Anda di halaman 1dari 2

Penatalaksanaan

amenore sekunder pdf

Secundaire amenorroe nhg. Amenorroe nhg.

Academia.edu uses cookies to personalize content, tailor ads and improve the user experience. By using our site, you agree to our collection of information through the use of cookies. To learn more, view our Privacy Policy. Amenorrhea adalah suatu kondisi ketika wanita tidak mengalami menstruasi atau datang bulan. Kondisi ini terjadi jika seorang
wanita tidak mengalami menstruasi selama 3 siklus berturut-turut atau lebih, atau jika hingga berusia 15 tahun belum pernah mengalami menstruasi. Amenorrhea terbagi menjadi dua, yaitu: Amenorrhea primer, yaitu ketika seorang perempuan telah mengalami perubahan lain pada masa pubertas, tetapi belum mengalami menstruasi dan berusia 15
tahun. Amenore sekunder, yaitu kondisi tidak haid selama lebih dari tiga siklus atau 6 bulan. Faktor Risiko Amenorrhea Beberapa faktor risiko terjadinya kondisi ini, antara lain: Riwayat keluarga yang mengalami amenorrhea. Gangguan pola makan, seperti anoreksia atau bulimia. Olahraga dengan intensitas tinggi. Obesitas Genetika, seperti memiliki
perubahan pada gen FMR1, yang juga menyebabkan sindrom Fragile X1. Penyebab Amenorrhea Beberapa penyebabnya antara lain: Organ reproduksi yang tidak berkembang dengan sempurna, seperti tidak adanya uterus atau vagina, adanya penyempitan dan penyumbatan pada leher rahim (serviks), serta vagina yang terbagi menjadi 2 bagian
(sekat vagina). Perubahan hormon alami, seperti pada masa kehamilan, menyusui, dan menopause. Disebabkan oleh penggunaan beberapa jenis obat, salah satunya obat kontrasepsi. Berat badan 10 persen lebih rendah dari berat badan normal dapat menyebabkan ketidakseimbangan hormon yang memicu berhentinya ovulasi, seperti pada pengidap
bulimia dan anoreksia. Stres yang memicu perubahan fungsi hipotalamus pada otak, yang merupakan daerah yang mengontrol siklus menstruasi. Olahraga atau aktivitas fisik yang berlebihan dapat mengganggu siklus menstruasi. Gangguan yang menyebabkan ketidakseimbangan hormon, seperti pada sindrom ovarium polikistik, gangguan tiroid,
tumor hipofisis, atau menopause dini. Gejala Amenorrhea Beberapa gejala kondisi ini antara lain: Tidak menstruasi. Rambut rontok. Nyeri kepala. Nyeri panggul Timbul jerawat. Gangguan penglihatan. Tumbuh bulu-bulu halus pada wajah. Keluar cairan dari puting susu. Diagnosis Amenorrhea Dokter akan mendiagnosis dengan melakukan wawancara
medis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang, seperti: Tes Fungsi Tiroid, untuk mengukur jumlah hormon perangsang tiroid (TSH) dalam darah untuk mengetahui apakah tiroid berfungsi dengan baik. Pasalnya, masalah pada kelenjar tiroid bisa menyebabkan amenore. Tes Fungsi Ovarium, untuk mengukur jumlah hormon perangsang folikel
(FSH) dalam darah untuk mengetahui kinerja ovarium. Tes Androgen, untuk memeriksa tingkat androgen dalam darah. Tes Prolaktin. Kadar hormon prolaktin yang rendah mungkin bisa menjadi pertanda tumor kelenjar pituitari.

Ultrasonografi (USG) untuk menentukan penyebab amenorrhea. Pencitraan resonansi magnetik (MRI) pada otak jika diduga terdapat kelainan kelenjar hipofisis atau hipotalamus. Tomografi komputer (CT scan) pada bagian perut dan panggul untuk melihat kelainan rahim atau indung telur. Komplikasi Amenorrhea Beberapa komplikasi yang
diakibatkan amenorrhea, antara lain: Infertilitas atau ketidaksuburan, oleh karena tidak terjadi ovulasi sehingga tidak dapat hamil.
Osteoporosis, disebabkan oleh kadar estrogen yang rendah. Pengobatan Amenorrhea Pengobatan diberikan berdasarkan penyebabnya, antara lain: Operasi, terapi hormon atau keduanya dilakukan apabila amenorrhea disebabkan oleh cacat bawaan lahir yang mengakibatkan kelainan anatomi. Pemberian obat, seperti medroksiprogesteron pada
wanita dengan adult onset hiperplasia adrenal, hipotiroidisme, dan kegagalan ovarium dini. Penurunan berat badan dengan diet, olahraga, serta pemberian metformin, dapat dilakukan pada wanita dengan sindrom ovarium polikistik (SOPK). Konsultasi dengan dokter spesialis genetik, pada wanita yang mengalami kondisi tidak haid yang diakibatkan
karena faktor keturunan. Pencegahan Amenorrhea Beberapa upaya pencegahan yang dapat dilakukan, antara lain: Perubahan pola hidup sehat.
Cukup beristirahat.

