Anda di halaman 1dari 4

Antologi sebagai landasan pengembangan ilmu

Apa dan bagaimana ontologi

Antologi adalah cabang filsafat ilmu yang membicarakan tentang hakikat ilmu pengetahuan. Muhadjir
(2011:63) menjelaskan bahwa antologi itu ilmu yang mempelajari tentang teh bening. Yang dibahas
dalam antologi adalah hakikat realistis. Secara etimologi ilmu dari bahasa Inggris science. Pengetahuan
berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge. Dalam encyclopedia of philosophy dikelas
bahwa definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (knowledge is justified true believe).
Antologi itu ilmu yang menelusuri tentang hakikat ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan adalah
keberadaan suatu fenomena kehidupan yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Hakikat ilmu pengetahuan

Dalam kamus bahasa Indonesia ilmu didefinisikan sebagai pengetahuan tentang suatu bidang yang
disusun secara bersistem menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala
tertentu di bidang pengetahuan.

The Liang Gie (1987) mendefinisikan ilmu sebagai rangkaian aktivitas penelaahan yang mencari
penjelasan suatu metode untuk memperoleh pemahaman secara rasional empiris mengenai dunia ini
dalam berbagai seginya dan keseluruhan pengetahuan sistematis yang menjelaskan berbagai gejala yang
ingin dimengerti manusia.

Ilmu atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan
meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini
dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi
lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa ilmu bukan sekedar pengetahuan (knowledge),
tetapi merupakan rangkuman dari sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati /
berlaku umum dan diperoleh melalui serangkaian prosedur sistematik, diuji dengan seperangkat metode
yang diakui dalam bidang ilmu tertentu.

Aliran dan objek ontology

Aliran

Beberapa aliran dalam bidang ontologi, yakni monisme, dualisme, materialisme, idealisme, dan
agnostisisme.[5]
Monisme

Monisme adalah aliran yang mempercayai bahwa hakikat dari segala sesuatu yang ada adalah satu saja,
baik yang asa itu berupa materi maupun rohani yang menjadi sumber dominan dari yang lainnya. Para
filosof pra-Socrates seperti Thales, Demokritos, dan Anaximander termasuk dalam kelompok Monisme,
selain juga Plato dan Aristoteles. Sementara filosof Modern seperti I. Kant dan Hegel adalah penerus
kelompok Monisme, terutama pada pandangan idealisme mereka.[butuh rujukan]

Ontologi merupakan salah satu diantara lapangan-lapangan penyelidikan filsafat yang paling kuno.
Pertama kali diperkenalkan oleh filosof Yunani bernama Thales atas pernungannya terhadap air yang
terdapat dimana-mana, dan sampai pada kesimpulan bahwa “air merupakan substansi terdalam yang
merupakan asal mula dari segala sesuatu”. Yang penting bagi kita bukanlah mengenai kesimpulannya
tersebut melainkan pendiriannya bahwa mungkin segala sesuatu berasal dari satu substansi saja.[butuh
rujukan]

Dualisme

Dualisme meyakini sumber asal segala sesuatu terdiri dari dua hakikat, yaitu materi (jasad) dan jasmani
(spiritual). Kedua macam hakikat itu masing-masing bebas dan berdiri sendiri, sama-sama abadi dan
azali. Perhubungan antara keduanya itulah yang menciptakan kehidupan dalam alam ini. Contoh yang
paling jelas tentang adanya kerja sama kedua hakikat ini ialah dalam diri manusia.[5]

Descartes adalah contoh filosof Dualis dengan istilah dunia kesadaran (rohani) dan dunia ruang
(kebendaan). Aristoteles menamakan kedua hakikat itu sebagai materi dan forma (bentuk yang berupa
rohani saja). Umumnya manusia dengan mudah menerima prinsip dualisme ini, karena kenyataan lahir
dapat segera ditangkap panca indera kita, sedangkan kenyataan batin dapt segera diakui adanya dengan
akal dan perasaan hidup.[butuh rujukan]

