Physical, Chemical, and Biological Maturity Parameters of Fish Waste Bokashi
Physical, Chemical, and Biological Maturity Parameters of Fish Waste Bokashi
Physical, Chemical, and Biological Maturity Parameters of Fish Waste Bokashi
net/publication/356919683
Article in Jurnal Agroqua Media Informasi Agronomi dan Budidaya Perairan · December 2021
DOI: 10.32663/ja.v19i2.2201
CITATIONS READS
0 110
3 authors, including:
Ikhsan Hasibuan
universitas prof dr hazairin SH
35 PUBLICATIONS 30 CITATIONS
SEE PROFILE
Some of the authors of this publication are also working on these related projects:
All content following this page was uploaded by Ikhsan Hasibuan on 16 December 2021.
DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.2201
ABSTRACT
Indonesia is the second greatest fish producer in the world after China with a total production
of almost seven million tonnes in 2018. Meanwhile, Bengkulu is one of the provinces that are
rich in fish resources. However, about 30-60% of fish produced is considered fish waste. Ikan
rucah is small fish that has low or no economical value, thus it is regarded as a waste. Ikan
rucah should be managed to avoid its negative effects on the environment. One of the options
is by transforming it into organic fertilizer. Nevertheless, producing organic fertilizer by
using fish waste is complicated since it will be easily rotten in futile fermentation. Thus, the
objective of the research was aimed to evaluate the maturity of fish waste bokashi by using
three parameters including physical, chemical, and biological aspects. The study had been
carried out in the Laboratory of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, University of
Hazairin, Bengkulu in late 2020. The research was begun by preparing fish waste in three
drying levels that were 85%, 70%, and 30% water content thus they were stated as fresh,
medium, and dry fish waste, respectively. Each of those was then fermented in anaerobic
methods for 2 and 3 weeks. The bokashi produced then analyzed in the physical, chemical,
and biological characteristics. The results of this study confirmed that ikan rucah could be
used as a source of organic material for organic fertilizer. Every treatment tested showed a
good maturity level in physical parameters. Furthermore, the important findings were the
high contents of main nutrients that were 1.5-5% and 4-5%, respectively for nitrogen and
phosphorus. In addition, the biological maturity reached after 3 weeks of fermentation that
confirmed germination index (GI) of about more than 100% or categorized as highly mature.
Keywords: bioassay, compost maturity test, germination index, organic fertilizer, trash fish.
212
Ikhsan Hasibuan dkk. Jurnal Agroqua
Paarameter Kematangan Fisik, Kimia .... Volume 19 No. 2 Tahun 2021
DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.2201
213
Ikhsan Hasibuan dkk. Jurnal Agroqua
Paarameter Kematangan Fisik, Kimia .... Volume 19 No. 2 Tahun 2021
DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.2201
perkecambahan benih kacang hijau. Bokashi Bengkulu. Ikan tersebut lalu dibersihkan dari
yang belum matang dapat menyebabkan kotoran dengan cara merendamnya dengan
hambatan perkecambahan benih akibat air. Ikan rucah siap dijadikan bahan
adanya fitotoksin dari bahan organik yang pembuatan kompos dengan metode
digunakan dalam pembuatan bokashi fermentasi bokashi.
tersebut. Penelitian ini menggunakan 3
Berdasarkan uraian diatas maka perlu perlakuan tingkat kekeringan ikan rucah.
dilakukan uji kematangan terhadap bokashi Pertama, ikan rucah segar, dimana ikan rucah
ikan rucah dengan menggunakan tiga
setelah dibersihkan langsung dicacah dengan
parameter yaitu fisik, kimia dan biologis. chopper hingga halus. Kedua, ikan rucah
BAHAN DAN METODE agak kering, dimana ikan rucah dioven
selama 24 jam dengan suhu 70 oC sehingga
Penelitian telah dilaksanakan di
didapat kadar air 70%. Ketiga, ikan rucah
Laboratorium Agroteknologi, Fakultas
kering, dimana ikan rucah dioven selama 24
Pertanian Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH,
jam dengan suhu 110 oC sehingga didapat
Bengkulu pada bulan Oktober hingga
kadar air 30%.
