Wafa FDK
Wafa FDK
Oleh: WAFA
NIM: 11140510000008
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1440 H/2018
ABSTRAK
Wafa
11140510000008
Analisis Wacana Kritis Kesetaraan Gender dalam Akun
Instagram Women’s March Indonesia pada 2018”
Media sosial bukanlah hal yang tabu bagi masyarakat generasi
milenial. Tidak jarang media sosial digunakan untuk menggiring
opini atau mengenalkan sebuah ideologi. Media sosial
mempunyai pengaruh besar dalam beberapa gerakan, salah
satunya adalah gerakan Women’s March. Gerakan ini pertama
kali digelar di Amerika Serikat pada tahun 2017, sebelum
akhirnya diselenggrakan di Indonesia pada tahun yang sama. Isu-
isu yang diangkat adalah isu mengenai perempuan, kelompok
minoritas serta berbagai permasalahannya. Pada tahun 2018
Women’s March Indonesia kembali diselenggrakan dengan
mengusung tema kekerasan berbasis gender.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana
teks, praktik wacana dan praktik sosial budaya mengenai
kesetaraan gender diwacanakan pada akun Instagram Women’s
March Indonesia 2018? Bagaimana perbandingan wacana
kesetaraan gender dalam akun Instagram Women’s March
Indonesia dengan konsep gender dalam Islam?
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kualitatif
dengan model deskriptif. Metode penelitian digunakan adalah
Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough. Fairclough membagi
analisis wacana menjadi tiga dimensi, yaitu analisis teks, analisis
praktik kewacanaan dan analisis praktik sosial budaya.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan konsep gender dan
manifestasi ketidakadilannya menurut Mansour Fakih.
Manifestasi ketidakadilan gender menurut Mansour Fakih adalah
terjadinya marginalisasi terhadap perempuan, subordinasi,
pelabelan negatif atau stereotip, kekerasan berdasarkan gender
dan ketimpangan beban kerja.
Hasil dari peneltian yang dilakukan menunjukkan bahwa dalam
memproduksi teksnya, Women’s March Indonesia bekerjasama
dengan organisasi dan kelompok yang berkaitan dengan isu
i
perempuan dan kelompok rentan lainnya. Tema kekerasan
berbasis gender yang diusung pada tahun 2018 berdasarkan
keadaan sosial masyarakat di Indonesia yang rawan terjadi
kekerasan. Hal ini diperkuat dengan adanya rencana pengesahan
RKHUP yang dinilai mengandung pasal-pasal bermasalah dan
merugikan kaum perempuan dan kelompok-kelompok minoritas.
Terjadinya kekerasan terhadap perempuan menjadi salah satu
akibat dari suburnya budaya patriarki di Indonesia.
Islam merupakan agama yang membawa kedamaian. Nabi
Muhammad datang mengangkat derajat kaum perempuan. Islam
tidak memandang laki-laki atau perempuan ketika
memerintahkan untuk mencari ilmu. Islam juga tidak memandang
laki-laki atau perempuan ketika memberi tugas sebagai khalifah
fil ardh kepada manusia.
Kata kunci: Gender, Analisis, Kekerasan, Perempuan dan
Women’s March
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirahiim
ii
4. Dr. H. A. Ilyas Ismail, M.A sebagai Dosen Pembimbing
Akademik yang senantiasa memberikan masukan-masukan
dan nasihat dalam bimbingan akademik.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
yang telah memberikan ilmu dan pengetahuan bagi peneliti.
Semoga ilmu yang telah diberikan bermanfaat bagi peneliti
dalam menjalani kehidupan serta mejadi amal soleh bagi ibu
dan bapak sekalian.
6. Segenap staff dan karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi yang telah membantu peneliti menjalani
kehidupan perkuliahan.
7. Orangtua peneliti, Papap H. Abdul Halim Jauhari dan Mamah
Hj. Nanan Munawaroh. Terima kasih telah menjadi orangtua
terbaik di dunia. Terima kasih atas doa, kasih sayang,
perjuangan, dukungan dan pelukan yang telah diberikan.
Semoga peneliti bisa memberikan alasan bagi kalian untuk
selalu bahagia dan tersenyum.
8. Keluarga peneliti, Shofa dan Irfan yang telah menjadi kakak
yang baik dan menyebalkan bagi peneliti. Terima kasih atas
doa dan motivasinya. Keponakan-keponakan peneliti, Nadwa
Helima dan Rifqi yang selalu membuat peneliti tersenyum
dan bahagia. Terima kasih atas tawanya yang selalu membuat
lelah dan sedih peneliti hilang.
9. Kate Walton dan Skolastika serta Jakarta Feminist
Discussion Group yang telah bersedia memberikan informasi
dan pengetahuan kepada peneliti. Terima kasih juga karena
telah
i
menjadi inspirasi bagi peneliti dan memberikan banyak
kesempatan dan pintu bagi peneliti untuk belajar.
10. Ibu Ala’i Nadjib, M.A, yang bersedia menjadi narasumber
penelitian.
11. Sahabat terbaik peneliti, Sarah Azzahra. Terima kasih telah
menjadi tempat yang paling aman bagi peneliti.
12. Demi Lovato, your music has helped me through so much.
You made me realize that I’m not alone and I’m worthy of
being happy, and so are you. Thank you for being such an
amazing role model. Keep fighting!
13. Sahabat seperjuangan peneliti dari awal masuk kuliah hingga
sekarang, Inne Pujianti, Safira Firstiani Hidayat, Prabamurti
Kunarni Handayani, Izzah Dinillah dan Hilmiyatillah
Mokhsen. Terima kasih atas canda tawa dan telah menemani
peneliti di tanah rantau. Kenangan-kenangan indah tersebut
tidak akan pernah terlupakan.
14. Ria Umala, Luciana Amanda dan Mutia Saura yang selalu
membuat peneliti terhibur dan tertawa. Kalian adalah sumber
tawa peneliti di kostan.
15. Teman-teman KPI tahun 2014. Terima kasih atas segala
canda tawa, bantuan, sapaan dan perjuangannya selama ini
16. Rekan-rekan RDK FM. Terima kasih telah menjadi rumah
yang menyenangkan dan mengedukasi bagi peneliti. Kalian
telah memberikan pelajaran hidup yang sangat berharga.
