24 423 1 PB
24 423 1 PB
Rasdi Ekosiswoyo
Jl. Taman Lamongan I/25 Semarang
Abstract: The headmaster is one of the key factors in determining the establishment of quality
educa- tion. Referring to their functions and roles, headmasters serve as the manager and the leader
of the edu- cational school institution. Effective management and leadership require headmasters who
realize mod- elling and transformational leadership, indicated by such characteristics as idealized
influence, inspira- tion motivation, intellectual stimulation and individualized consideration. They
should empower the teaching staff, work based on a clear time frame, establish interpersonal
relationship, develop fair and accountable principles, and be able to work in team.
Salah satu misi mewujudkan visi bangsa lama menjadi keluhan masyarakat. Rendahnya
Indonesia masa depan ialah mewujudkan sistem per- olehan Nilai UN, keabsahan nilai yang
dan iklim pendidikan nasional yang demokratis tercantum dalam Nilai UN acapkali menjadi
dan berkuali- tas untuk membentuk akhlak mulia, sorotan di In- donesia. Membicarakan tentang
kreatif, inovatif, berwawasan kebangsaan, cerdas, kualitas pendidikan akan selalu menarik perhatian
sehat, berdisiplin dan bertanggung jawab, masyarakat karena masa depan bangsa
berketerampilan serta me- nguasai ilmu tergantung kepada pendidikan terutama di saat
pengetahuan dan teknologi dalam rang- ka memasuki era globalisasi. Kualitas pendidikan
mengembangkan kualitas manusia Indonesia pada umumnya dan prestasi belajar siswa di sekolah
(GBHN 1999-2004). Sementara itu, UU No. 20 pada khususnya merupakan hasil suatu proses
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, interaksi berbagai faktor, yaitu guru, siswa,
menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi kurikulum, buku paket, metodologi pengajaran,
mengembangkan kemampuan dan membentuk la- boratorium dan faktor lainnya.
wa- tak serta peradaban bangsa yang bermartabat Salah satu faktor dari manajemen
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, pendidikan yang penting tetapi masih kurang
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta tersentuh dalam program pembangunan pendidikan
didik agar menjadi manusia yang beriman dan adalah kepemim- pinan Kepala Sekolah. Sebesar
bertaqwa ter- hadap Tuhan Yang Maha Esa apapun input perse- kolahan ditambah atau
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, diperbaiki, outputnya tetap tidak akan optimal,
mandiri, dan menjadi warga negara yang apabila faktor kepemimpinan Ke- pala Sekolah
demokratis serta bertanggung jawab. yang merupakan aspek yang sangat strategis
Upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dalam proses belajar mengajar, tidak dibe- rikan
mencapai visi, misi, dan tujuan pendidikan di Indone- perhatian yang memadai. Hal itu disebabkan
sia telah lama diupayakan dan dilaksanakan. Namun Kepala Sekolah adalah pengelola terdepan yang
demikian, berbagai indikator menunjukkan bahwa memutuskan dapat tidaknya setiap input
kualitas pendidikan belum meningkat secara berproses dan berinteraksi secara positip dalam
signi- fikan. Sebab ternyata UN para siswa dari sistem belajar mengajar. Kepala Sekolah
SD sam- pai SLTA relatif rendah dan tidak memiliki peranan yang dominan untuk mendorong
mengalami pen- ingkatan yang berarti. Dari upaya inovasi baik yang berasal dari luar maupun
dunia usaha juga mun- cul keluhan bahwa yang timbul dari dalam se- kolahnya.
lulusan yang memasuki dunia kerja belum Peningkatan kualitas pendidikan merupakan
memiliki kesiapan kerja yang baik. Mutu suatu proses yang terintegrasi dengan proses
pendidikan dan prestasi belajar siswa telah pening-
76
Ekosiswoyo, Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Efektif Kunci Pencapaian Kualitas Pendidikan 77
katan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
Me- nyadari pentingnya proses peningkatan kualitas
sum- ber daya manusia, maka pemerintah Pengkajian terhadap pengertian kepemimpinan
bersama ka- langan swasta sama-sama telah dan (termasuk dalam bidang pendidikan) paling tidak
terus berupaya mewujudkan amanat tersebut terdapat dua kata kunci, yaitu (a) kepemimpinan
melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan adalah ilmu/seni mempengaruhi dan menggerakkan
yang lebih berkualitas antara lain melalui orang untuk mencapai tujuan yang diinginkan,
pengembangan dan perbaikan kurikulum dan dan
sistem evaluasi, perbaikan sarana pen- didikan, (b) dalam upaya mempengaruhi dan menggerakkan
pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta tersebut seorang pemimpin harus mempunyai
pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan sifat: menghargai perbedaan, menghormati
lainnya. perbedaan, dan selanjutnya berusaha membangun
Pertanyaan yang muncul adalah mengapa kekuatan”.
upa- ya perbaikan kualitas pendidikan selama ini Upaya peningkatan kualitas dan
kurang berhasil? Ini disebabkan oleh strategi produktivitas dalam bidang apapun, tidak terlepas
pembangunan pendidikan selama ini yang lebih dari sistem ma- najemen yang dikembangkan,
bersifat input oriented. Strategi yang demikian sehingga faktor ke- pemimpinan sangat
lebih bersandar kepada asumsi bahwa bilamana memainkan peranan penting dan menentukan. Iklim
semua input pendi- dikan telah dipenuhi, seperti hubungan yang sehat dan terbuka dalam lingkungan
penyediaan buku-buku (materi ajar) dan alat organisasi, membutuhkan kehar- monisan
belajar lainnya, penyediaan sarana pendidikan, hubungan antara anggota organisasi. Salah satu
pelatihan guru dan tenaga ke- pendidikan lainnya, keterlibatan bawahan dalam dinamika organi-
maka secara otomatis lembaga pendidikan sasi adalah keikutsertaan dalam proses pengambilan
(sekolah) akan dapat menghasilkan out- put keputusan berdasarkan wewenang yang diberikan
(keluaran) yang bermutu sebagaimana yang di- oleh pimpinan kepada mereka. Dari beberapa penger-
harapkan. Ternyata strategi input-output yang diper- tian kepemimpinan dapat dirumuskan bahwa
kenalkan oleh teori education production function kepe- mimpinan adalah kemampuan dan
(McMahon, 1999) tidak berfungsi sepenuhnya di kesiapan sese- orang untuk mempengaruhi,
lembaga pendidikan (sekolah), melainkan hanya membimbing, menga- rahkan dan menggerakkan
terjadi dalam institusi ekonomi dan industri. orang lain agar mau ber- buat sesuatu dengan rasa
Jawaban atas pertanyaan di atas perlu dicari, tanggung jawab untuk mencapai tujuan yang
sekaligus menata ulang konsep “input-output” yang telah ditetapkan bersama. Dalam usaha mencapai
dibarengi dengan uapaya memaksimalkan fungsi tujuan yang ditetapkan ter- sebut, pemimpin dan
kepemimpinan Kepala Sekolah. Dengan kelompok yang satu bergan- tung pada pemimpin
mendaya- gunakan fungsi kepemimpinan secara dan kelompok yang lain. Sese- orang tidak dapat
sistematis, terancang dan menggunakan menjadi pemimpin jika terlepas dari
pendekatan yang tepat dimungkinkan dapat kelompoknya. Kepemimpinan merupakan suatu
mendongkrak pencapaian kua- litas pendidikan di sifat dari aktivitas kelompok, setiap orang sebagai
masa yang akan datang. Hal ini didasari anggota suatu kelompok dapat memberikan sum-
kenyataan bahwa ketersediaan dana, infra- bangan pemikirannya untuk kesuksesan
struktur, fasilitas, dan instrumen pendidikan kelompok- nya.
lainnya tidak mungkin akan didayagunakan
secara maksi- mal, efisien, dan akuntabel tanpa TIPE KEPEMIMPINAN
adanya kepemim- pinan yang kuat, atau adanya
pemimpin yang mampu menggerakkan semua Pemimpin yang baik adalah yang memiliki
komponen pendidikan. Dengan adanya si- fat-sifat yang lebih dari yang dipimpinnya,
kepemimpinan sekolah yang mampu mem- kelebih- an ini adalah cara berpikir, dalam
pengaruhi dan menggerakkan semua sumberdaya kerokhanian dan dalam kejasmanian. Seorang
pendidikan (sumberdaya manusia dan pemimpin mempunyai kelebihan keluhuran budi
sumberdaya non manusia) diprediksikan dapat pekerti, ketinggian mo- ralitas dan kesederhanaan
memacu dan se- kaligus memicu pencapaian watak. Seorang pemim- pin selalu menjaga
kualitas pendidikan. Dengan kata lain kesehatan dengan baik sehingga dia dapat
ketersediaan sumberdaya pendi- dikan tidak melaksanakan tugas dan kegiatan serta
mungkin akan dapat didayagunakan se- cara pelaksanaan kerja dari organisasi yang dipimpinnya.
maksimal tanpa adanya pemimpin yang mampu Sesuai dengan gaya kepemimpinan, terdapat tiga
menggerakkan kemajuan sekolah. Di sinilah pen- tipe kepemimpinan, yaitu (a) kepemimpinan yang
tingnya kepemimpinan kependidikan dalam upaya berorientasi pada tugas, dapat dilihat dari kualitas
pencapaian kualitas pendidikan. keinginannya menyelesaikan suatu tugas, (b)
78 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 14, Nomor 2, Junii 2007, hlm. 76-
kepe-
Ekosiswoyo, Kepemimpinan Kepala Sekolah yang Efektif Kunci Pencapaian Kualitas Pendidikan 79
mimpinan yang berorientasi pada hubungan kerja, terhadap semua orang yang di-
dapat dilihat dari kualitas hubungan kerja dengan
orang lain, baik hubungan vertikal maupun horizon-
tal yaitu hubungan dengan bawahannya,
atasannya serta hubungan dengan sejawatnya,
dan (c) kepe- mimpinan yang berorientasi pada
keefektifan, dapat dilihat dari kemampuannya
untuk memperoleh pro- duktivitas yang tinggi.
Ketiga orientasi tugas itu akan dapat direalisasikan
apabila seorang pemimpin mam- pu mempengaruhi
dan menggerakkan pola pikir dan perilaku orang
yang dipimpinnya.
Kemampuan mempengaruhi dan
menggerakkan pola pikir dan perilaku orang lain
sesuai dengan yang diinginkan oleh pemimpin,
didukung adanya “daya dorong tertentu” yang
disebut power, yang sering diterjemahkan dengan
istilah “kewibawaan”. Dalam setiap
kepemimpinan, menurut Fleet (1988: 354),
seorang pemimpin memiliki paling tidak lima
power, yaitu (a) reward power, yaitu
kewibawaan yang menyebabkan bawahan atau
orang lain melak- sanakan tugas tertentu dengan
harapan agar mem- peroleh hadiah yang
diberikan, (b) coersive power, yaitu kewibawaan
yang mendorong bawahan atau orang lain
berbuat sesuatu dengan motivasi agar terhindar
dari hukuman yang diberikan oleh pemim- pin, (c)
legitimate power, yaitu kewibawaan yang
mendorong bawahan atau orang lain mengerjakan se-
suatu karena memiliki kewenangan sehingga
orang lain mempunyai kewajiban mematuhinya, (d)
expert power, yaitu bawahan atau orang lain
melaksanakan tugas karena percaya bahwa
pribadi pemimpinnya memiliki pengetahuan
khusus dan keahlian serta mengetahui apa yang
diperlukan oleh bawahannya, dan (e) referent
power, bawahan melaksanakan tugas karena kagum
terhadap pribadi pemimpinnya, bah- kan bawahan
ingin memperoleh restu, serta berke- inginan
untuk bisa berbuat atau tampil seperti pri- badi
pemimpinnya.
PENDEKATAN KEPEMIMPINAN
MODEL/BENTUK KEPEMIMPINAN
berbagi informasi dan adanya sistim informasi dengan harapan pengikutnya (5) Kepala Sekolah tidak
dan komunikasi, dan (d) distribution of rewards,
yaitu pemberian berbagai penghargaan kepada
tim dan individu, beri kail dari pada ikan,
publikasi, perte- muan, dan pemberian financial
rewards (uang).
ngani persoalan yang timbul di sekolah secara membantu, membina, dan mempertahankan
sig- nifikan menurunkan frekuensi perilaku tak
terpuji pada siswa dan sebaliknya meningkatkan
kehidupan sekolah. Gaustad (l992) menemukan
bahwa Kepala Sekolah terbukti menunjukkan
peranan kunci dalam menegakkan disiplin sekolah
melalui kemampuan- nya dalam mengelola
sekolah, memberikan teladan kepada siswa dan
guru, serta melakukan teknik- teknik “social
reward” kepada siswa dan guru.
Penelitian yang dilakukan oleh Kardoyo (2005)
tentang pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah,
pembiayaan pendidikan, dan peran komite
sekolah, terhadap kinerja sekolah di SMA Kota
Semarang, mengungkapkan bahwa
kepemimpinan Kepala Se- kolah secara langsung
berpengaruh terhadap mutu proses belajar
mengajar dan mutu lulusan. Rasdi Ekosiswoyo
(2003) dalam penelitiannya menemu- kan bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan kepe- mimpinan
Kepala Sekolah terhadap kinerja guru. Kepala
Sekolah yang memiliki orientasi pada upaya
peningkatan kinerja guru, selalu mendorong guru
untuk berprestasi, komunikasi dua arah,
pengakuan terhadap andil para guru, pendelegasian
wewenang, dan pemberian perhatian kepada
kondisi guru. Dari beberapa temuan penelitian itu
mengindikasikan bahwa kepemimpinan Kepala
Sekolah memegang peran kunci dalam
meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan
mutu lulusan, sehingga pada akhir- nya dapat
meningkatkan kualitas pendidikan.
Setiap jabatan menggambarkan status yang
diemban pemegangnya. Status itu, pada
gilirannya menunjukkan peran yang harus
dilakukan pejabat- nya. Peran utama yang harus
diemban oleh Kepala Sekolah yang
membedakannya dari jabatan-jabatan kepala unit
lainnya adalah peran sebagai pemimpin
pendidikan. Kepemimpinan pendidikan mengacu
pada kualitas tertentu yang harus dimiliki Kepala
Sekolah untuk dapat mengemban tanggung
jawab- nya secara berhasil. Di antara kualitas itu
paling tidak Kepala Sekolah harus (a) tahu secara
benar tentang sesuatu yang ingin dicapainya (visi)
dan upaya men- capainya, (b) memiliki sejumlah
kompetensi untuk melaksanakan misi guna
mewujudkan visi yang di- canangkan, dan (c)
memiliki karakter tertentu yang menunjukkan
integritasnya.
Upaya meningkatkan kualitas pendidikan,
pe- mimpin pendidikan, terutama Kepala Sekolah
seba- gai pemimpin yang berada pada garis paling
depan perlu memiliki sejumlah kompetensi (a)
memfasili- tasi pengembangan, penyebarluasan,
dan pelaksana- an visi pembelajaran yang
dikomunikasikan dengan baik kepada semua
komponen sekolah sehingga semua komunitas
sekolah mengetahui arah yang di- tuju; (b)
84 Jurnal Ilmu Pendidikan, Jilid 14, Nomor 2, Junii 2007, hlm. 76-
lingkungan sekolah dan program pengajaran
yang kondusif bagi proses pembelajaran peserta
didik dan pertumbuhan professional para guru
dan staf lain- nya; (c) menjamin bahwa
manajemen organisasi dan pengorganisasian
sumberdaya sekolah diguna- kan dalam rangka
menciptakan lingkungan belajar di sekolah yang
aman, sehat, efektif, dan efisien; (d) berupaya
menciptakan kerjasama dengan orang tua peserta
didik dan anggota masyarakat yang diarah- kan
pada mobilisasi sumberdaya masyarakat untuk
mendukung berlangsungnya proses pembelajaran
yang berkualitas; dan (e) memberi contoh,
mema- hami, menanggapi, dan mempengaruhi
lingkungan sekitar yang dapat mendukung proses
pembelajaran (http://www.csla.org/Encarta, 1997).
Di samping itu agar upaya pencapian
kualitas pendidikan dapat direalisasikan apabila
Kepala Se- kolah sebagai pemimpin pendidikan
mempunyai ke- pemimpinan yang ditunjang
adanya integritas. Inte- gritas adalah ketaatan pada
nilai-nilai moral dan etika yang diyakini seseorang
dan membentuk perilaku- nya sebagai manusia
yang berharkat dan bermartabat. Adapun integritas
Kepala Sekolah sebagai pemimpin pendidikan
ditunjukkan beberapa ciri, yaitu (a) dapat
dipercaya, artinya seorang Kepala Sekolah
haruslah orang yang dapat dipercaya,
kepercayaan itu diper- olehnya secara sukarela,
tidak dengan meminta apala- gi memaksa orang
lain untuk mempercayainya. Kepala Sekolah
yang dipercaya memiliki kejujuran yang tidak
diragukan; (b) konsisten, artinya dalam
mengoperasionalkan kebijakan pendidikan secara
tegas dan bijaksana, tidak ”mencla-mencle” atau
tidak perlu menjadi anggota ”bunglon” sosial untuk
menga- mankan kebijakan yang dibuat; (c) komit,
terikat se- cara emosional dan intelektual untuk
mengabdikan diri sepenuhnya bagi kepentingan
warga sekolah- nya; (d) bertanggung jawab,
memiliki kewajiban sosial, hukum, dan moral
dalam menjalankan peran- nya; dan (e)
mempunyai kecerdasan emosi yang tinggi,
artinya menyadari pengaruh emosinya dan emosi
orang lain terhadap proses pemikirannya dan
interaksinya terhadap orang lain.
an akan umpan balik dari pekerjaannya (McCle- jadi suatu kekuatan bersama, Kepala Sekolah-
land htp//westrek, 1999:1). guru- staf karyawan “saeyeg saeko proyo”
membangun kebersamaan untuk mewujudkan
KESIMPULAN kualitas pendidik- an yang menjadi tanggung
jawabnya.
Faktor kepemimpinan sangat diperlukan dalam Upaya yang seharusnya dilakukan Kepala
mendukung proses peningkatan kualitas pendidikan, Seko- lah melalui kepemimpinannya yaitu
karena gaya atau ciri-ciri perilaku yang ditunjukkan memberdayakan potensi guru dalam proses
oleh pemimpin akan mampu mempengaruhi dan pembelajaran, mempunyai agenda waktu yang jelas
menggerakkan individu atau kelompok dalam dalam penyelesaian tugas, menjalin hubungan
organi- sasi yang dipimpinnya. Gaya antar pribadi yang kuat, berlaku adil, efektif,
kepemimpinan dalam mengelola sekolah yang efisien, bertanggung jawab, dan akunta- bel, serta
tepat dilakukan saat ini adalah bukan gaya paksaan bekerja melalui tim manajemen yang meli- batkan
tetapi menggunakan pen- dekatan komitmen yang semua komponen sekolah. Sedangkan upaya dari
didasari kebersamaan. Ciri- ciri perilaku pemerintah untuk mengoptimalkan kinerja ke-
kepemimpinan yang dapat mendorong proses pemimpinan Kepala Sekolah dapat dilakukan
keberlangsungan sekolah yang efektif meli- puti mela- lui pembentukan laboratorium manajemen
memiliki visi, percaya diri, mampu mengko- sekolah, perekrutan Kepala Sekolah yang bebas
munikasikan ide, dapat diteladani, mempunyai dari KKN, dan sistem pembinaan karir Kepala
ide- alisme, inspirasi, kemampuan mempengaruhi Sekolah yang memberi peluang untuk berkembang
dan mampu menghargai perbedaan untuk dirubah secara terbuka pada tataran lokal, regional, dan
men- nasional.
DAFTAR RUJUKAN
Bush, T. & Marianne, C. 2000. Leadership and McClelland, D. 1999. Motivational Research
Strategic Management in Education. London: Achivement. (Online),
Paul Chap- man Publishing Ltd. (http:weatrek,hypermort/.Net/Maslow/ od.
Ekosiswoyo, R. 2003. Pengaruh Pemberdayaan, hr07.htm., diakses 9 Juni 2004).
Kepe- mimpinan, dan Motivasi Kerja terhadap McMahon, W. 1999. Education and Development:
Kinerja Guru Sekolah Menengah Kejuruan di Measuring The Social Benefits. New York:
Jawa Te- ngah. Disertasi tidak diterbitkan. Ox- ford University Press.
Bandung: PPS UPI Bandung.
School Principal Standard of Competencies. (Online),
Fleet, D.D.V. 1988. Management. New York: Houghton (http://www.csla.org/Encarta.Desk
Mifflin Company. Encyclopedia. 1996 - 97, diakses: 2 Oktober
Garis Besar Haluan Negara Tahun 1999-2004. 2005).
Gaustad, J. 1992. School Discipline. Digest, 2, 1992: 12- Sulaksono, U. 2004. Managemen Perubahan.
21. Yogyakar- ta: Pustaka Pelajar.
Kardoyo. 2005. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
Pembiayaan Pendidikan, Peran Komite 2003 tentang SistemPendidikan Nasional.
Sekolah, terhadap Kinerja Sekolah. Disertasi Wohlstetter, P. 1997. Organizing for Successful
tidak diterbit- kan. Bandung: PPS UPI Bandung. School Based Management. Alexandria
Lightfoot, S. 1983. Good High School: Portrait of Virginia: Asso- ciation for Supervision and
Char- acter and Culture. New York: Basic Curriculum Devel- opment.
Books.