Metopen
Metopen
Disusun Oleh :
Nama : Sidiq Dwi Mukti
NIM : 2019250052
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DARMA PERSADA
JAKARTA
2023
i
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kursi roda difabel adalah alat bantu mobilitas yang digunakan oleh orang-
orang dengan kecacatan fisik untuk membantu mereka bergerak dari satu tempat ke
tempat lain. Namun, sulitnya aksesibilitas pada medan yang sulit dilalui oleh kursi
roda difabel masih menjadi kendala yang dihadapi oleh pengguna kursi roda difa-
bel. Hal ini disebabkan karena kebanyakan tempat umum dan fasilitas publik di
Indonesia belum ramah difabel, sehingga aksesibilitas menjadi terbatas.
Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas pada medan yang sulit dilalui oleh
kursi roda difabel, perlu dilakukan modifikasi pada kursi roda difabel dengan
penambahan teknologi sistem penggerak e-bike kit. Sistem penggerak e-bike kit
adalah teknologi yang dapat diaplikasikan pada sepeda untuk menambah daya
dorong pada kendaraan tersebut. Sistem penggerak e-bike kit terdiri dari baterai,
motor, dan kontroler yang dapat diaplikasikan pada kendaraan dengan cara
dipasang di bagian roda atau rantai kendaraan tersebut. Dengan adanya sistem
penggerak e-bike kit, diharapkan kursi roda yang dimodifikasi dengan penamba-
han alat e-bike kit dapat lebih mudah dan efisien digerakkan terutama pada medan
yang sedikit menanjak.
Penambahan sistem penggerak e-bike kit pada kursi roda difabel diharapkan
dapat meningkatkan aksesibilitas kursi roda difabel pada medan menanjak dan yang
sulit dilalui dan diharapkan dapat mengurangi kesulitan dalam mobilitas dan dapat
membantu pengguna kursi roda difabel untuk melakukan aktivitas sehari-hari
dengan lebih mudah dan efisien.
Pemerintah Indonesia telah menerbitkan beberapa peraturan terkait aksebili-
tas bagi disabilitas, antara lain:
1. Undang-Undang No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. Un-
dang-undang ini mengatur tentang hak-hak, perlindungan, dan kese-jahteraan pen-
yandang disabilitas, termasuk hak atas aksesibilitas dan pela-yanan publik yang
ramah disabilitas.
1
Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang didapat adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana rancangan optimal sistem power train kursi roda difabel
dengan adanya penambahan e-bike kit?
2. Bagaimana spesifikasi elemen penggerak yang lebih sesuai pada kursi
roda difabel?
3. Bagaimana perubahan kekuatan struktur kursi roda dengan adanya
modifikasi rangka kursi rodausan Masalah.
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Mendapatkan rancangan sistem power train yang lebih optimal pada
kursi roda dengan adanya penambahan motor penggerak.
2. Mengetahui spesifikasi komponen penggerak kursi roda dan
pengaruhnya terhadap gaya traksi roda.
3. Mengetahui perubahan kekuatan struktur kursi roda sebelum dan sesudah
dilakukan modifiksai rangka.
Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah pada penelitian modifikasi kursi roda difabel
dengan penambahan teknologi sistem penggerak e-bike kit untuk peningkatan
aksesibilitas adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini akan difokuskan pada modifikasi kursi roda manual men-
jadi kursi roda elektrik dengan menggunakan penambahan alat e-bike kit
sebagai sistem penggerak pada kursi roda.
2. Penelitian ini akan dilakukan pada kursi roda manual untuk difabel
dengan keterbatasan fisik pada anggota tubuh bagian bawah, seperti
lumpuh, kelumpuhan, atau kecacatan lainnya yang memerlukan kursi
roda untuk mobilitas sehari-hari.
3. Penelitian ini akan difokuskan pada efektivitas dan efisiensi sistem peng-
gerak e-bike kit pada kursi roda difabel dalam meningkatkan aksesibilitas
dan mobilitas pengguna.
2
4. Penelitian ini akan membatasi analisis terhadap performa sistem peng-
gerak e-bike kit pada kursi roda difabel, serta dampak modifikasi pada
mobilitas dan kualitas hidup pengguna.