Hindari berolahraga atau beraktivitas berlebihan. Jaga pola makan yang sehat dengan tidak menahan nafsu makan. Hindari stres yang berkepanjangan. Catat dan perhatikan siklus menstruasi dengan saksama. Kapan Harus ke Dokter? Jika mengalami tanda dan gejala tersebut, segera bicarakan dengan dokter di aplikasi Halodoc untuk mengetahui
penyebab dan mendapatkan penanganan yang tepat. Download aplikasinya sekarang di App Store atau Play Store. Referensi: WebMD. Diakses pada 2021.
Amenorrhea Mayo Clinic.
Diakses pada 2021. Amenorrhea NIH.
Diakses pada 2021.

What are the treatments for amenorrhea? National Institute of Child Health and Human Development. Diakses pada 2021. Amenorrhea Diperbarui pada 2 Desember 2021 Bukan Karena Hamil, Ini 6 Penyebab Terlambat Haid pada Remaja 5 Tips Supaya Menstruasi Lancar Tanpa Kendala 6 Langkah Penting Menjaga Kesehatan Alat Reproduksi Wanita
Tanda Remaja Perempuan Mengalami Amenorrhea Terapi Sulih Hormon Estrogen, Cara Mengobati Amenorrhea Nyeri Akibat Amenorrhea, Perlukah Minum Obat? Halodoc, Jakarta – Amenorrhea merupakan gangguan yang menyebabkan seorang wanita tidak mengalami haid alias menstruasi. Kondisi ini seringnya menyerang wanita yang berusia 16
tahun, dan biasa disebut dengan amenorrhea primer. Adalah amenorrhea yang menyebabkan seorang wanita masih belum mengalami menstruasi pertama meski sudah memasuki usia 16 tahun.

Selain amenorrhea primer, ada juga yang disebut dengan amenorrhea sekunder. Kondisi ini terjadi pada seorang wanita usia subur sama sekali tidak mengalami haid selama 6 bulan, padahal sedang tidak dalam kondisi hamil. Maka dari itu, sangat penting bagi wanita untuk segera melakukan pemeriksaan bila sudah tidak datang bulan dalam jangka
waktu 90 hari sejak haid terakhir. Remaja berusia 13 tahun yang belum mengalami tanda-tanda pubertas, seperti tumbuh payudara dan menstruasi juga dianjurkan untuk segera melakukan pemeriksaan ke dokter. Selain menyebabkan seorang wanita tidak mengalami haid, amenorrhea juga sering muncul dengan beberapa gejala lain. Biasanya, gejala
yang muncul bisa berbeda-beda dan tergantung pada penyebab kondisi tersebut. Tapi, secara umum ada beberapa gejala yang muncul sebagai tanda penyakit ini, di antaranya sakit kepala, gangguan penglihatan, payudara tidak tumbuh, suara berat seperti laki-laki, muncul jerawat, serta nyeri panggul. Pada beberapa kasus, kondisi ini juga bisa
menyebabkan keluarnya air susu meski tidak sedang menyusui. Hal tersebut terjadi karena adanya peningkatan kadar prolaktin. Penyebab penyakit ini pun dibedakan berdasarkan jenis amenorrhea yang menyerang. Sebagian besar amenorrhea primer terjadi karena ovarium tidak dapat memproduksi atau hanya memproduksi sedikit hormon seks,
yaitu estrogen dan progesteron. Ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor, seperti gangguan makan, tumbuh kembang, hingga tumor pada otak. Baca juga: Enggak Menstruasi, Ini yang Perlu Diketahui tentang Amenorrhea Sedangkan pada amenorrhea, terganggunya siklus haid bisa terjadi karena beberapa kondisi.

Di antaranya penggunaan kontrasepsi, terutama KB suntik, gaya hidup, misalnya diet ekstrem yang menyebabkan penurunan berat badan, olahraga berlebihan, stres, serta berat badan yang terlalu rendah. Kondisi ini juga bisa terjadi karena adanya ketidakseimbangan hormon, tumor ovarium, serta kelebihan hormon prolaktin. Diagnosis dan
Penanganan Amenorrhea Pemeriksaan harus segera dilakukan untuk mengetahui apakah gangguan siklus haid terjadi karena amenorrhea atau bukan. Pemeriksaan biasanya dilakukan melalui pemeriksaan fisik, terutama di sekitar panggul. Rangkaian tes yang bisa dilakukan adalah tes kehamilan, tes darah, serta tes pencitraan dengan USG, CT scan,
ataupun MRI. Setelah mengetahui penyebabnya, dokter biasanya akan menganjurkan beberapa pengobatan. Pada dasarnya, pengobatan amenorrhea bisa berbeda-beda yang tergantung penyebabnya. Apa saja metode penanganan pada penyakit ini? 1. Terapi Hormon Salah satu penyebab amenorrhea adalah sindrom ovarium polikistik (PCOS). Jika ini
penyebabnya, gangguan haid biasanya akan dilakukan dengan penanganan yang berfokus untuk mengurangi kadar hormon androgen dalam tubuh. 2. Terapi Sulih Hormon Estrogen Metode ini dilakukan untuk menstabilkan hormon, sehingga memicu siklus haid dan sering dilakukan pada kondisi insufisiensi ovarium primer.
Penanganan amenorrhea yang satu ini dilakukan dengan memberi “pengganti” hormon estrogen yang tidak dihasilkan oleh ovarium.
Padahal, hormon ini dibutuhkan untuk mengatur siklus menstruasi secara normal. 3. Konsumsi Obat Amenorrhea juga bisa ditangani dengan pemberian obat-obatan tertentu. Biasanya, pengidap penyakit ini akan dianjurkan untuk mengonsumsi pil kontrasepsi atau obat-obatan hormon yang memicu terjadinya siklus haid. Baca juga: Inilah Perbedaan
Amenorrhea Primer dan Amenorrhea Sekunder 4. Perubahan Gaya Hidup Cara ini dilakukan untuk mengatasi amenorrhea yang terjadi karena faktor gaya hidup. Kondisi ini biasanya ditangani dengan menjaga berat badan tetap ideal, mengontrol stres, serta berolahraga secara teratur.
Baca juga: Telat Datang Bulan, Bisa Jadi Tanda 6 Penyakit Ini Cari tahu lebih lanjut seputar amenorrhea dan cara menanganinya dengan bertanya kepada dokter di aplikasi Halodoc. Kamu bisa menghubungi dokter melalui Video/Voice Call dan Chat. Dapatkan informasi kesehatan dan tips hidup sehat dari dokter terpercaya.
Yuk, download Halodoc sekarang di App store dan Google Play! Home / Archives / Vol. 9 No. 3 (2017): JURNAL BIOMEDIK : JBM / Articles Abstract: Secondary amenorrhea occurs when a woman in reproductive age who has experienced menstruation, at a sudden stops menstruating for at least three consecutive months. The basic principle
underlying the physiology of menstrual function is composed of multiple organ systems with their appropriate compartments in which the menstrual cycle depends on, as follows: compartment I, disorders of the uterus; compartment II, disorders of the ovary; compartment III, disorders of the anterior pituitary; and compartment IV, disorders of the
central nervous system (hypothalamus). Finding the cause of secondary amenorrhoea can be done by doing some tests or trials.
Determination of the location of the specific anatomical defect is useful to obtain appropriate treatment according to the cause of amenorrhea.Keywords: secondary amenorrhoeaAbstrak: Dikatakan amenorea sekunder bila seorang wanita usia reproduktif yang pernah mengalami haid, tiba-tiba haidnya berhenti untuk sedikitnya 3 bulan berturut-turut.
Prinsip dasar yang mendasari fisiologi dari fungsi menstruasi memungkinkan penyusunan beberapa sistem kompartemen yang tepat di mana siklus menstruasi bergantung, yaitu: kompartemen I gangguan pada uterus, kompartemen II gangguan pada ovarium, kompartemen III gangguan pada hipofisis anterior, dan kompartemen IV gangguan pada
