Anda di halaman 1dari 6

Penyebab Perubahan Sosial Budaya

Pada materi ke-2 ini kamu akan mempelajari tentang hal-hal yang menjadi penyebab terjadinya
perubahan sosial budaya baik faktor yang berasal dari luar (eksternal) maupun yang berasal dari
dalam (internal). Menurut Soerjono Soekanto, adanya faktor-faktor internal (dari dalam
masyarakat) dan eksternal (dari luar masyarakat) yang menyebabkan terjadinya perubahan sosial
dalam masyarakat. 

1. Faktor Internal

Faktor internal merupakan faktor-faktor yang berasal dari dalam masyarakat itu sendiri. Dalam
hal ini masyarakat dapat berupa kolektif atau individual. Faktor-faktor internal yang
menyebabkan terjadinya

perubahan sosial budaya adalah sebagai berikut:


 

a. Perubahan Jumlah Penduduk (Populasi)

Bertambah atau berkurangnya penduduk dalam suatu


wilayah menyebabkan terjadinya perubahan sosial baik di
daerah tujuan maupun di daerah yang ditinggalkan.
Bertambahnya penduduk pada suatu daerah
mengakibatkan perubahan pada struktur masyarakat
terutama lembaga-lembaga kemasyarakatan.

Hal ini dapat dilihat dengan adanya perpindahan


penduduk dari desa ke kota-kota besar yang sering
disebut urbanisasi. Akibat urbanisasi terjadilah
perubahan-perubahan dalam sistem sosial masyarakat
kota. Adanya urbanisasi mencetak pengangguran-
pengangguran baru yang mengakibatkan meningkatnya
angka kriminalitas. Situasi dan kondisi ini menjadikan
kota-kota besar menjadi tidak aman.

Sementara itu, berkurangnya penduduk sebagai akibat urbanisasi menyebabkan terjadinya


kekosongan pada daerah yang ditinggalkan. Situasi ini mendorong perubahan pada sistem
pembagian kerja, sistem stratifikasi sosial, pola pekerjaan, sistem perekonomian, dan lain-lain.
Contohnya berpindahnya para petani ke kota-kota besar menyebabkan lahan pertanian menjadi
tidak berfungsi. Tidak berfungsinya lahan pertanian, tentu membawa dampak pada pola
pembagian kerja di setiap keluarga yang akhirnya mendorong perubahan pada sistem
perekonomian masyarakat secara keseluruhan.

b. Penemuan Baru (Inovasi)

Inovasi merupakan suatu proses sosial dan kebudayaan


besar yang terjadi dalam jangka waktu yang tidak terlalu
lama. Munculnya inovasi-inovasi baru merupakan tanda-
tanda awal terjadinya perubahan. Terjadinya penemuan-
penemuan baru dalam masyarakat melalui dua tahap
penemuan yang dikenal dengan istilah discovery dan
invention.

Discovery adalah penemuan-penemuan baru dari suatu


unsur kebudayaan baru, baik berupa suatu alat yang baru,
ataupun berupa suatu ide baru yang diciptakan oleh
seorang individu ata serangkaian ciptaan dari individu-
individu dalam masyarakat yang bersangkutan.

Sebagai contoh, ditemukannya mobil yang didahului dibuatnya motor gas oleh S. Marcus.
Adapun discovery dapat berubah menjadi invention jika masyarakat sudah mengakui, menerima,
bahkan menerapkan penemuan tersebut.

Invention menunjuk pada upaya menghasilkan suatu unsur-unsur kebudayaan lama yang telah
ada dalam masyarakat. Adanya mobil dari hasil penyempurnaan motor gas sebagai alat
transportasi merupakan salah satu wujud invention.

c. Konflik Dalam Masyarakat

Konflik atau pertentangan dalam masyarakat dapat


mendorong terjadinya perubahan sosial budaya. Konflik
berakibat jatuhnya korban jiwa dan harta bagi pihak yang
bertikai. Konflik pernah terjadi di berbagai daerah di
Indonesia, baik yang vertikal maupun horizontal.
Misalnya yang terjadi di Pontianak, Ambon, dan Poso.

Ratusan nyawa melayang, pengungsian terjadi secara


besar-besaran, dan situasi sosial politik menjadi
mencekam. Peristiwa ini menunjukkan betapa konflik
mampu mendorong perubahan sosial budaya.