5. Penelitian ini tidak akan membahas faktor-faktor eksternal yang dapat
mempengaruhi efektivitas dan efisiensi sistem penggerak e-bike kit pada
kursi roda difabel, seperti kondisi jalan dan cuaca
Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Pengembangan Pengetahuan dan Keterampilan: Melalui penelitian ini,
penulis akan memiliki kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan dalam bidang teknologi assistive, desain inovatif, dan pema-
haman tentang kebutuhan pengguna kursi roda difabel.
2. Bagi Universitas
Kolaborasi dan Kemitraan
Penelitian yang melibatkan modifikasi kursi roda difabel dengan
teknologi sistem penggerak e-bike kit dapat mendorong kolaborasi antara
fakultas, peneliti, dan departemen yang berbeda di universitas. Ini juga dapat
memicu kemitraan dengan pihak eksternal, seperti perusahaan teknologi atau
organisasi disabilitas, untuk mengembangkan solusi yang lebih baik.
Kontribusi Sosial
Penelitian ini akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
masyarakat melalui peningkatan aksesibilitas dan kualitas hidup bagi pen-
derita disabilitas difabel. Universitas akan terlihat sebagai lembaga yang
peduli dan bertanggung jawab secara sosial, yang dapat meningkatkan hub-
ungan dengan masyarakat dan pemerintah.
3. Bagi Masyarakat Khusus Penderita Disabilitas
Kemandirian dan Kualitas Hidup yang Lebih Baik
Dengan menggunakan kursi roda yang dimodifikasi dengan sistem peng-
gerak e-bike kit, penderita disabilitas difabel akan mendapatkan kemandirian
yang lebih besar. Mereka dapat melakukan perjalanan dengan lebih mudah
tanpa bergantung pada bantuan orang lain, yang pada gilirannya akan
meningkatkan kualitas hidup mereka.
3
Pemberdayaan dan Inklusi
Penelitian ini akan memberikan penderita disabilitas difabel rasa pem-
berdayaan dan inklusi dalam masyarakat. Mereka akan merasa dihargai dan
didukung, serta diakui sebagai bagian yang penting dalam upaya pengem-
bangan teknologi assistive. Ini dapat memperkuat perasaan harga diri dan
memberikan dorongan positif pada kehidupan mereka sehari-hari.
Metodologi Penelitian
Kegiatan ini dimulai dari Studi Literatur, melakukan survei tentang Identifi-
kasi kebutuhan pengguna kursi roda difabel, Penentuan penempatan alat, Membuat
perancangan desain, membuat gambar perancangan desain, pemilihan bahan dan
proses, dan perhitungan desain.
Sistematika Penulisan
Laporan kerja praktek ini terdiri dari lima bagian, yaitu agar alur penyusunan
laporan ini dapat disusun dengan baik dan dapat dipahami dengan mudah, adapun
sistematika penulisannya sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, pembatasan masalah serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PERUSAHAAN
Bab ini berisikan teori serta metode dari berbagai buku yang digunakan se-
bagai dasar dalam menentukan model pemecahan masalah yang penulis bu-
tuhkan dalam langkah pengerjaan.
BAB III LANDASAN TEORI
Bab ini menerangkan lebih detail mengenai langkah-langkah yang diambil
penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini berisi mengenai data-data dari , baik dari hasil perhitungan, kegiatan,
maupun perhitungan.
BAB V PENUTUP
Bab terakhir ini merupakan kesimpulan dan saran dan harapan dari apa yang
telah dikemukakan dalam bab – bab sebelumnya.
4
KESIMPULAN
HARAPAN
REFRENSI
5
BAB II
LANDASAN TEORI
Disabilitas
Disabilitas adalah kondisi yang membatasi kemampuan seseorang untuk
melakukan aktivitas sehari-hari, baik itu secara fisik, mental, maupun sensorik.
Keterbatasan fisik merupakan salah satu jenis disabilitas yang dapat mempengaruhi
mobilitas seseorang, sehingga memerlukan alat bantu seperti kursi roda untuk
membantu pergerakan. Pengguna kursi roda memiliki berbagai macam keterbatasan
fisik, seperti tidak memiliki kemampuan untuk berjalan atau berdiri secara mandiri,
keterbatasan pada gerakan tubuh, ataupun keterbatasan pada kese-imbangan tubuh.