sistem saraf pusat (hipotalamus). Gangguan ini sering berhubungan dengan keadaan stres (wanita pengungsi, dipenjara, hidup dalam ketakutan), atlit wanita, atau anoreksia nervosa dan bulimia.
Mencari penyebab amenorea dapat diperoleh dengan melakukan beberapa uji atau percobaan. Penentuan lokasi defek anatomis spesifik sangat bermanfaat untuk mendapatkan penanganan yang sesuai dengan penyebab amenore.Kata kunci: amenorea sekunder Vol.
9 No. 3 (2017): JURNAL BIOMEDIK : JBM Academia.edu uses cookies to personalize content, tailor ads and improve the user experience. By using our site, you agree to our collection of information through the use of cookies. To learn more, view our Privacy Policy. Academia.edu uses cookies to personalize content, tailor ads and improve the user
experience.
By using our site, you agree to our collection of information through the use of cookies. To learn more, view our Privacy Policy. Amenorrhea adalah kondisi tidak terjadinya menstruasi atau haid. Kondisi ini bisa dibagi menjadi amenorrhea primer dan sekunder.
Amenorrhea perlu ditangani, karena bisa menjadi tanda dari penyakit yang serius, seperti tumor kelenjar pituitari.
Normalnya, sebelum memasuki masa pubertas, saat hamil, menyusui, atau ketika memasuki fase menopause, wanita tidak akan mengalami menstruasi. Selain itu, wanita yang menggunakan kontrasepsi hormonal, seperti KB suntik dan susuk (implan), umumnya juga tidak mengalami haid. Jika wanita tidak kunjung mengalami menstruasi pertama
(menarche) atau tidak mengalami haid kembali di luar kondisi dan fase tersebut, diperlukan pemeriksaan menyeluruh untuk memastikan penyebab dan faktor pemicunya. Penyebab Amenorrhea Amenorrhea dapat disebabkan oleh beragam kondisi, mulai dari gangguan organ reproduksi hingga gangguan hormonal. Berikut ini adalah uraian mengenai
kondisi yang dapat menyebabkan amenorrhea: Gangguan pada organ reproduksi Beberapa gangguan atau kelainan pada organ reproduksi yang bisa menyebabkan tidak terjadinya menstruasi adalah: Gangguan hormonal Beberapa penyakit dan kondisi yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan hormonal dan memicu amenorrhea antara lain:
Selain gangguan hormonal dan gangguan organ reproduksi, riwayat amenorrhea pada keluarga juga dapat meningkatkan risiko seseorang menderita menorrhea. Gejala Amenorrhea Menstruasi atau haid adalah proses peluruhan dinding rahim akibat tidak dibuahinya sel telur. Kondisi yang umumnya terjadi setiap 21–35 hari sekali ini ditandai dengan
keluarnya darah dari vagina yang berlangsung selama 1–7 hari. Normalnya, menstruasi mulai terjadi pada rentang usia 11–14 tahun dan berhenti saat memasuki masa menopause. Akan tetapi, pada penderita amenorrhea, siklus menstruasi tidak terjadi pada rentang waktu tersebut. Lalu, amenorea berbeda dengan oligomenorea. Oligomenorea
adalah siklus haid yang tidak teratur, yaitu hanya sekitar 4−9 kali dalam setahun. Amenorrhea bisa dibagi menjadi dua jenis, yaitu: Amenorrhea primer Jenis ini terjadi pada wanita usia 15 tahun yang tidak kunjung mengalami menstruasi walaupun sudah menunjukkan tanda-tanda pubertas. Amenorrhea sekunder Jenis ini terjadi pada wanita usia
subur yang sudah pernah haid sebelumnya dan tidak sedang hamil, tetapi tidak mengalami menstruasi selama tiga siklus berturut-turut atau lebih. Selain tidak mengalami haid, amenorrhea juga dapat disertai dengan beberapa gejala lain, tergantung dari penyebab yang mendasarinya. Jika disebabkan oleh gangguan hormonal, keluhan tambahan
yang mungkin muncul adalah: Keluarnya ASI meski tidak sedang menyusui Perubahan suara menjadi lebih berat Tumbuhnya rambut yang berlebihan Timbulnya jerawat Rambut rontok Nyeri panggul Kapan harus ke dokter Lakukan pemeriksaan ke dokter jika Anda tidak haid selama tiga siklus berturut-turut atau tidak kunjung mengalami haid
pertama pada usia 15 tahun ke atas, terlebih jika muncul keluhan lain seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Jika Anda sudah didiagnosis mengalami amenorrhea, lakukan kontrol ke dokter secara rutin. Selain untuk memantau hasil pengobatan, pemeriksaan rutin juga bertujuan untuk menurunkan risiko terjadinya komplikasi. Diagnosis
Amenorrhea Untuk mendiagnosis amenorrhea, dokter akan melakukan tanya jawab seputar keluhan yang dirasakan, ada tidaknya perubahan pola makan atau olahraga, penggunaan obat-obatan tertentu, serta riwayat kesehatan pasien dan keluarga. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan menyeluruh, termasuk di area panggul dan organ
reproduksi. Selanjutnya, dokter akan melakukan pemeriksaan penunjang di bawah ini untuk memastikan diagnosis: Tes kehamilan, untuk memastikan apakah amenorrhea disebabkan oleh kehamilan atau tidak, terutama jika pasien dalam usia subur dan aktif secara seksual Tes darah yang meliputi pemeriksaan hormon prolaktin, tiroid, estrogen, FSH
(follicle-stimulating hormone), DHEA-S (dehydroepiandrosterone sulfate), atau testosterone, untuk memastikan ada tidaknya gangguan hormonal yang bisa menyebabkan terjadinya amenorrhea Histeroskopi, untuk memeriksa kondisi bagian dalam rahim menggunakan selang tipis yang dilengkapi dengan kamera Pemindaian dengan USG, CT scan,
atau MRI, untuk melihat ada tidaknya kelainan pada organ reproduksi dan tumor kelenjar pituitari Pengobatan Amenorrhea Pengobatan untuk amenorrhea akan ditentukan berdasarkan penyebab yang mendasarinya. Beberapa pilihan pengobatan yang dapat dilakukan adalah: 1. Pemberian obat dan terapi hormonal Obat dan terapi hormonal
diberikan untuk memicu siklus haid dan mengobati gangguan hormon. Jenis obat yang bisa diberikan untuk memicu siklus haid adalah pil KB, preparat, serta obat yang mengandung progestogen atau bromocriptine. Sedangkan terapi penggantian hormon untuk mengatasi amenorrhea akan disesuaikan dengan penyebab yang mendasarinya. Beberapa
jenis terapi hormon yang bisa diberikan adalah: Terapi pengganti hormon estrogen (ERT), untuk amenorrhea yang disebabkan oleh insufisiensi ovarium primer Terapi pengurangan hormon androgen, untuk amenorrhea yang disebabkan oleh sindrom ovarium polikistik (PCOS) 2. Perubahan gaya hidup Jika amenorrhea dipicu oleh gaya hidup yang
tidak sehat, dokter akan menyarankan pasien untuk menerapkan pola hidup sehat, dengan melakukan beberapa hal berikut ini: 3. Operasi Pada kasus yang jarang terjadi, jika amenorrhea disebabkan oleh tumor atau adanya jaringan parut, dapat dilakukan operasi pengangkatan tumor atau jaringan parut tersebut. Komplikasi Amenorrhea Komplikasi
amenorrhea tergantung dari penyebab yang mendasarinya. Jika amenorrhea terjadi akibat tidak adanya ovulasi, penderita bisa saja mengalami kemandulan (infertilitas). Sementara pada amenorrhea yang disebabkan oleh gangguan hormonal, misalnya kurangnya kadar estrogen, risiko terjadinya osteoporosis juga bisa meningkat. Pencegahan
Amenorrhea Amenorrhea tidak selalu dapat dicegah, terutama yang disebabkan oleh gangguan organ reproduksi. Jika anak Anda tidak kunjung mengalami menstruasi di usia 15 tahun padahal sudah muncul tanda pubertas, lakukan pemeriksaan ke dokter agar penyebabnya bisa segera diketahui. Sedangkan jika berkaitan dengan gaya hidup, upaya
yang dapat dilakukan untuk menurunkan risiko terjadinya amenorrhea adalah: Menjaga berat badan ideal dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi seimbang Mengelola stres dengan cara yang benar Berolahraga secara rutin, tetapi tidak berlebihan Beristirahat yang cukup Selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan obat
atau suplemen apa pun Menjalani pemeriksaan panggul dan pap smear secara rutin Terakhir diperbarui: 21 Juni 2022

Anda mungkin juga menyukai