November 2020. Ikan rucah diambil dari
tempat pelelangan ikan Pulau Baai, Kota
Gambar 1.Bokashi ikan rucah formula segar, agak kering, dan kering
214
Ikhsan Hasibuan dkk. Jurnal Agroqua
Paarameter Kematangan Fisik, Kimia .... Volume 19 No. 2 Tahun 2021
DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.2201
dengan prosedur uji bioassay (Hasibuan, perubahan warna, tekstur dan aroma. Warna
2021). Sampel bokashi yang diuji diambil bokashi ikan rucah setelah 2 minggu
dari setiap perlakuan bokashi sebanyak difermentasi menunjukkan warna coklat
masing-masing 10 gram. Memasukkan muda untuk semua perlakuan.Warna yang
sampel bokashi ke dalam tabung reaksi lalu dihasilkan sangat ditentukan oleh bahan
menambahkan air aquades 100 ml, lalu aduk organik yang digunakan dalam pembuatan
merata dengan cara menggoyangkan tabung kompos atau bokashi (Hasibuan, 2020).
reaksi selama 30 menit. Pisahkan larutan dari Umumnya bokashi yang dihasilkan memiliki
bahan solid dengan kertas filter. Sementara warna hitam atau coklat tua (Djurnani et al.,
itu siapkan media uji perkecambahan yaitu 2016). Namun dalam penelitian ini bokashi
kertas tissue yang disusun di dalam petri dish ikan rucah memiliki warna coklat muda. Hal
ukuran diameter 10 cm. Menyusun rapi 10 ini diduga karena bahan utama yang
benih kacang hijau (Vigna radiata) ke dalam digunakan dalam pembuatan bokashi ini
media perkecambahan tersebut lalu adalah ikan rucah yang berwarna putih.
menambahkan 10 ml larutan bokashi yang Perubahan warna terjadi selama proses
sudah disaring dengan menggunakan pipet. fermentasi yaitu dari warna putih menjadi
Gunakan aquades untuk perlakuan kontrol. warna coklat muda.
Tiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Tekstur bokashi ikan rucah yang
Kemudian menutup petridish lalu dihasilkan dalam penelitian ini adalah tekstur
menyimpannya di tempat sejuk dan gelap yang halus dan lembut, serta tidak
selama 72 jam. Pengamatan dilakukan menggumpal. Tekstur yang halus didapat
terhadap jumlah benih tumbuh dan panjang dari hasil pencacahan ikan dengan mesin
akar. chopper sebelum masuk proses fermentasi.
Persentase perkecambahan relatif (G) Tekstur bokashi ikan rucah terasa remah dan
dihitung dengan rumus G= G1/G0 (Gariglio mudah hancur sehingga akan sangat mudah
et al. 2002) dimana G1 adalah jumlah benih diaplikasikan ke tanah. Selain itu bokashi
berkecambah dan G0 adalah total jumlah tidak becek karena kelebihan air. Kelebihan
benih. Sedangkan Panjang akar relatif (L) air pada proses fermentasi akan sangat
dihitung dengan rumus L = L1/L0 berbahaya karena merupakan faktor utama
(Caldevilla dan Lozano, 1993) dimana L1 kegagalan dalam pengomposan akibat terjadi
adalah rata-rata panjang akar pada petridish pembusukan. Menurut Footer (2014), proses
perlakuan, dan L0 adalah rata-rata panjang fermentasi yang kelebihan air akan
akar pada petridish kontrol. Indeks menghasilkan ammonia, hydrogen sulfide,
Perkecambahan (IP) ditentukan dengan metana, merkaptan, dan zat tereduksi
rumus IP= (G/G0) x (L/L0) x 100 (Zucconi lainnya.
et al,. 1981). Aroma yang dihasilkan dari bokashi
HASIL DAN PEMBAHASAN ikan rucah adalah aroma yang harum seperti
tape.Tidak ada bau busuk yang ditimbulkan
Karakter Fisik Bokashi Ikan Rucah
pada setiap bokashi yang dibuat. Hal ini
Karakter fisik untuk menentukan mengindikasikan bahwa bokashi yang dibuat
kematangan bokashi antara lain adanya sudah berhasil. Menurut Sukarso (2019),
215
Ikhsan Hasibuan dkk. Jurnal Agroqua
Paarameter Kematangan Fisik, Kimia .... Volume 19 No. 2 Tahun 2021
DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.2201
kendala pembuatan bokashi dari ikan rucah perbedaan kandungan hara N, P, K, dan C-
adalah dihasilkannya aroma busuk selama organik. Sedangkan pH relatif sama untuk
dan setelah proses pembuatannya. Menurut semua perlakuan yang diuji. Hasil uji
Coppola et al. (2021), transformasi ikan kandungan hara disajikan pada Tabel 1.
menjadi pupuk organik terkendala karena Hasil analisis uji hara membuktikan
tingginya kandungan protein dalam ikan bahwa bokashi ikan rucah memiliki
yang mudah menjadi busuk. Namun, dalam kandungan nitrogen yang sangat tinggi yaitu
penelitian ini kendala tersebut bisa diatasi hingga mencapai 5% pada perlakuan jenis
dengan penggunaan metode fermentasi
ikan rucah kering. Dibandingkan dengan
anaerob sempurna sehingga dapat dihasilkan kandungan hara N pada pupuk organik
asam amino, alkohol, gula, asam organik, lainnya, jelas bahwa kandungan hara N pada
dan ester (Footer, 2014) oleh bokashi ikan rucah sangat jauh diatas rata-
mikroorganisme yang ada di dalam EM-4. rata. Menurut Hasibuan (2021) rata-rata
Karakter Kimia Bokashi Ikan Rucah kandungan N-total pada pupuk organik baik
kompos maupun bokashi berkisar antara 0,5-
Berdasarkan hasil analisis kandungan
1,5%. Perlakuan ikan rucah agak kering juga
hara bokashi ikan rucah diketahui bahwa
menghasilkan bokashi dengan kandungan
perbedaan perlakuan mengakibatkan
hara N tinggi yaitu 2,5%.