Oleh karena itu, pengguna kursi roda harus memperhatikan be-berapa aspek dalam
pemilihan kursi roda yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Di banyak negara, termasuk Indonesia, upaya telah dilakukan untuk
meningkatkan kesadaran dan memperjuangkan hak-hak orang dengan disabilitas.
Beberapa undang-undang dan regulasi telah dikeluarkan untuk memberikan per-
lindungan dan aksesibilitas bagi orang dengan disabilitas, seperti Undang-Undang
No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas di Indonesia. Meskipun
demikian, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memberikan kes-
empatan yang setara bagi orang dengan disabilitas dan mening-katkan inklusi
mereka dalam masyarakat. Hal ini dapat dilakukan melalui pendidi-kan, pelatihan,
dan aksesibilitas yang lebih baik, serta meningkatkan kesadaran dan pengertian
masyarakat tentang kecacatan dan hak-hak orang dengan disabilitas.
6
Kondisi yang membatasi kemampuan intelektual seseorang, seperti
keterbatasan belajar, keterbelakangan mental, atau au-tisme.
3. Disabilitas Psikologis
Kondisi yang mempengaruhi kesehatan mental seseorang, seperti
gangguan bipolar, skizofrenia, depresi, atau gangguan kecemasan.
4. Disabilitas Sensorik
Kondisi yang membatasi kemampuan sensorik seseorang, seperti tuna-
netra atau tuli.
5. Disabilitas Kronis
Kondisi medis jangka panjang yang membatasi ke-mampuan seseorang
dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seperti kanker, diabetes, atau lupus.
6. Disabilitas Perkembangan
Kondisi yang mempengaruhi perkembangan fisik atau mental seseorang,
seperti cerebral palsy atau down syndrome.
7. Disabilitas Neurologis
Kondisi yang mempengaruhi sistem saraf seseorang, seperti epilepsi atau
Parkinson.
8. Disabilitas Multipleks
Kondisi yang melibatkan lebih dari satu jenis disabilitas.
7
yang berbatu, jalanan yang terjal, atau medan yang tidak rata. Oleh karena itu, di-
perlukan solusi untuk meningkatkan aksesibilitas kursi roda difabel pada medan
yang sulit dilalui tersebut.
8
Roda depan kursi roda lebih kecil dari roda belakang dan terbuat dari ba-
han yang sama. Roda depan berfungsi untuk membantu kursi roda bergerak
dan memberikan kestabilan.
d) Ban
Ban kursi roda biasanya terbuat dari karet dan memiliki pola yang berbeda
untuk memberikan traksi yang baik pada berbagai jenis permukaan.
e) Tempat Duduk
Tempat duduk adalah tempat duduk yang terbuat dari bahan yang nyaman
seperti busa, dan bisa disesuaikan untuk memberikan dukungan yang tepat
pada pengguna.
f) Sandaran
Sandaran adalah bagian kursi roda yang terletak di bagian belakang tem-
pat duduk dan berfungsi untuk memberikan dukungan pada punggung
pengguna.
g) Kaki Kursi
Kaki kursi adalah komponen kursi roda yang berfungsi untuk menopang
kaki pengguna dan dapat disesuaikan untuk memberikan dukungan yang te-
pat.
h) Penggerak
Penggerak pada kursi roda adalah mekanisme yang memungkinkan
pengguna untuk menggerakkan kursi roda dengan menggunakan tangan
mereka. Penggerak dapat berupa roda di sisi kursi roda, tuas, pegas handgrip,
atau berupa tombol.
Semua komponen ini bekerja bersama-sama untuk memungkinkan pengguna
kursi roda untuk bergerak dengan nyaman dan memberikan dukungan yang tepat
pada tubuh mereka.
Sistem Penggerak
9
kit yaitu sebuah sistem konversi yang digunakan untuk mengubah sepeda konven-
sional menjadi sepeda listrik. Sistem ini terdiri dari beberapa komponen penting
yang
1. Motor Listrik
Motor listrik adalah komponen utama pada powertrain e-bike kit, yang
bertanggung jawab untuk memberikan tenaga pada sepeda.
2. Baterai aki (Lead Acid)
Baterai aki cas lead acid adalah jenis baterai aki yang menggunakan asam
sulfat sebagai elektrolit dan elektroda terbuat dari timbal dan timah.
3. Kontroler
Kontroler adalah komponen yang digunakan untuk mengontrol dan
mengatur tenaga motor listrik dan baterai.
