Physical, Chemical, and Biological Maturity Parameters of Fish Waste Bokashi

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 9

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/356919683

Physical, Chemical, and Biological Maturity Parameters of Fish Waste Bokashi

Article  in  Jurnal Agroqua Media Informasi Agronomi dan Budidaya Perairan · December 2021
DOI: 10.32663/ja.v19i2.2201

CITATIONS READS

0 110

3 authors, including:

Ikhsan Hasibuan
universitas prof dr hazairin SH
35 PUBLICATIONS   30 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Organic Fertilizer View project

Non-Chemical Weed Management View project

All content following this page was uploaded by Ikhsan Hasibuan on 16 December 2021.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Ikhsan Hasibuan dkk. Jurnal Agroqua
Paarameter Kematangan Fisik, Kimia .... Volume 19 No. 2 Tahun 2021

DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.2201

PARAMETER KEMATANGAN FISIK, KIMIA, DAN BIOLOGIS


PUPUK BOKASHI IKAN RUCAH
(Physical, Chemical, and Biological Maturity Parameters of Fish Waste Bokashi)

Ikhsan Hasibuan*, Prihanani, Meylinda Puspitasari


Program Study Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH
Jl. Jenderal Sudirman No. 185 Bengkulu 38117, Indonesia. Telp. (0736) 344918
*
Corresponding Author, Email: ikhsanhasibuan.org@gmail.com

ABSTRACT
Indonesia is the second greatest fish producer in the world after China with a total production
of almost seven million tonnes in 2018. Meanwhile, Bengkulu is one of the provinces that are
rich in fish resources. However, about 30-60% of fish produced is considered fish waste. Ikan
rucah is small fish that has low or no economical value, thus it is regarded as a waste. Ikan
rucah should be managed to avoid its negative effects on the environment. One of the options
is by transforming it into organic fertilizer. Nevertheless, producing organic fertilizer by
using fish waste is complicated since it will be easily rotten in futile fermentation. Thus, the
objective of the research was aimed to evaluate the maturity of fish waste bokashi by using
three parameters including physical, chemical, and biological aspects. The study had been
carried out in the Laboratory of Agrotechnology, Faculty of Agriculture, University of
Hazairin, Bengkulu in late 2020. The research was begun by preparing fish waste in three
drying levels that were 85%, 70%, and 30% water content thus they were stated as fresh,
medium, and dry fish waste, respectively. Each of those was then fermented in anaerobic
methods for 2 and 3 weeks. The bokashi produced then analyzed in the physical, chemical,
and biological characteristics. The results of this study confirmed that ikan rucah could be
used as a source of organic material for organic fertilizer. Every treatment tested showed a
good maturity level in physical parameters. Furthermore, the important findings were the
high contents of main nutrients that were 1.5-5% and 4-5%, respectively for nitrogen and
phosphorus. In addition, the biological maturity reached after 3 weeks of fermentation that
confirmed germination index (GI) of about more than 100% or categorized as highly mature.
Keywords: bioassay, compost maturity test, germination index, organic fertilizer, trash fish.

sebagai bahan pembuatan pupuk organik


PENDAHULUAN
(Astuti, 2009 dan Ibrahim, 2005).
Ikan rucah merupakan ikan hasil
Potensi pemanfaatan limbah ikan
tangkapan yang berukuran kecil serta tidak
sebagai bahan pembuatan pupuk organik di
layak untuk dikonsumsi sehingga biasanya
Indonesia sangat besar karena saat ini
hanya terbuang menjadi limbah atau terjual
Indonesia merupakan negara penghasil ikan
dengan harga yang sangat murah (Moeljanto,
terbesar kedua di dunia setelah China.
1994).Menurut Marti-Quijal et al. (2020),
Menurut laporan FAO (2018), Produksi ikan
sebanyak 30-60% dari total tangkapan ikan
di Indonesia pada tahun 2016 sebanyak 6,11
akan berakhir menjadi limbah. Limbah
juta ton. Demikian juga di provinsi Bengkulu
perikanan ini berpotensi untuk dimanfaatkan
yang letak geografisnya berbatasan langsung

