Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL TUGAS AKHIR

MODIFIKASI KURSI RODA DIFABEL DENGAN PENAMBAHAN


TEKNOLOGI SISTEM PENGGERAK E-BIKE KIT UNTUK
PENINGKATAN AKSEBILITAS

Disusun Oleh :
Nama : Sidiq Dwi Mukti
NIM : 2019250052

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
UNIVERSITAS DARMA PERSADA
JAKARTA
2023

i
BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
Kursi roda difabel adalah alat bantu mobilitas yang digunakan oleh orang-
orang dengan kecacatan fisik untuk membantu mereka bergerak dari satu tempat ke
tempat lain. Namun, sulitnya aksesibilitas pada medan yang sulit dilalui oleh kursi
roda difabel masih menjadi kendala yang dihadapi oleh pengguna kursi roda difa-
bel. Hal ini disebabkan karena kebanyakan tempat umum dan fasilitas publik di
Indonesia belum ramah difabel, sehingga aksesibilitas menjadi terbatas.
Dalam rangka meningkatkan aksesibilitas pada medan yang sulit dilalui oleh
kursi roda difabel, perlu dilakukan modifikasi pada kursi roda difabel dengan
penambahan teknologi sistem penggerak e-bike kit. Sistem penggerak e-bike kit
adalah teknologi yang dapat diaplikasikan pada sepeda untuk menambah daya
dorong pada kendaraan tersebut. Sistem penggerak e-bike kit terdiri dari baterai,
motor, dan kontroler yang dapat diaplikasikan pada kendaraan dengan cara
dipasang di bagian roda atau rantai kendaraan tersebut. Dengan adanya sistem
penggerak e-bike kit, diharapkan kursi roda yang dimodifikasi dengan penamba-
han alat e-bike kit dapat lebih mudah dan efisien digerakkan terutama pada medan
yang sedikit menanjak.
Penambahan sistem penggerak e-bike kit pada kursi roda difabel diharapkan
dapat meningkatkan aksesibilitas kursi roda difabel pada medan menanjak dan yang
sulit dilalui dan diharapkan dapat mengurangi kesulitan dalam mobilitas dan dapat
membantu pengguna kursi roda difabel untuk melakukan aktivitas sehari-hari
dengan lebih mudah dan efisien.
Pemerintah Indonesia telah menerbitkan beberapa peraturan terkait aksebili-
tas bagi disabilitas, antara lain:
1. Undang-Undang No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas. Un-
dang-undang ini mengatur tentang hak-hak, perlindungan, dan kese-jahteraan pen-
yandang disabilitas, termasuk hak atas aksesibilitas dan pela-yanan publik yang
ramah disabilitas.

1
Perumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang didapat adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana rancangan optimal sistem power train kursi roda difabel
dengan adanya penambahan e-bike kit?
2. Bagaimana spesifikasi elemen penggerak yang lebih sesuai pada kursi
roda difabel?
3. Bagaimana perubahan kekuatan struktur kursi roda dengan adanya
modifikasi rangka kursi rodausan Masalah.

Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Mendapatkan rancangan sistem power train yang lebih optimal pada
kursi roda dengan adanya penambahan motor penggerak.
2. Mengetahui spesifikasi komponen penggerak kursi roda dan
pengaruhnya terhadap gaya traksi roda.
3. Mengetahui perubahan kekuatan struktur kursi roda sebelum dan sesudah
dilakukan modifiksai rangka.

Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah pada penelitian modifikasi kursi roda difabel
dengan penambahan teknologi sistem penggerak e-bike kit untuk peningkatan
aksesibilitas adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini akan difokuskan pada modifikasi kursi roda manual men-
jadi kursi roda elektrik dengan menggunakan penambahan alat e-bike kit
sebagai sistem penggerak pada kursi roda.
2. Penelitian ini akan dilakukan pada kursi roda manual untuk difabel
dengan keterbatasan fisik pada anggota tubuh bagian bawah, seperti
lumpuh, kelumpuhan, atau kecacatan lainnya yang memerlukan kursi
roda untuk mobilitas sehari-hari.
3. Penelitian ini akan difokuskan pada efektivitas dan efisiensi sistem peng-
gerak e-bike kit pada kursi roda difabel dalam meningkatkan aksesibilitas
dan mobilitas pengguna.

2
4. Penelitian ini akan membatasi analisis terhadap performa sistem peng-
gerak e-bike kit pada kursi roda difabel, serta dampak modifikasi pada
mobilitas dan kualitas hidup pengguna.
5. Penelitian ini tidak akan membahas faktor-faktor eksternal yang dapat
mempengaruhi efektivitas dan efisiensi sistem penggerak e-bike kit pada
kursi roda difabel, seperti kondisi jalan dan cuaca

Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Pengembangan Pengetahuan dan Keterampilan: Melalui penelitian ini,
penulis akan memiliki kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan dan
keterampilan dalam bidang teknologi assistive, desain inovatif, dan pema-
haman tentang kebutuhan pengguna kursi roda difabel.
2. Bagi Universitas
Kolaborasi dan Kemitraan
Penelitian yang melibatkan modifikasi kursi roda difabel dengan
teknologi sistem penggerak e-bike kit dapat mendorong kolaborasi antara
fakultas, peneliti, dan departemen yang berbeda di universitas. Ini juga dapat
memicu kemitraan dengan pihak eksternal, seperti perusahaan teknologi atau
organisasi disabilitas, untuk mengembangkan solusi yang lebih baik.
Kontribusi Sosial
Penelitian ini akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap
masyarakat melalui peningkatan aksesibilitas dan kualitas hidup bagi pen-
derita disabilitas difabel. Universitas akan terlihat sebagai lembaga yang
peduli dan bertanggung jawab secara sosial, yang dapat meningkatkan hub-
ungan dengan masyarakat dan pemerintah.
3. Bagi Masyarakat Khusus Penderita Disabilitas
Kemandirian dan Kualitas Hidup yang Lebih Baik
Dengan menggunakan kursi roda yang dimodifikasi dengan sistem peng-
gerak e-bike kit, penderita disabilitas difabel akan mendapatkan kemandirian
yang lebih besar. Mereka dapat melakukan perjalanan dengan lebih mudah
tanpa bergantung pada bantuan orang lain, yang pada gilirannya akan
meningkatkan kualitas hidup mereka.

3
Pemberdayaan dan Inklusi
Penelitian ini akan memberikan penderita disabilitas difabel rasa pem-
berdayaan dan inklusi dalam masyarakat. Mereka akan merasa dihargai dan
didukung, serta diakui sebagai bagian yang penting dalam upaya pengem-
bangan teknologi assistive. Ini dapat memperkuat perasaan harga diri dan
memberikan dorongan positif pada kehidupan mereka sehari-hari.

Metodologi Penelitian
Kegiatan ini dimulai dari Studi Literatur, melakukan survei tentang Identifi-
kasi kebutuhan pengguna kursi roda difabel, Penentuan penempatan alat, Membuat
perancangan desain, membuat gambar perancangan desain, pemilihan bahan dan
proses, dan perhitungan desain.

Sistematika Penulisan
Laporan kerja praktek ini terdiri dari lima bagian, yaitu agar alur penyusunan
laporan ini dapat disusun dengan baik dan dapat dipahami dengan mudah, adapun
sistematika penulisannya sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan dan
manfaat penelitian, pembatasan masalah serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PERUSAHAAN
Bab ini berisikan teori serta metode dari berbagai buku yang digunakan se-
bagai dasar dalam menentukan model pemecahan masalah yang penulis bu-
tuhkan dalam langkah pengerjaan.
BAB III LANDASAN TEORI
Bab ini menerangkan lebih detail mengenai langkah-langkah yang diambil
penulis dalam penyelesaian tugas akhir ini.
BAB IV PEMBAHASAN
Bab ini berisi mengenai data-data dari , baik dari hasil perhitungan, kegiatan,
maupun perhitungan.
BAB V PENUTUP
Bab terakhir ini merupakan kesimpulan dan saran dan harapan dari apa yang
telah dikemukakan dalam bab – bab sebelumnya.

4
KESIMPULAN
HARAPAN
REFRENSI

5
BAB II
LANDASAN TEORI

Disabilitas
Disabilitas adalah kondisi yang membatasi kemampuan seseorang untuk
melakukan aktivitas sehari-hari, baik itu secara fisik, mental, maupun sensorik.
Keterbatasan fisik merupakan salah satu jenis disabilitas yang dapat mempengaruhi
mobilitas seseorang, sehingga memerlukan alat bantu seperti kursi roda untuk
membantu pergerakan. Pengguna kursi roda memiliki berbagai macam keterbatasan
fisik, seperti tidak memiliki kemampuan untuk berjalan atau berdiri secara mandiri,
keterbatasan pada gerakan tubuh, ataupun keterbatasan pada kese-imbangan tubuh.
Oleh karena itu, pengguna kursi roda harus memperhatikan be-berapa aspek dalam
pemilihan kursi roda yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Di banyak negara, termasuk Indonesia, upaya telah dilakukan untuk
meningkatkan kesadaran dan memperjuangkan hak-hak orang dengan disabilitas.
Beberapa undang-undang dan regulasi telah dikeluarkan untuk memberikan per-
lindungan dan aksesibilitas bagi orang dengan disabilitas, seperti Undang-Undang
No. 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas di Indonesia. Meskipun
demikian, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memberikan kes-
empatan yang setara bagi orang dengan disabilitas dan mening-katkan inklusi
mereka dalam masyarakat. Hal ini dapat dilakukan melalui pendidi-kan, pelatihan,
dan aksesibilitas yang lebih baik, serta meningkatkan kesadaran dan pengertian
masyarakat tentang kecacatan dan hak-hak orang dengan disabilitas.

