Anda di halaman 1dari 9

SEORANG LAKI-LAKI 17 TAHUN DENGAN ILEUS

OBSTRUKTIF : LAPORAN KASUS


A 17 Year Man with Ileus Obstruktif : Case Report
Nabilla Munanda Putri1, Heru Iskandar2.
1
Mahasiswa, Fakultas Kedokteran, Universitas Muhammadiyah Surakarta
2
Konsulen, Ilmu Bedah, RSUD Harjono Ponorogo
Korespondensi: Nabilla Munanda Putri. Alamat email: j500160072@student.ums.ac.id

ABSTRAK
Ileus obstruksi adalah suatu kegawatan di bedah digestive yang terjadi adanya gangguan
aliran isi usus yang tidak dapat melewati saluran gastrointestinal. Laporan kasus ini melaporkan sebuah
kasus seorang anak laki laki 17 tahun dibawa ke RSUD dr. Harjono Ponorogo dengan keluhan tidak
bisa buang angin kurang lebih 4 hari, keluhan lain berupa tidak bisa buang air besar dan memiliki
riwayat operasi appendicitis 1 tahun yang lalu. Keadaan umum pasien compos mentis, tekanan darah
110/70mmHg, nadi 80kali/menit, frekuensi nafas 20kali/menit, suhu 36°C dengan SpO2 98%.
Pemeriksaan lokalis abdomen didapatkan distensi abdomen, luka bekas operasi, darm steifung, darm
contour, borborigmi, metallic sound, hipertimpani. Pada ultrasonografi didapatkan tampak dilatasi usus
dengan peristaltic meningkat dan cairan bebas pada cavum abdomen. Pada foto polos abdomen
menunjukkan gambaran air fluid level, dinding usus distensi dengan herring bone appearance yang
mengarah pada ileus obstruktif. Pada kasus ini dilakukan tindakan laparotomy eksploratif. Penyakit
ileus obstruktif dapat menjadi penumpukan cairan serta gas, adanya distensi menyebabkan pembuluh
darah tertekan dan menyebabkan airan darah berkurang (iskemik), hingga terjadi perforasi.

Kata kunci: Ileus Obstrukttif, Laparotomy, Ileus Distended

ABSTRACT
Ileus obstruction is an emergency in digestive surgery where there is a disturbance in the flow
of intestinal contents that cannot pass through the gastrointestinal tract. This case report reports a case
of a 17-year-old boy who was brought to RSUD dr. Harjono Ponorogo with complaints of not being able
to pass gas for about 4 days, other complaints in the form of not being able to defecate and having a
history of appendicitis surgery 1 year ago. The general condition of the patient was compos mentis,
blood pressure 110/70 mmHg, pulse 80 times/minute, respiratory rate 20 times/minute, temperature
36°C with SpO2 98%. Abdominal local examination revealed abdominal distension, surgical scars, darm
steifung, darm contour, borborygmi, metallic sound, hypertympani. In ultrasonography it was found that
the bowel was dilated with increased peristalsis and free fluid in the abdominal cavity. The plain
abdominal radiograph shows an air-fluid level, distended bowel wall with a herring bone appearance
leading to obstructive ileus. In this case, an exploratory laparotomy was performed. Obstructive ileus
disease can be a buildup of fluid and gas, distension causes blood vessels to be compressed and causes
reduced blood flow (ischemia), until perforation occurs.

Keywords : Ileus Obstrukttif, Laparotomy, Ileus Distended

isi usus tidak dapat melewati saluran


PENDAHULUAN
gastrointestinal (Sari, 2015).
Ileus atau obstruksi usus merapakan suatu
Ileus merupakan gangguan/hambatan
gangguan aliran isi usus. Obstruksi usus dapat
pasase isi usus yang merupakan tanda adanya
terjadi secara akut ataupun kronik, baik partial
sumbatan usus akut yang segera membutuhkan
maupun total. Intestinal obstruction terjadi ketika
pertolongan atau tindakan (Indrayani, 2013).

