Anda di halaman 1dari 21

BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

3.1 Identifikasi dan Penetpan Isu

A. Identifikasi Isu

Isu-isu yang ditemukan di Bagian Evaluasi dan Pelaporan, antara

lain sebagai berikut:

1. Terlambatnya Proses verifikasi dan Self assessment sebagai

TINDAK LANJUT MCP KPK Tahun 2019

2. Belum terintegrasi antara data SIMHP dan LHP

3. Kurangnya SDM dalam Penggunaan SIMHP

4. Kurangnya pemahaman penggunaan aplikasi SIMHP

5. Penataan dan Pengelolaan LHP yang kurang optimal

Dalam menganalisa isu-isu yang muncul diatas, saya akan

menganalisa isu menggunakan alat penetapan isu berdasarkan

APKL (Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Layak). Aktual artinya

benar-benar terjadi dan sedang terjadi. Problematik artinya sebuah

isu memiliki permasalahan yang kompleks sehingga butuh dicarikan

solusi permasalahannya. Kekhalayakan artinya isu yang menyangkut

hajat hidup orang banyak. Layak artinya isu yang diangkat realistis

dan masuk akal untuk dipecahkan masalahnya.

Tabel 3.1 Pemilihan Isu melalui kriteria APKL

N Isu Kriteria Isu


10
o

A P K L

1 Terlambatnya Proses verifikasi dan Self √ √ √ √

assessment sebagai TINDAK LANJUT MCP KPK

Tahun 2019

2 Belum terintegrasi antara data SIMHP dan LHP √ √ × √

3 Kurangnya SDM dalam Penggunaan SIMHP √ × × √

4 Kurangnya pemahaman penggunaan aplikasi √ × √ √

SIMHP

5 Penataan dan Pengelolaan LHP yang kurang √ √ √ √

optimal

Keterangan:

A: Aktual P : Problematik

K : Kekhalayakan L : Layak

Berdasarkan alat bantu penetapan isu diatas dapat disimpulkan

bahwa isu nomor 1 dan 5 memenuhi semua kriteria APKL.

Sementara isu nomor 2, tidak memenuhi kriteria Kekhalayakan,

untuk isu nomor 3 tidak memenuhi kriteria Problematika dan

kekhalayakan dan isu nomor 4 tidak memenuhi kriteria Problematic.

Isu nomor 1 yaitu “Terlambatnya Proses verifikasi dan Self

assessment sebagai TINDAK LANJUT MCP KPK Tahun 2019”

memenuhi semua kriteria APKL. Isu ini Aktual karena benar-benar

dan sedang terjadi bukan hanya di Bagian Evalap. Problematik

karena isu ini sudah mendapat nilai yang kurang setelah diverifikasi

11
oleh Tim MCP KPK. Kekhalayakan karena isu ini menyangkut semua

unit kerja pada wilayah kerja Irban (Inspektur Pembantu) Wilayah 1

sampai Irban Wilayah 4 atau setara wilayah Kabupaten Mojokerto.

Layak karena isu ini bila dicarikan solusinya dapat lebih

mengefisienkan dan mengefektifkan kinerja Tim Verifikator MCP

serta mengurangi hasil verifikasi yang salah.

Isu nomor 5 yaitu “Penataan dan Pengelolaan LHP yang kurang

optimal” memenuhi semua kriteria APKL. Isu ini Aktual karena benar-

benar dan sedang terjadi. Problematik karena isu ini sudah banyak

dikeluhkan oleh Pegawai bahkan Instruksi Inspektur untuk

meningkatkan kinerja dalam pengelolaan LHP yang selalu terlambat

dari target. Kekhalayakan karena output kegiatan Pemeriksaan /

audit adalah Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) sehingga

menyangkut orang banyak. Layak karena isu ini bila dicarikan

solusinya dapat lebih mengefisienkan waktu dan proses

penyelesaian LHP dari format Draft Awal sampai Siap Distribusi

kepada Auditee (Obyek Audit) serta laporan kepada sekda

Kabupaten Mojokerto.

