Anda di halaman 1dari 8

PENDAHULUAN PSIKODIAGNOSTIK

PENGERTIAN
Istilah Psikodiagnostik di “pinjam” dari pengertian di bidang Kedokteran yang
berarti proses pengujian simptom-simptom. Memasukan simptom-simptom ke dalam
katagori umum. Dan akhirnya memberi nama yang spesifik terhadap penyakit. Dia-
gnosis berarti mengenal sesuatu (tanda-tanda). Tetapi kemudian dari tanda-tanda
tersebut diinterpretasikan pada sesuatu.
Psikodiagnostik lahir dari kebutuhan klinis. Karena pengertianya yang mul-
mula mengenali hal tersebut bertitik tolak klinis. Penggunaan istilah Psikodiagnostik
secara eksplisit mula-mula muncul oleh HERMANN RORSCHACH menerbitkan
penyelidikan dengan metode Rorschach dalam lapangan – psikatri dengan judul
Psikodiagnostik (1921) Metode rorschach adalah suatu metode yang timbul dari
kebutuhan klinis dan dikembangkan untuk memenuhi kebutuhan klinis. Yaitu untuk
menemukan-menemukan kelainan-kelainan psikis para penderita penyakit jiwa.

a. Psikodiagnostik dalam arti sempit: adalah metode yang digunakan untuk


menetapkan kelainan-kelainan psikologis, dengen tujuan untuk dapat memberikan
pertolongan/ pengobatan dengan lebih tepat.
b. Psikodiagnostik dalam arti luas memiliki dua aspek yaitu praktis (dibina oleh
petugas praktek). Psikodiagnostik adalah setiap metode untuk membuat diagnosis
psikologis. Dalam segi teoritis (lembaga-lembaga pendidikan dan penyelidikan)
psikodiagnostik adalah studi ilmiah tentang berbagai metode untuk membuat
diagnosis psikologis dengan tujuan supaya dapat memperlakukan subyek dengan
lebih tepat.

Psikodiagnostik dipengaruhi oleh perkembangan dalam psikometri dan oleh


pertumbuhan pengetahuan pada subdisiplin/ cabang ilmu psikologi. Psikodiagnostik
berisi/ terdiri atas empat komponen. Setiap komponen terdiri atas tiga peringkat
pengetahuan diagnostik. Empat Komponen tersebut adalah :

1. The information gathering, pada dasarnya sebelum memberikan suatu intervensi,


diperlukan adanya mengumpulkan informasi sebanyak mungkin. salah satu cara
yang dapat dilakukan adalah dengan studi pustaka, dengan tujuan membuat
hipotesis atau modal untuk merumuskan suatu masalah yang sedang dihadapi,
yang akan digunakan pada langkah selanjutnya.
1
2. The understanding of the information, setelah mengumpulkan informasi sebanyak-
banyaknya, informasi tersebut perlu dipahami sedemikian hingga, dan tercipta
atau ditemukannya suatu pokok permasalahan untuk dapat melakukan pengujian
hipotesis.
3. The integration of the information, setelah dilakukan pengujian hipotesis perlu
adanya penarikan kesimpulan yang menentukan intervensi apa yang sesuai untuk
klien yang membutuhkan. jika masih didapati kesalahan pada hipotesa, atau
hipotesa tidak terbukti, maka siklus harus terjadi. langkah yang harus diambil
adalah kembali pada pengumpulan data selanjutnya guna menciptakan suatu
hipotesa yang dapat terbukti atau benar adanya, maka dapat menentukan
intervensi yang dapat kita berikan pada klien.
4. The intervention to solve the problem, pada dasarnya hanya memberikan suatu
saran yang berguna demi perbaikan klien. setelah diberikan intervensi, untuk
mengontrol bahwasanya intervensi tepat pada sasaran maka diperlukan adanya
evaluasi. sehingga jika intervensi yang telah diberikan namun tidak membuahkan
hasil, maka harus dilakukan siklus seperti pada tahap ketiga.