212
Ikhsan Hasibuan dkk. Jurnal Agroqua
Paarameter Kematangan Fisik, Kimia .... Volume 19 No. 2 Tahun 2021

DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.2201

dengan Samudra India, menghasilkan terlalu basah, pH terlalu rendah dan


sebanyak 250 ribu ton ikan pada tahun 2018 kandungan N terlalu tinggi (Hasibuan, 2020).
(BPS Bengkulu, 2019). Ikan rucah memiliki kandungan air
Pemanfaatan limbah ikan rucah yang tinggi yaitu mencapai 84,94%,
sebagai pupuk organik dapat mengurangi sehingga penggunaan ikan rucah sebagai
pencemaran lingkungan akibat bau tidak bahan pembuatan pupuk organik rentan
sedap yang ditimbulkan, juga memiliki kegagalan akibat munculnya aroma busuk.
potensi sebagai sumber hara yang tinggi, Selain itu kandungan unsur nitrogen pada
khususnya hara nitrogen. Berdasarkan hasil ikan juga sangat tinggi, sehingga dapat
penelitian Sukarso (2019), pupuk organik menghasilkan kadar ammonia yang tinggi
ikan rucah memiliki kandungan hara yang jika proses fermentasi tidak berjalan dengan
tinggi dibandingkan dengan pupuk organik baik. Solusi untuk menghindari kegagalan
dari bahan yang lainnya. Peneliti tersebut dalam pembuatan bokashi khususnya
menemukan bahwa bokashi ikan rucah bokashi ikan rucah adalah dengan
mengandung hara nitrogen sebanyak 4,24%, mengurangi kadar air dalam ikan.
fosfor 3,83%, dan kalium sebesar 1,87%. Pengeringan ikan hingga kadar air tertentu
Selanjutnay, hasil penelitian Silvya et al, dipercaya dapat mengurangi resiko busuk.
(2013) membuktikan bahwa kandungan Penelitian ini bertujuan untuk
pupuk organik ikan rucah mengandung mengevaluasi tingkat kematangan bokashi
nitrogen 8,25%, fosfor 4,75%, dan kalium ikan rucah dengan tiga parameter
1,56%. Temuan ini juga didukung oleh kematangan yaitu kematangan fisik, kimia
Aditya et al (2015) yang menemukan bahwa dan biologis. Untuk mencapai tujuan tersebut
kandungan nitrogen 2,26%, fosfor 1,44% maka perlu dilakukan uji kematangan
dan kalium 0,95%. Kandungan hara yang terhadap bokashi yang dihasilkan. Menurut
tinggi pada pupuk ikan rucah, dapat menjadi Velenampi et al. (2014), tingkat kematangan
inovasi dalam mengurangi penggunaan dosis kompos dapat ditentukan dengan mengamati
pupuk organik yang biasanya sangat tinggi parameter fisik, kimia dan biologis. Ketiga
(Hasibuan, 2021). parameter tersebut dilakukan secara
Namun, pembuatan pupuk organik bersamaan karena penggunaan salah satu
atau bokashi dari limbah ikan menghadapi parameter saja tidak dapat memberikan
kendala yang cukup susah yaitu mudah kesimpulan tentang kematangan kompos
menghasilkan aroma busuk. Aroma ini (Antil et al. 2014)
terjadi karena bahan organik dari ikan rucah Menurut Wichuk dan McCartney
selama proses fermentasi banyak (2010), kematangan fisik kompos dapat
memproduksi amonia, hidrogensulfida, dilihat dari adanya perubahan warna, aroma,
metana, merkaptan, dan zat tereduksi dan suhu. Sedangkan kematangan kimia
berbahan lainnya. Zat-zat inilah yang kompos dapat diuji dengan melihat
menguap ke udara sehingga tercium aroma kandungan bahan organik, pH, hara nitrogen
yang tidak sedap (Footer, 2014). Faktor dan hara lainnya. Selanjutnya Oktiawan et al.
utama penyebab kebusukan dalam proses (2018) menambahkan bahwa tingkat
pembuatan bokashi antara lain bokashi kematangan biologis kompos dapat
ditentukan dengan uji bioassay terhadap