B. Prioritas Isu

Berdasarkan hasil dari analisa isu menggunakan metode APKL

(Aktual, Problematik, Kekhalayakan, Layak) diatas, terdapat 2 buah

isu yang memenuhi kriteria. Diantaranya yaitu:

12
1. Terlambatnya Proses verifikasi dan Self assessment sebagai

TINDAK LANJUT MCP KPK Tahun 2019

2. Penataan dan Pengelolaan LHP yang kurang optimal

Dari kedua isu tersebut, akan dilakukan analisa penetapan

prioritas isu menggunakan metode USG (Urgency, Seriousness dan

Growth).

Urgency artinya seberapa mendesaknya suatu isu untuk segera

dibahas, dianalisis dan ditindak lanjuti.

Seriousness artinya seberapa serius suatu isu untuk segera

dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan.

Growth adalah seberapa besar kemungkinan memburuknya isu

tersebut jika tidak ditangani segera.

Adapun analisis isu berdasarkan kriteria USG adalah sebagai

berikut:

N Isu U S G Tota Priorita

o l s

1 Terlambatnya Proses verifikasi dan 5 4 5 14 1

Self assessment sebagai TINDAK

LANJUT MCP KPK Tahun 2019

5 Penataan dan Pengelolaan LHP 3 4 4 11 2

yang kurang optimal

Tabel 3.2 Pemilihan Isu melalui kriteria USG

13
Keterangan:

U : Urgency Skor 5 : sangat USG

S : Seriousness Skor 4 : USG

G : Growth Skor 3 : cukup USG

Skor 2 : kurang USG

Skor 1 : tidak USG

Berdasarkan analisis isu menggunakan metode USG diatas

dapat disimpulkan bahwa isu nomor 1 mendapatkan jumlah terbesar

sehingga menjadi prioritas utama yang akan dipecahkan

permasalahannya..

Dilihat dari tingkat Urgency-nya, isu nomor 1 Sangat penting hal

ini dikarenakan mengingat Atensi dan langsung diverifikasi oleh KPK

secara Langsung. Isu tersebut juga berdampak serius (Seriousness)

karena jika tidak segera ditangani akan memunculkan stigma “tidak

serius” oleh OPD dalam Program Monitoring dan Pencegahan

Korupsi oleh KPK. Dari tingkat Growth, jika isu tidak segera ditangani

maka akan menyebabkan menurunnya kredibilitas dan tingkat

kepercayaan public kepada OPD terkait usaha-usaha dalam

pencegahan dan pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang

diinisiasi oleh KPK.

14
C. Gagasan Pemecahan Isu

1. Alternatif Gagasan

Setelah menentukan prioritas isu yang akan dipecahkan,

selanjutnya adalah menganalisis gagasan pemecahan isu dengan

sebelumnya melihat faktor penyebab terjadinya isu.

“Terlambatnya Proses verifikasi dan Self assessment sebagai

TINDAK LANJUT MCP KPK Tahun 2019” dapat disebabkan oleh

beberapa faktor berikut:

a) Kurangnya Sosialisasi tentang Tindak Lanjut MCP KPK Tahun

2019

b) Rendahnya antusias OPD sehingga terlambat dalam

menyampaikan data pendukung tindak lanjut MCP KPK 2019.

c) Verifikator dan Tim Self Assesment kurang memahami Indikator

penilaian

d) Kesalahan dalam memberikan Penilaian atas data pendukung

yang telah dikirim oleh OPD.

e) Kurang tertib waktu terkait penilaian yang harus dilakukan tiap

Triwulan.

Setelah melihat faktor-faktor penyebab Terlambatnya Proses

verifikasi dan Self assessment sebagai TINDAK LANJUT MCP KPK

Tahun 2019, saya memberikan gagasan penyelesaian isu sebagai

berikut:

15
Peningkatan kualitas dalam proses Verifikasi dan Self

assessment melalui penyusunan SOP MCP KPK tahun 2019.