1036
ISSN : 2721-2882
Obstruksi usus mekanis adalah suatu penyebab ileus obstruktif ini disebabkan oleh banyak faktor

fisik penyumbatan usus dan tidak mampu diatasi seperti usia, etiologi penyebabnya, lokasi obstrksi

oleh gerakan peristaltik. Ileus obstrktif dapat dan jangka waktu penyebab obstrksi.

terjadi secara akut seperti pada hernia stragulata Kami melaporkan kasus seorang laki-laki

atau kronis akibat adanya karsinoma usus. berusia 17 tahun dengan ileus obstruksi di RSUD

Misalnyaa pada pasien dengan intususepsi, dr. Harjono S. Ponorogo.

adanya obstrksi batu empedu, terjadi pada

striktura, perlengketaan, hernia maupun abses PRESENTASI KASUS

(Gore, 2015). Pasien seorang laki-laki berusia 17 tahun

Obstruksi yang terjadi pada neonatal datang diantar keluarganya ke IGD Harjono S.

terjadi pada 1/1.500 dari kelahiran hidup. Hasil Ponorogo pada tanggal 20 Maret 2021 dengan

penelitian oleh Evans di Amerika Serikat keluhan tidak bisa kentut selama 4 hari. Pasien

mendapatkan hasil ada sekitar 3.000 bayi/tahun merupakan rujukan RS Darmayu Ponorogo.

yang dilahirkan disertai obstrksi. Di Indonesia Keluhan yang lain berupa tidak bisa buang air

jumlahnya tidak jauh berbeda. Berdasarkan besar, disertai muntah. Keluhan buang air kecil

laporan di rumah sakit kabupten Cirebon padaa dalam batas normal dan tidak memiliki alergi.

tahun 2006. Ileus obstrktif menempati peringkat Riwayat penyakit dahulu pasien pernah

ke-6 dari 10 penyakit yang menyebabkan operasi appendicitis di RSUD dr. Harjono S.

kematian tertinggii padaa usia 1-4 tahun dngan Ponorogo satu tahun yang lalu. Riwayat serupa,

jumlah presentase 3,34% (Kemenkes RI, 2019). riwayat asma, riwayat hipertensi, riwayat diabetes

Tujuan utama dari tata laksana ileus melitus, serta riwayat penyakit jantung disangkal.

obstruksi adalah dekompresi dari lokasi yang Riwayat penyakit keluarga riwayat serupa, riwayat

mengalami obstruksi untuk mencegah terjadinya asma, riwayat hipertensi, riwayat diabetes melitus,

perforasi. Tindakan operasi ini biasanya selalu serta riwayat penyakit jantung juga disangkal.

diperlukan untuk dekompresi. Terkadang suatu Pemeriksaan tanda vital dan keadaan

penyumbatan dapat sembuh dngan sendirinya umum baik, kesadaran copos mentis dngan GCS

tanpa pengobatan, terutama jika penyebabnya E4V5M6. Tekanan darah 110/70 dengan frekuensi

oleh perlengketan (Sari, 2015). Mortalitas dari nadi 80 kali/menit regular, frekuensi pernafasan
1037
ISSN : 2721-2882
20kali/menit reguler, suhu 36oC, saturasi oksigen

98%.

Pemeriksaan fisik generalis, konjungtiva

anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), edema palpebral

(-/-), jejas di area kepala dan leher (-),

pembesaran kelenjar getah bening (-).