213
Ikhsan Hasibuan dkk. Jurnal Agroqua
Paarameter Kematangan Fisik, Kimia .... Volume 19 No. 2 Tahun 2021

DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.2201

perkecambahan benih kacang hijau. Bokashi Bengkulu. Ikan tersebut lalu dibersihkan dari
yang belum matang dapat menyebabkan kotoran dengan cara merendamnya dengan
hambatan perkecambahan benih akibat air. Ikan rucah siap dijadikan bahan
adanya fitotoksin dari bahan organik yang pembuatan kompos dengan metode
digunakan dalam pembuatan bokashi fermentasi bokashi.
tersebut. Penelitian ini menggunakan 3
Berdasarkan uraian diatas maka perlu perlakuan tingkat kekeringan ikan rucah.
dilakukan uji kematangan terhadap bokashi Pertama, ikan rucah segar, dimana ikan rucah
ikan rucah dengan menggunakan tiga
setelah dibersihkan langsung dicacah dengan
parameter yaitu fisik, kimia dan biologis. chopper hingga halus. Kedua, ikan rucah
BAHAN DAN METODE agak kering, dimana ikan rucah dioven
selama 24 jam dengan suhu 70 oC sehingga
Penelitian telah dilaksanakan di
didapat kadar air 70%. Ketiga, ikan rucah
Laboratorium Agroteknologi, Fakultas
kering, dimana ikan rucah dioven selama 24
Pertanian Universitas Prof. Dr. Hazairin, SH,
jam dengan suhu 110 oC sehingga didapat
Bengkulu pada bulan Oktober hingga
kadar air 30%.
November 2020. Ikan rucah diambil dari
tempat pelelangan ikan Pulau Baai, Kota

Gambar 1.Bokashi ikan rucah formula segar, agak kering, dan kering

ember plastik lalu ditutup rapat sehingga


Pembuatan bokashi ikan rucah
tidak ada udara yang bisa keluar masuk.
dilakukan dengan mencampurkan masing-
Fermentasi anaerob dilakukan selama 2 dan
masing cacahan ikan rucah dengan dedak
3 minggu.
padi. Perbandingan yang digunakan adalah
3:1 untuk ikan rucah dan dedak. Selanjutnya Pengamatan kematangan bokashi
campuran tersebut diberi larutan fermentasi dilakukan secara fisik, kimia, dan biologis.
yang dibuat dari 50 ml EM-4, 50 ml gula Karakter fisik yang diamati adalah warna,
pasir untuk tiap 1 liter air. Jumlah larutan tekstur, dan aroma. Sedangkan karakter
fermentasi yang diberikan sebanyak 100 ml, kimia yang diuji adalah kandungan hara N, P,
200 ml, dan 250 ml berturut-turut untuk tiap K, dan C-organik.
kg bahan bokashi ikan rucah segar, agak Uji kematangan biologis dilakukan
kering dan kering. Kemudian dimasukkan