Tabel 1.Hasil uji kandungan hara bokashi ikan rucah
C-organik N-Total P2O5 K2O C/N Rasio pH
No Jenis Bokashi
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
1 Ikan Rucah Segar 13% 1,5% 5% 0,5% 8,6% 5
2 Ikan Rucah Agak 15% 2,5% 5% 0,5% 6%
5
Kering
3 Ikan Rucah >15% 5% 4% 2,0% 3,4%
5
Kering
4 Minimal Maksimal
SNI 2019 Minimal 2% 4-9
15% 25%
216
Ikhsan Hasibuan dkk. Jurnal Agroqua
Paarameter Kematangan Fisik, Kimia .... Volume 19 No. 2 Tahun 2021
DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.2201
217
Ikhsan Hasibuan dkk. Jurnal Agroqua
Paarameter Kematangan Fisik, Kimia .... Volume 19 No. 2 Tahun 2021
DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.2201
218
Ikhsan Hasibuan dkk. Jurnal Agroqua
Paarameter Kematangan Fisik, Kimia .... Volume 19 No. 2 Tahun 2021
DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.2201
Jumirah, Jati AWN, Yulianti LIM. (2018). Selim, S. M., M. S. Zayed, H. M. Atta.
Kualitas Pupuk Cair Organik dengan (2012). Evaluation of Phytotoxicity
Kombinasi Limbah Ampas Jamu dan of Compost during Composting
Limbah Ikan. Biota, 3(2),53–61. Process. Nature and Science, 10(2),
69-77.
Hasibuan, I. (2020). Pertanian Organik;
Prinsip Pertanian Organik. Tidar Silvya, Nainggolan, H., Gultom, J., &
Media. Magelang Wirjosentono, B. (2013). Studi
pemanfaatan limbah ikan dari tempat
Hasibuan, I. (2021). Teknologi Pupuk
pelelangan ikan(TPI) dan pasar
Organik. Global Aksara Pres.
tradisional Sibolga sebagai bahan
Surabaya.
baku kompos. Jurnal Teknologi
Ibrahim, B. (2005). Kaji ulang sistem Kimia Unimal, 2(2), 90-99.
pengelolaan limbah cair industri hasil https://doi.org/10.1002/anie.2013082
perikanan biologis dengan lumpur 64
aktif. Bulletin Teknologi Hasil
Sukarso. (2019). Pengaruh Bokashi Ikan
Perikanan, VIII(1), 31-41.
Rucah Terhadap Pertumbuhan Dan
Kementan. (2019). Keputusan Menteri Hasil Kacang Hijau (Vigna radiata
Pertanian Republik Indonesia No. L). (Skripsi). Jurusan Agroteknologi.
261/KPTS/SR.310/M/4/2019 Tentang Fakultas Pertanian. Universitas Prof.
Persyaratan Minimal Pupuk Organik, Dr. Hazairin, SH. Bengkulu.
Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah.
Venelampi O, Vikman M, Kapanen A,
Jakarta: Kementerian Pertanian
Itavaara M. (2014). Methods and
Republik Indonesia, 1–18.
Procedures To Assess Compost
Marti-Quijal FJ, Remize F, Meca G, Ferrer Maturity and Stability. Vtt
E, Ruiz MJ, Barba FJ. (2020). Biotechnology. Finland: VTT
Fermentation in fish and by-products Technical Research Centre of
processing: an overview of current Finland.
research and future prospects. Curr
Wichuk KM, McCartney D. (2010).Compost
Opin Food Sci. 31, 9–16.
stability and maturity evaluation - a
Moeljanto. (1994). Pengawetan Dan literature review. Can J Civ Eng.
Pengolahan Hasil Perikanan. 37(11), 1505–23.
Penebar Swadaya. Jakarta
Zucconi, F., Forte, M., Monaco, A., Beritodi,
Oktiawan W, Zaman B, Purwono. (2018). M., (1981).Biological evaluation of
Use of a germination bioassay to test compost maturity. Biocycle 22, 27–
compost maturity in Tekelan 29.
Village.E3S Web Conf. 31, 2017–
2019.
219