Proposal Kuantitatif - Septi Fitria M - 19731251015
Proposal Kuantitatif - Septi Fitria M - 19731251015
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG..................................................................................................................................................................10
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................................................................................................29
C. TUJUAN PENELITAN...............................................................................................................................................................30
D. MANFAAT PENELITIAN...........................................................................................................................................................32
A. MANFAAT TEORITIS………………………………………………………………………………………………………………………..
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Potensi atau prestasi belajar peserta didik adalah hal yang paling utama
yang menjadi perhatian dalam dunia pendidikan. Keberhasilan pendidikan
juga tidak dapat dipisahkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi proses
pendidikan itu sendiri. Prestasi merupakan hasil penilaian pendidikan atas
perkembangan dan kemajuan peserta didik dalam belajar. Prestasi
menunjukkan hasil dari pelaksanaan kegiatan belajar peserta didik yang
diikuti di sekolah dan diukur melalui penguasaan materi yang telah
diajarkan guru serta nilai-nilai yang terkandung dalam kurikulum yang
sudah ditetapkan. M. Ngalim Purwanto (1988) menyatakan prestasi belajar
merupakan hasil penilaian yang dilakukan untuk memperoleh data atau
informasi sampai dimana penguasaan atau pencapaian belajar peserta didik
terhadap bahan pelajaran yang dipelajarinya selama jangka waktu tertentu
yang dinyatakan dalam bentuk angka. Sedangkan menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2001), prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan
atau ketrampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya
ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.
Dalam mencapai prestasi belajar, peserta didik sering dipengaruhi oleh
berbagai faktor yang terjadi disekitar kehidupan, baik yang datang dari
kondisi internal peserta didik itu sendiri maupun lingkungan dimana
individu tersebut berada. Beberapa ahli ((M. Ngalim Purwanto : 1990,
Muhibbin Syah
:2006, dan Noeh:1993) mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar seseorang yaitu faktor yang datang dari diri
individu sendiri disebut faktor internal seperti minat, motivasi, bakat,
intelegensi, tingkat religiusitas dan spiritualitas peserta didik sedangkan
faktor yang datang dari luar individu atau lingkungan sosial disebut sebagai
faktor eksternal seperti keluarga (termasuk status sosial ekonomi orang
tua), lingkungan sekitar (dukungan sosial masyarakat), sarana dan prasarana
sekolah.
Masalah :
Tekanan yang terjadi dalam kehidupan merupakan proses yang tidak
lepas dialami oleh semua individu, salah satunya adalah tekanan akibat
kemiskinan, namun yang membedakan antara individu yang satu dengan
lainnya adalah pada keberhasilan individu dalam beradaptasi dengan
tekanan-tekanan yang ada. Bagi individu yang mampu beradaptasi dengan
baik, mereka akan menghasilkan perfoma-perfoma positif dalam
hidupnya, sebaliknya bagi individu yang kurang mampu beradaptasi
mereka akan tetap berada dalam kondisi tidak menyenangkan tersebut.
Istilah yang menggambarkan kualitas pribadi yang memungkinkan
individu dan komunitasnya untuk tumbuh walaupun berada dalam
ketidakberuntungan disebut resiliensi (Connor:2006). Resiliensi menurut
Richardson, dkk dalam Henderson dan Milstein (2003) merupakan proses
mengatasi masalah seperti gangguan, kekacauan, tekanan, atau tantangan
hidup, yang pada akhirnya membekali individu dengan perlindungan
tambahan dan kemampuan untuk mengatasi masalah sebagai hasil dari
situasi yang dihadapi.
Resiliensi tidak hanya dimiliki oleh seseorang atau sekelompok
orang, melainkan setiap orang, termasuk remaja. Remaja yang resilien
dicirikan sebagai individu yang memiliki kompetensi secara sosial,
dengan ketrampilan-ketrampilan hidup seperti: pemecahan masalah,
berpikir kritis, kemampuan mengambil inisiatif, kesadaran akan tujuan
dan prediksi masa depan yang positif bagi dirinya sendiri. Mereka
memiliki minat-minat khusus, tujuan-tujuan yang terarah, dan motivasi
untuk berprestasi di sekolah dan dalam kehidupan (Henderson &
Milstein, 2003). Umumnya, mereka yang memiliki resiliensi ini terdorong
untuk mengatasi keterbatasan mereka. Setiap keterbatasan yang
dimiliknya menantang
kemampuan anak untuk menghadapi, mengatasi, belajar, serta
mengubahnya (Gortberg,1999).
Sementara dalam konteks yang terkait dengan pendidikan, Linquanti
(dalam Howard 1999) memberikan definisi resiliensi sebagai kualitas
dalam diri anak yang walaupun dihadapkan dengan kejadian-kejadian
yang tidak menyenangkan dalam hidup tidak mengalami kegagalan dalam
hal kehidupan akademisnya. Mendukung pernyataan tersebut, Nears
(2007) juga menyebutkan bahwa anak yang tidak dapat mengatasi
tantangan yang ada dengan efektif akan lebih tidak menyenangi sekolah
dan lebih jarang berpartisipasi dalam kegiatan di kelas.
Untuk dapat mengkategorikan anak sebagai anak yang resilien
sebelumnya harus terdapat dua kriteria yang harus dipenuhi (Ibeagha dkk,
2004). Pertama, terdapat sebuah keadaan yang merupakan ancaman atau
sifatnya berbahaya bagi individu tersebut seperti cacat, kekerasan,
kemiskinan, bencana alam, perceraian, dan sebagainya. Kedua, individu
memiliki kemampuan untuk menyesuaikan dirinya dengan keadaan tidak
menyenangkan tersebut dengan baik.
Thoresen and Eagleston (Roberson, 1985, hlm. 5) menyatakan bahwa
anak atau remaja yang menghadapi seperangkat tuntutan tanpa
kemampuan yang memadai akan meresponnya dengan cara yang
berbahaya atau maladaptif. Dalam area kognitif, ketidakseimbangan
antara tuntutan dengan kemampuan ini dapat mengakibatkan perasaan
rendah diri dan selalu merasa gagal. Hurlock (1980, hlm. 213)
mengungkapkan sebagian besar remaja mengalami ketidakstabilan dari
waktu ke waktu sebagai konsekuensi dari usaha penyesuaian diri pada
pola perilaku baru dan harapan sosial yang baru. Pada masa remaja,
Peserta didik berpotensi untuk mengalami masalah-masalah emosional
dan berperilaku dalam bentuk yang beragam. Peserta didik mungkin
menjadi suka menentang atau mungkin menunjukkan (a) kemurungan, (b)
marah, (c) sensitif, (d) agresif,
(e) ambivalensi, (f) kesulitan konsentrasi, (g) kurang berpartisipasi, (h)
meningkat dalam hal melakukan aktivitas beresiko, atau (i) kelelahan.
Perilaku-perilaku yang dapat mengarah pada berbagai bentuk dalam
adegan sekolah (Stanley, 2006, hlm. 40).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Seberapa besar resiliensi keluarga peserta didik kelas xi pada
pembelajaran matematika dilingkungan sekolah?
2. Seberapa besar budaya sekolah peserta didik kelas xi pada pembelajaran
matematika dilingkungan sekolah?
3. Seberapa besar minat belajar peserta didik kelas xi pada pembelajaran
matematika dilingkungan sekolah?
4. Seberapa besar prestasi belajar peserta didik kelas xi pada pembelajaran
matematika dilingkungan sekolah?
5. Bagaimana hubungan antara resiliensi keluarga terhadap minat belajar
peserta didik kelas xi pada pembelajaran matematika dilingkungan
sekolah?
6. Bagaimana hubungan antara resiliensi keluarga terhadap prestasi
belajar peserta didik kelas xi pada pembelajaran matematika
dilingkungan sekolah?
7. Bagaimana hubungan antara budaya sekolah terhadap minat belajar
peserta didik kelas xi pada pembelajaran matematika dilingkungan
sekolah?
8. Bagaimana hubungan antara budaya sekolah Terhadap prestasi belajar
peserta didik kelas xi pada pembelajaran matematika dilingkungan
sekolah?
9. Bagaimana hubungan antara resiliensi keluarga Terhadap budaya
sekolah peserta didik kelas xi pada pembelajaran matematika
dilingkungan sekolah?
10. Bagaimana hubungan antara minat belajar Terhadap prestasi belajar
peserta didik kelas xi pada pembelajaran matematika dilingkungan
sekolah?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan permasalahan yang telah dirumuskan, tujuan penelitian
ini adalah untuk mengetahui Pengaruh Resiliensi Keluarga Dan Budaya
Sekolah Terhadap Minat Dan Prestasi Belajar Matematika Pada Peserta
didik Kelas XI Di Kabupaten Purbalingga.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat Teoritis
Peneliti berharap agar hasil penelitian ini dapat memberikan
konstribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan yang berhubungan
dengan pengaruh resiliensi keluarga dan budaya sekolah terhadap minat
dan prestasi peserta didik dalam belajar dan dapat menjadi literatur
tambahan dalam ilmu psikologi khususnya psikologi pendidikan dalam
upaya peningkatan prestasi belajar peserta didik.
Manfaat Praktis
1. Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan bagi pihak
sekolah mengenai ada tidaknya hubungan resiliensi dengan prestasi
belajar peserta didiknya sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan
dalam mengatasi permasalahan yang berkaitan dengan peningkatan
prestasi belajar peserta didik.
2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan pelajaran dan motivasi bagi
para pembaca yang kehidupannya jauh lebih baik untuk lebih
meningkatkan prestasinya khususnya prestasi dalam belajar
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
KAJIAN TEORI, TINJAUAN PUSTAKA,
KERANGKA BERPIKIR, RUMUSAN
HIPOTESIS
A. Kajian Teori
3. Motivasi Belajar
a. Motivasi
a) Faktor keluarga, meliputi: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota
keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, pe- ngertian
orang tua, latar belakang kebudayaan.
b) Faktor sekolah, meliputi: metode mengajar, kurikulum, relasi guru
dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat pe-
lajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan
gedung, metode belajar, tugas rumah.
c) Faktor masyarakat, meliputi: kegiatan siswa dalam masyarakat, mass
media, teman bergaul, bentuk kehidupanmasyarakat.
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
belajar adalah usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu
peruba- han tingkah laku berdasarkan interaksi antara individu dan
lingkungan- nya yang dilakukan secara formal, informal, dan non
formal.
c. Motivasi Belajar
C. Kerangka Berpikir
Resiliensi (daya lentur, ketahanan) adalah kemampuan atau
kekuatan men- tal spiritual yang dimiliki seseorang, kelompok atau
masyarakat untuk beradap- tasi, menghadapi, mencegah,
meminimalkan dan bahkan menghilangkan dam- pak-dampak yang
merugikan dari kondisi yang tidak menyenangkan, atau meng-
ubah kondisi kehidupan yang menyengsarakan menjadi suatu hal
yang wajar unt- uk diatasi. Dikaitkan dengan peserta didik, dimana
resiliensi ini merupakan kem- ampuan yang dimiliki oleh peserta didik
itu sendiri yang tidak mengalah ketika menghadapi tekanan dan
masalah belajar. Resiliensi akademik mengacu pada kemampuan
siswa untuk bertahan dan beradaptasi secara positif dalammeng-
hadapi tantangan akademik guna mencapai prestasi belajar yang
maksimal.
Adanya motivasi siswa dalam proses belajar motivasi belajar
dapat men- dorong siswa melakukan perubahan tingkah laku untuk
mencapai hasil belajar yang optimal. Dengan motivasi belajar yang
dimiliki, siswa memiliki motivasi untuk terus belajar. Siswa yang
memiliki motivasi belajar yang tinggi akan men- ciptakan prestasi
belajar yang tinggi pula. Sebaliknya, kemerosotan motivasi belajar
pada siswa akan menimbulkan menurunnya prestasi belajar.
Resiliensi dapat meningkatkan motivasi belajar pada seseorang.
Dengan res- iliensi yang tinggi maka siswa akan mempunyai motivasi
belajar yang tinggi. Jika resiliensi tinggi maka dalam kegiatan belajar
akan berusaha keras dan sungguh- sungguh untuk bisa mencapai
suatu hal yang diinginkan.
Resiliensi dan motivasi belajar pada siswa secara bersama-sama
dapat mem- pengaruhi prestasi belajar. Dalam kegiatan pembelajaran
resiliensi siswa sangat dibutuhkan untuk mencapai hasil belajar yang
maksimal. Motivasi belajar siswa akan tinggi apabila siswa mempunyai
resiliensi untuk untuk mencapai prestasi yang memuaskan. Sehingga
resiliensi dan motivasi belajar siswa merupakan hal penting dalam
kegiatan belajar untuk mencapai prestasi yang tinggi.
Berdasarkan kerangka berpikir diatas maka dapat digambarkan
hu- bungan antar variabel sebagai berikut.
Gambar 1.
Hubugan Antar Variabel
D. Hipotesis
Sugiyono (2016: 96) menyatakan bahwa hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana
rumusan masalah pe- nelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat
pertanyaan. Hipotesis yang dia- jukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara resiliensi siswa
terha- dap prestasi belajar matematika pada siswa kelas XI SMK
Negeri 1 Karanganyar.
2. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara budaya sekolah
terha- dap prestasi belajar matematika pada siswa kelas XI SMK
Negeri 1 Karanganyar.
3. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara resiliensi siswa
terha- dap motivasi belajar matematika pada siswa kelas XI SMK
Negeri 1 Karanganyar.
4. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara budaya sekolah
terha- dap motivasi belajar matematika pada siswa kelas XI SMK
Negeri 1 Karanganyar.
5. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara resiliensi keluarga
dan budaya sekolah terhadap motivasi belajar dan prestasi belajar
matematika pada siswa kelas XI SMK Negeri 1 Karanganyar.tahun
pelajaran 2020/2021.
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
Variabel Penelitian
Variable penelitian adalah atribut suatu sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono,
2007, Statistika untik penelitian, Alfabeta, Bandung).
Dalam penelitian ini menggunakan empat variable, yaitu 2
variabel terikat dan 2 variabel bebas. Variable bebas (independent
variable) atau variable X adalah variable yang dipandang sebagai
penyebab munculnya variable terikat yang diduga sebagai akibatnya.
Sedaangkan variable terikat (dependent variable) atau variable Y
adalah variable akibat yang dipradugakan, yang bervariasi mengikuti
perubahan variable – variable bebas. Umumnya merupakan kondisi
yang lain kita ungkapkan dan jelaskan (Kerlinger, 1992;58-59)/
1. Variabel Bebas (Independent) : resiliensi keluarga dan budaya
sekolah (X)
2. Variabel Tergantung (Dependent) : motivasi dan prestasi belajar
siswa (Y)
Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan
pendekatan expost facto, karena dalam penelitian ini tidak dilakukan
perlakuan apapun terhadap vari- abel penelitian. Sugiyono (2016: 14)
mendefinisikan metode penelitian kua- ntitatif dapat diartikan sebagai
metode penelitian yang berlandaskan pada fils- afat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, random,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan.
1. Teknik Sampling
Sugiyono (2015: 62) mendefinisikan teknik sampling adalah
teknik pengambilan sampel. Pengambilan sampel dalam penelitian ini
dilakukan dengan teknik probability sampling. Dalam penelitan ini,
peneliti meng- gunakan teknik sampling Propotionate Random
Sampling. Teknik ini di- pakai karena subyek yang terdapat pada
setiap wilayah tidak sama, sehingga untuk mendapatkan sampel yang
representatif, pengambilan subjek dari se- tiap wilayah harus
seimbang dengan banyaknya subjek dimasing-masing wilayah. Pada
teknikPropotionate Random Sampling ini dilakukan dengan beberapa
tahap berikut.
a. Mengambil beberapa unit dari setiap populasi sesuai dengan ukuran
sam- pel yang dibutuhkan agar hasil lebih proposional dengan
menggunakan persentase yaitu jumlah populasi per wilayah dibagi
jumlah populasi keseluruhan dikalikan dengan ukuran sampel.
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟 𝑤𝑖𝑙𝑎𝑦𝑎ℎ
=
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑜𝑝𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 𝑘𝑒𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ𝑎𝑛 × 𝑢𝑘𝑢𝑟𝑎𝑛 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
√[[𝑛Σ𝑋2−(Σ𝑋𝑖)2][𝑛Σ𝑌2−(Σ𝑌𝑖)2]]
Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 : Koefisien korelasi antara X dan Y
𝑛 : Jumlah responden
𝑋 : Skor butir soal
𝑌 : Skor total
Syarat minimum untuk setiap butir soal dianggap dianggap valid jika
harga rhitung> rtabel (Sugiyono, 2016:182)..
c. Uji Reliabilitas
Reliabilitas berkenaan dengan konsistensi dan stabilitas data
atau temuan. Instrumen dinyatakan reliabel adalah instrumen yang bila
digu- nakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan
menghasil- kandata yang sama (Sugiyono, 2016: 173). Rumus yang
digunakanuntuk mencari koefisien realibilitas menggunakan Alpha
Cronbach.
2. Tes
a. Uji Validitas
Agar perangkat tes valid m𝑖aka dilakukan validitas yaitu dengan
menggunakan rumus korelasi product moment dengan angka kasar.
Vali- ditas dengan rumus korelasi product moment dengan angkakasar
sebagai berikut.
Keterangan:
rxy :koefisien korelasi antara variabel X dan Y
N :banyaknya peserta tes X :jumlah skor tiap item Y :jumlah skor total
item.