17. Teman-teman peneliti, Siti Sakhinah yang selalu menjadi
teman berdiskusi, Dini Islami Hanifah yang selalu menemani
peneliti menyantap junkfood, Fitria Zahwa Aula sahabat kecil
v
peneliti di dua negara, Dian Rahmasari yang selalu menemani
di twitter, Ulfah Nurazijah teman satu daerah peneliti, Kak
Ida yang telah menemani peneliti berdiskusi, Agung Apriliani
yang selalu bersedia menjadikan kost-nya tempat tidur siang,
dan Tamya Dwi Aditama yang telah banyak membantu
peneliti dari awal peneliti memulai penelitian ini.
18. Rekan-rekan KKN 140 Jupiter dan warga desa Kertajaya,
Rumpin, Bogor. Terima kasih telah memberikan pelajaran
hidup yang berharga. Terima kasih atas 30 hari yang
menyenangkan.
19. Serta kepada seluruh pihak yang secara tidak langsung telah
membantu peneliti menyelesaikan skripsi ini.
Wafa
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK.............................................................................................i
KATA PENGANTAR.........................................................................iii
DAFTAR ISI.......................................................................................vii
DAFTAR TABEL...............................................................................ix
DAFTAR GAMBAR............................................................................x
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................1
A. Latar Belakang Masalah.........................................................1
B. Batasan Masalah......................................................................8
C. Rumusan Masalah...................................................................8
D. Tujuan dan Manfaat Penelitian..............................................9
1. Tujuan Penelitian...................................................................9
2. Manfaat Penelitian.................................................................9
E. Tinjauan Pustaka...................................................................10
F. Metodologi Penelitian............................................................12
1. Paradigma Penelitian............................................................12
2. Pendekatan Penelitian..........................................................12
3. Metode Penelitian................................................................13
4. Subjek dan Objek Penelitian................................................13
5. Teknik Pengumpulan Data...................................................13
6. Teknik Analisis Data............................................................16
G. Sistematika Penulisan........................................................17
BAB II KAJIAN TEORITIS.............................................................19
A. Landasan Teori......................................................................19
1. Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough.........................19
2. Semiotika Roland Barthes....................................................22
3. Gender..................................................................................25
v
4. New Media...........................................................................46
B. Kerangka Berpikir.................................................................54
BAB III GAMBARAN UMUM.........................................................57
A. Women’s March......................................................................57
B. Women’s March Indonesia.....................................................60
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA....................................70
A. Analisis Wacana Norman Fairclough Kesetaraan Gender
dalam Akun Instagram Women’s March Indonesia....................71
1. Analisis Level Teks..............................................................71
2. Analisis Praktik Wacana......................................................79
3. Analisis Sosial Budaya.........................................................85
B. Perbandingan Wacana Kesetaraan Gender dalam Akun
Instagram Women’s March Indonesia Dengan Konsep Gender
dalam Islam....................................................................................98
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...........................................109
A. Kesimpulan...........................................................................109
B. Saran.....................................................................................111
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................113
LAMPIRAN.....................................................................................118
v
DAFTAR
Tabel 1 Peta Roland Barthes23
i
DAFTAR
x
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1
Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial. (Yogyakarta,
Putaka Pelajar, 1999), h.12-13
2
Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial, h.22
3
3
https://en.wikipedia.org/wiki/2017_Women%27s_March. Diakses pada
tanggal 31 Januari 2018, pukul 18:30.
4
4
https://id.wikipedia.org/wiki/Women%27s_March_Jakarta. Diakses pada
tanggal 31 Januari 2018, pukul 18:55
5
ِ
˚ وه َك ظ يم
ُ َ ْث َ ٰى ظَل َو ْج ْس.َوإِذَا ُب ِّش َر َأ َح ُده ُ بِا ْلُن
ُه ُه ُم َود َو ْم
ّا
6
B. Batasan Masalah
Agar pembatasan masalah ini lebih terarah dan fokus,
maka permasalahan yang dikaji dibatasi terhadap Analasis
Wacana Kritis yang akan dianalisis dalam unggahan-
unggahan akun @womensmarchindo mengenai kesetaraan
gender.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka peneliti
merumuskan masalah sebagai berikut:
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan
penelitian ini adalah:
2. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
a. Manfaat Teoritis
b. Manfaat Praktis
1
E. Tinjauan Pustaka
Dalam menentukkan judul proposal ini mengadakan
tinjauan pustaka ke perpustakaan yang terdapat di Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi dan Perpustakaan Utama UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta. Untuk menghindari plagiat,
penulis mengamati penelitian yang sedikit memiliki
kesamaan, yaitu
F. Metodologi Penelitian
1. Paradigma Penelitian
Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini
adalah paradigma kritis. Pandangan kritis tidak hanya
memandang bahasa sebagai alat untuk memahami realitas
belaka dan hanya melihat wacana-wacana tertentu.
Paradigma kritis jauh meneliti aspek sosial, sejarah dan
budaya dari wacana tersebut.6
2. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian
kualitatif dengan pendekatan subjektif. Pendekatan
kualitatif adalah penelitian yang bermaksud memahami
tentang apa yang dialami subjek penelitian, perilaku,
persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain secara holistic
dan cara deskriptif dalam bentuk kata dan bahasa pada
konteks khusus dengan memanfaatkan berbagai metode
ilmiah. Bogdan dan Taylor mendefinisikan metodologi
kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari
orang-orang dan perilaku yang dapat diamati7
6
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h. 5-6.
7
Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2006), h. 3
1
3. Metode Penelitian
Jenis metode penelitian yang penulis gunakan
adalah Analisis Wacana Kritis yang dikemukakan oleh
Norman Fairclough. Fairclough membangun suatu model
yang mengintegrasikan secara bersama-sama analisis
wacana yang didasarkan pada linguistic dan pemikiran
sosial dan politik, dan secara umum diintegrasikan pada
perubahan sosial. Model ini juga sering disebut sebagai
model perubahan sosial (social change)8
a. Observasi
Observasi atau pengamatan merupakan aktivitas
pencatatan fenomena yang dilakukan secara
sistematis.9 Menurut Creswell (2012) menyatakan
8
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media. (Yogyakarta:
LKis Group, 2011), h. 286.
9
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif. (Yogyakarta: PT GELORA AKSARA PRATAMA, 2009), h. 101.