214
Ikhsan Hasibuan dkk. Jurnal Agroqua
Paarameter Kematangan Fisik, Kimia .... Volume 19 No. 2 Tahun 2021

DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.2201

dengan prosedur uji bioassay (Hasibuan, perubahan warna, tekstur dan aroma. Warna
2021). Sampel bokashi yang diuji diambil bokashi ikan rucah setelah 2 minggu
dari setiap perlakuan bokashi sebanyak difermentasi menunjukkan warna coklat
masing-masing 10 gram. Memasukkan muda untuk semua perlakuan.Warna yang
sampel bokashi ke dalam tabung reaksi lalu dihasilkan sangat ditentukan oleh bahan
menambahkan air aquades 100 ml, lalu aduk organik yang digunakan dalam pembuatan
merata dengan cara menggoyangkan tabung kompos atau bokashi (Hasibuan, 2020).
reaksi selama 30 menit. Pisahkan larutan dari Umumnya bokashi yang dihasilkan memiliki
bahan solid dengan kertas filter. Sementara warna hitam atau coklat tua (Djurnani et al.,
itu siapkan media uji perkecambahan yaitu 2016). Namun dalam penelitian ini bokashi
kertas tissue yang disusun di dalam petri dish ikan rucah memiliki warna coklat muda. Hal
ukuran diameter 10 cm. Menyusun rapi 10 ini diduga karena bahan utama yang
benih kacang hijau (Vigna radiata) ke dalam digunakan dalam pembuatan bokashi ini
media perkecambahan tersebut lalu adalah ikan rucah yang berwarna putih.
menambahkan 10 ml larutan bokashi yang Perubahan warna terjadi selama proses
sudah disaring dengan menggunakan pipet. fermentasi yaitu dari warna putih menjadi
Gunakan aquades untuk perlakuan kontrol. warna coklat muda.
Tiap perlakuan diulang sebanyak 3 kali. Tekstur bokashi ikan rucah yang
Kemudian menutup petridish lalu dihasilkan dalam penelitian ini adalah tekstur
menyimpannya di tempat sejuk dan gelap yang halus dan lembut, serta tidak
selama 72 jam. Pengamatan dilakukan menggumpal. Tekstur yang halus didapat
terhadap jumlah benih tumbuh dan panjang dari hasil pencacahan ikan dengan mesin
akar. chopper sebelum masuk proses fermentasi.
Persentase perkecambahan relatif (G) Tekstur bokashi ikan rucah terasa remah dan
dihitung dengan rumus G= G1/G0 (Gariglio mudah hancur sehingga akan sangat mudah
et al. 2002) dimana G1 adalah jumlah benih diaplikasikan ke tanah. Selain itu bokashi
berkecambah dan G0 adalah total jumlah tidak becek karena kelebihan air. Kelebihan
benih. Sedangkan Panjang akar relatif (L) air pada proses fermentasi akan sangat
dihitung dengan rumus L = L1/L0 berbahaya karena merupakan faktor utama
(Caldevilla dan Lozano, 1993) dimana L1 kegagalan dalam pengomposan akibat terjadi
adalah rata-rata panjang akar pada petridish pembusukan. Menurut Footer (2014), proses
perlakuan, dan L0 adalah rata-rata panjang fermentasi yang kelebihan air akan
akar pada petridish kontrol. Indeks menghasilkan ammonia, hydrogen sulfide,
Perkecambahan (IP) ditentukan dengan metana, merkaptan, dan zat tereduksi
rumus IP= (G/G0) x (L/L0) x 100 (Zucconi lainnya.
et al,. 1981). Aroma yang dihasilkan dari bokashi
HASIL DAN PEMBAHASAN ikan rucah adalah aroma yang harum seperti
tape.Tidak ada bau busuk yang ditimbulkan
Karakter Fisik Bokashi Ikan Rucah
pada setiap bokashi yang dibuat. Hal ini
Karakter fisik untuk menentukan mengindikasikan bahwa bokashi yang dibuat
kematangan bokashi antara lain adanya sudah berhasil. Menurut Sukarso (2019),

215
Ikhsan Hasibuan dkk. Jurnal Agroqua
Paarameter Kematangan Fisik, Kimia .... Volume 19 No. 2 Tahun 2021

DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.2201

kendala pembuatan bokashi dari ikan rucah perbedaan kandungan hara N, P, K, dan C-
adalah dihasilkannya aroma busuk selama organik. Sedangkan pH relatif sama untuk
dan setelah proses pembuatannya. Menurut semua perlakuan yang diuji. Hasil uji
Coppola et al. (2021), transformasi ikan kandungan hara disajikan pada Tabel 1.
menjadi pupuk organik terkendala karena Hasil analisis uji hara membuktikan
tingginya kandungan protein dalam ikan bahwa bokashi ikan rucah memiliki
yang mudah menjadi busuk. Namun, dalam kandungan nitrogen yang sangat tinggi yaitu
penelitian ini kendala tersebut bisa diatasi hingga mencapai 5% pada perlakuan jenis
dengan penggunaan metode fermentasi
ikan rucah kering. Dibandingkan dengan
anaerob sempurna sehingga dapat dihasilkan kandungan hara N pada pupuk organik
asam amino, alkohol, gula, asam organik, lainnya, jelas bahwa kandungan hara N pada
dan ester (Footer, 2014) oleh bokashi ikan rucah sangat jauh diatas rata-
mikroorganisme yang ada di dalam EM-4. rata. Menurut Hasibuan (2021) rata-rata
Karakter Kimia Bokashi Ikan Rucah kandungan N-total pada pupuk organik baik
kompos maupun bokashi berkisar antara 0,5-
Berdasarkan hasil analisis kandungan
1,5%. Perlakuan ikan rucah agak kering juga
hara bokashi ikan rucah diketahui bahwa
menghasilkan bokashi dengan kandungan
perbedaan perlakuan mengakibatkan
hara N tinggi yaitu 2,5%.
Tabel 1.Hasil uji kandungan hara bokashi ikan rucah
C-organik N-Total P2O5 K2O C/N Rasio pH
No Jenis Bokashi
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
1 Ikan Rucah Segar 13% 1,5% 5% 0,5% 8,6% 5
2 Ikan Rucah Agak 15% 2,5% 5% 0,5% 6%
5
Kering
3 Ikan Rucah >15% 5% 4% 2,0% 3,4%
5
Kering
4 Minimal Maksimal
SNI 2019 Minimal 2% 4-9
15% 25%