2.1.1 Jenis – Jenis Penderita Disabilitas


Ada beberapa jenis disabilitas yang dapat mempengaruhi kehidupan
seseorang. Berikut adalah beberapa jenis disabilitas yang umum terjadi:
1. Disabilitas Fisik
Kondisi yang membatasi fungsi fisik seseorang, seperti cacat anggota
tubuh, gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, atau kelemahan otot.
2. Disabilitas Intelektual

6
Kondisi yang membatasi kemampuan intelektual seseorang, seperti
keterbatasan belajar, keterbelakangan mental, atau au-tisme.
3. Disabilitas Psikologis
Kondisi yang mempengaruhi kesehatan mental seseorang, seperti
gangguan bipolar, skizofrenia, depresi, atau gangguan kecemasan.
4. Disabilitas Sensorik
Kondisi yang membatasi kemampuan sensorik seseorang, seperti tuna-
netra atau tuli.
5. Disabilitas Kronis
Kondisi medis jangka panjang yang membatasi ke-mampuan seseorang
dalam melakukan aktivitas sehari-hari, seperti kanker, diabetes, atau lupus.
6. Disabilitas Perkembangan
Kondisi yang mempengaruhi perkembangan fisik atau mental seseorang,
seperti cerebral palsy atau down syndrome.
7. Disabilitas Neurologis
Kondisi yang mempengaruhi sistem saraf seseorang, seperti epilepsi atau
Parkinson.
8. Disabilitas Multipleks
Kondisi yang melibatkan lebih dari satu jenis disabilitas.

Kursi Roda Difabel


Kursi roda difabel adalah salah satu alat bantu mobilitas yang sangat penting
bagi orang dengan kecacatan fisik. Kursi roda difabel merupakan alat yang mem-
bantu pengguna kursi roda difabel untuk melakukan aktivitas sehari-hari seperti
bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Kursi roda difabel terdiri dari dua roda
besar di belakang dan dua roda kecil di depan, serta tempat duduk untuk pengguna
kursi roda difabel. Kursi roda difabel dapat digerakkan dengan tangan oleh
pengguna atau dengan bantuan orang lain.
Pada umumnya, kursi roda difabel yang tersedia di pasaran sudah memenuhi
standar keselamatan dan keamanan. Namun, terdapat beberapa kendala yang
dihadapi oleh pengguna kursi roda difabel, yaitu aksesibilitas pada medan yang sulit
dilalui oleh kursi roda difabel. Medan yang sulit dilalui tersebut dapat berupa jalan

7
yang berbatu, jalanan yang terjal, atau medan yang tidak rata. Oleh karena itu, di-
perlukan solusi untuk meningkatkan aksesibilitas kursi roda difabel pada medan
yang sulit dilalui tersebut.

2.2.1 Jenis – Jenis Kursi Roda


Ada dua jenis kursi roda, yaitu kursi roda manual dan kursi roda listrik. Kur-
si roda manual biasanya didorong oleh pengguna sendiri atau orang lain, se-
dangkan kursi roda listrik dilengkapi dengan motor listrik dan dapat dikendalikan
dengan tombol-tombol pada kursi roda.
a. Kursi Roda Manual
Kursi roda manual terdiri dari dua roda belakang dan dua roda depan yang
lebih kecil dan dapat diputar. Kursi roda ini biasanya dilengkapi dengan banta-lan
duduk dan sandaran yang nyaman agar pengguna dapat duduk dengan baik dan
aman. Pengguna kursi roda manual dapat men-dorong kursi roda dengan tangan
atau menggunakan bantuan dari orang lain.
b. Kursi Roda Listrik
Sementara itu, kursi roda listrik dilengkapi dengan baterai dan motor yang
memungkinkan kursi roda untuk bergerak tanpa harus didorong oleh orang lain.
Pengguna kursi roda listrik dapat mengendalikan arah dan kecepatan kursi roda me-
lalui tombol-tombol, pegas, atau tuas pada kursi roda.

2.2.2 Komponen Kursi Roda


Berikut adalah beberapa komponen penting pada kursi roda dan fungsinya:
a) Frame (Rangka)
Merupakan kerangka utama kursi roda yang terbuat dari bahan ringan dan
kuat seperti aluminium atau baja. Frame bertanggung jawab untuk men-
dukung bobot pengguna dan memberikan kestabilan.
b) Roda Belakang
Roda belakang kursi roda biasanya lebih besar dari roda depan dan terbuat
dari bahan karet atau bahan yang lebih keras seperti plastik atau logam. Roda
belakang memiliki fungsi untuk memberikan dorongan atau daya dorong ke
kursi roda.
c) Roda Depan

8
Roda depan kursi roda lebih kecil dari roda belakang dan terbuat dari ba-
han yang sama. Roda depan berfungsi untuk membantu kursi roda bergerak
dan memberikan kestabilan.
d) Ban
Ban kursi roda biasanya terbuat dari karet dan memiliki pola yang berbeda
untuk memberikan traksi yang baik pada berbagai jenis permukaan.
e) Tempat Duduk
Tempat duduk adalah tempat duduk yang terbuat dari bahan yang nyaman
seperti busa, dan bisa disesuaikan untuk memberikan dukungan yang tepat
pada pengguna.
f) Sandaran
Sandaran adalah bagian kursi roda yang terletak di bagian belakang tem-
pat duduk dan berfungsi untuk memberikan dukungan pada punggung
pengguna.
g) Kaki Kursi
Kaki kursi adalah komponen kursi roda yang berfungsi untuk menopang
kaki pengguna dan dapat disesuaikan untuk memberikan dukungan yang te-
pat.
h) Penggerak
Penggerak pada kursi roda adalah mekanisme yang memungkinkan
pengguna untuk menggerakkan kursi roda dengan menggunakan tangan
mereka. Penggerak dapat berupa roda di sisi kursi roda, tuas, pegas handgrip,
atau berupa tombol.
Semua komponen ini bekerja bersama-sama untuk memungkinkan pengguna
kursi roda untuk bergerak dengan nyaman dan memberikan dukungan yang tepat
pada tubuh mereka.