2. Prioritas Pemecahan Isu

Berdasarkan gagasan pemecahan isu di atas, diperoleh

beberapa kegiatan untuk menyelesaikan isu tersebut. Kegiatan

yang dilakukan antara lain:

1. Melakukan Rapat Koordinasi dengan Inspektur selaku

pimpinan OPD dan atasan langsung yang bertindak sebagai

mentor.

2. Membentuk tim penyusun SOP sebagai verifikator dan self

assesmen bersama dengan rekan kerja sesuai kompetensinya.

3. Melakukan Study Literature untuk mendapatkan referensi SOP

yang bisa diterapkan.

4. Menyusun draft SOP bersama dengan tim.

5. Rapat koordinasi terkait draft SOP kepada Inspektur

6. Melakukan revisi dan fixasi draft SOP setelah dilakukan

konsultasi

7. Membantu proses sosialisasi SOP kepada seluruh rekan kerja

8. Menyusun laporan kegiatan aktualisasi

Matrik Penyelesaian Isu

1. Nama : YUSUF EKA PUTRA, ST

16
2. Unit Kerja : Inspektorat Kabupaten Mojokerto

3. Identifikasi Isu :

a. Terlambatnya Proses verifikasi dan Self assessment

sebagai

tindak lanjut MCP KPK Tahun 2019

b. Belum terintegrasi antara data SIMHP dan LHP

c. Kurangnya SDM dalam Penggunaan SIMHP

d. Kurangnya pemahaman penggunaan aplikasi SIMHP

e. Penataan dan Pengelolaan LHP yang kurang optimal.

4. Isu yang diangkat :

Terlambatnya Proses verifikasi dan Self assessment MCP KPK

Tahun 2019

5. Gagasan Pemecahan Isu :

Membuat SOP dalam proses Verifikasi dan Self Assesment

MCP KPK 2019

6. Analisa Dampak Apabila isu tidak diselesaikan:

Apabila isu tidak segera ditangani dan diselesaikan maka akan

menyebabkan menurunnya kredibilitas dan tingkat kepercayaan

public kepada OPD terkait usaha-usaha dalam pencegahan dan

pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang diinisiasi oleh KPK

17
18
Tabel 3.3 Matriks Kegiatan Rancangan Aktualisasi

Keterkaitan Kontribusi Penguatan


Tahapan
No Kegiatan Output/Hasil Substansi Mata Terhadap Visi Misi Nilai
Kegiatan
Pelatihan Organisasi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1 Melakukan Rapat 1. Menghubungi - Paparan Dengan kegiatan Dengan
koordinasi dengan atasan Hasil diskusi Menghadap kepada konsultasi kepada konsultasi
Inspektur selaku langsung (notulen) Inspektur Selaku Inspektur maka kepada
pimpinan OPD dan untuk Pimpinan OPD berkontribusi Inspektur
atasan langsung menentukan - Foto secara Mandiri dan terhadap maka akan
yang bertindak waktu yang dokumentas Disiplin untuk tercapainya Visi menguatkan
sebagai mentor. tepat untuk i kegiatan Konsultasi OPD yakni nilai-nilai
Menghadap merupakan akuntabel,
inspektur penerapan nilai efektif,
Akuntabilitas, Sikap “Terwujudnya responsif
2. Memaparkan hormat serta Pengawasan Yang dan
permasalahan menggunakan Profesional Dalam transparan
yang akan Bahasa Indonesia Rangka
dibahas untuk yang baik dan benar Mendukung Good
kegiatan merupakan wujud Governance
aktualisasi dari nilai Kabupaten
Nasionalisme, Mojokerto”
3. Meminta
Sopan Santun dalam
saran, sikap serta dengan
masukan, dan Bahasa yang jelas
persetujuan Dan Misi OPD
dan komunikatif Yakni
dari Inspektur merupakan wujud
dan mentor “Meningkatkan
nilai Etika Publik.