1
Catatan observasi
No. Tanggal Nama dan Aktivitas Catatan
Tempat
Kegiatan
10
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed
Methods). (Bandung: ALFABETA, 2014), h.197
11
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed
Methods), h.196
1
b. Wawancara
12
Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed
Methods), h.188
13
Moh. Nazim, Metode Penelitian (Bandung: Ghalia Indonesia , 1999), h. 234.
1
c. Dokumentasi
14
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan
Publik dan Ilmu Sosial Lainnya. (Jakarta: Kencana,2011), h.124
1
G. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi dibagi menjadi lima bab, dalam setiap bab
meliputi:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab I terdapat latar belakang masalah,
batasan dan rumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, tinjauan pustaka,
metodologi penelitian, serta sistematika
penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
Pada bab II memuat pengertian analisis
wacana kritis, analisis wacana model
Norman Fairclough, gender dan new media
serta instagram.
BAB III GAMBARAN UMUM LATAR
PENELITIAN
Dalam bab ini menjelaskan sejarah gerakan
Women’s March dan Women’s March
Indonesia serta profil orang-orang dibalik
Women’s March Indonesia
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Bab IV akan diuraikan hasil temuan di
lapangan dan analisis data yaitu berupa
1
A. Landasan Teori
1. Analisis Wacana Kritis Norman Fairclough
Analisis wacana kritis adalah sebuah upaya atau proses
(penguraian) untuk memberi penjelasan dari sebuah teks
(realitas sosial) yang akan atau sedang dikaji oleh
seseorang atau kelompok dominan yang
kecenderungannya mempunyai tujuan tertentu untuk
memperoleh apa yang diinginkan. Oleh karena itu,
analisis yang akan terbentuk nantinya disadari telah
dipengaruhi oleh si penulis dari berbagai faktor. Di balik
wacana tersebut terdapat makna dan citra yang diinginkan
serta kepentingan yang sedang diperjuangkan.
19
2
16
Norman Fairclough, Language and Power (New York: Longman, 1989)
h.23
2
17
Marrianne W. Jorgensen dan Louise J. Phillips, ANALISIS WACANA Teori
& Metode, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2010), h.125
18
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, h.287
2
19
Marrianne W. Jorgensen dan Louise J. Phillips, ANALISIS WACANA Teori
& Metode, h.129
20
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2013, hal. 63
2
1.Signifier 2. Signified
(penanda) (petanda)
3.Denotative sign
(tanda denotatif)
4.CONNOTATIF 5. CONNOTATIVE
SIGNIFIER (PENANDA SIGNIFIED (PETANDA
KONOTATIF) KONOTATIF)
21
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, hal. 69
22
Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, hal. 69
2
23
Tommy Christomy, Semiotika Budaya, Depok: Pusat Penelitian
Kemasyarakatan dan Budaya, 2004, hal. 94
24
Tommy Christomy, Semiotika Budaya, hal. 94
25
M. Antonius Birowo, Metode Penelitian Komunikasi Teori dan Aplikasi,
(Yogyakarta,Perpustakaan nasional RI: Katalog Dalam Terbitan, 2004), h.56-
60.
2
a. Konsep Gender
1) Nature (Perbedaan Alami Laki-Laki dan
Perempuan)
Perbedaan alami antara laki-laki dan
perempuan banyak diungkapkan oleh beberapa
ilmuwan. Perbedaan ini mulai diungkapkan secara
ilmiah
26
Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi , Jakarta: Mitra
Wacana Media, 2013, hal. 22
27
Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial. h. 8
2
28
Ratna Megawangi, Membiarkan Berbeda?: Sudut Pandang Baru Tentang
Relasi Gender, (Bandung, Mizan, 1999), h.96
2
29
Riant Nugroho, Gender dan Strategi: Pengarus-utamaannya di Indonesia,
30
Riant Nugroho, Gender dan Strategi: Pengarus-utamaannya di
Indonesia,
3
(Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2008), h.5
30
Riant Nugroho, Gender dan Strategi: Pengarus-utamaannya di
Indonesia,
3
31
Martin N. Marger, Social Inequaity: patterns and processes, fourth edition
32
Martin N. Marger, Social Inequaity: patterns and processes, fourth
edition,
3
(New York, McGraw-Hill, 2008) h.325
32
Martin N. Marger, Social Inequaity: patterns and processes, fourth
edition,
3
33
Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial. h. 135
3
34
Zaitunah Subhan, AL-QURAN DAN PEREMPUAN: Menuju Kesetaraan
Gender dalam Penafsiran, h.4
3
35
Zaitunah Subhan, AL-QURAN DAN PEREMPUAN: Menuju Kesetaraan
Gender dalam Penafsiran, h.7
36
Mansour Fakih, Analisis Gender dan Transformasi Sosial. h. 130
3
37
Zaitunah Subhan, AL-QURAN DAN PEREMPUAN: Menuju
Kesetaraan
3
38
Ngudi Astusti, Feminisme Muslimah : Eksistensi Perempuan dalam
Pentas
3
ل نا ِ ل د َك َن ِص ريًا
َُ َ
م ن
ْن
75. “Mengapa kamu tidak mau berperang di
jalan Allah dan (membela) orang-orang yang
lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun
anak-anak yang semuanya berdoa: "Ya Tuhan
kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah)
yang zalim penduduknya dan berilah kami
pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami
3
penolong dari sisi Engkau!".”
ْث َ ٰى.ِ َذ ك َوُأن
َ ُس َخ َى ْق َيا
ٍر ِإن َنا كُ م م .َأي
ْ
ْن ّا ّ َه ا
ال ن
ّا
ۚ
ع ا رفوا. ب ائ ِل لِت.و ج عى ْن ا كم شع و با وق
ََ َ َ َ ُ ْ ُ ُ ً َ َ َ َ َ َ َ ُ إِن
ّ
َ ِ ال ى
ال ى ۚ إ َأ ْك َرَمه ُ لِن ْ َد
ِّه لى ي م ِّ
˚ َ َ َّن ْ ْق َا ُكم.ه َأت ْم
ِ
˚ َ خ بر ي
13. “Hai manusia, sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya
kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu disisi
Allah ialah orang yang paling takwa diantara
kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui
lagi Maha Mengenal.”