Sistem Penggerak

2.3.1 Powertrain E-Bike Kit


Powertrain e-bike kit atau memiliki istilah yang digunakan untuk menggam-
barkan sistem mekanis yang terdiri dari be-berapa komponen yang bekerja bersama
untuk menghasilkan dan mentransmisikan daya pada kendaraan, Powertrain e-bike

9
kit yaitu sebuah sistem konversi yang digunakan untuk mengubah sepeda konven-
sional menjadi sepeda listrik. Sistem ini terdiri dari beberapa komponen penting
yang
1. Motor Listrik
Motor listrik adalah komponen utama pada powertrain e-bike kit, yang
bertanggung jawab untuk memberikan tenaga pada sepeda.
2. Baterai aki (Lead Acid)
Baterai aki cas lead acid adalah jenis baterai aki yang menggunakan asam
sulfat sebagai elektrolit dan elektroda terbuat dari timbal dan timah.
3. Kontroler
Kontroler adalah komponen yang digunakan untuk mengontrol dan
mengatur tenaga motor listrik dan baterai.
4. Roda
Roda pada sistem penggerak e-bike kit memiliki peran penting dalam men-
jalankan fungsinya sebagai alat bantu mobilitas difabel yang lebih praktis dan
mudah digunakan.
5. Rantai
Rantai ini berfungsi untuk menghubungkan roda belakang dengan motor
listrik pada e-bike kit, sehingga dapat mengubah energi listrik menjadi
gerakan yang mendorong kursi roda.
6. Kabel dan Konektor
Kabel daya dilengkapi dengan konektor yang kuat dan aman, untuk me-
mastikan koneksi yang stabil antara baterai dan motor listrik.
7. Throtle Handle Grip with Cable (Pegas dengan kable)
Throttle handle grip bi-asanya terletak pada grip atau pegangan sepeda dan
digunakan untuk mengontrol kecepatan sepeda listrik dengan mengatur
jumlah tenaga listrik yang diberikan oleh motor.
8. Rem E-bike With Cable (Rem E-bike Dengan Kabel)
Yaitu bagian dari sistem pengereman pada sepeda listrik yang bekerja
dengan cara menekan rem pada handle atau tuas yang terdapat pada pegangan
sepeda untuk mengurangi kecepatan atau menghentikan laju sepeda.
9. Roda Gila (Fly wheel)

10
Roda Gila atau flywheel yaitu memiliki fungsi sebagai penghubung antara
motor dengan sistem transmisi atau penggerak pada sepeda listrik.

Pemilihan Penempatan
Pemilihan penempatan e-bike kit pada kursi roda harus memperhatikan
aksesibilitas, mobilitas, kebutuhan pengguna, dan pemilihan penempatan yang te-
pat agar tidak mengganggu fungsi dan kenyamanan pengguna kursi roda. Berikut
penjelasan dari beberapa aspek tersebut:
1. Aksesibilitas
Aksesibilitas fisik: Penempatan alat e-bike kit harus mempertimbangkan
rancangan fisik kursi roda yang ada. Perangkat tersebut harus ditempatkan
sedemikian rupa sehingga tidak menghalangi aksesibilitas pengguna terhadap
kursi roda. yaitu memastikan bahwa alat e-bike kit tidak menghalangi jalur
masuk atau keluar kursi roda dan tidak membatasi kemampuan pengguna un-
tuk mengoperasikan kursi roda dengan mudah.
2. Mobilitas:
Mobilitas kursi roda: Alat e-bike kit harus dipasang dengan baik sehingga
tidak mengganggu mobilitas kursi roda. Ini termasuk mempertimbangkan
keseimbangan dan stabilitas kursi roda agar tetap aman dan tidak terganggu
oleh alat e-bike kit.
3. Kebutuhan pengguna:
Ketersediaan dan penggunaan: Penempatan alat e-bike kit pada kursi roda
mempertimbangkan kebutuhan dan preferensi pengguna. Ini mencakup me-
mastikan aksesibilitas mudah ke kontrol pengoperasian alat e-bike kit.

Perhitunan Kekuatan Struktur


1. Melakukan dentifikasi Beban:
• Menentukan beban maksimum pada kursi roda yang dimodifikasi.
Meliputi berat pengguna, berat alat e-bike kit, beban tambahan seperti
baterai dan motor, handle pegas, rem kit, dan kontroler.
• Memalukan perhitungan untuk beban statis yang mungkin terjadi
selama penggunaan kursi roda yang dimodifikasi.
2. Evaluasi Struktur Kursi Roda :

11
• Melakukan peninjauan desain dan material struktur kursi roda yang
akan dimodifikasi.
• Memastikan struktur kursi roda saat ini memiliki kekuatan dan
kekakuan yang memadai untuk menahan beban tambahan dan
menghadapi gaya-gaya yang timbul selama penggunaan kursi roda
yang dimodifikasi.
3. Analisis Tegangan dan Beban:
• Menggunakan metode analisis struktural, seperti analisis elemen hingga
atau analisis tegangan, untuk menghitung tegangan dan beban yang
akan diterima oleh struktur kursi roda.
• Identifikasi titik-titik yang mungkin mengalami tegangan atau beban
berlebihan.
• Menghitung tegangan dan tegangan kritis pada material yang
digunakan dalam struktur kursi roda yang akan dimodifikasi.
4. Perubahan Desain dan Penyesuaian:
• Jika hasil analisis menunjukkan kelemahan struktural pada kursi roda
yang dimodifikasi, pertimbangkan untuk melakukan perubahan desain
dan penyesuaian.
• Ini dapat melibatkan penguatan struktur dengan menambahkan elemen
penguat, mengganti material dengan yang lebih kuat, atau melakukan
perubahan desain lainnya yang sesuai dengan kebutuhan.

12
BAB III
LANDASAN TEORI

Diagram Alir Perancangan


Metode Penelitian merupakan langkah – langkah yang dijadikan pedoman
untuk melakukan penelitian. Langkah – langkah dalam melakukan penelitian di-
perlihatkan pada Gambar 3.1.

Gambar 3.1 Diagram Alir

13
Studi Literatur
Pada penelitian ini dilakukan yaitu proses pencarian, pemilihan, dan analisis
informasi dan pengetahuan yang terkait dengan topik penelitian terkait melalui
sumber-sumber yang dapat diandalkan seperti buku, jurnal ilmiah, dokumen, dan
publikasi lainnya.
Berikut adalah beberapa studi literatur terkait modifikasi kursi roda difabel
dengan penambahan teknologi sistem penggerak e-bike kit untuk peningkatan aksi-
bilitas:
1. B. Gulanick, D. Myers, dan J.L. Tran, "Development and Evaluation of an
Electrically Powered Wheelchair Attachment for Persons with Disabili-
ties" (2016),
Studi ini memperkenalkan sebuah perangkat yang dapat dipasang pada kursi
roda konvensional untuk mengubahnya menjadi kursi roda listrik. Penelitian ini
menunjukkan peningkatan signifikan dalam aksesibilitas dan mobilitas bagi
pengguna kursi roda.
2. M. Kargozar, M. Madadinejad, dan A. Rassafiani, "Design and Development
of an Electric Bicycle Kit for Wheelchair Users" (2017)
Studi ini mengusulkan pengembangan sebuah e-bike kit yang dapat
dipasang pada kursi roda. Mereka mengevaluasi kinerja perangkat ini dalam hal
kecepatan, jarak tempuh, dan kenyamanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan e-bike kit dapat meningkatkan mobilitas dan kemandirian pengguna
kursi roda.
3. M. González-Ortega, L. Moreno-García, dan A. Gómez-Bravo. "Electric As-
sist Add-on Device for Manual Wheelchair: A Systematic Review" (2020)
Studi ini melakukan tinjauan sistematis terhadap penelitian yang melibatkan
perangkat penambah daya listrik pada kursi roda manual. Studi ini mengidentif-
ikasi berbagai jenis perangkat tambahan yang dapat meningkatkan mobilitas dan
kemandirian pengguna kursi roda.
4. "Electric Power-Assisted Wheelchairs: Conceptual Design and Evalua-tion"
oleh Andrea G. de Castro dan Claudio C. Gomes.
Studi ini membahas tentang desain konseptual kursi roda listrik dan eva uasi
performa melalui simulasi dan pengujian lapangan.

14
5. "Design and Development of a Smart Electric Wheelchair with Obstacle De-
tection and Avoidance System" oleh Shikhar Verma dan Sarbjeet Singh.
Studi ini membahas tentang desain dan pengembangan kursi roda listrik pin-
tar dengan sistem deteksi dan penghindaran rintangan.
6. "Electric Wheelchair Control System Based on Head Motion Using Wireless
Sensor Networks" oleh Farid Alizadeh et al.
Studi ini membahas tentang sistem kontrol kursi roda listrik berbasis
gerakan kepala menggunakan jaringan sensor nirkabel.
7. "Smart Wheelchair Design and Control for Physically Disabled People" oleh
Ryo Kikuuwe et al.
Studi ini membahas tentang desain dan kontrol kursi roda pintar untuk orang
yang memiliki kecacatan fisik.
8. "Design and Development of a Self-Balancing Electric Wheelchair" oleh
Tomoki Anzai et al.
Studi ini membahas tentang desain dan pengem-bangan kursi roda listrik
yang mampu menyeimbangkan diri sendiri.
9. "Design and Fabrication of a Smart Electric Wheelchair with E-Bike Kit"
oleh Cheng-Feng Lee et al.
Studi ini membahas tentang desain dan pembuatan kursi roda listrik pintar
dengan penambahan teknologi sistem penggerak e-bike kit. Penelitian ini meli-
batkan pengujian lapangan untuk mengevaluasi performa kursi roda listrik
dengan e-bike kit yang telah dimodifikasi.
10. "Design and Development of an Electric Wheelchair with Self-Balancing
Control" oleh Hoang Trung Cuong et al.
Studi ini membahas tentang de-sain dan pengembangan kursi roda listrik
yang mampu menyeimbangkan diri sendiri dengan menggunakan teknologi self-
balancing. Penelitian ini juga melibatkan uji coba lapangan untuk mengevaluasi
performa kursi roda listrik yang telah dimodifikasi.
11. "Development of a Hybrid Electric Wheelchair" oleh S. O. Oladipo et al.

15
Studi ini membahas tentang pengembangan kursi roda listrik hibrida yang
menggunakan baterai dan panel surya sebagai sumber daya. Penelitian ini men-
cakup desain, pembuatan, dan pengujian kursi roda listrik hibrida yang telah
dimodifikasi.

Pengembangan Kursi Roda

3.3.1 Metode Perancangan


Metode perancangan yang dapat digunakan untuk merancang Kursi Roda
Difabel Dengan Penambahan Sistem Penggerak E-Bike Kit adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi kebutuhan Pengguna Kursi Roda
Tahap ini meliputi identifikasi masalah atau kebutuhan pengguna,
mengumpulkan informasi terkait kondisi pengguna, dan menentukan kriteria
yang harus dipenuhi dalam desain.
2. Analisis teknis
Tahap ini meliputi analisis teknis komponen-komponen yang akan
digunakan pada kursi roda dengan penambahan E-bike kit, seperti motor
listrik, pegas handgrip, kontroler, baterai aki, rantai, dan sistem pengereman.
Analisis teknis ini meliputi pemilihan komponen yang tepat, perhitungan
ukuran dan kapasitas, serta kompatibilitas dengan sistem keseluruhan.
3. Perancangan konseptual
Tahap ini meliputi pembuatan sketsa konsep desain Kursi roda dengan
penempatan penambahan E-bike kit berdasarkan kebutuhan dan analisis
teknis. Pada tahap ini, konsep desain diuji dan dievaluasi untuk menentukan
desain terbaik.
4. Perancangan detail
Tahap ini meliputi pembuatan gambar detail dan spesifikasi teknis untuk
setiap komponen pada perancangan kursi roda dengan penambahan e-bike kit
sebagai system penggerak.
5. Evaluasi dan penyesuaian
Tahap ini meliputi evaluasi terhadap prototipe, identifikasi masalah dan
kekurangan, dan melakukan penyesuaian atau perbaikan desain.
6. Implementasi

16
Tahap ini meliputi implementasinyang telah disempurnakan sesuai keingi-
nan dan kebutuhan pengguna dan digunakan oleh pengguna kursi roda difa-
bel.
Metode perancangan yang tepat untuk melakukan modifikasi kursi roda difa-
bel dengan penambahan teknologi system penggerak e-bike kit mempertim-
bangkan kebutuhan pengguna, keamanan, fungsionalitas, dan kemudahan
penggunaan. Selain itu, metode perancangan mengikuti standar keselamatan dan
regulasi yang berlaku untuk pengguna kursi roda khususnya penderita disabilitas
atau penderita difabel.

3.3.2 Penentuan Penempatan Alat Penggerak


Pemilihan penempatan didapat berdasarkan hasil keinginan pengguna kursi
roda difabel dan disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, didapatkan 2
penempatan, yaitu sebagai berikut :
1. Penempatan E-Bike Kit Pada Bagian Belakang Kursi Roda
Penempatan e-bike kit pada bagian belakang kursi roda dapat menjadi
pilihan yang baik karena dapat memberikan aksesibilitas yang lebih baik pada
pengguna kursi roda. E-bike kit yang dipasang pada bagian belakang kursi
roda dapat memberikan kebebasan pada pengguna kursi roda untuk
menempatkan barang atau peralatan lain pada bagian depan kursi roda tanpa
mengganggu sistem penggerak e-bike kit. Selain itu, penempatan e-bike kit
pada bagian belakang kursi roda juga dapat memberikan keseimbangan yang
lebih baik pada kursi roda, sehingga kursi roda menjadi lebih stabil dan
mudah dikendalikan.
2. Penempatan E-Bike Kit Pada Bagian Bawah Kursi Roda
Penempatan e-bike kit pada bagian bawah kursi roda juga dapat menjadi
pilihan yang baik karena dapat memberikan kenyamanan dan efisiensi yang
lebih baik pada pengguna kursi roda. E-bike kit yang dipasang pada bagian
bawah kursi roda dapat memberikan kebebasan pada pengguna kursi roda
untuk mengatur dan menempatkan barang atau peralatan lain pada bagian
depan kursi roda dengan lebih mudah. Selain itu, penempatan e-bike kit pada
bagian bawah kursi roda juga dapat memberikan kenyamanan pada pengguna

17
kursi roda karena tidak terlalu terasa berat ketika kursi roda bergerak atau
bermanuver.

3.3.3 Perhitungan Kekuatan Struktur


Perhitungan kekuatan struktur adalah suatu metode untuk menentukan
apakah suatu struktur mampu menahan beban dan gaya eksternal yang diberikan.
Perhitungan ini dilakukan dengan menghitung gaya dan tekanan yang diberikan
pada struktur, kemudian membandingkannya dengan kekuatan material struktur
tersebut.
Perhitungan kekuatan struktur meliputi beberapa tahap, seperti analisis
beban, analisis gaya, analisis deformasi, analisis kekuatan dan faktor keamanan.
Dalam analisis beban, beban dan tekanan yang akan diberikan pada struktur dihi-
tung dan dianalisis. Analisis gaya dilakukan untuk menentukan gaya internal dan
eksternal yang terjadi pada struktur akibat beban yang diberikan.
Rumus perhitungan rangka struktur akan bergantung pada jenis struktur dan
material yang digunakan. Namun, pada umumnya, terdapat beberapa rumus yang
sering digunakan dalam perhitungan kekuatan struktur rangka, di antaranya:
1. Tegangan
Tegangan adalah besaran yang menunjukkan seberapa besar beban atau gaya
yang diberikan pada suatu material. Rumus tegangan adalah:
𝜎 = 𝐹/𝐴 (3.1)

Keterangan :
σ=F/A
σ = tegangan (N/m2)
F = gaya atau beban yang diberikan pada material (N)
A = luas penampang material (m2)

2. Regangan
Regangan adalah besaran yang menunjukkan perubahan pan-jang atau bentuk
material akibat tegangan yang diberikan. Rumus regangan adalah:
ε = ∆L / L (3.2)

Keterangan :
ε = regangan (tanpa satuan)

18
∆L = perubahan panjang material (m)
L = panjang material awal (m)

3. Modulus Elastisitas
Modulus elastisitas adalah besaran yang menunjukkan seberapa besar ke-
mampuan material untuk mengembalikan bentuk awal setelah diberikan tegangan.
Rumus modulus elastisitas adalah:
E=σ/ε (3.3)

Keterangan :
E = modulus elastisitas (N/m2)
σ = tegangan (N/m2)
ε = regangan (tanpa satuan)

4. Faktor Keamanan
Faktor keamanan adalah besaran yang menunjukkan seberapa besar penga-
manan atau margin of safety pada suatu struktur. Rumus faktor keamanan adalah:
F. 𝑆 = 1,5 – 2,0 (3.4)

Keterangan :
F.S = kekuatan material / beban yang diberikan
F.S. = faktor keamanan (tanpa satuan)
kekuatan material = kekuatan maksimum material (N)
beban yang diberikan = beban atau gaya yang diberikan pada struktur (N)

Rumus-rumus tersebut dapat digunakan dalam perhitungan kekuatan rangka


struktur pada perancangan alat e-bike kit pada kursi roda, dengan memperhitungkan
material alat dan beban yang diberikan pada struktur rangka.
Dalam perhitungan kekuatan struktur, beberapa gaya yang digunakan antara
lain:
1. Gaya tarik (Tension force): Gaya yang menarik atau meregangkan benda.
2. Gaya tekan (Compression force): Gaya yang menekan atau mendorong
benda.
3. Gaya geser (Shear force): Gaya yang merusak struktur secara horizontal.

19
4. Gaya lentur (Bending force): Gaya yang membelokkan atau
melengkungkan benda.
5. Gaya torsi (Torque force): Gaya yang merotasi atau memutar benda.

Pemilihan Alat dan Bahan


Dalam proses perancangan, pemilihan alat dan bahan adalah merupakan
langkah untuk mencapai hasil yang diinginkan. Berikut adalah penjelasan tentang
fungsi pemilihan alat dan bahan dalam proses perancangan:
1. Baut
Adalah komponen berbentuk batang dengan ulir di sepanjangnya. Baut bi-
asanya memiliki kepala pada salah satu ujungnya dan ulir di ujung lainnya.
Fungsi utama baut adalah untuk menghubungkan dua atau lebih benda dengan
cara memasukkan ulir pada bagian yang cocok dari benda tersebut dan
menekannya dengan kepala baut menggunakan alat khusus seperti obeng atau
kunci baut. Baut biasanya digunakan bersama dengan mur.
2. Mur
Adalah komponen yang berbentuk cincin dengan ulir di bagian dalamnya.
Mur tidak memiliki kepala seperti baut, tetapi memiliki bagian yang lebih
tebal di bagian tengahnya. Fungsi utama mur adalah untuk memberikan
dukungan ekstra dan kekuatan pada sambungan baut. Saat baut ditarik, mur
ditempatkan di sekitar baut dan diposisikan pada permukaan yang ingin
digabungkan. Ketika baut ditarik lebih lanjut, mur mencegah baut melonggar
atau berputar karena adanya gaya tarikan.
3. Washer
Washer digunakan sebagai penyeimbang beban atau tekanan secara merata
di antara permukaan yang berhubungan. Saat baut atau sekrup dikencangkan,
washer membantu mencegah deformasi atau kerusakan pada material atau
komponen.
Dalam kombinasi, mur, baut, dan washer membentuk sistem yang memung-
kinkan untuk menciptakan sambungan yang kuat, kokoh, dan aman dalam pen-
gaplikasian pengencangan material. Pemilihan mur, baut, dan washer penting untuk
mempertimbangkan kekuatan dan ukuran yang sesuai dengan aplikasi yang akan
digunakan. Bahan dan kualitas mur dan baut juga harus dipertimbangkan, terutama

20
dalam aplikasi yang membutuhkan tahan karat atau tahan terhadap lingkungan yang
keras.
4. Gerinda tangan
Gerinda tangan digunakan untuk menghaluskan permukaan yang kasar,
tajam, atau bergelombang akibat proses las.
5. Pengelasan
Pengelasan digunakan untuk menghubungkan komponen-komponen men-
jadi kuat dan stabil, membuat dudukan pada rangka kursi roda dan penamba-
han alat yang digunakan sesuai dengan kebutuhan. Pengelasan yang dil-
akukan untuk memastikan kesesuaian posisi komponen yang terlibat modifi-
kasi agar dapat berfungsi dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan.
6. Obeng
Fungsi utama obeng adalah sebagai berikut:
• Mengencangkan Sekrup atau Baut
• Melonggarkan Sekrup atau Baut
7. Bracket (Pegangan Besi)
Bracket merupakan salah satu komponen struktur yang memiliki fungsi
sebagai penopang pada dinamo motor untuk menambah kekuatan pada
pegangan, bracket dipasang dengan cara di las atau di baut.

21
Desain Perancangan

Gambar 3.2 Desain Perancangan

22
Gambar 3.3 Desain Perancangan

23
Jadwal Penelitian
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian
Bulan
No Jenis Kegiatan Maret April Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Studi Literatur
2. Pembuatan Proposal
3. Seminar Proposal
4. Observasi
5. Identifikasi Kebutuhan Konsumen
6. Analisa Permasalahan
7. Menentukan Desain
8. Membuat Desain Awal
9. Melakukan Perancangan Alat
10. Melakukan Desain Gambar Teknik
11. Seminar Hasil
12. Seminar Tugas Akhir

24
REFRENSI

1. Yang, S. H., Kim, S. H., & Cho, B. H. (2016). The effect of electric powered
wheelchair with bicycle-type pedal on functional improvement in people
with spinal cord injury. Journal of physical therapy science, 28(6), 1822-
1825.
2. Sun, J., Feng, D., Wang, F., & Li, Y. (2020). Design of the Human Power As-
sist Wheelchair Based on the Bionic Structure. Applied Bionics and Bio-
mechan-ics, 2020, 1-10.
3. Chiu, C. Y., Chen, S. C., & Chen, C. C. (2014). Development of a power-as-
sisted wheelchair with a novel control system. Journal of medical and bi-
ological engineering, 34(5), 461-469.
4. Lee, H. J., Kim, Y. S., & Park, J. H. (2018). Development of a wheelchair
power assist system using a DC motor. International Journal of Precision
Engineer-ing and Manufacturing-Green Technology, 5(3), 413-419.
5. Zhao, F., Sun, D., & Chen, X. (2018). Design and control of a new power-as-
sisted wheelchair with step-climbing ability. IEEE Access, 6, 2304-2313.
6. Kaya, İ., & Tekin, R. (2020). A new approach for the design of electric
wheel-chairs. Journal of Intelligent & Fuzzy Systems, 39(3), 3525-3534.
7. Liu, C., Sun, J., Zhang, L., & Zhang, X. (2016). Design and control of a novel
electric power-assisted wheelchair with stair-climbing ability. IEEE
Transac-tions on Neural Systems and Rehabilitation Engineering, 24(4),
454-463.
8. Handayani, D. (2019). Modifikasi Sepeda Listrik pada Kursi Roda untuk
Difabel. Jurnal Edukasi Teknik Mesin, 7(2), 194-201.
9. Arum, A. S., Pratama, E. G., & Nurhayati, A. (2020). Modifikasi Kursi Roda
dengan Penambahan Motor Listrik untuk Difabel. Jurnal Teknik Mesin
SINERGI, 18(1), 33-42.
10. Saputra, H. A., Sari, I. P., & Kurniawan, Y. (2020). Modifikasi Kursi Roda
Difa-bel dengan Sistem Pengerak Motor Listrik. Jurnal Teknik ITS, 9(2),
160-165.

25
11. Hidayatullah, R., & Kuswanto, A. (2021). Modifikasi Kursi Roda dengan
Motor Listrik untuk Difabel. Jurnal Teknik Mesin dan Sistem Industri,
2(1), 13-20.
12. Maulana, R. R., Putra, F. D., & Salam, R. (2021). Analisis dan Perancangan
Motor Listrik pada Kursi Roda untuk Difabel. Jurnal Teknik Mesin
UNAND, 10(3), 33-40.
13. B. Gulanick, D. Myers, dan J.L. Tran, "Development and Evaluation of an
Electrically Powered Wheelchair Attachment for Persons with Disabili-
ties" (2016),
14. M. Kargozar, M. Madadinejad, dan A. Rassafiani, "Design and Development
of an Electric Bicycle Kit for Wheelchair Users" (2017)
15. M. González-Ortega, L. Moreno-García, dan A. Gómez-Bravo. "Electric As-
sist Add-on Device for Manual Wheelchair: A Systematic Review"
(2020)
16. "Electric Power-Assisted Wheelchairs: Conceptual Design and Evalua-tion"
oleh Andrea G. de Castro dan Claudio C. Gomes.
17. "Design and Development of a Smart Electric Wheelchair with Obstacle De-
tection and Avoidance System" oleh Shikhar Verma dan Sarbjeet Singh.
18. "Electric Wheelchair Control System Based on Head Motion Using Wireless
Sensor Networks" oleh Farid Alizadeh et al.
19. "Smart Wheelchair Design and Control for Physically Disabled People" oleh
Ryo Kikuuwe et al.
20. "Design and Development of a Self-Balancing Electric Wheelchair" oleh
Tomoki Anzai et al.
21. "Design and Fabrication of a Smart Electric Wheelchair with E-Bike Kit"
oleh Cheng-Feng Lee et al.
22. "Design and Development of an Electric Wheelchair with Self-Balancing
Control" oleh Hoang Trung Cuong et al.
23. "Development of a Hybrid Electric Wheelchair" oleh S. O. Oladipo et al.

26

Anda mungkin juga menyukai