Pemeriksaan thoraks inspeksi gerakan pernafasan

simetris (+), retraksi intercostal (-), palpasi

fremitus normal sama antara kanan dan kiri,


Gambar 1. Inspeksi Abdomen
perkusi sonor di seluruh lapang paru (+/+), batas
Pemeriksaan laboratorium darah lengkap
paru-jantung (tidak ada pembesaran), batas paru-
hemoglobin 14.3g/dl, eritrosit 4.89 10x6/µ,
hepar (tidak ada pembesaran), auskultasi suara
leukosit 10.8 10x3/µL, hematocrit 43.1%,
dasar vesikuler (+/+), rhonki (-/-), wheezing (-/-).
trombosit 180 10x3/µL, MCV 88.1 Fl, MCH 29.2
Pemeriksaan regio jantung saat di inspeksi iktus
Pg, MCHC 33.2 g/dL, RDW-CV 15.0%, PDW
cordis tidak terlihat, pada pemeriksaan palpasi
17.4%. pemeriksaan hitung jenis eosinophil 1.0%,
ictus cordis kuat angkat, perkusi batas jantung
basophil 0.6%, neutrophil 83%, limfosit 7.7%,
normal, auskultasi bunyi jantung reguler, bising
monosit 3.7%. Pemeriksaan kimia klinik glukosa
jantung (-). Pemeriksaan abdomen inspeksi
sewaktu 185mg/dL, albumin 3.06g/dL.
distensi (+), massa (-), luka bekas operasi (+),
Pemeriksaan elektrolit natrium 134mEq/L, kalium
darm steifung (+), darm contour (+), auskultasi
4.0mEq/L, chloride 103mEq/L, calcium 8.1mg/dl.
peristaltik (+), borborigmi (+), metallic sound
Pemeriksaan penunjang EKG didapatkan
(+), perkusi hipertimpani (+), undulasi (-), pekak
normal sinus rhytme. Pemeriksaan radiologi foto
beralih (-), palpasi nyeri tekan (-), defans
thorax pulmo tak tampak infiltrate, broncofascular
muscular (-), massa (-). Pemeriksaan ekstremitas
pattern normal, kedua sinus phenicocostalis tajam,
atas jejas (-/-), akral hangat (+/+), CRT < 2 detik
cor/pulmo normal.
(+/+), ekstremitas bawah jejas (-/-), akral hangat

(+/+), CRT < 2 detik (+/+).

1038
ISSN : 2721-2882
Pemeriksaan ultrasonografi liver ukuran

normal, intensitas echo parenchym normal

homogen, vena porta / hepatica normal, tak

tampak dilatasi IHBD (intra hepatic bile duct), tak

tampak massa. Pemeriksaan gall bladder ukuran

normal dindingnya tidak menebal regular, tak

tampak batu empedu. Pankreas ukuran normal,

intensitas echo parenchym normal homogen, tak

tampak massa. Pemerikssaan lien ukuran normal,


Gambar 2. Foto Thorax
intensitas echo parenchym normal homogen, tak

tampak massa. Pemeriksaan ginjal ukuran normal,


Pemeriksaan foto polos abdomen
didapatkan air fluid level, dinding usus intensitas echo cortex normal, batas cortex

distensi, gambaran herring bone appearance. medulla jelas, tak tampak ectasis PCS (Pelvic

Congestion Syndrome), tak tampak batu.

Pemeriksaan vesika urinaria ukuran normal,

dinding regular tak tampak batu. Pemeriksaan usus

tampak dilatasi usus dengan peristaltic meningkat

dan tampak cairan bebas pada cavum abdomen.

Diagnosis kerja ileus obstruktif et causa

adhesive dengan diagnosis banding ileus obstruktif

et causa volvulus, ileus obstruktif et causa hernia

dan ileus paralitik.

Penatalaksanaan dengan pemberian Infus

NacL 0,9% 16 tpm, pasang double kateter,

pemasangan nasogastric tube, injeksi ranitidin 50

mg/12 jam, injeksi ketorolac 30 mg/8 jam,

pemberian dulcolax supposituria 10 mg / 12 jam


Gambar 3. Foto Polos Abdomen
dan konsulkan sejawat Sp.B untuk Pro.
1039
ISSN : 2721-2882
Laparotomy. Pasien di observasi tand atanda vital, Misalnya pada pasien dengan intususepsi, adanya

dan keadaan umum. obstruksi batu empedu, terjadi pada striktura,

perlengketan, hernia maupun abses (Gore, 2015).

Obstrksi yang terjadi pada neonatal terjadi

pada 1/1.500 dari kelahiran hidup. Hasil penelitian

oleh Evans di Amerika Serikat mendapatkan hasil

ada sekitar 3.000 bayi/tahun yang dilahirkan

disertai obstrksi. Di Indonesia jumlahnya tidak

jauh berbeda. Berdasarkan laporan di rumah sakit

kabupaten Cirebon pada tahun 2006, Ileus

Gambar 4. Laparotomy obstruktif menempati peringkat ke-6 dari 10

penyakit yang menyebabkan kematian tertinggi


PEMBAHASAN pada usia 1-4 tahun dengan jumlah presentase
Ileus atau obstruksi usus merapakan suatu 3,34% (Kemenkes RI, 2019).
gangguan aliran isi usus. Obstrksi usus dapat Kanker colorektal merupakan penyebab
terjadi secara akut ataupun kronik, baik partial utama terbanyak ileus obstrksi yang terjadi di
maupun total. Intestinal obstruction terjadi ketika Amerika Serikat, Sedangkan, colonic volvulus
isi usus tidak dapat melewati saluran merupakan etiologi tersering di Rusia, Eropa
gastrointestinal (Sari, 2015). Timur, dan Afrika. Kasusnya antara 2-5 % pasien
Ileus merupakan gangguan/hambatan terjadi obstrksi yang komplit (complete
pasase isi usus yang merupakan tanda adanya obstruction). Penyebab kanker colorektal pada
sumbatan usus akut yang segera membutuhkan pasien intraluminal termasuk sumbatan yang
pertolongan atau tindakan (Indrayani, 2013). terjadi akibat feses, inspissated barium, dan
Obstrksi usus mekanis adalah suatu penyebab adanya foreign bodies. Etiologi yang intramural
fisik penyumbatan usus dan tidak mampu diatasi untuk berkembang menjadi kasus carcinoma
oleh gerakan peristaltik. Ileus obstruktif dapat termasuk akibat adanya peradangan/inflamasi
terjadi secara akut seperti pada hernia stragulata (diverticulitis, Crohn's disease, lymphogranuloma
atau kronis akibat adanya karsinoma usus. venereum, tuberculosis, and schistosomiasis),
1040
ISSN : 2721-2882
Hirschsprung's disease (aganglionosis). Penyebab b. Adhesi atau perlekatan usus

tersering pada kasus extraluminal termasuk c. Invaginasi

adanya adhesions (penyebab yang paling sering d. Askariasis

menyebabkan obstrksi padaa usus halus, tetapi e. Volvulus

jarang menyebabkan obstrksi padaa kolon), f. Tumor usus halus

hernia, tumor yang dapat mendorong organ, g. Batu empedu yang masuk ke ileus

abses, maupun adanya volvulus (Gore, 2015). Pada anamnesis obstrksi tinggi sering

Ileus obstruktif bisa diklasifikasikan dapat ditemukan penyebab misalnya berupa adhesi

menjadi tiga, berdasarkan derajat stadiumnya, dalam perut karena pernah dioperasi atau terdapat

antara lain: hernia. Gejala umum berupa syok, oliguri dan

1. Obstruksi sebagian (partial obstruction) gangguan eleektrolit. Selanjutnya ditemukan

obstrksi yang terjadi padaa sebagian usus meteorismus dan kelebihan cairan diusus,

sehingga beberapa makanan masih dapat hiperperistaltiis berkala berupa kolik yang disertai

lewat, pasien masih bisa flatus dan mual dan muntah. Kolik tersebut terlihat padaa

defekasi sedikit. inspeksi perut sebagai gerakan usus atau kejang

2. Obstruksi sederhana (simple obstruction) usus dan padaa auskltasi sewaktu serangan kolik,

merupakan obstrksi/sumbatan yang tidak hiperperistaltis terdengar jelas sebagai bunyi nada

dengan terjepitnya vaskuler (tidak ada tinggi. Pasien tampak gelisah dan menggeliat

gangguan aliran darah). sewaktu kolik dan setlah satu dua kali defekasi

3. Obstruksi strangulasi (strangulated tidak ada lagi flatus atau defekasi (Sari, 2015).

obstruction) obstrksi yang terjadi disertai Pada pemeriksaan fisik inspeksi

vaskularisasi yang terjepit sehingga dapat diperhatikan pembesaran setempat atau terlihat

menyebabkan iskemia yang dapat kontur daei usus yang disebut dengan darm

menjadi komplikasi nekrosis atau contour. Pada inspeki juga bisa terlihat adanya

gangren. gerakan peristaltik yang hebat sehingga terlihat

Etiologi yang menyebabkan kejadian kontur usus yang disebut dengan pada dinding

ileus obstrksi antara lain: perut atau darm steifung. Biasanya distensi terjadi

a. Hernia inkarserata pada sekum dan kolon bgian proksimal karena


1041
ISSN : 2721-2882
bagian ini mudah dilatasii. Pemeriksaan Pada foto polos abdomen dapat menjadi

auskultasi dilakukan untuk mendengarkan pemeriksaan yang membantu dalam menegakkan

frekuensi serta karakter bising usus, biasanya diagnosa ileus obstrksi. Posisi datar perlu untuk

didapatkan suara seperti metallic sound atau melihat adanya distribusi gas, sedangkan pada

borborigmi. Pada perkusi didapatkan hipersonor. sikap yang tegak untuk melihat adanya batas

Pemeriksaan dengn meraba diinding perut antara udara dan air serta mengetahui lokasi

bertujuan untuk mencarii adanya nyeri tmpul dan obstrksi. Secara normal lambung dan bgian kolon

pembengkakan / massa yang abnorml. Gejala bisa terisi sejumlah keciil gas tetapi pada bgian

permulaaan pada obstrksi kolon adalah perubahan usus halus biasnya tidak tampak gambaran gas

kebiasan buang air besar trutama berupa obstipasi (Ten, 2011).

dan kembung yang kdang disertai kolik pada Gambaran pencitraan radiologi darii ileus

perut bgian bawah (Fausto, 2019). obstrksi berupa distensi usus dngan multiple air

Pemeriksaan rectal touche juga harus fluid level, distensi usus pada bagian proksimal,

dilakukan untuk nenilai total atau tidaknya suatu absen dari udara kolon padaa obstrksi usus halus.

obstrksi dengan menilai kolaps tidaknya anpula Obstrksi kolon bisanya terlihat sebagai distensi

rekti. Bila pasien mengalami peritonitis maka usus yang terbatas dengan gmbaran haustra,

akan diemukan nyeri tekan pada pemeriksaan ini kadang-kadng gambaran massa bisa terlihat. Pada

(Qureshi, 2017). gambaran radiologi, kolon yang mengalami

Pemeriksaan laboratorium tidak ada yang distensi mennjukkan gmbaran seperti ‘pigura’ dari

khas. Pada hasil urinalisa, berat jenis urin bisa dinding abdomen (Ten, 2011).

terjadi peeningkatan dan bisa didapatkan Kemampuan diagnostik menggunakan

ketonuria yang menunjukkn adanya tanda kolonoskopi lebiih baik dibndingkan dengan

dehidrasi dan asidosis metabolik. Hasil pemeriksaan menggunakan bariumkontras ganda.

pemeriksaan leukosit normal atau bisa terjadi Kolonoskopi dalam mndiagnosis ileus obstrksi

sedikit peningkatan, jika leukosit sudah terjadi lebiih sensitif dan spesifik untuk mendiagnosis

peningkatan bisa dicurigai adanya peritonitis. neoplasma dan bahakan bisa langsung untuk

Kimia darah bisa menunjukkan adanyaa dilakukan biopsi. Untuk menegakan diagnosa

gangguan elektrolit (Ten, 2011). secara radiologs pada ileus obstrktif dilakukan foto
1042
ISSN : 2721-2882
abdomen 3 posisi. c. Pasca Bedah

Pada ileus paralitiik nyeri yang timbul Tatalaksana pasca bedah yaitu resusitasi

lebiih ringan tetapi konstn dan difus, dan cairan, pemantuan elektrolit dan nutrisi

terjadidistensi abdomen. Ileus paralitik, bising serta kalori.