 
 

d. Terjadinya Pemberontakan Dalam Masyarakat (Revolusi)

Terjadinya pemberontakan diawali dengan adanya


ketidakpuasan sebagian masyarakat. Ketidakpuasan ini
diarahkan pada sistem kekuasaan yang dianggapnya tidak
cocok sehingga mendorong untuk keluar dan membuat
sistem kekuasaan yang berbeda.

Rezim yang bertindak despotik atau lalim menimbulkan


ketidakadilan di masyarakat sehingga mendorong
sebagian masyarakat yang merasa tidak diuntungkan
melakukan pemberontakan.

Situasi dan kondisi ini memunculkan revolusi sebagai


wujud dari pemberontakan. Adanya revolusi akan
membawa perubahan-perubahan besar dalam tubuh
masyarakat. Misalnya revolusi Mei tahun 1998 yang terjadi di Indonesia. Perubahan besar terjadi
di Indonesia baik perubahan kepala negara, wakil kepala negara, struktur kabinet, sampai pada
perilaku warga masyarakat, yaitu menjadi lebih berani mengkritisi cara kerja pemerintah.

2. Faktor Eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang berasal dari luar masyarakat yang dapat
menyebabkan terjadinya perubahan sosial. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah:
 

a. Lingkungan Alam Yang Berubah

Terjadinya gempa bumi, gunung meletus, tsunami, musibah banjir


menjadikan kondisi alam fisik berubah. Berubahnya kondisi alam
memicu munculnya perubahan sosial budaya pada masyarakat yang
bersangkutan. Contoh terjadinya banjir di Jakarta pada awal tahun
2008 mengakibatkan ribuan warga harus mengungsi ke daerah yang
aman.

Di tempat pengungsian, mereka harus beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya baik lingkungan
fisik maupun sosial. Kondisi ini mengakibatkan perubahan-perubahan pada lembaga
kemasyarakatan.

b. Peperangan

Peperangan juga dapat menyebabkan perubahan sosial budaya.


Peperangan terjadi antara masyarakat yang satu dengan masyarakat
yang lain di luar batas-batas negara. Akibat peperangan kehidupan masyarakat menjadi
menderita, penuh ketakutan dan kecemasan, harta benda menjadi hancur yang akhirnya
membawa kemiskinan.

Negara yang menang dalam peperangan akan memaksa negara yang kalah untuk menerima
kebudayaannya yang dianggap lebih tinggi sehingga struktur masyarakat mengalami perubahan.
Perubahan seperti ini tampak pada perubahan-perubahan yang terjadi pada negara-negara yang
kalah dalam Perang Dunia II, seperti Jerman dan Jepang.

Jerman mengalami perubahan di bidang kenegaraan, yaitu terpecahnya Jerman menjadi Jerman
Barat dan Jerman Timur. Sementara Jepang berubah dari negara agraris-militer menjadi suatu
negara industri.

c. Pengaruh Kebudayaan Masyarakat Lain

Hubungan yang dilakukan secara fisik antara dua masyarakat


mempunyai kecenderungan untuk menimbulkan pengaruh timbal
balik. Hal ini berarti tiap-tiap masyarakat mempengaruhi masyarakat
lain, tetapi juga menerima pengaruh dari masyarakat lain yang
bersangkutan.

Apabila hubungan tersebut berlangsung melalui alat-alat komunikasi


massa seperti radio, televisi, film, majalah, dan surat kabar, terjadi kemungkinan pengaruh hanya
datang dari satu pihak, yaitu dari masyarakat yang secara aktif menggunakan alat-alat
komunikasi tersebut.

Sementara pihak lain hanya menerima pengaruh dan tidak mempunyai kesempatan untuk
memberikan pengaruhnya. Hubungan pengaruh mempengaruhi dalam masyarakat baik langsung
maupun tidak langsung ini mampu memunculkan perubahan sosial budaya. Dalam proses ini
terjadi penyerapan dan penyebaran yang akhirnya menghasilkan kebudayaan baru.

Contohnya kehidupan sosial pasangan yang berbeda kewarganegaraan. Hubungan secara fisik
yang sering mereka lakukan menciptakan kebudayaan baru dalam gaya hidup, perilaku, dan cara
pandang. Selain itu, adanya majalah yang berasal dari luar membawa perubahan pada gaya hidup
anak muda Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai