Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan terhadap Tuhan Yang Maha Esa karena atas
ijin dan kuasanyalah sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Makalah ini berjudul “ Manusia dan Keindahan “ dimana didalamnya membahas
tentang makna keindahan, makna renungan , serta makna kehalusan.
Pada dasarnya makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas matakuliah Ilmu
Budaya Dasar, namun lebih dari itu penulis berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua untuk menambah ilmu pengetahuan kita umumnya
tentang manusia dan keindahan.
Ucapan terima kasih kepada dosen pengajar mata kuliah ISBD, seluruh
teman-teman Teknik Informatika, serta semua yang ikut memberikan bantuan baik
berupa materi, tenaga ataupun sumbang pikiran atas terselesaikanya makalah ini.
Kurang dan lebihnya penulis memohon maaf dan akhir kata saya ucapkan banyak
terimakasih.

Palu, 12 Juni 2023

Penyusun
AHMAD FAUZAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Setiap manusia mempunyai sifat keindahan yang berbeda-beda dengan
sesamanya. Karena itu merupakan pemberian dari Tuhan Yang Maha Esa kepada
setiap umatnya untuk merasakan apa aja yang ada di alam ini.
Ditinjau dari segi bahasa,Keindahan berasal dari kata Indah, diartikan
sebagai keadaan yang enak dipandang, cantik, nyaman, bagus benar atau elok.
Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan dalam arti estetika murni
menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya dengan segala
sesuatu yang diserapnya. Keindahan dalam arti terbatas mempunyai arti yang lebih
disempitkan sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan
Indera Penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna.
Nilai Estetik menurut Teori The Liang Gie menjelaskan bahwa,
pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai
moral, nilai ekonomi, nilai Pendidikan, dan sebagainya. Renungan berasal dari kata
renung, merenung artinya dengan diam-diam memikirkan sesuatu, atau
memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil
merenung. Keserasian berasal dari kata serasi; serasi dari kata dasar Rasi artinya
cocok, sesuai, atau kena benar . Kata cocok, sesuai atau kena benar mengandung
unsur pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang. Kehalusan berasal dari kata
Halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik (budi bahasa), beradab.
Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus, kesopanan dan atau keadaban.
1.2.Rumusan masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah pada makalah ini yaitu sebagai
berikut :
1. Apa pengertian Manusia ?
2. Apa pengertian Keindahan?
3. Apa makna dari keindahan?
4. Apa hubungan manusia dengan keindahan?
5. Apa keserasian dan kehalusan dari keindahan?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk menyadari makna
keindahan, , keserasian, dan kehalusan bagi manusia serta menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Manusia
Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna
dibandingkan dengan makhluk lainnya, karena manusia mempunyai akal dan
pikiran untuk berfikir secara logis dan dinamis, dan bisa membatasi diri dengan
perbuatan yang tidak dilakukan, dan kita pun bisa memilih perbuatan mana yang
baik (positif) atau buruk (negatif) buat diri kita sendiri. Selain itu dapat diartikan
manusia secara umum adalah manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosil.
Karena bukan hanya diri sendiri saja tetapi manusia perlu bantuan dari orang lain.
Maka sebab itu manusia adalah makhluk pribadi sekaligus makhluk sosial.
Pengertian manusia dapat dilihat dari berbagai segi. Secara bahasa manusia
berasal dari kata “manu” (Sansekyerta), “mens” (Latin), yang berarti berpikir,
berakal budi atau makhluk yang mampu menguasai makhluk lain. Secara istilah
manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau
realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Secara biologi, manusia
diartikan sebagai sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang
dilengkapi otak berkemampuan tinggi.