usus tidak terdengar dan tidak terjadi ketegangan


KESIMPULAN
dinding perut. Bila ileus disbabkan oleh proses
Ileus atau obstrksi usus merapakan suatu
inflamasi akut, akan ada tanda dan gejala dari
gangguan aliran isi usus. Obstrksi usus dapat
penyebab primer tersebt. Gastroenteritis akut,
terjadi secara akut ataupun kronik, baik partial
apendisitis akut, dan pnkreatitis akut juga dapat
maupun total. Laporan kasus ini menggambarkan
menyerupai obstrksi usus sederhana (Behman,
seorang laki-laki 17 tahun dngan ileus obstruksi et
2018).
causa adhesive. Mortalitas dari ileus obstrktif ini
Tujuan utama penatalaksanaan ileus
disebabkan oleh banyak faktor seperti usia,
obstruksi adalah dngan dekompresi bgian yang
etiologi penyebabnya, lokasi obstrksi dan jangka
mengalami obstruksi usus untuk mencegah
waktu penyebab obstrksi. Diagnosis ileus
terjadinya iskemik serta perforasi (Sari, 2015).
obstruktif bisa ditegakkan dngan melakukan
a. Persiapan
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
Nasogastric tube dapat dipasang padaa
penunjang yang tepat agar tidak berlanjut padaa
pasien dengan ileus obstrksi untuk
komplikasi.
dekompresi.

b. Operasi
DAFTAR PUSTAKA
Operasi bisa dilakukan apabila sudah
Andersen P, Jenseen KK, Erichsen R, Frøslev T,
terrehidrasi dan organ-organ vital
Krarup PM, Madsen MR, Laurberg S,
Iversen LH. Nationwide Population-
berfungsi secara maksimal. Keadaan yang
Based Cohort Study To Assess Risk Of
Surgery For Adhesive Small Bowel
memerlukan pembedahan yaitu apabila
Obstruction Folloowing Open Or
Laparoscopic Rectal Cancer
obstrksi lengkap, hernia inkarserata, dan
Resection. BJS Open. 2017 Apr;1(2):30-
38.
tidak ada perbaikan dngan tatalaksana
Behman R, Nathenns AB, Look Hong N,
konservatif (pemasangan NGT, infus,
Pechlivanoglou P, Karanicolas PJ.2018.
Evolving Management Straategies in
oksigen dan pemasangan kateter).
1043
ISSN : 2721-2882
Patients with Adhesive Small Bowel Intrnational Journal of Scientific Study,
Obstruction: a Population-Based 5(5), 85–89.
Analysis. J Gastrointes https://doi.org/10.17354/jss/2017/399
Surg. Dec;22(12): 2133-2141.
Sari, N., Ismar, & Nazriati, E. 2015. Gambaran
Fausto Catena, Beliinda De Simone, Federico Ileus Obstrukif pada Anak di RSUD
Coccolini, et all. 2019. Bowel Arifon Achmad Proviinsi Riau Periode
Obstruction: A Narrative Review For Januari 2012-Desember 2014. Jom Fk,
All Physiciians. World Journal of 2(2), 1–19.
Emergency Surgery.
Sherwood, Lauraa Iee. 2011. Fisiologi Manusia.
Gore RM, Silvers RI, Thaakrar KH, et al. 2015. Jakarta: EGC.
Bowel obstructiion. Radiol Clin N
Am.53(6):1225–1240. doi: Sjamsuhidajat, R. dan De Jong, Wim. 2003. Buku
10.1016/j.rcl.2015.06.008. Ajar Ilmu Bedah . Edisi 2. Jakarta :
EGC. Halamaan. 623.
Guyton, Arthur C. 2016. Buku Ajar Fisiologi
Edisi Tujuh. Jakarta:EGC. Sylvia A. Price, Wilson Lorraine M.
2012.Patofisiolgi: Konsep Klinis Proses-
Kemenkes RI. (2019). Profil Kesehatan Indonesia Proses Penyakit. Edisi 7. Jakarta: EGC
2018 [Indonesia Heaalth Profile 2018].
http://www.depkes.go.id/resources/dow Ten Broek RPG, Krielen P, Di Saverio S,
nload/pusdatin/profil-keseh Coccolini F, et all. 2017. Bologna
guidelines for dignosis and management
Obaiid, K. J. 2011. Intestinal Obstruction: of adhesive small bowel obstruction
Etiology, Correlation between Pre- (ASBO): updte of the evidence-based
Operative and Operative Diagnosis. guidelines from the world society of
Internatiional Journal of Public Health emergency surgery ASBO working
Research Special Issue, 41–49. group. World J Emerg
Qureshi, N. A., Bhat, S. K., & Sodhi, B. S. 2017. Surg. 2018;13:24.
Spectrm of Etiology of Intestinal
Obstruction - A Hospital-based Study.

1044
ISSN : 2721-2882

Anda mungkin juga menyukai