memiliki kandungan hara kalium yang lebih


Demikian juga dengan kandungan
rendah dibandingkan kandungan nitrogen
fosfor, dimana semua perlakuan jenis
dan fosfor. Dari tabel 1 tertera bahwa
bokashi ikan rucah menghasilkan kandungan
kandungan K2O pada bokashi ikan rucah
P2O5 antara 4% dan 5%. Hal ini sesuai
segar dan ikan rucah agak kering adalah
dengan pendapat Hasibuan (2021) yang
0,5%. Tetapi pada perlakuan bokashi ikan
menyatakan bahwa kandungan hara fosfor
rucah kering, kandungan kalium mencapai
lebih tinggi pada bokashi yang dibuat dengan
2%. Kandungan hara kalium yang tinggi
bahan organik limbah perikanan
biasanya terdapat pada bahan organik dari
dibandingkan dengan limbah hewan ternak.
tumbuhan. Sedangkan bahan organik dari
Disebutkan bahwa kandungan fosfor pada
limbah ternak dan limbah perikanan
bokashi limbah ternak berada pada angka
kandungannya memang lebih rendah.
0,3-1,2%. Namun bokashi ikan rucah

216
Ikhsan Hasibuan dkk. Jurnal Agroqua
Paarameter Kematangan Fisik, Kimia .... Volume 19 No. 2 Tahun 2021

DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.2201

Meskipun begitu, secara keseluruhan kematangan bokashi dalam proses


kandungan hara N, P, dan K pada bokashi dekomposisinya, dimana didalam proses
ikan rucah di setiap perlakuan telah dekomposisi karbon digunakan sebagai
memenuhi standar hara minimal dari SNI sumber energi untuk menyusun bahan seluler
2019. Pada SNI 2019 disyaratkan bahwa sel-sel mikroba dengan membebaskan CO2
pupuk organik harus memiliki kandungan dan bahan lain yang menguap (Jumirah et al.
hara N, P dan K minimal 2% (Kementan, 2019).
2019). Sedangkan kandungan total hara N, P,
Karakter Biologis Bokashi Ikan Rucah
dan K pada perlakuan bokashi ikan rucah
segar adalah 7%, bokashi ikan rucah agak Uji kematangan bokashi secara
segar 8%, dan bokashi ikan rucah kering biologis ditentukan dengan uji bioassay.
adalah 11%. Dalam hal ini menggunakan uji
Selanjutnya kandungan hara C- perkecambahan dengan benih kacang hijau.
organik bokashi ikan rucah berada pada Kompos atau bokashi dinyatakan matang
kisaran minimal SNI 2019 yaitu 15%. Ikan bila Indeks Perkecambahan (IP) mencapai
rucah segar memiliki kandungan karbon 80-90%, dinyatakan belum matang bila IP
yang rendah yaitu hanya 13% sehingga kurang dari 80%, dan dinyatakan sangat
belum memenuhi standar SNI, sedangkan matang bila IP lebih dari 90% (CCQC,
perlakukan ikan rucah agak kering dan ikan 2001). Hasil uji kematangan dengan metode
rucah kering sudah sesuai standar SNI. bioassay disajikan pada Tabel 2.
Kandungan C-organik menggambarkan
Tabel 2.Hasil uji kematangan biologis dengan metode bioassay
Indeks Perkecambahan
No Jenis Bokashi
(IP)
2 MF 3 MF
1 Ikan Rucah Segar 10% 125%
2 Ikan Rucah Agak 19% 101%
Kering
3 Ikan Rucah Kering 11% 82%
Keterangan: MF = Minggu Fermentasi (umur fermentasi)
Berdasarkan Tabel 2 kita ketahui terjadi dipercya akibat bokashi masih banyak
bahwa bokashi ikan rucah belum mencapai mengandung toksin yang dapat menghambat
tahap kematangan pada umur 2 minggu pertumbuhan tanaman, yaitu sebagai akibat
fermentasi. Indeks perkecambahan masih dari keberadaan ammonia (Footer, 2014) dan
sangat rendah yaitu antara 10-19%. rendahnya ketersediaan asam organik (Selim
Sedangkan syarat minimal kematangan et al., 2012).
bokashi adalah 80% (Zucconi et al,. 1981). Sedangkan pada umur fermentasi 3
Pada kondisi ini benih tanaman kacang hijau minggu, bokashi sudah memasuki tahap
yang dikecambahkan dengan media bokashi kematangan. Indeks perkecambahan (IP)
ikan rucah umur fermentasi 2 minggu benih kacang hijau meningkat menjadi lebih
sebagian besar mengalami kegagalan dari 100% pada perlakuan bokashi ikan
tumbuh. Kegagalan tumbuh tanaman ini rucah segar dan ikan rucah agak kering,