19
mengenai Kinerja
kegiatan Sebelum menghadap Pengawasan”
aktualisasi harus dipersiapkan
yang akan materi dan bahan
dilaksanakan untuk dikonsultasikan
dan selalu
berorientasi kepada
hasil yang maksimal
adalah penerapan
dari Nilai Komitmen
Mutu. Dan tidak lupa
untuk selalu
mendokumentasikan
baik gambar maupun
notulen yang jelas
dan jujur adalah
bentuk sikap dari
Nilai Anti Korupsi.

2 Membentuk tim 1. Melakukan - Notulen Diskusi bersama Dengan kegiatan Dengan


penyusun SOP rapat Hasil Rekan Sejawat dan koordinasi dengan bekerja
verifikator dan self koordinasi Diskusi mencatat hasil Rekan sejawat bersama-
assessment internal untuk Diskusi merupakan maka berkontribusi sama maka
bersama dengan menentukan - Foto tanggungjawab serta terhadap akan
rekan kerja sesuai personil yang dokumentas menjujung tinggi tercapainya Visi menguatkan
kempetensinya bertugas i kegiatan proses musyawarah OPD yakni nilai-nilai
sebagai Mufakat efisiensi,
verivikator (Akuntabilitas dan “Terwujudnya efektif,

20
2. Memaparkan Nasionalisme) akan Pengawasan Yang responsif
gagasan pada tugas yang dilakukan Profesional Dalam dan
saat dengan saling Rangka transparan
melaksanakan bekerjasama, saling Mendukung Good
diskusi menghormati, Governance
menghargai (Etika Kabupaten
3. Melakukan Publik) pendapat Mojokerto”
diskusi dalam diskusi adalah
mengenai bentuk dari sikap
poin-poin terpuji, karena Dan Misi OPD
penting yang dengan diskusi pula Yakni “Menumbuh
menjadi menu dapat saling bertukar kembangkan
utama pada pikiran maka akan Sinergi
rancangan muncul informasi Pengawasan Di
SOP atau ilmu Lingkungan Kab
pengetahuan baru Mojokerto”
atau inovasi
(Komitmen mutu)

21
3 Melakukan Study 1. Mencari Catatan hasil Melaksanakan Dengan kegiatan ini Dengan
Literature untuk referensi SOP Pencarian kegiatan dengan maka berkontribusi bekerja
mendapatkan 2. Mencatat hasil disiplin merupakan terhadap sesuai acuan
referensi SOP pencarian dan penerapan nilai tercapainya Visi yang terbaik
yang bias diskusi Nasionalisme dan OPD yakni maka akan
diterapkan Anti korupsi. menguatkan
Menyimpan refrensi “Terwujudnya nilai-nilai
sebagai bahan Pengawasan Yang akuntabel,
diskusi serta tidak Profesional Dalam efisiensi,
lupa mencatat daftar Rangka dan efektif.
pustakanya Mendukung Good
merupakan Governance
penerapan Nilai Kabupaten
Etika Publik. Mojokerto”

Dan Misi OPD


Yakni
“Meningkatkan
Kinerja
Pengawasan”
4 Penyusunan SOP 1. Meminta ijin Notulen Sebelum membuat Dengan kegiatan ini Dengan
bersama dengan kepada mentor Diskusi draf dilakukan diskusi maka berkontribusi bekerja
tim selaku terlebih dahulu terhadap sesuai acuan
kasubag dengan teman yang tercapainya Visi yang terbaik
Draf SOP sesuai OPD yakni maka akan
2. Melakukan kompetensinya, menguatkan
diskusi dengan Tujuan diskusi “Terwujudnya nilai-nilai
Rekan Kerja sebelum penyusunan Pengawasan Yang akuntabel,
tentang SOP adalah untuk Profesional Dalam efisiensi,

