhubungan, berkumpul bersamasama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk
menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu Penjelasan di atas menjelaskan bahwa
sistem bekerja dalam suatu jaringan kerja dari suatu prosedur nyang saling
berhubungan satu sama lain untuk menyelesaikan tujuan dan sasaran yang dimaksud.
Aneka ragam klasifikasi fungsi manajemen yang ada harus dipandang sebagai
hal yang positif dalam arti dapat memperkaya pengetahuan dan pemahaman yang lebih
mendalam tentang apa saja yang harus dilakukan oleh para menejer agar kemampuan
organisasi mencapai tujuan dan berbagai sasarannya semakin meningkat.
Pengawasan berarti satu tindakan untuk mengontrol aktivitas-aktivitas
organisasi dan sekaligus sebagai koreksi terhadap rencana yang telah ditetapkan
sebelumnya untuk mencegah terjadinya penyimpangan (Tola et al., 2020) Selanjutnya,
konsep pengembangan merupakan sebuah keharusan yang harus diaplikasikan dalam
kehidupan, Kata konsep artinya ide, rancangan atau pengertian yang diabstrakan dari
peristiwa kongkrit, sedangkan pengembangan artinya proses, cara, perbuatan
mengembangkan (Tim Redaksi, 2011).
Weber menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagai
birokrasi bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang
didefinisikan dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci, dan sejumlah hubungan
yang impersonal.
Buku ini muncul atas ide Alfred Sloan (chairman dari General Motors) yang
menugaskan penelitian tentang organisasi ilmiah, untuk menentukan seorang manajer
harus memakai fasilitas, bahan, dan tenaga kerja supaya rnendapatkan hasil yang
sebaik-baiknya.
14

DAFTAR PUSTAKA

Journal of Islamic Education Leadership; Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 1


Nomor 2, 2021
https://coretan-hampa.blogspot.com/2015/06/model-model-manajemen.html
https://text-id.123dok.com/document/y956o1jz-model-model-manajemen-dalam-
pendidikan.html

Anda mungkin juga menyukai