Islam sangat memperhatikan konsep
keseimbangan, keserasian dan keselarasan. Tidak ada
makhluk yang tidak seimbang. Konsep relasi gender
dalam Islam lebih dari sekedar mengatur keadilan
4
gender dalam masyarakat, namun juga secara teologis
mengatur pola
4
39
Zaitunah Subhan, AL-QURAN DAN PEREMPUAN: Menuju Kesetaraan
Gender dalam Penafsiran, h.31
40
Nasaruddin Umar, Bias Jender dalam Penafsiran Kitab Suci, (Jakarta, PT.
Fikahati Aneska, 2000) h. 17.
4
43
Ratna Megawangi, Membiarkan Berbeda?: Sudut Pandang Baru Tentang
Relasi Gender. h.48-49
45
Marzuki, “Kajian Awal Tentang Teori-Teori Gender”. Jurnal Civics:
Media Kajian Kewarganegaraan, Vol.4 No.2, 2007, h.9.
44
4
Malcom Payne, Teori Pekerjaan Sosial Modern (Yogyakarta, Building
Professional Social Work Indonesia, 2016) h.295
45
Marzuki, “Kajian Awal Tentang Teori-Teori Gender”. Jurnal Civics:
Media Kajian Kewarganegaraan, Vol.4 No.2, 2007, h.9.
4
3) Feminisme radikal
46
Ratna Megawangi, Membiarkan Berbeda?: Sudut Pandang Baru Tentang
Relasi Gender. h.133
47
Mary Crawford dan Rhonda Unger, Women and Gender: a Feminist
Pshycology (New York, McGraw Hill, 2004) h.7
5
4) Cultural feminism
48
Ratna Megawangi, Membiarkan Berbeda?: Sudut Pandang Baru
Tentang Relasi Gender. h.180
5
5) Feminisme liberal.
6) Ekofeminisme
50
Ratna Megawangi, Membiarkan Berbeda?: Sudut Pandang Baru
Tentang Relasi Gender. h.118
49
5
Mary Crawford dan Rhonda Unger, Women and Gender: a Feminist
Pshycology. h.7
50
Ratna Megawangi, Membiarkan Berbeda?: Sudut Pandang Baru
Tentang Relasi Gender. h.118
5
4. New Media
Marshall McLuhan dalam bukunya understanding
Media mengemukakan bahwa teknologi komunikasi
memainkan peran penting dalam tatanan sosial dan
budaya baru membawa perubahan dari media cetak ke
media elektronik. Ada tiga bagian penting dari konsep
ini, yaitu Global Village (desa global), sebuah bentuk
baru organisasi sosial yang muncul ketika media
elektronik mengikat seluruh dunia dalam satu tatanan.
Kondisi ini akan membawa perubahan proses distribusi
pesan, bentuk media baru mentransformasi pengalaman
individu dan masyarakat tentang pesan media. Kemudian
menjadi perpanjangan tangan manusia, media telah
memperpendek pandangan dan sentuhan melalui ruang
dan waktu.52
a. Media Sosial
51
Ratna Megawangi, Membiarkan Berbeda?: Sudut Pandang Baru Tentang
Relasi Gender. h.189
52
Apriadi Tamburaka, Literasi Media: Cerdas Bermedia Khalayak Media
Massa, (Jakarta, Rajawali Pers, 2013), h.71
5
1) Jaringan (network)
Media sosial memiliki karakter jaringan sosial.
Media sosial terbangun dari struktur sosial yang
terbentuk di dalam jaringan atau internet. Castells
(2002) menekankan bahwa struktur atau
organisasi sosial yang terbentuk di internet
berdasarkan jaringan informasi yang pada
dasarnya beroperasi berdasarkan teknologi
informasi dalam mikroelektronik . Jaringan yang
terbentuk antarpengguna (users) merupakan
jaringan yang secara teknologi dimediasi oleh
perangkat teknologi, seperti computer, telepon
genggam atau tablet.
Jaringan yang terbentuk antarpengguna ini
akhirnya membentuk komunitas atau masyarakat
yang secara sadar atau tidak sadar akan
memunculkan nilai-nilai yang ada di masyarakat,
sebagaimana ciri masyarakat dalam teori sosial.
2) Informasi (information)
53
Rulli Nasrullah, Media Sosial: Prosedur, Tren, dan Etika (Bandung,
Simbiosa Rekatama Media, 2015) h.11
56
Rulli Nasrullah, Media Sosial: Prosedur, Tren, dan Etika, h.39
5
57
Hermin I. Wahyuni, Kebijakan Media Baru di Indonesia (Harapan,
Dinamika dan Capaian Kebijakan Baru di Indonesia), (Yogyakarta, Gadjah
Mada University Press, 2013), h.72
6
b. Instagram
58
https://id.wikipedia.org/wiki/Instagram. Diakses pada hari selasa, 31 Januari
2108, pukul 17:19.
6
B. Kerangka Berpikir
Sosial media menjadi salah satu hal yang tidak bisa
dipisahkan dengan generasi muda. Kuatnya pengaruh dan
efek yang ditimbulkan oleh sosial media tak jarang
menjadikannya sebagai alat untuk menyebarkan bahkan
menggiring sebuah opini maupun ideologi. Hal ini bisa
dilihat dari gerakan- gerakan yang bermula dari sosial media
lalu kemudian menjadi gerakan yang masif dan viral di
kehidupan nyata. Pengaruh dan dampak dari sosial media ini
tidak lepas dari bagaimana pengguna membuat unggahan
berupa teks dengan menggunakan bahasa-bahasa yang dapat
memengaruhi pengguna lain.
