Anda di halaman 1dari 4

TUTORIAL ONLINE

TUGAS 1
MANAJEMEN
MODUL EKMA4116

SHEFITRI FURI RAHAYU


043061993
S1-MANAGEMENT
1. Apa yang Anda ketahui mengenai kepemimpinan? Kaitkan jawaban Anda dengan Teori.

a. Menurut Wahjosumidjo (1987:11)


Kepemimpinan pada hakikatnya adalah suatu yang melekat pada diri seorang pemimpin
yang berupa sifat-sifat tertentu seperti: kepribadian (personality),
kemampuan (ability) dan kesanggupan (capability)
b. Menurut Moejiono (2002)
Memandang bahwa leadership tersebut sebenarnya sebagai akibat pengaruh satu arah,
karena pemimpin mungkin memiliki kualitas-kualitas tertentu yang membedakan
dirinya dengan pengikutnya. Para ahli teori sukarela (compliance induction
theorist) cenderung memandang leadership sebagai pemaksaan atau pendesakan
pengaruh secara tidak langsung dan sebagai sarana untuk membentuk kelompok sesuai
dengan keinginan pemimpin (Moejiono, 2002).
c. Menurut Fiedler (1967)
Kepemimpinan pada dasarnya merupakan pola hubungan antara individu-individu yang
menggunakan wewenang dan pengaruhnya terhadap kelompok orang agar bekerja
bersama-sama untuk mencapai tujuan.
d. Menurut Ott (1996)
Kepemimpinan dapat didefinisikan sebagai proses hubungan antar pribadi yang di
dalamnya seseorang mempengaruhi sikap, kepercayaan, dan khususnya perilaku orang
lain.

2. Bagaimana kepemimpinan yang dilakukan Founder dan CEO Makaroni Ngehe? Berikan
analisa Anda.

Ali Muharam, pria kelahiran 26 Sept 1985 asal Tasikmalaya, Jawa Barat. Ia merupakan
founder sekaligus CEO dari makaroni ngehe. Sebagai seorang pemimpin dari salah bisnis
yang telah dikelolanya, Ali memiliki strategi dalam menjalani bisnisnya dan memiliki gaya
kepemimpinan yang cukup baik dengan bersikap memanusiakan karyawannya ibarat
sedang mendidik anak, yang bisa menuntun sebelum menuntut. Ali pernah berkata
“Kebetulan karena saya pernah berada di posisi sebagai orang yang tidak punya apa-apa,
tidak punya pertolongan dari siapa pun dan tidak punya tempat untuk berlindung, dan saya
juga pernah menjadi karyawan, saya tahu rasanya seperti apa berada di bawah yang
membuat saya bisa lebih sensitif dan peka terhadap emosi karyawan” maka dari itu
kepemimpinan yang baik menurut Ali yaitu mereka yang mampu berempati terhadap
karyawannya. Sebagai seorang pemimpin juga harus bisa memberikan contoh kepada
karyawannya sebelum menyuruh, seorang pemimpin harus paham atas tugas yang akan
diberikan terhadap karyawannya. Jika dianalisa dari artikel tersebut, Ali memiliki gaya
kepemimpinan transformasional hubungan relasional yanf dapat menumbuhkan
kepercayaan bagi karyawannya. Ali selalu memotivasi bawahannya dengan berbagai cara
yang dapat menarik moral yang bertujuan supaya bawahannya mampu memberikan seluruh
kemampuan terbaiknya untuk mencapai kesuksesan. Dan yang terakhir Ali juga
memperhatikan kesejahteraan karyawan dari hal terkecil, seperti jam kerja serta
kebahagiaan para karyawannya.

3. Bagaimana pengelolaan usaha yang dilakukan Ali Muharam? Berikan analisa Anda.

Dalam pengelolaan usaha yang dilakukan Ali Muharam ini belajar dari pengalaman dan
kepahitan dari masa lalunya. Ali dangat berhati-hati dalam mengelola usahanya, terlebih
lagi soal keungannya. Ia mengandalkan cash flow atau bisa disebut dengan arus pemasukan
dan pengeluaran uang tunai. Ia tidak meminjam uang dari bank ataupun pemodal lain.
Dalam pengelolaan gerai usaha makaroni ngehe, Ali mendelegasikan ke GM area. Ali juga
mengharapkan karyawannya untuk bisa menjadi superteam, yang saling bekerja sama,
saling mengisi dan juga saling melengkapi satu sama lain.

4. Pada kasus ini, bagaimana Sang Founder mengembangkan empati dan memanusiakan
karyawan? Berikan analisa Anda

Pada kasus ini, Ali Muharam seorang founder dan CEO makaroni ngehe yang memiliki
sifat struggle, ngotot, dan pantang menyerah untuk meraih kesuksesannya dalam berbisnis.
Ali memiliki suatu kesimpulan dalam berempati, yaitu bahwa untuk merasa bahagia itu
bukan berusaha membahagiakan diri sendiri, melainkan harus membahagiakan orang lain.
Ali Muharam ini mengandalkan pengalaman di lapangan tanpa mentor khusus yang
membimbingnya dalam mengembangkan empati serta dalam memanusiakan karyawannya.
Ali berkata “Kebetulan karena saya pernah berada di posisi sebagai orang yang tidak punya
apa-apa, tidak punya pertolongan dari siapa pun dan tidak punya tempat untuk berlindung,
dan saya juga pernah menjadi karyawan, saya tahu rasanya seperti apa berada di bawah
yang membuat saya bisa lebih sensitif dan peka terhadap emosi karyawan” . dalam kasus
ini maka, Ali harus bisa memberikan yang terbaik dengan cara menuntun karyawannya dan
tidak menuntutnya. Dan harus bisa memberi contoh dan memahami tugas yang akan
didelegasikan sebelum menyuruh atau memberi pekerjaan kepada karyawannya. Dalam
memanusiakan karyawan dan memberi empati kepada karyawannya, Ali harus bisa
menomorsatukan kesejahteraan karyawan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai