Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM MODUL GINJAL DAN CAIRAN TUBUH

“PARASITOLOGI”

Dosen Pembimbing : dr. Lala Foresta VG, M.Biomed


Disusun Oleh : Shelly Marshanda (H1A020097)

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BENGKULU
2022
1. Wuchereria bancrofti Stadium Mikrofilaria (pewarnaan giemsa)

Morfologi :
- Di daerah tropis dan subtropis
- Berbentuk seperti rambut dan berwarna putih susu, mempunyai panjang
sekitar dua spikulum yang tidak sama panjang.
- Cacing jantan mempunyai panjang sekitar 10 cm dan mempunyai ekor yang
runcing.
- Hidup dalam saluran dan kelenjar limfe (limfatik)
- Ditemukan dalam darah perifer atau darah tepi pada malam hari,
- Panjang 300 mikron dan lebar 8 mikro,
- Mempunyai selubung hialin
- Inti sel somatik berbentuk granul yang tersusun tidak mencapai ujung ekor
- Bersifat periodik nokturnal
- Manusia merupakan satu-satunya host defenitif

2. Rapid Antibody Test Brugia sp.

- Mendeteksi adanya IgG4 pada orang yang terinfeksi Filariasis.


- Keuntungan penggunaan Brugia Rapid adalah tidak memerlukan peralatan
khusus,
- Dilakukan siang hari dan hasil bisa diperoleh dalam waktu 15 menit.
- Variabel bebas adalah subyek yang sudah mendapatkan pengobatan filariasis
dan tinggal di wilayah penelitian
- Variabel terikat : a.Hasil pemeriksaan mikroskopis (positif/negatif
mikrofilaremi) b.Hasil pemeriksaan rapid test (positif negatif mikrofilaremi)
- Pemeriksaan parasit dari darah vena
- Dilakukan dengan dipstick atau rapid test filaria yang diambil serum dan
plasmanya untuk diteteskan pada alat .
- Rapid test yang digunakan adalah Pan LF yang mengandung recombinan
antigen filaria BmSXP1 dan BmR1 yang dicoating pada membran rapid test.
- Hasil positif ditunjukkan dengan terbentuknya 2 atau 3 garis/band pada
membran atau lapisan tengah dari alat tersebut .
- C : kontrol
- T : indikator untuk filaria
- Indikator interpretasi hasil : Cara interpretasi :
- Garis merah di C = negatif (-)
- Garis merah di C dan T = (+)

3. Schistosoma sp stadium cacing dewasa

- Cacing ini biasanya hidup di pembuluh darah vena-vena usus, vesikalis dan
prostatika. Pada bagain ventral cacing janta terdapat “canalis gynaecopharus” yaitu
tempat cacing betina.
- Telur tidak mempunya operculum
- Berisi mirasidium
- Mempunyai duri
- Telurnya dapat menembus keluar dari pembuluh darah,bermigrasi di jaringan dan
akhirnya masuk ke lumen usus.
- Cacing dewasa jantan berwarna kelabu atau putih kehitam-hitaman
- Cacing dewasa jantan berukuran 9,5-19,5mm x 0,9mm.
- Cacing dewasa jantan bentuknya besar bulat dan pada kutikulumnya terdapat tonjolan
halus sampai kasar.
- Cacing betina badannya lebih halus dan panjang,
- Cacing betina berukuran 16,0-26,0mm x 0,3mm.
- Cacing betina meletakkan telurnya di pembuluh darah.

4. Schistosoma haematobium (stadium telur)


Morfologi :
- Telur pada Schistosoma sp biasanya berbentuk oval atau bulat,
- berisi mirasidium,
- telur tidak mempunyai operculum,
- mempunyai spina atau duri yang berbeda-beda tiap spesies.
- Ukuran biasanya 120-150 mikro.

5. Pemeriksaan sediaan darah malaria

a. Thick smear (sediaan apus darah tebal)


- Terlihat trofozoid seperti cincin
- Eritrosis lisis karena diaduk bersama pewarna> eritrosit tidak utuh
- hanya bisa lihat plasmodium
- tidak bisa menentukan spesies plasmodium
b. Thin smear (sediaan apus darah tipis)
- bisa identifikasi plasmodium
- bentuk eritrosit lebih jelas sehingga bisa menentukan spesies penyebab
plasmodiasis

6. Plasmodium falciparum Stadium Trofozoit


A. Ciri khas Plasmodium falciparum stadium trofozoit (sediaan darah tipis)
- Tidak terdapat pembesaran pada eritrosit
- Terdapat titik-titik Maurer di dalam eritrosit yang terinvasi, trofozoit
berbentuk seperti cincin agak besar, marginal, acole, tanda seru, sayap burung
terbang, serta
- sitoplasma lebih tebal.

b. Ciri khas Plasmodium falciparum stadium trofozoit (sediaan darah tebal)

- Gambaran uniform
- Parasit berbentuk cincin, cincin terbuka, koma, tanda seru, atau sayap burung
terbang

c. Ciri khas Plasmodium falciparum stadium schizont (sediaan darah tipis)

- Pulasan Giemsa → Tidak ditemukan pada sediaan darah tepi, kecuali pada
infeksi
- berat.
- Eritrosit tidak membesar, titik Maurer
- Parasit terdiri dari 2-24 merozoit yang mengisi 2/3 eritrosit)
- Terdapat pigmen berwarna hitam

d. Ciri khas Plasmodium falciparum stadium gametosit


- Tidak terdapat pembesaran pada eritrosit
- Parasit berbentuk seperti pisang yang sedikit
- lonjong atau menyerupai sosis
- Parasit memiliki plasma berwarna biru atau
- merah muda
- Parasit memiliki pigmen pada daerah sekitar
- inti atau tersebar pada tubuh parasite

e. Ciri khas Plasmodium falciparum pada potongan ginjal


- Pada potongan ginjal yang terinfeksi Plasmodium falciparum, apabila
dilakukan pengamatan dibawah mikroskop dengan tambahan pulasan
hematoxylin-Eosin (HE), maka dapat ditemukan adanya pigmen malaria
berwarna kehitaman pada pembuluh darah kapiler ginjal.
Adanya tanda-tanda Plasmodium falciparum pada ginjal dapat menunjukkan
adanya resiko acute renal failure.

7. Plasmodium Vivax Stadium Trofozoit (sediaan darah tipis dan tebal/pewarnaan


Giemsa)
A. Plasmodium Vivax Stadium Trofozoit- Sediaan darah tipis
- Eritrosit membesar 
- Terlihat titik Schuffner  
- Bentuk parasit dan sitoplasma tidak beraturan 
- Memiliki cincin yang besarnya 1/3 eritosit

B. Plasmodium Vivax Stadium Trofozoit- Sediaan darah Tebal 


- Bentuk parasit dan sitoplasma tidak beraturan 
- Memiliki cincin yang besarnya 1/3 eritosit

8. Plasmodium Vivax Stadium Skizon (sediaan darah tipis dan tebal /pewarnaan
Giemsa)

A. Ciri khas Plasmodium vivax stadium schizont (sediaan darah tipis)


- Eritrosit tampak membesar
- Terdapat titik schuffner (chromatin dots) pada eritrosit
- Parasit memiliki pigmen berwarna coklat
- Parasit terdiri atas 2-24 merozoit

B. Ciri khas Plasmodium vivax stadium schizont (sediaan darah tebal)


- Parasit memiliki pigmen berwarna coklat
- Parasit terdiri atas 2-24 merozoit

9. Plasmodium malariae stadium trofozoit dan skizion


•Plasmodium malariae stadium trofozoit
- Parasit stadium ini memiliki ciri khas yaitu:
- Eritrosit tidak membesar
- Tidak tampak titik-titik pada eritrosit
- Sitoplasma parasit melintang seperti pita
- Parasit memiliki inti merah dan memanjang

•Plasmodium malariae stadium skizon


- Parasit stadium ini memiliki ciri khas yaitu:
- Eritrisit tidak membesaar
- Tidak terrdapat titik-titik pada eritrosit
- Parasit mengisi seluruh eritrosit
- Jumlah merozoit parasit 8-12 yang tersusun seperti bunga
- - Terdapat pigmen kasar di tengah

10. Rapid Antigen Detection Test (RDT) : ICT


1. C : Kontrol
2. 1 : indikator untuk Plasmodium falciparum
3. 2 : indikator unruk Plasmodium vivax
4. Indikator interpretasi
hasil Cara interpretasi :
- Garis merah di C = negatif (-)
- Garis merah di C dan 1 = (+) infeksi Plasmodium falciparum
- Garis merah di C, 1, dan 2 = (+) infeksi Plasmodium vivax

Penjelasan tambahan :
- Spesimen darah/serum/plasma
- Pada ICT digunakan antibody monoklonal
DAFTAR PUSTAKA

CDC. 2019. Parasites- Schistosoma. Centers For Diesease Control an Preventation.

CDC. 2020. Malaria. Centers For Disease Control and Prevention.

Valentine, Lala Foresta, E Nugraheni, dan E Rosana. 2017. Penuntun Praktikum Parasitologi.
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Universitas Bengkulu
Soenarwan Hery 2018. Limfatik Filariasis – Lab Sistematika Hewan sub Parasitologi. URL:
https://zoonosis.biologi.ugm.ac.id/limfatik-filariasis/. Diakses pada 6 April 2021.
Wahyono, T. Y. M., 2010. FIlariasis di Indonesia. 1 penyunt. Jakarta: Buletin Jendela,
Kementerian Kesehatan RI.

Anda mungkin juga menyukai