B. Pengertian keindahan
Keindahan berasal dari kata Indah, Keindahan atau "Beauty" adalah sifat
dari sesuatu yang memberi kita rasa senang bila melihatnya. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia,Keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak dipandang,
cantik, bagus benar atau elok. Keindahan juga dapat memberikan kita rasa
keingintahuan tentang hal tersebut semakin terus bertambah. Contohnya Suara,
Warna, dan sebagainya. Semua itu termasuk indah yang merupakan ciptaan Tuhan
secara langsung.
Tidak demikian halnya dengan keindahan yang merupakan karya cipta
manusia. Keindahan yang merupakan karya cipta manusia itu dibatasi oleh ruang
dan waktu. Meskipun keindahan karya cipta manusia itu universal,
akibat pemaknaannya akan berbeda. Perbedaan itu dibatasi oleh ruang dan waktu.
Keindahan juga identik dengan kebenaran. Keindahan adalah kebenaran, dan
kebenaran adalah keindahan. Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu abadi, dan
mempunyai daya tarik yang bertambah, yang tidak mengandung kebenaran berarti
tidak indah. Sesuatu yang mengandung kebenaran (bukan tiruan/ Asli) Keindahan
juga bersifat Universal, yang tidak terikat oleh selera perorangan, waktu dan
tempat, selera mode, kedaerahan. Kemudian pertanyaannya apakah keindahan itu?
Apakah nilai Estetik itu? Yang mendorong manusia menciptakan keindahan.
Menurut sejarah Yunani kuno abad 18, pada saat itu pengertian keindahan
telah di pelajari oleh para Filsuf. Menurut The Liang Gie dalam bukunya “Garis
Besar Estetik” (Filsafat Keindahan), dalam bahasa Inggris Keindahan
diterjemahkan dengan kata “Beautiful” , bahasa Perancis “Beau”, Italia dan
Spanyol “Bello”, kata-kata itu berasal dari bahasa Latin “Bellum”, akar katanya
adalah “Bonum” yang berarti Kebaikan kemudian mempunyai bentuk pengecilan
menjadi “Bonellum” dan terakhir dipendekkan menjadi “bellum”. Kemudian
menurut luas cakupannya, Keindahan dibedakan menjadi tiga macam pengertian,
yaitu :
a) Keindahan Dalam Arti Luas
Keindahan dalam arti luas, menurut The Liang Gie, mengandung gagasan
tentang kebaikan. Untuk ini bisa dilihat misalnya dari pemikiran Plato, yang
menyangkut adanya watak yang indah dan hukum yang indah: Aristoteles yang
melihat keindahan sebagai sesuatu yang baik dan juga menyenangkan; Plotinus
yang ber bicar a tentang ilmu yang indah dan kebajikan yang indah atau bisa pula
disimak dari apa yang biasa dibicar akan oleh or ang- orang Yunani mengenai buah
pikir an yang indah dan adat kebiasaan yang indah. Tetapi bangsa Yunani juga
mengenal pengertian keindahan dalam arti estetik disebutnya “Syimmetria” , untuk
keindahan berdasarkan pengelihatan. (misalnya pada seni pahat dan arsitektur) dan
“Harmonia” untuk keindahan bedasarkan pendengaran (musik).
Jadi pengertian yang seluas-luasnya meliputi :
Ø Keindahan Seni
Ø Keindahan Alam
Ø Keindahan Moral
Ø Keindahan Intelektual
Ø Keindahan Dalam Arti Estetika Murni
Hal ini murni menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam
hubungannya dengan segala sesuatu yang diserapnya.
Ø Keindahan Dalam Arti Terbatas
Keindahan dalam arti terbatas mempunyai arti yang lebih disempitkan
sehingga hanya menyangkut benda-benda yang dapat diserap dengan Indera
Penglihatan, yakni berupa keindahan bentuk dan warna. Filsuf seni merumuskan
keindahan sebagai kesatuan hubungan yang terdapat antara penerapan-penerapan
inderawi kita (Beauty is unity of formal realitions of our sense percepctions).
Thomas Aquinos(1225-1274) mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang
menyenangkan bila mana dilihat (Id qout visum placet).
Kata estetika berasal dari kata Aesthesis yang artinya perasaan atau
sensitivitas, karena memang pada awalnya pengertian ini berhubungan dengan
lidah dan perasaan. Dalam pengertian teknis, Estetika adalah ilmu keindahan atau
ilmu yang mempelajari keindahan, kecantikan secara umum. Pengertian ini
berdasarkan kepada, bila kita memandang sesuatu obyek dan obyek itu dapat
memberikan rasa senang, puas dan sebagainya yang sejalur dengan kata tersebut,
maka dapat dikatakan obyek yang dipandang itu mengandung keindahan. Dalam
perkembangannya, pengertian ini, kemudian berubah meluas, tidak lagi berkaitan
dengan lidah dan perasaan, tetapi berhubungan dengan pikiran, etika dan logika.
Teori The Liang Gie menjelaskan bahwa, pengertian keindahan dianggap
sebagai salah satu jenis nilai seperti halnya nilai Moral, nilai Ekonomi, nilai
Pendidikan, dan sebagainya. Nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang
tercakup dalam pengertian keindahan disebut Nilai Estetik.
Dibawah ini adalah alasan dan tujuan manusia menciptakan keindahan :
a. Tata nilai yang telah usang
Tata nilai yang sudah tidak sesuai dengan kondisi dan keadaan pada zaman
sekarang, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang dapat merugikan nilai- nilai
kemanusiaan dan dipandang sebagai hak- hal dapat mengurangi nilai moral
bermasyarakat, sehingga bisa dikatakan tiodak indah.
b. Kemerosotan zaman
Keadaan yang merendahkan derajat dan nilai kemanusiaan ditandai dengan
kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan
perbuatan bejat terutama dari segi kebutuhan seksual. Kebutuhan seksual ini
dipenuhinya tanpa menghiraukan ketentuan- ketentuan agama dan norma-norma
yang berlaku dalam masyarakat. Yang demikian itu tidak baik, yang tidak baik iu
tidak indah.

c. Penderitaan Manusia
Penderitaan merupakan hal yang pernah dialami semua orang, dan hal ini
merupakan resiko hidup manusia, yang diberikan oleh Tuhan agar manusia sadar
untuk tidak menjauh dariNya. Walaupun penderitaan adalah resiko hidup manusia,
tapi hampir semua orang menyukai adanya penderitaan, dan menganggap
penderitaan merupakan hal yang tidak baik, yang tidak baik iu tidak indah.
d. Keagungan Tuhan
Keindahan merupakan anugerah yang diberikan oleh manusia dan maka dari itu kita
sebagai manusia wajib mensyukurinya, dan sebagian dari kita mengungkapkan rasa
syukur tersebut dalam bentuk karya seni, seperti melukis pemandangan, yang
merupakan hasil karya seni yang Agung yang diciptakanoleh Allah untuk kita
sebagai hambanya.
C. Makna Keindahan
Sebenarnya yang namanya keindahan itu secara akademis sudah dikaji
manusia sejak abad ke delapan belas, pada saat para filsuf banyak tertarik untuk
mengembangkan estetika, salah satu cabang dari filsafat yang tidak lain berbicara
soal keindahan.
Beberapa definisi keindahan berdasarkan pendapat para ahli antara lain :
Ø Mortiner Adler mendefinisikan keindahan adalah Sifat dari suatu benda yang
memberi kita kesenangan yang tidak berkepentingan yang kita bisa
memperolehnya semata-mata dari memikirkan atau melihat benda individual itu
sebagaimana adanya.
Ø Thomas Aquinas mendefinisikan keindahan adalah Sesuatu yang menyenangkan
ketika dilihat.
Ø Charles J. Bushell mendefinisikan keindahan adalah Kualitas yang mendatangkan
penghargaan yang mendalam tentang bebagai nilai atau ideal yang membangkitkan
semangat Keindahan adalah perpaduan dari sesuatu yang baik bentuknya dengan
yang bertenaga hidup.
Ø David Hume Hamsterhuis mendefinisikan keindahan adalah Yang indah adalah
yang paling banyak mendatangkan rasa senang, dan itu adalah yang dalam waktu
sesingkat- singkatnya paling banyak memberikan pengalaman yang
menyenangkan

Ø Kahlil Gibran Keindahan adalah sesuatu yang menarik jiwamu. Keindahan adalah
cinta yang tidak memberi namun menerima
Ø Winchelmann : Keindahan dapat terlepas sama sekali dar i kebaikan
Ø Sulzer : Yang indah hanyalah yang baik. Jika belum baik ciptaan itu belum indah.
Keindahan harus dapat memupukan rasa moral. Jadi ciptaan- ciptaan yang amoral
tidak bisa dikatakan indah, karena tidak dapat digunakan untuk memupuk moral
Dengan melihat demikian beragamnya pengertian keindahan, dan kita harus
percaya bahwa yang di atas itu hanyalah sebagian kecil, boleh jadi akan
mengecewakan kita yang memuaskan. Namun demikian, dari berbagai pengertian
yang ada, sebenarnya, kita bisa menempatkannya dalam kelompok-kelompok
pengertian tersendiri, paling tidak kita bisa menangkap arah atau kecenderungan
dari suatu pengertian yang dikemukakan seseorang sesuai dengan pengelompokan
seseor ang sesuai dengan pengelompokan- pengelompokan yang
ada. Pengelompokan-pengelompokan yang bisa kita buat adalah sebagai berikut :
1. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar pada titik pijak atau landasannya.
Dalam hal ini ada 2 pengertian keindahan, yaitu yang bertumpu pada objek dan
subjek. Yang pertama, yaitu yang bertumpu Keindahan Objektif adalah keindahan
yang memang ada pada objeknya sementara kita sebagai pengamat harus menerima
sebagaimana mestinya. Sedangkan yang kedua, yang disebut Keindahan Subjektif
adalah keindahan yang biasanya ditinjau dari segi subjek yang melihat dan
menghayatinya. Disini keindahan diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat
menimbulkan rasa senang pada diri si penikmat dan penghayat (Subjek) tanpa
dicampuri keinginan–keinginan yang bersifat praktis, atau kebutuhan-kebutuhan
pribadi si penghayat.
2. Pengelompokan pengertian keindahan dengan berdasar pada cakupannya.
Bertitik tolak dari landasan ini kita bisa membedakan antara keindahan sebagai
kualitas abstrak dan keindahan sebagai sebuah benda tertentu yang memang indah.
Perbedaan semacam ini lebih tampak, misalnya dalam penggunaan bahasa inggris
yang mengenalnya istilah Beauty untuk keindahan yang pertama, dan isitilah The
beautiful untuk pengertian yang kedua, yaitu benda atau hal- hal tertentu yang
memang indah.

3. Pengelompokan pengertian keindahan berdasar luas-sempitnya. Dalam


pengelompokan ini kita bisa membedakan antara pengertian keindahan dalam arti
luas, dalam arti estetik murni, dan dalam arti yang terbatas. Dari apa yang
dikemukakan di atas, dua hal bisa kita petik, yaitu : Pertama, keindahan
menyangkut persoalan filsafati, sehingga jawaban terhadap apa itu keindahan sudah
barang tentu bisa bermacam- macam. Kedua, keindahan sebagai pengertian
mempunyai makna relatif, yaitu sangat tergantung kepada subjeknya.
D. Hakikat dari Keindahan
Keindahan adalah susunan kualitas atau pokok tertentu yang terdapat pada suatu
hal kulitas yang paling disebut adalah kesatuan (unity) keselarasan (harmony)
kesetangkupan (symmetry) keseimbangan (balance) dan pertentangan (contrast).
Herbet Read merumuskan bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan-
hubungan bentuk yang terdapat diantara pencerapan-pencerapan indrawi manusia.
Filsuf abad pertengahan Thomas Amuinos mengatakan bahwa keindahan adalah
sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat.
Ada 2 nilai yang penting dalam Keindahan :
1. Nilai ekstrinsik yakni nilai yang sifatnya sebagai alat atau membantu untuk
sesuatu hal. Contohnya tarian yang disebut halus dan kasar.
2. Nilai intrinsik yakni sifat baik yang terkandung di dalam atau apa yang
merupakan tujuan dari sifat baik tersebut. Contohnya pesan yang akan disampaikan
dalam suatu tarian.
Teori estetika keindahan menurut Jean M. Filo dalam bukunya “Current Concepts
of Art” dikelompokkan dalam tiga kelompok besar, yaitu :
Ø Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu bersifat subjektif adanya, yakni
karena manusianya menciptakan penilaian indah dan kurang indah dalam
pikirannya sendiri.
Ø Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan bersifat objektif adanya, yakni
karena keindahan itu merupakan nilai yang intrinsik ada pada suatu objek.
Ø Kelompok yang berpendapat bahwa keindahan itu merupakan pertemuan antara
yang subjektif dan yang objektif, artinya kualitas keindahan itu baru ada apabila
terjadi pertemuan antara subjek manusia dan objek substansi.

E. Hubungan Manusia dengan Keindahan


Manusia dan keindahan memang tak bisa dipisahkan sehingga kia perlu
melestarikan bentuk dari keindahan yang telah dituangkan dalam berbagai bentuk
kesenian (seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya dapat
menjadi bagian dari suatu kebudayaan yang dapat dibanggakan dan mudah-
mudahan terlepas dari unsur politik. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas,
seluas keanekaragaman manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban
teknologi, sosial, dan budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan, bahwa
keindahan merupakan bagian hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia. Dimanapun kapan pun dan siapa saja dapat menikmati
keindahan.
Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan merupakan kebenaran dan
kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi,
dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Sesuatu yang tidak mengandung
kebenaran berarti tidak indah. Karena itu hanya tiruan lukisan Monalisa yang tidak
indah, karena dasarnya tidak benar. Sudah tentu kebenaran disini bukan kebenaran
ilmu, melainkan kebenaran menurut konsep dalam seni. Dalam seni, seni berusaha
memberikan makna sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang diungkapkan.
Manusia yang menikmati keindahan berarti manusia mempunyai
pengalaman keindahan. Pengalaman keindahan biasanya bersifat terlihat (visual)
atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut.
Keindahan tersebut pada dasarnya adalah almiah. Alam itu ciptaan Tuhan.
Alamiah itu adalah wajar tidak berlebihan dan tidak kurang. Konsep keindahan itu
sendiri sangatlah abstrak ia identik dengan kebenaran. Batas keindahan akan
behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan itu sendiri.
Keindahan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah, sedangkan yang tidak
ada unsur keindahanya tidak mempunyai daya tarik. Orang yang mempunyai
konsep keindahan adalah orang yang mampu berimajinasi, rajin dan kreatif dalam
menghubungkan benda satu dengan yang lainya. Dengan kata lain imajinasi
merupakan proses menghubungkan suatu benda dengan benda lain sebagai objek
imajinasi. Demikian pula kata indah diterapkan untuk persatuan orang-orang yang
beriman, para nabi, orang yang menghargai kebenaran dalam agama, kata dan
perbuatan serta orang –orang yang saleh merupakan persahabatan yang paling
indah.

F. Renungan
Renungan berasal dari kata renung, merenung artinya dengan diam-diam
memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan
adalah hasil merenung. Merenung artinya secara diam-diam memikirkan sesuatu
hal kejadian dengan mendalam. Renungan adalah pembicaraan diri kita sendiri atau
pembicaraan dalam hati kita tentang suatu hal. Setiap orang pernah merenung.
Sudah tentu kadar r enungannya satu sama lain berbeda, meskipun objek yang
direnungkannya sama, lebih pula apabila objek renungannya berbeda. Jadi apa yang
direnungkannya itu bergantung kepada objek dan subjek .
Setiap kegiatan untuk merenung atau mengavaluasi segenap pengetahuan
yang dimiliki dapat disebut berfilsafat. Jadi berfilsafat adalah terjadinya proses
pembicaraan, evaluasi dengan hati kita sendiri mengenai suatu peristiwa.
Contoh hasil renungan yang menghasilkan pengetahuan yaitu Newton
dengan gaya gravitasinya. Akan tetapi tidak semua orang mampu berfikir
kefilsafatan. Pemikiran kefilsafatan mendasarkan diri kepada penalaran. Penalaran
adalah proses berpikir yang logik dan anal itik. Berpikir merupakan kegiatan untuk
menyusun pengetahuan yang benar. Berpikir logik menunjuk pola berpikir secara
luas. Kegiatan berpikir dapat disebut logik ditinjau dari suatu logika tertentu. Maka
ada kemungkinan suatu pemikiran yang logik akan menjadi tidak logik bila ditinjau
dari sudut logika yang lain.
Penalaran merupakan kegiatan berpikir yang juga menyandarkan diri
kepada suatu analisis. Analisis adalah kegiatan berpikir berdasarkan langkah-
langkah tertentu, sehingga pengetahuan yang diperoleh disebut pengetahuan tidak
langsung. Pemikiran ilmiah (keilmuan) dan pemikiran kefilsafatan mendasarkan
diri kepada logika analitik. Hanya saja pemikiran kefilsafatan mempunyai
karakteristik sendiri yang berbeda dengan karakter keilmuan.
Pemikiran kefilsafatan mempunyai 3 macam ciri, yaitu:
1. Menyeluruh artinya pemikiran yang luas, bukan hanya ditinjau dari sudut
pandang tertentu. Pemikiran kefilsafatan ingin mengetahui antara ilmu yang satu
dengan ilmu-ilmu yang lain. Hubungan ilmu dengan mor al seni dan tujuan hidup.
2. Mendasar artinya pemikiran yang dalam sampai kepada hasil yang fundamental
(keluar gejala), sehingga dapat dijadikan dasar berpjak bagi segenap bidang
keilmuan.
3. Spekulatif artinya hasil pemikiran yang di dapat diijadikan dasar untuk
pemikiran-pemikiran selanjutnya. Hasil pemikirannya selalu dimaksudkan sebagai
dasar untuk menjelajah wilayah pengetahuan yang baru.
G. Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi; serasi dari kata dasar Rasi artinya cocok,
sesuai, atau kena benar . Kata cocok, sesuai atau kena benar mengandung unsur
pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang. Perpaduan misalnya orang berpakaian
antara kulit dan warnanya yang dipakai cocok. Sebaliknya orang hitam memakai
wana hijau, tentu makin hitam. Warna hijau pantas dipakai oleh orang berkulit
kuning. Atau kepasar menggunakan pakaian pesta, atau sebaliknya berpesta
menggunakan pakaian santai, dan lain-lain. Hal seperti ini tentu tidak serasi dan kur
ang cocok, kurang kena. Dan tentu akan dikatakan oleh setiap orang “ Sayang” atau
kata-kata lain yang menunjukkan kekecewaan. Oleh karena yang memandang itu
merasa kecewa dengan adanya hal yang kurang serasi .
Dalam memadu rumah dan halaman, rumah yang bagus dengan halaman
luas dan tersusun rapi dengan bunga-bunga yang indah, orang akan memuji
keserasian itu. Tetapi sebaliknya, rumah yang bagus yang tidak mempunyai
halaman tentu orang akan mengatakan “Sayang” . Jadi dalam hal memadu rumah
dan halaman itu ada unsur ukuran- ukuran yang seimbang.
Dalam berpakaian sangat diutamakan keserasian warna dan bentuk serta
potongan tubuh. Atau dapat juga kita kagum atas kecantikan wanita dan kecakapan
pria pada waktu duduk. Setiap orang melihat terheran-heran melihat wajahnya.
Hampir semua mata memandang ke arah wanita atau pria yang dikagumi semua
yang hadir itu. Tetapi setelah berdiri, semua orang mengeluh “Sayang”, karena
tinggi orang itu tidak sesuai dengan harapan kita, ternyata terlalu pendek hal seperti
itu juga menyatakan ukuran.
Contohnya Lagu merupakan pertentangan suara tinggi-rendah, panjang-
pendek, keras-lembut yang terpadu begitu rupa, sehingga telinga kita dibuat asyik
mendengarkan dan hati kita merasa puas. Tetapi apabila terjadi sekonyong-
konyong suara yang seharusnya menurut rasa kita menanjak justru kebalikannya,
kita tentu akan kecewa. Dalam hal lagu, irama yang indah itu merupakan per
tentangan yang serasi.
Karena itu, dalam keindahan itu, sebagian besar ahli pikir mejelaskan,
bahwa keindahan pada dasarnya adalah sejumlah kualita pokok tertentu yang
terdapat pada sesuatu hal; Kualita yang paling sering disebut adalah Kesatuan
(Unity), Keselarasan (Har mony), Ketangkupan (Symetry), Keseimbangan
(Balance) dan Pertentangan (Contrast). Selanjutnya dalam hal keindahan itu
dikatakan tersusun dari berbagai keselarasan dan pertentangan dari garis, warna,
bentuk dan kata-kata. Tetapi ada pula yang berpendapat bahwa Keindahan adalah
suatu kumpulan hubungan yang selaras dalam suatu benda dan diantara benda itu
dengan si pengamat.
Keserasian identik dengan Keindahan. Keindahan adalah suatu susunan
keserasian yang dapat menciptakan kesenangan bagi penglihatan dan pendengaran.
Sesuatu yang serasi tentu tampak indah dan yang tidak serasi tidak indah. Pendapat
lain mengatakan, bahwa pengalaman estetik sebagai suatu keselarasan dinamik dan
per enungan yang menyenangkan. Dalam keselar asan itu seseorang memiliki
perasaan seimbang dan tenang dan mempunyai cita rasa akan sesuatu yang berakhir
dan merasa hidup sesaat ditengah-tengah kesempurnaan yang menyenangkan hati
dan ingin memper panjangnya.
Keserasian tidak ada hubungan dengan kemewahan. Sebab keserasian
merupakan perpaduan antara warna, bentuk dan ukuran. Atau keserasian
merupakan pertentangan antara nada-nada tinggi-rendah, keras-lembut, dan
panjang-pendek. Kadang-kadang kemewahan menunjang keserasian, tetapi tidak
selalu .

H. Kehalusan
Kehalusan berasal dari kata Halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut,
sopan, baik (budi bahasa), beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus,
kesopanan dan atau keadaban. Halus bagi manusia iu sendiri ialah berupa sikap,
yakni sikap halus. Sikap halus adalah sikap lembut dalam menghadapi orang.
Lembut dalam mengucapkan kata-kata, lembut dalam roman muka, lembut dalam
sikap anggota badan lainnya.
Halus itu berarti sikap manusia dalam pergaulan baik dalam masyarakat
kecil maupun masyarakat luas. Sudah tentu sebagai lawannya ialah sikap kasar atau
sikap orang sedang emosi,bersikap sombong, bersikap kaku sikap orang yang
sedang bermusuhan. Sikap halus atau lembut merupakan gambaran hati yang tulus
serta cinta kasih ter hadap sesama. Sebab itu orang yang bersikap halus atau lembut
biasanya suka memperhatikan kepentingan orang lain, dan suka menolong orang
lain. Sikap lembut merupakan perwujudan pula dari sifat-sifat ramah, sopan,
sederhana dalam pergaulan. Sikap halus juga dimiliki orang yang bersikap rendah
hati. Karena orang yang bersikap rendah hati adalah orang yang halus tutur
bahasanya, sopan tingkah lakunya, tidak sombong, tidak membedakan pangkat dan
derajat dalam pergaulan.
Kehalusan atau kelembutan atau sebaliknya kekerasan itu yang menilai
orang lain, orang yang dihadapi atau orang yang menyaksikan. Sudah tentu yang
dinilai adalah gerak laku, roman muka, tutur bahasa, dan sebagainya. Anggota
badan yang melahirkan sikap kehalusan itu ialah Kaki, Tangan, Kepala, Mulut,
Bibir, Mata, Bahu. Selain itu roman muka, perkataan, pemilihan kata, penyusunan
kalimat dan irama bahasa juga dapat dinilai halus dan tidaknya.
Bagian Rohaniah yang melahir kan sikap : Kemauan, Perasaan dan Pikiran
atau Karsa, Rasa dan Cipta. Tiga unsur Rohaniah ini saling berkaitan, saling
mempengaruhi dan mewujudkan tingkah laku, tutur bahasa, perbuatan yang
semuanya itu dapat dinilai kehalusan dan kekasarannya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun yang menjadi kesimpulan makalah ini adalah sebagai berikut :
Ø Keindahan berasal dari kata Indah, Keindahan adalah sifat dari sesuatu yang
memberi kita rasa senang bila melihatnya, keadaan yang enak dipandang, cantik,
bagus benar atau elok.
Ø Merenung artinya secara diam-diam memikirkan sesuatu hal kejadian dengan
mendalam. Renungan adalah pembicaraan diri kita sendiri atau pembicaraan dalam
hati kita tentang suatu hal.
Ø Keserasian berasal dari kata serasi; serasi dari kata dasar Rasi artinya cocok, sesuai,
atau kena benar . Kata cocok, sesuai atau kena benar mengandung unsur pengertian
per paduan, ukur an dan seimbang.
Ø Kehalusan berasal dari kata Halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan,
baik (budi bahasa), beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus, kesopanan dan
atau keadaban.
B. Saran
Saran dari penyusun adalah sebaiknya makalah ini dipelajari dan dipahami maksud
isi dan bahasanya sehingga kita semua lebih mengerti tentang manusia dan
keindahan serta mampu menerapkanya didalam kehidupan kita sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

Widagdho, Djoko, Dr s, Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta : Bumi Aksara, 2008)


Akiel, Ahiruddin, S.Pd, Bahan Kuliah Ilmu Budaya Dasar, (Jakarta, Unindra)
M.P., Suyadi, Drs., Buku Materi Pokok IBD, (Jakarta : Depdikbud, 1984)
Situs resmi Wiki pedia berbahasa Indonesia : tentang Keindahan
Situs www .cari ilmu online.com, Pakde Sofa : Ilmu Budaya Dasar Bag. 1

Anda mungkin juga menyukai