22
3. Mencatat hasil menampung semua Rangka efektif,
diskusi masukan dan Mendukung Good Responsif
pemikiran sehingga Governance dan
tercipta SOP yang Kabupaten Transparan
dapat Mojokerto”
dipertanggungjawabk
an (Akuntabilitas) dan
mengakomodir Dan Misi OPD
kepentingan bersama Yakni
(Nasionalisme). “Meningkatkan
Setelah diskusi Kinerja
dilakukan barulah Pengawasan”
SOP dibuat
menggunakan
kaidah-kaidah yang
berlaku dalam format
word seperti yang
sudah disarankan.
Ketelitian diperlukan
dalam pembuatan
SOP ini, karena dari
awal bekerja dengan
Berorientasi pada
Mutu (Komitmen
Mutu). Diharapkan
dengan adanya SOP
yang tepat akan
mendorong kita untuk
selalu bisa

23
Mempertanggungjaw
abkan tindakan dan
kinerjanya kepada
publik (Etika Publik)
SOP yang dibuat,
Tentunya termasuk
sebuah inovasi
(Komitmen Mutu)
karena ditempat kerja
belum ditemukan hal
yang sama. Satu
yang paling penting
adalah setiap
pegawai yang ada
harus peduli (Anti
Korupsi) terhadap
SOP yang dibuat,
karena sebaik
apapun Aplikasi yang
dibuat secara
Sederhana (Anti
korupsi) yang dibuat
akan percuma bila
tidak ada
5 Rapat Koordinasi 1. Menghubungi - Paparan Nilai Akuntabilitas Dengan kegiatan Dengan
dengan atasan atasan SOP tercermin ketika sosialisasi maka bekerja
langsung dan langsung mampu untuk terus berkontribusi sesuai acuan
Inspektur terkait untuk - Foto konsisten dan terhadap yang terbaik
draft SOP dokumentas
menentukan bertanggungjawab tercapainya Visi maka akan

24
waktu i kegiatan akan apa yang OPD yakni menguatkan
konsultasi dibuat apakah telah nilai-nilai
- Notulen sesuai dengan “Terwujudnya akuntabel,
Hasil desain yang telah di Pengawasan Yang efisiensi,
Konsultasi rancang, Konsultasi Profesional Dalam efektif,
2. Memaparkan Rangka
menghasilkan Responsif
Hasil SOP Mendukung Good
saran dan kritik dan dan
MCP yang Governance
harus bisa diterima Transparan
sudah dibuat. Kabupaten
karena untuk
menjamin Mojokerto”
3. Meminta
saran, Komitmen Mutu
masukan, dan dengan
Dan Misi OPD
persetujuan memastikan Yakni “Menumbuh
dari mentor. metode yang kembangkan
digunakan sudah Sinergi
efektif dan efisien. Pengawasan Di
Saat penyusunan Lingkungan Kab
juga harus Mojokerto”
berlandaskan sifat
kejujuran

dalam melakukan
uji coba pada SOP
mencerminkan Nilai
Anti Korupsi
6 Melakukan revisi 1. Melakukan - Foto Dalam Tahapan ini Dengan kegiatan ini Dengan
dan fixasi draft konsultasi Dokumentasi adalah bagian yang maka berkontribusi bekerja
SOP kepada dengan kegiatan harus dilakukan dari terhadap sesuai acuan