Tiga Peringkat Pengetahuan diagnostik :

I. Implicit / common sense theories, yang bisa diartikan Pengetahuan praktis / umum
II. Psychological theoritical concepts, atau Pengetahuan dasar psikologi yang diambil
dari pengetahuan awam yang dibuat menjadi ilmu
III. Mathematical Modelling, Model matematika dari fenomena penting dalam
psikodiagnostik

Tokoh yang menjadi salah satu perintis Psikodiagnostik adalah seorang dokter
dari spanyol yang bernama Huarts ( abad 16 ), kala itu beliau mencoba memilah anak
berbakat. Kemudian tokoh berikutnya adalah Gall ( 1758- 1822 ), yang mencoba
mengukur tengkorak atau prhenology untuk mengukur tingkat kepandaian seseorang.
Selain itu, berpikiran mengenai kemungkinan mengukur intelegensi dari
kemampuannya di sekolah
Kemudian Perang Dunia modern makin berkembang pada abad ke- 19, hal ini
menjadi benar karena mulai muncul teori. Hal ini dipelopori oleh Galton yang
merupakan orang pertama yang mengembangkan tes dengan tujuan utama practical
problem. Dengan mendemonstrasikan mengukur kemampuan berpikir secara

2
obyektif. Galton yang mendemonstrasikan mengukur kapasitas mental secara objektif
pada 9000 subjek dari usia 5 – 80 tahun.
Beliau tertarik pada teori Darwin dengan memfokuskan pada karakteristik
individu. Karakteristik manusia yang merupakan mental capacity. Mental capacity
diukur menggunakan suatu konsep waktu dan usia
Psikodignostik merupakan salah satu cara dalam bidang Psikologi yang
menjadi alat bantu utama untuk mencari pengertian tentang tingkah laku manusia baik
manusia dalam kondisi normal maupun abnormal (Sumintardja, 1991).
Psikodiagnostik merupakan suatu cara menegakkan diagnosa (dalam rangka
pemeriksaan yang akhirnya menjadi suatu diganosa kepribadian) (Sumintardja, 1991).

 Stern (dalam Marnat,1999):


Psikodiagnostik adalah keseluruhan cara, metode, dan teknik untuk menentukan
ciri atau struktur psikis individu atau kelompok individu.
 Drever (dalam Sumintardja, 1991):
Psikodiagnostik adalah suatu media bantu melalui pengamatan (observasi) atas
tingkah laku atau gerak-gerik dan konstitusi tubuh seseorang untuk memberi
penilaian atas diri individu.
 Drever (dalam Sumintardja, 1991)
Namun, ternyata tidak hanya terbatas pada pengamatan saja, karena meluas
dengan psikotes lalu berubah istilah dengan pemeriksan psikologis. Melalui
pemeriksaan ini dapat diperoleh gambaran tentang diri seseorang yang berguna
untuk menegakkan suatu diagnosa mengenai individu tersebut.
 Anastasi dan Urbina (1998): Psikodiagnostik merupakan alat ukur yang objektif
dan dibakukan atas sampel perilaku tertentu. Jadi penyelenggaraan, penilaian ,
dan interpretasi skor adalah objektif sejauh skor tak tergantung pada penilaian
subjektif penguji tertentu.
 Kisker (dalam Markam, 1997)
Psikodiagnostik adalah suatu teknik khusus dalam metode psikologi untuk
mengungkapkan sifat dan luasnya kerusakan psikis
 Levy (dalam Markam, 1997)
Psikodiagnostik merupakan kegiatan deskripsi yang bertujuan untuk meletakkan
dasar bagi peramalan tingkah laku pasien dalam berbagai situasi

3
HAKEKAT
 Psikodignostik merupakan alat ukur yang objektif dan dibakukan atas sampel
tertentu.
 Jika hanya terfokus pada alat ukur tertentu saja, misalnya kita mengetes kekayaan
kosakata seorang anak, kita hanya dapat mengetahui seberapa banyak testee
tersebut mengetahui kosakata.
 Namun, pada hakekatnya kita melakukan psikodiagnostik untuk mengetahui
hubungan antara pengetahuan seorang anak atas kosakatanya dengan
penguasaan kosakatanya secara menyeluruh dan kemampuan ini juga
berhubungan dengan kemampuannya menyerap informasi dari lingkungan.
 Dilakukan agar dapat diperoleh gambaran tentang diri individu yang berguna untuk
menegakkan suatu diagnosa mengenai individu tersebut.
 Meletakkan dasar bagi peramalan tingkah laku individu dalam berbagai situasi/
normal atau abnormal

KEDUDUKAN PSIKODIANOSTIK
Psikodiagnostik mempunyai kedudukan yang penting. Baik di dalam lapangan
ilmu pengetahuan, khususnya Psikologi, maupun di dalam kehidupan praktis.