4. Roda
Roda pada sistem penggerak e-bike kit memiliki peran penting dalam men-
jalankan fungsinya sebagai alat bantu mobilitas difabel yang lebih praktis dan
mudah digunakan.
5. Rantai
Rantai ini berfungsi untuk menghubungkan roda belakang dengan motor
listrik pada e-bike kit, sehingga dapat mengubah energi listrik menjadi
gerakan yang mendorong kursi roda.
6. Kabel dan Konektor
Kabel daya dilengkapi dengan konektor yang kuat dan aman, untuk me-
mastikan koneksi yang stabil antara baterai dan motor listrik.
7. Throtle Handle Grip with Cable (Pegas dengan kable)
Throttle handle grip bi-asanya terletak pada grip atau pegangan sepeda dan
digunakan untuk mengontrol kecepatan sepeda listrik dengan mengatur
jumlah tenaga listrik yang diberikan oleh motor.
8. Rem E-bike With Cable (Rem E-bike Dengan Kabel)
Yaitu bagian dari sistem pengereman pada sepeda listrik yang bekerja
dengan cara menekan rem pada handle atau tuas yang terdapat pada pegangan
sepeda untuk mengurangi kecepatan atau menghentikan laju sepeda.
9. Roda Gila (Fly wheel)
10
Roda Gila atau flywheel yaitu memiliki fungsi sebagai penghubung antara
motor dengan sistem transmisi atau penggerak pada sepeda listrik.
Pemilihan Penempatan
Pemilihan penempatan e-bike kit pada kursi roda harus memperhatikan
aksesibilitas, mobilitas, kebutuhan pengguna, dan pemilihan penempatan yang te-
pat agar tidak mengganggu fungsi dan kenyamanan pengguna kursi roda. Berikut
penjelasan dari beberapa aspek tersebut:
1. Aksesibilitas
Aksesibilitas fisik: Penempatan alat e-bike kit harus mempertimbangkan
rancangan fisik kursi roda yang ada. Perangkat tersebut harus ditempatkan
sedemikian rupa sehingga tidak menghalangi aksesibilitas pengguna terhadap
kursi roda. yaitu memastikan bahwa alat e-bike kit tidak menghalangi jalur
masuk atau keluar kursi roda dan tidak membatasi kemampuan pengguna un-
tuk mengoperasikan kursi roda dengan mudah.
2. Mobilitas:
Mobilitas kursi roda: Alat e-bike kit harus dipasang dengan baik sehingga
tidak mengganggu mobilitas kursi roda. Ini termasuk mempertimbangkan
keseimbangan dan stabilitas kursi roda agar tetap aman dan tidak terganggu
oleh alat e-bike kit.
3. Kebutuhan pengguna:
Ketersediaan dan penggunaan: Penempatan alat e-bike kit pada kursi roda
mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi pengguna. Ini mencakup me-
mastikan aksesibilitas mudah ke kontrol pengoperasian alat e-bike kit.
11
• Melakukan peninjauan desain dan material struktur kursi roda yang
akan dimodifikasi.
• Memastikan struktur kursi roda saat ini memiliki kekuatan dan
kekakuan yang memadai untuk menahan beban tambahan dan
menghadapi gaya-gaya yang timbul selama penggunaan kursi roda
yang dimodifikasi.
3. Analisis Tegangan dan Beban:
• Menggunakan metode analisis struktural, seperti analisis elemen hingga
atau analisis tegangan, untuk menghitung tegangan dan beban yang
akan diterima oleh struktur kursi roda.
• Identifikasi titik-titik yang mungkin mengalami tegangan atau beban
berlebihan.
• Menghitung tegangan dan tegangan kritis pada material yang
digunakan dalam struktur kursi roda yang akan dimodifikasi.
4. Perubahan Desain dan Penyesuaian:
• Jika hasil analisis menunjukkan kelemahan struktural pada kursi roda
yang dimodifikasi, pertimbangkan untuk melakukan perubahan desain
dan penyesuaian.
• Ini dapat melibatkan penguatan struktur dengan menambahkan elemen
penguat, mengganti material dengan yang lebih kuat, atau melakukan
perubahan desain lainnya yang sesuai dengan kebutuhan.