25
Inspektur inspektur kegiatan aktualisasi, tercapainya Visi yang terbaik
maka kita harus OPD yakni maka akan
memberikan yang menguatkan
terbaik, kepada “Terwujudnya nilai-nilai
Pimpinan Pengawasan Yang akuntabel,
Profesional Dalam efisiensi,
Rangka efektif,
Mendukung Good Responsif
Governance dan
Kabupaten Transparan
Mojokerto”
Dan Misi OPD
Yakni
“Meningkatkan
Kinerja
Pengawasan”
7 Sosialisasi SOP 1. Menghubungi - Paparan Dengan kegiatan Dengan
kepada seluruh atasan Hasil Menghadap kepada konsultasi kepada konsultasi
rekan kerja langsung sosialisasi Inspektur Selaku Inspektur maka kepada
untuk (notulen) Pimpinan OPD berkontribusi Inspektur
menentukan secara Mandiri dan terhadap maka akan
waktu yang Disiplin untuk tercapainya Visi menguatkan
tepat untuk menyampaikan OPD yakni nilai-nilai
- Foto kegiatan sosialisasi
melakukan akuntabel,
dokumentas merupakan “Terwujudnya
sosialisasi efektif,
i kegiatan penerapan nilai Pengawasan Yang responsif
2. Melakukan Akuntabilitas, Sikap Profesional Dalam dan
Sosialisasi hormat serta Rangka transparan
kepada rekan - Daftar Hadir menggunakan Mendukung Good
Governance

26
kerja Kabupaten
Bahasa Indonesia Mojokerto”
- Undangan yang baik dan benar
Sosialisasi merupakan wujud
dari nilai Dan Misi OPD
Nasionalisme, Yakni
Sopan Santun dalam “Meningkatkan
sikap serta dengan Kinerja
Bahasa yang jelas Pengawasan”
dan komunikatif
merupakan wujud
nilai Etika Publik.
Sebelum menghadap
harus dipersiapkan
materi dan bahan
untuk dikonsultasikan
dan selalu
berorientasi kepada
hasil yang maksimal
adalah penerapan
dari Nilai Komitmen
Mutu. Dan tidak lupa
untuk selalu
mendokumentasikan
baik gambar maupun
notulen yang jelas
dan jujur adalah
bentuk sikap dari
Nilai Anti Korupsi.

27
8 Membuat laporan 1. Mengumpulka 1. Terkumpuln Akuntabilitas Dengan kegiatan ini Dengan
kegiatan n data dan ya data dan (Pertanggung maka berkontribusi membuat
Aktualisasi bukti bukti jawaban, transparan) terhadap laporan
pendukung pendukung tercapainya Visi sesuai acuan
laporan laporan Nasionalisme OPD yakni yang terbaik
2. Melakukan 2. Terealisasin (Kerja keras, maka akan
konsultasi ya laporan menghargai “Terwujudnya menguatkan
dengan kegiatan pendapat orang lain) Pengawasan Yang nilai-nilai
mentor Profesional Dalam akuntabel,
mengenai Anti Korupsi Rangka efisiensi,
hasil (Tepat Waktu) Mendukung Good efektif,
aktualisasi Governance Responsif
3. Mencetak Kabupaten dan
laporan Mojokerto” Transparan
kegiatan Dan Misi OPD
Yakni
“Meningkatkan
Kinerja
Pengawasan”
&
“Menumbuh
kembangkan
Sinergi
Pengawasan Di
Lingkungan Kab
Mojokerto”

28
D. Penjadwalan Kegiatan

1. Penjadwalan

Pelaksanaan kegiatan aktualisasi dan habituasi dilakukan sesuai jadwal kegiatan pada tabel berikut ini:

Tabel 3.4 Jadwal pelaksanaan aktualisasi dan habituasi

Agustus Agustus Agustus Agustus


No Kegiatan Minggu I Minggu II Minggu III Minggu IV
S S R K J S S R K J S S R K J S S R K J
Rapat kordinasi dengan Inspektur
selaku pimpinan OPD dan atasan
1
langsung yang bertindak sebagai
mentor
Membentuk tim penyusun SOP
sebagai verifikator dan self
2
assessment bersama dengan rekan
kerja sesuai kompetensinya
Melakukan Study Literature untuk
3 mendapatkan referensi SOP

4 Penyusunan SOP bersama dengan tim


Rapat koordinasi terkait draft SOP
5
kepada Inspektur
Melakukan revisi dan fixasi draft SOP
6
setelah konsultasi
Sosialisasi SOP kepada seluruh rekan
7
kerja
8 Membuat laporan kegiatan aktualisasi

29
30

Anda mungkin juga menyukai