Dalam paham analisis wacana kritis, teks bukanlah
sesuatu yang bebas nilai dan menggambarkan realitas
sebagaimana adanya. Kecenderungan pribadi dari sang
produsen teks dan struktur sosial yang melingkupi sang
produsen teks ikut mewarnai isi teks. Bahasa tidak netral
melainkan membawa pesan ideologi tertentu yang
dipengaruhi oleh sang pembuat teks. Analisis ini memahami
wacana tidak semata-mata sebagai suatu studi bahasa, tetapi
analisis wacana kritis juga menghubungkannya dengan
konteks. Konteks yang dimaksud
59
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/02/09/berapa-pengguna-
instagram-dari-indonesia. Diakses pada hari minggu, 29 April 2018, pukul
00:12
6
60
Umar Fauzan, “Analisis Wacana Kritis dari Model Fairclough hingga
Mills”. Jurnal PENDIDIK Vol. 6 No. 1, 2004, h.3
61
Umar Fauzan, “Analisis Wacana Kritis dari Model Fairclough hingga
Mills” h.9
62
Norman Fairclough, Language and Power. h.22-23
6
1. Teks
2. Produksi Teks
3. Sosial Budaya
A. Women’s March
Women’s March pertama kali digelar pada tanggal 21 Januari 2017, sehari setela
mencapai 5 juta orang.63
Sumber: womensmarchglobal.com
63
https://en.wikipedia.org/wiki/2017_Women%27s_March. Diakses pada
tanggal 31 Januari 2018, pukul 18:30.
57
5
Sumber: abcnews.go.com
64
https://www.womensmarchglobal.com/mission/. Diakses pada tanggal 10
Juli 2018, pukul 23:45
65
https://www.rollingstone.com/culture/culture-features/who-owns-the-
womens-march-204038/. Diakses pada tanggal 10 Juli 2018, pukul 23:48
6
Sumber: liputan6.com
Sumber: twitter.com
6
66
https://id.wikipedia.org/wiki/Women%27s_March_Jakarta. Diakses pada
tanggal 31 Januari 2018, pukul 18:55
6
JFDG merupakan sebuah grup diskusi yang bermula dari grup Facebook pad
acara yang berkaitan dengan berbagai isu yang sedang
67
Wawancara pribadi dengan Sekretaris Women’s March Jakarta 2018,
Skolastika Lupitawina, Jakarta, 24 Juni 2018
6
68
http://jakartaglobe.id/features/women-behind-womens-march-jakarta/.
Diakses pada tanggal 5 Mei 2018, pukul 10:50
6
Sumber: jakartaglobe.id
Sumber: jakartaglobe.id
Sumber: femfest.id
.
6
Sumber: jakartaglobe.id
5. Kate Walton sebagai Media Coordinator
Sumber: abc.net.au
BAB IV
TEMUAN DAN ANALISIS DATA
70
7
69
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-2038367/ini-dia-mengapa-
tki-disebut-pahlawan-devisa-negara. Diakses pada tanggal 23 September 2018
pukul 21:30
70
https://www.idntimes.com/news/indonesia/indianamalia/jaringan-buruh-
migran-217-tki-meninggal-sepanjang-1/full. Diakses pada tanggal 23
September 2018 pukul 22:05
7
71
Achie Sudiarti Luhulima, Bahan Ajar tentang Hak Perempuan: UU No. 7
Tahun 1984: Pengesahan Konvensi Mengenai Penghapusan Segala Bentuk
Diskriminasi Terhadap Wanita (Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 2007),
h.147
8
72
Wawancara pribadi dengan Sekretaris Women’s March Jakarta 2018,
Skolastika Lupitawina, Jakarta, 24 Juni 2018
8
73
Wawancara Lead Organizer Women’s March Jakarta 2018, Kerri Na
Basaria dengan March News dalam “Women's March 2018: Jari Tengah untuk
Patriarki” Youtube. Youtube, 17 Maret 2018. Web. Diakses pada 02 September
2018. https://www.youtube.com/watch?v=6fQ4Bsf6wXU.
8
74
Wawancara pribadi dengan salah satu peserta Women’s March
Jakarta 2018, Tamya Dwi Aditamma, Ciputat, 07 Agustus 2018
8
8 https://nasional.kompas.com/jeo/kronik-kuhp-seabad-di-bawah-
hukum-kolonial. Diakses pada tanggal 17 September 2018 pukul
8
8 https://nasional.kompas.com/jeo/kronik-kuhp-seabad-di-bawah-
hukum-kolonial. Diakses pada tanggal 17 September 2018 pukul
8
77
Wawancara pribadi dengan Sekretaris Women’s March Jakarta 2018,
Skolastika Lupitawina, Jakarta, 24 Juni 2018
8
78
Wawancara pribadi dengan Sekretaris Women’s March Jakarta
2018, Skolastika Lupitawina, Jakarta, 24 Juni 2018
9
akan
78
Wawancara pribadi dengan Sekretaris Women’s March Jakarta
2018, Skolastika Lupitawina, Jakarta, 24 Juni 2018
9
c. Sosial
79
Wawancara pribadi dengan Media Coordinator Women’s March
Jakarta 2018, Kate Walton, Jakarta, 24 Juni 2018
9
%202018/Lembar%20Fakta%20Catahu%207%20Maret%202018.pdf. Diakses
81
Wawancara representatif LBH APIK, Asnifriyanti Damanik dengan March
News dalam “Women's March 2018: Jari Tengah untuk Patriarki” Youtube.
Youtube, 17 Maret 2018. Web. Diakses pada 02 September 2018.
https://www.youtube.com/watch?v=6fQ4Bsf6wXU.
9
82
http://matatimoer.or.id/2016/04/05/patriarki-masyarakat-budaya-dan-negara-
dalam-kuasa-lelaki/#_ftn4. Diakses pada 16 September 2018 pukul 21:35
83
Nanang Hasan Susanto, “Tantangan Mewujudkan Kesetaraan Gender dalam
Budaya Patriarki”, Jurnal MUWAZZAH Volume 7, Nomor 2, Desember
2015, h.122
9
84
Dewi Candraningrum. (2014, Desember 30) Jurnal Perempuan Online.
Retrieved from Karier Patriarki: https://www.jurnalperempuan.org/blog/dewi-
candraningrum-karier-patriarki. Diakses pada 16 September 2018 pukul 21:58
85
https://nasional.tempo.co/read/906771/23-juta-perempuan-indonesia-masih-
buta-huruf. Diakses pada 16 September 2018 pukul 22:17
9
86
Ade Irma Sakina dan Dessy Hasanah Siti A.”MENYOROTI BUDAYA
PATRIARKI DI INDONESIA”. Share Social Work Journal Vol.7 No. 1, h.74
9
َ و َج
َ ْث.َخ َى ْق ِ َذ َك َوُأن ُس َيا
َعى ْن َا ُك ْم ٍنا ُك م م ر
ٰى ْ َ ِإن .َأي
ْن ّا ّ َه ا
ال ن
ّا
ال ى
ِّ ْ َع َا َرُفوا ۚ ِإ َأ ْك َرَمه ُم ْ لِن. َب َائ َِل لِت.ُشع ُو ًبا َوق
ْ ْق َا ُكم.ه َأت َد َّن
َإِن
ّ
َ ال ى
ِ ِ
˚ّهَ َلى ي م ˚ َخ بر ي
13. “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan
kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan
menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku
supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya
orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah
ialah orang yang paling takwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.”