1. Kedudukan Psikodiagnostik dalam lapangan Psikologi


Secara garis besar dapat dikatakan bahwa tujuan Psikologi adalah untuk dapat
memahami sesama manusia secara lebih baik. Jadi, pada dasarnya Psikologi adalah
ilmu pengetahuan alamiah yang berorientasi kepada kehidupan praktis. Walaupun
tentu saja para ahli dalam lapangan ini tidak melupakan dasar-dasar teoritik dan latar
belakang filsafatnya. Mengingat tujuan psikologi sebagaimana diterangkan di atas ini.
Jelaslah bahwa psikodiagnostik mempunyai kedudukan sentral dalam lapangan
Psikologi. Psikodiagnostik merupakan alat utama bagi psikologi dalam menjalankan
tugas praktisnya.

2. Kedudukan Psikodiagnostik dalam kehidupan praktis


Di dalam kehiduapan sehari-hari. Dalam tiap kenyataan di mana manusia
mempunyai peran terpenting sebagai pelaku. Maka sebenarnya kebutuhan unutuk
membuat diagnosis secara psikologis timbul dan dengan demikian diperlukan
4
Psikodiagnostik. Sebutkan misalnya dalam lapangan pertolongan/pengobatan
terhadap para penderita gangguan jiwa, diperlukan diangnosis psikologis supaya
dapat ditentukan terapi sebaik-baiknya; dalam lapangan studi. Psikodianostik mulai
diperlukan kalau orang sudah berhadapan dengan masalah pemilihan arah studi,
kesukaran dalam belajar; dalam lapangan pekerjaan Psikodiagnostik mulai diperlukan
dalam hubungan dengan seleksi, penempatan, serta elisiensi kerja. Demikian hampir
dalam tiap kegiatan sehari-hari dapat ditunjukan perlunya Psikodiagnostik itu
mengambil peran. Di dalam masyarakat kita belum semua yang digambarkan itu
terdapat dalam kenyataan; akan tetapi dapat diharapkan, bahwa di masa depan yang
tidak begitu jauh hal tersebut akan menjadi kenyataan.

RUANG LINGKUP
Psikodiagnostik digunakan oleh lima kelompok profesi yaitu : psikolog,
psikiater, recruitment staf, petugas sosial, dan petugas bimbingan dan konseling.

Penggunaan psikodiagnostik pada :


1. Clinical Setting, misalnya di rumah sakit, pusat kesehatan mental, klinik konsultasi
psikologis. Fokus penggunaannya pada usaha mendeteksi gangguan psikis yang
dialami individu (klien), serta mengukur kekuatan pribadi yang dimiliki klien
sehingga dapat ditetapkan pola terapi yang efektif baginya.
2. Legal Setting, misalnya di pengadilan, rumah pemasyarakatan, dan tempat
rehabilitasi yang berhubungan dengan masalah kriminal dan kejahatan.
3. Educational dan Vocational Guidance, misalnya di sekolah, universitas, pusat
bimbingaan karir. Fokus pemeriksaan lebih ditujukan pada pengembangaan studi
dan karir.
4. Educational and Vocational Selection, misalnya untuk rekruitmen di perusahaan,
penentuan bidang studi.
5. Research Setting, yakni kepentingan pengembangan ilmu dan pengembangan
teknik serta metode psikodiagnostik.

5
PEMERIKSAAN PSIKOLOGIS
• Ada tujuan tergantung dalam konteks apakah Klinis, pio, pendidikan, konteks
hukum, olah raga, dll, Setiap konteks beda operasionalnya walaupun tujuan
akhirnya sama.
• Tujuan Pemeriksaan:
Menggambarkan kepribadian subyek (untuk aplikasi klinis artinya sampai
mendapatkan diagnosa gangguan kepribadian yang dialami) yang dapat dipakai
sebagai dasar memberikan intervensi bagi perubahan perilaku subyek, bila hal ini
diperlukan.
• Aspek kepribadian yang diuraikan dalam laporan mencakup :
– Kecerdasan, struktur, dan dinamikanya
– Dorongan, impuls, motivasi
– Emosi, kepekaan dan ekspresinya
– Relasi sosial, kepekaan, penampilan, keterampilan sosial, dsb.
• Keterampilan yang diperlukan untuk melaksanakan pemeriksaan Psikologik :
– Proses Skill
– Content Skill
– Cognitive Skill