12
BAB III
LANDASAN TEORI
13
Studi Literatur
Pada penelitian ini dilakukan yaitu proses pencarian, pemilihan, dan analisis
informasi dan pengetahuan yang terkait dengan topik penelitian terkait melalui
sumber-sumber yang dapat diandalkan seperti buku, jurnal ilmiah, dokumen, dan
publikasi lainnya.
Berikut adalah beberapa studi literatur terkait modifikasi kursi roda difabel
dengan penambahan teknologi sistem penggerak e-bike kit untuk peningkatan aksi-
bilitas:
1. B. Gulanick, D. Myers, dan J.L. Tran, "Development and Evaluation of an
Electrically Powered Wheelchair Attachment for Persons with Disabili-
ties" (2016),
Studi ini memperkenalkan sebuah perangkat yang dapat dipasang pada kursi
roda konvensional untuk mengubahnya menjadi kursi roda listrik. Penelitian ini
menunjukkan peningkatan signifikan dalam aksesibilitas dan mobilitas bagi
pengguna kursi roda.
2. M. Kargozar, M. Madadinejad, dan A. Rassafiani, "Design and Development
of an Electric Bicycle Kit for Wheelchair Users" (2017)
Studi ini mengusulkan pengembangan sebuah e-bike kit yang dapat
dipasang pada kursi roda. Mereka mengevaluasi kinerja perangkat ini dalam hal
kecepatan, jarak tempuh, dan kenyamanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan e-bike kit dapat meningkatkan mobilitas dan kemandirian pengguna
kursi roda.
3. M. González-Ortega, L. Moreno-García, dan A. Gómez-Bravo. "Electric As-
sist Add-on Device for Manual Wheelchair: A Systematic Review" (2020)
Studi ini melakukan tinjauan sistematis terhadap penelitian yang melibatkan
perangkat penambah daya listrik pada kursi roda manual. Studi ini mengidentif-
ikasi berbagai jenis perangkat tambahan yang dapat meningkatkan mobilitas dan
kemandirian pengguna kursi roda.
4. "Electric Power-Assisted Wheelchairs: Conceptual Design and Evalua-tion"
oleh Andrea G. de Castro dan Claudio C. Gomes.
Studi ini membahas tentang desain konseptual kursi roda listrik dan eva uasi
performa melalui simulasi dan pengujian lapangan.
14
5. "Design and Development of a Smart Electric Wheelchair with Obstacle De-
tection and Avoidance System" oleh Shikhar Verma dan Sarbjeet Singh.
Studi ini membahas tentang desain dan pengembangan kursi roda listrik pin-
tar dengan sistem deteksi dan penghindaran rintangan.
6. "Electric Wheelchair Control System Based on Head Motion Using Wireless
Sensor Networks" oleh Farid Alizadeh et al.
Studi ini membahas tentang sistem kontrol kursi roda listrik berbasis
gerakan kepala menggunakan jaringan sensor nirkabel.
7. "Smart Wheelchair Design and Control for Physically Disabled People" oleh
Ryo Kikuuwe et al.
Studi ini membahas tentang desain dan kontrol kursi roda pintar untuk orang
yang memiliki kecacatan fisik.
8. "Design and Development of a Self-Balancing Electric Wheelchair" oleh
Tomoki Anzai et al.
Studi ini membahas tentang desain dan pengem-bangan kursi roda listrik
yang mampu menyeimbangkan diri sendiri.
9. "Design and Fabrication of a Smart Electric Wheelchair with E-Bike Kit"
oleh Cheng-Feng Lee et al.
Studi ini membahas tentang desain dan pembuatan kursi roda listrik pintar
dengan penambahan teknologi sistem penggerak e-bike kit. Penelitian ini meli-
batkan pengujian lapangan untuk mengevaluasi performa kursi roda listrik
dengan e-bike kit yang telah dimodifikasi.
10. "Design and Development of an Electric Wheelchair with Self-Balancing
Control" oleh Hoang Trung Cuong et al.
Studi ini membahas tentang de-sain dan pengembangan kursi roda listrik
yang mampu menyeimbangkan diri sendiri dengan menggunakan teknologi self-
balancing. Penelitian ini juga melibatkan uji coba lapangan untuk mengevaluasi
performa kursi roda listrik yang telah dimodifikasi.
11. "Development of a Hybrid Electric Wheelchair" oleh S. O. Oladipo et al.
15
Studi ini membahas tentang pengembangan kursi roda listrik hibrida yang
menggunakan baterai dan panel surya sebagai sumber daya. Penelitian ini men-
cakup desain, pembuatan, dan pengujian kursi roda listrik hibrida yang telah
dimodifikasi.
16
Tahap ini meliputi implementasinyang telah disempurnakan sesuai keingi-
nan dan kebutuhan pengguna dan digunakan oleh pengguna kursi roda difa-
bel.
Metode perancangan yang tepat untuk melakukan modifikasi kursi roda difa-
bel dengan penambahan teknologi system penggerak e-bike kit mempertim-
bangkan kebutuhan pengguna, keamanan, fungsionalitas, dan kemudahan
penggunaan. Selain itu, metode perancangan mengikuti standar keselamatan dan
regulasi yang berlaku untuk pengguna kursi roda khususnya penderita disabilitas
atau penderita difabel.
17
kursi roda karena tidak terlalu terasa berat ketika kursi roda bergerak atau
bermanuver.
Keterangan :
σ=F/A
σ = tegangan (N/m2)
F = gaya atau beban yang diberikan pada material (N)
A = luas penampang material (m2)
2. Regangan
Regangan adalah besaran yang menunjukkan perubahan pan-jang atau bentuk
material akibat tegangan yang diberikan. Rumus regangan adalah:
ε = ∆L / L (3.2)
Keterangan :
ε = regangan (tanpa satuan)
18
∆L = perubahan panjang material (m)
L = panjang material awal (m)
3. Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas adalah besaran yang menunjukkan seberapa besar ke-
mampuan material untuk mengembalikan bentuk awal setelah diberikan tegangan.
Rumus modulus elastisitas adalah:
E=σ/ε (3.3)
Keterangan :
E = modulus elastisitas (N/m2)
σ = tegangan (N/m2)
ε = regangan (tanpa satuan)
4. Faktor Keamanan
Faktor keamanan adalah besaran yang menunjukkan seberapa besar penga-
manan atau margin of safety pada suatu struktur. Rumus faktor keamanan adalah:
F. 𝑆 = 1,5 – 2,0 (3.4)
Keterangan :
F.S = kekuatan material / beban yang diberikan
F.S. = faktor keamanan (tanpa satuan)
kekuatan material = kekuatan maksimum material (N)
beban yang diberikan = beban atau gaya yang diberikan pada struktur (N)
19
4. Gaya lentur (Bending force): Gaya yang membelokkan atau
melengkungkan benda.
5. Gaya torsi (Torque force): Gaya yang merotasi atau memutar benda.
20
dalam aplikasi yang membutuhkan tahan karat atau tahan terhadap lingkungan yang
keras.
4. Gerinda tangan
Gerinda tangan digunakan untuk menghaluskan permukaan yang kasar,
tajam, atau bergelombang akibat proses las.
5. Pengelasan
Pengelasan digunakan untuk menghubungkan komponen-komponen men-
jadi kuat dan stabil, membuat dudukan pada rangka kursi roda dan penamba-
han alat yang digunakan sesuai dengan kebutuhan. Pengelasan yang dil-
akukan untuk memastikan kesesuaian posisi komponen yang terlibat modifi-
kasi agar dapat berfungsi dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan.
6. Obeng
Fungsi utama obeng adalah sebagai berikut:
• Mengencangkan Sekrup atau Baut
• Melonggarkan Sekrup atau Baut
7. Bracket (Pegangan Besi)
Bracket merupakan salah satu komponen struktur yang memiliki fungsi
sebagai penopang pada dinamo motor untuk menambah kekuatan pada
pegangan, bracket dipasang dengan cara di las atau di baut.
21
Desain Perancangan
22
Gambar 3.3 Desain Perancangan
23
Jadwal Penelitian
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Bulan
No Jenis Kegiatan Maret April Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Studi Literatur
2. Pembuatan Proposal
3. Seminar Proposal
4. Observasi
5. Identifikasi Kebutuhan Konsumen
6. Analisa Permasalahan
7. Menentukan Desain
8. Membuat Desain Awal
9. Melakukan Perancangan Alat
10. Melakukan Desain Gambar Teknik
11. Seminar Hasil
12. Seminar Tugas Akhir
24
REFRENSI
1. Yang, S. H., Kim, S. H., & Cho, B. H. (2016). The effect of electric powered
wheelchair with bicycle-type pedal on functional improvement in people
with spinal cord injury. Journal of physical therapy science, 28(6), 1822-
1825.