Materialisme

Materialisme menganggap bahwa yang ada hanyalah materi dan bahwa segala sesuatu yang lainnya
yang kita sebut jiwa atau roh tidaklah merupakan suatu kenyataan yang berdiri sendiri. Menurut pahan
materialisme bahwa jiwa atau roh itu hanyalah merupakan proses gerakan kebendaan dengan salah
satu cara tertentu.[butuh rujukan]
Materialisme terkadang disamakan orang dengan naturalisme. Namun sebenarnya terdapat perbedaan
antara keduanya. Naturalisme merupakan aliran filsafat yang menganggap bahwa alam saja yang ada,
yang lainnya di luar alam tidak ada. (Tuhan yang di luar alam tidak ada). Sedangkan yang dimaksud alam
(natural) disana ialah segala-galanya meliputi benda dan roh. Sebaliknya materialisme menganggap roh
adalah kejadian dari benda, jadi tidak sama nilainya dengan benda.[butuh rujukan]

Filsafat Yunani yang pertama kali muncul juga berdasarkan materialisme, mereka disebut filsafat alam.
Mereka menyelidiki asal-usul kejadian alam ini pada unsur-unsur kebendaan yang pertama. Thales (625-
545 s.M) menganggap bahwa unsur asal itu air. Anaximandros (610-545 s.M) menganggap bahwa unsur
asal itu apeiron yakni suatu unsur yang tak terbatas. Anaximenes (585-528 s.M) menganggap bahwa
unsur asal itu udara. Dan tokoh yang terkenal dari aliran ini adalah Demokritos (460-360 s.M) menggap
bahwa hakikat alam ini merupakan atom-atom yang banyak jumlahnya tak dapat dihitung dan sangat
halus. Atom-atom itulah yang menjadi asal kejadian peristiwa alam. Pada Demokritos inilah tampak
pendapat materialisme klasik yang lebih tegas.[butuh rujukan]

Idealisme

Idealisme merupakan lawan dari materialisme yang juga dinamakan spiritualisme. Aliran menganggap
bahwa hakikat kenyataan yang beraneka warna itu semua berasal dari roh (sukma) atau yang sejenis
dengan itu. Intinya sesuatu yang tidak berbentuk dan yang tidak menempati ruang. Menurut aliran ini
materi atau zat itu hanyalah suatu jenis daripada penjelmaan roh. Alasan yang terpenting dari aliran ini
adalah “manusia menganggap roh lebih berharga, lebih tinggi nilainya dari materi bagi kehidupan
manusia. Roh dianggap sebagai hakikat yang sebenarnya, sehingga materi hanyalah badannya, bayangan
atau penjelmaan saja.[butuh rujukan]

Agnostisisme

Agnostisisme adalah paham yang mengingkari bahwa manusia mampu mengetahui hakikat yang ada
baik yang berupa materi ataupun yang ruhani. Aliran ini juga menolak pengetahuan manusia tentang hal
yang transenden. Contoh paham Agnostisisme adalah para filosof Eksistensialisme, seperti Jean Paul
Sartre yang juga seorang Ateis. Sartre menyatakan tidak ada hakikat "ada" manusia, tetapi yang ada
adalah "keberadaan"-nya.[butuh rujukan]

Objek

Ruang lingkup ontologi adalah sejauh mana materi pelajaran yang ingin dicakup atau diketahui. Ontologi
harus memiliki ruang lingkup yang ditentukan dengan jelas dan konten sesuai dengan ruang lingkup
tersebut.
Secara umum ruang lingkup ontologi membicarakan objek telaah ontologi. Objek telaah ontologi adalah
segala sesuatu yang ada namun tidak terikat pada satu perwujudan tertentu. Sehingga ontologi hadir
untuk berusaha mencari inti yang termuat pada objek telaah.

Berdasarkan pengertiannya, ontologi memiliki ruang lingkup yang diharapkan menjawab pertanyaan
sebagai berikut.

Objek apa yang ditelaah ilmu?

Apa wujud yang hakiki dari objek tersebut?

Bagaimana hubungan objek tersebut dengan daya pikir dan penangkapan manusia?

Anda mungkin juga menyukai