PROSES SKILL
• Proses Skill adalah keterampilan dalam mengadministrasikan pemeriksaan yaitu:
kemahiran untuk menjalin relasi dan berkomunikasi dengan subyek ketika
mengadministrasikan pemeriksaan psikologi melalui keurutan prosedur yang baku
dan teratur sesuai dengan tuntutan tujuan pemeriksaan tersebut. Mencakup:
1. Apa yang diharapkan sebagai hasil akhir
2. Bagaimana hasil itu dapat dicapai melalui perangkat diagnostik
• Siapa yang berkompeten untuk memilikinya

CONTENT SKILL
• Content Skill yaitu kemahiran mengkaji aspek kepribadian yang akan diukur.
– Menentukan aspek kepribadian yang akan diukur
– Menetapkan alat diagnostik apa yang akan dipakai.
– Memahami arti nilai atau angka hasil tes dan kaitannya dengan angka dari
hasil tes lain

6
COGNITIVE SKILL
• Cognitive skill yaitu keterampilan menganalisis data pemeriksaan.
Keterampilan psikolog mengolah, menganalisis, menalar,mengintegrasikan, dan
mengabstraksikan hasil integrasi pemeriksaan psikologi yang beragam menjadi 1
gambaran kepribadian tentang subyek.
• Tidak saja melibatkan aspek kognitif tetapi juga intuisi dan perasaan psikolog

PENYELENGGARAAN ALAT TES PSIKODIAGNOSTIK


• STRATEGI PEMERIKSAAN:
digunakan untuk pemeriksaan aspek non-kognitif :
– Menggunakan tes situasi yakni menempatkan orang pada situasi tertentu
semirip mungkin dengan situasi nyata dalam kehidupan, dan kemudian
mengamati bagaimana dia bereaksi terhadap situasi tersebut.
– INVENTORY : Mengganti pengamatan perilaku dengan pernyataan yang
diungkapkan oleh individu melalui pernyataan yang tersedia.
– Teknik PROYEKSI : Dengan cara menyajikan stimulus yang dapat
merangsang pikiran dan perasaan seseorang. Stimulus berupa gambar tak
bermakna (Rorschach, Thematic Apperceptin Test (TAT) dan lain-lain).

• PRINSIP PEMERIKSAAN PSIKOLOGIS:


Adalah memberi perlakuan yang sama pada semua individu yang hendak
dikenakan tes.
– Dalam interaksi psikolog dan individu
– Penyampaian administrasi
– Lingkungan pengetesan

• Prosedur pemeriksaan psikologi:


Dimulai dengan memapankan sikap testi : rapport, ego-involment, dan motivasi.

• Masalah yang timbul dalam Pemeriksaan Psikologis :


Masalah motivasi, kecurangan seperti pada tes-tes umumnya, kecurangan yang
disebut faking
- faking : terjadi pada pemeriksaan non-kognitif yang menggunakan self report,
untuk mencapai maksud tertentu, misalnya agar dapat memperoleh

7
pekerjaan, sekolah dll. Faking bisa berupa faking good dan faking bad
keduanya dapat diciptakan dengan sengaja.
- social desirability (yaitu memberikan jawaban yang dirasa benar sesuai
dengan norma standar masayarakat yang berlaku biasanya pada teknik
inventori)

DAFTAR PUSTAKA

Anastasia, A & Urbina S. (1998). Tes Psikologi (edisi Bahasa Indonesia). Jakarta:
PT.Prenhallindo

Suryabrata, S. (1990). Pembimbing ke Psikodiagnostik (edisi ke 2). Yogyakarta: Rake


Suraisin

Markam, S.S. (1997). Pengantar Psikodiagnostik. Jakarta: LP3SP Fakultas Psikologi


Universitas Indonesia

http://caturputranto.blogspot.com/2008/09/definisi-sejarah-dan-fungsi.html

www.psikologizone.com/file/kode-etik-psikologi.pdf

http://tes-bakat-minat.blogspot.com/2010/01/tes-bakat-minat-rmib.html

www.karimconsulting.com/new/files/Artikel_09_SDM_syariah.pdf

Anda mungkin juga menyukai