2. Sun, J., Feng, D., Wang, F., & Li, Y. (2020). Design of the Human Power As-
sist Wheelchair Based on the Bionic Structure. Applied Bionics and Bio-
mechan-ics, 2020, 1-10.
3. Chiu, C. Y., Chen, S. C., & Chen, C. C. (2014). Development of a power-as-
sisted wheelchair with a novel control system. Journal of medical and bi-
ological engineering, 34(5), 461-469.
4. Lee, H. J., Kim, Y. S., & Park, J. H. (2018). Development of a wheelchair
power assist system using a DC motor. International Journal of Precision
Engineer-ing and Manufacturing-Green Technology, 5(3), 413-419.
5. Zhao, F., Sun, D., & Chen, X. (2018). Design and control of a new power-as-
sisted wheelchair with step-climbing ability. IEEE Access, 6, 2304-2313.
6. Kaya, İ., & Tekin, R. (2020). A new approach for the design of electric
wheel-chairs. Journal of Intelligent & Fuzzy Systems, 39(3), 3525-3534.
7. Liu, C., Sun, J., Zhang, L., & Zhang, X. (2016). Design and control of a novel
electric power-assisted wheelchair with stair-climbing ability. IEEE
Transac-tions on Neural Systems and Rehabilitation Engineering, 24(4),
454-463.
8. Handayani, D. (2019). Modifikasi Sepeda Listrik pada Kursi Roda untuk
Difabel. Jurnal Edukasi Teknik Mesin, 7(2), 194-201.
9. Arum, A. S., Pratama, E. G., & Nurhayati, A. (2020). Modifikasi Kursi Roda
dengan Penambahan Motor Listrik untuk Difabel. Jurnal Teknik Mesin
SINERGI, 18(1), 33-42.
10. Saputra, H. A., Sari, I. P., & Kurniawan, Y. (2020). Modifikasi Kursi Roda
Difa-bel dengan Sistem Pengerak Motor Listrik. Jurnal Teknik ITS, 9(2),
160-165.
25
11. Hidayatullah, R., & Kuswanto, A. (2021). Modifikasi Kursi Roda dengan
Motor Listrik untuk Difabel. Jurnal Teknik Mesin dan Sistem Industri,
2(1), 13-20.
12. Maulana, R. R., Putra, F. D., & Salam, R. (2021). Analisis dan Perancangan
Motor Listrik pada Kursi Roda untuk Difabel. Jurnal Teknik Mesin
UNAND, 10(3), 33-40.
13. B. Gulanick, D. Myers, dan J.L. Tran, "Development and Evaluation of an
Electrically Powered Wheelchair Attachment for Persons with Disabili-
ties" (2016),
14. M. Kargozar, M. Madadinejad, dan A. Rassafiani, "Design and Development
of an Electric Bicycle Kit for Wheelchair Users" (2017)
15. M. González-Ortega, L. Moreno-García, dan A. Gómez-Bravo. "Electric As-
sist Add-on Device for Manual Wheelchair: A Systematic Review"
(2020)
16. "Electric Power-Assisted Wheelchairs: Conceptual Design and Evalua-tion"
oleh Andrea G. de Castro dan Claudio C. Gomes.
17. "Design and Development of a Smart Electric Wheelchair with Obstacle De-
tection and Avoidance System" oleh Shikhar Verma dan Sarbjeet Singh.
18. "Electric Wheelchair Control System Based on Head Motion Using Wireless
Sensor Networks" oleh Farid Alizadeh et al.
19. "Smart Wheelchair Design and Control for Physically Disabled People" oleh
Ryo Kikuuwe et al.
20. "Design and Development of a Self-Balancing Electric Wheelchair" oleh
Tomoki Anzai et al.
21. "Design and Fabrication of a Smart Electric Wheelchair with E-Bike Kit"
oleh Cheng-Feng Lee et al.
22. "Design and Development of an Electric Wheelchair with Self-Balancing
Control" oleh Hoang Trung Cuong et al.
23. "Development of a Hybrid Electric Wheelchair" oleh S. O. Oladipo et al.
26