1
Dalam gerakan Women’s March Indonesia 2018, manifestasi
ketidakadilan gender yang paling disorot adalah adanya
kekerasan berbasis gender. Seperti yang sudah peneliti jelaskan
pada bab sebelumnya, banyaknya kekerasan berbasis gender ini
merupakan akibat suburnya budaya patriarki di Indonesia.
1
ِ سا ء
َ َلى َى َ َّوام ُو.ال ِّر َجا ُل ق
ال ن َن
ّ
34. Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum
wanita,
Padahal ayat diatas tidak berhenti sampai disitu, pada
lanjutnya ayatnya disebutkan bahwa
َع ْ ٍض.ِ لى ى ب
ٰ ََ
َبا
َفض
َ ّل
ال ى
َع ْض َ ُه ْم.ّهُ ب
ن
31. Katakanlah kepada wanita yang beriman:
"Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan
89
Wawancara pribadi dengan dosen bidang studi Al-Quran dan Tafsir
serta mitra AMAN Indonesia, Ala’i Nadjib pada Rabu, 29 Agustus 2018.
10
perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya.
Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung
kedadanya,
Banyak ulama yang mempunyai pandangan yang berbeda
dalam memaknai ayat ini. Perbedaan pendapat muncul di
kalangan ulama dalam memaknai kalimat illâ mâ zhahara minhâ
[kecuali apa yang nampak darinya (perhiasannya)] dalam ayat ini.
Ulama- ulam tersebut diantaranya Ibnu Umar, Ikrimah dan Atha’,
Ibnu Katsir dan Ibnu Mas’ud. Menurut al-Thabari, tafsiran yang
paling
89
Wawancara pribadi dengan dosen bidang studi Al-Quran dan Tafsir
serta mitra AMAN Indonesia, Ala’i Nadjib pada Rabu, 29 Agustus 2018.
10
90
Chamim Thohari, “Konstruks Pemikiran Quraish Shihab tentang
Hukum Hijab”. Jurnal Salam Vol. 14 No. 1 Januari-Juni 2011, h. 78.
10
َ ال ى
ّ
ۚ ْ ُ ْؤذَي. ُع ْ َرْف َ ي.َأ ْد ََٰن ي
هُ َغف ُو ًرا
َن َ َو كا َن ن ل أَ ْن
َ
ف
91
Chamim Thohari, “Konstruks Pemikiran Quraish Shihab tentang Hukum
Hijab”. Jurnal Salam Vol. 14 No. 1 Januari-Juni 2011, h. 79.
11
ِ ُحو ا َما
ِس ِ ال ْيتَام َ ٰى َفان ْه ُ.َوإِ ْن ِخ َأ ت
ط ُوا ف ْفُت ْم َّل ْق
ۚ َفِِإ ْن
َث طا َب َل ِ ا ِّلن َسا ء ِ َو
َ
ع ُه م م
َ َ ُو رَبا ْ ََٰن ثُ ََل. َمث ْ
َن
ۚ ْم
ْت َ َ َوا ِح َدة ً أَ َما َمى. َع ْد ِل ُوا ف.ِخ ْفُت ْم َأ ت
َْأ يَان ُ ُه َه ْو َّل
َع ُو ُلوا.ت
ذَٰل ِ َ ََٰن
ك َأ أَ َّل
ْد
92
Edi Darmawijaya, “Ancaman Pidana Pelaku Poligami dalam Hukum
Keluarga Turki dan Tunisia (Tinjauan Teori Maslahat Mursalah)”. Jurnal
Dusturiah Vol.1 No.1, 2012, h.92.
11
ۚ ْصت ُ ْم
َ َ َ َ َْني. َع ْد ِل ُوا ب.ت َوَل ْن َت ْست َطِي ع ُوا َأ ْن
سا ولَ ح ال ن
ِ ّ
ء ْ و َر
93
Nasaruddin Umar, Bias Jender dalam Penafsiran Kitab Suci, h. 42.
11
perspektif ototarian atau dengan perspektif inklusif yang memandang Tuhan sebagai Ma
Manusia diciptakan sebagai khalifah fil ardh, pemimpin atau pengelola dunia ini. Tugas
94
Siti Musdah Mulia dalam diskusi “Perspektif-Perspektif Islam tentang
Kekerasan Seksual”. Sabtu, 18 Agustus 2018.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti
memiliki kesimpulan. Kesimpulan yang pertama
merupakan hasil analisis menggunakan metode analisis
wacana model Fairclough yang membagi wacana dalam 3
dimensi:
a. Dari segi teks, akun Instagram Women’s March
Indonesia tidak banyak menggunakan keterangan.
Wacana ditampilkan melalui unggahan berupa poster
atau langsung berupa tulisan dalam fotonya.
Keterangan yang diunggah menuntut kesetaraan
gender, terutama bagi perempuan, dari berbagai aspek,
seperti kebebasan berekspresi, keadilan bagi buruh
migran, kekerasan berbasis gender dan mengajak
masyarakat Indonesia agar peka dan sama-sama
melawan ketidakadilan dan tindak kekerasan berbasis
gender. Kata-kata yang digunakan banyak
menggunakan julukan atau sinonim, seperti “pahlawan
devisa negara” untuk buruh migran, dan “difabel”
untuk orang yang memiliki cacat fisik,
b. Dalam pengoperasian media sosialnya, Women’s
March Indonesia tidak mempunyai admin khusus atau
divisi khusus, tetapi dipegang oleh relawan yang
direkrut. Produksi teks untuk tuntutan Women’s
March
109
11
B. Saran
Setelah melakukan penelitian, peneliti memiliki saran sebagai
berikut:
1. Untuk Women’s March Indonesia 2018
Women’s March Indonesia 2018 merupakan aksi yang
sangat bagus dan memberikan energy yang baik bagi
perempuan Indonesia. Perempuan Indonesia dari berbagai
kalangan dapat mengikuti aksi ini di kota-kota terdekat
yang turut menyelenggrakannya. Namun, isu eksklusivitas
masih sangat terasa dalam aksi ini. Kurangnya sosialisasi
kepada perempuan-perempuan di desa dan penggunaan
kata-kata yang dianggap terlalu “tinggi” membuat banyak
orang ragu untuk mengikuti aksi ini. Penggunaan bahasa
asing dan kata-kata yang tidak familiar dan tidak
11
113
11
https://www.kanalinfo.web.id/2017/03/pengertian-difabel-dan-
disabilitas.html. Diakses pada 24 September 2018 pukul
01:28.