217
Ikhsan Hasibuan dkk. Jurnal Agroqua
Paarameter Kematangan Fisik, Kimia .... Volume 19 No. 2 Tahun 2021

DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.2201

sehingga dapat dikategorikan sangat matang Caldevilla, E. M., G. M. Lozano. (1993).


(>90%). Sementara itu bokashi ikan rucah Cultivos Sin Suelo.Hortalizas en
kering IP-nya mencapai angka 82% dan clima mediterraneo. Compendia de
termasuk kategori matang (80-90%). Horticultura 3, 123
KESIMPULAN CCQC. (2001). Compost Maturity Index.
California Compost Quality Council,
Penelitian ini menyimpulkan bahwa
Nevada City, CA
bokashi ikan rucah pada semua perlakuan
yang diuji telah mencapai kematangan secara Coppola D, Lauritano C, Palma Esposito F,
fisik, kimia dan biologis. Bokashi ikan rucah Riccio G, Rizzo C, de Pascale D.
mengandung hara nitrogen dan fosfor yang (2021). Fish Waste: From Problem to
sangat tinggi yaitu N-total 1,5-5% dan P2O5 Valuable Resource. Mar Drugs.
4-5%. Sedangkan kandungan kalium sekitar 19(2), 1–39.
0,5-2%.Kematangan bokashi secara biologis Davis, J. G., M. A. P. Brown, C. Evans, and
dengan uji bioassay didapat pada umur 3 J. Mansfield. (2004). The Integration
minggu fermentasi dengan Indeks of Foliar Aplied Saeweed And Fish
Perkecambahan 82-125%. Into The Fertility Management of
DAFTAR PUSTAKA Organically Grown Sweeet Papper.
Aditya, S., Suparmi, & Edison. (2015). Studi Organic Farming Research Fondation
Pembuatan Pupuk Organik Padat Project Report. North Carolina State
Dari Limbah Perikanan. JOM University
Paperika Unri, 2(2), 1-11. Djuarnani, N., Kristian, Setiawan, B.S.
Antil RS, Raj D, Abdalla N, Inubushi K. (2006). Cara Cepat Membuat
Physical, Chemical and Biological Kompos. Agromedia Pustaka.
Parameters for Compost Maturity Jakarta.
Assessment: A Review. In: FAO. (2018). The State of World Fisheries
Maheswari DK, editor. (2014). and Aquaculture 2018 - Meeting the
Composting for Sustainable sustainable development goals.
Agriculture. Switzerland: Springer
Rome. Licence: CC BY-NC-SA 3.0
International Publishing. IGO
Astuti, E.F. (2009). Pengaruh Jenis Tepung Footer, A. (2014). Bokashi composting:
dan Cara Pemasakan Terhadap Mutu scraps to soil in weeks. Canada. New
Bakso dari Surimi Ikan Hasil society publishers.
Tangkapan Sampingan (HTS).
Skripsi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Gariglio, N. F., A. Pilatti, D. E.
Kelautan Institut Pertanian Bogor. Gonzalezrossia, M.R. Acosta. (2002).
Bogor. Use of a germination bioassay to test
compost maturity of willow (Salix
BPS Bengkulu. (2019). Provinsi Bengkulu sp.) sawdust.New Zealand Journal of
dalam Angka. Badan Pusat Statistik Crop and Horticultural Science, 30,
Provinsi Bengkulu. Bengkulu. 135-139.

218
Ikhsan Hasibuan dkk. Jurnal Agroqua
Paarameter Kematangan Fisik, Kimia .... Volume 19 No. 2 Tahun 2021

DOI: 10.32663/ja.v%vi%i.2201

Jumirah, Jati AWN, Yulianti LIM. (2018). Selim, S. M., M. S. Zayed, H. M. Atta.
Kualitas Pupuk Cair Organik dengan (2012). Evaluation of Phytotoxicity
Kombinasi Limbah Ampas Jamu dan of Compost during Composting
Limbah Ikan. Biota, 3(2),53–61. Process. Nature and Science, 10(2),
69-77.
Hasibuan, I. (2020). Pertanian Organik;
Prinsip Pertanian Organik. Tidar Silvya, Nainggolan, H., Gultom, J., &
Media. Magelang Wirjosentono, B. (2013). Studi
pemanfaatan limbah ikan dari tempat
Hasibuan, I. (2021). Teknologi Pupuk
pelelangan ikan(TPI) dan pasar
Organik. Global Aksara Pres.
tradisional Sibolga sebagai bahan
Surabaya.
baku kompos. Jurnal Teknologi
Ibrahim, B. (2005). Kaji ulang sistem Kimia Unimal, 2(2), 90-99.
pengelolaan limbah cair industri hasil https://doi.org/10.1002/anie.2013082
perikanan biologis dengan lumpur 64
aktif. Bulletin Teknologi Hasil
Sukarso. (2019). Pengaruh Bokashi Ikan
Perikanan, VIII(1), 31-41.
Rucah Terhadap Pertumbuhan Dan
Kementan. (2019). Keputusan Menteri Hasil Kacang Hijau (Vigna radiata
Pertanian Republik Indonesia No. L). (Skripsi). Jurusan Agroteknologi.
261/KPTS/SR.310/M/4/2019 Tentang Fakultas Pertanian. Universitas Prof.
Persyaratan Minimal Pupuk Organik, Dr. Hazairin, SH. Bengkulu.
Pupuk Hayati dan Pembenah Tanah.
Venelampi O, Vikman M, Kapanen A,
Jakarta: Kementerian Pertanian
Itavaara M. (2014). Methods and
Republik Indonesia, 1–18.
Procedures To Assess Compost
Marti-Quijal FJ, Remize F, Meca G, Ferrer Maturity and Stability. Vtt
E, Ruiz MJ, Barba FJ. (2020). Biotechnology. Finland: VTT
Fermentation in fish and by-products Technical Research Centre of
processing: an overview of current Finland.
research and future prospects. Curr
Wichuk KM, McCartney D. (2010).Compost
Opin Food Sci. 31, 9–16.
stability and maturity evaluation - a
Moeljanto. (1994). Pengawetan Dan literature review. Can J Civ Eng.
Pengolahan Hasil Perikanan. 37(11), 1505–23.
Penebar Swadaya. Jakarta
Zucconi, F., Forte, M., Monaco, A., Beritodi,
Oktiawan W, Zaman B, Purwono. (2018). M., (1981).Biological evaluation of
Use of a germination bioassay to test compost maturity. Biocycle 22, 27–
compost maturity in Tekelan 29.
Village.E3S Web Conf. 31, 2017–
2019.

219

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai