MODUL TM-8 New Yosua Septian
MODUL TM-8 New Yosua Septian
MODUL PERKULIAHAN
U002100010
Pendidikan Anti
Korupsi dan
Etik UMB
Etika Manusia Profesional
Abstrak Kopetensi
Penilaian manusia terhadap Setelah membaca modul ini,
suatu tingkah laku berupa etis
atau tidak etis ini bersumber mahasiswa diharapkan mampu
pada hati nurani manusia itu memahami dan menjelaskan etika
sendiri dan ditambah dengan manusia profesional.
adanya nilai- nilai lain yang
berkembang di lingkungan
tersebut seperti nilai-nilai adat
Pendahuluan
Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah, tetapi kenyataannya setelah 72 tahun
merdeka jumlah penduduk miskin nya 27,77 juta orang (10,64% dari jumlah total
penduduk). Kemiskinan tersebut sangat terkait dengan tingkat kompetensi sumber daya
manusia nya. Tingkat yang telah dicapai belum sampai pada tingkat yang mendukung
tercapainya tujuan pembangunan bangsa dan negara ini. Jepang dan Singapura tidak
memiliki Sumber Daya Alam sama sekali tetapi berhasil mengembangkan sumber daya
manusia mereka menjadi kompeten, kreatif, gigih, dan mempunyai motivasi tinggi untuk
berprestasi.
Tantangan dan persaingan saat ini sangat ketat, makanya diperlukan pembangunan
manusia Indonesia yang profesional yang memiliki skill, knowledge dan attitude yang
mumpunin. Dari ketiga unsur tersebut yang paling utama adalah manusia yang
berkarakter baik, apalah artinya profesional dalam bekerja tetapi tidak berkarakter baik.
Kepribadian dalam diri individu, baik ataupun buruk dibentuk oleh beberapa faktor.
Menurut Roucek dan Warren, sosiolog Amerika, ada tiga faktor mempengaruhi
kepribadian sesorang individu yaitu faktor bilogis/fisik, psikologi/kejiwaan, dan
sosiologi/lingkungan.
Faktor biologis/fisik adalah suatu faktor yang timbul secara lahiriah di dalam diri seorang
individu, contoh seseorang yang dilahirkan dengan cacat fisik tau penampilannya kurang
ideal, pasti ia akan rendah diri, pemalu, sukar bergaul, dan sifat minder lainnya, ataupun
sebaliknya.
Faktor psikologi/kejiwaan, adalah suatu faktor yang membentuk suatu kepribadian yang
ditunjang dari berbagai watak, seperti pemarah, pemalu, agresif dan lain-lain. Contoh
temperamen pemarah jika dipaksa atau didesak untuk melakukan sesuatu yang tidak ia
sukai, maka akan memeuncak amarahnya.
Ketiga faktor tersebut akan sangat berpengaruh terhadap etika manusia profesional
dalam bersosialisasi dengan masyarakat banyak. Dalam kehidupan bermasyarakat kita
dianggap baik atau buruk dan pantas atau tidak pantas. Penilaian manusia terhadap
suatu tingkah laku berupa etis atau tidak etis ini berdasarkan atau bersumber pada hati
nurani manusia itu sendiri dan ditambah dengan adanya nilai-nilai lain yang berkembang
di lingkungan tersebut, seperti nilai-nilai adat.
Beberapa pendapat ahli mengenai definisi kata manusia sebagai berikut : Paula J.C &
Janet W.K
Manusia merupakan makhluk yang terbuka, bebas memilih makna di dalam setiap situasi,
mengemban tanggung jawab atas setiap keputusan, yang hidup secara berkelanjutan,
serta turut menyusun pola hubungan antar sesama dan unggul multidimensional dengan
berbagai kemungkinan.
Manusia adalah makhluk yang mulia. Manusia merupakan makhluk yang mampu berpikir,
dan manusia merupakan makhluk tiga dimensi yang terdiri dari badan, ruh, dan
kemampuan berpikir/akal. Manusia di dalam proses tumbuh kembangnya dipengaruhi
oleh dua faktor utama yaitu faktor keturunan dan faktor lingkungan.
Kees Bertens
Menurut Kees Bertens, manusia adalah setiap makhluk yang terdiri dari dua unsur yang
satuannya tidak dapat dinyatakan dalam bentuk apapun.
keseluruhan yang tidak dibagi, melainkan sebagai kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai
manusia perorangan sehingga sering disebut orang seorang atau manusia perseorangan.
Individu dalam hal ini adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan-
peranan yang khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai
kepribadian serta pola tingkahlaku spesifik tentang dirinya. Akan tetapi dalam banyak hak
banyak pula persamaan disamping hal-hal yang spesifik tentang dirinya dengan orang
lain.
Disini jelas bahwa individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan
khas didalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai kepribadian, serta pola
tingkah laku spesifik dirinya. Persepsi terhadap individu atau hasil pengamatan manusia
dengan segala maknanya merupakan suatu keutuhan ciptaan Tuhan yang mempunyai
tiga aspek yang melekat pada dirinya, yaitu aspek organik jasmaniah, aspek psikis
rohaniah, dan aspek sosial. Apabila terjadi kegoncangan pada salah satu aspek, maka
akan membawa akibat pada aspek lainnya. Kata individu artinya tidak terbagi, atau suatu
kesatuan. Individu berasal dari bahasa latin kata individium (tidak terbagi). Manusia
sebagai makhluk individu mengandung arti bahwa unsur yang ada dalam diri individu
tidak terbagi, merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Jadi individu hanya
sebutan yang tepat bagi manusia yang memiliki keutuhan jasmani dan rohaninya,
keutuhan fisik dan psikisnya, keutuhan raga dan jiwanya. Sebagai makhluk individu
manusia sangat unik dan berbeda satu dengan yang lainnya. Setiap individu akan sangat
ekspresif tentang dirinya. Hal ini yang dikategorikan oleh para ahli dengan sifat,
kepribadian, dan banyak istilah lain. Ekspresi manusia dapat melalui penampilan fisik,
tingkah laku, nilai-nilai yang diyakini, dan setiap media dalam hidupnya adalah bentuk
ekspresi individu. Ciri-ciri watak seorang individu yang kosisten, yang memberikan
kepadanya identitas khusus disebut sebagai kepribadian.Banyak pakar yang memberikan
pengertian tentang kepribadian tersebut dapat disimpulkan bahwa kepribadian adalah ciri-
ciri/karakteristik watak individu yang konsisten yang berkenaan dengan sikap, keinginan,
pola pikiran dan tingkah laku untuk berbuat, berpikir dan merasakan khusunya
apabila individu itu berhubungan dengan orang lain atau menanggapi suatu keadaan di
lingkungannya. Kepribadian mempunyai karakteristik yang konsisten dan mencirikan
kepribadian secara norma budaya. Karakteristik kepribadian tersebut merupakan
Manusia akan membutuhkan manusia lain untuk hal tersebut, termasuk dalam mencukupi
kebutuhannya.
Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat sosial. Artinya, manusia akan senantiasa dan
selalu berhubungan dengan orang lain. Manusia tidak mungkin hidup sendiri tanpa
bantuan orang lain. Fakta ini memberikan kesadaran akan ketidakberdayaan manusia
dalam memenuhi kebutuhannya sendiri. Menurut kodratnya manusia adalah makhluk
sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal
pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan
manusia sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia
lainnya. Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakkan
dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu
bermasyarakat dalam kehidupannnya. Manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, juga
karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk berhubungan (interaksi)
dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia kalau tidak hidup
di tengah-tengah manusia. Ketika manusia sebagai makhluk individu ternyata tidak
mampu hidup sendiri. Pada usia bayi, ia sudah menjalin hubungan terutama dengan ayah
dan ibu, dalam bentuk gerakan, senyuman, dan kata-kata. Pada usia 4 tahun, ia mulai
berhubungan dengan teman-teman sebaya dan melakukan kontak sosial. Pada usia-usia
selanjutnya, ia terikat dengan norma budaya-norma budaya pergaulan dengan lingkungan
yang semakin luas. Manusia dalam menjalani kehidupannya akan senantiasa bersama
dan bergantung pada manusia lainnya. Manusia saling membutuhkan dan harus
bersosialisasi dengan manusia lainnya. Hal ini disebakan manusia dalam memenuhi
kebutuhan hidupnya tidak dapat mememnuhinya sendiri.Ia akan bergabung dengan
manusia lain membentuk kelompok-kelompok dalam rangka pemenuhan kebutuhan
dan tujuan hidup. Dalam hal ini, manusia sebagai individu memeasuki kehidupan
bersama dengan individu lainnya. Berdasarkan proses diatas, manusia lahir dengan
keterbatasan, dan secara naluriah manusia membutuhkan hidup dengan manusia lainnya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa
alasan sebagai berikut :
Manusia sebagai pribadi adalah berhakikat sosial. Artinya manusia akan senantiasa dan
selalu berhubungan dengan orang lain. Manusia tidak mungkin hidup sendiri tanpa
bantuan orang lain. Fakta ini memberikan kesadaran akan ketidakberdayaan manusia
dalma memenuhi kebutuhannya sendiri. Kebutuhan akan orang lain dan
interaksi sosial membentuk kehidupan berkelompok pada manusia. Berbagai
kelompok sosial tumbuh seiring dengan kebutuhan manusia untuk saling berinteraksi.
Dalam berbagai kelompok sosial ini, manusia membutuhkan norma norma budaya –
norma budaya pengaturannya. Terdapat norma-norma budaya sosial sebagai patokan
untuk bertingkah laku bagi manusia di kelompoknya. Norma budaya – norma budaya
tersebut ialah :
- Norma budaya agama atau religi, yaitu norma budaya yang bersumber dari Tuhan
yang diperuntukkan bagi umat-Nya. Norma budaya agama berisi perintah agar dipatuhi
dan larangan agar dijauhi umat beragama. Norma budaya agama ada dalam ajaran-
ajaran agama
- Norma budaya kesusilaan atau moral, yaitu norma budaya yang ersumber dari hati
nurani manusia untuk mengajak kepada kebaikan dan menjauhi keburukan. Norma
budaya moral bertujuan agar manusia berbuat baik secara moral. Orang berkelakuan baik
adalah orang yang bermoral, sedangkan orang yang berkelakuan buruk adalah orang
tidak bermoral atau amoral.
- Norma budaya kesopnanan atau adat adalah norma budaya yang bersumber dari
masyarakat dan berlaku terbatas pada lingkungan masyarakat yang bersangkutan.
Norma budaya hukum, yaitu norma budaya yang dibuat masyarakat secara resmi
(negara)
Profesionalisme dalam suatu pekerjaan atau profesi telah lama mendapatkan perhatian
dari para ilmuwan dan praktisi. Seseorang yang mempunyai tingkat profesionalitas yang
tinggi akan tercermin dari kinerjanya. Kinerja berkaitan erat dengan tujuan sebagai suatu
hasil perilaku seseorang yang mempunyai profesi. Kinerja disini dapat diartikan bahwa
dalam menjalankan pekerjaan sangat mengutamakan kualitas hasil kerja tampa cacat,
berusaha maksimal untuk memuaskan konsumen atau klien yang dihadapi, empati
terhadap konsumen mampu memehami konsumen dan berkomunikasi dengan gaya
bahasa yang menyenangkan kedua belah pihak, serta mampu memenuhi harapan
konsumen. Profesionalisme secara umum dapat dikatakan sebagai tanggung jawab
individu untuk berperilaku yang lebih baik dari sekedar mematuhi undang-undang dan
peraturan masyarakat yang ada. Profesionalisme merupakan elemen dari motivasi yang
memberikan.
sumbangan pada seseorang agar mempunyai kinerja tugas yang tinggi. Profesionalisme
juga merupakan suatu bentuk komitmen para anggota suatu profesi untuk meningkatkan
kemampuannya secara terus menerus. Sedangkan yang dimaksud dengan profesi adalah
suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut keahlian atau keterampilan dari pelakunya.
Menurut Sumardi (2001), penggunaan istilah profesionalisme menunjuk pada derajat
penampilan seseorang sebagai profesional atau penampilan suatu pekerjaan sebagai
sebuah profesi. Seseorang yang mempunyai tingkat profesionalitas tinggi harus
melakukan pembelajaran secara teratur dan sistematik, mencakup teori, keterampilan
dan metode untuk kemudian menjaga prestasi dan perilaku kerjanya dengan
standar yang tinggi. Dengan kata lain, seseorang yang memiliki profesionalisme tinggi
dicirikan dengan:
- Mengetahui dan menyadari akan kemampuan, pengetahuan dan keterampilan yang
dimiliki
- Meluangkan seluruh waktunya pada profesi yang ditekuninya
Febe Victoria Chen, 2012, Soft Skill for success, Sikap Tepat Karier
Hebat,BIP Gramedia, Jakarta
Sumber Internet :
http://suyonomemo.blogspot.com/2011/09/kepemimpinan-dan-kerjasama-tim.html