https://www.info-hukum.com/2018/02/05/masyarakat-adat-dan-
masyarakat-hukum-adat/#_ftn3. Diakses pada 24
September 2018 pukul 01:41.
https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-2038367/ini-
dia-mengapa-tki-disebut-pahlawan-devisa-negara. Diakses
pada tanggal 23 September 2018 pukul 21:30
https://www.idntimes.com/news/indonesia/indianamalia/jaringan-
buruh-migran-217-tki-meninggal-sepanjang-1/full.
Diakses pada tanggal 23 September 2018 pukul 22:05
https://www.youtube.com/watch?v=6fQ4Bsf6wXU. “Women's
March 2018: Jari Tengah untuk Patriarki” Diakses pada
02 September 2018.
https://www.youtube.com/watch?v=6fQ4Bsf6wXU.
https://nasional.kompas.com/jeo/kronik-kuhp-seabad-di-bawah-
bayang-hukum-kolonial. Diakses pada tanggal 17
September 2018 pukul 23:15
https://nasional.kompas.com/jeo/kronik-kuhp-seabad-di-bawah-
bayang-hukum-kolonial. Diakses pada tanggal 17
September 2018 pukul 23:20
https://www.komnasperempuan.go.id/file/pdf_file/2018/SIARAN
%20PERS%202018/Lembar%20Fakta%20Catahu%207%
20Maret%202018.pdf. Diakses pada 16 September 2018
pukul 20:05
11
http://matatimoer.or.id/2016/04/05/patriarki-masyarakat-budaya-
dan-negara-dalam-kuasa-lelaki/#_ftn4. Diakses pada 16
September 2018 pukul 21:35
https://nasional.tempo.co/read/906771/23-juta-perempuan-
indonesia-masih-buta-huruf. Diakses pada 16 September
2018 pukul 22:17
https://www.jurnalperempuan.org/blog/dewi-candraningrum-
karier-patriarki. Diakses pada 16 September 2018 pukul
21:58
https://en.wikipedia.org/wiki/2017_Women%27s_March.
Diakses pada hari rabu, 31 Januari 2018, pukul 18:30
https://id.wikipedia.org/wiki/Women%27s_March_Jakarta.
Diakses pada hari rabu, 31 Januari 2018, pukul 18:55
https://nasional.tempo.co/read/852617/womens-march-jakarta-
mengusung-8-tuntutan-untuk-pemerintah. Diakses pada
hari rabu, 31 Januari 2018, pukul 19:01
https://id.wikipedia.org/wiki/Instagram. Diakses pada hari selasa,
31 Januari 2108, pukul 17:19
https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2018/02/09/berapa-
pengguna-instagram-dari-indonesia. Diakses pada hari
minggu, 29 April 2018, pukul 00:12
11
LAMPIRAN
Transkip Wawancara
Tika: yang kita takutkan malah aman, jadi kita tidak bisa
memprediksi hal ini
Tika: dan dari sisi lain, kita sebagai feminis muda dan organisasi
yang sangat-sangat baru, kita gak pernah mengklaim apapun. Jadi
itu hal yang harus kita suarakan berulang kali, apakah mungkin
perlu pendekatan personal,
Kate: itu juga muncul karena kita dianggap sebagai kaum feminis
urban, jadi ada isu itu. Ada aktivis senior atau aktivis buruh
menganggap kami itu tidak tau isu-isu yang mereka anggap
paling penting, misalnya isu terkait pekerjaan, ekonomi, atau
pedesaan, dan itu menjadi hambatan
12
Tika: untuk tahun ini adalah kekerasan berbasis gender. Dan itu
sebenernya sesuatu yang sangat luas, dan kita sengaja setiap kali
bikin tema, kita mau bikin tema yang luas, karena kita mau
melibatkan gaerakan seluas-luasnya, buruh, LGBTQ dan lain-
lainnya. jadi cara kita waktu itu adalah reach out dengan tema
tersebut, terus kita menawarkan dari masing-masing organisasi
yang mau yang membawa massa atau yang mau menyumbang,
isu apa yang mau mereka angkat terkait tema tersebut, nah dari
situ kita dapat banyak hal, dari kekerasan gender di bidang
kesehatan seperti ODHA dan kesehatan reproduksi, kekerasan di
bidang pendidikan seperti kekerasan seksual dalam sekolah dan
bidang akademis, dan banyak banget hal-hal lain yang bisa
angkat dan bisa rangkum dalam press release kita itu. Cuma kalo
misalnya mana yang paling penting buat kita, tidak bisa
segampang itu, karena tugas kita kan cuma jadi katalisatornya
dan organisasi- organisasi ini semuanya punya peran yang sama
penting yang mereka bawa dalam WM, dan setelah WM mereka
juga yang lanjut dengan kampanye mereka masing-masing.
Kate: dan juga MD3, tapi tidak ada disitu, karena itu tiba-tiba
muncul dari nowhere. Jadi ada 3 fokus kalau kebijakan ini, yang
pertama revisi RKHUP, terus pengesahan RUU Penghapusan
Kekerasan Seksual yang sudah hampir 15 tahun di DPR yang
belum disahkan dan Perlindungan Pekerja Rumah Tangga yang
ada RUU di DPR sudah 13 atau 14 tahun belum disahkan. Dan
semuanya ini terkait dengan kekerasan juga
Tika: itu rumit ya, karena kita sebagai feminis urban udah banyak
mendapatkan privilege dalam berbagai hal, jadi banyak hal yang
gak langsung kita perangi sendiri. Dan yang masih berasa kalau
menurutku pribadi sih domestifikasi perempuan. Menurutku tuh
masih disitu-situ aja, mungkin sempet membaik, tapi akhirnya
kembali lagi, jadi anak perempuan kalo gak menikah jadi aib
untuk orang tua dan segala macem,
Tika: kita ada rencana kesitu, tapi belum. Proses kita selama ini
adalah kita pakai relawan untuk setiap acara, yang mau kita
lakukan JFD mau merekrut relawan dengan komitmen setahun,
jadi selama setahun itu kita udah punya orang yang pasti. Karena
kalau sekarang, selesai event orangnya ilang-ilangan kan tuh, jadi
itu yang agak susah. Dengan adanya komitmen satu tahun ini,
12
mungkin tahun ini atau depan, kita harap bisa lebih jelas
pengurusan sosial medianya. Apalagi kita tau sosial medianya
udah cukup besar, jadi bener-bener bisa dimobilisasi.
kota-kota lain mau bikin WM, atau ada anak yang mau promosiin
di kampusnya, dari situ kita bisa gerak dengan lebih efektif
dibandingkan dengan nyasar hal-hal yang belom tau, kayak
kampus mana yang minat, atau gimana, soalnya, lagi-lagi, kita
masih baru, jadi kita gatau betul wilayah mainnya dimana. Jadi
kalau misalnya dengan sosial media, kita bisa sebar dulu, kita liat
mana yang ketangkep.
Kate: kalau dari tuntutan masih belum, tapi kalau dari kampanye-
kampanye di jalan itu lebih berhasil. Kami juga yang membuat
petisi menolak RKHUP yang sudah ditandatangani oleh lebih
dari
100.000 orang, kami yang bikin beberapa minggu sebelum WM,
karena katanya saat itu RKHUP akan segera disahkan, dan juga
supaya orang lebih termotivasi unutk mengikuti WM dan
mendorong perubahan ke RKHUP-nya, jadi itu cukup berhasil,
karena sempat dibawa ke DPR dan ada beberapa fraksi yang
ketemu, isunya masuk ke media nasional, dan sampai ke media
internasional juga masuk. Dari situ lumayan berhasil, cuman
belum banyak perubahaan. Ada beberapa yang berhasil, misalnya
tentang pasal zina, karena di pasal itu disebut “siapa saja yang
melakukan hubungan seksual di luar penikahan, boleh
dilaporkan” awalnya itu dibilang, suami, istri, anak, orang tua,
atau pihak ketiga yang merasa tercemar. Nah kata pihak ketiga itu
sudah dihapus, dan itu memang gara-gara pembahasan kita. Dan
kalau dari Marchnya emang kami tau dan kami sadar bahwa
kemungkinan kecil semua tuntutan itu akan tercapai, karena
13
Kate: ada,
terus bisa bawa ke feminist fest, dan yang lebih penting adalah
organisasinya jauh lebih baik. Harusnya, idealnya kita punya
sosial media report, atau apa. Kita sih punya laporan narasi, tapi
emang lebih unutk kalangan sendiri, jadi untuk para donatur sama
untuk para partner, jadi baru disitu. Jadi kalau tahun depan kita
bisa lebih terorganisir, kita bakal lebih kasih pertanggungjawaban
ke yang mereka ikut juga.
Kate: aku rasa tahun depan pasti berkaitan dengan politik, karena
tahun depan adalah tahun politik. Jadi hampir pasti ada hubungan
dengan pilpres, kecuali ada isu lain yang muncul disitu. Jadi
mungkin lebih ke politik, terkait janji-janji dari partai politik juga
keterlibatan perempuan dan erwakilan perempuan di politik itu
pasti diangkat disitu. Karena memang belum terlalu diangkat di
WMJ (terkait) isu perempuan di politik. Kita harus selalu cari
yang sesuai dengan momentum, kalau begitu pasti lebih banyak
dapat liputan dari media. Tapi kalau misalnya organisasi-
organisasi merasa bahwa ada hal yang lebih penting, misalnya
lingkunga atau perampasan tanah, ya udah itu saja. Dan kita harus
liat dulu, dan biasanya bulan desember sudah mulai dibahas,
perencanaan 4 bulan.
Tika: oh iya
Kate: tidak terlalu. Kita ada koordinasi dari Jakarta unutk march-
march yang ada di daerah, tapi bukan koordinasi dimana kita
13
Kate: kalau afiliasi resmi tidak ada sama sekali, tapi namanya
sama. Nah kalau kita liat mungkin tidak cocok, bahwa kita lebih
dekat dengan mereka, ya mungkin kita pakai nama lain untuk ke
depan.
J: WMI itu bagus dan menjadi unity bagi peremuan. Dan gerakan
seperti itu lebih baik daripada berjuang di sektor masing-masing.
Jadi WMI ini sangat bagus untuk semua sektor.
Pekerjaan : Mahasiswa
Catatan observasi
No. Tanggal Nama dan Aktivitas Catatan
Tempat
Kegiatan
1. 3 Maret Women’s Peneliti mengikuti Peneliti terjun langsung
2018 March Jakarta aksi Women’s mengikuti aksi
March Jakarta Women’s March
Jakarta. Peneliti
melihat berbagai poster
yang bertuliskan
tuntutan-tuntutan
peserta dan orasi-orasi
serta penampilan puisi
dan music. Peneliti juga
melihat bahwa
sepanjang aksi, orasi
yang banyak
diteriakkan adalah
mengenai RKHUP
yang dianggap ngawur
dan mengakarnya
budaya patriarki di
Indonesia.
2. 23 Mei Diskusi Narasumber Diskusi ini
2018 Feminisme & Nursyahbani diselenggarakan oleh
Reformasi Katjasungkana, Jakarta Feminist
14
impelementasi
perlindungan terhadap
perempuan sudah
sangat
memprihatinkan.
Siswati (jala PRT) :
PRT tidak diakui oleh
pemerintah dan DPR
RI sebagai pekerja
Asnifriyanti Damanik
(LBH) APIK: Tahun
2017 sekitar 30-an
yang sampai ke
pengadilan.
Kendalanya kalau
bentuknya kekerasan
(KDRT) beberapa
korban melapor hanya
sebagai bentu shock
teraphy bagi pelaku
dan beberapa
kendalanya di dalam
proses pembuktian.
15
Dokumentasi